Laporan PKL Radiator PDF Free

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan


Praktek kerja lapangan adalah salah satu mata pelajaran pada
program studi wajib. Mata pelajaran ini merupakan sarana untuk belajar
melalui pengamatan langsung dilapangan.
Pelaksanan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan aplikasi dari
semua ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh Mahasiswa selama di
bangku perkuliahan, baik berupa teori maupun berupa praktek. Namun,
pada kenyataannya ilmu yang di dapatkan di bangku perkuliahan akan
berbeda bila telah berada di dunia kerja. Di dunia kerja kita akan
menemukan berbagai persoalan dan permasalahan, dan kita dituntut untuk
bisa menyelesaikan dengan berbagai aspek ilmu yang kita miliki.
Disamping kita dapat melihat dengan jelas berbagai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada saat ini, kita akan termotivasi dengan
kondisi persaingan dalam pekerjaan ataupun dalam memperoleh pekerjaan
yang sesuai dengan ilmu yang kita miliki.
Seiring dengan perkembangan teknologi listrik telah menjadi salah
satu kebutuhan pokok dalam menjalani kehidupan. Hampir semua aspek
kehidupan manusia memerlukan energi listrik, di perkantoran, rumah
tangga, dan perindustrian. Semakin banyaknya berdiri industri-industri
baru yang memerlukan energi listrik dalam pengoperasiannya sehingga
menyebabkan kebutuhan akan energi listrik terus meningkat setiap
tahunnya.
Dalam memenuhi kebutuhan akan energi listrik didirikan
pembangkit-pembangkit yang baru. Pembangkit energi listrik ini biasanya
berada di daerah yang jauh dari pusat beban. Agar energi listrik ini sampai
ke pusat beban maka diperlukan saluran transmisi dan distribusi energi
listrik. Pembangkit listrik di Indonesia umunya menggunakan saluran
transmisi 150 kV. Masalah lain yang muncul adalah penyebaran pusat-

1
pusat beban yang tidak merata. Sehingga pembangkit yang mempunyai
kapasitas kecil seringkali harus digunakan untuk menyuplai beban yang
besar, sedangkan pembangkit yang berkapasitas besar digunakan untuk
menyuplai beban yang kecil. Untuk mengatasi hal ini, pusat pembangkit
yang ada harus diinterkoneksikan, agar tenaga listrik dapat ditransmisikan
sesuai dengan kebutuhan. Interkoneksi sistem ini bertujuan untuk
menghubungkan pembangkit-pembangkit yang ada menjadi satu, sehingga
pembangkit tenaga listrik yang ada dapat digunakan untuk menyuplai
beban yang letaknya jauh dari lokasi tersebut.
Untuk wilayah Kalimantan Timur, pusat-pusat pembangkit dan
gardu induk (GI) telah dinterkoneksikan oleh saluran transmisi 150 kV
menjadi sebuah kesatuan interkoneksi yang disebut dengan Sistem
Mahakam. Untuk wilayah Kalimantan Timur terdapat beberapa PLTD,
PLTG dan PLTGU. PLTGU Tanjung Batu merupakan pembangkit di
Kalimantan Timur yang juga telah diinterkoneksikan dengan pembangkit
lain. PLTGU Tanjung Batu ini dioperasikan dengan menggunakan solar
dan gas sebagai bahan bakar untuk penggerak sehingga biaya
operasionalnya cukup besar. PLTGU Tanjung Batu merupakan salah satu
pembngkit listrik terbesar di Kalimantan Timur yang mengunakan dua
jenis pembangkit listrik yaitu PLTG dan PLTU. Hal ini membuat
ketertarikan tersendiri untuk dapat mengkaji lebih lanjut proses apa saja
yang terjadi di industri penyediaan listrik tersebut.
Sebuah mesin jika bekerja secara berkelanjutan tentu akan semakin
panas dan dapat menyebabkan gangguan dan kerusakan pada mesin
tersebut. Maka dari itu dibutuhkan sebuah sistem pendingin untuk
membuat sistem dapat bekerja secara optimal dan terhindar dari gangguan
dan kerusakan. Tema Kerja Praktek yang penulis angkat berkaitan dengan
sistem pendingin untuk menjaga kestabilan suhu di PLTGU Tanjung Batu.
Namun berhubungan kegiatan penulis dalam pelaksanaan lebih banyak
dalam pembuatan atau perangkaian panel kontrol radiator PLTGU Tanjung
Batu, maka penulis hanya membahas mengenai Analisa Sistem Proteksi
Panel dan Standarisasi Kontrol Radiator PLTGU Tanjung Batu.

2
Dalam hal ini penulis melakukan pengaplikasian terhadap ilmu
yang telah peroleh selama perkuliahan. Selain itu praktek kerja ini juga
dimaksudkan agar penulis mampu bersosialisasi dan mengenali dunia
kerja yang akan dihadapi.

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Secara langsung melihat dan mengamati kegiatan operasi di


lapangan khususnya objek-objek yang berhubungan dengan Kerja Praktek,
sehingga dapat dilihat aplikasi dari teori dan ilmu yang telah diperoleh.

1.3 Waktu Dan tempat kegiatan

Praktek kerja lapangan dilaksnakan selama satu bulan dari tanggal


27 Juli sampai 15 Agustus 2015 di PLTGU Tanjung Batu yang berlokasi di
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

1.4 Tujuan Dan Kegunaan

Adapun tujuan yang hendak dicapai setelah melaksanakan Praktek


Kerja Lapangan bagi Mahasiswa adalah :
1. Membandingkan ilmu yang diperoleh pada perkuliahan dengan apa
yang ditemukan di lapangan, sehingga dapat dilakukan evaluasi dari
kemampuan mahasiswa untuk meningkatkan sumber daya yang
berkualitas.
2. Mengamati dan mengenal secara langsung peralatan-peralatan pada
PLTGU Tanjung Batu.
3. Mengetahui serta memahami prinsip kerja radiator PLTGU Tanjung
Batu.
4. Memahami sistem proteksi dan standarisasi panel kontrol radiator
PLTGU Tanjung Batu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

3
PLTGU adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU, dimana
panas dari gas buang dari PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang
digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Dan bagian yang digunakan
untuk menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam
Generator) yang prinsip kerjanya sama dengan boiler. PLTGU merupakan
suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi panas
(hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang
bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan
antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari
gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG
(Heat Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Di
PLTGU Tanjung Batu, penggunaan siklus kombinasi ini dilakukan agar
gas buang dari turbin gas yang masih bertemperatur tinggi dapat
dimanfaatkan untuk memanaskan air dan mentransfer menjadi uap. Gas
yang dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan
mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan
bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam).
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya. Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara
dimasukkan dalam kompresor dengan melalui air filter / penyaring udara
agar partikel debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor tersebut.
Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang
bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar
menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.turbin
uap. Jika menggunakan BBG (Bahan Bakar Gas), gas bisa langsung
dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM
(Bahan Bakar Minyak) harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada
burner baru dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan
udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggi yang
berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy

4
gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator
untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut
dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin
bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin
dengan udara pendingin dari lubang udara pada turbin. Untuk mencegah
korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan
tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium.

