Seorang laki-laki, 25 tahun, datang ke klinik Dokter Umum mengeluhkan benjolan yang hilang timbul di
daerah inguinal kirinya. Benjolan pertama kali muncul ketika pasien masih SMP. Benjolan awalnya
muncul jika pasien beraktivitas fisik seperti berolahraga atau mengangkat benda yang berat dan
benjolan dapat masuk kembali jika pasien berbaring istirahat. Lama-kelamaan benjolan selalu muncul
jika pasien berdiri meskipun tidak beraktivitas fisik, tetapi masih bisa dimasukkan kembali. Sehari-hari
pasien bekerja sebagai karyawan kantor dengan aktivitas ringan di dalam ruangan. Seminggu sekali
pasien rutin berolahraga di gym. Olahraga yang biasa dilakukan pasien adalah treadmill dan angkat
beban.
Sejak satu hari yang lalu, pasien merasa nyeri dengan intensitas ringan-sedang di perutnya yang bersifat
intermitten. Perasaan mual (+), muntah (-). Flatus dan BAB terakhir 1 hari yang lalu. Dilakukan
pemeriksaan fisik test invaginasi (one finger test) dengan valsava manuver : bulging (+) teraba di di ujung
jari.
Kata kunci:
1. Invagination test
2. One finger test
3. Bulging mass
4. Valsava manuver
Learning objectives:
1. Memahami dan menjelaskan tentang anatomi dinding abdomen dan patofisiologis hernia
2. Memahami penegakan diagnosis (pemeriksaan fisik, dan penunjang) dan tatalaksana hernia
3. Memahami dan menjelaskan tentang kegawatdaruratan hernia komplikata
4. Memahami dan menjelaskan tentang Klasifikasi Hernia
5. Memahami dan menjelaskan tentang Ayat Al-Quran dan Hadist yang berhubungan dengan
kasus diatas.
Anatomi dinding abdomen
• Sedangkan pada dinding abdomen posterior sangat jarang ditemukan hernia, karena secara
anatomis tdp struktur yang kuat ; yaitu seperti otot yang relatf besar, tulang belakang dan fasia ,
serta isi dari organ dalam ddg abdomen posterior yang kurang mobile di bandingkan organ-
organ yang terletak di anterior.
1. Skin
2. Subcutaneous fat
5. M. external oblique
6. M. internal oblique
7. M. transversus abdominus
8. Fascia transversalis
9. Pre-peritoneal fat
10. Peritoneum
Lapisan dinding abdomen anterolateral pada prinsipnya sama dengan abdomen anterior, tetapi pada
abdomen anterolateral, yaitu di bagian inguinal terdapat struktur yang menjadi defek bagi terjadinya
hernia, yaitu :
internal ring (anulus interna), canalis inguinalis, external ring (anulus externa) => yang menjadi
defek HIL
Segitiga Hasselbach (di bentuk oleh epigastric vessels (batas superior), m. rectus abdominalis
(batas medial), ligamentum inguinal (batas inferior)) => menjadi defek HIM
Patogenesis Hernia
Defek acquired mayoritas disebabkan peningkatan tekanan intraabdomen secara kronis (ex, batuk-
batuk kronis, hemoroid, konstipasi, retensi urin, asites, kebiasaan mengangkat benda berat, kebiasaan
mengejan, dll). Selain itu, kelemahan / defek dinding abdomen secara acquired juga bisa disebabkan
karena usia, trauma dan scar insisi operasi. Contoh kelainan defek didapat ini terjadi pada HIM, hernia
insisional, hernia femoralis.
Defek secara congenital disebabkan oleh kelainan anatomi sejak lahir di mana secara anatomi tidak
memiliki struktur dinding abdomen yang lengkap (ex, hernia ventralis, hernia diafragmatika) atau
terdapat patent processus vaginalis (ppv).
HIL (hernia inguinalis lateral) merupakan kelainan congenital akibat ppv, di mana processus vaginalis
yang menjadi penghubung antara scrotum dan intraabdomen seharusnya menutup tetapi tidak pada
ppv. Meskipun HIL penyebabnya congenital, tetapi kelainan hernia tsb mungkin saja baru ditemukan
setelah usia dewasa atau bahkan usia tua.
Embriologi penurunan testis dari intraabdomen ke scrotum :
• Pada masa perkembangan embrio, testis turun dari rongga intraabdomen menuju scrotum
melalui kanalis inguinalis saat trimester ke-3 kehamilan
• Peritoneum yang turun melalui kanalis inguinalis tsb menjadi Processus vaginalis
• Antara usia 36-40 minggu kehamilan, procc. Vaginalis menutup sehingga tidak ada lagi
hubungan antara intraabdomen ke kanalis inguinalis
• Testis kanan turun lebih lambat dari kiri => Hernia inguinal lebih sering di sisi kanan
Anamnesis :
Keluhan Utama :
- Riwayat benjolan di lipat paha yang hilang timbul. Muncul ketika berdiri atau beraktivitas, hilang
ketika istirahat atau berbaring
Pemeriksaan Fisik :
- Valsava test
- Invagination test / one finger test
- Three finger test (zieman test)
- Ring Occlusion Test
Pemeriksaan Penunjang : USG => tidak selalu diperlukan
Hernia Komplikata
Apabila terjadi jeratan pada isi hernia pada celah defek yang berlangsung lama hernia dapat
berkembang menjadi hernia komplikata.
Komplikasi dari hernia tersebut adalah Hernia incarserata dan Hernia Strangulata
Gejala dan tanda berupa Ileus obstruksi (nyeri perut kolik, mual-muntah, tidak bisa/sulit BAB
dan flatus, distensi abdomen, peningkatan bising usus, bunyi metallic sound, darm contour,
darm steifung)
2. Hernia strangulata => terjadi iskemia sampai dengan gangren isi hernia, umumnya intestin
Gejala berupa : Nyeri iskemia (nyeri persisten dan bertambah berat), gejala dan-tanda obstruksi
disertai perubahan vital sign yang nyata (ex, syok, takikardi, takipnea), sepsis dan disfungsi organ
Kegawatdaruratan dari hernia komplikata ini adalah ileus obstruksi total, iskemia dan gangren isi hernia
(intestine). Keadaan tersebut dapat menyebabkan sepsis, disfungsi organ sampai dengan kematian.
Klasifikasi hernia berdasarkan lokasi anatomi defek nya :