Anda di halaman 1dari 84

PERANCANGAN SISTEM KONTROL FUZZY LOGIC PADA

MESIN PENGERING KOPI TENAGA HYBRID

SKRIPSI

OLEH :

HUSEIN FIKRI RIDHO


NIM: 16030060

PROGRAM STUDITEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2020
PERANCANGAN SISTEM KONTROL FUZZY LOGIC PADA
MESIN PENGERING KOPI TENAGA HYBRID

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi Strata Satu (S-
1) dan Memperoleh GelarSarjana Teknik Elektro (S.T)

OLEH :

HUSEIN FIKRI RIDHO


NIM: 16030060

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2020

i
UNIVERSITAS NURUL JADID
PENGESAHAN STATUS SKRIPSI

JUDUL :
PERANCANGAN SISTEM KONTROL FUZZY LOGIC
PADA MESIN PENGERING KOPI TENAGA HYBRID

SAYA : HUSEIN FIKRI RIDHO


Mengijinkan Skripsi Strata Satu Teknik elektro ini disimpan di Perpustakaan
Universitas Nurul Jadid dengan syarat-syarat kegunaan sebagai berikut:
1. Skripsi adalah hak milik Universitas Nurul Jadid.
2. Perpustakaan Universitas Nurul Jadid dibenarkan membuat salinan untuk
tujuan referensi saja.
3. Perpustakaan juga dibenarkan membuat salinan Skripsi ini sebagai bahan
pertukaran antar institusi pendidikan tinggi.
4. Berikan tanda √ sesuai dengan kategori Skripsi.
Sangat (Mengandung isi tentang keselamatan atau kepentingan
Rahasia Negara Republik Indonesia)
Rahasia (Mengandung isi tentang kerahasiaan dari suatu
 .
organisasi/badan tempat penelitian Skripsi ini dikerjakan)

Biasa
Disahkan oleh,

Husein Fikri Ridho Ilmir Rizki Imaduddin, M.T


Alamat Tetap Mahasiswa:
Sambirampak lor, Kotaanyar,
Probolinggo, jawa timur.

Tanggal: ___________________ Tanggal: ___________________

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI
PERANCANGAN SISTEM KONTROL FUZZY LOGIC PADA MESIN
PENGERING KOPI TENAGA HYBRID

Oleh:

HUSEIN FIKRI RIDHO

Dipertahankan di depan penguji


Pada Tanggal : 15 Agustus 2020
Dan dinyatakan memenuhi syarat

Komisi Pembimbing,

ILMIR RIZKI IMADUDDIN, M.T SULISTIYANTO, S.T, M.T


Pembimbing I Pembimbing II

Tim Penguji,

TIJANIYAH, S.KOM., M.T FUAD HASAN., S.T


Penguji I Penguji II

Paiton, 15Agustus 2020


Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid
Ketua Program Studi TEKNIKELEKTRO

SULISTIYANTO, S.T, M.T

iii
HALAMAN PENGESAHAN

PERANCANGAN SISTEM KONTROL FUZZY LOGIC PADA MESIN


PENGERING KOPI TENAGA HYBRID

SKRIPSI

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Program StudiTeknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid Probolinggo
dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
SarjanaTeknikElektro(S.T) pada :

Hari : Sabtu15Agustus2020

Disusun Oleh :

HUSEIN FIKRI RIDHO


NIM: 16030060

Dewan Penguji SKRIPSI

Nama Penguji I : Tijaniyah, S.kom., M.T (……........................)


NIDN : 0717059003

Nama Penguji II : Fuad Hasan., S.T (…............................)


NIDN :

Ketua Sidang : Sulistiyanto, S.T, M.T (….............................)


Pembimbing II 0719117002

iv
PERNYATAAN
ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : HUSEIN FIKRI RIDHO


NIM : 16030060
Judul Skripsi :“PERANCANGAN SISTEM KONTROL FUZZY
LOGICPADA MESIN PENGERING KOPI TENAGA
HYBRID”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Skripsi ini berdasarkan hasil


penelitian, pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri, baik untuk naskah laporan
maupun kegiatan yang tercantum sebagai bagian dari skripsi ini, jika terdapat karya
orang lain, saya akan mencantumkan sumber literasi yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Universitas Nurul Jadid.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari
pihak manapun.

