Berbasis ARCS
(Attantion, Relevance, Confidence, Statification)
Kata Pengantar
Penulis
Daftar Isi
Table of Contents
Kegiatan Pembelajaran 1:..........................................................................................................13
1. Attention/Perhatian........................................................................................................14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Kompetensi
1. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingfkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
K-I3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
2. Kompetens Dasar
1.1 : Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai
perbedaan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa.
2.1 : Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggung
jawab, peduli, santun, cinta damai dalam mempelajari
peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
2.2 : Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela
berkorban dan kerjasama yang dicontohkan para
pemimpin pada masa pergerakan nasional, meraih dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3.1 : Menganalisis kehidupan sosial, ekonomi, budaya, militer,
1 dan pendidikan di Indonesia pada zaman pendudukan
Jepang
4.1 : menyusun cerita sejarah tentang kehidupan bangsa
1 Indonesia dibidang sosial, ekonomi, budaya, militer dan
pendidikan pada zaman pendudukan Jepang
PETA KONSEP
Kondisi ekonomi
Bangsa Indonesia pada
masa pendudukan
Jepang
Kehidupan
bangsa
Kondisi budaya Bangsa
Indonesia
Indonesia pada masa
pada masa
pendudukan Jepang
penduduka
n Jepang
Kondisi pendidikan
Bangsa Indonesia pada
masa pendudukan
Jepan
Tirani Matahari Terbit
Untuk menghadapi gerak tentara Jepang, blok sekutu yang terdiri atas
Belanda, Amerika Serikat, Australia dan Inggris membentuk Komando
Gabungan Tentara Serikat yang disebut ABDACOM (American British
Dutch Australian Command ) yang bermarkas di Lembang dengan Letnan
Jenderal Ter Poorten sebagai panglima ABDACOM, ditambah satu kompi
kadet dari Akademi Militer.Kerajaan dan Korps Pendidikan Perwira
Cadangan di Jawa Barat. Di Jawa Tegah, telah disiapkan 4 batalion
infanteri, sedangkan di Jawa Timur terdiri 3 batalion pasukan bantuan
Indonesia dan 1 batalion marinir, serta ditambah dengan satuan-satuan dari
Inggris dan Amerika. Namun kekuatan tersebut tidak mampu
menyelamatkan Hindia Belanda dari kekalahan. Tentara Jepang mendarat
di Jawa dengan jumlah yang sangat besar, berhasil merebut tiap daerah
hampir tanpa perlawanan.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan kamu dapat:
1. Menganalisi
s kehidupan
sosial
bangsa
Indonesia
pada masa
pendudukan Jepang
2. Mengidentifikasi dampak kebijakan
pendudukan Jepang di Indonesia
pada bidang sosial
Arti Penting:
Belajar sejarah Indonesia masa pendudukan Jepang ini sangat penting
karena disamping mendapatkan pemahaman tentang berbagai perubahan
seperti dalam tata pemerintahan dan kemiliteran, tetapi juga mendapatkan
pelajaran tentang nilai-nilai keuletan dan kerja keras dari para pejuang.
Pengorbanan, dan ketangguhan untuk mempertahankan kebenaran dan hak
asasi manusia
Aktivitas Pembelajaran
1. Attention/Perhat
ian
1. Pelaksanaan Romusha
Romusha merupakan kerja paksa untuk membangun sarana dan
prasarana militer Jepang dalam rangka memenangkan Perang Asia Timur
Raya. Panitia yang bertugas disebut Romukyai. Romusha dilaksanakan dari
tahun 1942-1945. Kebanyakan pekerja romusha adalah pemuda desa, petani,
pengangguran. Pelaksanaan Romusha merupakan bentuk kekejaman Jepang
secara fisik terhadap rakyat Indonesia, mereka bukan hanya dipekerjakan di
wilayah Indonesia tetapi juga luar negeri seperti Malaysia, Vietnam, Brunei,
Myanmar, dll.
Pada mulanya, pengerahan Romusha tidak terlalu sukar untuk
dilakukan, karena sifatnya yang sukarela. Jendral Moichiro Yamamoto bahkan
mengatakan bahwa para pekerja akan digaji. Akan tetapi, ketika beredar kabar
bahwa pekerja romusha mengalami penderitaan yang berat dan diperkerjakan
dengan kasar oleh pihak Jepang, maka orangpun tidak mau menjadi romusha.