2.2 Siklus Kombinasi (Combined Cycle)

Di bidang industri saat ini, dilakukan usaha untuk meningkatkan


efisiensi turbin gas yaitu dengan cara menggabungan siklus turbin gas
dengan siklus proses sehingga diperoleh siklus gabungan yang biasa
disebut dengan istilah “Cogeneration”. Sedangkan untuk meningkatkan
efisiensi termal turbin gas yang digunakan sebagai unit pembangkit listrik
(PLTG), siklus PLTG (Cyle Brayton) digabung dengan siklus PLTU (Cyle
Rankine) sehingga terbentuk siklus gabungan yang disebut “Combined
Cycle” atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).

Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU.
Siklus PLTG menerapkan siklus Brayton, sedangkan siklus PLTU
menerapkan siklus ideal Rankine seperti gambar :

5
Gambar 2.1 Siklus Kombinasi (Combined Cycle)

2.2.1 Siklus Brayton PLTG


Turbin gas memiliki karakteristik ringan serta lebih ringkas jika
dibandingkan dengan turbin uap. Turbin gas lazim digunakan sebagai
pembangkit listrik stationery. Pembangkit tenaga turbín gas dapat
dioperasikan baik pada sistem terbuka maupun sistem tertutup, namun
sistem terbuka lebih umum dan banyak digunakan. Di dalam model ini,
mesin menarik udara atmosfer secara terus menerus ke dalam kompresor,
dimana udara dikompresi sehingga memiliki tekanan tinggi. Udara yang
telah dikompresi tersebut kemudian masuk ke dalam ruang bakar
(Combustor), dimana udara tersebut dicampur dengan bahan bakar dan
proses pembakaran terjadi, yang menghasilkan produk pembakaran pada
temperatur tinggi. Produk hasil pembakaran tersebut melakukan ekspansi
melalui turbin. Sebagian dari kerja yang dihasilkan turbin digunakan untuk
menggerakkan kompresor, sisanya digunakan untuk membangkitkan
listrik.

6
Gambar 2.2 Siklus Brayton PLTG
Cyle Brayton :

1-2 Proses kompresi isentropik dalam kompresor

2-3 Proses pemasukan kalor pada tekanan P konstan

3-4 Proses ekspansi isentropik dalam turbin

4-1 Proses pembuangan kalor tekanan konstan dalam alat pemindah


kalor (pendingin)

2.2.2 Siklus Rankine PLTU

Dalam pengoperasian idealnya, PLTU menggunakan siklus tertutup


(closed System). Air yang digunakan sebagai fluida kerjanya dapat
digunakan kembali untuk proses berikutnya. Siklus PLTU mengikuti
prinsip kerja siklus rankine, yaitu pemanasan suatu fluida (air) oleh heat
exchanger kemudian berubah menjadi uap panas. Lalu uap panas tadi
masuk ke dalam steam turbin sehingga dapat menggerakkan generator.
Setelah itu uap yang keluar dari generator masuk dalam kondensor dan
berubah menjadi air kembali. Setelah itu air dipompa masuk ke dalam heat
exchanger untuk dipanaskan. Dan seterusnya sehingga membentuk suatu
siklus yang dinamakan siklus rankine.

7
Gambar 2.3 Siklus Rankine PLTU
Rankine Cycle :
1-2 Proses Pemompaan insentropis di dalam pompa
2-3 Proses pemasukkan kalor atau pemanasan pada tekanan konstan di
dalam ketel
3-4 Proses ekspansi insentropis di dalam turbin atau mesin uap lainnya
4-1 Proses pengeluaran kalor atau pengeburan pada tekanan konstan di
dalam kondensor

2.3 Unit-Unit Produksi

Secara garis besar, keseluruhan proses yang ada di PLTGU Tanjung


Batu terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu : Unit PLTG, Unit PLTU, dan
unit penunjang atau unit utilitas. Pada bagian berikut ini akan dijelaskan
penjelasan dari tiap-tiap unit.

2.3.1 Unit PLTG

Pada Unit PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) yang terjadi


merupakan siklus Bryton. Udara bebas dihisap oleh kompresor dan
selanjutnya udara tersebut dikompresikan dengan bahan bakar dan
dikabutkan dengan bantuan nozzle menuju ruang bakar. Lalu, dengan
bantuan percikan api dari igniter, terjadilah pembakaran yang
menghasilkan aliran gas panas dengan tekanan dan temperatur tinggi.

8
Aliran gas panas ini memutar turbin sehingga generator akan
menghasilkan listrik. PLTG terdiri dari bagian (komponen) utama dan alat
bantunya yang meliputi :

1. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan yang
digunakan sebagai udara pembakaran. Kompresor terdiri dari 7 tingkat LP
dan 6 tingkat HP yang akan menghasilkan tekanan udara terkompresi
mencapai 10,5 barg. Akibat dari meningkatnya tekanan pada tiap tingkat
dan melewati ruang yang lebih sempit disisi keluar kompresor, maka suhu
udara keluar kompresor juga naik mencapai 280 - 315 oC.

2
1

Gambar 2.4 Kompresor

Keterangan Gambar :
1. Rotor dengan sudu/ blade gerak
2. Stator dengan sudu/ blade tetap

2. Combustion chamber (Ruang Bakar)


Combustion chamber (Ruang Bakar) adalah ruangan tempat
terjadinya proses pembakaran gas alam yang akan menuju turbin. Turbin

9
gas umumnya mempunyai combustion chamber yang terdiri dari banyak
combustion basket (liner) yang dipasang melingkari compressor
discharge.

Gambar 2.5 Combustion chamber (Ruang Bakar)

3. Gas Turbin

Gas panas (energi panas) hasil pembakaran diarahkan untuk


memutar sudu turbin. Turbin gas merubah energi panas menjadi energi
kinetik. Perubahan energi terjadi ketika gas panas melewati sudu diam dan
sudu gerak. Melewati sudu diam tekanan gas turun, tetapi kecepatannya
naik. Pada saat mendorong sudu gerak, tekanan dan kecepatan gas turun,
kemudian energi putar poros turbin diubah menjadi energi listrik pada
generator. Terdapat 2 gas turbin pada unit PLTG ini.

