alam rangka Dies Natalis UPN "Veteran" yang ke-53, Fakultas Teknologi Mineral
9D menyelenggarakan Seminar Nasional Kebumian dengan tema "Pengembangan IPTEK
Kebumian untuk Menjunjung Pembangunan lnsani yang Berkelanjutan". Seminar ini
diharapkan dapat digunakan sebagai wahana menyampaikan hasil analists dan pemikiran
mengenai upaya pengelolaan sumberdaya bumi guna mencapai keseimbangan dalam ekonomi,
sosial, dan lingkungan, menuju kehidupan yang lebih baik.
Peran IPTEK kebumian sangat dimungkinkan untuk menunjang tiga pilar utama yang
diusung oleh konsep pembangunan berkelanjutan (yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang
saling bergantung dan memperkuat. Pembangunan Nasional memerlukan kesepakatan semua
pihak untuk memadukan tiga pilar pembangunan berkelanjutan secara propostonal. UpN
"Veteran" Yogyakarta sebagai institusi pendidikan tinggi yang sudah banyak menghasilkan
pioneer, khususnya outcome lulusan bidang kebumian (pertambangan, perminyakan, geologi dan
geofisika, serta pengelolaan lingkungan) sudah sewajarnya jika turut berkomitmen dalam
mengendalikan dan menjaga eksistensi keseimbangan bumi dan pengelolaannya.
Atas kerjasama yang baik dan bantuan dari semua pihak dalam menyukseskan Seminar
Nasional, panitia mengucapkan terimakasih.
Ketua Panitia
DafLar lsi
KATA PENGANTAR l"
