Anda di halaman 1dari 42

Pengamatan Mikroorganisme

yang Menguntungkan dan


Merugikan
Kelompok 3 & Kelompok 4
Mata Kuliah Praktikum Keanekaragaman Mikroorganisme
Dosen Pengampu:
Ariyanti Oetari, Ph.D.
Dr. Dian Hendrayanti, M.Sc.
Fitria Ningsih, S.Si., M.Eng.
Kelompok 3
Anissa Yulia Putri - 1906287231
Jeremy Andreas Sim - 1906377271
Khalil Ahmad Aulia - 1906306685
Nasya Aqila Firmanza - 1906302743
Safira Narawidya A - 1906374471
Sekar Kurniasih - 1906307334
Wynne Gabriella - 1906347155
Kelompok 4
Anandabhuwana - 1906347022
Edrea Syahshiyah Salim - 1906347142
Erina Aurellia Athallah - 1906287263
Khalila Amira - 1906377403
Muhammad Yunus - 1906287383
Roro Rahayu I - 1906347180
Virgyanka Nayla - 1906303033
Table of Contents

Pengantar Biodeteriorasi
01 Latar Belakang 04 Dokumentasi Sampel

Biodegredasi Biodeteriosasi
02 Dokumentasi Sampel 05 Penjelasan

Biodegredasi Kesimpulan
03 Skema Pembuatan Tapai 06 Kesimpulan dari
Singkong biodegredasi dan
biodeteriosasi
01

01 02

03

Pengantar 04

05

Latar Belakang 06
Pengantar 01

Hueck (1965, 1968) defined BIODEGRADATION as ‘the decay abilities of 02


organisms to render a waste material more USEFUL OR ACCEPTABLE’
03
Fermentasi merupakan contoh dari proses biodegradasi dengan produk
yang bermanfaat bagi manusia. Fermentasi adalah proses metabolisme
04
mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai
tinggi, seperti protein sel tunggal, asam – asam organik, biopolimer, dan
antibiotika. 05

Pangan yang melalui proses fermentasi akan mengalami diversifikasi


06
pangan, dimana beragam aspek dari pangan tersebut akan berubah
seperti kondisi fisik, kimia, mikrobiologi yang terkandungnya, aroma, rasa,
tekstur, dan nilai gizi dari bahan pangan yang difermentasi

(Nurul, 2017: 1-2)


Pengantar 01

Salah satu hasil fermentasi yang banyak dikenal dan dikonsumsi adalah 02
tape singkong. Tape singkong atau peuyeum merupakan makanan yang
berasal dari daerah Bandung, Jawa Barat. 03

Peuyeum berasal dari Kecamatan Cimenyan, dimana sejak jaman


04
penjajahan dahulu lebih tepatnya sejak tahun 1800-an, masyarakat
sekitar telah mengonsumsi singkong sebagai pengganti nasi. Namun,
seringkali singkong tersebut telah busuk sebelum diolah atau dikonsumsi. 05

Hal tersebut diantisipasi oleh masyarakat Cimenyan dengan cara


06
diawetkan menggunakan ragi. Dari proses pengawetan tersebut,
dihasilkan peuyeum atau tape singkong yang dinikmati hingga saat ini
sebagai kuliner asal Bandung.
(kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Pengantar 01

Pengonsumsian tape singkong atau peuyeum memiliki berbagai manfaat 02


bagi tubuh manusia. Tape singkong yang merupakan hasil fermentasi
tersebut baik bagi perncernaan karena akan merangsang pertumbuhan 03
berbagai bakteri baik dalam usus. Kalsium dalam tape singkong juga
memiliki manfaat dalam pengontrolan tekanan darah supaya tetap
04
normal. Tape singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber
karbohidrat dan dapat membantu mencegah anemia karena
mikroorganisme yang dikandungnya dapat membantu produksi vitamin 05
B12 di dalam tubuh.
06
Meskipun begitu, tape singkong memiliki efek samping pada tubuh. Bakteri
dalam tape singkong tersebut akan berefek negatif pada tubuh apabila
dikonsumsi berlebihan. Tape singkong juga memiliki produk samping
berupa alkohol yang dapat berpengaruh negatif pula pada tubuh
(hot.liputan6.com)
Pengantar 01

Biodeteriorasi didefinisikan sebagai, ‘any UNDESIRABLE CHANGE in the 02


properties of a material caused by the vital activities of organisms’.
03
Perubahan-perubahan tersebut diakibatkan oleh kemampuan fungi,
bakteri, ataupun hama dalam merusak (biodeteriorating potential)
04
material di sekitar lingkungannya.

Contoh: 05
- Makanan → Sayur atau buah yang disimpan membusuk akibat
serangan bakteri dan jamur.
06
- Sandang → Mikroorganisme seperti jamur dan alga yang dapat
ditemukan tumbuh pada permukaan suatu bahan seperti tas dan
sepatu kulit yang tidak terawat.

(Allsopp et al & edouniversity.edu.ng)


Pengantar 01

Kulit binatang yang digunakan sebagai material pembuatan tas atau


sepatu kulit ini mengandung keratin, lemak hewani, dan protein. 02

Pembuatan barang menggunakan kulit hewan sebagai material utama 03


dilakukan dengan proses perendaman di dalam air, dimana terdapat
beberapa bakteri Bacillus (B. subtilis, B. megaterium, dan B. Pumilis). 04
Bakteri-bakteri tersebut mengeluarkan beberapa enzim ekstraseluler yang
dapat menyerang kulit dan tetap aktif setelah kematian organisme yang
diproduksi. 05

Bahan kulit yang telah diproduksi tersebut bersifat asam, sehingga jamur 06
seperti Rhizopus, Mucor, Cunninghamella, dan Aspergillus mengelurkan
kemampuan deteriorasinya menyebabkan bakteri menjadi koloni
sekunder. Selama proses kerusakan kulit, aktivitas mikroba menyebabkan
hilangnya daya tarik (estetika) barang akibat berubahnya warna dan bau.

(edouniversity.edu.ng)
01

02 02

03

Dokumentasi 04

Sampel 05

Biodegredasi 06
Dokumentasi Sampel - Biodegredasi 01

02
● Sampel ditemukan oleh : Anissa
Yulia Putri 03
● Lokasi ditemukan pada penjual
keliling
04
● Daerah : Jakarta Barat
● Suhu : 31°C
● Kondisi Lokasi : Cerah 05
● Lux : 493

06
Dokumentasi Sampel - Biodegredasi 01

02
● Sampel ditemukan oleh :
Nasya Aqila Firmanza
03
● Lokasi ditemukan pada
penjual keliling
● Daerah: Pamulang, 04
Tangerang Selatan.
● Suhu : 31°C
● Kondisi Lokasi: Cerah 05
● Lux : 390
06
Dokumentasi Sampel - Biodegredasi 01

02
● Sampel ditemukan oleh : Khalil
Ahmad Aulia
● Lokasi ditemukan pada penjual 03
keliling
● Daerah : Jakarta Timur
04
● Suhu : 29°C
● Kondisi Lokasi : Lingkungan
panas, tetapi peuyeum 05
disimpan dalam gerobak kaca.
● Lux : 806
06
Dokumentasi Sampel - Biodegredasi
● Sampel ditemukan oleh : Sekar
Kurniasih
● Lokasi ditemukan pada penjual
pinggir jalan
● Daerah : Bogor
● Suhu: 30°C
● Kondisi Lokasi : Lingkungan
panas terkadang hujan, tetapi
peuyeum disimpan dalam
gerobak kaca.
● Lux: 300
Dokumentasi Sampel - Biodegredasi
● Lokasi ditemukan pada penjual keliling
● Daerah : Jakarta Pusat
● Suhu : 32°C
● Kondisi Lokasi : Lingkungan panas
● Lux : 395
Dokumentasi Sampel - Biodegredasi
● Lokasi ditemukan pada tukang sayur
● Daerah : Bogor
● Suhu : 33°C
● Kondisi Lokasi : Lingkungan panas
● Lux : 407
Dokumentasi Sampel - Biodegredasi
● Lokasi ditemukan pada tukang sayur
● Daerah : Jakarta Timur
● Suhu : 32°C
● Kondisi Lokasi : Lingkungan panas
● Lux : 404
Dokumentasi Sampel - Biodegredasi
● Lokasi ditemukan pada pasar
● Daerah : Pekanbaru
● Suhu : 32°C
● Kondisi Lokasi : Lingkungan panas
● Lux : 397
01

02

Skema 03

Pembuatan 04

Tapai Singkong 05

06
Biodegredasi
Skema Pembuatan Tapai Singkong - Biodegredasi 01

02

03
Siapkan wadah Pilih singkong yang bagus, Cuci bersih dengan air
tertutup, boleh kemudian kupas dan dan kukus hingga 04
dialasi dengan potong sekitar 5 - 10cm. matang selama
daun pisang. kurang lebih 20 menit.
05

06
Skema Pembuatan Tapai Singkong - Biodegredasi 01

02

03
Haluskan ragi tape Taburi wadah Tutup wadah dan
dengan menggunakan ragi, simpan selama 2 - 3
memasukan ragi kemudian tata singkong hari pada suhu 04
ke plastik dan dalam wadah dan taburi hangat. Pada proses
gerus hingga halus. singkong dengan ragi ini singkong 05
sampai merata. terfermentasi

06
Skema Pembuatan Tapai Singkong - Biodegredasi 01

02

03
Setelah 2 - 3 hari, Jika ingin tape yang asam Jika sudah mencapai
lihat apakah tape maka biarkan fermentasi kematangan yang 04
sudah jadi atau lebih lama. diinginkan, simpan
belum. tape di kulkas dan
tutup wadah dengan 05
rapat.
06
01

04 02

03

Dokumentasi 04

Sampel 05

Biodeteriorasi 06
Dokumentasi Sampel - Biodeteriorasi 01

● Lokasi ditemukan: di
dalam lemari 02
● Daerah: Buaran Jakarta
Timur 03
● Suhu : 30°C
● Kondisi Lingkungan :
Tidak ada cahaya 04
● Lux : 0
05

06
Dokumentasi Sampel - Biodeteriorasi 01

● Lokasi ditemukan: di rak


sepatu 02
● Daerah: Pamulang,
Tangerang Selatan 03
● Suhu : 33°C
● Kondisi Lingkungan :
cahaya redup 04
● Lux : 15
05

06
Dokumentasi Sampel - Biodeteriorasi 01

02

● Lokasi ditemukan: di dalam


03
lemari
● Daerah: Jakarta Pusat
● Suhu : 27°C 04
● Kondisi Lingkungan :
Cahaya redup
● Lux : 10 05

06
Dokumentasi Sampel - Biodeteriorasi 01

02

● Lokasi ditemukan: Dalam


03
lemari, Depok
● Suhu : 27°C
● Kondisi Lingkungan : Tidak 04
ada cahaya
● Lux : 8
05

06
01

05 02

03

Penjelasan 04

05

Biodeteriorasi 06
Penjelasan - Biodeteriorasi 01

02
Produk kulit merupakan barang berharga dan
sudah dikenal sejak zaman dulu. Kulit dapat 03
Sepatu menghasilkan berbagai macam produk dan
04
Kulit digunakan oleh masyarakat umum untuk
memenuhi kebutuhannya. Pada zaman sekarang
banyak produk terbuat dari bahan kulit tiruan 05
atau imitasi, tetapi kulit asli yang memiliki nilai
06
kualitas dalam produk kerajinan yang menarik,
awet dan tahan lama (Setiyani 2016: 4).
Penjelasan - Biodeteriorasi 01

Keunggulan-keunggulan kulit asli memiliki nilai 02


praktis dan ekonomis yang menyebabkan para
03
Sepatu K pengrajin tetap bertahan untuk produk-produk
ulit
yang dihasilkan. Salah satunya produk alas kaki
04
yang secara umum dikenal dengan sepatu dan
sandal, merupakan bagian kebutuhan pokok yang
05
harus dipenuhi oleh manusia. Dalam menjalankan
aktifitasnya terutama bagi masyarakat modern 06
sangat diperlukan agar lebih nyaman, aman dan
memberikan nilai lebih bagi pemakainya (Setiyani
2016: 4).
Penjelasan - Biodeteriorasi 01
Bahan baku kulit yang dibuat untuk sepatu bisa
dari berbagai jenis kulit misalnya kulit domba, 02
kulit sapi, kulit kanguru ataupun kulit babi.
03
Selain bahan kulit ada juga bahan kulit sintetis
(Yuniarti & Raharja: 2016: 246—247). Sepatu
04
kulit seringkali berjamur ketika kita simpan di
dalam box atau rak. Ini disebabkan oleh
tingginya tingkat konsentrasi kandungan air 05
yang ada di udara atau yang biasa disebut
rjamur udara lembab. Hal tersebut lah menyebabkan 06
u l it yang be tikan]
atu k ntasi Prak
el sep
Samp er: Dokume jamur bisa tumbuh pada permukaan kulit.
(Sumb
Terlebih kita, warga negara Indonesia, tinggal di
negara beriklim tropis yang udaranya lembab
(Yusuf 2020: 1).
Penjelasan - Biodeteriorasi 01

ar a me ng an du ng ca mpuran gas dan 02


Ud
kteri, kapang,
terdapat juga debu, ba
am ir , vi ru s da n la in -lain. Masuknya
kh 03
dalam ruangan
spora-spora fungi ke
n, debu, alas
umumnya melalui angi
ryawan (Yuni
kaki, dan baju para ka 04
2000: xii).
05
mu r ya ng bi as a di te mui pada udara dalam
Beberapa jenis ja
mb ul ka n da mp ak ba gi kesehatan manusia jamur
ng ber an]
ruang dan meni n u li t ya

ri a, A sp er gi llus, Cl ad osporium, Penicillum, da l sepat


uk
Sampe r: Dokument
asi Pra
ktik 06
adalah Alterna ksi (Sumb
e

. Ha ny a se ba gi an ke cil yang dapat menginfe


Stachybotrys unan
mu n ba ny ak ya ng da pat tumbuh pada bang
manusia, na udara
unya i po te ns i un tu k mengurangi kualitas
dan memp
15: 15).
dalam ruangan (Izzah 20
Penjelasan - Biodeteriorasi 01
•Leather merupakan kulit hewan yang telah mengalami
Karakter modifikasi secara kimiawi dengan tujuan menghasilkan 02
istik bahan yang fleksibel dan kuat sekaligus tahan terhadap
Sampel T
as pembusukan.
Kulit 03
•Umumnya, kulit dari hewan vertebrata dapat dijadikan
tas kulit dan salah satu karakteristik pada kulit hewan
ini adalah mengandung protein kolagen. 04
•Keberadaan protein dan lipid yang masih tersisa pada
kulit setelah proses penyamakan menciptakan media 05
nutrisi yang sesuai untuk menjadi penyebab utama
berkembangnya jamur pada produk tas kulit.
06
•Selain itu, jamur juga dapat mengonsumsi beberapa
zat aditif yang digunakan untuk pembuatan kulit,
seperti fat liquors dan tannin.
Pertumbuhan jamur di permukaan
kulit (Boahin dkk. 2013: 1; Adhikari dkk. 2019: 105)
[Sumber: Adhikari dkk. 2019: 106]
Penjelasan - Biodeteriorasi 01

● Sampel disimpan di dalam lemari dengan


02
Penyimp kondisi suhu hangat dan lembab tanpa
anan
Tas Kulit adanya sirkulasi udara yang baik dan
03
pencahayaan yang kurang.
● Hal ini sesuai dengan literatur, bahwa
04
persentase kelembaban yang tinggi dan
tempat yang gelap menyebabkan tas kulit
05
rentan terhadap serangan jamur.
● Temperatur yang hangat dan sirkulasi
06
udara yang buruk juga mampu
meningkatkan kecepatan pertumbuhan
jamur.
Sampel tas kulit yang berjamur
[Sumber: Dokumentasi Praktikan]
(Boahin dkk. 2013: 1 — 2)
Penjelasan - Biodeteriorasi 01

● Teramati sampel tas berwarna hitam


02
dengan jamur yang menyerupai kumpulan
bintik-bintik (spot) berwarna putih.
03
● Penyebab utama terjadinya
biodeteriorasi adalah penyebaran spora 04
jamur melalui udara dan berkembang
pada permukaan yang lembab serta 05
temperatur yang sesuai sehingga
memungkinkan pembentukan individu baru 06
dari sekumpulan hifa
Sampel tas kulit yang berjamur
[Sumber: Dokumentasi Praktikan]
(Boahin dkk. 2013: 2; Adhikari dkk. 2019:
105)
01

06 02

03

Kesimpulan 04

05
Kesimpulan dari biodegredasi dan
biodeteriosasi 06
Kesimpulan Biodegredasi 01

02

Ditemukan delapan sampel biodegredasi yaitu tape singkong 03


pada empat daerah, antara lain DKI Jakarta, Bogor, Tangerang
Selatan dan Pekanbaru. Pembuatan produk tapai singkong hanya 04
membutuhkan waktu 2 - 3 hari, diantaranya dengan melakukan
fermentasi singkong menggunakan mikroorganisme menguntungkan 05
berupa ragi. Proses yang mudah ini menjadikan produk tapai
singkong dapat ditemukan di penjual-penjual sekitar dan dapat 06
dibuat sendiri di rumah.
Kesimpulan Biodeteriosasi 01

