Anda di halaman 1dari 13

AYAT-AYAT 

SAJDAH

Ayat Sajdah (‫ ٰ)اية السجدة‬adalah ayat-ayat tertentu dalam Al Qur'an yang bila
dibaca disunnahkan bagi yang membaca dan mendengarnya untuk melakukan
sujud tilawah atau biasa juga disebut dengan sujud sajadah. Ayat-ayat sajadah
tersebut tersebar di beberapa surat didalam Alquran.
Adapun ayat-ayat sajadah adalah sebagai berikut
1.      QS. Al-A’rof (7) : 206 (akhir surat)
ۤ ‫سبِّ ُحونَ ۥهُ َولَ ۥهُ يَ ۡس ُجد‬
۩ َ‫ُون‬ َ ُ‫إِنَّ ٱلَّ ِذينَ ِعن َد َربِّكَ اَل يَ ۡست َۡكبِرُونَ ع َۡن ِعبَا َدتِ ِۦه َوي‬
Artinya:
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa
enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-
lah mereka bersujud”
2.      QS. Ar-Ra’d (13) : 15
١٥ ۩‫صا ِل‬ َ ٓ ‫ض طَ ۡوعٗ ا َو َك ۡرهٗ ا َو ِظ ٰلَلُ ُهم بِ ۡٱل ُغ ُد ِّو َوٱأۡل‬ ِ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬ ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ َّ ‫َوهَّلِل ۤ ِ يَ ۡس ُج ۤ ُد َمن فِي ٱل‬
Artinya:
“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-
bayangnya di waktu pagi dan petang hari”
3.      QS. An-Nah{l (16) : 49
٤٩ َ‫ض ِمن دَٓابَّ ٖة َو ۡٱل َم ٰلَٓئِ َكةُ َوهُمۡ اَل يَ ۡست َۡكبِرُون‬ ِ ‫ت َو َما ِفي ٱأۡل َ ۡر‬ ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬َّ ‫َوهَّلِل ۤ ِ يَ ۡس ُج ۤ ُد َما ِفي ٱل‬
Artinya:
“Hanya kepada Allah-lah semuanya bersujud baik yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka
(malaikat) tidak menyombongkan diri”
4.      QS. Al-Isro’ (17) : 107
.. ‫س َّجدٗ ۤا‬ ۡ ۤ ‫قُلۡ َءا ِمنُو ْا ب ِٓۦه أَ ۡو اَل ت ُۡؤ ِمنُو ۚ ْا إنَّ ٱلَّ ِذينَ أُوتُو ْا ۡٱل ِع ۡلم ِمن قَ ۡبلِ ِٓۦه إ َذا يُ ۡتلَ ٰى َعلَ ۡيهمۡ يَ ِخ ُّر‬
ُ ‫ان‬ ِ ۤ َ‫ونَ لِأۡل َذق‬ ِ ِ َ ِ ٓ ِ
Artinya:
Katakanlah: “Berimanlah kamu semua kepada-Nya atau tidak usah beriman,
sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-
Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil
bersujud”
5.      QS.Maryam (19) : 58
‫•وح َو ِمن ُذ ِّريَّ ِة إِ ۡب• ٰ َر ِهي َم َوإِ ۡس • ٰ َٓر ِءي َل‬ ۡ ۧ ۡ ٰٓ ُ
ٖ •ُ‫أ ْولَئِ••كَ ٱلَّ ِذينَ أَن َع َم ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي ِهم ِّمنَ ٱلنَّبِ‍يِّنَ ِمن ُذ ِّريَّ ِة َءا َد َم َو ۤ ِم َّم ۡن َح َملنَ••ا َم• َع ن‬
٥٨ ۩‫س َّجدٗ ۤا َوبُ ِك ٗيّا‬ ُ ‫ َخ ُّرو ْا‬ ‫َو ِم َّم ۡن َهد َۡينَا َو ۡٱجتَبَ ۡينَۚ•ٓا إِ َذا ت ُۡتلَ ٰى َعلَ ۡي ِهمۡ َءا ٰيَتُ ٱل َّر ۡح ٰ َم ِن‬
Artinya:
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para
nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama
Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah
Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang
Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan
menangis”

