Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

“JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG MONOKOTIL DAN DIKOTIL”

NAMA : SRI WAHYUNI

NIM : F1071161053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2018
ABSTRAK

Tumbuhan tersusun dari beberapa bagian. Untuk mengetahui bagian-bagian tersebut


kita perlu mempelajari tentang anatomi dan fisiologi tumbuhan. Adapun yang akan dibahas
pada praktikum ini mengenai perbedaan sistem jaringan akar/batang dikotil dan monokotil,
tipe berkas pengangkut akar/batang dikotil dan monokotil; dan tipe stele akar/batang dikotil
dan monokotil. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati slide awetan akar dan batang
tumbuhan dikotil dan membuat preparat segar dengan menggunakan tumbuhan dikotil dan
monokotil.. Adapun metode yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu metode percobaan.
Pada praktikum ini lakukan pengamatan pada preparat akar dan batang monokotil dan dikotil
yaitu preparat awetan akar dan batang jagung (Zea mays); akar kacang tanah (Ascaris
hypogaea); batang labu (Curcubita sp). dan preparat basah batang pepaya (Carica papaya)
dan batang rumput teki (Cyperus rotundus). Sehingga didapatkan hasil pada pengamatan akar
jagung (Zea mays) adapun yang teramati adalah Emplur, Ikatan pembuluh, Epidermis, Berkas
seludang, Xilem, Floem, Korteks dan Endodermis Akar jagung (Zea mays) memiliki tipe
berkas pembuluh kolateran tertutup dengan tipe stele ataktostele. Pada pengamatan batang
jagung (Zea mays) adapun yang teramati Epidermis, Korteks, Endodermis, Xilem, Floem.
Batang jagung (Zea mays) memiliki tipe berkas pembuluh kolateran tertutup dengan tipe stele
Eustele. Pada pengamatan batang labu (Curcubita sp.) adapun yang teramati yaitu Epidermis,
Korteks, Endodermis, Xilem dan Floem. Batang labu (Curcubita sp.) memiliki tipe berkas
pembuluh kolatera tertutup dengan tipe stele Eustele. Pada pengamatan akar kacang tanah
(Arachis hypogaea) adapun yang teramati yaitu Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan
Endodermis. Akar kacang tanah (Arachis hypogaea) memiliki tipe berkas pembuluh kolateral
terbuka dengan Tipe stele Eustele. Pada pengamatan batang papaya (Carica papaya) adapun
yang teramati yaitu Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis. Batang papaya
(Carica papaya) memiliki tipe berkas pembuluh kolateral tertutup dengan Tipe stele Eustele .
Pada pengamatan batang rumput teki (Cyperus rotundus) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis.Batang rumput teki (Cyperus rotundus)
memilki tipe pembuluh kolateral tertutup dengan tipe stele ataktostele.
Kata kunci : Berkas pengangkut, stele, dikotil, monokotil.

ABSTRACT

Plants are composed of several parts. To know these parts we need to learn about the
anatomy and physiology of plants. As for what will be discussed in this practicum is the
difference in the system of dicotyledonous and monocotyl root / stem tissue systems, dikotil
and monocotil type of root / rod carrier files; and type of root / dicot and monocot stele. This
practicum aims to observe slides preserved in the roots and stems of dicotyledonous plants
and make fresh preparations using dicotyledonous and monocotyledonal plants. The method
used in this practicum is experimental method. In this practicum, observe monocot and
dicotyledonous root and stem preparations, namely preparations for root and corn stalks (Zea
mays); groundnut root (Ascaris hypogaea); pumpkin stem (Curcubita sp). and wet
preparations of papaya stems (Carica papaya) and puzzle grass stems (Cyperus rotundus). So
that the results were observed in observing the roots of corn (Zea mays) as observed were
Emplur, Vessel Bonds, Epidermis, sheath file, Xylem, Floem, Cortex and Endodermis Corn
roots (Zea mays) had closed vascular file types with ataktostele stele type. On observations of
corn stalks (Zea mays) as for the observed Epidermis, Cortex, Endodermis, Xilem, Floem.
Corn stalks (Zea mays) have closed vascular beam types with Eustele stele type. In the
observation of pumpkin stems (Curcubita sp.) As for the observed are Epidermis, Cortex,
Endodermis, Xilem and Floem. Pumpkin stems (Curcubita sp.) Have a closed type of
vascular beam in the Eustele type. In observing peanut roots (Arachis hypogaea), the observed
were epidermis, cortex, folem, xylem and endodermis. Groundnut root (Arachis hypogaea)
has an open collateral vessel beam type with Eustele stele type. In the observation of papaya
stems (Carica papaya), the observed ones were Epidermis, Cortex, Folem, Xylem and
Endodermis. Batang papaya (Carica papaya) has a type of collateral vessel file covered with
the type of Eustele stele. In observing the puzzle grass stem (Cyperus rotundus) as for the
observed are the epidermis, cortex, folem, xylem and endodermis. The puzzle grass (Cyperus
rotundus) has a type of collateral vessels closed with ataktostele stele type.
Keywords: vascular tissue, stele, dicot, monocot.

