Anda di halaman 1dari 43

TKD213510 || Praktikum Survei Kadastral

Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah


Febrian Fitryanik Susanta
Hilmiyati Ulinnuha

Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Persiapan Pengukuran Bidang Tanah
1
Memeriksa tersedianya sarana peta

2
Perencanaan pengukuran pembuatan gambar ukur

3
Perencanaan pembuatan peta dasar pendaftaran atau peta pendaftaran

4
Memeriksa tersedianya TDT

5
Menyiapkan tugu TDT minimal dua buah

6
Pengukuran bidang tanah

7
Penentuan waktu penetapan batas dan pengukuran
Pengukuran Poligon
Pengukuran Poligon
Pengukuran Poligon Perapatan
PENGUKURAN SATU SERI RANGKAP
1. Akan diukur sudut B yang arah – arahnya adalah titik A dan titik C
2. Dirikan alat teodolit di titik yang akan diukur sudutnya, titik B
3. Lakukan pengaturan sentering dan sumbu I vertical di titik B
4. Dirikan kaki tiga dan pasang unting – unting di titik A dan C
5. Arahkan teropong teodolit pada target di titik A
a. Bidikkan teropong pada tali unting – unting di titik A dengan
bantuan visir
b. Kunci klem horizontal dan vertical
c. Tepatkan garis bidik pada target dengan memutar skrup
A penggerak halus
6. Baca bacaan piringan horizontal dalam posisi biasa misal A1 Biasa (A1
B)
B β1 7. Buka kedua klem dan alat diputar pada sumbu I.
8. Arahkan teropong teodolit pada target di titik C
a. Bidikkan teropong pada tali unting – unting di titik C dengan
bantuan visir
b. Kunci klem horizontal dan vertical
c. Tepatkan garis bidik pada target dengan memutar skrup
C penggerak halus
9. Baca bacaan piringan horizontal dalam posisi biasa misal C1 Biasa (C1
B)
10. Maka besarnya sudut B1 = β1 = C1 B – B1 B
PENGUKURAN SATU SERI RANGKAP
10. Buka kedua klem dan teropong diputar balik menjadi kedudukan
luar biasa
11. Arahkan teropong teodolit pada target di titik C
a. Bidikkan teropong pada tali unting – unting di titik C dengan
bantuan visir
b. Kunci klem horizontal dan vertical
c. Tepatkan garis bidik pada target dengan memutar skrup
A penggerak halus
12. Baca bacaan piringan horizontal dalam posisi luar biasa misal C2
Luar Biasa (C2 LB)
B
β2 13. Buka kedua klem dan alat diputar pada sumbu I.
14. Arahkan teropong teodolit pada target di titik A
a. Bidikkan teropong pada tali unting – unting di titik A dengan
bantuan visir
b. Kunci klem horizontal dan vertical
c. Tepatkan garis bidik pada target dengan memutar skrup
C penggerak halus
15. Baca bacaan piringan horizontal dalam posisi biasa misal A2 Luar
Biasa (A2 LB)
16. Maka besarnya sudut B2 = β2 = A2 LB – C2 LB
PENGUKURAN DUA SERI RANGKAP
17. Buka kedua klem dan teropong diputar balik menjadi kedudukan biasa.
Putar teropong hingga didapatkan bacaan piringan horizontal menjadi A1 B
+ 90°
18. Setelah tepat, matikan klem horizontal dan vertikal. Buka klem limbus dan
arahkan teropong teodolit pada target di titik A
a. Bidikkan teropong pada tali unting – unting di titik A dengan
bantuan visir
b. Kunci klem limbus
c. Tepatkan garis bidik pada target dengan memutar skrup
A penggerak halus limbus
19. Baca bacaan piringan horizontal dalam posisi biasa kembali, seharusnya
bacaan piringan horizonalnya adalah A1 Biasa + Sudut 90° (A3 B)
B β3 20. Buka kedua klem (horizontal dan vertical) dan alat diputar pada sumbu
I.
21. Arahkan teropong teodolit pada target di titik C
a. Bidikkan teropong pada tali unting – unting di titik C dengan
bantuan visir
b. Kunci klem horizontal dan vertical
c. Tepatkan garis bidik pada target dengan memutar skrup
C penggerak halus
22. Baca bacaan piringan horizontal dalam posisi biasa misal C1 Biasa +
Sudut 90° (C3 B)
23. Maka besarnya sudut B3 = β3 = C3 B – A3 B
PENGUKURAN DUA SERI RANGKAP
24. Buka kedua klem dan teropong diputar balik menjadi kedudukan
luar biasa
25. Arahkan teropong teodolit pada target di titik C
a. Bidikkan teropong pada tali unting – unting di titik C dengan
bantuan visir
b. Kunci klem horizontal dan vertical
c. Tepatkan garis bidik pada target dengan memutar skrup
A penggerak halus
26. Baca bacaan piringan horizontal dalam posisi luar biasa misal C2
Luar Biasa + Sudut 90° (C4 LB)
B
β4 27. Buka kedua klem dan alat diputar pada sumbu I.
28. Arahkan teropong teodolit pada target di titik A
a. Bidikkan teropong pada tali unting – unting di titik A dengan
bantuan visir
b. Kunci klem horizontal dan vertical
c. Tepatkan garis bidik pada target dengan memutar skrup
C penggerak halus
29. Baca bacaan piringan horizontal dalam posisi biasa misal A2 Luar
Biasa + Sudut 90° (A4)
30. Maka besarnya sudut B4 = β4 = C4 LB – A4 LB
PENGUKURAN SERI RANGKAP
Cara Pencatatan Sudut Horizontal