SAMBUTAN GUBERNUR DIY YOGYAKARTA iV
SAMBUTAN REKTOR UPN"VETERAN"YOGYAKARTA vi
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL,UPN"VETERAN"YOGYAKARTA ix
SAMBUTAN KETUA PANITIA SEMINAR x
DAFTAR:S: xi
SUSUNAN PANITIA xv‖ i
X:11
Tema 2
PERTAMBANGAN DAN PEMBANGUNAN BERXELANJUT'IN
t. Tinjauan Pengupasan Tanah penutup yang Dikerjakan oleh
Usaha Jasa pertam_ 2_7
bangan vs Dikerjakan sendiri - Teguh surahman dan yanto rndonesianto
2. Perancangan Kembali Lereng Menggunakan Metode Analisi Balik pada pit
2_72
Tutupan di PT. Adaro rndonesia Karimantan seratan Dewi Ayu
- Kusumaningsih,
Singgih Saptono, Bagus Wiyono dan peter Eka Rosadi
3' Pengaruh sio2 Terhadap proses Laterisasi Minerar Bauksit Daerah
rayan Timur, 2-23
Kecamatan Toba, Kabupaten Sangau Kalimantan Barat _ Suprapto, purwanto
dan Syaiful Adnan Fathoni
4. Kajian sistem Angkutan Batubara untuk penjualan di Darat dan di FoB 2-37
Bargelvessel - Wawong D,vi Ratminah
5. Kajian Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada usaha 2-41,
Pertambangan Menggunakan Matrik Leopold Modifikasi - Budiarto, Waterman
Sulistyana dan Andy pranajati
6. Kajian corporate sociar Responsibirity Terhadap Femberdayaan Ekonomi 2-54
Masyarakat Kabupaten Kutai Barat provinsi Karimantan Timur - D. Haryanto dan
Masurung
7. Kajian Teknis operasi peledakan untuk Meningkatkan Nilai perolehan Hasil 2_69
Peledakan Di rambang Batubara Kab. Kutai Kartanegara provinsi Karimantan
Timur - Reny Susanti dan Tedy Agung Cahyadi
8. Manajemen Resiko (Risk Management) pada Kegiatan pemboran Ekprorasi Bijih 2-77
- Nurkhamim, Tri Wahwningsih dan lndah Setyowati
9. Penambangan pasir sungai Di sekitar Gunung Merapi pasca Erupsi rahun 2010 2-ag
- Priyo Widodo
1o. Memanfaatkan celah{elah Kawasan Karst Gunungkidul untuk Memberdayakan 2-g7
Ekono-mi Rakyat Secara Berkelanjutan Melalui pendekatan Zonasi _ Koesnaryo
11. Analisis stabilitas Lereng penyebab Gerakan Tanah di Bowong saluran lnduk 2-i:C,6
Kalibawang Kulon progo - Bambang Wsaksono
12. Analisis Perubahan Morforogi purau, studi Kasus p.
Kodingareng Keke, 2-r!s
Kepulauan Spermonde Kotamadya Makassar - Haerany Sirajuddin
13. studi Pendahuluan Endapan Hidrothermal Daerah palakka Kabupaten Barru 2-L27
Propinsi surawesi seratan - Kaharuddin MS, Meinarni rhamrin dan Haerany
Sirajuddin
14. Kontrol Analisa Geostatik pada pemodelan Geologi Reservoir prospek Lapangan 2-737
"Fauzan" Cekungan patembang Utara - Eddy Winarno, C. prasetyadi, dan Nur Arif
Nugroho
15. sistem Penimbunan Batubara pada stockpite di pr. Bukit Asam (persero) TBK., 2-l4a
Tanjung Enim, Sumatera Selaian - Hartono, Kresno, Sudarsono dan Deristu
Samurai T
XlV
Iema 3
KOI{SERVASI AUTBER DAYA AIR
7. Kajian Kualitas Air Kolam lkan Bawal Pada Kelompok Pembudidaya lkan
(KPl) 31
Mina Mulya, Tempelsari, Maguwoharjo, Depok, Sleman, D'l'Yoslakarta -
Jaka
Purwanta
2.KomputasiAnalisisHidroulikaJaringanPipaAirMinum-M.BaitullahAlAmin}14
3. Konservasi Airtanah Berbasis sistem Keamanan Nasional - sari Bahagiarti 3-3O
Kusumayudha
Analisis Hidrogeologi Kawasan Pantai Lekok-Nguling Kabupaten Pasuruan Jawa
3-36
4.
Timur Berdasarkan Data Geolistrik Resistivitas dan Pengeboran - Sunaryo
5. Analisa Kedalaman Air Tanah Daiam dengan Metode Resistivitas di Mojosongo- 3-47
surakarta Periode 201G2011 - Sorja Koesuma, Darsono dan Sarjoko Lelono
6.EvaluasiLajurAlirKritisdanTeknikoptimasiLajuAliruntukMencegahnya}51
Terjadinya Liquid Load-up - Harry Budiharjo S
T.studiHidrogeologiDalamRancanganPenambanganEndapanBatubaradi3.S4
Daerah Bingn Teluk, Kecamatan Rawas llir, Kabupaten Musi Rawas, PT' Gorby
Putra Utama Provinsi Sumatera Selatan - Suyono
8. Studi Hidrogeologi Lapangan Panas Bumi Kamojang - lB. Jagranatha, Lanjar 3-77
Sudarto dan Anhar Adhi Firdaus
Tema 4
PERSPEI(TIF LII{GKUNGAN ilIENUJU GREEN EXPLORAITON
