Anda di halaman 1dari 19

Metabolisme Sel Beserta Penjelasannya

Oleh samhis setiawanDiposting pada 23/06/2020

Pengertian Metabolisme Sel


Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam
makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat
sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai
mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam
proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai
senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.

Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses


penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.
Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting
dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau
detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun
menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

Metabolisme merupakan pertukaran zat pada organisme yang


meliputi proses fisika dan kimia, pembentukan, dan penguraian zat di
dalam badan yang memungkinkan berlangsungnya hidup. Proses
metabolisme ada 2, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
adalah pembentukan molekul-molekul kompleks dari molekul
sederhana, contoh fotosintesis. Kata- bolisme adalah penguraian
molekul- molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana,
contoh respirasi Makanan yang dikonsumsi oleh organisme akan
mengalami proses metabolisme.

Kesempatan langka!
Cara saya memulihkan Ini adalah obat baru Menghilangkan bau
Tutup tahun, iPhone
penglihatan dalam 2 yang tingkatkan daya mulut hanya dengan
XS hanya 2 juta! 1
minggu penglihatan 7 kali lipat cara sederhana dari ...
tahun garansi

Dokter: Ini adalah obat Membusuk dari kuku Wanita tertua yang
Tak perlu dokter! Obat
baru yang tingkatkan akan hilang dalam 2 masih hidup
pemulih penglihatan
daya penglihatan 89 hari, hanya beberapa mengungkapkan
ditemukan!
kali lipat! tetes sederhana rahasia umur panjang

Ketersediaan makanan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan


energi. Jika jumlah makanan melebihi kebutuhan, maka kelebihannya
akan disimpan di dalam jaringan terutama dalam bentuk lemak dan
glikogen (gula otot). Apabila tubuh tidak mendapatkan energi yang
cukup, maka simpanan lemak dan glikogen akan dipecah kembali
menjadi energi.
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup atau sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis,
karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Metabolisme terbagi menjadi 2 bagian, yaitu anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme adalah reaksi kimia yang memerlukan energi
untuk membentuk senyawa kompleks dari senyawa sederhana.
Katabolisme adalah reaksi kimia yang menghasilkan energi dengan
memecah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana.
komponen dan Sifat Enzim
Komponen Enzim

1. Apoenzim
Yaitu bagian enzim yang berupa protein, bersifat tidak tahan
panas (termolabil), dan berfungsi menentukan kekhususan dari
enzim.

2. Gugus Prostetik

Yaitu bagian yang bukan protein dan bersifat aktif, terdiri dari
kofaktor (molekul anorganik, misalnya Fe, Zn, Cu) dan koenzim
(senyawa organik kompleks, misalnya NAD+, FAD, Koenzim A,
dan vitamin B).

Sifat-sifat Enzim

 Merupakan protein
 Biokatalisator (mempercepat reaksi, tanpa ikut bereaksi).
 Bekerja secara spesifik (hanya mempengaruhi substrat tertentu
saja).
 Diperlukan dalam jumlah sedikit.
 Bekerja secara bolak-balik.
 Termolabil (dipengaruhi oleh suhu)

Mekanisme Kerja Enzim


Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi.
Enzim meningkatkan reaksi dengan cara menurunkan energi ativasi.
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu:
 Teori gembok dan kunci ( Lock and key theory)

Teori gembok dan kunci menyatakan bahwa enzim diumpamakan


sebagai gembok dan substrat diumpamakan sebagai kunci yang dapat
berikatan dengan sisi aktif enzim.

 Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)

Pada teori ini sisi aktif enzim bersifat fleksibel, sehingga ikatan antara
enzim dan substrat dapat berybah menyesuaikan substrat.

Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim


 Suhu, enzim hanya mampu bekerja optimum pada kisaran suhu
tertentu (30-40)°C. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan
denaturasi, sedangkan suhu yang rendah dapat menghambat
reaksi.
 PH optimum yang diperlukan tergantung pada jenis enzimnya.
 Konsentrasi enzim dan substrat, penambahan kosentrasi enzim
mengakibatkan kecepatan reaksi meningkat, sehingga dicapai
kecepatan konstan.
 Inhibator (zat penghambat), dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Inhibator kompetitif adalah molekul penghambat yang
bersaing dengan substrat mendapatkan aktif enzim
b. Inhibator nonkompetitif adalah molekil penghambat enzim
yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif
enzim, sehingga bentuk enzim berubah dan sisi aktif enzim tidak
dapat berfungsi. Hal ini menyebabkan substrat tidak masuk ke
sisi aktif enzim

Katabolisme
Katabolisme adalah serangkaian reaksi yang merupakan proses
pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana dengan membebaskan energi, yang dapat digunakan
organisme untuk melakukan aktivitasnya.
Fungsi reaksi katabolisme adalah untuk menyediakan energi dan
komponen yang dibutuhkan oleh reaksi anabolisme. Katabolisme
merupakan suatu proses yang berkebalikan dengan proses
anabolisme, yaitu suatu proses pembongkaran, dimana energi yang
tersimpan digunakan untuk menyelenggarakan proses-proses
kehidupan.

Macam Respirasi
 Respirasi Aerob
Proses repirasi disebut aerob karena dibutuhkan oksigen sebagai
akseptor elektron, selain itu disebut respirasi anaerob atau fermentasi.
Respirasi aerob terdapat 4 tahap utama yaitu Glikolisis,
Dekarboksilasi Oksidatif, Siklus Krebs dan Transpor Elektron.
1. Glikolisis
Glikolisis adalah 10 tahap pertama biokimia yang menghasilkan ATP
pada fosforilasi tingakt substrat. Untuk 1 molekul glukosa, 2 ATP
digunakan pada 3 tahap pertama dan 4 ATP dihasilkan pada 4 tahap
terakhir. Hasil kotor glikolisis yaitu 2 molekul asam piruvat (3C), 2
ATP, 2 NADH dan 2 H2O.
Glikolisis terjadi di sitosol atau sitoplasma dan bisa dianggap proses
anaerob karena belum menggunakan oksigen. Ringkasan tahap
glikolisis:

 Fosforilasi glukosa oleh ATP.


 Penyusunan kembali struktur glukosa yang terfosforilasi, diikuti
oleh fosforilasi kedua.
 Molekul glukosa(6C) akhirnya pecah menjadi 2 senyawa 3
karbon berlainan yaitu Glyceraldehyde 3 phosphate (G3P atau
PGAL) dan satunya lagi yaitu Dihydroxylacetone phosphate
(DHAP). DHAP segera diubah menjadi PGAL oleh enzim
isomerase. (Proses perubahan ini mencapai kesetimbangan di
dalam tabung reaksi namun hal ini tidak terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup).
 Oksidasi yang diikuti oleh fosforilasi dari fosfat anorganik(bukan
dari ATP) menghasilkan 2 NADH dan 2 molekul
difosfogliserat(BPG/PGA), masing-masing dengan 1 ikatan fosfat
berenergi tinggi.
 Pelepasan ikatan berenergi tinggi dengan 2 ADP menghasilkan 2
ATP dan meninggalkan 2 molekul fosfogliserat(PGA).
 Pelepasan air menyebabkan 2 molekul fosfoenolpiruvat dengan
ikatan fosfat energi tinggi.
 Pelepasan fosfat energi tinggi oleh 2 ADP menghasilkan 2 ATP
dan hasil akhir glikolisis yaitu 2 molekul asam piruvat.
Enzim-enzim dalam proses glikolisis yaitu:

1. Heksokinase: Fosforilasi glukosa oleh ATP sehingga


menghasilkan glukosa 6 fosfat.
2. Fosfoglukoisomerase: Penyusunan molekul glukosa
terfosforilasi menjadi fruktosa terfosforilasi (fruktosa 6 fosfat).
3. Fosfofruktokinase: Fosforilasi fruktosa 6 fosfat oleh ATP
sehingga menghasilkan Fruktosa 1,6
4. Aldolase: Memecah fruktosa 1,6 difosfat menjadi
dihidroksilaseton fosfat dan gliseraldehida 3 fosfat.
5. Isomerase: Mengubah semua dihidroksilaseton fosfat menjadi
gliseraldehida 3 fosfat.
6. Gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase atau triosa fosfat
dehidrogenase: Fosforilasi Gliseraldehida 3 fosfat oleh fosfat
anorganik dari sitosol, oksidasi untuk membentuk NADH
sehingga menghasilkan 1,3 difosfogliserat.
7. Fosfogliserokinase: Pelepasan gugus fosfat untuk membentuk
ATP sehingga menghasilkan 3 fosfogliserat.
8. Fosfogliseromutase: Merubah 3 fosfogliserat menjadi 2
fosfogliserat.
9. Enolas: Menghasilkan air sehingga terbentuk fosfoenolpiruvat.
10. Piruvat kinase: Pelepasan gugus fosfat untuk membentuk
ATP sehingga hasil akhir berupa asam piruvat.

2. Dekarboksilasi oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif adalah tahap kedua dimana 2 molekul asam
piruvat yang dihasilkan dari 1 molekul glukosa dirubah menjadi
senyawa berkarbon 2 yaitu: Asetil CoA (asetil koenzim A) dengan
melepaskan 2 CO2 dan 2 NADH. Dekarboksilasi oksidatif terjadi di
dalam membran luar mitokondria. Enzim yang berperan adalah CoA
dan piruvat dehirogenase yang berfungsi mereduksi piruvat sehingga
melepaskan CO2 dan NADH serta berikatan dengan piruvat
tereduksi(asetil) untuk dibawa ke mitokondria.

3. Siklus Krebs (Asam Sitrat)


Siklus Krebs adalah tahap ketiga dengan 9 reaksi dimana gugus asetil
dari piruvat dioksidasi sehingga menghasilkan 6NADH, 2FADH, 2ATP
dan 4CO2. Siklus ini dinamakan siklus Krebs karena ditemukan oleh
Hans Krebs. Siklus Krebs bisa disbut juga siklus asam sitrat karena
senyawa yang pertama kali terbentuk adalah asam sitrat.
Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan ringkasan tahapannya
sebagai berikut:
 Asetil CoA ditambah Oksaloasetat menghasilkan molekul sitrat
yang berkarbon 6.
 Penyusunan kembali molekul sitrat dan dekarboksilasi. 5 reaksi
berikutnya menyederhanakan sitrat ke molekul 5 karbon dan
kemudian ke molekul 4 karbon yaitu suksinat. Selama reaksi ini
berlangsung, dihasilkan 2 NADH dan 1 ATP.
 Regenerasi oksaloasetat. Suksinat melewati 3 reaksi tambahan
untuk menjadi oksaloasetat. Selama proses ini, dihasilkan 1
NADH dan 2 FADH.

Enzim-enzim yang digunakan:

1. Sitrat sintetase: Membentuk sitrat dari oksaloasetat dan asetil


CoA. Kerja enzim ini irreversible dan terhambat saat konsentrasi
ATP tinggi dan dipicu ketika konsentrasi ATP rendah.
2. Akonitase: Penyusunan kembali molekul sitrat dengan
memindahkan gugus H dan OH pada karbon berlainan,
membentuk isositrat.
3. Isositrat dehidrogenase: Mengoksidasi isositrat sehingga
dihasilkan NADH dan CO2, sehingga isositrat berubah menjadi
molekul 5 karbon, α ketoglutarat.
4. α ketoglutarat dehidrogenase: Mengoksidasi α ketoglutarat
membentuk gugus suksinil yang bersatu dengan Coa sehingga
terbentuk suksinil CoA.
5. Suksinil KoA sintetase: Pelepasan ikatan antara gugus suksinil
dan KoA untuk dijadikan ATP sehingga molekul tersisa menjadi
Suksinat.
6. Suksinat dehidrogenase: Mengoksidasi suksinat menjadi fumarat
dan menghasilkan FADH.
7. Fumarase: Menambahkan air ke fumarat untuk membentuk
malat.
8. Malat dehidrogenase: Mengoksidasi malat dan melepaskan
NADH sehingga terbentuk kembali oksaloasetat.