Pada sisi lain, kebutuhan akan pekerja romusha semakin meningkat. Oleh
karena itu pihak Jepang melakukan pemaksaan. Para kepala desa diperintahkan
untuk mengumpulkan penduduk di suatu tempat. Kemudian mereka diangkut
menggunakan truk secara paksa. Tindakan tersebut dilakukan di beberapa kota
(Imran, 2012: 56).
Pengerahan Romusha dilakukan pada masa awal pendudukan Jepang.
Namu, pengerahan secara besar-besaran dilakukan pada tahun 1944.
Pengerahan romusha dilaksanakan oleh tentara ke-16 dengan membentuk
sebuah badan yanng disebut Romukyoku (Kantor Urusan Pekerja). Secara
teoritis, pelaksanaan Romusha dibuat dengan baik, namun dalam praktiknya
tidak demikian.
Gambar 3.Pelaksanaan Romusha
.
3. Jugun ianfu
Istilah Jugun ianfu tentunya terdengar sangat asing bagi kalian, fakta
mengenai adanya jugun ianfu ini sendiri jarang sekali diuangkap di buku-buku
sekolah. Jugun Ianfu berasal dari kata Ju= ikut, Gun= militer sedangkan Ian=
penghibur, Fu= perempuan. Jugun ianfu merupakan bentuk eksploitasi terhadap
perempuan yang dilakukan Jepang pada masa pendudukannya, yaitu pada kurun
waktu tahun 1942-1945. Selain mengarahkan laki-laki potensial yang berusia
antara 16 sampai 40 tahun sebagai pekerja paksa (romusha), pemerintah
pendudukan Jepang mengarahkan pula tenaga perempuan, tidak saja untuk
kepentingan-kepentingan formal seperti dalam Fujinkai, tetapi juga untuk
kepentingan pemuas nafsu.
Sama halnya dengan romusha, jugun
Sebelumnya, apakah
kalian tau apa itu ianfu juga direkrut dari desa yang pada
Fujinkai? umumnya dipaksa dengan cara
kekerasan, tipu muslihat, dan ancaman
Fujinkai adalah barisan tenaga
perempuan yang dibentuk oleh dengan iming-iming pekerjaan atau
Jepang pada bulan Agustus
1943. Orgnaisasi ini bertugas
untuk mengerahkan perempuan
turut serta dalam memperkuat
pertahanan dengan cera
mengumpulkan dana wajib
beasiswa sekolah. Tidak hanya perempuan Indonesia tetapi perempuan dari
negara-negara yang diduduki Jepang seperti perempuan Jepang, Korea, Tiongkok,
Malaya (Malaysia dan Singapura), Thailand, Filipina, Myanmar, Vietnam dan
orang Eropa di beberapa daerah kolonial (Inggris, Belanda, Prancis dan Portugis)
juga menjadi korban Jugun ianfu. Jumalah perkiraan dari Jugun ianfu ini pada saat
perang, berkisar anatara 20.000 dan 30.000. Menurut riset Dr. Ikuhika Hata,
seorang profesor di Universitas Nihon. Orang Jepang yang menjadi Jugun ianfu
sekitar 40%, Korea 20%, Tionghoa 10% dan 30% sisanya dari kelompok lain.
Catatan kelam
Kami adalah korban!
Kami meruapakan beberapa
diantara banyaknya wanita
yang menjadi korban kejahatan
perang, kami disiksa, dipaksa,
harga diri kamu diinjak-injak,
Masyumi
Gambar 10. Masyumi
sangat cepat
berkembang, di setiap keresidenan ada cabang Masyumi. Oleh karena itu,
Masyumi berhasil meingkatkan hasil bumi dan pengumpulan dana. Dalam
perkembangannya, tampil tokoh-tokoh muda di dalam Masyumi antara
lain Moh. Natsir, Harsono Cokroaminoto dan Prawoto Mangunsasmito.
Perkembangan ini telah membawa Masyumi semakin maju dan warna
politiknya semakin jelas. Masyumi berkembang menjadi wadah untuk
bertukar pikiran antara tokoh-tokoh islam dan sekaligus menjadi tempat
penampungan keluh kesah rakyat. Masyumi menjadi organisasi massa
yang pro rakyat, sehingga sangat menentang adanya romusha. masyumi
menolak perintah Jepang dalam pembentukannya sebagai penggerak
romusha, dengan demikian, Masyumi telah menjadi pejuang yang
membela rakyat.