L. Penentuan Status Sungai cigambreng Berdasarkan Karakter Biologi, Fisika dan 4-7
Kimia Perairan - Nugraha Bagoes Soegesty, Hilda Safitri, Yona Maifitri' Rio
PutraRamadhan dan Pardi
2. Penataan Wilayah Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan Berbasis +9
Geospasial (Studi kasus Kabupaten Kulonprogo) - Anton Sudiyanto
3. optimalisasi Manfaat Revegetasi Acacia Man$um dan Sengon Pada Lahan +21-
Bekas Penambangan Batubara - Waterman Sulistyana
4. Pemanfaatan Limbah Batugamping untuk Bahan Baku Marmer Sintetis di Daerah +24
Ponjong, Gunung Kidul, Daerah lstimewa YoA/akarta - Humbarsono dan Firdaus
Maskuri
Tenra 5
INDUSIRI TIETALUNGI DI TASA DEPAN
7. Pembuatan Pellet Pasir Besi untuk Burden Dapur'l'lnggi - SudaqEnto dan Riria 5-1
Zendy MirahaU
2. The effects of Light weight Additive (LWA) cement to Reducing Density on 5-72
Strength Stabilization Conditions - KRT. Nur Suhascaryo
xv
Tema 6
E]IERGI FTI'IDA BUUI BAGI XESE'AHTERAAI| UiIAT TAIIUEIA
Toma 7
GEOLOGI UIYTT'K IGilI'IXTURAil RAIfiAT
Tema 8
GEOFISIXA Dt BIDANG tI{DUSrRt
XVi
5. lnterpretasi Citra Srtm dan Analisis SeismoteKonik untuk Mengetahui penyebab &3g
Rel Kereta Api Patah di Resort 6.6 Prambanan Akibat pengaruh Gempa 27 Mei
2006 - Sugeng dan Hasan Rosadi
6. Pengaruh Data Petrofisik Dan Geokimia Terhadap potensi Sumur panasbumi g-4s
pada Lapangan X - Dyah Rini Ratnaningslh, lB. Jagranatha dan Hendra pedana
fema 9
EilERGI BARU TERBARUKAI{ DAI{ XONEERVASI E]IERGI
t' Pengaruh Dimensi rerhadap unjuk Kerja Model Kincir Angin Tipe savonius Dua g-L
Tingkat Dengan Sudu-Sudu Yang Dimodifikasi Xelengkungan dan Konfigurasi -
Rines, Dian Afril Sinaga, Kaslanto dan Tumbur Sihala Tua
2. optimasi sintesis Biodieseldari Minyak Jarak pagar (cjco) dengan Reaksi 9-20
Transesterifikasi Menggunakan Gelombang Mikro - Aman Santoso
3. Kcefisien Daya pada Kincir Angin poros Horisontal plat Datar - Budi sugiharto g-2g
4. studi sensitivitas Terhadap properti Reservoar untuk Rencana pengembangan g-3g
Profil Produksi cBM dari Lapangan X rndonesia - petra steven wattimury dan
Sari Wulandari Hapsari
5. Produksi Biogas Dari Limbah cair pabrik Minyak Kerapa sawit - salundik g-s2
Dohong
xvil
tル′
″″″`.′ あ″″/′2ι ″_● θ〃
″´
``″
PengembangantPTEK
'笏 Kebum an untuk Menuniang
Pembangunan lnsan Yang Berke aniutan
ABSTRAK
enelitian kajian potensi resonansi tetah ditakukan pada gedung jurusan Fisika FMIpA UGM
Yogyakarta dengan membandingkan frekuensi alami pada lantai gedung dengan frekuensi
gempabumi, dan membandingkan nilai frekuensi alami pada gedung dengan tanah dasarnya yang
diukur dengan menggunakan Accelerometer GPL-6A3P. Data getaran yang terekam dianalisis dengan
teknik H/V untuk mendapatkan nilai frekuensi alami. Selain itu, perhitungan nilai percepatan getaran
tanah maksimum, PGA (Peak cround Acceteration) untuk mengetahui potensi bahaya gempabumi di
daerah penelitian diperoleh dengan menggunakan metode Kanai. Hasil pengukuran getaran lantai gedung,
l
diperoleh frekuensi alami pada tantai 3 dan lantai 2 adalah 2 Hz, sedangkan pada lantai adalah 0,6 Hz
dan pada tanah dasar gedung adalah 0,4 Hz. Perbandingan antara frekuensi alami lantai gedung dan
frekuensi gempabumi menunjukkan adanya peluang terjadinya resonansi pada lantai 3 dan 2 gedung
jurusan Fisika FMIPA UGM Yo$/akana, dimana hasil yang diperoleh pada lantai
3 dan 2 memilki nilai
frekuensi yang sama dengan hasir analisis 10 contoh gempa yang telah terjadi di yogyaka fta, yakni 2 Hz.
Nilai percepatan getaran tanah maksimum (pGA) yang dihasilkan dengan menggunakan persamaan Kanai
di lokasi penelitian dengan menggunakan event gempa tanggal 27 Mei 2OOO adalah 598 Gal. Dari hasit
tersebut menunjukkan lokasi daerah penelitian memilki potensi bahaya gempabumi.
Kata Kunci: Resonansi, frekuensi alami, mikrotremor, Eempabumi dan pGA.