4. Generator

Generator terdiri dari stator dan rotor. Rotor berfungsi sebagai


medan magnet putar, sedang stator berfungsi sebagai kumparan tetap.

10
Generator merubah energi kinetik menjadi energi listrik. Ketika rotor
diputar oleh turbin maka medan magnet memotong kumparan stator
sehingga timbul tegangan pada ujung terminalnya. Pada unit PLTG
terdapat 2 generator yang masing-masing menghasilkan daya sebesar 20
MW. Kualitas listrik yang dihasilkan dijaga pada frekuensi 50 Hz dan
tegangan listrik dari generator dinaikkan melalui trafo step up menjadi
tegangan 150 Kv. Energi listrik kemudian disalurkan melalui jaringan
transmisi ke seluruh sistem kelistrikan Mahakam.

2.3.2 Unit PLTU

Unit PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) merupakan


pembangkit yang menggunakan energi kinetik dari uap untuk
menghasilkan listrik yang bahan bakarnya menggunakan gas buang dari
turbin pada PLTG. PLTU terdiri dari bagian (komponen) utama dan alat
bantunya yang meliputi :

1) HRSG (Heat Recovery Steam generator)


Alat yang mendaur ulang energi panas pada gas buang menjadi
energi thermal uap yang bertekanan disebut Heat Recovery Steam
Generator (HRSG). Secara umum, ditinjau dari input energi ada dua
tipe HRSG yaitu unfired HRSG (tanpa ada tambahan energi) dan fired
HRSG (adanya tambahan energi dengan pembakaran tambahan).

11
Gambar 2.6 Heat Recovery Steam Generator (HRSG)

Sedangkan PLTGU Tanjung Batu menggunakan jenis unfired,


dimana energi gas buang digunakan sebagai input energi. Dalam
HRSG ini digunakan dua jalur lintasan air dan uap yaitu HP Feed
Water dan Steam serta LP Feed Water dan Steam. Di PLTGU Tanjung
Batu terdapat 2 HRSG. Dimana komponen utama HRSG terdiri dari :

 Economizer adalah alat yang digunakan untuk memanaskan air


pengisi ketel dengan media pemanas energi kalor yang terkandung
didalam gas bekas. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan air
pengisi ketel yang suhunya tidak jauh berbeda dengan air yang
terdapat pada steam drum, serta untuk menaikkan efisiensi.

 Evaporator digunakan untuk mengubah air yang berada pada steam

drum yang berada pada titik didih, menjadi uap basah, dan akan

dikembalikan kedalam steam drum namun sudah dalam fasa gas.

 Superheater adalah alat unutuk memanaskan uap jenuh dari steam

drum sebelum dikirim ke steam turbin dimana uap jenuh akan

dirubah menjadi uap kering sebelum digunakan pada Steam


Turbin.

Dalam HRSG masing-masing dipasang steam drum, dimana tujuan


dari steam drum adalah :

 Untuk memastikan terjadinya campuran yang baik antara


keluaran economizer dan evaporator.

12
 Untuk menyediakan tempat bagi cadangan air, diperlukan
untuk

control sistem sirkulasi.

 Untuk memungkinkan ekspansi air selama strat-up (proses


start), ketika uap yang dihasilkan pertama kali perlu diblow
sehingga air keluar dari tube evaporator.

 Untuk memastikan air dan uap terpisah.

Dan untuk mempertahankan harga pH ditambahkan Na3PO4 sebagai


buffer.

2) Steam Turbine
Steam Turbine berfungsi merubah energi thermal menjadi energi
mekanik putar pada poros, kemudian energi mekanik putar diubah
menjadi tenaga listrik pada generator. Jenis turbin uap yang digunakan
pada PLTGU Tanjung Batu ialah turbin compound (turbin tekanan
tinggi dan rendah), yang mana mempunyai dua saluran uap masuk
yaitu saluran tekanan tinggi dan saluran tekanan rendah. Steam
Turbine hanya terdapat 1, karena steam yang keluar dari 2 HRSG
digabungkan dalam 1 Steam Turbine.

3) Generator

Pada generator pada unit PLTU ini memiliki fungsi yang sama
seperti generator pada unit PLTG, tetapi yang membedakan adalah
daya yang dihasilkan sebesar 20 MW.

13
BAB III

HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 PLTGU Tanjung Batu


PT. PLN (Persero) Wilayah KALTIMRA (Kalimantan Timur
Kalimantan Utara) Sektor Pembangkitan Mahakam dan Penyaluran
Mahakam merupakan unit yang baru lahir di lingkungan PT. PLN
(Persero) Wilayah KALTIMRA yang terbentuk berdasarkan Keputusan
Direktur Utama PT. PLN (Persero) No : 045.K/023/DIR/1996 tanggal 06
Mei 1996 dan merupakan unit kesepuluh di lingkungan PT. PLN (Persero)
Wilayah Kalimantan Timur.
Pada tanggal 15 Januari 1997 didirikanlah PLTGU (Pusat Listrik
Tenaga Gas Dan Uap) Tanjung Batu dengan luas wilayah 30 Hektar yang
berlokasi di dusun Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Sebrang,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Alasan pemilihan lokasi
tersbut sebagai tempat PLTGU dan sebagai kantor adalah:

1. Penyaluran bahan bakar mudah.

14
2. Kebutuhan air pendingin (air sungai) cukup memadai.

3. Tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk.

4. Lokasi milik sendiri.

PLTGU Tanjung Batu di bawah tanggung jawab PT. PLN (Persero)


Wilayah KALTIMRA Sektor Pembangkitan Mahakam dengan kapasitas
daya 60 MW. PLTGU Tanjung batu dalam mengoperasikan tidak hanya
pembangkit yang dikelola PLN Sektor Mahakam tetapi juga pembangkit
yang dikelola oleh perusahaan diluar PLN yang selanjutnya disebut
sebagai pembangkit sewa. Pembangkit sewa yang berada di PLTGU
Tanjung Batu terdiri dari PT. Menamas Mitra Energi dan PT. Kaltimex
Energi, PT. Kutilang Paksi Mas, dan PT. Hutan Alam sehingga secara
keseluruhan kapasitas PLTGU Tanjung Batu adalah sebesar 127 MW.
Pembangunan PLTGU didasarkan untuk memenuhi sebagian target dari
beban kerja dan tanggung jawab PT. PLN (Persero) Wilayah KALTIMRA
Sektor Pembangkitan Mahakam. Pada bulan Februari 2014 daya mampu
PLTGU Tanjung Batu 56 MW dan daya mampu yang tercapai 29.840.500
KWh.

