Anda di halaman 1dari 6

PGSD_Universitas Almuslim Bireuen MODUL

4. LANDASAN MEDIA PEMBELAJARAN

Penyusun :
Hambali

isme) atau informasi (menurut teori


KEGIATAN BELAJAR-6 Kognitif), sehingga respons terhadap
Landasan Media Pembelajaran rangsangan atau informasi yang telah
diproses itulah hasil belajar diperoleh.
Selain itu proses belajar terjadi secara
Ada beberapa tinjauan tentang individual atau perseorangan, sehingga
landasan penggunaan media pembela- apa yang terjadi pada pebelajar A dan
jaran, antara lain landasasan filosofis, pebelajar B terhadap rangsangan atau
psikologis, teknologis dan empiris, serta informasi yang sama tidak pernah
Fungsi media pembelajaran menghasilkan perolehan belajar yang
sama pula. Upaya yang dapat dilakukan
A. Landasan Psikologis Media dalam kegiatan pembelajaran ialah
Pembelajaran menyediakan rangsangan dan informasi
yang ditata dan diorganisasikan dengan
Landasan psikologis penggunaan cara yang bermacam-macam agar
media pembelajaran ialah alasan atau pebelajar yang memiliki kondisi dan
rasional mengapa media pembelajaran karakteristik yang berbeda-beda dapat
dipergunakan ditinjau dari kondisi memperoleh pengalaman belajar yang
pebelajar dan bagaimana proses belajar optimal.
itu terjadi. Penyediaan informasi dan
Walaupun telah diketahui adanya pengalaman belajar harus disesuaikan
pandangan yang berbeda ten-tang dengan tingkat kemampuan pebelajar.
belajar dan bagaimana belajar itu terjadi, Tingkat kemampuan yang dimaksud
namun dapat dikatakan bahwa belajar antara lain ialah tingkat berfikirnya.
itu adalah suatu proses yang mengaki- Jean Piaget mengemukakan bahwa
batkan adanya perubahan perilaku oleh seseorang memiliki tingkatan berfikir
adanya pengalaman. Perubahan perilaku sesuai dengan perkembangan usianya.
itu dapat berupa bertambahnya pengeta- Menurut Piaget perkembangan berfikir
huan, diperolehnya ketrampilan atau itu mulai tingkat sensori motor (0-2th),
kecekatan dan berubahnya sikap sese- tingkat pra operasional (2-7th), tingkat
orang yang telah belajar. operasional kongkrit (7-11th), dan
Pengetahuan dan pengalaman itu tingkat operasi formal (11-ke atas).
diperoleh melalui pintu gerbang alat Manusia belajar melalui pergaulannya
indera pebelajar karena itu diperlukan dengan lingkungannya. Dalam pengenal-
rangsangan (menurut teori Behavior- an lingkungan itu, pebelajar melalui tiga

