Anda di halaman 1dari 9

JIM FKep Volume III No.

3 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN


KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN KRITIS

FACTORS AFFECTING THE LEVEL OF ANXIETY IN FAMILY OF


PATIENTS HOSPITALIZED IN CRITICAL CARE UNIT
Harlina1, Aiyub2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail:harlina395@gmail.com; aiyub@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Kecemasan adalah suatu sinyal yang memperingatkan adanya bahaya yang mengancam. Faktor yang mempengaruhi
kecemasan dibagi menjadi dua meliputi faktor internal (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman di
rawat) dan eksternal (kondisi medis/diagnosis penyakit, akses informasi, komunikasi terapeutik, lingkungan, fasilitas
kesehatan). Keluarga yang anggotanya masuk rumah sakit akan mengalami ketakutan dan kecemasan, hal ini
merupakan reaksi yang khas ketika anggota keluarganya masuk rumah sakit, tetapi emosi ini di ekspresikan dengan
cara yang berbeda-beda. Beberapa anggota keluarga akan bekerja sama dengan tenaga medis untuk memberikan yang
terbaik bagi anggota keluarga yang sedang di rawat.Tujuan dari penelitian ini mengetahui adanya pengaruh antara
faktor Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pengalaman dengan tingkat kecemasan. Waktu penelitian dilaksanakan
pada tanggal 15-28 Mei 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross
sectional study. Populasi yang digunakan adalah keluarga pasien yang dirawat di Unit Perawatan Kritis Rumah Sakit
Daerah Meuraxa Banda Aceh dengan sampel 40 keluarga pasien yang dirawat di Unit Perawatan Kritis. Penentuan
sampel menggunakan Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah Hamilton
Ranting Scale for Axiety (HAR-S), terdiri dari 14 kelompok gejala serta data demografi. Hasil penelitian tingkat
kecemasan didapatkan 2 orang (5,0%) mengalami kecemasan ringan, 10 orang (25,0%), mengalami kecemasan
sedang , 23 orang (57,5%), mengalami kecemasan berat,dan 5 orang (12,5%), mengalami kecemasan sangat berat.
Uji person produk moment dan uji Spearmen Rank Correlation Test menunjukkan ada pengaruh antara tingkat
kecemasan dengan umur nilai p=0,003, (P<α0,05), sedangkan pada Jenis kelamin nilai p=0,011(P<α0,05),
pendidikan nilai p=0,009 (P<α0,05), pengalaman nilai p=0,002 (P<α0,05), kesimpulan ada pengaruh antara faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga. Saran diharapkan bagi dapat memberikan informasi
sehingga pelayanan untuk keluarga berupa komunikasi, bimbingan dan konseling kepada keluarga, agar keluarga
dapat mengatasi kecemasan kearah yang adaptif sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan keluarga dan
meningkatkan pelayanan fasilitas yang diberikan kepada keluarga di ruang

Kata kunci : Faktor-faktor kecemasan, Keluarga, Perawatan Kritis

ABSTRACT

Anxiety is a signal that warns if a dangerous thing threatens. Factors affecting the anxiety are divided into two:
internal factors (sex, age, education level, and in-patient experience) and external factors (medical condition/disease
diagnosis, information access, therapeutic communication, environment, health facilities).. Some family members
will cooperate with the medical members to provide the best care to the patients who are being treated. The purpose
of this study was to know the influence of age, sex, education, and experience factors to the anxiety level. The
research was conducted on May 15th – 28th, 2018. The research method used was descriptive correlative with cross
sectional study approach. The population were the family of patients hospitalized at the Critical Care Unit of
Meuraxa Regional General Hospital Banda Aceh. There were 40 respondents chosen as research sample who were
obtained by employing purposive sampling technique. The instrument used to measure the anxiety level is Hamilton
Branch Scale for Anxiety (HAR-S), consist of 14 symptoms and demographic data. The results showed 2 people (5.0
%) experienced mild anxiety, 10 people (25.0 %) experienced moderate anxiety, 23 people (57.5 %) experienced
severe anxiety, and 5 people (12.5 %) experienced panic-level anxiety. Based on the Pearson test of product moment
and the test of Spearmen Rank Correlation Test showed that there were the influence between the level of anxiety
and age with the p-value p=0,007 (P< α0,05), while at the sex p-value= 0.011 (P <α0,05), education with the p-
value=0,009 (P<α0,05), experience p-value=0.001 (P <α0,05). It can be concluded that there was the influence
between the factors affecting the family level of anxiety. It is suggested to provide the information in the form of
communication, guidance, and counseling to the family, so that the family can overcome the anxiety to the adaptive
way, besides it also can reduce the family level of anxiety and improve the service facilities provided to the family.