PLTGU merupakan modern pembangkit yang sedang


dikembangkan saat ini, merupakan gabungan dari dua jenis pembangkit
listrik PLTG dan PLTU. PLTG Open Cycle merupakan pembangkit yang
cepat untuk di start dan mempunyai respon yang baik terhadap perubahan
beban, tetapi mempunyai kelemahan yaitu konsumsi energinya besar
(efisiennya rendah) sehingga tidak menguntungkan bila dioperasikan
sebagai base load. PLTU dan PLTG mempunyai perbedaan yang
mengarah pada keuntungan dan kerugian masing-masing. Berikut
perbandingan antara PLTU dan PLTG mengenai faktor-faktor penting
tersebut dapat dilihat pada table 1.1.

15
No. URAIAN PLTU PLTG
1. Biaya Pembangunan Tinggi Rendah
2. Waktu Pembangunan Lama Cepat
3. Lokasi Luas Sempit
4. Kapasitas Besar Sedang
5. Biaya Operasi Sedang Tinggi
6. Kebutuhan Air Pendingin Banyak Tidak Ada
7. Sistem Pembebanan Tetap Bervariasi
8. Waktu Start Sampai Beban Lama Cepat
Penuh
9. Temperatur Kerja Sedang Tinggi
10. Jumlah Operator Banyak Sedikit
Tabel 3.1 Perbandingan PLTU dan PLTG

16
Pada operasinya diketahui bahwa temperatur gas buang dari turbin
gas masih tinggi dan juga laju aliran yang tinggi. Dengan pertimbangan
tersebut maka dimanfaatkanlah energy yang terbuang untuk menguapkan
air untuk selanjutnya uap air tersebut digunakan untuk memutar turbin
uap. Penguapan air di PLTGU diproses di HRSG (Heat Recovery steam
Generator). Jadi, dengan cara tersebut dapat menaikkan efisiensi
keseluruhan dan dapat dimanfaatkan energi secara optimal.

Keuntungan PLTGU yaitu :


1. Efisiensi termalnya tinggi
2. Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) lebih rendah
3. Pembangunannya relatif cepat
4. Kapasitas dayanya bervariasi dari kecil hingga besar
5. Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan
6. Fleksibilitasnya tinggi
7. Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi
lahan lebih sedikit.
8. Waktu yang dibutuhkan untuk membangkitkan beban maksimum
relatif singkat.

17
3.1.1 Struktur Organisasi PLTGU Tanjung Batu

18
Struktur Organisasi PLTGU Tanjung Batu

19
 Manager
Sebagai penanggung jawab seluruh bagian perusahaan yang
dipimpinnya.
 Spv. Ling, K2, Adm
Sebagai penanggung jawab lingkungan, keselamatan
ketenegalistrikan dan administrasi di area PLTGU.
 Spv. O & P Peaking
Sebagai penanggung jawab dalam memastikan pekerjaan
Operasi dan Pemeliharaan di wilayah Pembangkit Peaking.
 Spv. O & P Tanjung Batu
Sebagai penanggung jawab dalam memastikan pekerjaan
Operasi dan Pemeliharaan di wilayah Pembangkit Tanjung
Batu.
 PLT. Spv. Pemeliharaan
Melaksanakan supervise dan koordinasi pada bidang
pemeliharan, dengan melaksanakan kegiatan prediksi,
pemeliharaan dan monitoring peralatan-peralatan mesin dan
listrik.
 Spv. Operasi
Mengawasi dan mengkordinir pelaksanaan kegiatan
pengoperasian.
 Analisa WTP
Melakukan pengujian dan meganalisa dengan menggunakan
bahan kimia untuk mengetahui kandungan air agar kuantitas
air baik bagi boiler.
 Pemeliharaan Listrik
- Membuat rencana : jadwal pemeliharaan.
- Melaksankan pemeliharaan dibidangnya
- Mengatasi gangguan pada peralatan listrik dan
kelengkapannya
 Pemeliharaan Mesin
- Membuat rencana : jadwal pemeliharaan.
- Melaksankan pemeliharaan dibidangnya
- Mengatasi gangguan pada mesin-mesin, komponen-
komponen dan kelengkapannya.
 Cleaning Service
Membersihkan area kantor PLTGU.
 Security

20
Melaksanakan pengamanan di PLTGU Tanjung Batu.

3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan


a. Hari pertama, senin tanggal 27 july 2015
Berkeliling PLTGU Tanjung Batu, mengetahui tata letak kondisi di tanjung
batu.
b. Hari ke dua, selasa tanggal 28 july 2015
Berkeliling pembangkit yang berada disamping PLTGU tanjung batu
masih dimiliki oleh PT.Wikka dan akan diserah terimakan ke PLN
pembangkitannya menggunakan SFC (static frequency converters) dan
menggunakan solar dan gas sebagai bahan bakarnya. Peaking sendiri
memiliki 2 mesin pembangkit yang masing-masingnya memiliki daya
pembangitan sebesar 50 MW.
c. Hari ke tiga, rabu tanggal 29 july 2015
Melakukan pembongkaran auxiliary trafo pada sitem pembangkitan
Peaking 2. Melakukan pengurasan oli pada auxiliary trafo sebagai langkah
pertama yang dapat dilakukan.
d. Hari ke empat, kamis tanggal 30 july 2015
Melanjutkan pembongkaran auxiliary trafo, memasang chain block untuk
mengangkat bagian bagian dari auxiliary trafo.
e. Hari ke lima, jumat tanggal 31 july 2015
Melihat tempat pembuangan limbah industry. Melakukan olahraga
bersama pegawai PLTGU Tanjung Batu.
f. Hari ke enam, senin tanggal 3 agustus 2015
Melakukan perawatan terhadap Main Trafo GT 1 (Trafo Utama) yang
terdapat pada PLTGU Tanjung Batu. Perawatan yang dilakukan biasa
disebut Treatment Oil Trafo.
g. Hari ke tujuh, selasa tanggal 4 agustus 2015
Pengarahan yang dilakukan oleh manajer PLTGU Tanjung Batu. Mengenal
lebih dekat tentang Pembangkit yang terdapat di Tanjung Batu.
h. Hari ke delapan, rabu tanggal 5 agustus 2015
Pengenalan alat baru yang terdapat pada PLTGU yaitu TRISEN berfungsi
seperti program ladder PLC.
i. Hari ke sembilan, kamis tanggal 6 agustus 2015
Membantu penarikan kabel yang di mulai dari pembangkit PLTGU
menuju ke pembangkit Peaking.
j. Hari ke sepuluh, jumat tanggal 7 agustus 2015

21
Melanjutkan penarikan kabel menuju pembangkit Peaking yang belum
selesai & memeriksa kabel yang telah ditarik.
k. Hari ke sebelas, senin tanggal 10 agustus 2015
l. Perbaikkan jika, terjadi goresan pada bagian isolasi kabel untuk bisa
melapisi kembali dengan isolasi agar bagian konduktif tetap terlindungi.
Memasukkan kabel yang telah diperiksa ke cable tray (jalur kabel) yang
telah disediakan.
m. Hari ke duabelas, selasa tanggal 11 agustus 2015
Membantu melakukan Purifier treatment oil transformer (peremajaan oli
trafo) pada trafo GT 2 (Gas Turbin) perawatan yang khusus untuk bagian
oli.
n. Hari ke tigabelas, rabu tanggal 12 agustus 2015
o. Membantu pengecekkan Power Supply untuk Charge accu yang terdapat
pada fire fighting. Tegangan charge accu-nya lebih kecil dari tegangan
nominal accu. Pemeliharaan compressor memeriksa bagian pendingin
compressor yaitu radiator dan kipas pendinginnya.
p. Hari ke empatbelas, kamis tanggal 13 agustus 2015
Membantu melakukan perawatan peremajaan oli & pengecekkan tegangan
tembus pada main trafo Steam Turbin. Membersihkan radiator compressor
menggunakan minyak gas dan menyikatnya.
q. Hari ke limabelas, jumat tanggal 14 agustus 2015
Pengecekan instalasi penerangan yang terdapat pada kantor utama & ware
house PLTGU. Melakukan penggantian beberapa lampu.
r. Hari ke enambelas, selasa tanggal 18 agustus 2015
Membantu membersihkan plat kontaktor dari kotoran yang mempengaruhi
cepat-lambatnya kerja dari kontaktor.
s. Hari ke tujuhbelas, rabu tanggal 19 agustus 2015
Mengambil sample oli Main Trafo untuk menguji dan memeriksa berapa
nilai tegangan tembus pada auxiliary trafo pada PLTGU Tanjung Batu.
t. Hari ke delapanbelas, kamis tanggal 20 agustus 2015
Membantu melakukan magger untuk mengetahui dimana terjadinya short
circuit pada auxiliary trafo.
u. Hari kesembilanbelas, jumat tanggal 21 agustus 2015
Membantu melakukan pengecekan motor listrik radiator GT 1
v. Hari ke duapuluh, senin tanggal 24 agustus 2015
Membantu melakukan perbaikan motor listrik diPump House Water.
w. Hari ke duapuluh satu, selasa tanggal 25 agustus 2015
Melakukan pemasangan motor listrik diPump House Water.

22
3.3 Analisa Sistem Proteksi Panel dan Standarisasi Kontrol Radiator
PLTGU Tanjung Batu.
PLTGU Tanjung Batu menggunakan produk ROLLS ROYCE pada
sebagian besar unit pembangkit. Namun untuk radiator, bukan merupakan
produk atau bagian bawaan dari unit. Radiator ini merupakan penambahan
komponen atau auxillary tambahan. Radiator tersebut merupakan
tambahan tetapi menggunakan produk BROOK HANSEN. Secara umum
kontruksi dari radiator PLTGU Tanjung Batu seperti yang terlihat pada
gambar. 3.3.

Gambar 3.1.Radiator PLTGU Tanjung Batu

Radiator PLTGU Tanjung Batu memiliki 7 buah motor induksi,


yaitu 5 motor untuk kipas pendingin (fan cooling)dan 2 motor untuk
pompa air (water cooling). Dari ketujuh buah motor ini yang dikendalikan
secara manual.
Motor yang digunakan pada radiator ini adalah motor induksi.
Untuk motor pompa air (water cooling) merupakan motor induksi yang

23
memiliki daya 18,5 kW yang terhubung segitiga. Sementara untuk motor
kipas pendingin (fan cooling) sepesifikasinya adalah sebagai berikut :

Merk : WOODS
PN : P2A132MVZ
No : 582517J92002
KW : 11.0
F : 50 Hz
Rpm : 720
V : 380 V
A : 26.1 A

Deskripsi kerja dari motor-motor radiator pembangkit PLTGU Tanjung

Batu yaitu sebagai berikut:


a. Setelah breaker generator diaktifkan 5 buat motor kipas pendingin

menyala dan salah satu motor pompa juga menyala. Sementara itu

motor pompa yang satunya lagi berada dalam keadaan tidak

beroperasi (Stand-by) . (Normal pressure condition atau kondisi

tekanan air normal ).


b. Saat di lihat dari ruang control kondisi tekanan air lemah (Low

pressure condition), maka operator akan menyalakan kedua motor

pompa air, sementara itu motor kipas pendingin tetap menyala.


c. Jika tekanan telah kembali normal, salah satu motor pompa akan

dimatikan dari ruang control dan motor pompa yang lainnya akan

tetap menyala. Namun motor pompa yang menyala adalah motor

24
pompa yang awalnya tidak beroperasi. Sementara itu motor kipas

pendingin tetap beroperasi seperti semestinya.


d. Setiap Seminggu sekali motor dijalankan secara bergantian, dari

motor yang tidak beroprasi (Stand-by) maka seminggu kemudian akan

beroprasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada motor, karena

motor listrik yang jarang dioperasikan dapat menyebabkan kerusakan

pada motor tersebut.


Sebelum merangkai sebuah panel kontrol terlebih dahulu kita mesti

mengetahui dulu komponen-komponen dan peralatan yang digunakan.

Selain itu juga diperlukan kemampuan membaca rangkaian jika kita

mengerjakan rangkaian yang telah tersedia. Adapun komponen-komponen

yang digunakan pada panel tersebut :


a. Kotak Panel
Panel kontrol adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari

alat penghubung, pengaman dan pengontrol untuk suatu instalsi listrik

yang diterapkan pada suatu box dengan ukuran tertentu sesuai dengan

banyaknya posisi digunakan.


Adapun fungsi panel dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:
1. Penghubung berfungsi untuk menghubung antara suatu rangkaian

dengan rangkaian lainnya.


2. Pengaman berfungsi untuk melepaskan sumber tegangan listrik

dari suatu sumber ke beban.