Hambali | Modul – 4 Landasan Media Pembelajaran (S1 PGSD FKIP Unimus) 29


PGSD_Universitas Almuslim Bireuen MODUL
4

tahapan belajar, yaitu tingkat kongkrit, serta memberikan kejelasan obyek yang
tingkat skematis dan tingkat abstrak. diamatinya,
Dalam proses pembelajaran, pebelajar (2) bahan pembelajaran yang akan
dapat memperoleh berbagai jenis diajarkan disesuaikan dengan
pengalaman. Edgar Dale mengemukakan pengalaman siswa.Kajian psikologi
jenjang pengalaman itu berdasarkan menyatakan bahwa anak akan lebih
derajad kekongkritan dan keabstrakan- mudah mempelajari hal yang konkrit
nya. Dale menggambarkan jenjang ketimbang yang abstrak. Berkaitan
pengalaman itu dalam suatu model yang dengan kontinuum konkrit-abstrak dan
disebut kerucut pengalaman (the cone of kaitannya dengan penggunaan media
experiences). Melalui bagan yang dibuat pembelajaran, ada beberapa pendapat.
Dale membagi jenjang pengalaman itu
dapat sepuluh tingkatan, yaitu: pengala- Pertama,
man langsung dan bertujuan, penga- Jerome Bruner, mengemukakan bahwa
laman pengganti pengalaman langsung, dalam proses pembelajaran hendaknya
pengalaman yang didramatisasikan, menggunakan urutan dari belajar
pengalaman melalui kegiatan demon- dengan gambaran atau film (iconic
trasi, pengalaman melalui kegiatan representation of experiment) kemudian ke
widya wisata, pengalaman melalui belajar dengan simbul, yaitu
televisi, pengalaman melalui film atau menggunakan kata-kata (symbolic
gambar bergerak, pengalaman melalui representation). Menurut Bruner, hal ini
rekaman suara, radio dan gambar diam, juga berlaku tidak hanya untuk anak
pengalaman melalui simbol visual dan tetapi juga untuk orang dewasa.
pengalaman melalui simbol verbal.
Dengan berbagai jenjang pengalaman Kedua,
yang diperoleh pebelajar, maka pebelajar Charles F. Haban, mengemukakan
akan beroleh pengalaman yang semakin bahwa sebenarnya nilai dari media
lengkap. terletak pada tingkat realistiknya dalam
Dengan memperhatikan kompleks proses penanaman konsep, ia membuat
dan uniknya proses belajar, maka jenjang berbagai jenis media mulai yang
ketepatan pemilihan media dan metode paling nyata ke yang paling abstrak
pembelajaran akan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Di samping Ketiga,
itu, persepsi siswa juga sangat mempe- Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-
ngaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, da- abstrak dengan dimulai dari siswa yang
lam pemilihan media, di samping mem- berpartisipasi dalam pengalaman nyata,
perhatikan kompleksitas dan keunikan kemudian menuju siswa sebagai
proses belajar, memahami makna persep- pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke
si serta faktor-faktor yang berpengaruh siwa sebagai pengamat terhadap
terhadap penjelasan persepsi hendaknya kejadian yang disajikan dengan media,
diupayakan secara optimal agar proses dan terakhir siswa sebagai pengamat
pembelajaran dapat berangsung secara kejadian yang disajikan dengan simbul.
efektif. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan
Untuk maksud tersebut, perlu: dengan bagan dalam bentuk kerucut
(1) diadakan pemilihan media yang tepat pengalaman (cone of experiment), seperti
sehingga dapat menarik perhatian siswa yang ditunjukkan pada gambar.

Hambali | Modul – 4 Landasan Media Pembelajaran (S1 PGSD FKIP Unimus) 30


PGSD_Universitas Almuslim Bireuen MODUL
4

Dalam menentukan jenjang konkrit ke marilah kita ikuti penjelasan berikut ini.
abstrak antara Edgar Dale dan Bruner Perkembangan konsep media pembela-
pada diagram jika disejajarkan ada jaran sebenarnya bermula dengan lahir-
persamaannya, namun antara keduanya nya kon-sepsi pengajaran visual atau alat
sebenarnya terdapat perbedaan konsep. bantu visual sekitar tahun 1923.Yang
Dale menekankan siswa sebagai dimaksud dengan alat bantu visual
pengamat kejadian sehingga dalam konsepsi pengajaran visual ini
menekankan stimulus yang dapat adalah setiap gambar, model, benda atau
diamati, Bruner menekankan pada alat yang dapat memberikan pengala-
proses operasi mental siswa pada saat man visual yang nyata kepada pebelajar
mengamati obyek Kemudian konsep pengajaran visual
ini berkembang menjadi “audio visual
B. Landasan Historis Media instruction” atau “audio visual educa-
Pembelajaran tion” yaitu sekitar tahun 1940. Sekitar
tahun 1945 timbul beberapa variasi nama
Yang dimaksud dengan landasan seperti “audio visual materials”, “audio
historis media pembelajaran ialah visual methods”, dan “audio visual
rational penggunaan media pembela- devices”. Inti dari kosepsi ini adalah
jaran ditinjau dari sejarah konsep istilah digunakannya berbagai alat atau bahan
media digunakan dalam pembelajaran. oleh guru un-tuk memindahkan gagasan
Untuk mengetahui latar belakang sejarah dan pengalaman pebelajar melalui mata
penggunaan konsep media pembelajaran dan telinga. Pemanfaatan konsepsi audio