LATAR BELAKANG

Tumbuhan merupakan salah satu mahluk hidup yang sering dijumpai di alam. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai tumbuhan perlu mempelajari anatomi dan fisologi dari
tumbuhan. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur fisik tumbuhan.. Fisiologi
tumbuhan merupakan ilmu cabang dari botani yang mendalami tentang cara kerja sistem
kehidupan yang terdapat di dalam tubuh pada tumbuhan dan juga tentang tanggapannya
terhadap pengaruh di lingkungan sekitar.

Setelah mengetahui anatomi dan fisiologi tumbuhan dapat diketahui bahwa tumbuhan
terdiri dari beberapa bagian seperti akar, batang, daun, buah, biji dan bunga. Secara
morfologi pengamatan tumbuhan dapat diamati juga menggunakan bantuan mikroskop
atau secara anatomi, bila morfologi melihat struktur luar, maka anatomibantuan mikroskop
atau secara anatomi, bila morfologi melihat struktur luar, maka anato mimembahasnya secara
lebih mendetil hingga ke hierarki makhluk hidup yang paling kecil membahasnya
secara lebih mendetil hingga ke hierarki makhluk hidup yang paling kecil yaitu
molekul. Secara kasat mata tumbuhan dapat digolongkan dengan mudah apabila dilihat yaitu
molekul. Secara kasat mata tumbuhan dapat digolongkan dengan mudah apabila dilihat ciri-
ciri yang tampak dari luar, namun untuk lebih meyakinkan penggolongannya anatomi ciri-ciri
yang tampak dari luar, namun untuk lebih meyakinkan penggolongannya anatomi dapat
menjadi dasar yang cukup kuat, sebab di tingkat molekuler tanaman memiliki ciri yangdapat
menjadi dasar yang cukup kuat, sebab di tingkat molekuler tanaman memiliki ciri yangkhusus
misalnya saja tumbuhan monokotil dan dikotil, dilihat dari susuanan berkas khusus
misalnya saja tumbuhan monokotil dan dikotil, dilihat dari susuanan berkas
pengangkutnya.

Pada praktikum ini akan dilakukan pengamatan pada jaringan pada akar dan batang
dikotil dan monokotil. Adapun yang diamati yaitu jaringan, tipe berkas pembuluh dan tipe
stele dari preparat awetan dan prepatat basah.

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan merupakan produsen yang menjadi sumber energi dalam suatu daur
kehidupan dan sebagai indikator kondisi suatu lingkungan(Maisyaroh,2010). Tanaman
berbunga secara konvensional, dibagi menjadi dua kelas utama: Dicotyledons
(Magnoliopsida) dan Monocotyledons (Liliopsida). Perpisahan ini menjadi dua kelas
biasanya diterima begitu saja, karena "jelas jelas",  tetapi ahli botani tidak selalu mengakui
ini sebagai dua kelompok fundamental angiosperma (Barbae,1982).

Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ
reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan
meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut
(Woelaningsih 2001; Hidayat 1990).

Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan daun,
bunga, buah, biji, batang dan akar (Woelaningsih 2001). Epidermis adalah sistem sel-sel
yang bervariasi struktur dan fungsinya, yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang
demikian tersebut dapat dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan
yang berhubungan dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin dan kutikula dapat
membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannnya kompak dan keras, sehingga
dapat dianggap sebagai penyokong mekanis (Haryati,2010). Berdasarkan ontogeninya,
epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm (Sumardi dan Pudjoarinto
1994). Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi seperti
stomata dan trikomata (Rompas,2011).

Anatomi tumbuhan berkaitan dengan seluk beluk tentang struktur, fungsi dan
keuntungan berbagai macam jaringan dan organ tumbuhan juga mengenai sel sebagai
satuan terkecil bahkan juga tentang struktur ultra mikroskopis yang sangat berkaitan
dengan fungsi, terlihat kurang diminati dan tidak sepopuler ilmu-ilmu biologi
lainnya(Fahn 1991).

Jaringan tumbuhan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi
yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang
mendukun pertumbuhan pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-
sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua
dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan struktur,
fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).

Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau
meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan terdiri dari
jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem
(Brotowidjoyo, 1989).

Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di
ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan meristem
interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992). Jaringan meristem
adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri.
Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah
di dalamnya. Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik.
Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya
protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997)

Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan
parenkim . Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami deferensiasi.
Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif permanen serta
rongga selnya besar . Sel perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan, bentuknya
besar-besar dan berdinding tipis (Kimball, 1991). Fungsi utama sel parenkim sebagai
tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong (Prawiro, 1997)

Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel
kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana,
karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel. Kolenkim terdiri atas sel-sel
berdinding tebal sebagai jaringan penyokong, sangat berhubungan erat dengan parenkim.
Kolenkim seperti halnya parenkim masih mempunyai protoplas, mampu mengadakan
aktivitas meristematis. Dinding selnya merupakan dinding primer, tidak berlignin.
Kolenkim berbeda dengan jaringan penyokong lainnya yaitu dengan sklerenkim dalam
hal struktur dinding dan kondisi protoplas. Kolenkim mempunyai dinding yang lunak,
plastis, dinding primer yang tidak berlignin, mempunyai protoplas yang aktif, mampu
menghilangkan penebalan dinding jika sel diinduksi untuk aktivitas meristematis, seperti
pembentukan kambium gabus atau kalau ada rangsangan luka. Sklerenkim mempunyai
dinding yang keras, kaku, dinding sekunder yang biasanya berlignin. Dinding sekunder
terdapat pada sel-sel untuk mengalirkan air dari xilem, dan sering terdapat pula pada sel-
sel parenkim xilem. Selain itu sel-sel parenkim dalam daerah jaringan lainnya dapat pula
bersifat sklereid (sclereid) yang berfungsi untuk mengalirkan air batasannya tidak begitu
jelas (Suradinata, 1998)

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil


asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam
mineral (Kimball, 1991). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem,
xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem
merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu
pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem
adalah tabung tapis . Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel
yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang
tebal. Dindingnya menebal dalam pola- pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan floem
merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi
sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu
pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung
berlubang (Wilson, 1966)

Xilem dan floem, dua jaringan konduksi sistem vaskular tanaman, adalah
fundamental yang luar biasa kepentingan dan kepentingan ekonomi. Xilem adalah
jaringan air, dan xilem sekunder menyediakan bahan mentah untuk hasil hutan industri.
Efisiensi asam amino dan transportasi Suc melalui floem mempengaruhi pertumbuhan
dan kualitas jaringan wastafel. Pergerakan sinyal molekul melalui floem merupakan
komponen penting adaptasi sistemik terhadap lingkungan dan regulasi pertumbuhan dan
perkembangan (Ruiz-Medrano et al., 2001). Selain peran mereka sebagai konduktor
jaringan, xilem dan floem memiliki mekanika penting, penyimpanan, dan peran
metabolik sekunder.)

Pada batang dikotil, jaringan dewasa primer berasal dari sistem apikal (protoderm,
ground meristem, dan procambium) dan terdiri dari jaringan epidermis, korteks,
endodermis, dan ikatan pembuluh (floem, xylem, dan kambium). Pada tumbuhan dikotil
terdapat kambium. Adanya kambium dikotil dapat mengadakan pertumbuhan sekunder
dan periderm. Pada batang monokotil, jaringan permanen primer selain dari meristem
apikal juga berasal dari meristem interkalar. Jaringan monokotil primer terdiri dari
jaringan dasar fundamental dimana letak ikatan pembuluh terbesar. Pada batang
monokotil tidak terdapat ka mbium, kecuali pada beberapa spesies. Karena itu tidak
mempunyai jaringan sekunder, walaupun tidak dapat mengadakan pertumbuhan
sekunder, batang monokotil dapat mempunyai batang yang besar karena adanya
pertumbuhan meristem menebal. Pada anatomi batang dikotil dan monokotil tersebut,
memiliki perbedaan pada tipe ikatan pembuluh pada batang. Pada dikotil, tipe ikatan
pembuluhnya yaitu tipe kolateral terbuka dan bikolateral. Sedangkan pada monokotil,
tipe ikatan pembuluhnya yaitu bertipe kolateral tertutup yang umumnya di bungkus oleh
sarung sklerenkim. Susunan anatomi akar lebih sederhana daripada susunan anatomi
batang walaupun susunan anatomi akar bervariasi. Pada penampang melintang akar
primer dijumpai tiga sistem jaringan pokok yaitu epidermis, korteks, dan sistem jaringan
pengangkut. Di ujung akar terdapat bagian akar primer yang lain, yaitu akar yang
berfungsi melindungi promeristem akar. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari percobaan
ini yaitu mempelajari sistem jaringan pada batang dikotil dan monokotil serta pada akar
tumbuhan, mempelajari tipe berkas pengangkut pada batang dikotil dan monokotil serta
pada akar tumbuhan, dan mempelajari tipe stele pada batang dikotil dan monokotil serta
pada akar tumbuhan. Pada pengamatan preparat segar, tujuannya yaitu mengamati slide
awetan akar dan batang tumbuhan monokotil dan dikotil dan membuat preparat segar
dengan menggunakan tumbuhan dikotil dan monokotil yang ada disekitar kampus atau
disekitar laboratorium pendidikan biologi (David, 2013).
TUJUAN

1. Mengamati slide awetan akar dan batang tumbuhan monokotil dan dikotil
2. Membuat preparat segar dengan menggunakan tumbuhan dikotil dan monokotil yang
ada disekitar kampus

MASALAH

1. Apa perbedaan sistem jaringan akar monokotil dan dikotil ?


2. Apa perbedaan sistem jaringan batang monokotil dan dikotil ?
3. Bagaimana tipe berkas pembuluh pada akar dan batang monokotil ?
4. Bagaimana tipe berkas pembuluh pada akar dan batang dikotil ?
5. Bagaimana tipe stele pada akar dan batang monokotil ?
6. Bagaimana tipe stele pada akar dan batang dikotil ?

METODOLOGI

Praktikum mengenai jaringan pada akar dan batang monokotil dan dikotil,
dilaksanakan pada hari, tanggal Senin 24 September 2018 di laboratorium Pendidikan
Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak dari
pukul 09.30-12.00 WIB. Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum jaringan pada
akar dan batang monokotil dan dikotil, yaitu alat yang digunakan berupa mikroskop, silet,
pipet tetes, beaker glass, gelas objek, dan kaca penutup. Sedangkan bahan yang digunakan
berupa preparat akar dan batang monokotil dan dikotil yaitu preparat awetan akar dan batang
jagung (Zea mays); akar kacang tanah (Ascaris hypogaea); batang labu (Curcubita sp). dan
preparat basah batang pepaya (Carica papaya) dan batang rumput teki (Cyperus rotundus).

Pada preparat awetan diperiksa mikroskop dalam keadaan baik. Diletakkan preparat
pada mikroskop. Mula-mula diperiksa dengan pembesaran lemah untuk mengamati susunan
jaringan yang terdapat pada akar/batang. Dibesarkan satu sector dan irisan tersebut dengan
perbesaran kuat. Kemudian digambar dan diberi keterangan. Ditentukan tipe berkas
pengangkut dan tipe stele masing masing akar/batang.

Pada preparat basah diperiksa periksalah mikroskop dalam keadaan baik. Diiris tipis
bagian batang dan diletakkan pada kaca benda kemudian diteteskan air secukupnya dan
ditutup dengan kaca penutup. Diletakkan preparat pada mikroskop. Mula-mula diperiksa
dengan pembesaran lemah untuk mengamati susunan jaringan yang terdapat pada batang.
Dibesarkan satu sector dan irisan tersebut dengan perbesaran kuat. Kemudian digambar dan
diberi keterangan. Ditentukan tipe berkas pengangkut dan tipe stele masing masing batang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Preparat Awetan : Batang Keterangan Literatur


Jagung (Zea mays)
Perbesaran : 4 x 10
1. Emplur
2. Ikatan pembuluh
3. Epidermis
4. Berkas seludang
5. Xilem
6. Floem
Sumber : David,2010
7. Korteks
8. Endodermis
Tipe berkas pembuluh :
Kolateran tertutup
Tipe stele : Ataktostele
Preparat Awetan : Akar Jagung Keterangan Literatur
(Zea mays)
Perbesaran : 4 x 10
1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Xilem
5. Floem
Tipe berkas pembuluh :
Kolateral tertutup
Tipe stele : Eustele
Sumber : Fira,2011.
Preparat Awetan : Batang Labu Keterangan Literatur
(Curcubita sp.)
Perbesaran : 4 x 10
1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Xilem
5. Floem

Tipe berkas pembuluh :


Sumber : Claudiodivizia.2012
Kolateral tertutup
Tipe stele : Eustele
Preparat Awetan : Akar Kacang Keterangan Literatur
Tanah (Arachis hypogaea)
Perbesaran : 4 x 10
1. Epidermis
2. Korteks
3. Folem
4. Xilem
5. Endodermis

Tipe berkas pembuluh :


Kolateral terbuka Sumber : Alamy.2010

Tipe stele : Eustele


Preparat Awetan : Batang Keterangan Literatur
Pepaya (Carica papaya)
Perbesaran : 4 x 10
1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Xilem
5. Floem
Sumber : Abdul,2001
Tipe berkas pembuluh :
Kolateral tertutup
Tipe stele : Eustele
Preparat Awetan : Batang Keterangan Literatur
Rumpu Teki (Cyperus
rotundus)
Perbesaran : 4 x 10
1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Xilem
5. Floem

Tipe berkas pembuluh : Sumber : Martins,2013


Kolateral tertutup
Tipe stele : Ataktostele

Pembahasan

Pada praktikum yang berjudul “Jaringan Pada Akar Dan Batang Monokotil” bertujuan
untuk (1) mengamati slide awetan akar dan batang tumbuhan monokotil dan dikotil dan (2)
membuat preparat segar dengan menggunakan tumbuhan dikotil dan monokotil yang ada
disekitar kampus. Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pada preparat awetan dan
preparat basah. Preparat awetan yang digunakan yaitu akar jagung (Zea mays), batang jagung
(Zea mays), batang labu (Curcubita sp.) dan akar kacang tanah (Arachis hypogaea). Preparat
basah yang digunakan yaitu batang papaya (Carica papaya) dan batang rumput teki (Cyperus
rotundus).

Pada pengamatan akar jagung (Zea mays) adapun yang teramati adalah Emplur, Ikatan
pembuluh, Epidermis, Berkas seludang, Xilem, Floem, Korteks dan Endodermis. Preparat ini
tidak memiliki kambium yang memisahkan antara bagian xylem dan floemnya. Epidermis
pada bagian terluar kemudian di belakangnya terdapat jaringan dasar atau korteks. Didekat
bagian berkas pembuluh terdapat endodermis yang dapat menyokong bagian pembuluh
pengangkut. Ikatan pembuluhnya, xylem dan floem belum terlihat dengan jelas Akar jagung
(Zea mays) memiliki tipe berkas pembuluh kolateral tertutup hal ini karena antara xylem dan
floem tidak dijumpai cambium dan dapat dijumpai pada tumbuhan golongan monokotil
(Ahmad, AH.2014). Dengan tipe stele ataktostele yaitu stele dengan sistem jaringan
pengangkut tersebar (Syafii,2013).