Sikap tegas dan berani di kalangan tokoh-tokoh Islam itu akhirnya
dihargai Jepang. Sebagai contoh, pada suatu pertemuan di Bandung, ketika
pembesar Jepang memasuki ruangan, kemudian diadakan acara seikerei
(sikap menghormati Tenno Heika dengan membungkukkan badan sampai
90 derajat ke arah Tokyo) ternyata ada tokoh Islam yang tidak mau
melakukannya, yakni Abdul Karim Amarullah (ayah Hamka). Akubatnya
muncul ketegangan dalam acara itu. Namun setelah tokoh Islam itu
menyatakan bahwa seikerei bertentangan dengan Islam, sebab sikapnya
seperti orang Islam rukuk waktu sholat. Menurut orang islam rukuk hanya
semata-mata kepada tuhan dan hanya menghadap ke kiblat, dari alasan
tersebut akhirnya orang-orang islam diberi kebebasan untuk tidak
melakukan sikerei.
D. Jawa Hokokai
Pada tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik,
tentara Sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal
ini mengakibatkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin
mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Panglima Tentara ke 16, Jendral
Kumaikici Harada membentuk organisasi baru yang diberi nama Jawa
Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Jepang membutuhkan persatuan
dan semangat segenap rakyat baik lahir maupun batin untuk menghadapi
situasi perang tersebut. Rakyat diharapkan memberikan darma baktinya
kepada pemerintah demi kemenangan perang. Kebaktian yang dimaksud
tersebut memuat tiga hal:
1. Mengorbankan diri;
2. Mempertebal persaudaraan, dan
3. Melaksanakan suatu tindakan dengan bukti.
Kedatangan jepang yang awlnya disambut dengan senang hati oleh rakyat
Indonesia seketika berubah menjadi kebencian. Kebencian rakyat kepada
pemerintahan Jepang bahkan lebih besar dibandingkan dengan pemerintahan
Kolonial Belanda. Tidak jarang Jepang bertindak sewenang-kenang, rakyat yang
tidak bersalah sering ditangkap, ditahan dan disiksa. Begitulah kehidupan sosial
bangsa Indonesia masa pendudukan jepang, bisa disimpilkan jika kehidupan
rakyat saat itu lebih menderita dari pada sebelumnya, krisis terjadi dimana-mana.
2. Relevance
Gambar 12. Tonarigumi merupakan cikal bakal RT/RW pada saat ini
Kerjakan di buku tugasmu, kamu bisa berdiskusi dengan teman yang lain
serta mengguanakan sumber-sumber lain yang ada di perpustakaan atau
artikel ilmiah
3. Confidenc
e
Mari buktikan siapa dirimu
kepada semua orang
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan kamu dapat:
Arti Penting:
Belajar sejarah Indonesia masa pendudukan Jepang ini sangat penting
karena disamping mendapatkan pemahaman tentang berbagai
perubahan seperti dalam tata pemerintahan dan kemiliteran, tetapi
juga mendapatkan pelajaran tentang nilai-nilai keuletan dan kerja
keras dari para pejuang. Pengorbanan, dan ketangguhan untuk
mempertahankan kebenaran dan hak asasi manusia
Aktivitas Pembelajaran
1. Attention
Masa pendudukan jepang di Indonesia berada dalam situasi perang. Dalam hal ini
Jepang berkepentingan untuk membangun berbagai sarana berupa benteng, kubu-
kubu pertahanan, jalan-jalan, dan lapangan udara. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut Jepang membutuhkan tenaga tenaga kasar yang disebut Romusha. tenaga
kerja romusha
Catatan kelam
kami yang hidup masa pendudukan
jepang!
Pada masa itu hidup memang serba
susah. Sandang dan pagan merupakan
sumber derita yang terasa tiada habis-
habisnya. Hanya demi sepiring nasi
dalam sehari, jalan yang harus ditempuh
sangatlah panjang dan berliku. Setiap
hari kami menyaksikan orang
bergelimpangan mati kelaparan di pinggir jalan, dipasar, dibawah jembatan.
Petani di desa-desa tidak memiliki hak apapun atas panen dari tanaman yang
mereka usahakan, mereka bahkan terkena kerja paksa diluar desanya. Lebih
dari tiga perempat juta diantaranya tidak pernah bisa kembali kepada
keluarganya karena tewas di rantau. Tidak ada obat-obatan di apotek, juga
pakaian yang melekat pada tubuh tidak jarang hanya satu-satunya.