1‐ 1(3
Jbn h a r ., lht b ruI .c/{il un run. 2 o / /
Pengom63nn"|" lP I Eh Kebur,an u.ttJk lvenLl.,ang
Pembangunan lnsani Yang Berkelarjutan
Salah satu peristiwa gempa yang cukup besar bangunan dapat menahan percepatan tanah
terjadi di Yo$/akarta pada tanegal 27 Mei 2006 dasarnya sesuai desain yang disyaratkan dalam
dengan magnitudo 6,3 SR pada kedalaman 12 km SNI-1726-20O2 dalam perencanaan bangunan
pada posisi 7,960 LS dan ho,45o BI (USGS, tahan gempa. Hal inilah yang mendasari perlunya
2O11), dapat digunakan sebagai studi kasus untuk penelitian di Gedung Jurusan Fisika, Fakultas
melakukan studi mitigasi bencana akibat gempa- Matematika dan llmu Pegetahuan Alam (FMlpA)
bumi khususnya di wilayah Yogyakafta. Peristiwa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang meru-
tersebut telah mengakibatkan 5.473 orang pakan salah satu bangunan publik.
meninggal dan 38.423 orang luka-tuka, serta
beberapa bangunan hancur total. Penyebab
banyaknya korban jilva salah satunya adalah 2. TINJAUAN PUSTAKA
akibat runtuhan bangunan. Untuk mengurangi
dampak yang ditimbulkan akibat gempa yang 1. Respon Bangunan Terhadap Getaran Tanah
terjadi di Yogyakarta, diperlukan usaha dalam Menurut UN-Habitat (2006), Selama terjadi gempa
perencanaan banguna n tahan gempa. bumi, fondasi bangunan dan tanah dasar bangun-
Untuk mengetahui kualitas sebuah bangunan, an bergerak mengikuti gaya seismik (gaya gempa).
salah satunya adalah mengetahui nilai frekuensi Sebelum terjadi gempabumi, seluruh elemen
alami yang dimilikinya, dimana bangunan akan bangunan akan berada pada posisi awalnya. Saat
mengalami kerusakan berat jika frekuensi alami terjadi gempabumi, tarah dasar bangunan dan
sebuah bangunan dan frekuensi gempa memiliki lantai satu pada bangunan akan bergerak meng-
nilai yang sama atau berdekatan, sehingga akan ikuti arah gaya seismik. Misalnya, ketika terjadi
terjadi resonansi. gempabumi, tanah bergerak ke kanan, maka
Salah satu usaha dalam perencanaan bangun- bangunan akan bergerak ke arah yang
an tahan gempa sebaiknya mempertimbangkan berlawanan dengan arah gerakan tanah (Gambar
adanya kemungkinan terjadinya resonansi geta ran 2). Dan setelah gempabumi terjadi, sebagian
dengan melakukan pemeriksaan frekuensi alami elemen bangunan yang memilki konstruksi lemah
gedung dan tanah dasar gedung tersebut, dengan akan mengalami kerusakan yang disebabkan ba:
melakukan pengukuran mikrotremor. Selain itu ngunan memilki daya tahan dan penyerapan
percepatan tanah maksimumnya PGA (Peak energi yang rendah.