Pada pengamatan batang jagung (Zea mays) adapun yang teramati Epidermis,
Korteks, Endodermis, Xilem, Floem. Epidermis pada bagian terluar kemudian di belakangnya
terdapat jaringan dasar atau korteks. Didekat bagian berkas pembuluh terdapat endodermis
yang dapat menyokong bagian pembuluh pengangkut. Ikatan pembuluhnya, xylem dan floem
belum terlihat dengan jelas. Batang jagung (Zea mays) memiliki tipe berkas pembuluh
kolateran tertutup hal ini karena antara xylem dan floem tidak dijumpai cambium dapat
dijumpai pada tumbuhan golongan monokotil(Ahmad, AH.2014). Dengan tipe stele Eustele
yaitu stele yang sistem jaringan pengangkutnya kolateral tertutup dengan jendela daun dan
jaringan interfasikuler tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Syafii,2013).

Pada pengamatan batang labu (Curcubita sp.) adapun yang teramati yaitu Epidermis,
Korteks, Endodermis, Xilem dan Floem. Epidermis pada bagian terluar kemudian di
belakangnya terdapat jaringan dasar atau korteks. Didekat bagian berkas pembuluh terdapat
endodermis yang dapat menyokong bagian pembuluh pengangkut. Ikatan pembuluhnya,
xylem dan floem belum terlihat dengan jelas. Batang labu (Curcubita sp.) memiliki tipe
berkas pembuluh kolatera tertutup hal ini karena antara xylem dan floem tidak dijumpai
cambium dapat dijumpai pada tumbuhan golongan monokotil(Ahmad,AH.2014). Dengan tipe
stele Eustele yaitu stele yang sistem jaringan pengangkutnya kolateral dengan jendela daun
dan jaringan interfasikuler tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Syafii,2013)

Pada pengamatan akar kacang tanah (Arachis hypogaea) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis. Epidermis pada bagian terluar kemudian
di belakangnya terdapat jaringan dasar atau korteks. Didekat bagian berkas pembuluh terdapat
endodermis yang dapat menyokong bagian pembuluh pengangkut. Ikatan pembuluhnya juga
terlihat jelas, dimana antara kambium, xylem dan floem telah terpisah dan dapat diamati
dengan jelas Akar kacang tanah (Arachis hypogaea) memiliki tipe berkas pembuluh kolateral
terbuka hal ini karena antara xylem dan floem dijumpai kambium dan dapat dijumpai pada
tumbuhan golongan dikotil (Ahmad,AH.2014). Dengan tipe stele Eustele yaitu stele yang
sistem jaringan pengangkutnya kolateral dengan jendela daun dan jaringan interfasikuler
tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Syafii,2013).

Pada pengamatan batang papaya (Carica papaya) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis. Epidermis pada bagian terluar kemudian
di belakangnya terdapat jaringan dasar atau korteks. Didekat bagian berkas pembuluh terdapat
endodermis yang dapat menyokong bagian pembuluh pengangkut. Ikatan pembuluhnya,
xylem dan floem belum terlihat dengan jelas batang papaya (Carica papaya) memiliki tipe
berkas pembuluh kolateral tertutup tertutup hal ini karena antara xylem dan floem tidak
dijumpai kambium dapat dijumpai pada tumbuhan golongan monokotil(Ahmad,AH.2014).
Dengan tipe stele Eustele yaitu stele yang sistem jaringan pengangkutnya kolateral dengan
jendela daun dan jaringan interfasikuler tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Syafii,2013).

Pada pengamatan batang rumput teki (Cyperus rotundus) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis. Epidermis pada bagian terluar kemudian
di belakangnya terdapat jaringan dasar atau korteks. Didekat bagian berkas pembuluh terdapat
endodermis yang dapat menyokong bagian pembuluh pengangkut. Ikatan pembuluhnya,
xylem dan floem belum terlihat dengan jelas. Batang rumput teki (Cyperus rotundus) memilki
tipe pembuluh tertutup hal ini karena antara xylem dan floem tidak dijumpai cambium dapat
dijumpai pada tumbuhan golongan monokotil(Ahmad,AH.2014). Tipe stele ataktostele yaitu
stele dengan sistem jaringan pengangkut tersebar (Syafii,2013).

