Anda di halaman 1dari 5

NAMA : INDAH NOVITA SARI

NPM : 1910070170027
KELAS : ANESTESIOLOGI A

A. Anestesi Umum ( Premedikasi )


1. Spuit : 3cc
2. Generik : Fentanyl
3. Merek Dagang : Sublimaze
4. Dosis : Pramedikasi: 100mg
a. Golongan obat :
a) Golongan : Opioid, Opioid bekerja dengan cara memblokir sinyal
rasa sakit pada sel saraf yang menuju otak.
b) Kegunaan : Analgesia, pramedikasi, anestesi
c) Penyimpanan : injeksi (suhu ruang 15-30 derajat celcius) lindungi
dari cahaya, Sistem Transderma ( suhu kurang dari 30 derajat
celcius ).
d) Onset Kerja : IV, dalam 30 detik. IM, 1-2 Jam. Epidural/spinal, 4-
10 menit. Transdermal :12-18 jam. Transmukosa oral, 5-15 menit.
e) Efek Puncak : IV,5-15 menit. IM, <15 menit, Epidural/spinal, <30
menit. Transmukosa oral, 20-30 menit.
f) Durasi Kerja : IV, 30-60 menit. IM, 1-2 jam. Epidural/spinal, 1-2
jam. Transdermal, 3 hari. Transmukosa oral, 1-2 jam.
g) Interaksi/Toksisitas : Efek-efek depresan sirkulasi dan ventilasi
diperkuat oleh narkotik, sedative, zat anestesi volatil, dinitrogen
oksida ; efek-efek depresan ventilasi diperkuat oleh amfetamin,
inhibitor MAO, fenotiazin, dan anti depresan trisiklik; analgesia
ditingkatkan dan diperpanjang oleh agonis (seperti epineprin,
klonidin); rigiditas otot pada kisaran dosis yang lebih tinggi
cukup mengganggu ventilasi ; penambahan epineprin pada
fentanyl intratekal/epidural menyebabkan penigkatan efek
samping (seperti mual) dan memperpanjang blok motorik.

b. Efek lain yang tersering :


a) Kardiovaskuler : Hipotensi, bradikardia
b) Pulmonal : Depresi pernapasan, apnea
c) Muskuloskeletal : Regiditas otot
d) SSP : Pusing, penglihatan kabur, serangan kejang
e) Gastrointestinal : Mual, emesis, pengosongan lambung yang
lambat, spasme traktus biliaris
f) Okular : Miosis
Efek samping dan interaksi obat pada pemberian fentanil perlu
diperhatikan karena dapat bersifat fatal seperti diatas.
Interaksi obat fentanil berupa peningkatan konsentrasi plasma fentanil,
peningkatan risiko efek samping fentanil, dan risiko terjadi sindrom
serotonin. Penggunaan fentanil bersamaan dengan inhibitor dari CYP3A4
dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari fentanil yang nantinya dapat
meningkatkan serta memperpanjang durasi efek dari obat tersebut. Penting
untuk mempertimbangkan dosis serta pengawasan pada tanda-tanda vital
(TTV) untuk menghindari terjadinya depresi nafas atau sedasi. Obat yang
termasuk dalam golongan inhibitor CYP3A4 adalah: antibiotik makrolida,
misalnya erithromycin, clarithromycin, atau azithromycin,antifungal
golongan azole, misalnya ketoconazole, clotrimazole, atau fluconazole,
protease inhibitor, misalnya ritonavir atau telaprevir.

Meningkatkan Risiko Efek Samping dari Fentanil


Interaksi dari fentanil bersamaan dengan obat golongan benzodiazepine
dan/atau depresan SSP lainnya dapat menimbulkan efek berupa sedasi,
depresi pernafasan, koma bahkan kematian. Hal ini disebabkan oleh
komponen farmakologi yang sama dari obat-obat tersebut. Minimalisir
dosis dan durasi dari salah satu obat tersebut serta pantau tanda-tanda vital
untuk mengurangi efek samping yang terjadi.