4. Rantai transport elektron


Transport elektron adalah proses terakhir untuk mengahsilkan ATP,
H2O yang terjadi di membran dalam/krista mitokondria. Pada tahap
ini, elektron yang dibawa oleh NADH ditransfer ke berbagai pembawa
elektron supaya energinya bisa digunakan untuk memompa proton.
Gradien proton yang dibuat oleh transpor elektron digunakan oleh
enzim ATP sintase untuk menghasilkan ATP. Proses pemompaan
proton untuk menghasilkan ATP juga disebut kemiosmosis.
Enzim-enzim yang terlibat anatara lain NADH dehidrogenase
(melepaskan ion H dari NAD dan mengoper elektron ke ubiquinon),
ubiquinon (mengoper elektron ke komplek protein sitrokrom),
kompleks bc1 (memompa proton dan mengoper elektron ke sitrokrom
c), sitokrom c (mereduksi oksigen dengan 4 elektron membentuk air),
ATP sintase (memompa proton untuk menghasilkan ATP).
Hasil akhir respirasi seluler:

1. Glikolisis, hasil 2 ATP, 2 piruvat, 2 NADH, 2 H2


2. Dekarboksilasi oksidatif, hasil 2 NADH, 2 CO
3. Siklus Krebs, hasil 6 HADH, 2 FADH, 4 CO2, 2 ATP.
4. Transpor elektron, hasil 34 ATP, H2

Jumlah bersih ATP : 38 ATP(36 ATP karena 2 ATP dipakai untuk


memasukkan NADH ke mitokondria, 30 ATP karena membran
mitokondria agak bocor sehingga proton bisa lewat tanpa melalui ATP
sintase dan mitokondria terkadang memakai gradien proton untuk
keperluan lain seperti memasukkan piruvat ke matriks daripada
sintesis ATP).

 Respirasi Anaerob
Fermentasi, atau respirasi anaerob, yaitu proses pemecahan molekul
yang berlangsung tanpa bantuan oksigen. Jika tak ada oksigen, sel
tidak memliki akseptor elektron alternatif untuk memproduksi ATP,
sehingga terpaksa elektron yang didapatkan dari glikolisis diangkut
oleh senyawa organik.
Termasuk ke dalam fermentasi adalah fermentasi asam laktat,
fermentasi alkohol, dan fermentasi asam laktat. Fermentasi alkohol
dilakukan oleh ragi dengan cara melepaskan gugus Co2 dari piruvat
melalui dekarboksilasi dan menghasilkan molekul 2 karbon,
asetaldehida. Asetaldehida kemudian menerima elektron dari NADH
sehingga berubah menjadi etanol. Fermentasi alkohol dilakukan oleh
tumbuhan. Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel hewan dengan
cara mentransfer elektron dari NADH kembali ke piruvat sehingga
dihasilkan asam laktat yang menyebabkan pegal-pegal.

Anabolisme
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana
menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah
peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi,
misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk
kemosintesis. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal
dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi
kimia dikenal dengan kemosintesis.

Fotosintesis
Fotosintesis (anabolisme karbohidrat), adalah proses anabolisme yang
menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Tahapan fotosintesis
adalah reaksi terang dan reaksi gelap.

Reaksi terang (light-depending reaction)


Adalah reaksi yang bergantung pada cahaya, dan terjadi dalam
tilakoid (grana). Reaksi terang secara singkat: H2O à O2 + NADP+ H+
e + ATP (reaksi tidak setara).