Alat Arah Bacaan Lingk. Bacaan Lingk. Besar


Bidikan Horizontal Biasa Horizontal Luar Biasa Sudut
B A 54°13’36” 234°13’35” 36°55’21”
C 91°08’57” 271°08’58” 36°55’23”

B+90° A 144°13’35” 324°13’37” 36°55’22”


C 181°08’57” 1°08’58” 36°55’21”

𝛽1+𝛽2+𝛽3+𝛽4 147°41′ 27"


𝛽= = = 36°55′ 21,75"
4 4

Pengukuran Seri → Pengukuran koordinat titik kontrol dalam pemetaan


Pengukuran Jarak
Poligon Metode RTM
(Ray Trace Method)
Penyelesaian Poligon dengan Metode RTM (Ray Trace Methode)
untuk Poligon Perapatan
Tahapan Hitungan
1) Menghitung koordinat
polygon dengan azimuth
sembarang
(Azimuth β)
2) Cari koordinat B (koordinat B’
pendekatan) dengan
menggunakan data ukuran
jarak dan sudut yang telah
diukur secara bertahap
3) Menghitung azimuth AB’
dengan rumus
𝑥𝐵′ − 𝑥𝐴
𝛼𝐴𝐵′ =
𝑦𝐵′ − 𝑦𝐴
Tahapan Hitungan

4) Menghitung azimuth AB dengan koordinat TDT yang sudah diketahui di awal dan akhir
𝑥 −𝑥
polygon dengan rumus 𝛼𝐴𝐵 = 𝐵 𝐴
𝑦𝐵 −𝑦𝐴