B. Intra anestesi
1. Spuit : 10cc
2. Generik : Propofol
3. Merek Dagang : Diprivan
4. Dosis : 100mg (IV)
a. Golongan obat :
a) Golongan : Ketamin
b) Kegunaan : Sedasi, obat induksi, pemeliharaan anestesi,
pengobatan mual dan muntah pasca operasi atau induksi
kemoterapi
c) Penyimpanan : Suhu 4-22 derajat celcius. Tidak dianjurkan
disimpan dalam lemari pendingin. Lindungi dari cahaya. Kocok
dengan baik sebelum digunakan.
d) Onset Kerja : Dalam 40 detik
e) Efek Puncak : 1 menit
f) Durasi Kerja :.5-10 menit
g) Interaksi/Toksisitas : Memperkuat efek depresan SSP dan
sirkulasi dari narkotik, hipnotik-sedatif, zat anestesi volatile :
ekstraksi pulmonal yang berkurang dan kadar plasma meningkat
(sampai 50%) jika diberikan bersama-sama dengan alfentanil,
fentanil, atau halotan (konsentrasi > 1,5%); nyeri terjadi saat
menyuntikkan obat ke dalam vena kecil; memperkuat blokade
neurouskular relaksan otot nondepolarisasi (seperti atrakurium)

b. Efek lain yang tersering :


a) Kardiovaskuler : Hipotensi, aritmia, takikardia, bradikardia,
hipertensi
b) Pulmonal : Depresi pernapasan, apnea, bronkospasme,
laringospasme
c) SSP : Nyeri kepala, pusing, euforia, konfusi, serangan jantung
d) Gastrointestinal : Mual, muntah, kram abdomen
e) Alergik : Eritema, urtikaria, pruritus
f) Lain-lain : Demam

C. Pasca anestesi
1. Spuit :
2. Generik : Atropine Sulfat
3. Merek Dagang : Atropine Sulfate
4. Dosis : 0,25mg
a. Golongan obat :
a) Golongan : Obat resep
b) Kegunaan : Pengobatan bradikardia sinus/resusitasi
kardiopulmonal (CPR), Pramedikasi (vagolisis), pembalikkan
blockade neuromuscular (blockade efek muskarinik
antikolinesterase), terapi adjuvant pada pengobatan bronkospasme
dan ulkus peptikum.
c) Penyimpanan : Injeksi/tablet. Suhu ruang (15-30 derajat celcius)
d) Onset Kerja : IV, 45-60 detik. Intrakeal, 10-20 detik. IM, 5-40
menit. PO, 0,5-2,0 jam. Inhalasi, 3-5 menit.
e) Efek Puncak : IV, 2 menit. Inhalasi, 1-2 jam.
f) Durasi Kerja : Blokade vagel, 1 sampai 2 jam; efek
antisialogogue, 4 jam. Inhalasi : blokade vegal, 3-6 jam.
g) Interaksi/Toksisitas : Efek antikolinergik tambahan dengan
antihistamin, fenotiazin, antidepresan trisklik, prokainamid,
kuinidin, inhibitor MAO, benzpdiazepin, antipsikotik,
peningkatan tekanan intraocular yang dipicu oleh nitrat, nitrit,
agen agen alkalinisasi, disopiramid, kortikosteroid, haloperidol;
memperkuat simpatis; mengantagonis antikolisnesterase dan
metoklopramide; dapat menyebabkan sindrom antikolinergik
sentral ( halusinasi, delirium, koma ).
b. Efek lain yang tersering :
a) Kardiovaskuler : Takikardia (dosis tinggi), bradikardia (dosis
rendah), palipitasi
b) Pulmonal : Depresi pernapasan
c) SSP : Konfusi, halusinasi, rasa kantuk, excitement, agitasi
d) Gastrointestinal : Refluks gastroesofagus
e) Okular : Midriasis, penglihatan kabur, peningkatan tekanan
intraocular
f) Dermatologik : Utrikaria
g) Lain-lain : Keringat berkurang, reaksi alergi
Farmakodinamik Sistem Kardiovaskular : Inhibisi parasimpatetik akibat induksi
atropin, dapat didahului oleh suatu stimulasi fase transien, khususnya pada
jantung, di mana pada dosis yang kecil, awalnya memperlambat denyut jantung,
kemudian disusul dengan takikardia yang khas. Hal ini dikarenakan paralisis
saraf vagal, yang normalnya sebagai pengontrol.

Farmakodinamik Sistem Respiratory : Atropin dapat memberikan efek eksitasi


vagal yang ringan. Namun, peningkatan kecepatan respirasi dan terkadang
peningkatan kedalaman respirasi, dapat terjadi akibat dilatasi bronkiolar. Atropin
dinyatakan sebagai stimulan respirasi yang tidak reliabel. Pemberian dalam dosis
besar atau dosis ulangan justru dapat menyebabkan depresi sistem respirasi.
REFERENSI :
Akorn Inc. Fentanyl Citrate Injection, USP. Lake Forest: Akorn Inc.; 2012.
Omoigui,S.Buku Saku Obat-Obatan Anestesia.Edisi ke-4.Jakarta:ECG,2016
U.S. National Library of Medicine. Pubchem: Atropine. 23 April 2018]; Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/.

Anda mungkin juga menyukai