Ground Acceleratlon) perlu diperhatikan agar
l… 17
Jot mar'..lhsional,%iAun ian 2 o / /
Pengemoangan IPTEK Kebumran untuk Menunjang
Pembanqunan lnsani Yang Ee.kelanjulan
W"に 国噸 Lト
.ru口 ● Rmm bi嗣 Ⅲ Ⅲ ld Ⅲb
Menurut Coburn dan Spence (2002), penyebab Oepok, Kota Sleman, Yogyakarta. Dimana jenis
utama terjadinya kerusakan pada bangunan tanah di lokasi penelitian terdiri dari Tuf, Abu,
adalah getaran pada tanah dasar bangunan. Breksi, Algomaret, dan Leleran lava tak
Ketika sebuah bangunan digerakkan oleh sebuah terpisahkan. Karakteristik tanah setempat sangat
gaya inersia yang bekerja pada bangunan tersebut, mempengaruhi frekuensi getaran tanah di
maka percepatan getaran bangunan akan mening- permukaan. Hal ini terbukti dari penelitian perce-
kat. Faktcr yang sangat menentukan respon patan getaran tanah maksimum yang telah dilaku-
dinamik bangunan terhadap getaran adalah kan Widigdo (2006) di Yogyakarta menemukan
f rekuensi alami bangunan (n atu ral frequency). adanya variasi nilai PGA berdasarkan gempabumi
Jika sebuah bangunan bergetai' yang diaki- 1943-2006 berkisar antara 38,682 Gal sampai
batkan getaran tanah, responnya akan bergantung dengan 531,619 Gal. Berdasarkan hal tersebut,
pada hubungan antara frekuensi getaran pada maka dalam pembangunan gedung-gedung atau
tanah dasar bangunan dan frekuensi alami bangunan harus mempertimbangkan karakteristik
bangunan. Jika frekuensi getaran tanah lebih kecil tanah yang meliputi: jenis tanah permukaan,
daripada frekuensi alami bangunan, maka percepatan tanah maksimum dan periode domi-
bangunan iidak akan mengalami deformasi, dan nan tanah.
jika frekuensi getaran tanah meningkat, maka
deformasi bangunan juga akan meningkat. Apabila 3. Mikrotremor
kedua fekuensi tersebut sama, maka deformasi Mikrotremor adalah getaran tanah yang pada
bangunan akan mencapai puncaknya. Fenomena umumnya mempunyai sifat continiu, memilki
ini disebut resonansi.
magnitudo yang kecil, dan bersifat stasione.
Mikrotremor bisa berupa getaran akibat aktivitas
2. Kondisi Geologi Daerah Penelitian manusia maupun aktivitas lain, seperti getaran
Secara urnum, kondiei geologi regional Yogyakarta akibat orang berjalan, getaran dari kendaran,
membentang di dekat pantai selatan pulau Jawa. getaran mesin-mesin pabrik, getaran angin, gelom-
Berdasarkan kondisi geologisnya, yoryakarta bang laut, atau getaran alamiah lainnya. Mikro-
berada pada zona tektonik yang aKif. Disamping tremor dapat digunakan dalam perancangan
gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas lem- bangunan tahan gempa, yakni dengan mengetahui
peng, Yogyakarta juga dipengaruhi oleh gempa periode natural dari tanah setempat untuk meng-
yang terjadi akibat adanya patahan di sekitar hindari terjadinya resonansi. Mikrotremor juga
wilayah pulau Jawa. Seperti patahan Baribis, dapat digunakan untuk mengetahui jenis tanah
patahan Lembang, dan patahan Bumiayu (Haifani, berdasarkan tingkat kekerasannya (Subardjo,
2008b). 2008), dimana semakin kecil periode dominan
Gedung jurusan Fisika, Fakuttas Matematika dan tanah, maka tingkat kekerasannya semakin besar
llmu pengetahuan Alam Unjversitas Gadjah Mada atau tanah yang mempunyai periode dominan
terletak di desa Caturtunggal, wilayah/kecamatan
1‐ 113
tJし,2″ ″″c′ 12∫ぁ″rr/t%ι ′″′
″″2θ 〃
`′
semakin besar semakin lunak atau lembek yang digerakkan oleh suatu gaya eksternal yang
sifatnya. berubah secara sinusiodal terhadap waktu, sistem
berosilasi sesuai dengan frekuensi paksa dan
4. Resonansi amplitudo yang bergantung pada frekuensi gaya
Setiap benda memiliki frekuensi alami yang paksa. Jika frekuensi gaya paksa (frekuensi
besarnya tergantung dari komposisi, ukuran dan gempa) sama dengan atau mendekati frekuensi
bentuknya. Jika frekuensi alami suatu benda sama alami sistem (frekuensi alami pada bangunan),
dengan frekuensi sumber bunyj lain maka akan maka sistem akan berosilasi dengan amplitudo
terjadi resonansi atau penguatan amplitudo yang jauh lebih besar daripada amptjtudo gaya
gelombang, dan benda dikatakan resonan paksa, fenomena ini disebut resonansi (Tipler,
terhadap frekuensi sumber bunyi (Sears dan 1991).