Seluruh lapisan masyarakat hidup dalam kekurangan, kelaparan, dan
kemiskinan. Benda-benda yang masih dapat dijual berbaris jatuh ketangan
pedagang. Memang, hanya golongan pedagang yang dapat hidup baik dari
kemiskinan dan kelaparan itu. Pada waktu itu, lahir istilah baru: catut. Para
pedagang mencatut rejek penjual pada satu pihak dan mencatut rejeki pembeli
pada lain pihak, merekalah yang dinamai pencatut.
2. Relevanc
e
Berbicara mengenai dominasi ekonomi jepang di Indonesia sebenarnya
secara historis kita sudah memiliki pengalaman pahit pada saat negeri kita
diduduki Jepang tahun 1942-1945. Secara ekonomis kekayaan negeri kita
dikuras untuk kepentingan Jepang demi memenangkan perang Asia Timur
Raya. Pengalaman sejarah semestinya dapat menjadi pelajaran dalam
menyikapi perkembangan pengaruh ekonomi Jepang sekarang ini.
3. Confidence
4. Statification
Semu proses telah kamu lewati, berikan buku catatan kepada bapak/ibu
guru untuk diberikan penilaian:
Nilai Catatan
Kegiatan Pembelajaran 3 :
Kehidupan Pendidikan & Budaya Bangsa Indonesia pada
Masa Pendudukan Jepang
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan kamu dapat:
Arti Penting:
Belajar sejarah Indonesia masa pendudukan Jepang ini sangat penting
karena disamping mendapatkan pemahaman tentang berbagai
perubahan seperti dalam tata pemerintahan dan kemiliteran, tetapi
juga mendapatkan pelajaran tentang nilai-nilai keuletan dan kerja
keras dari para pejuang. Pengorbanan, dan ketangguhan untuk
mempertahankan kebenaran dan hak asasi manusia
Aktivitas Pembelajaran
1. Attention
Muatan kurikulum yang diajarkan pada masa ini dibatasi. Mata pelajaran
Bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran utama yang sekaligus digunakan
sebagai bahasa pengantar, sedangkan Bahasa Jepang menjadi mata pelajaran
wajib di sekolah. Satu-satunya keuntungan yang bisa diambil dari pendidikan
masa pendudukan Jepang ini ialah mengguanakn bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar. Melalui sekolah-sekolah itulah Jepang melakukan indoktrinasasi
(Indoktrinasi adalah sebuah proses yang dilakukan berdasarkan satu sistem nilai
untuk menanamkan gagasan, sikap, sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan
tertentu). Menurut Jepang, pendidikan kader-kader dibentuk untuk mempelopori
dan melaksanakan konsepsi kemakmuran Asia Raya. Namun, bagi bangsa
Indonesia tugas berat itu merupakan persiapan bagi pemuda-pemuda terpelajar
untuk mencapai kemerdekaan.
Akibat kebijakan yang diambil pemerintah Jepang dalam bidang
pendidikan ini menyebabkan angka buta huruf menjadi meningkat. Oleh karena
itu pemuda Indonesia mengadakan program pemberantasan buta huruf yang
dipelopori oleh Putera. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa
kondisi pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami
kemunduran. Kemunduran pendidikan itu juga berkaitan dengan kebijakan
pemerintah yang lebih berorientasi kepada kemiliteran untuk kepentingan
pertahanan Indonesia dibandingkan pendidikan. Banyak anak usia sekolah yang
harus masuk organisasi semimiliter, sehingga banyak anak-anak yang
meninggalkan bangku sekolah. Bagi Jepang pelaksanaan pendidikan bagi rakyat
Indonesia bukan untuk membuat pandai, tetapi dalam rangka untuk pembentukan
kader-kader yang mempelopori program Kemakmura Bersama Asia Timur Raya.
Oleh karena itu, sekolah selalu manjadi tempat indoktrinasi kejepangan.
Para pelajar juga dianjurkan untuk masuk militer. Mereka dianjurkan
masuk Heiho atau sebagai pembantu prajurit. Pemuda-pemuda juga dianjurkan
masuk barisan Seinendan dan Keibodan (pembantu polisi). Mereka dilatih baris
berbaris dan perang meskipun hanya bersenjata kayu. Pelajaran baris-berbaris
tidak hanya di ajarkan disekolah laki-laki, tetapi juga di sekolah perempuan.
