Anda di halaman 1dari 8

Vaginosis Bakterialis

Yulifah (18053)
Pengertian
Vaginosis bakterialis adalah infeksi vagina yang
disebabkan oleh terganggunya keseimbangan
flora normal di dalam vagina. Umumnya, tubuh
memiliki bakteri baik yang berfungsi melindungi
tubuh dari bakteri jahat yang dapat
menyebabkan infeksi. Namun pada penderita
vaginosis bakterialis, jumlah bakteri baik di
dalam vagina berkurang sehingga tidak mampu
melawan infeksi.
Penyebab
Penyebab vaginosis bakterialis adalah adanya pertumbuhan
berlebih dari bakteri tertentu, sehingga mengganggu
keseimbangan alami bakteri di dalam vagina. Ada dua jenis
bakteri di dalam vagina, yaitu bakteri baik dan bakteri jahat.
Bakteri baik adalah bakteri Lactobacillus yang berfungsi
membatasi pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga pH normal
atau tingkat keasaman vagina. Bakteri ini mendominasi jumlah
bakteri di dalam vagina, yaitu sekitar 95%.
Selain itu, juga terdapat bakteri jahat, yaitu bakteri anaerob.
Ketika jumlah bakteri baik menurun, pertumbuhan bakteri
anaerob akan berlebih sehingga menyebabkan vaginosis
bakterialis.
Pencegahan
Langkah utama untuk mencegah vaginosis bakterialis adalah menjaga keseimbangan
bakteri di dalam vagina. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga
keseimbangan bakteri tersebut, antara lain:
• Jangan menyiram atau membersihkan vagina dengan semprotan air, karena dapat
menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina dari infeksi. Jika bakteri ini
hilang, maka akan meningkatkan risiko vaginosis bakterialis.
• Menurunkan risiko iritasi vagina. Risiko iritasi vagina dapat diturunkan dengan cara: 
• Hindari penggunaan sabun dengan kandungan pewangi untuk membersihkan bagian
luar vagina.
• Gunakan celana dalam berbahan katun dan jangan mencuci celana dalam
menggunakan sabun cuci dengan kandungan kimia keras.
• Gunakan pembalut tanpa kandungan pewangi. 
• Mencegah infeksi menular seksual. Melakukan hubungan seksual yang aman,
misalnya dengan tidak berganti-ganti pasangan, atau dengan menggunakan kondom
saat berhubungan seksual.
Pemeriksaan Penunjang
• Langkah awal yang dilakukan dokter kandungan untuk mendiagnosis
vaginosis bakterialis adalah menanyakan riwayat kesehatan, gaya hidup,
dan gejala yang dialami pasien. Selain itu, dokter mungkin akan melakukan
pemeriksaan lain untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan tersebut
meliputi:
• Pemeriksaan vagina. Dokter akan memeriksa bagian dalam vagina dengan
bantuan alat yang dinamakan spekulum untuk melebarkan liang vagina.
• Pemeriksaan tingkat keasaman (pH) vagina. Dokter akan meletakkan kertas
pH di vagina pasien, pH normal vagina adalah 3,8-4,5. Pada pasien
vaginosis bakterialis, pH vagina biasanya meningkat di atas 4,5.
• Pemeriksaan sampel sekresi vagina. Sampel cairan keputihan diambil
dengan prosedur usap (swab), kemudian diteliti di laboratorium untuk
mendeteksi adanya pertumbuhan bakteri anaerob berlebih di dalam vagina.
Tanda Dan Gejala
Vaginosis bakterialis seringkali tidak menimbulkan gejala.
Namun pada sebagian wanita, gejala utama vaginosis bakterialis
adalah keputihan. Keputihan tersebut memiliki tekstur encer dan
berwarna kelabu atau putih. Keputihan juga mengeluarkan bau
amis, terutama ketika menstruasi atau melakukan hubungan
seksual dengan pasangan.
Selain itu, ada gejala lain yang mungkin muncul, seperti
vagina terasa gatal dan nyeri, serta perih ketika buang air kecil
dan berhubungan seksual. Segera konsultasikan dengan dokter
ketika mengalami gejala-gejala tersebut.
Komplikasi
Vaginosis bakterialis biasanya tidak menyebabkan komplikasi. Namun jika
dibiarkan tanpa pengobatan, vaginosis bakterialis dapat menyebabkan
komplikasi serius yang meliputi:
• Komplikasi dalam kehamilan. Wanita hamil yang menderita vaginosis
bakterialis memiliki risiko kelahiran prematur dan meningkatkan risiko tinggi
munculnya infeksi setelah proses persalinan. 
• Penyakit radang panggul. Radang panggul (PID) merupakan jenis penyakit
peradangan pada rahim dan saluran indung telur yang dapat menurunkan
tingkat kesuburan. 
• Infeksi menular seksual. Vaginosis bakterialis meningkatkan risiko terkena
penyakit menular seksual, seperti virus herpes simplex, chlamydia, dan HIV.
• Infeksi setelah operasi. Vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko infeksi
pasca operasi daerah panggul, seperti histerektomi atau operasi caesar.

Anda mungkin juga menyukai