Zernansky, 1994). Ketika sebuah bangunan diguncang oleh
Apabila periode bangunan sama dengan gempa, frekuensi getaran tanah dan gempa akan
periode gempa yang sampai di permukaan, maka merambat secara bersamaan. Respon bangunan
akan terjadi resonansi dan interFerensi getaran sangat bergantung pada frekuensi alami dan
sehingga meningkatkan intensitas kerusakan frekuensi gempa. Misalkan sebuah bangunan
akibat gempa. Berdasarkan hal tersebut maka berlantai 10 dengan frekuensi alami 1 Hertz akan
dalam pembangunan gedung harus mempertim- dipengaruhi oleh getaran tanah dengan frekuensi
bangkan kemungkinan terjadinya resonansi getar_ yang sama. Tetapi pengaruhnya akan lebih kecil
an (Subardjo, 2008). Hal ini sama dengan prinsip jika frekuensi dari getaran tanah memiliki nilai
teor, yang digunakan pada suatu sistem teredam yang lebih besar atau lebih kecil (Gambar 3).
0● 8 一
喘
E ヽoも
岨
,
F O 〓o長 ゆ き 贅 ︺
Q‐
「
m一 一
1‐ 11)
Jbnirua,.'lhstbnal.c/frlutttthn 2o / /
Pengembangan IPTEK Kebum an Lntuk Menurrang
Pembangunan lnsanl Yang Berkelanjulan
(c)
Gambat 4. Peta Lokasi Penelitian (a) Peta 7<epulauan lndonesia, (b) Peta Yog)/akafta, (c) Peta Kampus
UG M (www. gooEle. com, 2Ol7)
1. Perekaman Getaran Gedung dan Tanah tahun bangunan didirikan, dan jenis tanah tempat
Dasarnya bangunan berdiri (peta geologi). Selanjutnya
Penelitian inidiawali dengan survey lokasi. melakukan pengukuran microtremor atau
Bangunan yang dipilih adalah bangunan bertingkat mikrogetaran yang terjadi pada gedung dan tanah
yang terdiri lebih dari 3 lantai. Langkah selanjutnya dasar dengan menggunakan alat accelerometer
mencari literatur mengenai bangunan gedung GPL-6A3P. Titik pengukuran dapat terlihat pada
jurusan Fisiaka FIVIPA meliputi luas bangunan, Gambar 5.
oT3
Gambar 5. Posisi pengukunn (kiri) dan proses perekaman (kanan)
l… 2()
, fenuluu. ..'l1trtbna/ .'/{ilunfutn po//
Pengembangan IPTE( Kebumtan untu( [,4enJnlang
Pembangunan lnsan Yang Berkelanlutan
2. Frekuensi eempa Yang Sering Terjadi Di menggunakan software PITSA 8,0 under Linux.
YoS/akarta
Untuk melihat besarnya frekuensi gempa yang 3. Penentuan Nilai Percepatan Getaran Tanah
sering terjadi di Yogyakarta, diperlukan katalog Maksimum (PGA)
gempabumj yang diambil dari database Badan Dalam penentuan nilai PGA, diperlukan data
Meteorologi Klimatologi dan ceofisika (BMKG) gempabumi 27 Mei 2Q06 yang diambit dari
Stasiun Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan database Badan Meteorologi Klimatologi dan
10 event gempa yang sering terjadi di Yogyakarta Geoflsika (BMKG) Stasiun Yogyakarta. perhitungan
tahun 2OO9-2O!0. Dan dianalisis dengan PGA menggunakan metode Kanai.