Dalam Seinendan mereka dijadikan barisan pelopor atau suisintai. Barisan
pelopor itu mendapat pelatihan yang berat. Namun latihan tersebut kelak sangat
berguna bagi bangsa Indonesia sendiri.
Para pelajar harus menghormati budaya dan adat istiadat Jepang. Mereka
juga harus melakukan kegiatan kerja bakti (kinrohosyi), dimana kegiatan kerja
bakti tersebut meliputi, pengumpulan bahan-bahan untuk perang, penanaman
bahan makanan, penanaman pohon jarak, perbaikan jalan dan pembersihan
asrama. Para pelajar juga harus mengikuti kegiatan latihan jasmani dan
kemiliteran. Mereka harus benar-benar menjalankan semangat Jepang (Nippon
Seishin). Para pelajar juga harus menyanyikan lagu Kimigayo, menghormati
bendera Hinomaru dan melakukan gerak badan (taiso) serta seikerei.
Sementara itu, untuk mengawasi karya para seniman agar tidak
menyimpang dari tujuan Jepang, maka didirikanlah pusat kebudayaan pada
tanggal 1 April 1943 di Jakarta, yang diberi nama Keimun Bunka Shidosho.
Jepang berusaha sekuat tenaga untuk mendekati Islam. Hal tersebut
disebabkan karena umat islam dinilai secara mayoritas anti peradaban Barat,
sehingga diharapkan hal terseebut dapat menjadi kekuatan besar dan bersedia
membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu.
Catatan kelam
Kami tidak sedang bermain!
Kami juga sedang bersekolah, sama halnya dengan yang kalian lakukan hari ini.
Hanya saja sistem sekolah kita berbeda. Tapi kami merupakan anak-anak yang
sangat beruntung karena masih bisa sekolah, hanya anak-anak yang hidup di
kota-kota dan kaya lah yang bisa bersekolah pada masa pendudukan Jepang ini.
Namun sebagai pelajar, kami bahkan tidak sempat belajar disekolah. Banyak
aturan-aturan tidak sesuai yang dilimpahkan pada kami, seperti; Laki-laki wajib
gundul, Latihan baris-berbaris yang menyita waktu pelajaran, Wajib melakukan
seikirei (membungkukkan badan ke arah tokyo), Terlalu sseering kinrohoshi
(Kerja Bakti), Terlalu banyak taisho (senam).
Kapan Belajarnya?
Ganti nama
HIS = Sekolah Rakyat
MULO dan HBS = Sekolah Menengah Pertama
AMS dan HBS = Sekolah Menengah Tinggi
Sisi baik
Boleh berbahasa Indonesia
Boleh mengibarkan Bendera Merah Putih
Hilangnya diskriminasi rasial antara anak Indonesia dan anak Belanda
Sistem persekolahan makin terbuka
2. Relevanc
e
Ketika kamu masih kanak-kanak dahulu, pernahkah kalian bermain
perang-perangan dengan teman sebaya kalian ?
Selepas pendudukan Jepang, anak-anak sekolah tak berlatih perang-
perangan, melainkan turun di medan perang sungguhan.
Mutirah Sumitro, yang pada saat itu bekerja sebagai guru masa
pendudukan Jepang, mengeluhkan kegiatan pembelajaran di sekolah pada
saat itu. Guru-guru pun terbatas, hanya terdiri dari guru Indonesia dan
Jepang. Sebagian guru kompeten yang orang Belanda sering kali tidak
mengajar lagi karena harus masuk kamp interniran. Guru-guru Jepang
biasanya mengajar bahasa Jepang dan olahraga. Kebanyakan siswa
sekolah menengah yang tadinya sekolah di zaman Belanda tidak terbiasa
memakai bahasa Jepang, sehingga kerap memakai bahasa Indonesia.