KESIMPULAN

1. Pada praktikum ini dilakukan pengamatan preparat awetan akar dan batang (Zea
mays); akar kacang tanah (Ascaris hypogaea); batang labu (Curcubita sp.) dan
preparat basah batang papaya (Carica papaya) dan batang rumput teki (Cyperus
rotundus).
2. Pada pengamatan akar jagung (Zea mays) adapun yang teramati adalah Emplur, Ikatan
pembuluh, Epidermis, Berkas seludam, Xilem, Floem, Korteks dan Endodermis. Akar
jagung (Zea mays) memiliki tipe berkas pembuluh kolateran tertutup hal ini karena
antara xylem dan floem tidak dijumpai cambium dan dapat dijumpai pada tumbuhan
golongan Dengan tipe stele ataktostele yaitu stele dengan sistem jaringan pengangkut
tersebar.
3. Pada pengamatan batang jagung (Zea mays) adapun yang teramati Epidermis,
Korteks, Endodermis, Xilem, Floem. Batang jagung (Zea mays) memiliki tipe berkas
pembuluh kolateran tertutup hal ini karena antara xylem dan floem tidak dijumpai
cambium dapat dijumpai pada tumbuhan golongan monokotil. Dengan tipe stele
Eustele yaitu stele yang sistem jaringan pengangkutnya kolateral dengan jendela daun
dan jaringan interfasikuler tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
4. Pada pengamatan batang labu (Curcubita sp.) adapun yang teramati yaitu Epidermis,
Korteks, Endodermis, Xilem dan Floem. Batang labu (Curcubita sp.) memiliki tipe
berkas pembuluh kolatera tertutup hal ini karena antara xylem dan floem tidak
dijumpai kambium dapat dijumpai pada tumbuhan golongan monokotil. Dengan Tipe
stele Eustele yaitu stele yang sistem jaringan pengangkutnya kolateral dengan jendela
daun dan jaringan interfasikuler tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pada
pengamatan akar kacang tanah (Arachis hypogaea) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Floem, Xilem dan Endodermis. Akar kacang tanah (Arachis
hypogaea) memiliki tipe berkas pembuluh kolateral terbuka hal ini karena antara
xylem dan floem dijumpai kambium dan dapat dijumpai pada tumbuhan golongan
dikotil. Dengan tipe stele Eustele yaitu stele yang sistem jaringan pengangkutnya
kolateral dengan jendela daun dan jaringan interfasikuler tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
5. Pada pengamatan batang papaya (Carica papaya) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis. Batang papaya (Carica papaya)
memiliki tipe berkas pembuluh kolateral tertutup tertutup hal ini karena antara xylem
dan floem tidak dijumpai kambium dapat dijumpai pada tumbuhan golongan
monokotil. Dengan tipe stele Eustele yaitu stele yang sistem jaringan pengangkutnya
kolateral dengan jendela daun dan jaringan interfasikuler tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
6. Pada pengamatan batang rumput teki (Cyperus rotundus) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis.Batang rumput teki (Cyperus
rotundus) memilki tipe pembuluh tertutup hal ini karena antara xylem dan floem tidak
dijumpai kambium dapat dijumpai pada tumbuhan golongan monokotil. Tipe stele
ataktostele yaitu stele dengan sistem jaringan pengangkut tersebar.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul,(2001).Carica papaya.(Online)(http://dhcrop.bsmrau.net/caricaceae/) diakses tanggal


28 September 2018.

Alamy.(2010). Ground Nut Arachis Hypogaea Root TS Brightfield Photomicrograph.


(Online)( https://www.alamy.com/stock-photo-ground-nut-arachis-hypogaea-root-ts-
brightfield-photomicrograph-7044541.html ) diakses tanggal 28 September 2018.

Ahmad, AH.(2014).Anatomi Tumbuhan.(Online)(


http://psd113.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/4236/2014/10/Biologi-
Dasar-Pertemuan-1.docx) diakses tanggal 27 September 2018.

Barabe , Denis,. Et Luc Brouillet.(1982).Commentaires Sur Le Systbme De Classification


Des Angiospermes De Takhtajan. Acta Biotheoretica 31, 12 7-141.

Brotowidjoyo. (1989). Zoologi Dasar . Jakarta : Erlangga.

Claudiodivizia.(2012). Cucurbita Stem Micrograph. (Online) (https://www.dreamstime.

com/stock-photo-cucurbita-stem-micrograph-light-photomicrograph-cross-section-
seen-microscope-image48039110) diakses pada tanggal 28 September 2018.

Chengsong Zhao, Johanna C. Craig, H. Earl Petzold, Allan W. Dickerman, and Eric P. Beers.
(2015).The Xylem and Phloem Transcriptomes from Secondary Tissues of the
Arabidopsis Root-Hypocoty. Jurnal Plant Physiol. Vol. 138.

David,D.(2010). Plant Structure: Roots, Stems And Leaves.(Online)(Http://Www.K-


State.Edu/Organismic/Plant_Structure_Roots_Stems_And_Leaves.Htm) Diakses
Tanggal 28 September 2018.

David.(2013). Anatomy Morphology. http://generalhorticulture.tamu.edu/Anatomy


Morphology) diaskses pada tanggal 28 September 2018.

Fahn, A.(1991). Anatomi Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press.

Fira,(2011).Akar Zea Mays Analisis Struktur Dan Fungsi.(Online)(Http://Firza-


Zone.Blogspot.Com/2011/10/Akar-Zea-Mays.Html) Diakses Tanggal 28 Oktober
2018.
Haryanti,Sri.(2010). Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi.Vol.35. No. 2.

Hidayat EB, Suradinata TS.(1990).Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan.Bandung: F-


MIPA ITB.