Hambali | Modul – 4 Landasan Media Pembelajaran (S1 PGSD FKIP Unimus) 31


PGSD_Universitas Almuslim Bireuen MODUL
4

visual ini dapat dilihat dalam “Kerucut Dengan mengaplikasikan pendekatan


Pengalaman” dari Edgar Dale. sistem, teori komunikasi, pengembangan
Perkembangan besar berikutnya sistem pembelajaran, dan pengaruh
adalah munculnya gerakan yang disebut psikologi Behaviorisme, maka muncullah
“audio visual communication” pada konsep “educational technology” dan/
tahun 1950-an. Dengan diterapkannya atau “instructional technology” di mana
konsep komunikasi dalam pembelajaran, media pendidikan atau media
peekanan tidak lagi diletakkan pada pembelajaran merupakan bagian dari
benda atau bahan yang berupa bahan padanya.
audio visual untuk pembelajaran, tetapi
dipusatkan pada keseluruhan proses C. Landasan Teknologis Media
komu-nikasi informasi atau pesan dari Pembelajaran
sumber (guru, materi atau bahan) Sasaran akhir dari teknologi pembe-
kepada penerima (pebelajar). Gerakan lajaran adalah memudahkan belajar bagi
komunikasi audio visual memberikan pebelajar. Untuk mencapai sasaran akhir
penekakan kepada proses komunikasi ini, teknolog-teknolog di bidang
yang lengkap dengan menggunakan pembelajaran mengem-bangkan berbagai
sistem pembelajaran yang utuh. Jadi sumber belajar untuk memenuhi kebut-
konsepsi audio visual berusaha mengap- uhan setiap pebelajar sesuai dengan
likasikan konsep komunikasi, sistem, karakteristiknya.
disain sistem pembelajaran dan teori Dalam upaya itu, teknolog berkerja
belajar dalam kegiatan pembelajaran. mulai dari pengembangan dan pengujian
Perkembangan berikutnya terjadi teori-teori tentang berbagai media
sekitar tahun 1952 dengan munculnya pembelajaran melalui penelitian ilmiah,
konsepsi “instructional materials” yang dilanjutkan dengan pengembangan
secara kosepsional tidak banyak berbeda disainnya, produksi, evaluasi dan
dengan konsepsi sebelumnya. Karena memilih media yang telah diproduksi,
pada intinya konsepsi ini ialah mengapli- pembuatan katalog untuk memudahkan
kasikan proses komunikasi dan sistem layanan penggunaannya, mengembang-
dalam merencanakan dan mengembang- kan prosedur penggunaannya, dan
kan materi pembelajaran. Beberapa akhirnya menggunakan baik pada
istilah yang merupakan variasi penggu- tingkat kelas maupun pada tingkat yang
naan konsepsi “instructional materials” lebih luas lagi (diseminasi).
adalah “teaching/ learning materials”, Semua kegiatan ini dilakukan oleh
“learning resources”. para teknolog dengan berpijak pada
Dalam tahun 1952 ini juga telah prinsip bahwa suatu media hanya
digunakan istilah “educational media” memiliki keunggulan dari media lainnya
dan “instructional media”, yang sebenar- bila digunakan oleh pebelajar yang
nya secara konsepsional tidak mengala- memiliki karakteristik sesuai dengan
mi perubahan dari konsepsi sebelumnya, rangsangan yang ditimbulkan oleh
karena di sini dimaksudkan untuk media pembelajaran itu. Dengan
menunjukkan kegiatan komunikasi demikian, proses belajar setiap pebelajar
pendidikan yang ditimbulkan dengan akan amat dimudahkan dengan hadirnya
penggunaan media tersebut. Puncak media pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan konsepsi ini terjadi karakteristik belajarnya.
sekitar tahun 1960-an.

