LENGKUAS PUTIH
OLEH
(06037)
AGUSTUS 2008
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan kepada
bidang Farmasi
OLEH
NIM 04.036
AGUSTUS 2008
Karya Tulis Ilmiah
Pembimbing
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih
yang berjudul ” Formulasi dan Evaluaasi Sediaan Krim Minyak Atsiri Rimpang
Lengkuas Putih (Alpinia galanga (L.) Swartz) ” ini tepat pada waktunya.
4. Bapak dan Ibu dosen Akademi Farmasi serta semua staf yang turut
penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
mempunyai beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat
diharapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
3.6 Formula............................................................................................34
BAB V. PEMBAHASAN................................................................................. 47
6.1 Kesimpul.................................................................................................50
6.2 Saran....................................................................................................... 50
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 52
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
merupakan kepulauan yang kaya akan bahan alam yang bisa dimanfaatkan dalam
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah
terbagi dalam dua jenis yaitu lengkuas merah (K Schum dan lengkuas putih
(Alpinia galanga (L.) Swartz). Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah
atau bumbu dapur, sedangkan yang banyak digunakan sebagai obat adalah
lengkuas merah.
digunakan untuk mengobati diare, disentri, demam, kejang karena demam, sakit
kemudian diborehkan ke dahi dan seluruh tubuh diyakini dapat mengobati kejang-
kejang pada bayi dan anak-anak. Disamping itu rimpang lengkuas putih juga
dianggap memiliki khasiat sebagai anti tumor atau anti kanker terutama tumor di
bagian mulut dan lambung, dan kadang -kadang digunakan juga sebagai
rimpang lengkuas putih digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang
disebabkan oleh jamur, seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan
sebagainya. ()
kimia. Beberapa zat kimia yang sudah diketahui terkandung dalam tanaman yang
dikenal dengan nama daerah laos, laja, atau isem ini adalah saponin, tanin,
flavonoida, dan minyak atsiri. Selain itu, terdapat kandungan aktif basonin,
eugenol, galangan, dan galangol. () eugenol inilah yang berfungsi sebagai anti
jamur.
jamur pada kulit dalam bentuk segar dengan cara digosokkan atau dengan cara di
tumbuk dan kemudian dioleskan pada kulit bertujuan untuk membasmi panu.
Namun belum diketahui secara pasti data ilmiah yang mendukung kebenaran cara
pengobatan ini.
bentuk sedian krim dengan basis emulgide cream. Serta dilakukan uji mutu fisik
lengkuas putih.
Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
pemakaian sediaan lebih disukai karena lebih mudah, praktis, mudah dicuci dan
tidak berlemak karena basis krim yang dibuat bertipe minyak dalam air (m/a),
serta memberikan rasa nyaman (tidak iritasi), terutama bila dibandingkan dengan
galanga (L.) Swartz) sejak zaman dulu secara tradisional digunakan sebagai anti
jamur, agar lebih efektif penggunaannya sebagai obat maka rimpang lengkuas
putih diambil minyak atsirinya dan diformulasikan dalam sediaan krim dengan
1.2.1 Bagaimanakah mutu fisik krim minyak atsiri rimpang lengkuas putih
1.3.1 Untuk mengetahui mutu fisik krim basis emulgide cream dengan zat aktif
1.3.2 Untuk mengetahui kesukaan masyarakat terhadap krim yang dibuat melelui
1.5.1 Minyak atsiri rimpang lengkuas putih dapat dibuat dalam bentuk sediaan
krim.
1.5.2 Minyak atsiri dalam basis emulgide cream dapat diterima oleh volunteer.
Ruang lingkup dan keterbatasan dalam penelitian ini adalah uji mutu
fisik penerimaan volunteer dan uji mutu fisik sediaan krim, dengan zat aktif
minyak atsiri rimpang lengkuas putih pada basis emulgide cream yang meliputi
digunakan dalam tulisan ini dan untuk memperjelas pemahaman tentang istilah
yang terdapat dalam tulisan ini maka perlu adanya definisi istilah sebagai berikut:
1.6.1. Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut dalam bahan dasar yang sesuai. Krim digunakan untuk
pemakaian luar.
1.6.2. Emulgide cream adalah basis yang digunakan dalam pembuatan krim jenis
1.6.3. Mutu fisik adalah penilaian suatu sediaan yang meliputi uji organoleptis,
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio: Spermatophyta
Ordo : Scitimineae
Family : Zingiberaceae
Marga : Lengkuas
Maranta galanga L.