3. Penyupplai berfungsi untuk memberikan atau menyediakan tenaga

listrik dari sumber ke beban


4. Pembagi berfungsi untuk membagi group atau kelompok beban.
5. Pengontrol berfungsi sebagai pengontrol yang paling utama untuk

pengontrolan dalam panel tersebut.

b. MCB (Mini Circuit Breker)

25
MCB berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan
juga berfungsi sebagai pengaman beban lebih. MCB akan secara
otomatis dengan segera memutuskan arus apabila arus yang
melewatinya melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada
MCB tersebut. MCB yang digunakan dalam panel MCB 1 fasa dan 2
fasa.
Pada dasarnya MCB 2 phasa adalah gabungan dari dua buah MCB
1 phasa, sedangkan MCB 3 phasa merupakan gabungan tiga buah dari
MCB 1 phasa.

Gambar 3.2 Bentuk dari MCB 1 Fasa dan 2 Fasa

c. Kontaktor

Kontaktor adalah suatu alat yang digunakan dengan prinsip gaya

kemagnetan, kontaktor dibedakan antara kutup utama dengan kutup bantu.

Kutup bantu berfungsi sebagai saklar rangkaian utama arus searah (DC)

atau arus bolak-balik (AC). Kutup bantu berfungsi sebagai rangkaian

pengendali dan peralatan alarm ataupun sebagai indikator.

26
Apabila tegangan diberikan pada kumparan kontaktor maka inti

tetap kumparan magnet akan terinduksi dan menarik inti yang bergerak

untuk merapat dengan inti yang tetap. Dengan tertariknya inti yang

bergerak tersebut, maka posisi kontak yang mulanya pada posisi terbuka

atau NO (Normaly open) menjadi tertutup dengan kontak pada posisi

tertutup/terhubung atau NC (Normaly Close) dan begitu sebaliknya pada

anak kontak NC. Jika elektromagnetik hilang atau tegangan yang

diberikan terputus maka dengan sendirinya inti yang bergerak kembali ke

posisi semula dan kontak kontaktor tersebut akan kembali pada posisi

semula. Sistem penomoran pada kontaktor adalah:


1) Untuk koil disimbolkan dengan A1 dan A2.
2) Untuk kontak utama diberi nomor 1,3,5 (bagian input) dan 2,4,6

(bagian output)
3) Untuk kontak bantu kontaktor penomorannya ditandai dengan cara

13,23 (bagian input) dan 14,24 (bagian output).

27
Gambar 3.3 Bentuk dari kontaktor

d. Motor Starter TOR (Thermal Over Load)


Alat pengaman yang biasa digandeng dengan kontaktor adalah

thermal over load (TOR) atau thermal beban lebih. Relay ini

dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2,4,6 sebelum

kebeban, gunanya untuk mengamankan motor atau memberikan

perlindungan kepada motor dari kerusakan akibat beban lebih.

Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain :

1. Terlalu besarnya beban mekanik ke motor.

2. Arus start yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak.

3. Terjadinya hubung singkat

4. Terbukanya salah satu fasa dari motor 3 fasa.

Prinsip kerja thermal beban lebih berdasarkan panas (temperature)

yang ditimbulkan oleh arus mengalir melalui elemen-elemen pemanas

28
bimetal. Dari sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang

ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis

pemutus rangkaian listrik.


e. Kabel
Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk

menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-

alat listrik. Dalam merangkai sebuah panel kontrol kabel yang biasa

atau seharusnya digunakan adalah kabel NYAF. Kabel ini merupakan

kabel dengan isi berupa serabut. Kabel yang digunakan untuk

rangkaian control adalah kabel NYAF dengan ukuran 4 mm.


f. Cam Switch (saklar Putar Cam)
Saklar ini adalah salah satu jenis dari saklar manual.cam switch

banyak digunakan dalam rangkaian utama pada rangkaian control. Alat

ini terdiri dari beberapa kontak,arah pemutaran dari saklar akan

mengubah kontak-kontak menutup atau membuka dan beroperasi

dalam satu putaran. Cam Switch terdiri dari :


1. Pemutar (handle).
2. Plat dengan symbol pengoperasian
3. Mekanis yang berputar menentukan langkah putaran saklar.
Gambar 3.4 Cam Switch (saklar Putar Cam)

29
g. Relay

Relay digunakan sebagai alat penghubung pada rangkaian dan pada


beberapa aplikasi pada industri dan kontrol proses memerlukan relay
sebagai elemen kontrol penting. Prinsip kerja Relay pengendali
elektromekanis adalah saklar magnetis. Relay ini menghubungkan
rangkaian beban on dan off dengan pemberian energi elektro magnetis
yang membuka dan menutup pada rangkaian. Relay biasanya mempunyai
satu kumparan, tetapi relay dapat mempunyai beberapa kontak. Relay
elektromekanis berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak yang
bergerak dipasangkan pada plunger. Kontak ditunjuk sebagai Normally
Open (NO) dan Normally Close (NC). Apabila kumparan diberi tegngan,
terjadi medan elektromagnetis. Aksi dari medan pada gilirannya
menyebabkan plunger bergerak pada kumparan menutup kontak NO dan
membuka kontak NC

Gambar 3.5 Relay

30
h. Saklar Tekan (Push Button)
Saklar tombol tekan masih banyak sekali dipakai untuk mengontrol

motor. Tombol yang normal direncanakan untuk berbagai type yang

mempunyai kontak terhubung atau normally closed (NC) atau terbuka

atau normally open (NO).


Kontak NO akan menutup jika ditekan oleh kontak NC akan

membuka bila tombol tekan.tombol tekan ini banyak digunakan untuk

mulai beroperasi (start), berhenti (stop) dan membalik arah putaran

motor. Tombol NO digunakan untuk mulai beroperasi (Start),

sedangakan tombol NC digunakan untuk berhenti (Stop).

Gambar 3.6 Saklar Tekan

i. Lampu Indikator

31
Lampu indikator atau lampu tanda adalah komponen elektronika

yang sering di pakai di dunia listrik sebagai lampu penanda. Biasanya

di pasangkan pada panel–panel listrik. Dimana tiap–tiap warna

mempunyai arti masing–masing. Pada praktek kali ini lampu indikator

difungsikan sebagai penanda bahwa motor pompa sedang dalam

keadaan beroperasi (Run) atau berhenti (Stop), dan juga sebagai tanda

bahwa aliran fasa masuk ke dalam rangkaian.


j. Trafo step down 380/110 volt 1fasa.
Trafo ini digunakan untuk menurunkan tegangan dari 380 Volt

menjadi 110 Volt. Fungsinya adalah untuk mengoprasikan rangkaian

control yang ada di panel.

