Hernia adalah prostusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau kongenital
pada dinding rongga yang secara normal berisi organ. (Barbara Engram
Hernia adalah prostusi abnormal organ atau jaringan, atau bagian organ yang melalui struktur
yang secara abnormal berisi bagian ini. (Monika Ester)
Hernia adalah penonjolan isi perut, dari rongga yang normal melalui defek pada fasia
dan muskuloaponeuretik dinding perut. (Mansjoer,Arif dkk.Kapita Selekta Kedokteran)
Hernia adalah: suatu tonjolan yang abnormal dari organ organ intra abdominal keluar dari cavum
abdomen tapi masih di capai oleh peritonium.(purnawan djumadi 1999)
Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ
internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan
kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut (Griffith, 1994).
Hernia adalah: kelemahan pada dinding otot abdomen dimana segmen dari isi perut atau struktur
abdomen lain yang menonjol atau turn (Ignatavicius Donna, and Bayne Marilynn, 2002).
Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems, hal 1368)
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau
kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal (Lewis,
Sharon Mantik, 2000, Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical
Problems. Fifth Edition. By Mosby Inc)
Hernia scrotalis adalah merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum
(Syamsuhidajat, 1997, Buku Ilmu Bedah, hal 717).
Pengertian Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang
normal malalui sebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246)
Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000 :
216).
Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang
secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 : 253). Hernia inguinalis
adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio inguinalis). (Oswari, 2000 : 216).
2. Etiologi
Penyebab dari timbulnya hernia yaitu dapat berupa:
- Kongenital: kanalis inguinalis belum menutup.
- Kelemahan dinding abdomen dan peningkatan tekanan intraabdominal yang dapat terjadi
karena:
- Kehamilan
- Obesitas
- Mengangkat beban berat
- Batuk
- Konstipasi
3. Klasifikasi
a)Berdasarkan proses terjadinya hernia terbagi atas :
- Hernia bawaan (Kongenital)
- Hernia dapatan (akuisita)
b)Berdasarkan letak, Hernia terbagi atas :
- Hernia diafragma - Hernia inguinalis
- Hernia umbilical - Hernia strotalis
- Hernia insisional.
1. Hernia congenital:
- Hernia umbilikalis
- Hernia diafragnatika
- Hernia inguinalis lateralis
2. Hernia didapat:
- hernia inguinalis medialis
- Hernia femoralis
1. Hernia Inguinalis Indirek
Terjadi melalui cincin inguinalis dan melalui korola spermatikus melalui korola
inguinalis.Umumnya terjadi pada pria daripada wanita.Insidennya tinggi pada bayi dan anak
kecil.Hernia ini sangat besar dan sering turun keskrotum.
2. Hernia Inguinalis Direk
Hernia ini melewati dinding abdomen diare kelemahan otot,tidak melalui kanal seperti pada
hernia inguinalis dan femoralis direk;ini lebih umum pada lansia.
3. Hernia Femoralis
Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita daripada pria.Ini
mulai sebagai penyumbat lemak dikanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap
menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk kedalam kantung.
4. Hernia Umbilikalis
Pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal.Ini
biasanya terjadi pada orang yang gemik dan wanita Multipara.
4. Manifestasi klinis
- Adanya benjolan diselangkangan/kemaluan
Misalnya:Rasa sakit yang terus menerus
- Adanya nyeri
Misalnya:Pasien gelisah dan muntah
- Jari tangan dapat masuk pesibulus spermatikus sampai keanulus inguinalis interus
- Nyeri
- Muntah, mual
- Nyeri abdomen
- Distensi abdomen
- Kram
- Ada penonjolan keluar
5. Patafisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan
pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batukyang kuat atau
bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada
daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan
dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu
ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan
kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal,
kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat
dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan
mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang
terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka
berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren.
6. Pathway
Hernia ireponsibilis.
8. Komplikasi
1. Terjadi perlengketan pada isi hernia dengan dinding kantong hernia tidak dapat dimasukkan lagi
2. Terjadi penekanan pada dinding hernia akibat makin banyaknya usus yang rusak
3. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinue menyebabkan daerah benjolan
merah
9. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian pasien Post operatif (Doenges, 1999) adalah meliputi :
1). Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer, atau stasis
vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).