,,.,,*'*, *,"-,'l .z
l… 21
t泥 ″′
ル′ 証♭″″′′%ι c′,■′
を′″20//
``^.1名 Kebum an untuk Menuniang
Pengembangan:PTEK
Pembangunan hsan Yang Berke略 可U● n
:k f3'
:■ 、 17・
`:―
‘
,
: Fl,
脚
一
口
一H
︲
T,
1‐ 22
, lbnuiutt, ..'lixona/ .V(ilunmn. 2ol/
Pengembangan TPTEK Kebumian uliLt Menunjang
Pembangunan lnsani Yang EerkelanlJtan
Dari hasil analisis data rekaman getaran lantai Untuk rnelihat peluang terjadinya resonasi pada
gedung diperoleh frekuensi sekitar 2 Hz. Dengan bangunan, ini terlihat pada bangunan pada lantai
menggunakan teknik pengolah H/V, yakni 2 dan 3. Dimana nilai yang diperoieh sama dengan
membandingkan sinyal frekuensi horisontal dan nilai frekuensi gempa yang umumnya terjadi di
vertlkal, terlihat nilai frekuensi alami pada lantai Yogyakarta. Perbandingan frekuensi alam, lantai
gedung mendekaty'sama dengan nilai frekuensi gedung dan tanah dasarnya dapat pula dilakukan
gempa yang sering terjadi di Yogyakarta. Pada untuk melihat peluang terjadinya resonansi. Jika
lantai 3 dan lantai 2 niiai frekuensi alami diperoleh frekuensi tanah dasar sama dengan nilai frekuensi
2 Hz di setiap lokasi titik pengukuran, namun pada pada gedung, maka akan terjadi resonansi. Hasil
lantai 1 diperoleh nilai frekuensi alami yang analisis yang terlihat rentang frekuensi gedung
berbeda di setiap titik pengukuruan. Dimana titik terpaut cukup jauh dari frekuensi tanah dasarnya.
F1.1 memilki nilai frekuensi alami pada lantai 0,3 Tetapi pada lantai l gedung, terlihat nilai frekuensi
Hz, di titik F1.2 memilki nilai frekuensi alami pada yang sedikit mendekati nilai frekuensi pada tanah
lantai 0,7 Hz dan pada titik F1.3 memilki nilai dasar gedung.
frekuensi alami pada lantai 0,7 Hz. SehinEga jika Berdasarkan hasil penelitian Hariyadi (2009)
nilai ketiga titlk tersebut dirata-ratakan akan untuk mendapatkan hubungan konfigurasi
diperoleh nilai frekuensi alami pada lantai 1 bangunan dengan ketahanan bangunan dan daya
adalah 0,6 Hz. Nilai frekuensi alami pada lantai 1 dukung tanah sehingga dapat digunakan sebagai
memilki nilai yang berdekatan/hampir sama guideline dalam membangun rumah hunian
dengan nilai frekuensi alami pada tanah dasar dilakukan analisis ketahanan tanah dan bangunan
gedung. dengan mengukur frekuensi alami tanah dasar dan
Pada tanah dasar bangunan diperoleh bangunannya. Hasil pengukuran menunjukkan
frekuensi alami yang berbeda pula di setiap lokasi rumah hunian di lokasi penelitian dapat dibedakan
titik pengukuran. Dimana titik T1 diperoleh menjadi 3 kategori yaitu: aman, rawan, dan
frekuensi alami pada tanah dasar 0,2 Hz, pada titik bahaya.
T2 diperoleh nilai frekuensi alami O,3 Hz, pada titik Rumah hunian dikatakan aman, jika bangunan
T3 diperoleh frekensi alami pada tanah dasar memiliki frekuensi alami lebih tinggi dibandingkan
bangunan O,7 Hz, dan pada titik T4 diperoleh dengan frekuensi alami tanah dasarnya. Rumah
frekuensi alami pada tanah dasar bangunan O,2 hunian dikatakan rawan, jika bangunan memiliki
Hz. Jika keempat nilai frekuensi alami tersebut frekuensi alami sama dengan frekuensi alami
dirata'ratakan, maka diperoleh nilai frekuensi tanah dasarnya. Dan bahaya, jika bangunan
alami pada tanah dasar gedung adalah 0,4 Hz.