Mengenai spesifikasi peralatan yang digunakan dalam perangkaian

panel kontrol di lapangan adalah sebagai berikut:

a) Kotak Panel

Untuk menempatkan semua komponen pengontrolan radiator digunakan

kotak panel dengan ukuran : Panjang 60 Cm, Lebar 30 Cm, Tinggi 15

Cm.
Pada rangkaian panel kontrol radiator ini digunakan dua jenis kontaktor

yaitu :

 Kontaktor Kontrol : digunakan tipe LC2D18 / 110 V AC / 2 A


b) Kabel

Untuk menghubungkan antar komponen-komponen yang terdapat dalam

rangkaian ini digunakan dua jenis kabel, yaitu :

32
 Kabel Kontrol ; kabel yang digunakan adalah kabel NYAF dengan

ukuran 4 mm.

3.3.1 Analisa Rangkaian Panel Kontrol Radiator


Dalam pelaksanaan perangkaian panel kontrol radiator, digunakan

rangkaian Kompak MCC yang mengunakan produk KLOKNER

MOELER. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, rangkaian ini

mengontrol 7 buah motor dengan 2 jenis kapasitas daya motor. Konstruksi

motor pompa yang digunakan pada radiator PLTGU Tanjung Batu dapat

dilihat gambar.

Gambar 3.3.1 Motor Pompa


Sebagaimana yang telah diperoleh pada kegiatan perkuliahan yang,

rangkaian beban atau rangkaian ke motor harus memiliki pengaman

hubung pendek, saklar pemutus, dan pengaman beban lebih. Begitu juga

dengan rangkaian di lapangan rangkaian beban juga seperti demikian.

Sehingga dengan demikian untuk rangkaian beban motor tidak perlu

dibahas begitu banyak, dan untuk masalah penggunaan sistem pengaman

atau sistem proteksi dibahas pada sub bab selanjutnya.

33
Pada rangkaian kontrol yang penulis temukan di tempat Praktek

Kerja Lapangan merupakan hal yang baru dalam praktek perangkaian

panel, tetapi pengontrolan seperti ini telah banyak penulis ketahui dari

berbagai materi yang ada. Sistem kontrol di lapangan menggunakan suplai

AC 1 fasa sebagai sumber energinya. Berdasarkan PUIL 2000 setiap

instalasi listrik ataupun rangkaian panel harus memiliki pengaman hubung

pendek, rangkaian kontrol radiator ini juga memiliki pengaman hubung

pendek dengan arus nominal 2 A.


Rangkaian kontrol radiator unit GT01 PLTGU Tanjung Batu ini

dioperasikan secara manual tetapi bisa dikendalikan dengan jarak jauh di

ruang kontrol DCS meskipun sudah berumur cukup tua. Tetapi mempunyai

kelemahan dalam pengoprasian yaitu terlalu lambat, karena harus

menyamakan Tegangan dan Frekuensi agar cepat beroprasi dibandingkan

dengan menekan tombol secara langsung. Dibawah ini adalah gambar

proses Running Radiator melalui ruang control DCS.

Gambar 3.3.2 Pengoprasian Di Ruang Kontrol DCS

34
Pemasangan kabel antar komponen yang terdapat dalam panel

digunakan sepatu kabel atau disebuat juga dengan skun. Dengan

pemakaian skun ini pemasangan akan lebih kuat dan membuat kita lebih

mudah melakukan pamasangan kabel. Sebagaimana menurut ilmu yang

telah diperoleh di kampus diperlukan pemberian nomor pada komponen

dan kabel, hal ini penulis temukan di lapangan. Pemberian nomor ini

sangan bermanfaat apabila terjadi permasalahan (trouble shooting),

kesalahan atau gangguan yang terjadi akan dapat ditanggulangi dengan

mudah dan cepat. Pemberian nomor ini dimaksudkan juga agar panel ini

juga bisa mudah dimengerti oleh orang lain, tanpa perlu minta pertolongan

kepada orang yang merangkainya. Isi dari panel kontrol radiator PLTGU

Tanjung Batu dapat di lihat pada gambar dibawah ini :


Gambar 3.3.3 Rangkaian Panel Kontrol Radiator PLTGU Tanjung

Batu

Pada bagian lampu indikator dilengkapai dengan saklar tekan tes

lampu indikator (push button lamp test), yang berfungsi untuk mencek

35
apakah rangkaian lampu indikator dalam keadaan normal. Karena lampu

indikator pada panel kontrol ini merupakan petunjuk atau tanda bahwa

terjadi kesalahan pada sistem. Kemudian penggunaan diode pada

rangkaian panel dimaksudkan sebagai pemberi umpan balik ke lampu

indikator.

Gambar3.3.4 Bagian Lampu Indikator dilengkapi dengan Saklar

Tekan

3.3.2 Analisa Sistem Proteksi Panel Kontrol Radiator


Motor yang digunakan dalam proses pendinginan ini ada dua

macam motor, yaitu motor dengan daya 18,5 kW untuk motor pompa

(water cooling) dan motor dengan daya 11 kW untuk motor kipas

pendingin (fan cooling). Untuk menentukan system proteksi yang harus

digunakan maka terlebih dahulu harus diketahui arus nominal (In) motor.

Hal ini bisa diperoleh dari name plate motor atau melalui perhitungan.
Motor Pompa (water cooling)
Daya motor (P): 18,5 kW ; Tegangan nominal motor (V) : 380 V
Daya Motor(P)
Arus nominal motor (In) : Tegaangan Motor (V )

18,5 kW
: 380V

36
18,5 x 10 3 kW
: 380 V
: 48,68 A
Motor Kipas Pendingin (fan cooling)
Daya motor (P) : 11 kW ; Tegangan nominal motor (Vn) : 380 V
Daya Motor(P)
Arus nominal motor (In) : Tegaangan Motor (V )

11 kW
: 380 V
3
11 x 10 kW
: 380 V
: 28,95 A
Sementara itu single line diagram rangkaian motor seperti yang

tampak pada gambar dibawah ini :

FC4 WC1 WC2


FC1 FC2 FC3 FC5

KETERANGAN :
FC : Fan Colling
WC : Water Colling

Gambar 3.3.5 Single Line Diagram Rangkaian Beban Motor


Radiator PLTGU Tanjung Batu

 KHA untuk motor DOL :

37
a. Motor Kipas Pendingin :

In x 125 % = 28,95 A x 1,25 = 36,2 A

b. Motor Pompa Air :

In x 125 % = 48,68 A x 1,25 = 60,85 A

 Pemutus daya untuk motor DOL :


a. Motor Kipas Pendingin :

In x 250 % = 28,95 A x 2,5 = 72,37 A

b. Motor Pompa Air :

In x 250 % = 48,68 A x 2,5 = 121,7 A

 KHA sirkuit utama :

30,62 A + 60,85 A + 121,7 A = 213,17 A


Maka pemutus daya untuk motor pada sistem di atas harus

digunakan perangkat yang memiliki arus nominal 80 A untuk motor kipas

pendingin dan 100 A untuk motor pompa. Kemudian untuk kabel yang

digunakan untuk menghubungkan energi listrik motor harus digunakan

kabel dengan kemampuan hantar arus (KHA) 35 A untuk motor kipas

pendingin dan 125 A untuk motor pompa. Untuk pemutus daya pada motor

kipas pendingin bisa digunakan 80 A, sementara itu motor pompa harus

menggunakan 100 A. Pada sumber utama digunakan kabel dengan KHA

di 215 A maka dengan demikian digunakan kabel dengan ukuran 70 mm 2,

hal ini dapat dilihat pada tabel KHA kabel.