5) Menghitung selisih azimuth θ = 𝛼𝐴𝐵′ - 𝛼𝐴𝐵


6) Menghitung azimuth terkoreksi 𝛼𝑘𝑜𝑟 = β − θ
7) Menghitung koordinat seluruh titik polygon dengan menggunakan azimuth terkoreksi,
ukuran sudut dan ukuran jarak tereduksi.
8) Koordinat titik polygon disajikan dalam sistem koordinat TM3
https://epsg.io/23835 atau https://spatialreference.org/ref/epsg/dgn95-indonesia-tm-3-
zone-491/
Reduksi Jarak
Pengukuran Bidang Tanah
METODE PENENTUAN POSISI BIDANG TANAH DAN DETIL
Penentuan posisi dari lokasi • Metode Offset
bidang tanah dan titik – titik detil, • Metode penyikuan
diikatkan pada titik – titik • Metode pengikatan
kerangka pemetaan yang terdekat • Metode pengikatan sebarang
yang telah diukur sebelumnya, • Metode perpanjangan sisi
• Metode trilaterasi sederhana
atau mungkin juga ditentukan dari
garis ukur, yang merupakan sisi – • Metode Polar atau Koordinat
sisi dari kerangka peta ataupun Kutub
garis yang dibuat khusus untuk • Metode dengan azimuth
itu. • Metode dengan sudut
Pengukuran Bidang Tanah untuk membuat Peta Bidang
Metode Pengukuran Terestris:
Metode pengukuran siku – siku
(Tegak Lurus)
1. Titik detil yang akan diukur adalah
titik a,b dan c a c
2. Garis AB adalah garis khayal
kerangka dasar pemetaan
3. Titik a, b, dan c diproyeksikan siku –
b
siku atau tegak lurus ke garis AB
𝑑𝑎𝑎′ 𝑑𝑐𝑐′
dengan bantuan cermin sudut atau
prisma sudut 𝑑𝑏𝑏′
4. Kemudian diukur jaraknya yaitu
garis aa’, bb’ dan cc’ a’ b’ c’
A B
5. Diukur pula jarak dari garis Aa’, Ab’ 𝑑𝐴𝑎′
dan Ac’ 𝑑𝐴𝑏′
𝑑𝐴𝑐′
6. Dengan demikian maka posisi titik a,
b dan c dapat ditentukan atau
digambarkan. METODE PENYIKUAN
15/09/2021 20
Pengukuran Bidang Tanah untuk membuat Peta Bidang
• Metode Pengukuran Terestris:
Metode pengikatan pada titik
sembarang
1. Titik detil yang akan diukur adalah titik a,b dan c
2. Garis AB adalah garis khayal kerangka dasar a c
pemetaan
3. Pilih dua titik sebarang pada garis AB yang bisa
mengamati titik a.
4. Usahakan agar bentuk segitiga a, a1, a2 b
mendekati bentuk segitiga sama sisi atau sama
kaki
5. Kemudian diukur jaraknya yaitu garis aa1 dan aa2
6. Dikur pula jarak dari garis Aa1 dan Aa2 A a1 b1 a2 b2 c1 c2 B
7. Dengan demikian maka posisi titik a dapat
ditentukan atau digambarkan
8. Mengulai langkah no 3 sampai no 5 untuk titik b
dan c sehingga titik b dan titik c dapat
direkontruksi posisinya
9. Sebagai control dapat pula diukur jarak sisi – sisi
dari detil tersebut, missal jarak ab dan bc METODE PENGIKATAN
15/09/2021
PADA TITIK SEBARANG 22
Pengukuran Bidang Tanah untuk membuat Peta Bidang
• Metode Pengukuran Terestris:
Metode perpanjangan sisi
E
METODE PENGIKATAN PERPANJANGAN SISI
b’
1. Titik detil yang akan diukur adalah titik a,b, c
a’
dan d
2. Garis AB dan AE adalah garis khayal kerangka
dasar pemetaan
3. Sisi ad dan sisi bc diperpanjang hingga b
memotong garis ukur AB dan garis ukur AE a
4. Kemudian diukur jaraknya yaitu garis aa’, bb’,
cc’ dan dd’ c
d
5. Dikur pula jarak dari garis Aa’, Ab’, Ad’ dan Ac’
6. Dengan demikian maka posisi titik abcd dapat d’
ditentukan atau digambarkan c’
7. Sebagai control dapat pula diukur jarak sisi –
sisi dari detil tersebut, misal jarak ab, bc, cd
dan da

15/09/2021 24
Pengukuran Bidang Tanah untuk membuat Peta Bidang
• Metode Pengukuran Terestris:
Metode trilaterasi sederhana
Trilaterasi
C

dAC
dBC

A B

Credited to Rizky Fadzillah


METODE PENGIKATAN TRILATERASI SEDERHANA

1. Titik detil yang akan diukur adalah titik a,b


dan c
2. Garis AB dan BC adalah garis khayal
kerangka dasar pemetaan
3. Titik – titik detil a, b dan c masing – masing
diikatkan pada TKDP
4. Kemudian diukur jaraknya yaitu garis aA,
aB, bB, bC, cB dan cC
5. Dengan demikian maka posisi titik a, b, dan
c dapat ditentukan atau digambarkan
6. Sebagai kontrol dapat pula diukur jarak sisi B
– sisi dari detil tersebut, misal jarak ab dan C
bc