Masalah lainpun sering muncul ketika guru mata pelajarannya orang
Jepang tidak bisa berbahasa Indonesia, sementara murid-muridnya belum
fasih berbahasa Jepang. Hal tersebut membuat siswa kesulitan memahami
bahan pelajaran
Belum lagi jika melihat kualitas guru, karena guru Belanda tidak
mengajar, kebanyakan sekolah keurangan guru bidang eksakta. Maka,
mahasiswa-mahasiswa kedokteran tingkat empat ikut membantu mengajar
eksakta atau ilmu pasti di sekolah-sekolah
Kerjakan di buku tugasmu, kamu bisa berdiskusi dengan teman yang lain
serta mengguanakan sumber-sumber lain yang ada di perpustakaan atau
artikel ilmiah
3. Confidenc
e
Mari buktikan siapa dirimu
kepada semua orang
4. Statification
Semu proses telah kamu lewati, berikan buku catatan kepada bapak/ibu
guru untuk diberikan penilaian:
Nilai Catatan
Kegiatan Pembelajaran 4 :
Kehidupan Militer Bangsa Indonesia pada
Masa Pendudukan Jepang
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan kamu dapat:
Arti Penting:
Belajar sejarah Indonesia masa pendudukan Jepang ini sangat penting
karena disamping mendapatkan pemahaman tentang berbagai
perubahan seperti dalam tata pemerintahan dan kemiliteran, tetapi
juga mendapatkan pelajaran tentang nilai-nilai keuletan dan kerja
keras dari para pejuang. Pengorbanan, dan ketangguhan untuk
mempertahankan kebenaran dan hak asasi manusia
Aktivitas Pembelajaran
1. Attention/Perhatia
n
Organisasi Militer
a. Heiho
Heiho (Pasukan Pembantu) adalah Prajurit Indonesia yang
langsung ditempatkan dalam organisasi militer Jepang baik Angkatan
Darat maupun Angkatan Laut. Syarat-syarat untuk menjadi tentara
Heiho antara lain:
1) Umur 18-25 tahun
2) Berbadan sehat
3) Berkelakuan baik, dan
4) Berpendidikan minimal sekolah dasar
Tujuan pembentukan Heiho adalah membantu tentara Jepang.
Kegiatannya antara lain, membangun kubu-kubu pertahanan, menjaga
kamp tahanan, dan membantu perang tentara Jepang di medan perang.
Sebagai contoh, banyak anggota Heiho yang ikut perang melawan
tentara Amerika Serikat di Kalimantan, Irian, bahkan ada yang sampai
ke Birma.
Organisasi Heiho lebih terlatih dalam bidang militer dibanding
dengan organisasi-organisasi lain. Kesatuan Heiho merupakan bagian
integral dari pasukan Jepang. Mereka sudah dibagi-bagi menurut
kompi dan dimasukan ke kesatuan Heiho menurut daerahnya, di Jawa
menjadi bagian tentara ke 16 dan di Sumatra menjadi bagian tentara ke
25. Selain itu juga sudah terbagi melalui Heiho bagian angkatan darat,
angkatan laut dan juga bagian Kempeitei (kepolisian). Dalam Heiho
telah ada pembagian tugas, misalnya bagian pemegang senjata anti
pesawat, tank, altileri, dan pengemudi.
Sejak berdiri sampai akhir pendudukan Jepang, diperkirakan
jumlah anggota Heiho mencapai sekitar 42.000 orang dan sebagian
besar sekitar 25.000 berasal dari Jawa. Namun, dari sekian banyak
anggota Heiho tidak seorangpun yang berpangkat perwira, karena
pangkat perwira hanya untuk orang Jepang.
(Nih kasih gambar doong)
b. Peta
Jepang berusaha agar Indonesia dapat dipertahankan dari
serangan Sekutu, sekalipun hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari
ketakutan akan adanya serangan dari Sekutu. Heiho sebagai pasukan
yang terintegrasi dengan pasukan Jepang masih dipandang belum
memadai. Jepang masih berusaha agar ada pasukan yang secara
konkret mempertahankan Indonesia. Oleg karena itu, Jepang berencana
membentuk pasukan untuk mempertahankan tanah air Indonesia yang
disebut Pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Jepang berusaha
mempertahankan Indonesia dari serangan Sekutu secara sungguh-
sungguh. Hal ini bisa saja didasari oleh rasa was-was yang semakin
meningkat karena situasi di medan perang yang bertambah sulit hingga
di samping Heiho, Jepang juga membentuk organisasi Peta.
Peta adalah organisasi militer yang pemimpinya bangsa
Indonesia yang mendapatkan latihan kemiliteran. Mula-mula yang
ditugasi untuk melatih anggota Peta adalah seksi khusus dari bagian
intelejen yang disebut Tokuhetsu Han. Bahkan sebelum ada perintah
pembentukan Peta, bagian Tokuhetsu Han sudah melatih para pemuda
Indonesia untuk tugas intelejen. Latihan tugas intelegen dipimpin oleh
Yonagawa.