Sementara itu untuk pengaman arus ke rangkaian kontrol

digunakan MCB dengan arus nominal 2 A. Sehingga dengan demikian bila

38
terdapat arus yang lebih dari 2 A masuk ke rangkaian kontrol, maka fuse

akan memutus sumber tersebut. Hal ini dimaksudkan juga untuk

memberikan pengaman kepada kabel atau penghantar dalam rangkaian.

3.3.3 Analisa Standarisai Panel Kontrol Radiator

Berdasarkan PUIL 2000, sebuah rangkaian kontrol suatu motor

listrik harus memiliki pengaman hubung singkat, sarana pemutus sumber

dan pengaman beban lebih. Pengaman hubung singkat merupakan

pengaman yang bekerja sebelum motor beroperasi, dengan demikiran

pengaman inilah yang pertama kali diperiksa saat motor mengalami

gangguan. Kemudian pengaman beban lebih merupakan pengaman yang

bekerja saat motor telah beroperasi.


Penggunaan kabel dalam rangkaian kontrol menurut PUIL 2000

adalah menggunakan kabel jenis NYAF. Untuk rangkaian beban atau

rangkaian ke motor digunakan kabel NYAF dengan ukuran 6 mm 2, karena

motor yang akan dihubungkan memiliki arus nominal yang besar

sebagaimana yang telah dihitung di atas. Namun ukuran 6 mm2 hanya

aman untuk motor kipas pendingin saja, sementara untuk motor pompa

dibutuhkan motor dengan ukuran 35 mm2 karena KHA motor pompa yang

lebih besar. Sementara itu kabel atau penghantar rangkaian control

digunakan kabel dengan ukuran 4 mm2. Untuk lebih jelasnya berikut tabel

dibawah ini :

Luas Penampang Kemampuan Hantar Arus Kemampuan Hantar Arus

Nominal Kabel Maksimum Nominal Maksimum

39
Pengaman
mm2 A A
1.5 19 20
2.5 25 25
4 34 35
6 44 50
10 61 63
16 82 80
25 108 100
35 134 125
50 167 160
70 207 224
Tabel 3.3.1 Kemampuan Hantar Arus Kabel

Untuk panel yang sifatnya bisa dipindahkan digunakan kotak panel

dengan system laci dengan rangkaian kompak MCC. Sistem laci

(withdrawable) adalah system pemasangan peralatan PHB yang mana

pada sistem ini baik untuk saluran masuk dan keluar penyambungannya

3.4 Identifikasi Kendala Yang Dihadapi


Selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) penulis banyak

mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam dunia industri. Dimulai

dari cara-cara step by step pengenalan radiator mesin, perawatan motor

listrik, perbaikan motor listrik, kebersamaan dan banyak lagi pengalaman

maupun keahlian penulis saat melakukan Praktek Kerja Lapangan di

PLTGU Tanjung Batu

3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas

Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan banyak kendala yang


dialami oleh penulis misal seperti kendala non teknis seperti penulis harus
menempuh jarak yang jauh untuk dapat menuju ke lokasi, adapun kendala
teknis yang dialami penulis saat dilapangan adalah :

40
 Saat pertama melakukan Praktek Kerja Lapangan PKL penulis
belum tau bentuk radiator mesin generator PLTGU Tanjung Batu
 Tidak tahu prinsip kerja dari radiator
 Tidak tahu cara perawatan motor listrik yang benar
 Bagaimana cara memperbaiki motor listrik yang rusak

3.4.2 Cara Mengatasi Kendala


Penulis mencoba mengatasi masalah/kendala teknis yang ada di
lokasi dengan berbagai cara yaitu :
 Mencoba bertanya kepada pembimbing lapangan mengenai
radiator yang ada pada PLTGU dan fungsi dari radiator.
 Melakukan pengetesan motor listrik setiap seminggu sekali
 Melakukan pembongkaran bersama karyawan PLTGU Tanjung

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
1. Ilmu atau materi yang diperoleh selama perkuliahan khususnya materi

Perancangan Intalasi Listrik dapat diaplikasikan di lapangan.


2. Energi listrik yang dihasilkan oleh PLTGU Tanjung Batu dibangkitkan

melalui gas dan uap sebagai penggerak turbin yang terhubung dengan

generator.
3. Radiator PLTGU Tanjung Batu terdiri tujuh buah motor, yaitu : dua buah

motor pompa air dan lima buah motor kipas pendingin.


4. Komponen dan pengaman yang digunakan di PLTGU Tanjung Batu sudah

sesuai PUIL 2000 dalam hal sistem proteksi.

4.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan demi terciptanya kegiatan operasi

yang lebih baik dan safety ,antara lain :


1. Menggunakan perlengkapan safety dalam bekerja demi keselamatan diri

sendiri dan orang lain.


2. Bekerja sesuai dengan standar operasi (SOP) yang ada.
3. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

41
4. Komponen yang terdapat pada Panel Kontrol harus disesuaikan dengan

proteksi arus yang harus digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Rahim, Hanisa. 2014. “Laporan Praktikum Kerja Lapangan Pusat Listrik


Gas Uap (PLTGU)”.

https://www.scribd.com/doc/119920279/Laporan-PKL-Teknik-Listrik-
PLTG-PAuh-Limo-Padang

file:///C:/Users/Toshiba%20Satelite%20S50/Downloads/web/Komponen
%20utama%20Turbin%20Gas.htm

file:///C:/Users/Toshiba%20Satelite%20S50/Downloads/web/Komponen
%20utama%20Turbin%20Uap.htm

42
LAMPIRAN

Gambar lampiran, kondisi kipas radiator tidak bekerja

43
Gambar lampiran, Generator yang di dinginkan oleh radiator

Gambar lampiran, Penulis sedang melakukan pemindahan trafo

Gambar lampiran, Penulis sedang melakukan pembersihan radiator

compressor

44

Anda mungkin juga menyukai