6.      QS. Al-Hajj (22) : 18


َّ ‫س َو ۡٱلقَ َم•• ُر َوٱلنُّ ُج•• و ُم َو ۡٱل ِجبَ••ا ُل َو‬
‫ٱلش•• َج ُر‬ ُ ۡ‫ٱلش••م‬ َّ ‫ض َو‬ ِ ‫ت َو َمن فِي ٱأۡل َ ۡر‬ َّ ‫أَلَمۡ تَ•• َر أَنَّ ٱهَّلل َ يَ ۡس•• ُج ۤ ُد لَ ۤۥهُ َمن فِي‬
ِ ‫ٱلس•• ٰ َم ٰ َو‬
۩‫ش•ٓا ُء‬ َ َ‫اب َو َمن يُ ِه ِن ٱهَّلل ُ فَ َم••ا لَ ۥهُ ِمن ُّم ۡك• ِر ۚ ٍم إِنَّ ٱهَّلل َ يَ ۡف َع• ُل َم••ا ي‬
ُ ۗ ‫ق َعلَ ۡي ِه ۡٱل َع• َذ‬ ِ ۖ ‫ير ِّمنَ ٱلنَّا‬ٞ ِ‫ٓاب َو َكث‬
َّ ‫س َو َكثِي ٌر َح‬ ُّ ‫َوٱل َّد َو‬
١٨
Artinya:
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di
langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-
binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di
antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang
dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya
Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”
7.      QS. Al-Hajj (22) : 77
٧٧ ۩ َ‫ٱعبُدُو ْا َربَّ ُكمۡ َو ۡٱف َعلُو ْا ۡٱل َخ ۡي َر لَ َعلَّ ُكمۡ ت ُۡفلِ ُحون‬ ۡ ‫ٱس ُجدُوۤ• ْا َو‬ۡ ‫ٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُو ْا ۡٱر َك ُعو ْا َو‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah
Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”
8.      QS. Al-Furqon (25) : 60
ۤ
٦٠ ۩‫ورا‬ ٗ ُ‫ٱس ُجدُو ْا لِل َّر ۡح ٰ َم ِن قَالُو ْا َو َما ٱل َّر ۡح ٰ َمنُ أَنَ ۡس ُج ُد لِ َما ت َۡأ ُم ُرنَا َوزَا َدهُمۡ نُف‬ ۡ ‫َوإِ َذا قِي َل لَ ُه ُم‬
Artinya:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian kepada Dzat
yang Maha Penyayang”, mereka menjawab: “Siapakah Dzat yang Maha
Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan
pada kami(bersujud kepada-Nya)?”, dan (perintah sujud itu) menambah mereka
jauh (dari iman)”
9.      QS. An-Naml (27) : 25
ۤ
٢٥ َ‫ض َويَ ۡعلَ ُم َما ت ُۡخفُونَ َو َما ت ُۡعلِنُون‬ ِ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬ َّ ‫أَاَّل ۤ يَ ۡس ُجدُو ْا هَّلِل ِ ٱلَّ ِذي يُ ۡخ ِر ُج ۡٱل َخ ۡب َء ِفي ٱل‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
Artinya:
“Agar mereka tidak menyembah Allah, Dzat yang mengeluarkan apa yang
terpendam di langit dan di bumi dan Dzat yang mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan”
10.  QS.As-Sajdah (32) : 15
ۤ
١٥ ۩ َ‫سبَّ ُحو ْا بِ َحمۡ ِد َربِّ ِهمۡ َوهُمۡ اَل يَ ۡست َۡكبِرُون‬ َ ‫س َّجدٗ ۤا َو‬
ُ ‫إِنَّ َما يُ ۡؤ ِمنُ ٔ‍بَِ•َٔا ٰيَتِنَا ٱلَّ ِذينَ إِ َذا ُذ ِّك ُرو ْا بِ َها َخ ُّرو ْا‬
Artinya:
“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah
mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud
seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong”
11.  QS.Shod (38) : 24
٢٤ ۩‫اب‬ ۡ َ‫يل َّما هُمۡۗ َوظَنَّ دَا ُوۥ ُد أَنَّ َما فَتَ ٰنَّهُ ف‬
َ َ‫ٱست َۡغفَ َر َربَّ ۥهُ َو َخ ۤ َّر َرا ِك ٗع ۤا َوأَن‬ ٞ ِ‫ت َوقَل‬ َّ ٰ ‫إِاَّل ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُو ْا َو َع ِملُو ْا ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬
Artinya:
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat
sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia
meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat”
12.  QS.Fuhsilat (41) : 37
ۡ‫ٱس • ُجدُو ۤ ْا هَّلِل ۤ ِ ٱلَّ ِذي َخلَقَ ُهنَّ إِن ُكنتُم‬ۡ ‫س َواَل لِ ۡلقَ َم• ِر َو‬ِ ۡ‫لش •م‬ َّ ِ‫س َو ۡٱلقَ َم ۚ ُر اَل ت َۡس • ُجدُو ْا ل‬ ُ ۡ‫َو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِه ٱلَّ ۡي ُل َوٱلنَّ َها ُر َوٱلشَّم‬
٣٧ َ‫إِيَّاهُ ت َۡعبُدُون‬
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang
menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah”
13.  QS.An-Najm (53) : 62 (akhir surat)
٦٢ ۩‫ٱعبُدُو ْا‬ ۡ ‫ٱس ُجدُو ۤ ْا هَّلِل ۤ ِ َو‬ۡ َ‫ف‬ 
Artinya:
“Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)”
14.  QS.Al-Insyiqoq (84) : 21
٢١ ۩ َ‫ُون‬ ۤ ‫ئ َعلَ ۡي ِه ُم ۡٱلقُ ۡر َءانُ اَل يَ ۡس ُجد‬ َ ‫َوإِ َذا قُ ِر‬
Artinya:
“Dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud”
15.  QS.Al-‘Alaq (96) : 19
١٩ ۩‫ٱس ُج ۡۤد َو ۡٱقتَ ِرب‬ ۡ ‫كَاَّل اَل تُ ِط ۡعهُ َو‬ 
Artinya:
“Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan
dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)”
C. Kalalah
            Kata kalalah adalah bentuk masdar dari kata “kalla”  yang secara bahasa berarti letih
atau lemah. Kata kalalah  ini pada asalnya digunakan untuk menunjuk pada sesuatu yang
melingkarinya, yang tidak berujung ke atas dan ke bawah seperti kata“iklil” yang berarti
mahkota, karena  ia melingkari kepala.  Seseorang dapat disebutkalalah manakala ia tidak
mempunyai keturunan dan leluhur (anak dan ayah. Kerabat garis sisi disebut kalalah karena
berada disekelilingnya bukan di atas atau di bawah.[17]
Kata kalalah kemudian dipergunakan  untuk seseorang yang tidak punya ayah dan anak.[18]
            Istilah kalalah penggunaannya bisa untuk pewaris dan bisa juga untuk ahli waris. Ada
pendapat beberapa ahli bahasa tentang pewaris yang kalalah, yaitu:
1.      Orang yang tidak punya anak dan orang tua
2.      orang yang tidak punya keluarga dan kerabat
3.      orang yang tidak punya anak, orang tua dan saudara.[19]
Sedangkan ahli waris yang kalalah adalah saudara sebapak, saudara seibu atau saudara kandung.

[17] Ibn Manzur, Lisan al-Arabi,  (Bairut: Dar al-Fikr, t.th), jilid XV, h. 142. Muhammad
Rawwas Qal’ah Ji dan Hamid Shadiq Qunaibi ,Mu’jam Lughah al-Fuqaha’, ( Bairut : Dar al-
Nafs, 1998),h. 50. Muhammad Yusuf Musa, Al-Tirkah wa al-Miras fi al-Islam, (Mesir : Dar al-
Kitab al-Arabi, 1959), h. 201

[18] Al-Alusi al-Baghdadi, Ruh al-Ma’ani, (T.t: Dar al-Fikr, t.th), h. 358

[19] Ibn al-Arabi, Ahkam al-Qur’an,  (Bairut: Dar al-fikr, 1998), juz 2, h. 448

Tafsir istilah kata surat An-Nisa 12 dan 176

Al-Kalalah diambil dari kata al-ikliil yakni sesuatu yang melingkup seluruh kepala, ada


juga yang berpendapat dari kata kata al-kalla yang bermakna lemah, kata ini misalnya
digunakan dalam “Kalla ar-rajulu” yang artinya apabila orang itu lemah dan hilang
kekuatannya. Sedangkan yang dimaksud di sini ialah orang yang hanya memiliki ahli
waris dari kaum kerabatnya saja, tidak ada ahli waris pokok (ayah dan seterusnya) atau
ahli waris cabang (anak dan seterusnya). 
Kata "Kalalah" dalam Al-Qur'an merupakan salah satu ayat paling banyak
diperselisihkan oleh para pakar tafsir, sampai-sampai diriwayatkan bahwa Umar bin
Khatab r.a. berkata, "Tiga hal yang jika diperjelas keterangannya oleh Rasul, akan
menjadi hal-hal yang lebih kusenangi dari kenikmatan duniawi: kalalah, riba dan
kekhalifahan." Dalam riwayat lain juga dinyatakan bahwa Umar seringkali bertanya
dengan sungguh-sungguh kepada Rasulullah saw. tentang masalah kalalah ini, sampai-
sampai beliau mendorong dada Umar sambil bersabda: "Cukup sudah bagimu ayat
kalalah musim panas yang disebut pada akhir An-Nisa." (Ayat ke-12 disebut ayat kalalah
musim dingin, dan ayat 176 musim panas). Perbedaan pendapat dimulai dari akar
katanya, selanjutnya makna kata itu sendiri dan terakhir, maksud penggalan ayat itu.
Mayoritas pakar bahasa memahami kata kalalah dengan arti yang mati tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak; ada juga yang memahami dalam
arti yang mati tanpa meninggalkan ayah saja, ada lagi yang berpendapat yang mati
tanpa meninggalkan anak saja, dan masih banyak pendapat lain. Dan ada juga yang
berpendapat bahwa kalalah menunjuk kepada ahli waris, selain kedua ibu bapak dan
anak, wallaahu a'lam. 