Langkueueh (Aceh)
Kelawas(Karo)
Halawas(Simalungun)
Lakuwe (Nias)
Lengkuas (Melayu)
Langkuweh (Minang)
Lawas(Lampung)
Laja (Sunda)
Laja, Langkuwasa(Makasar)
Aliku (Bugis)
Lingkuwas (Menado)
Halmahera)
Langkwas (Roti)
Hingkuase (Sangihe)
Langkuwas (Basemah)
Laawasi,Lawasi (Alfuru)
Lauwasel (Saparua)
Langoase (Buru)
Lengkuas, Puar (Malaysia)
Padagoji (Burma)
ginger (Inggeris)
Galanga (Perancis)
harum, berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan, terdapat dalam tandan
bergagang panjang dan ramping, yang terletak tegak di ujung batang. Ukuran
perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah
tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, sehingga tandan tampak berbentuk
piramida memanjang. Panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis
miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup,
berdiameter lebih kurang 1 cm. Ada juga yang buahnya berwarna merah. Bijinya
2-4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau
yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi
Daun di sebelah bawah dan atas bisaanya lebih kecil dari pada yang di tengah.
Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun
rata. Pertulangan daun menyirip. Panjang daun sekitar 20 - 60 cm, dan lebarnya 4
- 1 5 cm.
bahkan dapat mencapai 3,5 meter. Bisaanya tumbuh dalam rumpun yang rapat.
batang semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai
(4-hidroksifenil)-7- fenilheptan-3,5-diol.
1.1.3.2Buah Lengkuas
dimetoksiflavon.
1.1.3.3Biji Lengkuas
Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa diterpen yang
15,16-dial.
1. Reumatik.
a. Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam
b. Bahan: 3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk
merica, 1 potong gula merah, dan 2 gelas air santan kelapa. Cara membuat:
2. Sakit Limpa.
sebesar ibu jari dan 1 genggam daun meniran. Cara membuat: semua
Bahan: 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi halia
sebesar ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1 sendok teh merica, 1 sendok teh
garam dan 1 ragi tape. Cara membuat: umbi lengkuas dan halia diparut
dan diperas untuk diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan-bahan
yang lain dengan 0,5 gelas air masak sampai merata. Cara menggunakan:
diminum.
0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk ketumbar, 1
siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa yang masak, 1 potong gula
merah, jakeling, jalawe dan jarahab. Cara membuat: semua bahan tersebut
direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara
sebesar ibu jari, 1 pohon tumbuhan meniran dan sedikit adas pulawaras.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai
5. Bronkhitis.
rimoang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda, 0,5
genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya. Cara membuat: semua
sore.
6. Morbili.
Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh minyak
kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gondopura. Cara membuat: umbi
lengkuas diparut halus, kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai
7. Panu.
c. Dua jari langkuas diparut dan diberi sedikit cuka, oleskan pagi dan sore
8. Kurap.
Giling hingga halus rimpang lengkuas empat jari dan bawang putih satu
buah. Tambahkan satu sendok cuka, panaskan, dan oleskan pada bagian
9. Eksema.
Cuci dan parut satu jari rimpang, tambahkan air kapur sirih secukupnya,
lalu aduk hingga menjadi adonan seperti bubur. Pakai adonan untuk
menurap kulit yang terkena eksema, lalu dibalut. Balutan adonan diganti
Cuci, parut, dan peras rimpang, kemudian tambahkan satu sendok teh air
Minyak atsiri dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak
esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar yang
berwujud cairan kental pada suhu ruangan. namun mudah menguap sehingga
memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik didihnya rendah. Selain
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai
senyawa, namun suatu senyawa tertentu bisaanya bertanggung jawab atas suatu
aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa
komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan
2.3.1 Hidrodestilasi
bercampur, hingga membentuk dua fase atau dua lapisan. Keadan ini terjadi pada
pemisahan minyak atsiri dengan uap air. Pengertian ini memberikan gambaran
atau minyak atsiri dengan air. Pada proses ini akan dihasilkan uap air yang
dibutuhkan oleh alat penyuling. Uap air tersebut dapat juga dihasilkan dari alat
1. Penyulingan air
air ( contoh: bunga mawar, bunga jeruk ) sewaktu terendam dan bergerak
bebas dalam air mendidih. Sedangkan bila bahan tersebut diproses dengan
Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air
Bahan tanaman yang akan disuling hanya terkena uap dan tidak terkena air
yang mendidih.
lazim memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan atmosfer dan
dihasilkan dari uap yang berasal dari suatu pembangkit uap air. Uap air
2.3.2 Fraksinasi
membentuk suatu fase. Pada keadaan ini pemisahan minyak atsiri menjadi
2.4.1 Definisi
Krim didefinisikan sebagai cairan kental atau emulsi setengah padat baik
bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim bisaanya digunakan
sebagai emolien atau pemakaian obat pada kulit. (Ansel, 1989 : 513 )
Krim adalah salap yang mengandung air, sering dibatasi hanya yang
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. ( Indonesia ed.
IV, 1995 : 6 )
sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan
2. Tidak berminyak
4. Basis krim yang mengandung air dapat memelihara kelembapan sel kulit.
3. Bioavabilitasnya maksimum.
1. Krim yang tidak mengalami pemisahan antara fase cair dan fase minyak
rendah
pengendapannya
kontaminasi mikroorganisme
1. Creaming
Creaming ke arah atas terjadi dalam emulsi yang tidak setabil dimana fase
terdispersi mempunyai kerapatan lebih kecil dari pada kerapatan fase luar.
kerapatan fase dalam lebih besar dari pada fase luar. Untuk mencegah
disebut ”pecah”
3. Invers
perubahan fase minyak dalam air menjadi air dalam minyak dan
adalah konsentrasi volume kedua fase dan jumlah zat pengemulsi. Sifat
dan jumlah zat pengemulsi serta suhu pada waktu proses emulsifikasi juga
4. Flokulasi
lebih besar. Flokulasi fase terdispersi dapat terbentuk sebelum, selama dan
Zat aktif yang sering digunakan dalam krim adalah zat yang berkhasiat
sebagai anti fungi, anti bakteri, anti histamin, analgesik, dan antiseptik.
Basis krim yang digunakan seharusnya sesuai dengan zat berkhasiat yang
1. Tidak mengiritasi
2. Mudah dibersihkan
3. Stabil
5. Bereaksi netral
Emulgide cream adalah basis krim yang mengandung emulgide dan oleum
Basis emulgide crem ada dua macam, komponen penyusunnya sama, yang
R/ Emulgide 15 R/ Emulgide 10
Karena oleum sesami mudah tengik atau mudah teroksidasi, maka diganti
R/ Emulgide 15 R/ Emulgide 10
1. Pengawet
Penambahan zat pengawet adalah untuk meningkatkan stabilitas sediaan.
Pengawet yang digunakan dalam sediaan cair atau sediaan setengah padat.
Contoh pengawet anti mikroba yaitu, Asam Benzoat, Butil Paraben, Etil
Propionat.
2. Pendapar
Natrium Metabisulfit.
3. Pelembab
4. Anti Oksidan
akibat oksidasi oleh cahaya. Contoh zat anti oksidan yaitu, asam galat,
5. Pengkompleks
Pengkompleks adalah zat yang ditambahkam dengan tujuan zat ini dapat
dan Sorbitol.
6. Peningkat Penetrasi
2.5.5 Monografi
1. Emulgide
dari emulgide.
lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak
berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20o .
dapat bercampur dengan air dan dengan etanol 95%, praktis tidak larut
dalam kloroform, dalam eter dan dalam minyak lemak. Bobot per ml 1.255
Asam askorbat berbentuk hablur atau serbuk putih atau agak kuning.
keadaan kering setabil di udara. Mudah larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dan dalam benzen.
( Indonesia, 1995 : 39 )
berasa. Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian aseton, dalam
140 bagian gliserol dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut
dalam larutan alkali hidrokasida. Suhu lebur antara 950 – 980. ( Indonesia
: 1979 : 535 )
0,05 %
hablur, putih, tidak berbau atau bau khas lemah, sedikit rasa terbakar.
Sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon tetraklorida, mudah
larut dalam etanol dan dalam eter. Jarak lebur antara 1250 – 1280.(
0,18 %
6. Parafin Liquidum
Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95 % larut dalam kloroform dan
dalam eter. Bobot per ml 0.870 sampai 0.890 ( Indonesia, 1979: 474 )
7. Aquadest
Aqua destilata dibuat dari air suling yang diminum. Cairan jernih, tidak
dua yaitu:
1. Metode Pelelehan
Dalam metode ini semua zat, baik zat pembawa maupun zat berkhasiat
Dalam hal ini perlu diperhatikan apakah zat berkhasiat tahan terhadap
2. Metode Triturasi
Dalam metode ini, zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang
akan dipakai dengan salah satu zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan
lemak dapat dilakukan dengan melelehkan dalam suatu wadah, air dipanaskan
Uji organoleptis adalah uji yang dapat dilihat secara fisik meliputi
mudah dikeluarkan dari tube dan mudah dioleskan pada kulit, dimana konsentrasi
berkaitan dengan daya alir krim. pengujiannya dengan mengunakan alat viskositas
suatu sediaan yang terdiri dari beberapa bahan, seperti krim, salap, suspensi,
pemisahan. Becher menyatakan bahwa sentrifugasi pada 3750 rpm dalam suatu
radius 10 cm untuk waktu 5 jam setara dengan efek gravitasi untuk kira-kira satu
tahun.
digosokkan atau dengan cara menumbuk halus rimpang lengkuas segar kemudian
pengobatan ini.
menumbuk halus dua jari rimpang langkuas putih atau dengan cara diparut,
kemudian dioleskan pada bagian tubuh yang berpanu pagi dan sore atau malam
hari.
Untuk dapat dipakai dengan mudah dan menimbulkan rasa nyaman maka
minyak atsiri rimpang lengkuas putih diformulasikan dalam bentuk sediaan krim
berbasis emulgide cream, yaitu basis krim bertipe minyak dalam air (m/a).
penyulingan uap dan air, karena metode penyulingan menggunakan uap dan air
mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan
udara normal.
dandang. Dimana bahan ditempatkan diatas sarangan dan dandang diisi air sedikit
dibawah sarangan tempat bahan ditempatkan. Air dipanaskan dengan api. Bahan
tanaman yang akan disuling hanya terkena uap dan tidak terkena air yang
uap yang terbentuk menjadi cairan lagi, cairan yang terbetuk ditampung. Destilat
(Petroleum Eter) pada destilat tersebut dan dilakukan pengocokan agar minyak
atsiri yang bercampur dengan air larut seluruhnya dalam PE. Hal ini dilakukan
berulang sampai tiga kali agar minyak atsiri benar-benar terlarut seluruhnya. PE
dengan suhu 400 C. Hal ini bertujuan untuk menguapkan PE dari minyak atsiri.
Petroleum Eter merupakan pelarut yang selektif, stabil dan memiliki sifat
Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
aktif yang digunakan sebagai obat luar. Zat tambahan yang digunakan dalam
pembuatan krim untuk penelitian ini adalah zat pengawet anti mikroba, anti
minyak dan lemak dilelehkan dalam suatu wadah. Air dicampur dengan
setelah krim terbentuk, karena minyak atsiri mudah menguap pada suhu panas.
Terhadap krim yang telah dibuat dilakukan uji mutu fisik, seperti uji
organoleptis, viskositas, pH, dan sentrifugasi serta dilakukan uji volunteer. Uji
organoleptis meliputi uji homogenitas, tekstur, warna dan bau. Uji homogenitas
viskositas brokfield adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu
sediaan larutan atau sediaan setengah padat. Adapun cara pengujiannya yaitu
berputar, lihatlah jarum merah pada skala. Angka yang ditunjukan jarum tersebut
kedalam krim. Angka yang ditunjukkan oleh pH meter adalah pH yang dimiliki
oleh krim tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pH krim yang
3750 rpm. Setrifugasi dilakukan sampai sediaan terjadi creaming. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa lama sediaan dapat bertahan dalam suhu
ruangan.
yang terdiri dari lima pertanyaan, yang meliputi tekstur, bau, warna, kekentalan
dan homogenitas dari krim yang telah dibuat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kesukaan volunteer terhadap krim yang telah dibuat. Di mana dari setiap penilaian
jawaban diberikan sekor angka, apabila jawaban A maka sekor 4, apabila jawaban
B maka sekor 3, apabila jawaban C maka sekor 2, apabila jawaban D maka sekor
1. Dari pemberian sekor terhadap setiap jawaban dapat diketahui nilai yang
METODE PENELITIAN
mengetahui apakah formulasi krim yang dibuat menghasilkan mutu fisik yang
baik dan dapat diterima oleh volunteer. Adapun tahap pelaksanaannya meliputi
krim yang dibuat. Seperti uji organoleptis ( homogenitas, bau dan warna ),
viskositas, pH, dan uji sentifugasi. Serta dilakukan uji volunteer untuk mengetahui
penilaian masyarakat terhadap ktim minyak atsiri rimpang lengkuas putih yang
Tahap akhir adalah analisis data penelitian untuk mengetahui apakah krim
yang dibuat dapat menghasilkan mutu fisik yang baik dan dapat diterima oleh
volunteer.
Instrument penelitian ialah semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
Alat :
5. Cawan penguap
6. pH metri
7. Viskositas Brokfield
8. Sentrifugator
9. Evaporator
10. Dandang
11. Piknometer
12. Termometer
14. Pendingin
15. Kompor
Bahan :
2. PE ( Petroleum Eter )
3. Emulgide
4. Parafin liquidum
5. Acidum ascorbikum
6. Gliserin
7. Methylis parabenum
8. Propylis Parabenum
9. Aquadest
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitiaan ini adalah minyak atsiri rimpang lengkuas putih
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah krim dari minyak atsiri rimpang
lengkuas putih, sedangkan variabel terikat adalah mutu fisik krim minyak atsiri
rimpang lengkuas putih yang meliputi organoleptis, PH, viskositas dan uji
sentrifugasi.
lingkungan kulit
dinilai 0 – 20
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juli dan lokasi penelitian
3.15 Formula
Dalam penelitian ini formulasi krim yang dibuat dengan bobot 100 gram
Emulgide 15 g
Parafin liquidum 15 g
Gliserol 20 g
Propylis parabenum 0,02 g
Aqua ad 100 ml
2. Emulgide 15 gram
5. Gliserol 20 gram
3.16 Pembuatan
tiap menit
5. Destilasi dilakukan selama 5 jam
4. Mengukur aquades
aduk ad homogen
11. Ukur minyak atsiri rimpang lengkuaas putih, masukkan dalam No. 10
aduk ad homogen
Evaluasi sediaan krim dengan bahan aktif minyak atsiri rimpang lengkuas
homogenitas, tekstur, warna dan bau sediaan krim yang dibuat. Uji homogenitas
3.17.2 Uji pH
atsiri rimpang lengkuas putih apakah sesuai dengan pH lingkungan kulit, yang
berkisar antara 4,8 - 5,8. pengujian ini mengunakan alat yang disebut pH meter.
Prosedur pengujian pH :
1. Siapkan elektrode
2. Tekan tombol on/of yang ada pada pH meter dan electrode dikalibrasi
rimpang lengkuas putih, dimana viskositas berkaitan dengan daya alir krim agar
krim mudah dikeluarkan dari tube dan mudah menyebar pada kulit saat dioleskan.
bertahan pada tenperatur kamar. Dilakukan uji sentrifugasi pada 3750 rpm,
dikatakan ekivalen dengan pengaruh gravitasi selama ± 1 tahun. Hal ini bisa
dilihat dengan tidak adanya pembentukan creaming. Alat uji sentrifugasi disebut
sentrifugator.
krim minyak atsiri rimpang lengkuas putih yang dibuat. Penilaian diberikan
dengan sekor angka, apabila jawaban A maka sekor 4, apabila jawaban B maka
Untuk menentukan apakah krim tersebut memenuhi mutu fisik yang baik
dan dapat diterima oleh volunteer maka dapat dihitung dengan rumus
Sp
N= X 100 %
Sn
Keterangan
Sn = nilai tertinggi
( Arikunto, 1995 : 57 )
dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti. Untuk mengetahui mutu fisik
yang baik dan diterima oleh volunteer dengan penilaian penghitungan rata- rata.
Sedangkan pada uji pH dan Viskositas, dilihat dari rata-rata tiga pengujian. Pada
uji sentrifugasi dilihat dari hasil pengujian sentrifugasi apakah setelah dilakukan
HASIL PENELITIAN
digunakan dalam pembuatan krim minyak atsiri rimpang lengkuas putih. Hasil
pengamatan
terbakar terbakar
Suhu lebur Jarak lebur antara 1250 – 1280 1280
Dari hasil pemeriksaan methylis parabenum secara organoleptis dan
pengamatan.
Tabel 4.1.5 Pemeriksaan Emulgide
paraffin padat
Dari hasil pemeriksaan emulgide secara organoleptis hasilnya mempunyai
mempunyai rasa
Perhitungan Bj Bobot per ml 0.879 sampai 0.885 g/ml
0.890
Dari hasil pemeriksaan parafin liquidum secara organoleptis dan
pengamatan.
putih putih
Dari hasil pemeriksaan rimpang lengkuas putih rimpang lengkuas putih
pengamatan.
Pemeriksaan Pengamatan
Organoleptis Cairan jernih, berwarna kuning, bau khas minyak atsiri
basis emulgide cream, meliputi uji organoleptis, pH, viskositas, sentrifugasi dan
Putih
lengkuas putih berbasis emulgide cream dapat dilihat pada tabel 4.2.1
lengkuas putih
replikasi tersebut didapatkan sediaan krim yang homogen, berwarna putih, dan
Tabel 4.2.2 Hasil uji pH krim minyak atsiri rimpang lengkuas putih
Replikasi pH Rata-rata
1 5.38
2 5.39 5.386
3 5.39
Dari hasil pengamatan didapat data pH dari replikasi sebanyak tiga kali.
Dari hasil replikasi tersebut didapatkan rata-rata pH sediaan krim minyak atsiri
rimpang lengkuas putih 5.386 Data tersebut menunjukkan bahwa pH sediaan krim
4.2.3 Hasil Uji Viskositas Krim Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Putih
Tabel 4.2.3 Hasil uji viskositas minyak atsiri rimpang lengkuas putih
3 100 cps
Dari hasil pengamatan didapat nilai viskositas krim minyak atsiri rimpang
lengkuas putih dari replikasi sebanyak tiga kali. Dari hasil replikasi tersebut
didapatkan rata-rata viskositas krim minyak atsiri sebesar 100.67 cps. Data
tersebut dapat menunjukkan bahwa sediaan berbentuk kental dan jika dioleskan
4.2.4 Hasil Uji Sentrifugasi Krim Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Putih
Hasil uji sentrifugasi dari ketiga replikasi sediaan terjadi creaming setelah
hasil uji tersebut maka dapat diperkirakan sediaan krim minyak atsiri rimpang
lengkuas putih dapat bertahan selama 9 bulan. ( hasil perhitungan pada lampiran )
hasil analisis sesuai dengan metode penelitian menghasilkan data sebagai mana
terinci pada lampiran. Dari hasil analisis diketahui penilaian setiap volunteer
terhadap krim minyak atsiri rimpang lengkuas putih yang dibuat, dari penilaian
setiap volunteer dapat diketahui nilai rata-rata yang diberikan oleh volunteer
BAB V
PEMBAHASAN
sebagai anti jamur. Zat yang dapat berkhasiat sebagai anti jamur adalah eugenol
yang terdapat dalam minyak atsiri. Pengambilan minyak atsiri rimpang lengkuas
putih menggunakan destilasi uap air, karena destilasi uap air diperuntukkan untuk
atsiri ± 8 ml. Pada proses pengambilan minyak atsiri faktor kehilangan tidak dapat
dihindari, karena pada saat destilasi terjadi penguapan. Penguapan terjadi karena
pada dandang tempat patrian masih terdapat lubang dan tutup tidak rapat
meskipun hal ini sudah diminimalkan mengunakan lem glukol pada setiap tepi
tutup dandang dan tempat patrian. Kehilangan minyak atsiri juga bisa disebabkan
pada saat proses evaportor pemisahan PE dengan minyak atsiri, karena ada
minyak atsiri rimpang lengkuas putih berbasis emulgide cream. Dari hasil
krim 5.386 Hal ini menunjukkan bahwa pH sediaan krim minyak atsiri rimpang
lengkuas putih berbasis emulgide cream mempunyai pH yang baik, karena sesuai
dengan pH lingkungan kulit yaitu antara 4.8-5.8 sehingga jika digunakan sediaan
putih diperoleh hasil rata-rata pengujian sebesar 100.67 cps. Viskositas krim
berpengaruh terhadap mutu fisik suatu sediaan krim, semakin tinggi viskositas
krim maka krim yang terbentuk semakin kental dan mempersulit pengeluaran
krim dari tube. Dari data tersebut menunjukkan sediaan krim minyak atsiri
rimpang lengkuas putih berbasis emulgide cream memiliki viskisitas yang baik,
sifat alir krim dapat dengan mudah dikeluarkan dari tube dan memiliki daya sebar
terjadi creaming, setelah dilakukan sentrifugasi 3750 rpm selama 3 jam 45 menit.