15/09/2021 27
Pengukuran Bidang Tanah untuk membuat Peta Bidang
• Metode Pengukuran Terestris:
Pengukuran metode polar
dengan azimuth dan jarak
1. Titik detil yang akan diukur adalah titik a,b
dan c U
2. Titik B adalah titik kerangka dasar a
pemetaan
3. Azimuth Ba, Bb, dan Bc dibaca dengan
kompas atau menggunakan teodolit
kompas b
4. Jarak ditentukan secara optis yaitu garis Ba, c
Bb dan Bc
5. Dengan demikian maka posisi titik a, b, dan
c dapat ditentukan atau digambarkan
dengan menggunakan rumus
𝑿𝑩 = 𝑋𝐴 + 𝑑𝐴𝐵 sin 𝛼𝐴𝐵 B
𝒀𝑩 = 𝑌𝐴 + 𝑑𝐴𝐵 cos 𝛼𝐴𝐵
METODE PENENTUAN ARAH
6. Sebagai kontrol dapat pula diukur jarak sisi
– sisi dari detil tersebut, misal jarak ab dan DENGAN AZIMUTH
bc

15/09/2021 29
Pengukuran Bidang Tanah untuk membuat Peta Bidang
• Metode Pengukuran Terestris:
Pengukuran metode polar
dengan sudut dan jarak
1. Titik detil yang akan diukur adalah titik a,b dan c
2. Titik A dan B adalah titik kerangka dasar pemetaan
3. Mengukur sudut horizontal dengan arah pertama A a
adalah TKDP yaitu titik A dan arah kedua adalah
titik detil yaitu titik a,b dan c
4. Selanjutnya menghitung azimuth Ba, Bb, dan Bc
menggunakan ukuran azimuth AB dan ukuran sudut
horizontal yang diperoleh pada langkah 3 b
𝜶𝒏 = 𝛼𝑛−1 + 180° ± 𝛽 c
5. Jarak ditentukan secara optis yaitu garis Ba, Bb dan
Bc
6. Dengan demikian maka posisi titik a, b, dan c dapat B
ditentukan atau digambarkan dengan menggunakan
rumus
𝑿𝑩 = 𝑋𝐴 + 𝑑𝐴𝐵 sin 𝛼𝐴𝐵 METODE PENENTUAN ARAH
𝒀𝑩 = 𝑌𝐴 + 𝑑𝐴𝐵 cos 𝛼𝐴𝐵 DENGAN SUDUT
7. Sebagai kontrol dapat pula diukur jarak sisi – sisi
dari detil tersebut, misal jarak ab dan bc

15/09/2021 31
Triangulasi
C

<A <B

A B

Credited to Rizky Fadzillah


Triangulaterasi
C
𝜶𝒏 = 𝛼𝑛−1 + 180° ± 𝛽

dAC
xC = xA + dAC sin αAC
yC = yA + dAC cos αAC

A B

Credited to Rizky Fadzillah


GAMBAR UKUR

Gambar ukur adalah dokumen tempat


mencantumkan gambar suatu bidang
tanah atau lebih dan situasi sekitarnya
serta data hasil pengukuran bidang tanah
baik berupa jarak, sudut, azimuth
ataupun sudut jurusan
Pendaftaran tanah metode sistematis Pendaftaran tanah metode sporadis
Penggambaran Bidang Tanah

Hasil ukuran Data Bidang


lapangan + Tanah (Digital)
Gambar Ukur
Menggambar Bidang Tanah (ArcGIS)

COGO Tools

https://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/manage-data/creating-new-features/an-overview-of-cogo.htm
Menggambar Bidang Tanah (QGIS)

 Editing and Digitizing Toolbar


Menggambar Bidang Tanah (AutoCAD)

Untuk keperluan penggambaran bidang tanah di

Perangkat Lunak AutoCAD dapat menggunakan

beberapa menu diantaranya sebagai berikut:

 Coordinate Geometry (COGO) AutoCAD

 Drawing Tools AutoCAD

Aplikasi GeoKKP BPN


PETA BIDANG

Peta bidang tanah adalah hasil


pemetaan 1 (satu) bidang tanah
atau lebih pada lembaran kertas
dengan suatu skala tertentu yang
batas-batasnya telah ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang
dan digunakan untuk
pengumuman data fisik.
Tugas Praktikum M5
Tugas M5
1. Jelaskan cara pengukuran sudut dan jarak poligon perapatan yang
telah didesain pada M4
2. Ukur sudut dan jarak poligon perapatan, kemudian hitung dengan
metode RTM sampai didapatkan koordinat masing-masing titik
3. Membuat sketsa bidang yang akan dipetakan (bikin batas-batas
bidangnya), minimal 5 buah bidang
4. Lakukan pengukuran bidang secara virtual sesuai dengan yang
tertera pada file berikut
http://ugm.id/TugasPengukuranBidangVirtual
TERIMA KASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai