Anda di halaman 1dari 9

DIAGNOSIS KOMUNITAS DI KELURAHAN PONGANGAN KECAMATAN

GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2011

Dismo Katiandagho1, Darwel2, Els I. Kulas3

1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Manado


2) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Padang
3) Jurusan Kebidanan Poltekkes Manado
Email : desmon_k@ymail.com

Abstract. Health efforts are prioritized in health development efforts are health promotion and prevention, in which
foster active community participation in health development. One of the activities undertaken to explore health issues in
the community is a community diagnosis activities. Diagnosis is a community activity dig the main problems faced by
the community based on the facts and decision strategies and action plans to resolve the problem. The aim of diagnosis
is to analyze community health problems and determine priority public health problems in the Village District
Pongangan Gunungpati. Sampling in the implementation of community diagnosis system of random sampling
conducted with a sample of 28 households, but in the implementation samples were taken by 52 households, conducted
a descriptive analysis of the data. Problem solving is done by using the method of Hanlon. Analysis of the data obtained
in the implementation of community diagnosis problems of the discovery of cases of diarrheal diseases remains high in
Sub Pongangan. Major health problem in Sub Pongangan Diarrhea is a disease. Diarrhea is the cause of the problem: a.
Poor home sanitation, personal hygiene is low, b. Health awareness in maintaining low levels of public knowledge
about health is low

Kata kunci : Diagnosis komunitas, Diare.

Abstrak. Upaya kesehatan yang diutamakan dalam pembangunan kesehatan adalah upaya kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif, yang di dalamnya menumbuhkan peran serta masyarakat secara aktif dalam pembangunan
kesehatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menggali permasalahan kesehatan di masyarakat adalah kegiatan
diagnosa komunitas. Diagnosa komunitas adalah kegiatan menggali permasalahan utama yang dihadapi oleh komunitas
berdasarkan fakta yang ada dan pengambilan strategi serta rencana tindak lanjut untuk penyelesaian masalah tersebut.
Tujuan diagnosis adalah untuk menganalisa masalah kesehatan masyarakat dan menentukan prioritas masalah kesehatan
masyarakat di Desa Pongangan Gunungpati. Sampel dalam pelaksanaan diagnosa komunitas dengan metode random
sampling yang dilakukan pada 28 rumah tangga, tetapi dalam pelaksanaannya sampel diambil 52 rumah tangga,
analisis data dilakukan secara deskriptif. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan metode Hanlon. Analisis
data yang diperoleh dalam pelaksanaan diagnosa komunitas yaitu dengan penemuan kasus. Hasil analisis diagnisa
komunitas menemukan penyakit diare merupakan masalah utama di Desa Pongangan . Masalah kesehatan utama di
Desa Pongangan adalah penyakit Diare. Masalah penyakit diare disebabkan oleh : 1). Sanitasi rumah yang kurang baik,
perilaku kebersihan perorangan yang rendah. 2). Kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatan rendah, tingkat
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih rendah.

Kata kunci : Diagnosis komunitas, Diare.

Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat pendidikan, keadaan ekonomi dan perubahan


dilihat pada beberapa indikator, seperti angka kondisi lingkungan serta pengaruh globalisasi.
kematian bayi yang menurun tajam, Upaya kesehatan yang diutamakan dalam
meningkatnya usia harapan hidup dan status pembangunan kesehatan adalah upaya
gizi masyarakat. Hal ini merupakan kesehatan yang bersifat promotif dan
keberhasilan program imunisasi, perbaikan preventif, yang di dalamnya menumbuhkan
gizi, pencegahan diare dan perbaikan peran serta masyarakat secara aktif dalam
kesehatan lingkungan. Di samping itu, pembangunan kesehatan. Pemahaman baru
masalah kesehatan yang dihadapi berubah dalam konsep pembangunan kesehatan akan
secara perlahan dan terasa semakin kompleks. menimbulkan keyakinan bahwa pelayanan
Hal ini ditandai dengan terjadinya transisi kuratif saja tidak mungkin dapat menciptakan
demografi dan epidemiologi sebagai dampak Indonesia sehat (Notoatmodjo, 2007).
dari pembangunan nasional yang menyeluruh, Masyarakat harus mampu menetapkan
antara lain perubahan keadaan sosial, tingkat langkah-langkah sistimatis dalam upaya

139
140 JKL Volume 2 No. 1 Oktober 2012 Katiandagho, dkk. Diagnosis Komunitas,
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kemudian diprioritaskan serta dicari alternatif
dengan lebih memprioritaskan pada primary pemecahan masalahnya. Kegiatan diagnosa
health care atau pelayanan tingkat dasar di komunitas dapat dilakukan oleh sumber daya
Puskesmas, dengan mengedepankan kepada kesehatan dari sektor pemerintah, swasta,
peningkatakan kesehatan masyarakat (health perguruan tinggi dan juga masyarakat sendiri.
development) yang lebih mengutamakan Sektor perguruan tinggi dapat member
peningkatakan kemampuan masyarakat untuk kontribusi dalam pelaksanaan diagnosis
mencegah timbulnya penyakit, mengatasi melalui kegiatan mahasiswa (Soeharyo, dkk,,
masalah kesehatan diri, keluarga dan 2011).
lingkungannya, serta meningkatkan derajat Kelurahan Pongangan merupakan salah
kesehatannya. Peningkatan ini sesuai dengan satu kelurahan yang masuk dalam lingkup
perubahan paradigma kesehatan diri administratif Kecamatan Gunungpati Kota
sebelumnya pada pelayanan pengobatan Semarang dan masuk dalam wilayah kerja
(health service), sehingga banyak program Puskesmas Gunungpati. Berdasarkan data
yang harus dijalankan di Pusekesmas dan sekunder dari Puskesmas Gunungpati,
perlunya penanganan yang lebih baik. Namun permasalahan kesehatan yang menonjol
puskesmas masih mempunyai kelemahan adalah penyakit Diare.
dalam system informasi kesehatannya. Berdasarkan uarian diatas maka untuk
Lemahnya system informasi kesehatan ini mengetahui permasalahan kesehatan yang ada
akan mempersulit penilaian derajat kesehatan di masyarakat Kelurahan Pongangan secara
di suatu wilayah. Informasi kesehatan yang nyata, maka diperlukan diagnosa komunitas
diperoleh melalui puskesmas masih belum yang lengkap dan menyeluruh.
memadai untuk menilai derajat kesehatan Tujuan pelaksanaan diagnosa komunitas
masyarakat secara menyeluruh (Wanda, dkk, adalah untuk menganalisis permasalahan
2006). kesehatan dan menentukan skala prioritas
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk permasalahan kesehatan masyarakat di
menggali permasalahan kesehatan di Kelurahan Pongangan Kecamatan Gunungpati
masyarakat adalah kegiatan diagnosa
komunitas. Diagnosa komunitas adalah METODE
kegiatan menggali permasalahan utama yang
dihadapi oleh komunitas berdasarkan fakta Kegiatan yang dilakukan dalam
yang ada dan pengambilan strategi serta melakukan diagnosis komunitas adalah
rencana tindak lanjut untuk penyelesaian orientasi dan pengambilan data sekunder.
masalah tersebut. Diagnosa komunitas ada Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 19
tahapan yang harus dilaksanakan, yaitu September 2011 sampai pada tanggal 19
meliputi: Desember 2011, dengan kegiatan yang
1. Fase pra studi, meliputi integrasi/ meliputi proses perijinan di tingkat
penjajakan ke dalam masyarakat, kecamatan, puskesmas dan kelurahan.
investigasi social awal, penyusunan
diagram kepemimpinan dan konsultasi 1. Data Primer
komunitas, perencanaan survey dan Data primer diperoleh melalui tahapan :
pengisian kuesioner. a. Wawancara dengan tokoh kunci
2. Fase studi, meliputi survey, pengolahan b. Survey rumah tangga
data, analisis data, penyusunan laporan, Populasi
konsultasi, dan umpan balik hasil studi Populasi yang dimasud adalah seluruh
3. Fase implementasi kegiatan, meliputi kepala keluarga (KK) yang tinggal di
perencanaan tindakan dan program Kelurahan Pongangan. Jumlah KK
kesehatan, pelaksanaan dan evaluasi tersebut adalah 1598 KK yang tersebar
tindakan ( Soeharyo, dkk, 2011). di 5 (lima) RW
Dengan diagnosa komunitas, masalah Sampel
dapat diidentifikasi tahap demi tahap. Semua Sampel yang dimaksud untuk survey
permasalahan kesehatan di masyarakat rumah tangga adalah dengan
141 JKL Volume 2 No. 1 Oktober 2012 Katiandagho, dkk. Diagnosis Komunitas,

mengambil sebagian dari populasi. terdiri dari 5 RW dan 27 RT (Anonim,


Besar sampel yang diambil dilakukan 2011).
dengan perhitungan besar proporsi B. Karakteristik Penduduk Kelurahan
populasi, besar populasi sasaran Pongangan
diketahui dengan rumus : Berdasrakan hasil survey Diagnosa
N . Z2 1-α/2 . p . q Komunitas di Kelurahan Pongangan dari
n = --------------------------------------- 52 kepala keluarga (KK) menunjukkan
d2 (N-1) + Z2 1-α/2 . p . q bahwa karakteristik penduduk berdasarkan
Keterangan : golongan umur terbanyak adalah umur 15
– 44 tahun 78 orang (47,27%) dan terendah
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka besar adalah umur 0– 4 tahun sebanyak 20 orang
sampel minimal adalah 28 KK, tetapi dalam (12, 13%), dengan jenis kelamin terbanyak
pelaksanaannya terdistribusi 52 KK. Dalam adalah perempuan 85 orang (51,52%),
diagnosa komunitas dilakukan perhitungan laki-laki 80 orang (48,48%). Berdasarkan
sampel secara proporsional untuk masing- survey Diagnosa Komunitas dimana jenis
masing dusun/RW. Pemilihan sampel diambil pekerjaan terbanyak adalah pelajar 36
secara random sederhana dengan orang (21,82 %), pekerjaan orang tua yang
menggunakan daftar yang terdapat di masing- terbanyak adalah swasta 29 orang (17,58
masing RW (Lemeshow, 1997). %) dan buruh tani sebanyak 25 orang (15,
Metode Diagnosa Komunitas 15%). Jika dilihat dari jenis pendidikan,
Untuk mentukan prioritas masalah suatu maka pendidikan terbanyak adalah SD 58
kegiatan, dipakai metode Hanlon dalam orang (35,15%) pendidikan terendah
kegiatan survey community diagnosis, dengan adalah lulusan dari perguruan tinggi hanya
pertimbangan lebih mudah dan dapat 2 orang (1,21%), golongan agama yang
mengukur besar masalah dan kemungkinan dianut pada umumnya adalah beragama
masalah dapat diatasi, secara kuantitatif, Islam sebanyak 140 orang (84,85%),
ditentukan besar masalah, kegawatan masalah Katolik 23 orang (13,94%) dan yang
dan efektifitas masalah, kemudian untuk paling sedikit yaitu agama Kristen
memecahkan masalah dengan memperhatikan Protestan hanya 2 orang (1,21%). Untuk
appropriateness, ecobomic, acceptability, status perkawinan, pada umumnya
resources and legality. penduduk yang telah disurvey sudah
Dengan kriteria perhitungan nilai prioritas menikah sebanyak 98 orang (59,39%),
dasar dan prioritas total adalah : belum menikah 63 orang (38,18%) dan
Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A + B) x C/3 yang paling sedikit yaitu janda/duda
Nilai Prioritas Total (NPT) = (A + B) x C/3 x D sebanyak 4 orang (2,43%) (Anonim,
(Soeharyo, Muhamad dan Agus S., 2011; 2011).
Susantini, 2008). C. Data Kasus Penyakit
Analisis data dilakukan secara deskriptif Berdasarkan hasil survey untuk pola
dengan menghitung frekuensi alternatif penyakit yang terdapat sesuai dengan hasil
jawaban responden dari pertanyaan yang ada survey Diagnosa Komunitas pada 52 KK,
dalam kuesioner yang dimasukkan dalam penyakit terbanyak adalah Diare sebanyak
komputer dengan program SPSS (38,46%), Nyeri sendi (28,84%), Tiphus
(11,54%) dan yang paling sedikit yaitu
HASIL Varisela dan Stroke (3,85%). Untuk
sumber biaya yang dikeluarkan untuk
A. Kondisi Geografis pengobatan penyakit di pelayanan
Kelurahan Pongangan merupakan kesehatan pada umumnya mengeluarkan
salah salah satu wilayah kerja Puskesmas biaya sendiri yaitu 45 KK (86,54%) dan
Gunungpati Kecamatan Gunungpati. KK yang berobat di Puskesmas dengan
Gambaran geografis Kelurahan Pongangan menggunakan JPKM sebanyak 7 KK (13,
memiliki luas wilayah 343,946 ha. Yang 46%) (Puskesmas Gunung Pati, 2010).
142 JKL Volume 2 No. 1 Oktober 2012 Katiandagho, dkk. Diagnosis Komunitas,

D. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan keluarga sebanyak 3 KK (5,77%)


Pada umumnya KK memanfaatkan (Anonim, 2011).
sarana pelayanan kesehatan yaitu 47 KK
(90,38%), jenis sarana pelayanan E. Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
kesehatan yang di kunjungi terbanyak a. Kondisi Perumahan
adalah dokter praktek swasta 20 KK (23, Kondisi lingkungan perumahan dari
41%), KK yang menanfaatkan 52 kepala keluarga (KK) pada survey
Puskesmas/Pustu sebanyak 11 KK (23, diagnosa komunitas di Kelurahan
41%) dan sarana kesehatan yang paling Pongangan menunjukan bahwa
rendah dikunjungi yaitu bidan praktek keadaan lingkungan rumah masih
swasta 2 KK (4,26%). Jenis pelayanan rendah, seperti keadaan pekarangan
yang diterima terbanyak adalah rumah yang tidak terawat, air limbah
pengobatan (27, 66 %), sarana transportasi yang dibuang di pekarangan rumah,
ke sarana pelayanan kesehatan pada SPAL terbuka, TPS terbuka dan
umumnya menggunakan motor oleh 18 kebersihan yang ada di dalam rumah
KK (38,30%), dengan jalan kaki sebanyak yang masih rendah. Hal ini dapat
16 KK (34,04%) serta KK yang dilihat dari jamban yang tidak bersih,
menggunakan angkutan umum sebanyak terdapat jentik nyamuk di tempat
13 KK (27,66 %). penampungan air (bak mandi),
Pengambilan keputusan dalam terdapat tikus. Hal ini disebabkan oleh
pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan kondisi ekonomi keluarga yang masih
pada umumnya diambil oleh kepala kurang untuk memikirkan lingkungan
keluarga (KK) sebanyak 34 KK (65,38%), rumah. Masyarakat lebih memikirkan
oleh Istri sebanyak 15 KK (28,85%) serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari
keputusan yang diambil oleh anggota seperti makan, biaya sekolah anak-
anak dan biaya kesehatan keluarga.
b. Sarana Air Bersih

Tabel 1. Distribusi Penduduk Kelurahan Pongangan Berdasarkan Pemilikan Sarana Air


Bersih Tahun 2011.
No Variabel Kategori Jumlah Persentasi (%)
a. PDAM 9 17.31
1 Sumber SAB
b. Sumur Pompa 28 53.85
c. SGL 12 23.07
d. Sumur Artesis 1 1.92
e. MCK Umum 2 3.85
Total 52 100
a. Milik Sendiri 22 42.31
2 Pemilikan SAB b. Milik Umum 28 53.85
c. Numpang pada tetangga 2 3.84
Total 52 100
a. 1 kali dalam seminggu 23 44.23
Frekuensi Menguras tempat
3 b. 2 kali dalam seminggu 20 38.46
penampungan air
c. > 2 kali dalam seminggu 9 17.31
Total 52 100
4 a. Jernih 37 71.15
Kualitas Fisik Air
143 JKL Volume 2 No. 1 Oktoberb.2012
Keruh Katiandagho, dkk.
13 Diagnosis Komunitas,
25
c. Berasa dan berwarna 2 3.85
Total 52 100
a. Terdapat Jentik nyamuk 31 59.62
5 Keberadaan Jentik nyamuk
b. Tidak terdapat jentik nyamuk 21 40.38
Total 52 100
a. Terdapat Tikus dalam rumah 43 82.69
6 Keberadaan Tikus
b. Tidak terdapat tikus dalam rumah 9 17.31
Total 52 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan dilihat secara fisik air tersebut masih keruh
bahwa pada umumnya masyarakat di dan berasa.
Kelurahan Pongangan menggunakan sumur Berdasarkan hasil survei diagnosa
pompa sebagai sarana air bersih untuk komunitas dimana pada umumnya rumah
kebutuhan sehari-hari, selain air yang yang disurvei ditemukan jentik nyamuk yang
bersumber dari sumur gali dan PDAM. terdapat pada tempat penampungan air seperti
Sumber air yang masyarakat gunakan pada bak mandi, tempayan air minum, serta
umumnya adalah air milik umum yang barang-barang bekas yang ada di samping
disediakan dari swadaya masyarakat itu rumah, jika dilihat dari frekuensi menguras
sendiri. Kualitas fisik air yang digunakan bak mandi dari masyarakat pada umumnya
pada umumnya air jerni, tetapi masih ada air hanya 1 kali dalam seminggu, bahkan ada
yang dimanfaatkan oleh masyarakat jika masyarakat yang dala 1 bulan hanya 2 kali
menguras bak mandi
c. Kondisi Jamban Keluarga

Tabel 2. Distribusi Penduduk Kelurahan Pongangan Berdasarkan Kondisi dan Pemilikan Jamban
Keluarga Tahun 2011

No Variabel Kategori Jumlah Persentasi (%)


a. Leher Angsa 43 82.69
1 Jenis Jamban Keluarga
b. Cemplung 9 17.31
Total 52 100
a. Tangki Septic 35 67.31
2 Pembuangan Akhir Tinja b. Lubang Tanah 12 23.07
c. Sungai 5 9.62
Total 52 100
a. Milik Sendiri 38 73.07
3 Pemilikan Jamban b. Milik Umum 12 23.08
c. Menumpang pada tetangga 2 3.85
Total 52 100
a. Bersih dan terawat 23 44.23
4 Kebersihan Jamban b. Tidak terawat 15 28.85
c. Tidak memeiliki jamban 14 26.92
Total 52 100
a. > 10 meter 12 24
5 Jarak jamban dengan sumber air
b. < 10 meter 38 76
144 JKL Volume 2 No. 1Total Oktober 2012 50 dkk. Diagnosis
Katiandagho, 100 Komunitas,

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada jamban yang dimiliki oleh warga untuk
umumnya masayarakat sudah memiliki pembuangan tinja, masi ada jamban yang
jamban sendiri, tetapi ada beberapa KK yang tangki sapticknya dari lubang tanah, jika hal
memanfaatkan jamban dari sarana umum, ini dibiarkan begitu saja maka pembuangan
tinja tersebut dapat mencemari tanah dan sebagai tempat untuk mencuci peralatan
sumber air yang ada di sekitar rumah. makanan. Jarak jamban dengan sumber air
Berdasarkan hasil survei diagnosa komunitas, seperti sumur gali dan sumur bor pada
pada umumnya jamban yang dimiliki tidak umumnya kurang dari 10 meter, terdapat pada
terawat dengan baik dalam arti jamban sangat 38 KK (76%)
kotor, dan di dalam jamban sering dijadikan

d. Pembuangan Air Limbah ,Pembuangan Sampah dan Pemilikan Ternak


Tabel 3. Distribusi Penduduk Kelurahan Pongangan Berdasarkan Pembuangan Air Limbah,
Pembuangan Sampah dan Pemilikan Ternak Tahun 2011

No Variabel Kategori Jumlah Persentasi (%)


a. SPAL 17 32.69
b. Galian Tanah terbuka 12 23.08
1 Tempat Pembuangan Air Limbah
c. Di pekarangan rumah 7 13.46
d. Di got, saluran air 16 30.77
Total 52 100
a. Memenuhi syarat 4 7.69
2 Tempat Sampah b. Tidak memenuhi syarat 30 57.69
c. Tidak ada tempat sampah 18 34.62
Total 52 100
a. Unggas (Ayam, bebek) 18 66.67
b. Kambing 4 14.81
2 Pemilikan Ternak
c. Sapi 3 11.11
d. Tidak ada 2 7.41
Total 27 100
a. Di Samping Rumah 17 68
3 Letak Kandang Ternak b. Berkeliaran 4 16
c. Di dalam rumah 4 16
Total 25 100
Jarak Kandang dengan sumber a. ≥ 10 meter 7 28
4
air b. < 10 meter 18 72
Total 25 100
tikus, serangga dan tikus tersebut sebagai
Hasil pengolahan data, dapat dilihat vektor pembawa bibit penyakit bagi manusia
bahwa pada umumnya air limbah yang seprti penyakit diare dan pess, selanjutnya
dibuang dari kamar mandi dan dapur dialirkan untuk kepemilikan ternak, pada umumnya
pada galian terbuka, serta dibiarkan mengalir masyarakat memelihara ternak seperyi ayam
dipekarangam rumah. Tetapi sudah ada rumah dan itik, kandang dari ternak tersebut berada
yang memiliki SPAL tapi masih memerlukan dibelakang rumah, yang diding kandang
perbaikan. menyatu dengan dinding rumah. Kondisi ini
Pada 145
umunyaJKLmasyarakat
Volume 2 No.
tidak1 Oktober
memiliki2012 sangat tidak Katiandagho,
baik karena dkk. Diagnosis Komunitas,
kandang-kandang
tempat sampah, bahkan tempat pembuangam dari ternak tersebut menimbulkan bau yang
sampah sementara dari masyarakat terdapat di tidak enak, bahkan kotoran ternak hanya
antara pemukiman penduduk, yang secara dibiarkan begitu saja tanpa ada penangnanan
estetika sangat menganggu bahkan dari segi secara khusus.
kesehatan tempat sampah tersebut menjadi Jarak kandang ternak, jamban keluarga
tempat berkembang biaknya serangga seperti dengan sumber air bersih pada umumnya
lalat, kecok serta binatang pengerat seperti kurang dari 10 meter, hal ini dapat
menyebabkan tercemarnya sumber air 5. Pengelolaan sampah yang terbuka
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara 6. Pengelolaan air limbah terbuka
dengan masyarakat, mengapa mereka 7. Jamban keluarga yang btidak bersih
membuat kandang di samping rumah, bahkan 8. Kurangnya frekuensi menggosok gigi
jamban berdekatan dengan sumber air, dalam sehari
dimana masyarakat sudah tidak memiliki
lahan untuk membuat sarana tersebut, B. Penentuan Prioritas Masalah
sehingga mereka hanya memanfaatkan Untuk mentukan prioritas masalah
pekarangan rumah yang ada. suatu kegiatan, dengan berbagai
keterbatasan dipakai metode Hanlon dlam
PEMBAHASAN kegiatan survey community diagnosis di
Kelurahan Pongangan, dengan
A. Inventarisasi Masalah pertimbangan lebih mudah dan dapat
Berdasarkan hasil survey lapangan mengukur besar masalah dan
dan wawancara mendalam dengan key kemungkinan masalah dapat diatasi.
person (Kepala Puskesmas Gunungpati Setelah inventarisasi masalah yang ada
dan Staf, Kepala Kelurahan Pongangan menggunakan metode Hanlon secara
dan Staf, Ketua Pokja IV, Kader, Ketua kuantitatif, ditentukan besar masalah,
RT/RW dan tokoh masyarakat) di kegawatan masalah dan efektifitas
Kelurahan Pongangan, ditemukan masalah (Soeharyo, Muhamad dan Agus
masalah sebagai berikut : S., 2011)
1. Penyakit Diare
2. Penyakit nyeri sendi C. Hasil Perhitungan Penentuan dan
3. Penyakit Tiphus Analisa Prioritas
4. Angka bebas vector sangat rendah