Keywords : anxiety factors, family, critical care

184
JIM FKep Volume III No. 3 2018

PENDAHULUAN Unit Perawatan Kritis yaitu keluarga sulit


Salah satu masalah yang dialami keluarga tidur, ditandai tengah malam keluarga
ketika anggota keluarganya dirawat di Unit menayakan kondisi keluarganya yang sakit ,
Perawatan Kritis adalah kecemasan.Keluarga keluarga bingung saat diinformasikan total
sering menunjukan sikap yang berlebihan biaya, keluarga sangat kaget bila terdengar
akibat kecemasan yang mereka alami suara tiba-tiba, tidak nafsu makan karena
(Kuraesin 2009). Masalah kecemasan yang memikirkan kondisi keluarganya yang
dialami keluarga dipandang sebagai ancaman dirawat .
yang menganggu perasaan dan menimbulkan
beban psikologis. Cemas disebabkan krisis Kecemasan adalah suatu sinyal yang
situasi, tidak terpenuhinya kebutuhan, menyadarkan atau memperingatkan adanya
perasaan tidak berdaya dan kurang kontrol bahaya yang mengancam dan memungkinkan
terhadap situasi dalam kehidupan situasi ini seseorang mengambil tindakan untuk
sering dialami keluarga bila mengetahui salah mengatasi ancaman. Faktor yang
satu anggota keluarganya di rawat di Unit mempengaruhi kecemasan dibagi menjadi
Perawatan Kritis (Geraw, 1998 dikutip dalam dua meliputi faktor internal (jenis kelamin,
Kumala sari, 2010). umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman di
rawat) dan eksternal (kondisi medis/diagnosis
Hasil Penelitian yang dilakukan di Amerika penyakit, akses informasi, komunikasi
didapatkan lebih dari 23 juta orang setiap terapeutik, lingkungan, fasilitas kesehatan)
tahun mangalami gangguan kecemasan. (Kaplan & Sadock, 1997). Keluarga yang
Sementara Hasil penelitian lain di New York anggotanya masuk rumah sakit akan
didapatkan bahwa dari 50 ribu orang yang mengalami ketakutan dan kecemasan, hal ini
anggota keluarganya dirawat di rumah sakit, merupakan reaksi yang khas ketika anggota
30% mengalami kecemasan berat. keluarganya masuk rumah sakit, tetapi emosi
Kecemasan tersebut disebabkan oleh ini di ekspresikan dengan cara yang berbeda-
beberapa faktor yaitu takut akan kecacatan beda. Beberapa anggota keluarga akan
(63%), takut kehilangan (21,3%), masalah bekerja sama dengan tenaga medis untuk
sosial ekonomi (10,7%), takut akan hal yang memberikan yang terbaik bagi anggota
tidak diketahui/kurangnya informasi (5%) keluarga yang sedang di rawat (Hariyanto
(Geraw,1998 dikutip dalam Kumala sari, dkk, 2005).
2010).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik
Berdasarkan Data dari RSUDM Kota Banda untuk melakukan penelitian tentang “faktor-
Aceh pada tahun 2017 dari 529 pasien yang faktor yang mempengaruhi tingkat
di rawat di ruang ICU didapat 139 pasien kecemasan keluarga pasien yang di rawat di
(25%) meningal dunia dan dari 576 pasien di unit perawatan kritis rumah sakit meuraxa”.
ruang ICCU di dapat 55 pasien (8%)
meninggal dunia (Rekam Medik RSUDM METODE
Provinsi Aceh 2018). Ini diperkirakan Peneltian ini termasuk penelitian deskriptif
menjadi salah satu faktor pemicu yang korelatof dengan menggunakan pendekatan
menyebabkan keluarga pasien yang dirawat cross sectional study yang dilaksanakan pada
di unit perawatan kritis mengalami tanggal 15-28 Mei 2018 di Rumah Sakit
kecemasan.sementara hasil wawancara yang Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh di Unit
dilakukan terhadap 10 keluarga pasien di Perawatan Kritis. Sampel dalam penelitian ini
RSUDM Kota Banda Aceh di ruang adalah 40 keluarga pasien dengan teknik
perawatan intensive (ICU) di dapatkan bahwa purposive sampling.
5 keluarga mengalami perasaan takut, tidak
bisa tidur, dan sedih. Sebagai alat pengukur data dalam penelitian
Menurut Raharjo, (2015), dampak ini, peneliti menggunakan kuesioner
kecemasan keluarga pasien yang terjadi di pengukur tingkat kecemasan /Hamilton
185
JIM FKep Volume III No. 3 2018

Anxiety Rating Scale (HARS) Kuesioner


HARS dikembangkan oleh Dr. M. Hamilton Tabel 3. Data demografi kelompok
tahun 1959.). Kuesioner yang digunakan pendidikan
terdiri dari dua bagian, yaitu: data demografi. pendidikan f %
Data di olah dengan langkah-langkah: tinggi 10 25,0
editing, coding, transfering, dan tabulating. menengah 14 35,0
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan dasar 16 40,0
surat lulus uji etik dari Komite Etik Fakultas Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa
Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang frekuensi tertinggi responden kelompok
bertujuan untuk melindungi dan menjamin Untuk tingkat pendidikan sebagian besar
kerahasiaan responden. Peneliti dalam responden terbanyak adalah pada tingkat
penelitian ini menekankan beberapa etika pendidikan dasar, sebanyak 16 responden
yaitu: principle of beneficence, the principle (40.0%).
of respect for humandignity, the principle of
justice dan Informed concent. Tabel 4. Data demografi kelompok
pengalaman
Analisa data terdiri dari analisa univariat dan Pengalaman f %
bivariat. Analisa univariat digunakan untuk merawat pasien
melihat distribusi frekuensi dari setiap Pernah 18 45,0
variabel, dan anlisa bivariat untuk melihat Tidak pernah 22 55,0
pengaruh dari setiap variabel. Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa
frekuensi tertinggi responden kelompok
HASIL pengalaman dalam merawat pasien di Unit
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Perawatan Kritis paling banyak didapatkan
dilakukan terhadap 40 responden, didapatkan tidak pernah mempunyai pengalaman
hasil sebagai berikut: sebanyak 22 responden (55.0%)
Tabel 1. Data demografi kelompok umur
Umur depkes 2006 f % Tabel 5 Tingkat Kecemasan
kecemasan f %
RemajaAkhir (17-25) 4 10,0 Ringan 2 5,0
Dewasa Awal (26-35) 16 40,0 sedang 10 25,0
Dewasa Akhir (36-45) 13 32,0 berat 23 57,5
Lansia Awal (46-55) 7 17,5 Sangat berat 5 12,5
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa
Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa
frekuensi tertinggi pada tingkat kecemasan
frekuensi tertinggi responden kelompok umur
keluarga dalam merawat pasien di Unit
yang paling banyak yaitu umur 26-35 tahun
Perawatan Kritis berada pada tingkatan berat,
sebanyak 16 responden (40,0%).
yaitu 23 responden (57,5%).

Tabel 2. Data demografi kelompok jenis


B. Analisa Bivariat
kelamin
Tabel 2.1 Pengaruh jenis kelamin terhadap
Jenis kelamin f %
tingkat kecemasan keluarga
Laki-laki 19 47,5
perempuan 21 52,5

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa


frekuensi tertinggi responden kelompok
Untuk Jenis kelamin responden terbanyak
adalah perempuan sebanyak 21 orang
(52,5%).

186
JIM FKep Volume III No. 3 2018

Nilai p yang diperoleh dari uji Spearmen


umur f r Rank Correlation Test pada tingkat
kecemasan adalah 0,009 nilai ini lebih kecil
Tingkat 17-25 thn 4 0,461 dari 0,05 yang berarti ada pengaruh
pendidikan terhadap tingkat kecemasan
Kecemasan 26-35thn 16
keluarga pasien yang dirawat di Unit
36-45 thn 13 Perawatan Kritis Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Banda Aceh.
46-55 thn 4

p-value 0,003 Tabel 2.5 pengaruh pengalaman merawat


pasien terhadap tingkat kecemasan keluarga
Nilai p yang diperoleh dari uji pearson pasien yang dirawat di Unit Perawatan Kritis
product momentpada tingkat kecemasan Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa
adalah 0,007 nilai ini lebih kecil dari 0,05 BandaAceh.
yang bearti ada pengaruh umurterhadap Pengalaman dalam f r
tingkat kecemasan keluarga pasien yang merawat pasien
dirawat di Unit Perawatan Kritis Rumah 18 0,489
Tingkat pernah
Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh.
Kecemasan tidak 22
Tabel 2.2 pengaruh jenis kelamin terhadap pernah
tingkat kecemasan keluarga pasien yang
p-value 0,001
dirawat di Unit Perawatan Kritis Rumah
Sakit Umum Daerah Meuraxa BandaAceh Nilai p yang diperoleh dari uji spearman
Jenis kelamin f r rank correlation pada tingkat kecemasan
adalah 0,001 nilai ini lebih kecil dari α 0,05
Tingkat laki-laki 19 0,3
yang berarti ada pengaruh pengalaman
96
Kecemasan perempuan 21 terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien
yang dirawat di Unit Perawatan Kritis Rumah
P value 0,001 Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh

Nilai p yang diperoleh dari uji pearson


PEMBAHASAN
produk momen tpada tingkat kecemasan
Tingkat Kecemasan
adalah 0,011 nilai ini lebih kecil dari α 0,05
Hasil analisa data tentang tingkat kecemasan
yang berarti ada pengaruh jenis kelamin
didapatkan sebagian besar responden yang
terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien
diteliti yaitu 2 orang (12.5%) mengalami
yang dirawat di Unit Perawatan Kritis Rumah
kecemasan ringan, 10 orang(25,0%),
Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh
mengalami kecemasan sedang, 23 orang
(57,5%), mengalami kecemasan berat,dan 5
Tabel 2.3 pengaruh pendidikan terhadap
orang (12,5%), mengalami kecemasan sangat
tingkat kecemasan keluarga pasien yang
berat. Dari data tersebut bisa disimpulkan
dirawat di Unit Perawatan Kritis Rumah
bahwa presentase yang paling tinggi berada
Sakit Umum Daerah Meuraxa BandaAceh.
pada tingkat Kecemasan berat.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
pendidikan f r
Isni N,R (2013) dalam penelitian tentag
Tingkat tinggi 25,0 0,410 faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan keluarga pasien yang dirawat di
Kecemasan menengah 35,0
Ruang ICU RSUD DR. MM Dunda Limboto
dasar 40,0 dengan hasil tidak cemas 4 orang (12,1%),
cemas ringan 5 orang (14,2%), cemas sedang
p-value 0,009 10 orang (30,3%), cemas berat 14 responden

187
JIM FKep Volume III No. 3 2018

(42,2%). Penelitian ini juga didukung oleh NTB dengan nilai dengan nilai p 0,003 lebih
penelitian Simamora (2012) mengenai tingkat kecil dari α0,05 .
kecemasan keluarga di ruang HCU di RSU
Sumedang, yaitu dari 33 responden (51,5%) Penelitian ini juga didukung oleh penelitian
responden mengalami kecemasan sedang. Yuliana,E (2013) yang menunjukkan bahwa
nilai dengan nilai p 0,001 lebih kecil dari α
Dari hasil analisa jawaban responden 0,05 yang bearti terdapat pengaruh antara
didapatkan bahwa nilai tertinggi ada pada umur terhadap tingkat kecemasan keluarga
pertanyaan nomor 1 dan 2. Pertanyaan di Ruang High Care Unit (HCU) Rumah
nomor 1 mengidentifikasi tentang: cemas, Sakit Immanuel Bandung. Hasil penelitian ini
firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, sesuai dengan teori Kaplan dan Sadock
mudah tersingung, dan pertanyaan nomor 2 (1997) yaitu gangguan kecemasan dapat
mengidentifikasi tentang: keteganggan terjadi pada semua usia, lebih sering pada
merasa tegang, gemetar, mudah terganggu, usia dewasa. Hasil penelitian menunjukan
dan lesu. Ini menunjukan bahwa rata-rata kesamaan dangan teori yang disampaikan
responden mengalami gejala kecemasan yang oleh Asmidi, (2008), dimana tingkat
ditanyakan pada pertanyaan 1 dan 2. perkembangan pada individu juga
mempengaruhi respon tubuh terhadap
Semua gejala tersebut merupakan respon kecemasan dimana semakin matang
psikologis dan fisiologis dari kecemasan yang perkembangan seseorang maka semakin baik
timbul akibat adanya stersor dan ancaman pula kemampuan untuk mengatasi
integritas biologis dan konsep diri (Ann permasalahannya.
Isac,1996 dikutip dalam Nurkholis 2008).
Respon psikologis merupakan respon, Sementara itu Menurut Long, (1996) dikutip
tingkahlaku atau sikap terhadap dalam Nursalam, (2001), menyatakan bahwa
rangsangan/masalah tertentu yang berkaitan semakin tua umur seorang maka penggunaan
dengan keadaan jiwa individu. Sedangkan koping akan lebih konstruktif. Semakin
respon fisiologis adalah suatu respon individu bertambah usia seseorang, semakin
secara fisik yang ditandai dengan insomia, meningkat pula kedewasaan tekhnis dan
ketakutan, gelisah, wajah tengang, dan psikologisnya yang menunjukan kematangan
kelemahan secara umum. jiwa dalam arti semakin bijaksana, berpikir
rasional,pengendalian emosi dan toleransi
Pengaruh Umur Terhadap Tingkat terhadap orang lain (Siagian, 1995 dikutip
Kecemasan Keluarga Pasien yang dirawat dalam Wibowo, 2001). Selain itu Stuart dan
di Unit Perawatan Kritis. Laraia (2006), menyatakan bahwa umur
Berdasarkan uji statistik pearson product berhubungan dengan pengalaman seseorang
moment nilai p yang diperoleh dari pada dalam menghadapi berbagai macam stressor,
tingkat kecemasan adalah 0,007 nilai ini lebih kemampuan memanfaatkan sumber dukungan
kecil dari 0,05 yang bearti ada pengaruh dan keterampilan koping. Hal ini dapat
umurterhadap tingkat kecemasan keluarga disimpulan bahwa semakin tua umur seorang
pasien yang dirawat di Unit Perawatan Kritis maka penggunaan koping akan lebih baik.
Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda
Aceh. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap
Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dirawat di Unit Perawatan Kritis
Aan,(2015) yang menunjukkan bahwa Berdasarka uji statistik pearson product
terdapat pengaruh antara umur terhadap moment nilai p yang diperoleh dari pada
tingkat kecemasan keluarga pasien yang tingkat kecemasan adalah 0,011 nilai ini lebih
dirawat di ruang intensif care RSUD provinsi kecil dari α 0,05 yang berarti ada pengaruh
jenis kelamin terhadap tingkat kecemasan

188
JIM FKep Volume III No. 3 2018

keluarga pasien yang dirawat di Unit Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
Perawatan Kritis Rumah Sakit Umum Daerah Adilah (2010) yang menunjukkan nilai p-
Meuraxa Banda Aceh. value 0,004 lebih kecil dari α0,05 bahwa ada
pengaruh pendidikan dengan tingkat
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian kecemasan keluarga pasien preoperasi di
Aan D,S (2015) yang menunjukkan bahwa ruang operasi RSUD Labuang Baji Makassar
terdapat pengaruh antara jenis kelamin dengan.
terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien
yang dirawat di ruang intensif care RSUD Penelitian ini juga didukung oleh penelitian
provinsi NTB dengan nilai dengan nilai p Taufik,(2015) yang menunjukan nilai p-value
0,05. 0,000 lebih kecil dari α 0,05 yang artinya
pendidikan juga berpengaruh dengan tingkat
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian kecemasan keluarga pasien di Rumah Sakit
Yuliana,E (2013) yang menunjukkan bahwa Umum dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
nilai dengan nilai p 0,008 lebih kecil dari α
0,05 yang bearti terdapat pengaruh antara penelitian ini juga didukung oleh penelitian
jenis kelamin terhadap tingkat kecemasan Aan, (2015) yang menunjukkan nilai p value
keluarga di Ruang High Care Unit (HCU) 0,024 lebih kecil dari α0,05 bahwa terdapat
Rumah Sakit Immanuel Bandung. Hasil pengaruh antara pendidikan terhadap tingkat
diatas sesuai dengan pendapat Sunaryo kecemasan keluarga pasien yang dirawat di
(2004) bahwa pada umumnya seorang laki- ruang intensif care RSUD provinsi NTB.
laki dewasa mempunyai mental yang kuat
terhadap sesuatu hal yang dianggap Status pendidikan yang rendah pada
mengancam bagi dirinya dibandingkan seseorang akan menyebabkan mereka lebih
perempuan. Selain itu menurut Myers (1983) mudah mengalami kecemasan dibandingkan
perempuan sering cemas akan dengan yang berpendidikan tinggi.
ketidakmampuannya dibandingkan dengan Pendidikan adalah usaha manusia untuk
laki-laki. Laki-laki lebih aktif, eksploratif, menumbuhkan dan mengembangkan potensi-
sedangkan perempuan lebih sensitif. potensi rohani sesuai dengan nilai- nilai yang
Penelitian lain menunjukkan bahwa laki-laki ada dalam masyarakat dan kebudayaan
lebih rileks dibandingkan perempuan (Power (Ihsan, 2003). Pendidikan merupakan salah
dikutip dalam Myers, 1983). Sehingga dapat satu faktor penting untuk mendapatkan dan
disimpulkan bahwa laki-laki lebih bisa mencerna informasi secara lebih mudah
menyelesaikan masalah dengan tenang (Videbeck, 2008). Tingkat pendidikan yang
sehingga kecemasan yang dialami mereka tinggi pada seseorang akan membentuk pola
juga lebih rendah. yang lebih adaptif terhadap kecemasan,
sedangkan merekan memiliki tingkat
Pengaruh Pendidikan terhadap tingkat pendidikan rendah cenderung mengalami
kecemasan keluarga pasien yang dirawat kecemasan karena kurang adaptif terhadap
di Unit Perawatan Kritis. hal- hal yang baru. Hal ini didukung dengan
Berdasarkan uji statistik Spearman Rank teori Gass dan Curiel (2011) serta Feist
Correlation nilai p yang diperoleh dari uji (2009) dimana tingkat pendidikan yang lebih
pada tingkat kecemasan adalah 0,009 nilai tinggi memiliki respon adaptasi yang lebih
ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada baik karena respon yang diberikan lebih
pengaruh pendidikan terhadap tingkat rasional dan memengaruhi kesadaran dan
kecemasan keluarga pasien yang dirawat di pemahaman terhadap stimulus.
Unit Perawatan Kritis Rumah Sakit Umum
Daerah Meuraxa Banda Aceh. Menurut Tarwoto dan Wartonah (2013),
pendidikan adalah salah satu usaha
mengembangkan kepribadian dan

189
JIM FKep Volume III No. 3 2018

kemampuan dalam dan diluar sekolah dan (mentoleransi, menampung, meminimalkan)