Sumber:
Tafsir Ibnu Katsir 2 hal. 446-447, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarkfuri, Penerbit: Pustaka
Ibnu Katsir.
Asbabun Nuzul, hal. 130, KH. Sholeh dan KH. Dahlan, Penerbit CV.Diponegoro, Bandung.

Sebab Turunnya Ayat =


Surat An-Nisa Ayat 11-12:
Diriwayatkan bahwa isteri Sa'id bin ar-Rabi' menghadap Rasulullah saw. dan berkata:
"Ya Rasulullah, kedua puteri ini anak Sa'id bin Ar-Rabi' yang menyertai tuan dalam
perang Uhud dan ia telah gugur sebagai syahid. Paman kedua anak ini mengambil harta
bendanya, dan tidak meninggalkan sedikit pun, sedang kedua anak ini sukar
mendapatkan jodoh kalau tidak berharta." Rasulullah saw. bersabda: "Allah akan
memutuskan persoalan tersebut" Maka turunlah ayat hukum pembagian waris seperti
tersebut di ayat .[4].

[4]Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al-Hakim yang bersumber dari Jabir.

Surat An-Nisa: 176:


Dalam satu riwayat dinyatakan bahwa ayat ini turun ketika sahabat Nabi saw, Jabir bin
Abdillah, sedang sakit dan dikunjungi Rasulullah, Abu Bakar dan Umar. Jabir
menceritakan bahwa "Ketika itu aku sedang tidak sadar, maka Rasul saw. berwudhu' lalu
menuangkan air wudhunya kepadaku, hingga aku sadar dan bertanya: Bagaimana dengan
harta peninggalanku, karena yang mewarisi aku (bila aku wafat) adalah kalalah. Maka
turunlah ayat ini." 
Dari riwayat ini dan yang menjadi penyebab turunnya ayat adalah kasus bila seorang
yang meninggal ayahnya, sehingga bila ayat ini tidak menyebutkan ayah, tetapi hanya
anak - maka itu wajar, karena dari asbabun nuzulnya telah jelas bahwa ketetapan hukum
yang ditanyakan di sini adalah dalam kasus bila ayah meninggal dunia.
Pada surat An-Nisa ayat 176 redaksi teks ayat hanya menyebutkan tidak mempunyai
anak, tetapi pemahaman mayoritas ulama menambahkan pula ayah. Seandainya salah
seorang dari orang tua masih hidup, tentu saja bagiannya disebut dalam rangkaian ayat,
tetap ternyata tidak sedikit pun. Maka dengan demikian, kalalah adalah yang meninggal
tanpa meninggalkan ayah dan anak. Ini dikuatkan pula oleh sebab turunnya ayat

ULUMUL QUR'AN 5 (MAKKI DAN MADANI


(Pertemuan Ke-5)
Kajian-kajian Utama:

 Pengertian al-Makkiah dan al-Madaniah


 Menentukan Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah
 Klasifikasi Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah
 Ayat-ayat Makkiah dalam Surat Madaniah dan sebaliknya
 Ayat-ayat yang di bawa dari Makkah ke Madanah dan sebaliknya
 Ayat atau surah yang di bawa dari Madinah ke Habasyah (Ethopia)
 Ayat-ayat atau surah yang diturunka pada Musim Panas dan Dingin
 Ayat-ayat turun di tempat-tempat yang terpisah-pisah
 Ayat yang turun pada malam hari dan pada siang hari
 Mengetahui ayat yang pertama dan yang terakhir turun dari al-Qur’an
 Ayat-ayat dan surah pertama dan terakhir turun dari al-Qur’an menurut spesialisasinya.
Pengertian al-Makkiah dan al-Madaniah:
Kata al-Makki berasal dari kata “Makkah” dan al-Madani berasal dari kata “Madinah”. Secara
harfiah, al-Makki atau al-Makkiah berarti yang bersifat Makkah atau yang berasal dari Makkah,
sedangkan al-Madani atau al-Madaniah berarti yang bersifat Madinah atau yang berasal dari
Madinah. Maka ayat atau surah yang turun di Makkah disebut dengan ayat-ayat al-Makkiah
sedangkan yang diturunkan di Madinah disebut dengan ayat-ayat al-Madaniah. 

Sedangkan menurut istilah, al-Makki wal-Madani berarti suatu ilmu yang secara kusus
membahas tentang tempat, waktu dan periode turunnya surah atau ayat al-Quran, baik di
Makkah ataupun di Madinah. Ayat atau surah yang turun pada periode Makkah disebut dengan
al-Makkiah dan ayat/surah yang turun pada periode Madinah disebut dengan al-Madaniyah.
Secara sederhana dapat dipetakan perbedaan pendapat para pakar ulumul Qur’an dalam
mendefinisikan al-Makkiah dan al-Madaniyah tersebut, sebagai berikut:
1. Al-Makki adalah surah atau ayat yang diturunkan di Makkah dan sekitarnya, walaupun
setelah hijrah. Sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun di Madinah dan
sekitarnya.
2. Al-Makki adalah ayat-ayat yang lebih khusus menyeru kepada penduduk Makkah
sedangkan al-Madani adalah ayat-ayat yang menyeru kepada penduduk Madinah.
3. Al-Makki adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi sebelum hijrah, sedangkan al-
Madani adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi setelah hijrah. Berdasarkan definisi ini,
maka ayat yang turun di Makkah setelah Nabi hijrah ke Madinah termasuk dalam kategori ayat
al-Madaniyah.
Perbedaan pendapat diatas terjadi disebabkan oleh berbedanya standard atau cara pandang para
ulama dalam menentukan definisi. Ada tiga standard yang dijadikan sebagai dasar:Pertama,
tempat turun ayat (makan an-nuzul); kedua, person atau masyarakat yang menjadi objek
pembicaraan;  ketiga, waktu turunnya ayat. Diantara ketiga definisi diatas dan dari standard yang
dipakai masing-masing, namapak jelas yang paling masyhur adalah definisi terakhir, yaitu
menentukan al-Makki dan al-Madani berdasarkan waktu sebelum dan sesudah hijrah nabi, maka
yang turun sebelum hijrah adalah al-Makkiah, adapun sesudahnya maka al-Madaniah. 
Menentukan Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah:
Ilmu al-Makkiah dan al-Madaniah termasuk dalam kategori ilmu riwayah. Oleh karena itu, tidak
ada pilihan untuk mengetahuinya kecuali harus melalui riwayat dari sahabat dan tabi’in, karena
mereka menyaksikan turunnya ayat-ayat al-Qur’an kepada Nabi, mengetahui tempat dan waktu
turun ayat. Selain itu, masih ada cara lain namun terbatas yaitu cara qiyas (analogi).