1. Hasil Perhitungan
Perhitungan dan penentuan prioritas masalah seperti pada tabel berikut :

Tabel 4. Perhitungan dan penetuan prioritas masalah kesehatan di Kelurahan Pongangan


berdasarkan hasil survei diagnosa komunitas dan MMD tahun 2011

Kriteria/Bobot
No Inventarisasi Masalah PEARL NPT Prioritas
A B C NPD
1 Penyakit Diare 9 9 8 144 11111 240 I
2 Penyakit Nyeri Sendi 7 7 6 84 01110 84 VIII
3 Penyakit Tiphus 8 8 7 112 11111 186,66 III
4 Angka bebas vektor sangat rendah 7 7 8 112 11011 149,33 IV
5 Pengelolaan sampah yang terbuka 9 8 8 136 11111 226,66 II
6 Pengelolaan air limbah yang terbuka 8 7 8 120 11011 160 V
7 Jamban keluarga yang tidak bersih 8 7 7 105 11110 140 VI
Kurangnya frekuensi menggosok gigi dalam
8 sehari 8 7 6 90 01110 90 VII

Dari tabel di atas, permasalahan yang perlu adalah masalah penyakit Diare, karena tingkat
146 JKL Volume
mendapatkan 2 No. 1 Oktober
penangangan/perlu 2012
diprioritaskan Katiandagho,
kegawatan dkk. Diagnosis
penyakit tersebut tinggi Komunitas,

2. Analisis Penyebab Masalah Analisis penyebab masalah penyakit diare


sebagai masalah kesehatan masyarakat di
Kelurahan Pongangan, dengan permasalahan
langsung yaitu lingkungan rumah yang tidak Dari hasil pemantauan di Kelurahan
bersih, dimana personal hygiene dari Pongangan, dimana sumur gali yang
masyarakat yang masih rendah, sanitasi dimanfaatkan oleh penduduk sebagai sumber
lingkungan rumah pada umumnya masih air minum terletak < 10 meter dari kandang
rendah, tingkat pengetahuan dari penduduk ternak dan tempat pembuangan sampah serta
Kelurahan Pongangan pada umumnya masih jamban keluarga
rendah. Peran serta masyarakat di Kelurahan
Untuk menangani kasus diare di Kelurahan Pongangan terhadap peningkatan kebersihan
Pongangan adalah petugas kesehatan dari lingkungan serta sanitasi rumah dan personal
Puskesmas Gunungpati, yang kegiatan petugas hygiene masih kurang.
selain memberikan pengobatan kepada
penderita, petugas memberikan penyuluhan 3. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
tentang penyakit diare kepada masyarakat
walaupun intensitas penyuluhan dalam satu Untuk mengetahui prioritas penyebab
bulan hanya satu kali pelaksanaannya. masalah tingginya skoring penyakit Diare
dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 5. Analisis prioritas penyebab masalah kesehatan di Kelurahan Pongangan berdasarkan hasil
survei diagnosis komunitas dan MMD tahun 2011

Kriteria/Bobot
Inventarisasi masalah PEARL NPT Prioritas
A B C NPD
Sanitasi rumah dan lingkungan sekitarnya 9 8 7 136 11111 198,33 I
Kegiatan/Program higiene sanitasi 8 8 8 128 11001 128 II
Budaya/sosial ekonomi masyarakat 8 7 6 90 01101 90 III
Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah 7 7 6 84 11100 84 IV