Kimball, J.W. (1991). Biologi. Jakarta : Erlangga.

Kimball, J.W.(1992). Biologi. Jakarta : Erlangga.

Martins, Shirley.,Vera L. Scatena.(2013). Developmental Anatomy Of Cyperus Laxus


(Non-Nranz) And Fimbristylis Dichotoma (Kranz) (Cyperaceae, Poales) And
Tissue Continuity. An. Acad. Bras. Ciênc. Vol.85 No.2.

Maisyaroh, Wiwin. (2010).Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman


Hutan Raya R. Soerjo Cangar, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari.Vol.
1 No.1.

Prawiro.(1997). Biologi Sains. Jakarta : Bumi Aksara.

Rompas Yulanda., Henny L Rampe., Marhaenus J Rumondor.(2011) Sumber Struktur Sel


Epidermis Dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal
Bioslogos, Vol. 1 Nomor 1.

Ruiz-Medrano R, Xoconostle-Cazares B, Lucas WJ.(2001).The Phloem As A Conduit For


Inter-Organ Communication. Curr Opin Plant Biol 4: 202–209.

Suradinata.(1998).Struktur Tumbuhan. Bandung: Angkasa.

Syafii, Wan.(2013). Anatomi Tumbuhan.Riau:Universitas Riau Press.

Woelaningsih S (2001) Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan II. Yogyakarta : Fakultas


Biologi UGM.

Wilson.(1966). Biology. Amerika, USA : Botang Rhinchar and Wington.

