SAJDAH
Ayat Sajdah ( ٰ)اية السجدةadalah ayat-ayat tertentu dalam Al Qur'an yang bila
dibaca disunnahkan bagi yang membaca dan mendengarnya untuk melakukan
sujud tilawah atau biasa juga disebut dengan sujud sajadah. Ayat-ayat sajadah
tersebut tersebar di beberapa surat didalam Alquran.
Adapun ayat-ayat sajadah adalah sebagai berikut
1. QS. Al-A’rof (7) : 206 (akhir surat)
ۤ سبِّ ُحونَ ۥهُ َولَ ۥهُ يَ ۡس ُجد
۩ َُون َ ُإِنَّ ٱلَّ ِذينَ ِعن َد َربِّكَ اَل يَ ۡست َۡكبِرُونَ ع َۡن ِعبَا َدتِ ِۦه َوي
Artinya:
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa
enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-
lah mereka bersujud”
2. QS. Ar-Ra’d (13) : 15
١٥ ۩صا ِل َ ٓ ض طَ ۡوعٗ ا َو َك ۡرهٗ ا َو ِظ ٰلَلُ ُهم بِ ۡٱل ُغ ُد ِّو َوٱأۡل ِ ت َوٱأۡل َ ۡر ِ س ٰ َم ٰ َو َّ َوهَّلِل ۤ ِ يَ ۡس ُج ۤ ُد َمن فِي ٱل
Artinya:
“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-
bayangnya di waktu pagi dan petang hari”
3. QS. An-Nah{l (16) : 49
٤٩ َض ِمن دَٓابَّ ٖة َو ۡٱل َم ٰلَٓئِ َكةُ َوهُمۡ اَل يَ ۡست َۡكبِرُون ِ ت َو َما ِفي ٱأۡل َ ۡر ِ س ٰ َم ٰ َوَّ َوهَّلِل ۤ ِ يَ ۡس ُج ۤ ُد َما ِفي ٱل
Artinya:
“Hanya kepada Allah-lah semuanya bersujud baik yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka
(malaikat) tidak menyombongkan diri”
4. QS. Al-Isro’ (17) : 107
.. س َّجدٗ ۤا ۡ ۤ قُلۡ َءا ِمنُو ْا ب ِٓۦه أَ ۡو اَل ت ُۡؤ ِمنُو ۚ ْا إنَّ ٱلَّ ِذينَ أُوتُو ْا ۡٱل ِع ۡلم ِمن قَ ۡبلِ ِٓۦه إ َذا يُ ۡتلَ ٰى َعلَ ۡيهمۡ يَ ِخ ُّر
ُ ان ِ ۤ َونَ لِأۡل َذق ِ ِ َ ِ ٓ ِ
Artinya:
Katakanlah: “Berimanlah kamu semua kepada-Nya atau tidak usah beriman,
sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-
Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil
bersujud”
5. QS.Maryam (19) : 58
•وح َو ِمن ُذ ِّريَّ ِة إِ ۡب• ٰ َر ِهي َم َوإِ ۡس • ٰ َٓر ِءي َل ۡ ۧ ۡ ٰٓ ُ
ٖ •ُأ ْولَئِ••كَ ٱلَّ ِذينَ أَن َع َم ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي ِهم ِّمنَ ٱلنَّبِيِّنَ ِمن ُذ ِّريَّ ِة َءا َد َم َو ۤ ِم َّم ۡن َح َملنَ••ا َم• َع ن
٥٨ ۩س َّجدٗ ۤا َوبُ ِك ٗيّا ُ َخ ُّرو ْا َو ِم َّم ۡن َهد َۡينَا َو ۡٱجتَبَ ۡينَۚ•ٓا إِ َذا ت ُۡتلَ ٰى َعلَ ۡي ِهمۡ َءا ٰيَتُ ٱل َّر ۡح ٰ َم ِن
Artinya:
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para
nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama
Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah
Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang
Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan
menangis”
[17] Ibn Manzur, Lisan al-Arabi, (Bairut: Dar al-Fikr, t.th), jilid XV, h. 142. Muhammad
Rawwas Qal’ah Ji dan Hamid Shadiq Qunaibi ,Mu’jam Lughah al-Fuqaha’, ( Bairut : Dar al-
Nafs, 1998),h. 50. Muhammad Yusuf Musa, Al-Tirkah wa al-Miras fi al-Islam, (Mesir : Dar al-
Kitab al-Arabi, 1959), h. 201
[19] Ibn al-Arabi, Ahkam al-Qur’an, (Bairut: Dar al-fikr, 1998), juz 2, h. 448
Sumber:
Tafsir Ibnu Katsir 2 hal. 446-447, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarkfuri, Penerbit: Pustaka
Ibnu Katsir.
Asbabun Nuzul, hal. 130, KH. Sholeh dan KH. Dahlan, Penerbit CV.Diponegoro, Bandung.
[4]Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al-Hakim yang bersumber dari Jabir.
Sedangkan menurut istilah, al-Makki wal-Madani berarti suatu ilmu yang secara kusus
membahas tentang tempat, waktu dan periode turunnya surah atau ayat al-Quran, baik di
Makkah ataupun di Madinah. Ayat atau surah yang turun pada periode Makkah disebut dengan
al-Makkiah dan ayat/surah yang turun pada periode Madinah disebut dengan al-Madaniyah.
Secara sederhana dapat dipetakan perbedaan pendapat para pakar ulumul Qur’an dalam
mendefinisikan al-Makkiah dan al-Madaniyah tersebut, sebagai berikut:
1. Al-Makki adalah surah atau ayat yang diturunkan di Makkah dan sekitarnya, walaupun
setelah hijrah. Sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun di Madinah dan
sekitarnya.
2. Al-Makki adalah ayat-ayat yang lebih khusus menyeru kepada penduduk Makkah
sedangkan al-Madani adalah ayat-ayat yang menyeru kepada penduduk Madinah.
3. Al-Makki adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi sebelum hijrah, sedangkan al-
Madani adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi setelah hijrah. Berdasarkan definisi ini,
maka ayat yang turun di Makkah setelah Nabi hijrah ke Madinah termasuk dalam kategori ayat
al-Madaniyah.
Perbedaan pendapat diatas terjadi disebabkan oleh berbedanya standard atau cara pandang para
ulama dalam menentukan definisi. Ada tiga standard yang dijadikan sebagai dasar:Pertama,
tempat turun ayat (makan an-nuzul); kedua, person atau masyarakat yang menjadi objek
pembicaraan; ketiga, waktu turunnya ayat. Diantara ketiga definisi diatas dan dari standard yang
dipakai masing-masing, namapak jelas yang paling masyhur adalah definisi terakhir, yaitu
menentukan al-Makki dan al-Madani berdasarkan waktu sebelum dan sesudah hijrah nabi, maka
yang turun sebelum hijrah adalah al-Makkiah, adapun sesudahnya maka al-Madaniah.
Menentukan Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah:
Ilmu al-Makkiah dan al-Madaniah termasuk dalam kategori ilmu riwayah. Oleh karena itu, tidak
ada pilihan untuk mengetahuinya kecuali harus melalui riwayat dari sahabat dan tabi’in, karena
mereka menyaksikan turunnya ayat-ayat al-Qur’an kepada Nabi, mengetahui tempat dan waktu
turun ayat. Selain itu, masih ada cara lain namun terbatas yaitu cara qiyas (analogi).
Jadi setidaknya ada dua cara yang masyhur dapat digunakan untuk mengetahui ayat al-Makkiah
dan al-Madaniah, yaitu sima’i (mendengarkan langsung) dan qiyasi (analogi). Yang pertama
adalah berdasarkan penjelasan para sahabat secara langsung. Hal ini dapat diketahui melalui
riwayat yang telah ditulis oleh para ahli hadits, seperti di dalam al-kutub as-sittah. Dan yang
terkhir adalah dengan cara membandingkan tanda-tanda al-Makki atau al-Madani dengan
struktur ayat yang terdapat dalam surah.
Dalam hal qiyasi ini, para ulama telah merumuskan tanda atau ciri-ciri masing-masing keduanya
yang dapat dijadikan standard untuk menentukan Makkiah atau Madaniah-nya suatu surah/ayat.
Ciri-ciri ayat Makkiah, adalah:
1. Ayat dan surahnya pendek dan susunannya luwes dan jelas.
2. Ayat-ayatnya lebih puitis (bersajak), karena yang ditantang adalah masyarakat yang ahli
dalam membuat puisi.
3. Al-Makkiah banyak menyebut qasam (sumpah), tasybih (penyerupaan), dan amtsal
(perumpamaan).
4. Gaya bahasa al-Makkiyah jarang bersifat konkret, realistis dan materialis, terutama
ketika berbincang tentang kiamat.
5. Surah-surah al-Makkiyah mengandung lafadz kalla, yaitu di dalam al-Quran lafadz ini
berulang sebanyak 33 kali dalam 15 surah.
6. Surah-surahnya mengandung seruan (اسUUا النUU“ )يأيهHai sekalian manusia”, dan tidak
mengandung seruan (“ )يأيها الذين آمنواHai orang-orang yang beriman”.
7. Mengajak kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai
kebenaran risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan mala petakanya, neraka
dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan
menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
8. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang menjadi
dasar terbentuknya suatu masyarakat; dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan
darah, memakan harta anak yatim secara zhalim, penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan
tradisi buruk lainnya.
Ciri-ciri ayat Madaniah adalah:
1. Surah-surahnya memuat kewajiban atau had.
2. Surah-surahnaya banyak menyebutkan orang-orang munafik, kecuali al-ankabut adalah
al-Makkiah.
3. Al-Madaniah adala setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab.
4. Menjelaskan ibadah, muamalah, had/sanksi, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan
sosial, hubungan internasional, baik diwaktu damai maupun perang, kaidah hukum, dan masalah
perundang-undangan.
5. Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka
untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah,
permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada
mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
Klasifikasi Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah:
Para ulama ulumul Qur’an sangat antusias untuk menyelidiki surah-surah Makkiah dan
Madaniah, mereka mengamati al-Quran ayat demi ayat dan surah demi surah untuk ditertibkan
sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Yang
terpenting untuk dicatat dalam pengklasifikasian Makki dan Madani, hasil penelusuran para
ulama tersebut dalam pembahasan ini adalah, sebagai berikut:
Maka dari tiga tabel di atas, dipastikan bahwa surah-surah al-Makkiah mengambil porsi yang
paling banyak dari surah-surah Qur’aniah, yaitu sebanyak 82 surah, disusul al-Madaniah
sebanyak 20 surah, sisanya sebanyak 12 surah masih diperselisihkan, jadi jumlah surat-surat al-
Quran itu semuanya 114 surah.
Ayat-ayat Makkiah dalam Surat Madaniah dan sebaliknya:
Dengan menamakan sebuah surah itu Makkiah atau Madaniah tidak berarti surah tersebut
seluruhnya Makkiah atau Madaniah, sebab di dalam surah Makkiah terkadang terdapat ayat-ayat
Madaniah, dan di dalam surah Madaniah pun terdapat ayat-ayat Makkiah. Dengan demikian
penamaan surat itu Makkiah atau Madaniah adalah menurut sebagian besar ayat-ayat yang
terkandung didalamnya. Dibawah ini beberapa contoh ayat-ayat Makkiah dalam surah Madaniah
dan sebaliknya, sebagai berikut:
Mengetahui ayat yang pertama dan yang terakhir turun dari al-Qur’an:
Ayat yang pertama kali turun dari al-Qur’an: yaitu ayat ke-1 dari surah al-‘Alaq:
قَ َا ْق َر ْأ بِاس ِْم َربِّكَ الَّ ِذي خَ ل
Artinya: “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”,
Ayat yang paling terakhir turun dari al-Qur’an secara mutlak, menurut pendapat yang
kuat dan paling banyak dipilih oleh ulama ulumul Qur’an: adalah ayat ke 281 dari surah al-
Baqarah:
ْ ت َوهُ ْم ال ي
َُظلَ ُمون ْ َس َما َك َسب ٍ َواتَّقُوا يَوْ ًما تُرْ َجعُونَ فِي ِه ِإلَى هَّللا ِ ثُ َّم تُ َوفَّى ُكلُّ نَ ْف
Artinya: “dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu
semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna
terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”.
Ayat-ayat dan surah pertama dan terakhir turun dari al-Qur’an menurut spesialisasinya:
A. Ayat-ayat dan surah yang pertama turun menurut spesialisasinya:
Surah yang pertama turun secara komplit (keseluruhan), adalah: surah al-Faatihah
Ayat yang pertama turun khusus hukum jihad, yaitu ayat ke-39 dari surah al-Hajj:
أُ ِذنَ لِلَّ ِذينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُ ْم ظُلِ ُموا َوإِ َّن هَّللا َ َعلَى نَصْ ِر ِه ْم لَقَ ِدي ٌر
Artinya: “telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka telah dianiaya. dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka
itu”,
Ayat yang pertama turun mengharamkan al-Khamar (miras), ayat ke-219 dari surah al-
Baqarah:
Surah yang terakhir turun secara komplit (utuh), yaitu surah an-Nashar:
إِ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْت ُح
Artinya: “apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”
Manna’ Khalil Al-Qaththan, 1973, Studi Ilmu-Ilmu qur’an / Manna’ Khalil Al-Qattan, Bogor,
Litera Antar Nusa.
Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, 1986, Zubatul Itqon Fil Ulumil Qur’an, Jiddah,
Darusy Syuruf.
Az-Zarkasyi, al-Burhan Fi ‘Ulum Al-Qur’an
Syaikh Manna Al-Qaththan, Mabahis Fi ‘Ulum Al-Qur’an, Kairo, Maktabah Wahbah
H. Aunur Rafiq El-Mazni, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta Timur Pustaka Al-Kautsar