Jadi setidaknya ada dua cara yang masyhur dapat digunakan untuk mengetahui ayat al-Makkiah
dan al-Madaniah, yaitu sima’i (mendengarkan langsung) dan qiyasi (analogi). Yang pertama
adalah berdasarkan penjelasan para sahabat secara langsung. Hal ini dapat diketahui melalui
riwayat yang telah ditulis oleh para ahli hadits, seperti di dalam al-kutub as-sittah. Dan yang
terkhir adalah dengan cara membandingkan tanda-tanda al-Makki atau al-Madani dengan
struktur ayat yang terdapat dalam surah. 

Dalam hal qiyasi ini, para ulama telah merumuskan tanda atau ciri-ciri masing-masing keduanya
yang dapat dijadikan standard untuk menentukan Makkiah atau Madaniah-nya suatu surah/ayat.
Ciri-ciri ayat Makkiah, adalah:
1. Ayat dan surahnya pendek dan susunannya luwes dan jelas.
2. Ayat-ayatnya lebih puitis (bersajak), karena yang ditantang adalah masyarakat yang ahli
dalam membuat puisi.
3. Al-Makkiah banyak menyebut qasam (sumpah), tasybih (penyerupaan), dan amtsal
(perumpamaan).
4. Gaya bahasa al-Makkiyah jarang bersifat konkret, realistis dan materialis, terutama
ketika berbincang tentang kiamat.
5. Surah-surah al-Makkiyah mengandung lafadz kalla, yaitu di dalam al-Quran lafadz ini
berulang sebanyak 33 kali dalam 15 surah.
6. Surah-surahnya mengandung seruan (‫اس‬UU‫ا الن‬UU‫“ )يأيه‬Hai sekalian manusia”, dan tidak
mengandung seruan (‫“ )يأيها الذين آمنوا‬Hai orang-orang yang beriman”.
7. Mengajak kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai
kebenaran risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan mala petakanya, neraka
dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan
menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
8. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang menjadi
dasar terbentuknya suatu masyarakat; dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan
darah, memakan harta anak yatim secara zhalim, penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan
tradisi buruk lainnya.
Ciri-ciri ayat Madaniah adalah:
1. Surah-surahnya memuat kewajiban atau had.
2. Surah-surahnaya banyak menyebutkan orang-orang munafik, kecuali al-ankabut adalah
al-Makkiah.
3. Al-Madaniah adala setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab.
4. Menjelaskan ibadah, muamalah, had/sanksi, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan
sosial, hubungan internasional, baik diwaktu damai maupun perang, kaidah hukum, dan masalah
perundang-undangan.
5. Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka
untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah,
permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada
mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
Klasifikasi Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah:
Para ulama ulumul Qur’an sangat antusias untuk menyelidiki surah-surah Makkiah dan
Madaniah, mereka mengamati al-Quran ayat demi ayat dan surah demi surah untuk ditertibkan
sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Yang
terpenting untuk dicatat dalam pengklasifikasian Makki dan Madani, hasil penelusuran para
ulama tersebut dalam pembahasan ini adalah, sebagai berikut: 

1. Surah-surah yang diturunkan di Makkah: Terdapat 82 Surat Makkiah, yaitu:

2. Surah-surah yang diturunkan di Madinah: Terdapat 20 Surat Madaniah, yaitu: 


 3. Surah-surah yang diperselisihkan: ada 12 surah, yaitu:  

Maka dari tiga tabel di atas, dipastikan bahwa surah-surah al-Makkiah mengambil porsi yang
paling banyak dari surah-surah Qur’aniah, yaitu sebanyak 82 surah, disusul al-Madaniah
sebanyak 20 surah, sisanya sebanyak 12 surah masih diperselisihkan, jadi jumlah surat-surat al-
Quran itu semuanya 114 surah.
Ayat-ayat Makkiah dalam Surat Madaniah dan sebaliknya:
Dengan menamakan sebuah surah itu Makkiah atau Madaniah tidak berarti surah tersebut
seluruhnya Makkiah atau Madaniah, sebab di dalam surah Makkiah terkadang terdapat ayat-ayat
Madaniah, dan di dalam surah Madaniah pun terdapat ayat-ayat Makkiah. Dengan demikian
penamaan surat itu Makkiah atau Madaniah adalah menurut sebagian besar ayat-ayat yang
terkandung didalamnya. Dibawah ini beberapa contoh ayat-ayat Makkiah dalam surah Madaniah
dan sebaliknya, sebagai berikut:

A. Contoh ayat-ayat Makkiah dalam surah Madaniah:


 Surah al-Anfaal: Semua ayatnya adalah Madaniah kecuali ayat ke-30 & 64, Allah
berfirman:
َ‫ك َويَ ْم ُكرُونَ َويَ ْم ُك ُر هَّللا ُ َوهَّللا ُ خَ ْي ُر ْال َما ِك ِرين‬
َ ‫ك أَوْ يَ ْقتُلُوكَ أَوْ ي ُْخ ِرجُو‬
Uَ ‫ك الَّ ِذينَ َكفَرُوا لِي ُْثبِتُو‬
َ ِ‫ َوإِ ْذ يَ ْم ُك ُر ب‬  
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya
terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu.
Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik
Pembalas tipu daya” (Al-Anfal; 30) [2]
َ‫يَا أَيُّهَا النَّبِ ُّي َح ْسبُكَ هَّللا ُ َو َم ِن اتَّبَ َعكَ ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنِين‬
Artinya: “Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang
mukmin yang mengikutimu”.
 Surah al-Mujaadilah: Semua ayatnya adalah Madaniah kecuali ayat ke-7, Allah
berfirman:
‫َما يَ ُكونُ ِم ْن نَجْ َوى ثَالثَ ٍة إِال ه َُو َرابِ ُعهُ ْم َوال خَ ْم َس ٍة إِال هُ َو َسا ِد ُسهُ ْم َوال أَ ْدنَى ِم ْن َذلِكَ َوال أَ ْكثَ َر إِال هُ َو َم َعهُ ْم أَ ْينَ َما َكانُوا ثُ َّم يُنَبِّئُهُ ْم‬
‫بِ َما َع ِملُوا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة إِ َّن هَّللا َ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬
Artinya: “Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan
tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula)
pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada
bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada
mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu”. 
B. Contoh ayat-ayat Madaniah dalam surah Makkiah:
 Surah Yunus: Semua ayatnya adalah Madaniah kecuali ayat ke-40, 94 & 95, Allah
berfirman:
َ‫ك أَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْف ِس ِدين‬َ ُّ‫َو ِم ْنهُ ْم َم ْن ي ُْؤ ِمنُ بِ ِه َو ِم ْنهُ ْم َم ْن ال ي ُْؤ ِمنُ بِ ِه َو َرب‬
Artinya: “di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada al-Quran, dan di antaranya
ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang
orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS: 10: 40)
Dan firman Allah: (QS: Yunus: 94-95):
)٩٤( َ‫رين‬U ِ Uَ‫ون ََّن ِمنَ ْال ُم ْمت‬UU‫ق ِم ْن َربِّكَ فَال تَ ُك‬ ُّ U‫ك لَقَ ْد َجا َءكَ ْال َح‬ َ ِ‫َاب ِم ْن قَ ْبل‬ َ ‫ك فَاسْأ َ ِل الَّ ِذينَ يَ ْق َرءُونَ ْال ِكت‬ َ ‫ك ِم َّما أَ ْن َز ْلنَا إِلَ ْي‬ ٍّ ‫فَإ ِ ْن ُك ْنتَ فِي َش‬
٩٥( َ‫خَاس ِرين‬ ِ ‫ت هَّللا ِ فَتَ ُكونَ ِمنَ ْال‬ ِ ‫َوال تَ ُكون ََّن ِمنَ الَّ ِذينَ َك َّذبُوا بِآيَا‬
Artinya: "Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami
turunkan kepadamu, Maka Tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum
kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah
sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu. Dan sekali-kali janganlah kamu
Termasuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu Termasuk
orang-orang yang rugi”.
 Surah al-Kahfi: Semua ayatnya adalah Madaniah kecuali ayat: 1-8 & 28-107, Allah
berfirman:
َ‫ون‬UUُ‫ؤ ِمنِينَ الَّ ِذينَ يَ ْع َمل‬U ْ U‫ َر ْال ُم‬U‫هُ َويُبَ ِّش‬U‫ ِديدًا ِم ْن لَ ُد ْن‬U‫ا َش‬U‫ ِذ َر بَأْ ًس‬U‫ا لِيُ ْن‬UU‫) قَيِّ ًم‬١( ‫َاب َولَ ْم يَجْ َعلْ لَهُ ِع َو َجا‬ َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي أَ ْنزَ َل َعلَى َع ْب ِد ِه ْال ِكت‬
ْ‫رت‬U َ Uُ‫ائِ ِه ْم َكب‬UUَ‫ ِه ِم ْن ِعل ٍم َوال آلب‬Uِ‫) َما لهُ ْم ب‬٤( ‫) َويُن ِذ َر ال ِذينَ قَالوا اتخَ ذ ُ َولدًا‬٣( ‫) َما ِكثِينَ فِي ِه أبَدًا‬٢( ‫ت أَ َّن لَهُ ْم أَجْ رًا َح َسنًا‬
ْ َ َ ‫هَّللا‬ َ َّ ُ َّ ْ َ ِ ‫الصَّالِ َحا‬
‫ا‬UU‫ا َم‬UUَ‫) إِنَّا َج َع ْلن‬٦( ‫فًا‬U‫ث أَ َس‬ ‫ي‬
ِ َِ‫د‬ ‫ح‬ ْ
‫ال‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫وا‬ ُ ‫ن‬‫م‬
َ ِ ِ ْ ِ ِْ ِ ْ
‫ُؤ‬ ‫ي‬ ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ
‫ن‬ ‫إ‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ار‬ َ ‫ث‬‫آ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ك‬
َ ‫س‬
َ ْ
‫ف‬ َ ‫ن‬ ‫ع‬
ٌ ‫خ‬ ‫ا‬ ‫ب‬
ِ َ َ َ‫ك‬َّ ‫ل‬ ‫ع‬َ ‫ل‬َ ‫ف‬ ) ٥ ( ‫ًا‬ ‫ب‬‫ذ‬ َ
‫ك‬
ِ ِ ‫ال‬‫إ‬ َ‫ون‬ ُ ‫ل‬‫و‬ُ ‫ق‬ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ ‫إ‬ ‫م‬
َ ِ ِْ ِ َ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫و‬ ْ
‫ف‬ َ ‫أ‬ ‫ن‬ ْ ِ ‫َكلِ َمةً ت َْخ ُر‬
‫م‬ ‫ج‬
ُ
ً
٨( ‫ص ِعيدًا ُج ُرزا‬ َ
َ ‫اعلونَ َما َعل ْيهَا‬ ُ َ َّ َ َ
ِ ‫) َوإِنا ل َج‬٧( ‫ض ِزينَة لهَا لِنَ ْبل َوهُ ْم أيُّهُ ْم أحْ َسنُ َع َمال‬ ُ َ ً ِ ْ‫َعلى األر‬ َ
Artinya: “segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-kitab (al-
Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus,
untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira
kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan
mendapat pembalasan yang baik; mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya; dan untuk
memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak.”; mereka
sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka.
Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan
(sesuatu) kecuali dusta; Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena
bersedih hati setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini
(al-Quran); Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan
baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya;
dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi
tanah rata lagi tandus” (QS: al-Kahfi: 1-8).

Dan firman Allah: (QS: al-Kahfi: 28):