Hambali | Modul – 4 Landasan Media Pembelajaran (S1 PGSD FKIP Unimus) 32


PGSD_Universitas Almuslim Bireuen MODUL
4

Media pembelajaran sebagai bagian dengan melalui berbagai media komu-


dari teknologi pembelajaran memiliki nikasi, di mana informasi dan data
enam manfaat potensial dalam yang diterima lebih banyak,lengkap
memecahkan masalah pembelajaran, dan akurat
yaitu: 5. Dengan media membuat proses pem-
1. Meningkatkan produktivitas pendi- belajaran menjadi lebih langsung/
dikan ( Can make education more seketika (Can make learning more
productive). Dengan media dapat immediate). Karena media mengatasi
meningkatkan produktivitas pendidi- jurang pemisah antara pebelajar dan
kan antara lain dengan jalan sumber belajar, dan meng-atasi
mempercepat laju belajar siswa, keterbatasan manusia pada ruang dan
membantu guru untuk menggunakan waktu dalam memperoleh informasi,
waktunya secara lebih baik dan dapat menyajikan “kekongkritan”
mengurangi beban guru dalam men- meskipun tidak secara langsung.
yajikan informasi, sehingga guru lebih 6. Memungkinkan penyajian pembela-
banyak membina dan mengembang- jaran lebih merata dan meluas (Can
kan kegair`ahan belajar siswa. make access to education more equal).
2. Memberikan kemungkinan pembela-
jaran yang sifatnya lebih individual D.Landasan Empirik
(Can make education more
individual).Pembelajaran menjadi lebih Berbagai temuan penelitian menun-
bersifat individual antara lain dalam jukkan bahwa ada interaksi antara
variasi cara belajar siswa, penggunaan media pembelajaran dan
pengurangan kontrol guru dalam karakteristik pebelajar dalam menentu-
proses pembelajaran, dan memberikan kan hasil belajar siswa. Artinya bahwa
kesempatan kepada siswa untuk ber- pebelajar akan mendapat keuntungan
kembang sesuai dengan kemampuan yang signifikan bila ia belajar dengan
dan kesempatan belajarnya. menggunakan media yang sesuai dengan
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah karakteristiknya. Pebelajar yang memili-
terhadap pembelajaran ( Can give ki gaya visual akan lebih mendapat
instruction a more scientific base). keuntungan dari penggunaan media
Artinya perencanaan program pembe- visual, seperti film, video, gambar atau
lajaran lebih sistematis, pengemba- diagram; sedangkan pebelajar yang
ngan bahan pembelajaran dilandasi memiliki gaya belajar auditif lebih
oleh penelitian tentang karakteristik mendapatkan keuntungan dari penggu-
siswa, karakteristk bahan pembela- naan media pembelajaran auditif, seperti
jaran, analisis instruksional dan rekaman, radio, atau ceramah guru.
pengembangan disain pembelajaran Atas dasar ini, maka prinsip penye-
dilakukan dengan serangkaian uji suaian jenis media yang akan digunakan
coba yang dapat dipertanggung dalam kegiatan pembelajaran dengan
jawabkan secara ilmiah. karakteristik individual pebelajar, menja-
4. Lebih memantapkan pembelajaran di semakin mantap. Pemilihan dan
(Make instruction more powerful). penggunaan media hendaknya jangan
Pembelajaran menjadi lebih mantap didasarkan pada kesukaan atau kesena-
dengan jalan meningkatkan kapabi- ngan guru, tetapi dilandaskan pada
litas manusia menyerap informasi kecocokan media itu dengan karakte-

Hambali | Modul – 4 Landasan Media Pembelajaran (S1 PGSD FKIP Unimus) 33


PGSD_Universitas Almuslim Bireuen MODUL
4

ristik pebelajar, di samping sejumlah


kriteria lain yang dijelaskan pada bagian
lain modul ini.

LATIHAN

Buatlah kelompok di kelas, setiap kelompok terdiri atas 5 mahasiswa.


Perhatikan gambar KERUCUT pengalaman DALE dibawah ini.
Diskusikan gambar tersebut di dalam kelompok. Buatkan laporan hasil
diskusinya.

Hambali | Modul – 4 Landasan Media Pembelajaran (S1 PGSD FKIP Unimus) 34

Anda mungkin juga menyukai