Tahapan reaksi terang:

1. Cahaya diterima oleh fotosistem II menyebabkan fotoeksitasi 4e


darinya.
2. Fotolisis air adalah proses pemecahan molekul air oleh cahaya
menurut reaksi: 2H2O d O2 + 4e + 4H+ O2 yang dihasilkan
dibuang ke lingkungan atau digunakan untuk respirasi aerob,
dan 4e digunakan untuk menetralkan fotosistem II.
3. 4e yang difotoeksitasi dari fotosistem II dibawa berjalan-jalan
melalui plastokuinon, kompleks sitokrom dan plastosianin
(aliran non-siklik), sehingga ruang tilakoid bermuatan negatif
dan memacu pembentukan ATP (fotofosforilasi). Hal tersebut
juga menyebabkan proton (H+ ) dari fotolisis air dipompa keluar
membran tilakoid.
4. Cahaya diterima fotosistem I menyebabkan fotoeksitasi 2e
darinya.
5. 4e dari fotosistem II yang telah dibawa berjalan-jalan:
6. 2e nya digunakan untuk menetralkan fotosistem I.
7. 2e lainnya bersama dengan 2e dari fotosistem I bergerak menuju
kompleks ferredoksin.
8. 2e yang digunakan untuk menetralkan fotosistem I akan
berputar-putar di sekitar fotosistem I dan kompleks sitokrom
(aliran siklik).
9. Hasil dari aliran elektron:
a. Aliran elektron non-siklik: Melibatkan fotosistem II dan I,
memacu pembentukan ATP pada plastosianin dan NADPH oleh
NADP+ reduktase pada kompleks ferredoksin.
b. Aliran elektron siklik: Melibatkan fotosistem I, memacu
pemompaan proton (H+) kembali ke ruang tilakoid dari
kompleks sitokrom. Proton lalu bergerak melalui ATP-sintase
memacu pembentukan ATP.

Jika perlakuan diberikan kepada fotosistem:

 Isolasi fotosistem I masih memungkinkan pembentukan O2, dan


menyebabkaN peningkatan NADPH dan penurunan ATP.
 Isolasi fotosistem II tidak memungkinkan pembentukan O2 dan
NADPH, dan menyebabkan penurunan ATP.
Reaksi gelap (light-independent reaction)
Adalah reaksi yang tidak bergantung pada cahaya, dan terjadi dalam
stroma pada mesofil. Reaksi gelap dilakukan apabila telah terjadi
reaksi terang.

RuBP + CO2 + NADPH + ATP d C6H12O6 + NADP+ (reaksi tidak


setara)

Reaksi gelap dapat berlangsung menurut empat macam jalur:

1.

Jalur C3 (siklus Calvin) Jalur C3 dilakukan oleh tumbuhan pada


umumnya. Pada jalur C3, fiksasi CO2 menghasilkan PGA (atom
karbon 3). Siklus Calvin terjadi pada mesofil.
2.

Jalur C4 (jalur Hatch-Slack) Jalur C4 dilakukan oleh tumbuhan


yang hidup di lahan terbuka tidak teduh. Tumbuhan C4 tidak
dapat membuka stomatanya secara penuh pada siang hari,
sehingga CO2 ditimbun terlebih dahulu menjadi oksaloasetat
(atom karbon 4) baru kemudian mengalami siklus Calvin. Pada
tumbuhan C4, penimbunan terjadi pada mesofil, sedangkan
siklus Calvin terjadi di jaringan penyokong vaskuler.

3.

Jalur CAM (Crassulacean Acid Metabolism) Jalur CAM


dilakukan oleh tumbuhan yang hidup di iklim gurun/kering atau
epifit, contohnya famili Crassulaceae, Agavaceae dan Cactaceae.
Tumbuhan CAM tidak dapat membuka stomatanya sama sekali
pada siang hari, sehingga CO2 ditimbun seperti jalur C4 pada
malam hari, namun siklus Calvin baru terjadi pada siang hari
keesokannya.

4.

Jalur C2/fotorespirasi (jalur Glikolat) Jalur C2 terjadi apabila


tumbuhan mendapat intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
Akibat intensitas cahaya terlalu tinggi: a. Konsentrasi O2 dalam
daun menjadi tinggi, sehingga CO2 tidak dapat masuk. b. O2
akan diikat oleh RuBP (fotorespirasi). c. Tidak terjadi
fotosintesis (menurunkan produksi glukosa).
Kemosintesis

Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan


cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak
mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan
menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya
bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain.
Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi
senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh energi kimia
dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).
Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan
cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam
nitrit dengan reaksi:

Anda mungkin juga menyukai