2). Integritas ego
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple, misalnya financial,
hubungan, gaya hidup.
Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.
3). Makanan / cairan
Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi
(termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa
pra operasi).
4). Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
5). Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi immune
(peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi
kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat
penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat
transfuse darah / reaksi transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
6). Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid,
antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau
tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol
(risiko akan kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga
potensial bagi penarikan diri pasca operasi).
b. Pemeriksaan
Umum.
TTV,hipotermi, TD normal , Tachicardi.
- Fisik.
Kepala : Ekspansi wajah menyeringai , merintih , menahan sakit .
Dada : Suara nafas normal.
Perut : Bising usus bisa normal / meeningkat ,benjolan ingiunalis nyeri tekan.
- Diagnostik.
- Foto ronsend spinal.
Memperlihatkan adanya perubahan degeneratif pada tulang belakang kecurigaan patologis lain
seperti tumor osteomilitis.
- Elektromigrafi.
Dapat melokalisasi tingkat dasar saraf spinal terutama yang trkena.
- Venogram epidural.
Dapat di lakukan pada kasus keakuratan dari miogram terbatas.
- Fungsi lumbal.
Mengsampingkan kondisi yang berhubungan dengan infeksi adanya darah.
- Scan CT.
Dapat menunjukan kanal spinal yang mengecil, adanya proteksi diskus intervetrebralis.
c. Diagnose keperawatan
1. Pre operasi.
- Nyeri berhubungan dengan peritonium teregang.
- Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang tindakan operasi.
2. Post operasi.
- Nyeri berhubungan dengan terputusnya intergitas jaringan.
- Kurang prawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisiksekunder terhadap
pembedahan.
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka pembedahan
- intoleran aktifitas
1. Analisa data
ANALISA DATA PRE OPERASI
MASALAH
NO DATA PENYEBAB KEPERAWATAN
DS:
- Klien banyak
bertanya tentang
penyakit yang
dideritanya
DO:
- Ekspresi wajah Proses hospitalisasi
tegang dan pucat ↓
- Respirasi, nadi, Kurang Informasi
tekanan darah ↓
1 meningkat Stress meningkat Ansietas
Kongenital dan akuisitas
↓
DS:
- Klien mengeluh Peningkatan kelemahan
nyeri seperti tekanan
tertusuk, yang akan intra otot
memburuk dengan abdomen
adanya batuk,
membungkukkan ↓
badan, defekasi Invaginasi kanalis inguinalis
DO: ↓
- Nyeri pada palpasi Spasme otot
- Wajah tampak ↓
2 meringis Strangulasi usus Nyeri
H. ANALISA DATA POST OPERASI
MASALAH
NO DATA PENYEBAB KEPERAWATAN
Tindakan pembedahan
↓
Terputusnya kontinuitas jaringan
↓
Ujung saraf bebas terangsang
DS. ↓
- Klien mengeluh lmpuls diterima oleh serabut
nyeri pada luka ↓
bekas operasi Diteruskan ke kornu dorsalis di
DO: medulla spinalis
- Ekspresi wajah ↓
meringis Hipotalamus
- Klien memegang ↓
1 daerah yang nyeri Cortex cerebri Nyeri
DS:
- Klien mengeluh
tidak mampu
melakukan aktivitas
yang biasanya
dilakukan Tindakan pembedahan
DO: ↓
- Perubahan jalan, Terputusnya kontinuitas jaringan
berjalan dengan ↓
pincang Nyeri di daerah post operasi
- ADL dilakukan di ↓
tempat tidur Takut bergerak
- ADL dibantu ↓
2 perawat keluarga Aktivitas menurun Intoleransi aktivitas
Tindakan pembedahan
↓
Terputusnya kontinuitas jaringan
DO: ↓
- Hipertemia Adanya luka insisi
- Terdapat luka bekas
3 operasi Post d’entry kuman Risiko tinggi infeksi
5.
6.