mana masing-masing lapis mengandung fase dispers yang berbeda namun setelah
dilakukan pengocokan sediaan dapat hoogen kembali. Dari hasil uji tersebut
dapat diperkirakan bahwa sediaan krim minyak atsiri rimpang lengkuas putih
dapat bertahan selama 9 bulan dalam waktu penyimpan. Hal ini dapat
selama 5 jam dengan 3750 rpm sediaan tersebut dapat bertahan selama 1 tahun.
sediaan krim minyak atsiri rimpang lengkuas putih memiliki mutu fisik yang baik.
Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan persen rata-rata yang didapat yaitu
sebesar 70.2%.
sediaan krim minyak atsiri rimpang lengkuas putih dengan basis emulgide cream
PENUTUP
6.1 Kesimpul
6.1.1 Sediaan krim dengan basis emulgide cream menghasilkan pH 5.386. Hal
viskositas sebesar 100.67 cps dan berdasarkan hasil uji sentrifugasi, dapat
6.2 Saran
penambahan pengharum.
6.2.2 Dilakukan pembuatan sediaan lain untuk formulasi minyak atsiri rimpang
lengkuas putih.
DAFTAR RUJUKAN
Anief , Moh. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta :
Universitas Indonesia
University Press.
Lachman, Leon. ed. al. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta :
Duin, Dr. C.F. Van. 1947. Ilmu Resep. Utrecht : P.T.Soeroengan Jakarta.
Cipta.
Press.
Keterangan
Sn = nilai tertinggi
b=3
c=2
d=1
Sentrifugasi Repliksi
(tiap 5 menit)
1 2 3
5’ + + +
10’ + + +
15’ + + +
20’ + + +
25’ + + +
30’ + + +
35’ + + +
40’ + + +
45’ + + +
50’ + + +
55’ + + +
60’ + + +
65’ + + +
70’ + + +
75’ + + +
80’ + + +
85’ + + +
90’ + + +
95’ + + +
100’ + + +
105’ + + +
110’ + + +
115’ + + +
120’ + + +
125’ + + +
130’ + + +
135’ + + +
140’ + + +
145’ + + +
150’ + + +
155’ + + +
160’ + + +
165’ + + +
170’ + + +
175’ + + +
180’ + + +
185’ + + +
190’ + + +
195’ + + +
200’ + + +
205’ + + +
210’ + + +
215’ + + +
220’ + + +
225’ - - -
230’ - - -
Keterangan
( + ) setabil
( - ) creaming
Rumus
t1
X= x 12 bulan
t2
225
X= x12 bulan
300
= 9 bulan
Lampiran 4. Hasil Replikasi Penimbangan Rimpang Lengkuas Putih
X1 =10.5g
X2 =10.7g
X3 =10.5g
X4 =11.0g
X5 =10.8g
X6 =12.0g
X7 =11.2g
X8 =10.3g
X9 =10.5g
X10 =11.3g
10.7 + 10.5 + 11.0 + 10.5 + 10.8 + 12.0 + 11.2 + 10.3 + 10.5 + 11.3
x rata - rata =
10
= 10.88 g ~ 11 g
Keterangan :
= 1100 : 1000
= 1.1 ml
Suhu ( 0C ) Bobot per liter air ( g/l) Bobot per mili air ( g/ml )
20 999.17 0.99718
25 996.03 0.99632
30 994.65 0.99462
Diketahui :
Penyelesaian :
= 25.3920 g
= 47.0456 g - 15.0457 g
= 31.9999 g
= 1.2556 g/ml
Lampiran 6. Perhitungan Berat Jenis Parafin Liquidum
Suhu ( 0C ) Bobot per liter air ( g/l ) Bobot per mili air ( g/ml )
20 999.17 0.99718
25 996.03 0.99632
30 994.65 0.99462
Diketahui :
Penyelesaian :
= 39.9675 g - 14.7492 g
= 25.2183 g
masa (m) Parafin Liquidum = c - a
= 37.1504 g - 14.7492 g
= 22.4011 g
= 0.8850 g/ml
SARAN
_________________________________________________________________
_-
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Hasil Uji pH
Hasil Uji viskositas