Latihan Peta tersebut berkembang secara sistematis dan
terprogram. Penyelenggaraannya berada di dalam Seinen Dojo (Panti
Latihan Pemuda) yang terletak di Tangerang. Mula-mula anggota yang
dilatih hanya 40 orang dari seluruh Jawa. Pada akhir latihan angkatan
ke-2 di Seinen Dojo, keluar perintah dari panglima tentera Jepang
Letnan Jendral Kumaikici Harada untuk membentuk tentara Pembela
Tanah Air (Peta). Berkaitan dengan itu, Gatot Mangkuprojo diminta
untuk mengajukan rencana pembentukan organisasi Tentara Pembela
Tanah Air. Akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1943 secara resmi
berdirilah Peta, berdirinya Peta ini berdasarkan peraturan dari
pemerintah Jepang yang disebut Osamu Seinendan, nomor 44.
Berdirinya Peta ternyata mendapat sambutan hangat dari kalangan
pemuda Indonesia. Banyak diantara para pemuda yang tergabung
dalam Seinendan mendaftarkan diri menjadi anggota Peta. Anggota
Peta sendiri yang bergabung berasal dari berbagai golongan di dalam
masyarakat.
Peta sudah mengenal adanya jenjang kepangkatan dalam
organisasi, misalnya daidanco (komandan batalion), cudanco
(komandan kompi), shodanco (komandan peleton), bundanco
(komandan regu), dan giyuhei (prajurit sukarela). Pada umumnya, para
perwira yang menjadi komandan batalion atau daidanco dipilih dari
kalangan tokoh-tokoh masyarakat atau orang-orang yang terkemuka,
misalnya pegawai pemerintah, pemimpin agama, politikus dan
penegak hukum. Sedangkan untuk cudanco dipilih dari mereka yang
sudah bekerja, tetapi pangkatnya masih rendah, misalnya guru-guru
sekolah. Shodanco sendiri dipilih dari kalangan pelajar sekolah
lanjutan, adapun budanco dan giyuhei dipilih dari pemuda tingkat
sekolah dasar.
Para pemuda yang ingin mencapai tingkat perwira Peta harus
mengikuti pendidikan khusus, pertama kali pendidikan itu
dilaksanakan di Bogor dalam lembaga pelatihan yang diberi nama
Korps Latihan Pemimpin Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa
(Jawa Boei Giyun Kanbu Kyoikutai). Setelah menyelesaikan pelatihan,
mereka ditempatkan di berbagai daidan (batalion) yang tersebar di
Jawa, Madura dan Bali.
(disini juga kasih gambar seleksi penerimaan Peta)
Menurut struktur organisasi kemiliteran, Peta tidak secara
resmi ditempatkan pada struktur organisasi tentara Jepang, hal ini
memang berbeda dengan Heiho. Peta dimaksudkan sebagai pasukan
gerilya yang membantu melawan apabila sewaktu-waktu terjadi
serangan dari pihak musuh. Jelasnya Peta bertugas membela dan
mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan Sekutu. Dalam
kedudukannya di struktur organisasi militer Jepang Peta memiliki
kedudukan yang lebih bebas atau fleksibel dan dalam hal kepangkatan
ada orang Indonesia yang sampai pada pangkat Perwira. Oleh karena
itu, banyak diantara berbagai lapisan masyarakat yang tertarik untuk
menjadi anggota Peta. Sampai akhir pendudukan Jepang anggota Peta
ada sekitar 37.000 orang di Jawa dan sekitar 20.000 orang di Sumatra.
Di Sumatra sendiri Peta lebih dikenal dengan nama Giyugun (Prajurit-
prajurit sukarela). Orang-orang Peta inilah yang akan banyak berperan
dalam bidan ketentaraan di masa-masa berikutnya. Beberapa tokoh
terkenal di dalam Peta, antara lain Supriyadi dan Sudirman.
2. Relevance
Kerjakan di buku tugasmu, kamu bisa berdiskusi dengan teman yang lain
serta mengguanakan sumber-sumber lain yang ada di perpustakaan atau
artikel ilmiah
3. Confidence
Mari buktikan siapa dirimu
kepada semua orang
4. Statification
Semu proses telah kamu lewati, berikan buku catatan kepada bapak/ibu
guru untuk diberikan penilaian:
Nilai Catatan