7. I. RENCANA PERAWATAN PRE OPERASI
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN (TUJUAN,
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN)
T : Kecemasan hilang/berkurang dalam
waktu 1 x 24 jam setelah perawatan
K : - Tampak rileks/tenang
- Melaporkan ansietas hilang/berkurang
I : - Kaji tingkat ansietas pasien
- Beri informasi yang akurat tentang
penyakit yang dideritanya.
Ansietas berhubungan dengan - Beri kesempatan pasien untuk
kurangnya informasi, ditandai mengungkapkan masalah yang
dengan: ekspresi wajah tegang dan dihadapinya.
pucat, respirasi, nadi, tekanan darah - Ajarkan mekanisme koping yang
1 meningkat baru.
T : Nyeri hilang/terkontrol dalam waktu 2 x
24 jam setelah perawatan
K : - Wajah tampak ceria
- Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
I : - Kaji tingkat nyeri, catat lokasi,
lamanya serangan, faktor pencetus/yang
memperberat
- Ajarkan teknik relaksasi
- Lakukan massage pada daerah sekitar
nyeri
Nyeri berhubungan dengan spasme - Observasi TTV
otot, ditandai dengan: wajah tampak - Kolaborasi pemberian obat sesuai
2 meringis, nyeri pada palpasi. indikasi.
8. J. RENCANA PERAWATAN POST OPERASI
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN (TUJUAN,
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN)
T : Nyeri hilang/berkurang dalam waktu
2 x 24 jam setelah perawatan
K : - Nyeri hilang/berkurang
- Wajah tampak ceria
I : - Observasi keadaan umum dan
tanda-tanda vital
- Kaji tingkat nyeri, lokasi, lamanya
serangan
- Anjurkan teknik relaksasi nafas
Nyeri berhubungan dengan dalam
terputusnya kontinuitas jaringan, - Anjurkan klien untuk merubah
ditandai dengan klien mengeluh nyeri posisi setiap 2 jam
pada luka bekas operasi, wajah tampak - Kolaborasi pemberian obat
1 meringis analgetik sesuai indikasi
T : Klien dapat melakukan aktivitas
sendiri dalam waktu 2 x 24 jam setelah
perawatan
K : - Klien mampu melakukan aktivitas
sendiri
I : - Catat respon emosi/perilaku
mobilitas. Berikan aktivitas yang dapat
Intoleransi aktivitas berhubungan ditoleransi.
dengan nyeri yang dirasakan pada - Anjurkan pasien untuk tetap ikut
daerah bekas operasi ditandai dengan berperan serta dalam aktivitas sehari-hari
perubahan jalan, ADL dilakukan di dalam keterbatasan individu.
tempat tidur, ADL dibantu oleh - Bantu pasien dalam melakukan
2 perawat/keluarga aktivitas
Risiko tinggi infeksi berhubungan T : Tidak terjadi infeksi pada area bekas
dengan tindakan pembedahan ditandai operasi dalam waktu 3 x 24 jam setelah
dengan perawatan
DS: - K : - Luka operasi kering
DO: - Tidak ada tanda-tanda infeksi
3 - Hipertermia I : - Awasi tanda-tanda infeksi
- Terdapat luka bekas operasi - Ganti alat tenun dan pakaian setiap
hari
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan
- Ganti balutan setelah 2 hari post
operasi dan selanjutnya rutin setiap hari
dengan teknik septik/aseptik.
- Kolaborasi untuk pemberian obat
antibiotik
Pre operasi.
DX I.
- Puasakan klien 12 jam sebelum pembiusan.
R/ Pengosongan lambung memerlukan waktu sebelum di lakukan anestesi.
- Persiapan mental klen.
R/ Peningkatan pegetahuan klien akan kooperatif dalam tindakan yang akan di lakukan.
- Bersikan kulit daerah operasi .
R/ Mencegah infeksi selama operasi.
DX II.
- Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tetang tindakan operasi.
- Kreteria : .
- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi.
- Pemeriksaan diagnostik dan rencana tindakan.
Intervensi :
- Berikan informasi tentang pemeriksaan diagnostik.