berlangsung sepanjang hidup.Tingkat lingkungan dan kebutuhan internal mengenai
pendidikan sangat mempengaruhi hal tersebut. Keluarga yang mempunyai
kecemasan, karena tingkat pendidikan akan kemampuan pengalaman dalam menghadapi
mempengaruhi penggunaan koping. Hal ini kecemasan dan punya cara menghadapinya
didukung oleh hasil Penelitian Gallo (1997), akan cenderung menganggap stres berat
yang mendapatkan bahwa tingkat pendidikan sebagai masalah yang bisa diselesaikan. Tiap
membuat respon individu lebih baik terhadap pengalaman merupakan sesuatu yang
kecemasan. Dapat disimpulkan bahwa tingkat berharga, karena belajar dari pengalaman
pendidikan rendah akan cenderung lebih dapat meningkatkan ketrampilan menghadapi
mengalami kecemasan karena pola adaptif kecemasan. Hal ini menunjukan adanya
yang kurang terhadap hal yang baru dan kesesuaian hasil penelitian, dengan pendapat
mengakibatkan pola koping yang kurang Horney dikutip dalam Trismiati (2006) yang
pula. Maka semakin rendah tingkat mengatakan bahwa pengalaman masa lalu
pendidikan maka semakin tinggi tingkat individu dalam menghadapi kecemasan dapat
kecemasan, begitu pula sebaliknya. mempengaruhi individu ketika menghadapi
stressor yang sama karena individu memiliki
Pengaruh Pengalaman terhadap tingkat kemampuan beradaptasi atau mekanisme
kecemasan keluarga pasien yang dirawat koping yang lebih baik, sehingga tingkat
di Unit Perawatan Kritis kecemasan pun akan berbeda dan dapat
Berdasarkan uji statistik Spearman Rank menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih
Correlation nilai p yang diperoleh dari uji ringan.
tingkat kecemasan adalah 0,001 nilai ini lebih
kecil dari α 0,05 yang berarti ada pengaruh KESIMPULAN
pengalaman terhadap tingkat kecemasan Berdasarkan hasil penelitian Faktor-Faktor
keluarga pasien yang dirawat di Unit yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Perawatan Kritis Rumah Sakit Umum Daerah Keluarga Pasien yang dirawat di Unit
Meuraxa Banda Aceh Perawatan Kritis Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Banda Aceh. Maka penulis
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian mengambil kesimpulan sebagai berikut
Aan D,S (2015) yang menunjukkan bahwa :Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
terdapat pengaruh antara pengalaman kecemasan keluarga pasien yang dirawat di
terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien Unit Perawatan Kritis Rumah Sakit Meuraxa
yang dirawat di ruang intensif care RSUD ada 4 faktor yang berpengaruh terhadap
provinsi NTB dengan nilai p 0,048. tingkat kecemasan keluarga pasien yaitu pada
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian tingkat kecemasan berat sebanyak 23
Yuliana,E (2013) yang menunjukkan bahwa responden (57,5%) dengan faktor yang
nilai dengan nilai p 0,004 lebih kecil dari α mempengaruhi sebagai berikut. Terdapat
0,05 yang bearti terdapat pengaruh antara pengaruh umur terhadap Tingkat Kecemasan
pengalaman terhadap tingkat kecemasan Keluarga di Unit Perawatan Kritis Rumah
keluarga di Ruang High Care Unit (HCU) Sakit Umun Daerah Meuraxa Banda Aceh
Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan nilai p=0,007(p< α 0,05). Terdapat
Hasil penelitian ini didukung oleh teori dari pengaruh jenis kelamin terhadap Tingkat
Kaplan dan Sadock (2010) yaitu keluarga Kecemasan Keluarga di Unit Perawatan
yang baru pertama kali anggota keluarganya Kritis Rumah Sakit Umun Daerah Meuraxa
dirawat akan berbeda dengan yang sudah Banda Aceh dengan nilai p=0,011 (p<α 0,05).
beberapa kali menghadapi hal yang sama Terdapat pengaruh pendidikan terhadap
dirawat di rumah sakit, hal itu karena sudah Tingkat Kecemasan Keluarga di Unit
terbentuk koping yaitu upaya berupa aksi Perawatan Kritis Rumah Sakit Umun Daerah
berorientasi dan intra fisik, untuk mengelola Meuraxa Banda Aceh dengan nilai p=0,009