Pertanyaan
1. Apakah perbedaan letak jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil pada akar
maupun batang ?
2. Bagaimana air masuk ke dalam xylem?
3. Jelaskan bagaimana air masuk kedalam xylem melalui jaringan akar !
4. Bagaimana hasil pengamatan pada preparat segar dengan slide awetan?
Jawab
1. Jika dilihat dari penampang batangnya, pada batang tumbuhan dikotil, penampang
jaringan pembuluh batangnya lebih terstruktur. Jaringan pembuluhnya seolah saling
berkumpul membentuk satu lingkaran. Hal ini berbeda dengan jaringan pembuluh
pada batang tumbuhan monokotil yang jaringan pembulunya menyebar.al hal Jaringan
pembuluh terdiri atas floem dan xylem. Floem adalah bagian dari batang yang
memiliki fungsi sebagai pengangkut zat hasil produksi fotosintesis. Sedangkan xilem
memiliki fungsi sebagai pengangkut zat-zat yang menjadi bahan baku untuk aktifitas
fotosintesis. keberadaan floem batang di tumbuhan monokotil berada di sebelah luar
xilem, dimana, diantara floem dan xylem tumbuhan dikotil terdapat kambium.
Tipe berkas pembuluh angkut semacam ini disebut dengan sebutan tipe kolateral
terbuka. Hal ini berbeda dengan tanaman dikotil yang tipe Berkas pembuluhnya
umunya kolateral tertutup, dimana floem terletak tepat di sebelah luar xilem, namun
antara xylem dan floem, tidak terdapat lapisan kambium.
2. Proses pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah oleh tumbuhan berawal dari air
di dalam tanah diserap oleh rambut akar. Air dan mineral dari tanah memasuki
tumbuhan melalui epidermis akar, melintasi korteks akar, dan masuk ke dalam stele.
Dari stele air dan mineral – mineral terlarut di dalam xilem (Champbell, 2008: 354).
Air mengalir karena ada perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan di antara sel.
Pemasukan air ke dalam akar sebagai gerakan horisontal, maka bagian – bagian akar
yang dilewatinya adalah bulu akar, sel – sel korteks, sel – sel endodermis, sel – sel
perisikel, dan akhirnya air itu sampai pada pembuluh kayu (xilem) (Dwidjoseputro,
1994: 84)
3. Air tanah mempunyai kepekatan larutan yang lebih encer dibandingkan dengan cairan
sel sehingga air tanah dapat masuk ke rambut akar. Air yang masuk ini mengakibatkan
sel tumbuhan mengembang. Air didorong keluar dari satu sel ke sel berikutnya sampai
ke pembuluh kayu. Selanjutnya, air diangkut oleh pembuluh kayu melalui batang
sampai ke daun. Naiknya air ke daun dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
tekanan akar, kapilaritas batang, dan daya isap daun. Berikut ini akan dijabarkan
mengenai ketiga faktor pengangkutan air dan mineral tumbuhan.
(1) Tekanan akar
Rambut akar mengambil air dari dalam tanah secara osmosis. Osmosis adalah
gerakan air dari larutan yang kurang pekat ke larutan yang lebih pekat melalui
selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat
dilalui oleh air. Rambut akar mengambil air secara osmosis karena dinding-
dinding selnya bersifat semipermeabel dan cairan selnya lebih pekat daripada air
tanah. Saat rambut akar menyerap air, cairan sel rambut akar akan menjadi lebih
encer daripada cairan sel-sel yang terletak disebelah dalam rambut akar. Karena
sel bagian dalam lebih pekat, maka sel bagian dalam akan menyerap air dari
rambut akar. Dengan cara ini, air akan bergerak dari sel ke sel sampai pada
pembuluh kayu. Pergerakan air secara osmosis dari sel ke sel pada akar
menimbulkan suatu tekanan yang disebut tekanan akar. Tekanan akar akan
mendorong air sehingga naik ke pembuluh kayu di batang. Tekanan akar tampak
pada sebagian besar tumbuhan, tapi hal ini terjadi jika tanah cukup lembab, dan
bila kelembaban udara tinggi artinya ketika transpirasi sedang sangat rendah.
Tetesan air akan terlihat keluar dari bukaan (hidatoda) pada ujung atau tepi daun
rerumputan atau daun arbei. Fenomena itu disebut gutasi. Jika tumbuhan
ditempatkan pada kondisi atmosfer yang cukup kering, atau di tanah yang
berkelembapan rendah atau sekaligus dalam kedua keadaan tersebut, maka tekanan
akar tidak muncul sebab air dalam batangnya berada di bawah tegangan dan bukan
di bawah tekanan (Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 103).
(2) Kapilaritas batang.
Air yang sudah sampai ke pembuluh kayu batang akan terus naik hingga ke daun.
Naiknya air pada pembuluh kayu batang disebabkan oleh adanya kapilaritas
batang. Kapilaritas merupakan interaksi antara permukaansinggung dari suatu
bahan cair dan bahan padat, sehingga permukaan cair tersebut berubah bentuk, dari
datar menjadi agak mengerut. Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke dalam
tabung yang sempit, yang terjadi karena zat cair tersebut membasahi dinding
tabung (dengan adanya adesi) lalu tertarik ke atas. Hal itu terlihat jelas dari
lengkungan meniskus di puncak kolom zat cair itu (Salisbury, F. B. & C. W. Ross,
1995: 104). Cara kerja kapilaritas ini seperti sumbu kompor yang direndam di
dalam cairan (air atau minyak). Walaupun hanya bagian bawah sumbu yang
terendam cairan, bagian atas sumbu dapat menjadi basah karena cairan merembes
dari bagian bawah ke bagian atas. Kapilaritas pada pembuluh kayu ini dapat terjadi
karena pembuluh kayu merupakan pembuluh yang sangat halus berupa pipa-pipa
kapiler. Pembuluh xilem dapat kita pandang sebagai pembuluh kapiler, sehingga
air naik di dalamnya sebagai akibat adanya adhesi antara dinding xilem dengan
molekul-molekul air.
(3) Daya isap daun.
Air di dalam daun dapat keluar melalui stomata. Keluarnya air tersebut melalui
proses transpirasi (penguapan). Transpirasi menyebabkan cairan sel pada daun
menjadi lebih pekat, sehingga sel daun menyerap air dari pembuluh kayu pada
tulang daun. Air yang diambil dari pembuluh kayu daun akar digantikan oleh air
dari pembuluh kayu batang. Air di pembuluh kayu batang akan digantikan oleh air
dari pembuluh kayu akar. Seluruh proses tersebut akhirnya menimbulkan aliran air
terus menerus dari akar sampai ke daun. Tenaga yang ditimbulkan dari proses
transpirasi disebut daya isap daun.
4. Pada praktikum ini lakukan pengamatan pada preparat akar dan batang monokotil dan
dikotil yaitu preparat awetan akar dan batang jagung (Zea mays); akar kacang tanah
(Ascaris hypogaea); batang labu (Curcubita sp). dan preparat basah batang pepaya
(Carica papaya) dan batang rumput teki (Cyperus rotundus). Sehingga didapatkan
hasil pada pengamatan akar jagung (Zea mays) adapun yang teramati adalah Emplur,
Ikatan pembuluh, Epidermis, Berkas seludang, Xilem, Floem, Korteks dan
Endodermis Akar jagung (Zea mays) memiliki tipe berkas pembuluh kolateran
tertutup dengan tipe stele ataktostele. Pada pengamatan batang jagung (Zea mays)
adapun yang teramati Epidermis, Korteks, Endodermis, Xilem, Floem.Batang jagung
(Zea mays) memiliki tipe berkas pembuluh kolateran tertutup dengan tipe stele
Eustele. Pada pengamatan batang labu (Curcubita sp.) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Endodermis, Xilem dan Floem. Batang labu (Curcubita sp.)
memiliki tipe berkas pembuluh kolatera tertutup dengan tipe stele Eustele. Pada
pengamatan akar kacang tanah (Arachis hypogaea) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis. Akar kacang tanah (Arachis
hypogaea) memiliki tipe berkas pembuluh kolateral terbuka dengan Tipe stele
Eustele. Pada pengamatan batang papaya (Carica papaya) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis. Batang papaya (Carica papaya)
memiliki tipe berkas pembuluh kolateral tertutup dengan Tipe stele Eustele . Pada
pengamatan batang rumput teki (Cyperus rotundus) adapun yang teramati yaitu
Epidermis, Korteks, Folem, Xilem dan Endodermis.Batang rumput teki (Cyperus
rotundus) memilki tipe pembuluh kolateral tertutup dengan tipe stele ataktostele.

Anda mungkin juga menyukai