‫ ْع َم ْن‬U‫ ُّد ْنيَا َوال تُ ِط‬U‫ا ِة ال‬UUَ‫ةَ ْال َحي‬Uَ‫ ُد ِزين‬U‫ك َع ْنهُ ْم تُ ِري‬ َ ‫ا‬UUَ‫ ُد َع ْين‬U‫ك َم َع الَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ َربَّهُ ْم بِ ْال َغدَا ِة َو ْال َع ِش ِّي ي ُِري ُدونَ َوجْ هَهُ َوال تَ ْع‬ َ ‫َواصْ بِرْ نَ ْف َس‬
ً‫أَ ْغفَ ْلنَا قَ ْلبَهُ ع َْن ِذ ْك ِرنَا َواتَّبَ َع هَ َواهُ َو َكانَ أَ ْم ُرهُ فُ ُرطا‬
Artinya: “dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya
di pagi dan  ungg hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu 
ungguh i orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
Dan firman Allah: (QS: al-Kahfi: 107-110):
َ‫ان‬UU‫وْ َك‬UUَ‫لْ ل‬UUُ‫) ق‬١٠٨( ‫ َوال‬U‫) خَالِ ِدينَ فِيهَا ال يَ ْب ُغونَ َع ْنهَا ِح‬١٠٧( ‫س نُ ُزال‬ ِ ْ‫ات ْالفِرْ دَو‬ُ َّ‫َت لَهُ ْم َجن‬ ْ ‫ت َكان‬ ِ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
‫ا‬UU‫ي أَنَّ َم‬
َّ َ‫و َحى إِل‬UUُ‫ ٌر ِم ْثلُ ُك ْم ي‬U‫ا بَ َش‬UUَ‫ا أَن‬UU‫) قُلْ ِإنَّ َم‬١٠٩( ‫ات َربِّي َولَوْ ِج ْئنَا بِ ِم ْثلِ ِه َم َددًا‬ُ ‫ت َربِّي لَنَفِ َد ْالبَحْ ُر قَب َْل أَ ْن تَ ْنفَ َد َكلِ َم‬ ِ ‫ْالبَحْ ُر ِمدَادًا لِ َكلِ َما‬
َ ْ
١١٠( ‫صالِحًا َوال يُش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه أ َحدًا‬ ْ ُ
َ ‫إِلَهُك ْم إِلَهٌ َوا ِح ٌد فَ َم ْن َكانَ يَرْ جُو لِقَا َء َربِّ ِه فَليَ ْع َملْ َع َمال‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah
surga Firdaus menjadi tempat tinggal; mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah
dari padanya; Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat
Tuhanku,  ungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”; Katakanlah: Sesungguhnya aku ini
manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu
itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya”.
Ayat-ayat yang di bawa dari Makkah ke Madanah dan sebaliknya:
A. Ayat atau surah yang di bawa dari Makkah ke Madinah:
1. Surah al-A’laa, di bawa oleh Mash’ab bin Umair dan Ibn Ummi Maktum
ra [3].
2. Surah Yusuf, di bawa oleh Auf bin Afraa, yang tergabung dalam 8 orang
yang menghadap rasulullah SAW di Makkah.
3. Kemudian membawa lagi surah al-Ikhlash.
4. Selanjutnya membawa surah al-A’raaf, firman Allah:
‫هَّلل‬ ُ ُ
‫ولِ ِه‬U‫آ ِمنوا بِا ِ َو َر ُس‬UUَ‫و يُحْ يِي َويُ ِميت ف‬U َ Uُ‫هَ إِال ه‬Uَ‫ض ال إِل‬ ِ ْ‫ت َواألر‬ ِ ‫ َما َوا‬U‫الس‬َّ ‫ك‬ ُ U‫هُ ُم ْل‬Uَ‫قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي َرسُو ُل هَّللا ِ إِلَ ْي ُك ْم َج ِميعًا الَّ ِذي ل‬
َ‫النَّبِ ِّي األ ِّم ِّي الَّ ِذي ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو َكلِ َماتِ ِه َواتَّبِعُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدون‬
Artinya: “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada
Allah dan rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-
Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk” (QS: al-A’raaf: 158).
B. Ayat atau surah yang di bawa dari Madinah ke Makkah:
 Ayat yang di bawa dari Madinah ke Makkah adalah ayat Riba, lalu dibacakannya oleh
Etab bin Asiid kepada mereka, firman Allah, surah al-Baqarah ayat ke-278:
َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو َذرُوا َما بَقِ َي ِمنَ الرِّ بَا إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”.
 Surah Bara-ah, di bawa dari Madinah ke Makkah oleh Abu Bakar as-Shiddiq, ketika
menjadi “Amir Hajja”, lalu di bacakan oleh Ali bin Abu Thalib ra kepada orang-orang pada hari
Qurban.
 Ayat ke-98-99 dari surah an-Nisaa’:
َ‫ان‬UU‫و َع ْنهُ ْم َو َك‬U َ Uُ‫ك َع َسى هَّللا ُ أَ ْن يَ ْعف‬ َ ِ‫) فَأُولَئ‬٩٨( ‫إِال ْال ُم ْستَضْ َعفِينَ ِمنَ ال ِّر َجا ِل َوالنِّ َسا ِء َو ْال ِو ْلدَا ِن ال يَ ْستَ ِطيعُونَ ِحيلَةً َوال يَ ْهتَ ُدونَ َسبِيال‬
‫هَّللا ُ َعفُ ًّوا َغفُورًا‬ 
Artinya: "kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang
tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-
mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun”.
C. Ayat atau surah yang di bawa dari Madinah ke Habasyah (Ethopia):
1. Surah Maryam, di bawa oleh Ja’far bin Abu Thalib dan membacakannya
kepada an-Najasyi.
2. Ayat ke-64-68 dari surah Ali ‘Imraan, firman Allah [4]:
‫هَّللا‬
ِ ‫ا ِم ْن دُو ِن‬UUً‫ا أرْ بَاب‬U ‫ْض‬ َ ً ‫ضنَا بَع‬ ُ ‫ك بِ ِه َش ْيئًا َوال يَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬ َ ‫ب تَ َعالَوْ ا إِلَى َكلِ َم ٍة َس َوا ٍء بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم أَال نَ ْعبُ َد إِال هَّللا َ َوال نُ ْش ِر‬ ِ ‫قُلْ يَا أَ ْه َل ْال ِكتَا‬
‫ ِد ِه أَفَال‬U‫ ُل إِال ِم ْن بَ ْع‬U ‫ت التَّوْ َراةُ َواإل ْن ِجي‬ ِ َ‫ب ِل َم تُ َحاجُّ ونَ فِي ِإ ْب َرا ِهي َم َو َما أُ ْن ِزل‬ ِ ‫) يَا أَ ْه َل ْال ِكتَا‬٦٤( َ‫فَإ ِ ْن ت ََولَّوْ ا فَقُولُوا ا ْشهَدُوا بِأَنَّا ُم ْسلِ ُمون‬
ْ َ ‫هَّللا‬
َ‫ان‬UU‫ا َك‬UU‫) َم‬٦٦( َ‫ون‬UU‫ ِه ِعل ٌم َو ُ يَ ْعلَ ُم َوأنتُ ْم ال تَ ْعلَ ُم‬Uِ‫ْس لَك ْم ب‬ ْ ُ َ ‫) هَا أَ ْنتُ ْم هَؤُال ِء َحا َججْ تُ ْم فِي َما لَ ُك ْم بِ ِه ِع ْل ٌم فَلِ َم تُ َحاجُّ ونَ فِي َما لَي‬٦٥( َ‫تَ ْعقِلُون‬
‫ َذا‬Uَ‫وهُ َوه‬UU‫إِب َْرا ِهي َم لَلَّ ِذينَ اتَّبَ ُع‬Uِ‫اس ب‬ ِ َّ‫) إِ َّن أَوْ لَى الن‬٦٧( َ‫ ِر ِكين‬U‫انَ ِمنَ ْال ُم ْش‬UU‫ا َك‬UU‫لِ ًما َو َم‬U‫ا ُم ْس‬UUً‫إِب َْرا ِهي ُم يَهُو ِديًّا َوال نَصْ َرانِيًّا َولَ ِك ْن َكانَ َحنِيف‬
ْ ‫هَّللا‬ َّ
َ‫النَّبِ ُّي َوال ِذينَ آ َمنوا َو ُ َولِ ُّي ال ُم ْؤ ِمنِين‬
ُ
Artinya: “Katakanlah: “Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah
kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah)”; Hai ahli kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat
dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?; Beginilah
kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa
kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu
tidak mengetahui; Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah
dia termasuk golongan orang-orang musyrik; Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada
Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang
yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang
beriman”.
Ayat-ayat atau surah yang diturunka pada Musim Panas dan Dingin:
A.   Ayat-ayat turun pada Musim Panas:
 Ayat Kalalah, surah an-Nisaa’ ayat ke: 176, Allah berfirman:
‫ت فَلَهَا نِصْ فُ َما تَ َركَ َوهُ َو يَ ِرثُهَا إِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن لَهَا َولَ ٌد فَإ ِ ْن َكانَتَا‬ ٌ ‫ْس لَهُ َولَ ٌد َولَهُ أُ ْخ‬ َ ‫ك لَي‬ َ َ‫ك قُ ِل هَّللا ُ يُ ْفتِي ُك ْم فِي ْال َكاللَ ِة ِإ ِن ا ْم ُر ٌؤ هَل‬ َ َ‫يَ ْستَ ْفتُون‬
ُ
‫ضلوا َو ُ بِك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬ ‫هَّللا‬ ُّ َ ُ َ ‫هَّللا‬ َ ْ ِّ ْ َّ َ
ِ َ‫ك َوإِ ْن َكانوا إِخ َوة ِر َجاال َونِ َسا ًء فلِلذ َك ِر ِمث ُل َحظ األنثيَ ْي ِن يُبَيِّنُ ُ لك ْم أ ْن ت‬ ً ْ ُ َ ُ ُّ َ َ
َ ‫ْن فلهُ َما الثلثا ِن ِم َّما تَ َر‬Uِ ‫اثنَتَي‬  ْ
Artinya: “mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah. Katakanlah: “Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai
anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua
dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta
saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua
orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal.
Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka
bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah
menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha mengetahui
segala sesuatu”.
 Ayat ke-3 dari surah al-Maaidah, Allah berfirman:
‫يت لَ ُك ُم اإلسْال َم ِدينًا‬ ُ ‫ض‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬
ُ ‫ْاليَوْ َم أَ ْك َم ْل‬
Artinya: “pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”.
 Ayat ke-281 dari surah al-Baqarah, Allah berfirman:
‫ت‬ ْ َ‫س َما َك َسب‬ ٍ ‫َواتَّقُوا يَوْ ًما تُرْ َجعُونَ فِي ِه إِلَى هَّللا ِ ثُ َّم تُ َوفَّى ُكلُّ نَ ْف‬
Artinya: “dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu
semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang
sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya”.
 Ayat ke-42 dari surah at-Taubah, Allah berfirman:
‫ك‬ َ ‫اصدًا التَّبَعُو‬ ِ َ‫لَوْ َكانَ ع ََرضًا قَ ِريبًا َو َسفَرًا ق‬
Artinya: “kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan
perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu”.
 Ayat ke-65 dari surah at-Taubah, Allah berfirman:
ُ‫َولَئِ ْن َسأ َ ْلتَهُ ْم لَيَقُولُ َّن إِنَّ َما ُكنَّا نَ ُخوضُ َون َْل َعب‬
Artinya: “dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan manjawab, “sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-
main saja”
 Ayat ke-81 dari surah at-Taubah, Allah berfirman:
َ‫َوقَالُوا ال تَ ْنفِرُوا فِي ْال َح ِّر قُلْ نَا ُر َجهَنَّ َم أَ َش ُّد َح ًّرا لَوْ َكانُوا يَ ْفقَهُون‬
Artinya: “dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas
terik ini”. Katakanlah: “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jika mereka
mengetahui.
B.  Ayat-ayat turun pada Musim Dingin:
 Ayat yang turun pada peristiwa perang al-Khandaq, yaitu ayat ke-9 sampai 27 dari surah
al-Ahzab, Allah berfirman:
٩( ‫صيرًا‬ ِ َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ْاذ ُكرُوا نِ ْع َمةَ هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم إِ ْذ َجا َء ْت ُك ْم ُجنُو ٌد فَأَرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم ِريحًا َو ُجنُودًا لَ ْم تَ َروْ هَا َو َكانَ هَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan)
kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin
topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. dan adalah Allah Maha melihat akan apa
yang kamu kerjakan”.
 Ayat-ayat al-ifki (berita bohong) [5], yaitu ayat 11 dari surah an-Nuur, Allah
berfirman [6]:
ُ‫ره‬U َ U‫ولَّى ِك ْب‬U ْ َ‫ب ِمن‬
َ Uَ‫اإلث ِم َوالَّ ِذي ت‬ َ U‫ا ا ْكت ََس‬UU‫ئ ِم ْنهُ ْم َم‬ ِ U‫ك عُصْ بَةٌ ِم ْن ُك ْم ال تَحْ َسبُوهُ َش ًّرا لَ ُك ْم بَلْ هُ َو خَ ْي ٌر لَ ُك ْم لِ ُك ِّل ا ْم‬
ٍ ‫ر‬U ِ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ َجا ُءوا بِاإل ْف‬
‫َظي ٌم‬ ِ ‫ ِم ْنهُ ْم لَهُ َع َذابٌ ع‬ 
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan
kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah
baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam
penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”.
C. Ayat-ayat turun di tempat-tempat yang terpisah-pisah:
 Thaif: yaitu ayat ke-45 dari surah al-Furqaan, firman Allah:
‫أَلَ ْم ت ََر إِلَى َربِّكَ َك ْيفَ َم َّد الظِّ َّل‬
Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia
memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang...”
 Baitul Maqdis: yaitu ayat ke-45 dari surah az-Zukhruf, firman Allah:
َ‫َواسْأَلْ َم ْن أَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبلِكَ ِم ْن رُ ُسلِنَا أَ َج َع ْلنَا ِم ْن دُو ِن الرَّحْ َم ِن آلِهَةً يُ ْعبَ ُدون‬
Artinya: “dan Tanyakanlah kepada Rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu:
"Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah yang Maha Pemurah?"
 Al-Hudaibiah: yaitu ayat ke-30 dari surah ar-Ra’d, firman Allah:
‫َوهُ ْم يَ ْكفُرُونَ بِالرَّحْ َم ِن‬
Artinya: “Padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah ".
 Al-Juhqah: yaitu ayat ke-85 dari surah al-Qashash, firman Allah:
‫ك ْالقُرْ آنَ لَ َرا ُّدكَ ِإلَى َم َعا ٍد‬ َ ‫إِ َّن الَّ ِذي فَ َر‬
َ ‫ض َعلَ ْي‬
Artinya: “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) al-Quran,
benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali”.
Ayat yang turun pada malam hari dan pada siang hari:
Kebanyakan ayat-ayat Qur’aniah itu turun pada siang hari. Adapun ayat-ayat yang diturunkan
pada malam hari, Abu al-Qasim al-Hassan bin Muhammad bin Habib an-Naisaburi telah
menelitinnya dan memberikan kesimpulan serta beberapa contoh, diantaranya adalah: Bagian-
bagian akhir dari surah Ali Imran, seperti firman Allah pada ayat ke-190 dari surah Ali Imran:
‫ب‬ ْ ‫ت ألولِي‬
ِ ‫األلبَا‬ ٍ ‫ار آليَا‬ ِ َ‫الف اللَّ ْي ِل َوالنَّه‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ِ‫اخت‬ ِ ْ‫ت َواألر‬ ِ ‫إِ َّن فِي خَ ْل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
Artinya: “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang,
terdapat tanda-tanda [kekuasaan Allah] bagi orang-orang yang berakal “.
Aisyah ra berkata: “Adalah Bilal datang kepada nabi untuk memberitahukan waktu shalat
shubuh, maka ia melihat nabi sedang menangis tersedu-sedu lalu bertanya: “Ya rasulullah,
apakah yang menyebabkan engkau menangis?”  Nabi menjawab: “Bagaimana saya tidak
menangis padahal tadi malam diturunkan kepadaku”. (Membacakan ayat di atas - pen).
Kemudian nabi melanjutkan: “Celakalah orang yang membacanya, tetapi tidak
memikirkannya’’[7].

