Anda di halaman 1dari 2

Prognosis bakterial vaginosis tergantung pada keparahan penyakit dan faktor risiko yang dimiliki pasien,

namun pada umumnya baik. Rekurensi sangat sering terjadi (>50%). Bakterial vaginosis sering kali
asimtomatik sehingga sering menyebabkan komplikasi, terutama pada kehamilan dan bayi.[2-4,9,22,26]
Komplikasi
Komplikasi bakterial vaginosis lebih sering terjadi pada kehamilan dan bayi ibu hamil dengan bakterial
vaginosis. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
 Wanita dengan bakterial vaginosis: penyakit radang panggul, endometritis, infeksi saluran kemih
 Komplikasi terhadap kehamilan: kehamilan prematur, abortus, korioamnionitis, ketuban pecah
dini, dan endometritis pasca partum
 Komplikasi pada bayi ibu hamil dengan bakterial vaginosis: prematuritas, small for gestational
age, sepsis neonatorum, meningkatkan risiko transmisi HIV bila ibu positif HIV
Bakterial vaginosis juga meningkatkan terjadinya risiko HIV serta infeksi menular seksual lainnya,
terutama trikomoniasis dan herpes. [2,3,22,26]
Prognosis
Prognosis bakterial vaginosis tergantung pada faktor risiko yang dimiliki pasien. Rekurensi bakterial
vaginosis dalam 3-6 bulan pasca terapi adalah sekitar 58%, meskipun telah mendapatkan terapi adekuat.
Apabila pasien dan pasangan memiliki faktor risiko, maka rekurensi dapat lebih sering terjadi.
[2,3,11,13,26]
Edukasi dan promosi kesehatan pada bakterial vaginosis meliputi penjelasan mengenai transmisi bakterial
vaginosis, cara perawatan vagina yang baik, dan risiko serta komplikasi akibat infeksi bakterial vaginosis.
Pencegahan bakterial vaginosis dan infeksi menular seksual lain serta skrining juga penting untuk
diketahui. [27-30]
Edukasi Pasien
Bakterial vaginosis merupakan infeksi yang terjadi akibat ketidakseimbangan mikrobiota dalam vagina dan
dapat terjadi tanpa hubungan seksual. Meskipun demikian, aktivitas seksual dapat menjadi faktor pencetus
pergeseran mikrobiota vagina, sehingga menyebabkan bakterial vaginosis. Transmisi melalui hubungan
seksual dapat terjadi pada hubungan kelamin sesama wanita. [2,3,27-30]
Perawatan vagina yang tidak baik dapat meningkatkan risiko bakterial vaginosis. Cara membersihkan
vagina yang direkomendasikan:
 Membersihkan vagina dari depan ke belakang
 Gunakan air hangat bersih, tidak perlu menggunakan sabun
 Bersihkan bagian labia mayora dan minora dengan baik
 Keringkan vagina setelah membersihkan dengan menepuk-nepuk hingga kering
Hindari kebiasaan perawatan vagina yang salah, yaitu:
 Mencuci vagina dengan cairan/sabun pembersih
 Menggunakan panty liner secara rutin, meskipun sedang tidak haid
 Menggunakan pembalut yang mengandung deodorant
 Memakai produk bedak, cairan, tissue kewanitaan, ataupun parfum vagina
 Mencuci vagina dan vulva pada saat mandi dengan sabun
Beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan vagina adalah:
 Menghindari pakaian terlalu ketat
 Memilih pakaian dalam berbahan katun, hindari pakaian dalam berbahan nilon
 Tidak menggunakan pakaian dalam saat tidur malam atau gunakan celana yang longgar
 Mengganti pembalut secara berkala saat sedang haid
 Gunakan pembalut hanya pada saat haid
 Menjaga kebersihan diri secara umum, misalnya dengan mandi teratur
 Hindari penggunaan detergen yang terlalu kuat untuk mencuci pakaian dalam
 Menjaga vagina tetap kering dan tidak lembab [2,3,27-30]
Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah bakterial vaginosis adalah:
 Menghindari faktor risiko
 Melakukan perawatan vagina dengan benar
 Mencegah infeksi menular seksual lain, seperti klamidia, gonorrhea, dan HIV
 Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat
 Konsumsi probiotik [2,27,28,30]
Infeksi bakterial vaginosis juga dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual lain, sehingga dapat
dilakukan pencegahan seperti:
 Abstinence: menghindari hubungan seksual
 Be faithful: setia pada 1 pasangan
 Condom:  gunakan kondom saat berhubungan seksual, tidak menggunakan kondom bekas pakai
sebelumnya, dan tidak menggunakan kondom bekas penetrasi melalui anus atau mulut ke dalam
vagina
 Detect: periksakan diri dan pasangan untuk skrining infeksi menular seksual [2,27,28,30]
Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat juga dapat mencegah bakterial vaginosis. Kontrasepsi oral kombinasi
(KOK) dapat meningkatkan kolonisasi bakteri Lactobacilli, sehingga dapat mengurangi risiko terkena
bakterial vaginosis. Penggunaan KOK selama 3 bulan juga dapat mencegah rekurensi bakterial vaginosis.
Sedangkan, penggunaan intrauterine device  (IUD) meningkatkan risiko bakterial vaginosis. Mengonsumsi
regimen terapi bakterial vaginosis yang diberikan hingga tuntas juga dapat mengurangi rekurensi.
[2,3,27,28,30]
Konsumsi probiotik memiliki potensi untuk pencegahan bakterial vaginosis dan rekurensinya karena
patofisiologi bakterial vaginosis merupakan disbiosis mikrobiota. Beberapa pedoman klinis dan studi meta
analisis menemukan bahwa probiotik dapat bermanfaat, namun studi yang ada masih beragam kualitasnya
dan belum dapat disimpulkan. [2,3,13]

Anda mungkin juga menyukai