4. Alternatif Pemecahan Masalah dimiliki dan dapat diraih untuk


Dalam upaya mencari pemecahan mempercepat pencapaian tujuan
masalah di Kelurahan Pongangan 4. T = threat (ancaman) adalah
berdasarkan hasil survey diagnose identifikasi semua ancaman yang
komunitas digunakan metode SWOT mungkin muncul dan dapat
dengan pertimbangan lebih bersifat menggagalkan pencapaian tujuan,
komperhensif dan strategis mencakup bias berasal dari faktor internal
iventarisasi/identifikasi masalah untuk dan eksternal (Soeharyo,
penyelesaian berupa strength, weakness, Muhamad dan Agus S., 2011)
opportunity, threat sebagai berikut : Metode ini digunakan untuk
1. S = strength (kekuatan atau memformulasikan strategi pencapaian
kemampuan) adalah identifikasi tujuan penanggulangan penyakit. Metode
147semua
JKL kegiatan
Volume 2atauNo.kemampuan
1 Oktober 2012 ini disusun dalam dkk.
Katiandagho, bentuk kegiatan
Diagnosis Komunitas,
sumber daya yang dimiliki manajemen Puskesmas Gunungpati,
seperti man, money, material, KESIMPULAN DAN SARAN
metode dan teknologi
Kesimpulan
2. W = weakness (kelemahan)
Berdasarakan hasil pengumpulan data
adalah identifikasi semua
survey diagnosa komunitas di RW 1 sampai
kelemahan atau kekurangan
RW 5 Kelurahan Pongangan Kecamatan
yang diperkirakan bias
Gunungpati pada tahun 2011, dapat diambil
menghambat pencapaian tujuan
kesimpulan sebagai berikut :
3. O = opportunity
1. Masalah kesehatan utama di Kelurahan
(kesempatan/peluang) adalah
Pongangan adalah penyakit Diare.
identifikasi semua peluang yang
Katiandagho D, dkk. Diagnosis Komunitas,

2. Sanitasi rumah yang kurang baik, Puskesmas Gunungpati. 2010. Profil


perilaku kebersihan perorangan yang Puskesmas Gunungpati. Semarang.
rendah. Notoatmojo, S., 2007. Pendidikan Perilaku
3. Kesadaran masyarakat dalam memelihara Kesehatan. Kesehatan Masyarakat :Ilmu
kesehatan rendah, tingkat pengetahuan dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta. P.106-
masyarakat tentang kesehatan masih 162
rendah. Soeharyo Hadisaputro, Muhamad Nizar, Agus
Saran Suwandono. 2011. Epidemiologi
1. Perlu meningkatkan upaya promosi Manajerial, Badan Penerbit Universitas
kesehatan khusunya mengenai penyakit Diponegoro Semarang.
Diare dan penyakit yang berhubungan Susantini, P., 2008. Prioritas Masalah. Dinas
dengan lingkungan atau sanitasi yang Kesehatan Kota Semarang.
kurang baik kepada masyarakat. Wanda, S. Nurahmi, St., Wahida., 2006.
2. Melaksanakan pemantauan kualitas Pedoman Pengembangan Kabupaten /
lingkungan secara berkala, menggalakan Kota Percontohan Program PHBS. Dinas
kegiatan kerja bakti dalam Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
memebersihkan lingkungan setiap www. dinkessulsel.go.id. Diakses 23
minggu sekali. November 2011
3. Memberikan pembinaan kepada
masyarakat melalui tokoh masyarakat
untuk menata lingkungan, serta menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan,
4. Menjaga kebersihan baik secara personal
maupun keluarga
5. Pengelolaan sampah terpadu dan ramah
lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Data Demografi Kelurahan


Pongangan, Pemerintah Kelurahan
Pongangan.
Lemeshow, S. David WHJ., Klar J., 1997.
Besar sampel Dalam penelitian
Kesehatan. Edisi Terjemahan ed.
Yogyakarta: GM Press.

Anda mungkin juga menyukai