190
JIM FKep Volume III No. 3 2018

(p< α 0,05). Terdapat pengaruh pengalaman Journal Practice and Research


terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga di 58321-4376
Unit Perawatan Kritis Rumah Sakit Umun
Daerah Meuraxa Banda Aceh dengan nilai Hariyanto, (2005), psikologis kecemasan
p=0,001 (p<α 0,05). keluarga , yogyakarta: salemba
medika
REFERENSI
Ihsan, (2003), Dasar-dasr pendidikan ,
Adillah,A 2010 Faktor Yang Berhubungan jakarta:Rineka Cipta
Dengan Terjadiny Kecemasan
Keluarga Pasien Preoperasi Di Kaplan & Sadock, 1997.Buku ajar
Ruang Operasi Rsud Labuang Baji keperawatan psikatri klinis. Ed ke-
Makassar Psychology Journal 2. Salemba medika
Practice and Research 6890-1562
Myers, E. G. (1983), Social Psychology.
A’an Dwi sentana, (2015). Analisis Faktor- Tokyo :McGraw Hill
faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan keluarga pasien diruang Nursalam.(2003). Konsep penerapan
intensif care RSUD provinsi NTB, metodologi penelitian ilmu
keperawatan, surabaya: salemba
Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of medika
Personality, Seventh edition.
New York: McGraw-Hill Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan
International Editio Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. 2nd Ed. Jakarta:
Geraw, (1998) dalam Kumala Sari 2010). Salemba Medika
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kecemasan orang tua anak Nurkolis, (2008), hubungan komunikasi
yang dirawat diruang rawat inap peawat dengan kecemasan orang
akut RSUP. DR. MDJAMIL, tua.http://acn.oxfordjournals.org/c
Padang. Jurnal Ilmiah Consulting ontent/early/ Consulting
Psychology Journal Practice and Psychology Journal Practice and
Research 16753-1-23 Research 6756-156

Gass, S. C & Curiel, E.R(2011). Test anxiety Raharjo, (2015). Tingkat kecemasan keluarga
in relation to measure of cognitive pasien stroke yang dirawat diruang
and intellectual fungtioning. ICU RS. Panti Waluyo: surakarta,
Agustus 1, 2013. Dikutip dari STIKES retrieved from
http://acn.oxfordjournals.org/conte http://digilid.stikeskusumahusada.a
nt/early/ Consulting Psychology c,id Consulting Psychology
Journal Practice and Research Journal Practice and Research
6756-1123 3452-1165

Gallo.(2010).Keperawatan Kritis Edisi 6. Riyanto, A.2013. Pengolahan dan Analisis


Jakarta;EGC Data Kesehatan (Dilengkapi Uji
Validitas dan Rehabilitas Serta
Hastono, S (2017). Analisis Data Aplikasi Program SPSS).
Kesehatan,Depok, Fakultas Yogjakarta: Nuha Medika.
Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia Consulting Psychology

191
JIM FKep Volume III No. 3 2018

Stuart, G. W. dan Laraia, M.T. 2006. Prinsip


dan Praktik Keperawatan Psikiatrik.
Jakarta: EGC
Simamora irawati ike (2012) Gambaran
tingkat kecemasan keluarga pada
pasien yang dirawat diruang intensif
care unit (icu) dan high care unit
(hcu) rumah sakit
sumedang.Badung: UNPAD
Consulting Psychology Journal
Practice and Research 230-491-1

Trismiati (2006), Gejala Kecemasan.


http://www.google.co.id#hl=id&q
=gejalakecemasan diakses 30 mei
2011 Consulting Psychology
Journal Practice and Research
8901-11-2

Tarwoto dan Wartonah (2013), Kebutuhan


dasar manusia dan Proses
Keperawatan.Jakarta. Salemba
Medika.

Taufik, I (2015), pengaruh pendidikan t


erhadap kecemasan keluarga pasien
di ICU-ICCU Rumah Sakit Umum
Daerah dr.Soehadi Prijonegoro
Sragen. Consulting Psychology
Journal Practice and Research
1564-1

Vadebeck, Sheila L. Buku Ajaran


Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta,
2008.

Wibowo, 2001. Manajemen Kinerja, Edisi


Ketiga. Rajawali Pers, Jakarta.

Yuliana e, 2013 faktor-faktor yang


mempengaruhi tingkat kecemasan
keluarga pasien di HCU, Rumah
Sakit Immanuel Bandung

192

Anda mungkin juga menyukai