Diagnosis bakterial vaginosis dapat ditegakkan bila skor Nugent 7-10. Diagnosis klinis bakterial vaginosis
juga dapat ditegakkan bila didapatkan 3 dari 4 kriteria Amsel, yaitu:
Leukorrhea tipis, putih keabuan, homogen, berbau amis (fishy odor)
pH > 4.5
Tes Whiff positif
Terdapat sel klu (clue cells) [1,3-5,15,23]
Anamnesis
Keluhan utama pada bakterial vaginosis adalah keputihan atau keluarnya cairan dari vagina. Cairan vagina
atau vaginal discharge dapat bersifat fisiologis ataupun patologis. Perlu dicurigai adanya infeksi bila
terdapat tanda cairan vagina patologis, yaitu perubahan warna, cairan kental, berbau, dan terdapat gejala
penyerta seperti gatal, nyeri vagina, disuria, dan nyeri panggul. Cairan vagina yang kental, lengket, cair,
tidak berwarna, tidak berbau, sesuai dengan siklus haid pada masa ovulasi, dan tidak disertai rasa gatal
merupakan ciri cairan vagina fisiologis. [1,3,23,24]
Anamnesis lebih lanjut perlu dilakukan apabila terdapat kecurigaan terhadap infeksi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah:
Karakteristik duh vagina: meliputi warna, konsistensi, volume, dan bau
Gejala penyerta: rasa gatal, nyeri, dan perdarahan
Riwayat kontrasepsi dan menstruasi
Riwayat seksual pasien dan pasangan
Riwayat obstetrik
Skrining faktor risiko: vaginal douching, paparan sperma, penggunaan antibiotik, promiskuitas,
wanita yang berhubungan seksual dengan sesama wanita, penggunaan intrauterine device (IUD).
Skrining infeksi menular seksual lain: HIV, trikomoniasis, klamidia, gonorrhea, tetapi perlu
diingat bahwa bakterial vaginosis bisa muncul pada wanita yang tidak aktif secara seksual
[1,4,15,23]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain adalah:
Pemeriksaan genitalia umum
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan bimanual
Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan swab duh vagina secara bersamaan bila dinilai perlu.
Pemeriksaan Genitalia Umum
Inspeksi dilakukan dalam posisi litotomi, pada bakterial vaginosis dapat ditemukan vulva vagina tampak
kemerahan dan edema, labia dan introitus vagina umumnya normal, serta terdapat duh tubuh vagina
berwarna keabuan, kental, dan berbau amis.
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dilakukan dalam posisi litotomi dan dilakukan dengan spekulum, dapat ditemukan:
Inspeksi: sekret menempel sepanjang liang vagina, tipis, homogen, warna keabuan, berbau amis
Forniks: dapat ditemukan kumpulan (pooling) sekret pada forniks posterior, dapat disertai
gelembung pada cairan
Refleks cahaya: dinding vagina terlihat basah, dapat ditemukan tanda-tanda inflamasi
Pada pemeriksaan dalam dapat dilakukan swab duh tubuh vagina secara bersamaan bila dinilai perlu.
Pemeriksaan Bimanual
Pemeriksaan dilakukan dalam posisi litotomi, tangan kiri menekan abdomen bagian bawah. Pada
pemeriksaan dalam dapat ditemukan duh tubuh vagina kental berwarna keabuan. Bila terjadi penyakit
radang panggul, dapat ditemukan nyeri goyang porsio. [1,3,15,23,24]
Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding bakterial vaginosis antara lain vaginitis inflamasi deskuamatif, kandidiasis
vulvovagina, trikomoniasis, klamidia, gonorrhea, dan servisitis.
Vaginitis Inflamasi Deskuamatif
Vaginitis inflamasi deskuamatif atau Desquamative Inflammatory Vaginitis ditandai duh vagina yang
purulen. Pada pemeriksaan akan ditemukan eritema vagina dan petekie submukosa pada serviks dan
vagina. Pada pemeriksaan penunjang, pH >4,7, tidak ditemukan clue cell, terdapat sel epitel imatur, serta
ditemukan dominasi basil dan kokus pada pewarnaan Gram.
Kandidiasis Vulvovagina
Pada kandidiasis vulvovagina pasien akan mengeluhkan rasa gatal yang berat dan keluar duh tubuh vagina
putih kental seperti susu atau keju, tidak berbau, dan terasa panas. Pada pemeriksaan ditemukan eritema
vulvovagina dengan sel satelit, edema vulva, dan pH < 4,5.
Trikomoniasis
Pada trikomoniasis, warna duh tubuh kuning atau kehijauan, berbuih, berbau, disertai nyeri vagina dan
terkadang disuria. Pada pemeriksaan akan didapatkan pH >4,5. Pada pemeriksaan dalam
tampak strawberry cervix appearance.
Klamidia
Pasien klamidia sering kali asimtomatik. Klamidia biasanya terjadi bersamaan dengan infeksi menular
seksual lain. Dapat ditemukan duh tubuh mukopurulen warna kekuningan, dispareunia, dan dapat disertai
demam atau radang panggul.
Gonorrhea
Pada gonorrhea, pasien dapat mengeluhkan duh vagina purulen, tidak berbau, dan dapat disertai
perdarahan, dispareunia, atau gejala traktus urinarius bawah. Pada pemeriksaan duh tubuh vagina akan
didapatkan diplococcus gram negatif.
Servisitis
Pada servisitis didapatkan duh mukopurulen. Pada pemeriksaan dalam akan tampak serviks mudah
berdarah, nyeri angkat serviks, dan adneksa kaku. [1,3,4,8,15,23]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada seluruh wanita di atas 12 tahun dengan gejala vulvavagina atau
dengan indikasi:
Kegagalan terapi empiris fluor albus
Gejala vulvavagina rekuren
Wanita hamil
Pasangan seksual positif infeksi menular seksual lain
Pasangan seksual sesama wanita
Pemeriksaan penunjang baku emas untuk diagnosis bakterial vaginosis adalah pemeriksaan duh tubuh
vagina dengan pewarnaan Gram. Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan Kriteria Nugent ataupun Kriteria
Hay-Ison. Pemeriksaan lain dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding atau mendeteksi
adanya infeksi menular seksual penyerta. [1,3-8,15,23]
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada duh tubuh vagina. Swab duh tubuh vagina dapat dilakukan
bersamaan dengan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
Pewarnaan Gram: ditemukan bakteri vaginalis atau bakteri anaerob lain. Lactobacillus bisa
ditemukan dalam jumlah sedikit atau tidak ada sama sekali. Interpretasi dilakukan berdasarkan
Kriteria Nugent atau Kriteria Hay/Ison.
Tes saline: Dilakukan pada duh vagina yang diberikan air saline normal dan diperiksa di bawah
mikroskop. Umumnya ditemukan clue cells, yaitu sel epitel yang dikelilingi oleh bakteri
Tes Whiff: Dilakukan dengan memberikan cairan KOH 10% pada speculum setelah pemeriksaan
dalam. Hasil positif adalah ditemukannya bau amis (fishy odor) [2,3,11,23,25]
Tabel 1. Kriteria Nugent
Organisme Jumlah per Lapang Pandang Skor