Anda di halaman 1dari 6

JURNAL 2 (JURNAL PEMBANDING)

Judul Artikel : Gambaran Histologi Sistem Respirasi Ikan Gabus (Channa Striata)
Jenis Journal : JIMVET
Edisi terbit : 2017
Pengarang artikel : Sedrisa Lidya Pertiwi, Zainuddin, Erdiansyah Rahmi
Penerbit : Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala
Kota terbit : Aceh
Nomor ISSN : ISSN : 2540-9492

Pendahuluan

Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang tersebar secara luas
di berbagai negara meliputi: Cina, India, Srilanka, India Timur, Philiphina, Nepal, Burma,
Pakistan, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Habitatnya berupa rawa banjiran yang lebih
dikenal dengan istilah perairan rawa lebak lebung. Ikan gabus biasanya didapati di perairan
dangkal seperti sungai dan rawa dengan kedalaman 40 cm dan cenderung memilih tempat yang
gelap, berlumpur, dan berarus tenang. Insang merupakan organ respirasi utama pada ikan,
bekerja dengan mekanisme difusi permukaan dari gas-gas respirasi (oksigen dan karbondioksida)
antara darah dan air. Oksigen yang terlarut dalam air akan diabsorbsi ke dalam kapiler-kapiler
insang dan difiksasi oleh hemoglobin untuk selanjutnya didistribusikan keseluruh tubuh.
Karbondioksida dikeluarkan dari sel dan jaringan untuk dilepaskan ke air di sekitar insang.
Struktur histologi insang terdiri dari beberapa lamela primer dan satu lamela primer terdiri dari
beberapa lamela sekunder. Ukuran panjang dan lebar lamela sekunder cenderung hampir sama.
Sel-sel pernapasan ikan hanya terdiri dari dua atau tiga lapis epitel yang terletak di membran
basal. Sel-sel tersebut terbungkus oleh selaput epidermis yang tipis dan bersifat semipermeabel
Ikan gabus termasuk golongan ikan yang mempunyai alat bantu pernapasan (breating organ)
yaitu labirin, terletak di bagian atas insang, berfungsi untuk menghirup udara dari atmosfer. Ikan
ini juga memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara dan memiliki daya tahan hidup yang
tinggi, sehingga hal ini merupakan keuntungan komersial dalam proses transportasi ikan gabus
dalam keadaan hidup. Organ labirin bernama divertikula yang terletak di bagian atas insang yang
memungkinkan menyerap oksigen dari udara sehingga mampu hidup di tempat yang kekurangan
air. Sebagaimana ikan-ikan yang juga mempunyai labirin, ikan gabus mampu bertahan dalam
kondisi perairan rawa dengan kandungan oksigen terlarut rendah dan pH berkisar 4,5-6. Ikan
yang memiliki alat bantu pernapasan mampu memanfaatkan oksigen yang ada di atmosfer
sebagai sumber gas pernapasan, sehingga ikan gabus mampu mempertahankan hidupnya lebih
dari 8 jam tanpa air.

Deskripsi isi

Berdasarkan pengamatan secara makroskopis, sistem respirasi ikan gabus terdiri dari insang dan
labirin. Insang merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari
lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Tiap-
tiap filamen insang terdiri atas banyak lamela, rigi-rigi insang (gill rakers), dan lengkung insang
(arcus branchialis). Jumlah lamela pada hewan tergantung dari ukuran dan aktivitas hewan
tersebut, lebih besar dan lebih aktif hewan maka lamela semakin banyak. Ikan gabus memiliki
organ pernapasan tambahan yaitu labirin dan energi yang diserap dari makanan dapat digunakan
untuk tumbuh dan menjaga kelangsungan hidupnya. Histologis insang ikan gabus terbentuk dari
lengkung insang dan filamen insang. Lengkung insang terdiri dari gerigi insang (gill rakers),
membran basal, submukosa, tulang, jaringan lemak, arteri, epitel mukosa, dan sel mukus. ilamen
insang terdiri dari lamela primer, dan di sepanjang lamela primer terdapat lamela sekunder.
Lamela sekunder inilah yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari air. Epitelium pada lamela
primer dan sekunder terdapat beberapa sel yaitu sel klorida dan sel monosit yang berbentuk oval.
Sel klorida berfungsi dalam pertukaran garam, pembuangan garam pada ikan laut dan
pengambilan garam pada ikan tawar. Sel-sel klorida banyak terdapat di basal (proksimal) bagian
dari lamela, sedangkan sel mukus berfungsi untuk menghasilkan mukus. Labirin adalah alat
pernapasan tambahan pada ikan berupa lipatan-lipatan epitelium pernapasan. Labirin terletak
pada suatu rongga di belakang atau di atas insang. Ikan yang mempunyai labirin mampu hidup di
perairan yang miskin oksigen terlarut, asalkan permukaan perairan terdapat udara bebas. Labirin
memiliki pembuluh darah kapiler yang mampu mengambil oksigen langsung dari udara. Udara
ditampung di rongga labirin saat akan muncul di permukaan air. Apabila labirin tidak
mempunyai kesempatan mengambil oksigen langsung dari udara bebas yang dikarenkan
permukaan air tertutup oleh tanaman atau material lain, maka ikan akan mati.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan isi jurnal