Mengetahui ayat yang pertama dan yang terakhir turun dari al-Qur’an:
 Ayat yang pertama kali turun dari al-Qur’an: yaitu ayat ke-1 dari surah al-‘Alaq:
‫ق‬َ َ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َربِّكَ الَّ ِذي خَ ل‬
Artinya: “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”,
 Ayat yang paling terakhir turun dari al-Qur’an secara mutlak, menurut pendapat yang
kuat dan paling banyak dipilih oleh ulama ulumul Qur’an: adalah ayat ke 281 dari surah al-
Baqarah:
ْ ‫ت َوهُ ْم ال ي‬
َ‫ُظلَ ُمون‬ ْ َ‫س َما َك َسب‬ ٍ ‫َواتَّقُوا يَوْ ًما تُرْ َجعُونَ فِي ِه ِإلَى هَّللا ِ ثُ َّم تُ َوفَّى ُكلُّ نَ ْف‬
Artinya: “dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu
semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna
terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”.
Ayat-ayat dan surah pertama dan terakhir turun dari al-Qur’an menurut spesialisasinya:
A. Ayat-ayat dan surah yang pertama turun menurut spesialisasinya:
 Surah yang pertama turun secara komplit (keseluruhan), adalah: surah al-Faatihah
 Ayat yang pertama turun khusus hukum jihad, yaitu ayat ke-39 dari surah al-Hajj:
‫أُ ِذنَ لِلَّ ِذينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُ ْم ظُلِ ُموا َوإِ َّن هَّللا َ َعلَى نَصْ ِر ِه ْم لَقَ ِدي ٌر‬
Artinya: “telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka telah dianiaya. dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka
itu”,
 Ayat yang pertama turun mengharamkan al-Khamar (miras), ayat ke-219 dari surah al-
Baqarah:

ِ َّ‫ك َع ِن ْالخَ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ِر قُلْ فِي ِه َما إِ ْث ٌم َكبِي ٌر َو َمنَافِ ُع لِلن‬


‫اس‬ َ َ‫يَسْأَلُون‬
Artinya: “mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia”
 Ayat yang pertama turun tentang makanan, ayat ke-145 dari surah al-An’aam:
ْ
ُ‫اع ٍم يَط َع ُمه‬ِ ‫ط‬ َ ‫ي ُم َح َّر ًما َعلَى‬ َّ َ‫وح َي إِل‬ِ ُ‫قُلْ ال أَ ِج ُد فِي َما أ‬ 
Artinya: “Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu,
sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya".
B. Ayat-ayat dan surah yang terakhir turun menurut spesialisasinya:
 Ayat yang terakhir turun menyebutkan perempuan secara khusus: yaitu ayat ke-195 dari
surah Ali Imran:
‫ضي ُع َع َم َل عَا ِم ٍل ِم ْن ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر أَوْ أُ ْنثَى‬ ِ ُ‫اب لَهُ ْم َربُّهُ ْم أَنِّي ال أ‬
َ ‫فَا ْستَ َج‬
Artinya: “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman):
"Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu,
baik laki-laki atau perempuan"
 Ayat yang terakhir turun tentang harta warisan: yaitu ayat ke-176 dari surah an-Nisaa’:
ْ
‫ك قُ ِل هَّللا ُ يُ ْفتِي ُك ْم فِي ال َكاللَ ِة‬
َ َ‫يَ ْستَ ْفتُون‬
Artinya: “mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah. Katakanlah: "Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah”.

 Surah yang terakhir turun secara komplit (utuh), yaitu surah an-Nashar:
‫إِ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْت ُح‬
Artinya: “apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”

Sebab Turunnya Ayat Yang di Sebut Madani


Setelah terbentuk jamaah yang beriman pada Allah, malaikat, kitab dan rosul-Nya,
kepada hari akhir dan qodar, baik dan buruknya serta aqidahnya telah di uji dengan berbagai
cobaan dari orang orang musyrik dan akhirnya dapat bertahan dan dengan agamanya itu mereka
hijrah karena lebih mengutamakan apa yang ada di sisi Allah daripada kesenangan hidup
duniawi, oleh sebab itu turunlah ayat-ayat madaniyah yang panjang-panjang membicarakan
hukum-hukum islam serta ketentuan-ketentuannya, mengajak berjihad dan berkorban di jalan
Allah kemudian menjelaskan dasar-dasar perundang-undangan, meletakkan aqidah-aqidah
kemasyarakatan juga menyingkap aib dan isis hati orang-orang munafik, berdialog dengan ahli
kitab dan membungkam mulut mereka.
Manfaat dalam mengetahui surah makki atau madani adalah,
1. Untuk di jadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-qur’an
2. Meresapi gaya bahasa Al-qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwa menuju jalan
Allah.
3. Mengetahui sejarar hidup nabi melalui ayat-ayat Al-qur’an sebab turunnya wahyu kepada
rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik dalam priode
makkah maupun periode maninah.

Manna’ Khalil  Al-Qaththan, 1973, Studi Ilmu-Ilmu qur’an / Manna’ Khalil Al-Qattan, Bogor,
Litera Antar Nusa.
Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, 1986, Zubatul Itqon Fil Ulumil Qur’an, Jiddah,
Darusy Syuruf.
Az-Zarkasyi, al-Burhan Fi ‘Ulum Al-Qur’an
Syaikh Manna Al-Qaththan, Mabahis Fi ‘Ulum Al-Qur’an, Kairo, Maktabah Wahbah
H. Aunur Rafiq El-Mazni, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta Timur Pustaka Al-Kautsar

Anda mungkin juga menyukai