1¨ 23
Jtznrlrut. -'l8 onal ,%ilatntan. 2o//
Pengembangan IPTEK Kebumian untuk f,lenunjang
Pembangunan lnsani Yang Berkelanjutan
memiliki frekuensi alami lebih rendah dari 2010), telah terjadi gempabumi sebanyak 35 kali.
frekuensi alami tanah dasarnya. Pada tahun 2009 terjadi gempabumi sebanyak 17
Selain itu, frekuensi alami pada tanah dasar kali dengan magnitudo 2,6 - 5,3 SR pada
gedung juga dapat diperbandingkan kesc kedalaman 10 - 30 km. Pada tahun 2010, terjadi
suaiannya dengan frekuensi alami yang gempabumi sebanyak 18 kali dengan magnitudo
diperbolehkan dalam standar perencanaan 2,8 - 6,6 SR pada kedalaman 10 - 30 km.
ketahanan gempa untuk bangunan gedung (SNl- Hasil pengolahan getaran gempabumi
f726-2OO2). Dalam SNI frekuensi alami yang Yogyakarta diambil 10 dari 35 event gempabumi
diperbolehkan untuk zona wilayah gempa 4 untuk yang terjadi pada tahun 2009 dan tahun 2010
wilayah Yogyakarta adalah 3,4 Hz. Hal ini diperoleh masing-masing frekuensi dominan
menunjukkan gedung jurusan fisika memenuhi sekitar 0,5 Hz - 5 Hz. Dan pada 10 contoh gempa
ketentuan SNl. yang sering terjadi di Yogyakarta diperoleh
frekuensi sekitar 2 Hz. Salah satu perolehan
1. Frekuensi Gempabumi yang Sering Terjadi di frekuensi gempa dapat diperlihatkan pada Gambar
Yo$rakarta 10.
Dalam kurun waktu dua tahun (tahun 2009 dan
l… 24
J″ ″ヵrr/・ .12.ぁ″″/,夕 2ι ′
″′れ′
′ ●2θ 〃
∬
::1311::│::11:]fや lil£liよ:甜 :yenuniang
一
回
Pelc● ●●
1311 Celann ran訃 睦 k8hun 197●・ 20o5
一
●●n27腱 1壽
¨一
一
一
一
嶽
¨
一
一
一一
一
一[
一
E
¨
ヽ←
¨
T
ヽ
Gambar■ ■ Peta Perceρ atan cetaran Tanaわ Maksimurn Yogyaka″ arしヽ
″dlgdQ 200o
l… 25
1)│こ …1
(TTo乙 1,enJqoJ t7 0u‖ uO)ω o● al● ●ο,枷 υeSnノ nr 'unρ oo ●ped ′
Ш71qedω oO ,θ q!ン V
(τ lo乙 !。 ν、 8T Ou‖ uo) ′
o2υ ●7,Sυ θυOSOど ,Sυ O'Od υ● `τ τo乙 `V lunκ ЧeハA
′
ω790ブ ,0 0,α θ/0′ αO/S′ θυ/^0'S'Sn o′ etr//:o,'ψ "ソ uO!S」 OAり O,c
(TToι !。 内 ετOu‖ uo)ス o,s,Sn“ iseθ ρoO。 9〃 y θンenbtrン oョ υ′」●ンoレV ρυes
““ "y
,ン exeκ 日o人 `epew ЧerpeO sellsJoAlun lυ θωoο υ′Sesllル υoseW υ●9,71qns pυ ●′ ●7● ど _
`VdlWJ `● ンIS!J uoSnJn「 `lsdリ ンS `900ζ ‐
εク6τ ρO′ θθυ′υ]― υoN メO υq,onノ ,suoO ,t7印 WSOど
●ン●イ080( 0“ 。ω l'S′ 暉″ Oec wnttsン en Oイ enbvν e] 」oy seυ ″0例 oO `900ι `le■ qeH― Nn 。
りθυel υ OoO υe3ede"ed`900乙 'W J OpB!plM elueИ e「 `988uelJョ ュ
!q,Oued
“ 'elJe)ie^Eo^ '\!u\al uep sules ,nlun erlsg 'T661 'draldtl
.Oν
`epeν 、 ЧelpeO sel!sJoハ lun `VdlwJ ieX!S!J eり 9ン e「 、8`Sluン o■ 191イ IG
u esn」 nr`SIsO■ `θ `OlpJeqns
ン●イ9相0人 四Oρ Vd″VJ αWSIJ りOlewセ ω″qedω oO」 o,0“
"ed`800乙
uelniue o,lo8 6ue人 luesul ueun6uequod
6uelunuow、 nlun uelШ nqo】 冽ョldl ue6ueqtuo6ued
〃06 2′ υ′
′′ タクタ″′=繋ヽ │‐ '″ η〃 r
`″