a. jurnal utama membahas mengenai pernapasan pada lumba-lumba (mamalia) sedangkan jurnal
pembanding membahas mengenai pernapasan ikan gabus (pisces).

b. Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) adalah spesies lumbalumba yang paling
umum dan paling dikenal orang. Habitatnya berada di perairan hangat di seluruh dunia dan dapat
ditemui di hampir seluruh perairan kecuali Samudra Antartika dan Samudra Selatan. Sedangkan
Ikan gabus biasanya didapati di perairan dangkal seperti sungai dan rawa dengan kedalaman 40
cm dan cenderung memilih tempat yang gelap, berlumpur, dan berarus tenang.

c. Bottlenose dolphin adalah mamalia laut yang bernafas dengan paru-paru. Sedangkan ikan
gabus bernapas dengan insang

d. Lumba-lumba memiliki beberapa kantong udara (air sac) sebelum masuk ke internal nares.
Kantong udara ini berfungsi untuk menampung sementara nitrogen saat hewan menyelam yang
akan dikeluarkan saat ekspirasi sedangkan ikan gabus termasuk golongan ikan yang mempunyai
alat bantu pernapasan (breating organ) yaitu labirin, terletak di bagian atas insang, berfungsi
untuk menghirup udara dari atmosfer. Ikan ini juga memiliki kemampuan bernapas langsung dari
udara dan memiliki daya tahan hidup yang tinggi, sehingga hal ini merupakan keuntungan
komersial dalam proses transportasi ikan gabus dalam keadaan hidup.

e. Lumba-lumba dapat bertahan menyelam dalam waktu lama karena beberapa sebab, yaitu: (1)
kemampuan menyimpan udara pada paru-paru sangat tinggi (75%); (2) denyut jantung dapat
menurun dari 100 kali per menit menjadi 10 kali per menit untuk memelihara oksigen; (3)
kemampuannya menarik darah yang kaya oksigen dari otot ke dalam organ untuk menjaga kadar
oksigen dan mencegah gangguan karena kadar nitrogen yang tinggi ketika secara cepat ke
permukaan dari penyelaman yang dalam. Lumba-lumba menyimpan oksigen dalam darah
sebagai hemoglobin dan otot sebagai mioglobin sehingga dapat secara mudah digunakan saat
diperlukan selama respirasi sel. Sedangkan Organ labirin bernama divertikula yang terletak di
bagian atas insang yang memungkinkan menyerap oksigen dari udara sehingga mampu hidup di
tempat yang kekurangan air. Sebagaimana ikan-ikan yang juga mempunyai labirin, ikan gabus
mampu bertahan dalam kondisi perairan rawa dengan kandungan oksigen terlarut rendah dan pH
berkisar 4,5-6. Ikan yang memiliki alat bantu pernapasan mampu memanfaatkan oksigen yang
ada di atmosfer sebagai sumber gas pernapasan, sehingga ikan gabus mampu mempertahankan
hidupnya lebih dari 8 jam tanpa air.

3.2 kelebihan dan kekurangan jurnal

a. jurnal pembanding mendeskripsikan cara pernapasan ikan gabus dengan lebih lengkap jika
dibandingkan jurnal utama mendeskripsikan cara pernapasan lumba-lumba.

b. jurnal utama memiliki bahasa dan pembahasan yang lebih sederhana, sehingga pembaca dapat
langsung cepat mengerti, sedangkan jurnal pembanding memiliki pembahasan yang tidak
berurutan sehingga pembaca lebih sulit mengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, G., Dkk. (2014). Studi Sistem Respirasi Dan Kajian Mikrobiologis Lumba-Lumba
Hidung Botol Indo Pasifik (Tursiops Aduncus) Dari Perairan Laut Jawa. Acta Veterinaria
Indonesiana. 2(1): 7-11. Issn 2337-3202.

Sedrisa, P., Dkk. (2017). Gambaran Histologi Sistem Respirasi Ikan Gabus (Channa Striata).
Jimvet. 01(3): 291-298. Issn : 2540-9492.

Anda mungkin juga menyukai