Ditemukan empat sampel biodeteriosasi pada empat daerah 02


yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Depok dan Tangerang
Selatan, yang terdiri atas dua sampel sepatu kulit dan dua sampel 03
tas kulit, serta tiga diantaranya ditemukan di dalam lemari.
Sampel-sampel tersebut disimpan pada tempat yang sedikit cahaya 04
bahkan sampai tidak ada cahaya, dengan rata-rata lux dan suhu
adalah 8,25 dan 29,25°C. Demikian diketahui, tempat dengan nilai 05
lux rendah dan suhu panas tanpa sirkulasi udara yang baik dapat
menyebabkan produk kulit rentan terhadap serangan merugikan 06
mikroorganisme kemudian mengalami kerusakan. Sehingga,
sampel-sampel kehilang daya tarik (estetika) akibat adanya
perubahan warna dan bau.
Daftar Acuan 01
Adhikari, A., A. Changmai, K.S. Gupta & B.K. Dey. 2019. Fungal Growth on leather surface and identification of
their genera based on macroscopic appearance and microscopic morphology. Journal of Pharmaceutical
and Scientific Innovation 8(3): 105 — 108. 02
Boahin, J.O.B., A. Kwabena & L. Adu-Gyamfi. 2013. Controlling Fungus Attack on Indigenous Ghanaian
Vegetable Tanned Leathers. Arts and Design Studies Journal 14: 1 — 6.
Yuniarti, Y & S. J. Raharja. 2016. FACTOR ANALYSIS OF FOOTWEAR INDUSTRY 03
COMPETITIVENESS CIBADUYUT BANDUNG. Jurnal AdBispreneur 1(3): 243—250.
Yuni, A. R. S. W. 2000. Keberadaan Jamur Kontaminan Udara di Ruang Anjingan Tunai
Mandiri (ATM) sebagai Model Pembelajaran Jamur. Skripsi S-1 Program Pendidikan Biologi Jurusan 04
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jember, Jawa Timur: xii + 55 hlm.
Setiyani, T. 2016. Produk Alas Kaki di Koperasi Kerjaninan Keparakan Mandiri Sejahtera 05
Yogyakarta. Skripsi S-1 Kriya Seni Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia
Yogyakarta, Yogyakarta: 13 hlm.
Izzah, N. 2015. Kualitas Udara pada Ruang Tunggu Puskesmas Ciputat Timur dan Non- 06
Perawatan Ciputat di daerah Tangerang Selatan dengan Parameter Jamur. Skripsi S-
1 Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta: xiii + 74 hlm.
Yusuf, I. 2020. Membersihkan Jamur pada Sepatu. 1 hlm.
https://www.koku.co.id/membersihkan-jamur-pada-sepatu/ , diakses 04 Mei 2021,
pk. 12.31 WIB.
Daftar Acuan 01
Nurul, S. 2017. Pengaruh Konsentrasi Tepung Tapioka Dan Ragi Tape Terhadap Karakteristik Tape Ubi Kayu
Yang Dihasilkan. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Abdi, H. 2020. 5 Manfaat Tape Singkong untuk Kesehatan dan Efek Sampingnya. 02
https://hot.liputan6.com/read/4165170/5-manfaat-tape-singkong-untuk-kesehatan-dan-efek-sampi
ngnya. Diakses pada 4 Mei 2021
Setiawan, I. 2019. Sekilas tentang Peuyeum Bandung. 03
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/sekilas-tentang-peuyeum-bandung/. Diakses pada 4 Mei
2021
Allsopp, D., Seal, K. J. and Gaylarde, C. C., 2004. Introduction to Biodeterioration. Cambridge University 04
Press.
Ehis-Eriakha, C. B. 2018. MCB 314 Biodeterioration.
https://www.edouniversity.edu.ng/oerrepository/articles/mcb_314_biodeterioration_lecture_notes_ 05
20182019.pdf. Diakses pada 5 Mei 2021

06
01

02

03

Terimakasih! 04

05

06

Anda mungkin juga menyukai