R/ Informasi akan mendorong partisipasi klien dalam pengambilan keputusa dan kemandirian
maximum.
2. Post operasi.
DX I.
- Berikan HE Tentang tehnik relaksasidan distraksi.
R/ Mengurangi rasa nyeri yang ada dengan pengalihan perhatian.
- Perawatan luka pada daerah operasi.
R/ Mencegah terjadinya infeksi.
- Observasi TTV.
R/ Mengetahui perkembangan dan tanda tanda penurunan /peningkatan kesehatan klien.
DX II.
- Memberikan HE pada keluarga tentang perawatan klien.
R/ Memberikan rasa nyaman pada klien.
- Observasi TTV.
R/ Mengetahui kegawatan / penurunan kesehatan klien.
DX III.
- Inspeksi kulit untuk adanya iritasi / robekan / luka.
R/ Deteksi tanda mulanya peradangan.
- Memberikan perawatan pasien sesuai protap.
R/ Nenberikan perawatan yang profesional dan mencegah terjadinya mal praktek.
10. Penutupan
A. kesimpulan
B. saran
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada hernia dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu konservatif dan pembedahan.
a) Konservatif
Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya pemakaian
korset. Tapi untuk hernia inguinalis pamakaian korset tidak dianjurkan karena alat ini dapat
melemahkan
otot dinding perut. Pada terapi konservatif dapat pula di berikan obat anti analgetik yaitu
mengurangi nyeri.
b) Pembedahan
Prinsip dasar hernia terdiri dari herniotomy ( memotong hernia ) dan menjepit kantung hernia (
herniorafi ). Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukan, kantong diikat, dan
dilakukan bassiny plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pasien yang telah
dilakukan tindakan pembedahan disarankan untuk tidak boleh mengendarai kendaran, aktifitas
dibatasi, seperti tidak boleh mengangkat benda berat, mendorong atau menarik benda paling sedikit 6
minggu.
Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka post operasi.
Tujuan
Kriteria hasil
Rencana tindakan :
1) Observasi tanda – tanda vital.
2) Kaji skala nyeri, lokasi, lamanya faktor yang memperberat karaktersitik.
3) Ajarkan tehnik relaksasi napas dalam, dan distraksi pengalihan seperti mengobrol, mendengarkan
musik dan membaca buku.
4) Berikan posisi yang nyaman (semifowler)
5) Kolaborsi pemberian obat analgetik.
b. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi.
Tujuan
Kriteria hasil
Rencana tindakan :
1) Observasi tanda – tanda infeksi ( tumor, rubor, dolor, kalor, fungsiolesa ).
2) Observasi tanda – tanda vital, perhatikan adanya peningkatan suhu tubuh.
3) Lakukan ganti balutan tiap hari.
4) Pertahankan perawatan luka dengan tehnik steril, aseptik dan antiseptik.
5) Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi
6) Monitor leukosits..
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik.
uan Setelah dilakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari terpenuhi.
teria hasil klien dapat melakukan perawatan secara mandiri.
ncana tindakan :
1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pentingnya perawatan diri bagi klien.
2) Motivasi klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sesuai kemampuan.
3) Motivasi keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari klienseperti menggosok gigi, makan,
minum.
4) Fasilitasi klien untuk melakukan kebersihan diri.
5) Ajarkan klien untuk melakukan pergerakan secara bertahap
d. Resiko kekambuhan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan hernia pasca
operasi.
Tujuan
Kriteria hasil
Rencana tindakan :
1) Mengkaji pengetahuan klien tentang penyakit dan hal-hal yang harus di perhatikan agar tidak terjadi
kekambuhan.
2) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dapat di toleransi.
3) Anjurkan klien untuk makan tinggi serat.
4) Jelaskan tentang keseimbangan istirahat dan aktifits.
5) Anjurkan klien untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat.
6) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara perawatan luka di rumah.
Daftar Pustaka
Core Principle and Practice of Medical Surgical Nursing. Ledmann’s.
Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998.
Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001.
Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart.
Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I. 2002.
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staf Pengajar UI. FK UI.