Paiton, 24 Januari 2020


Yang membuat pernyataaan

Materei
6000
HUSEIN FIKRI RIDHO
NIM: 16030060

v
MOTTO

Being The Best Isnt Number One


(Husein FR)

“Sekolah pun keliru bila ia tidak tahu diri bahwa


peranan nya tidak seperti yang diduga selama ini.
Ia bukan penentu seseorang. Ia tak berhak
menjadi perumus kehidupan”

BE CRAZY

Creative, Active and never Lazzy

vii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, kita memuji-NYA dan


meminta pertolongan, pengampunan, serta petunjuk kepada-nya. Aku bersaksi
bahwa tidak ada tuhan selain ALLAH dan aku bersaksi bahwa NABI
MUHAMMAD utusan ALLAH. Sholawat dan salam tercurah pada junjungan dan
suri tauladan kita NABI MUHAMMAD SAW, keluarganya, sahabat , dan siapa
saja yang mendapat petunjuk hingga hari kiamat amiin. persembahan tugas akhir
ini dan rasa terima kasih aku persembahkan kepada :

1. Kepada Bapak, Ibu, Saudara Kandung Selama Ini Memberikan Semangat,


dukungan, doa Serta Motivasi.
2. Terimakaih ibu atas Kopi Buatanmu yang selama ini menemani diwaktu
mengerjakan Tugas akhir.
3. Terimakasih Bengkel LAS BAROKAH, Lek Halim, Pak Nur hadi Atas
kemurahan hatinya Yang selama Ini memberikan Vasilitas, Ilmu, tenaga
dan Bimbingannya Selama Mengerjakan TA kami.

viii
ABSTRAK

Teknik Kendali Fuzzy Merupakan Salah Satu Alternatif Pengendali Yang


Menggunakan Logika Manusia Sebagai Pengendali, Sehingga Tidak Memerlukan
Pengetahuan Tentang Parameter – Parameter Dari Sistem. Teknik Kendali Fuzzy
Juga Mempunyai Kemampuan Komputasi Yang Ringan. Maka Pada Tugas Akhir
Ini Dirancang Suatu Alat “Perancangan Sistem Kontrol Fuzzy Logic Pada Mesin
Pengering Kopi Tenaga Hybrid”. Tujuan Dari Tugas Akhir Ini Adalah Membuat
Alat Yang Mengatur Themperatur Dalam Oven Mesin Pengering Kopi Serta
Mengamati Kinerja Kendali Fuzzy. Pengendalian Ini Dilakukan Dengan Mengatur
Bukaan Valve Gas Dan Valve Exchaust. Dari Hasil Penelitian Tersebut
Diperoleh Data Setpoint 70°𝐶 Maka, Bukaan Servo Gas Sudut 31 Berstatus
Open Dan Bukaan Sevo Fan Sudut 10 Berstatus Close. Jika Themperatur

Mencapai Setpoint 70°𝐶 Maka Servo Valve Gas DalamKeadaan Close 80 Dan
Servo Fan DalamKeadaan Open 60 .

Kata Kunci: Valve, Themperatur, Fuzzy

ix
ABSTRACT

Fuzzy Control Technique Is One Alternative Controller That Uses Human


Logic As A Controller, So It Does Not Require Knowledge Of The Parameters Of
The System. Fuzzy Control Techniques Also Have Light Computational Ability. So
in this final project, a tool designed "Fuzzy Logic Control System Design in
Hybrid Coffee Drying Machine". The Purpose Of This Final Project Is To Make A
Tool That Regulates The Temperature In The Coffee Drying Oven And Observing
Fuzzy Control Performance. This Control Is Done By Regulating The Openings
Of The Gas Valve And Valve Exchaust. From the research results obtained by
Setpoint 70 data, the Open Angle Servo Gas 31 Open Status and Open Angle Sevo
Fan Open 10 Angle Status. If Themperatur Reaches Setpoint 70 Then Servo Valve
Gas Is In A Close 80 State And Servo Fan In An Open 60 State.

Keyword: Valve, Themperatur, Fuzzy

x
KATA PENGANTAR
‫مسب ا نمحرال ميحرال‬

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya, yang mana saya telah diberikan kesehatan dan kelancaran
dalam mengerjakan naskah skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi
sebagian prasyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (ST).

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita, Nabi Muhammad
SAW, yang mana kita nantikan syafa’atnya diyaumil akhir nanti, agar
mendapatkan pertolongan dari siksa dan panasnya api neraka. Dalam pembuatan
naskah skripsi ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan rasa hormat
kepada :

1. KH. MOH. ZUHRI ZAINI, BA, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid
Paiton Probolinggo.
2. KH. ABDUL HAMID WAHID, M. Pd, Selaku Rektor Universitas Nurul
Jadid Paiton Probolinggo.
3. MOH. FURQAN, M. KOM, Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
4. SULISTIYANTO, S.T,. M.T, Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
5. ILMIR RIZKI IMADUDDIN, M.T, Selaku Dosen Pembimbing I Skripsi
Yang Senantiasa Meluangkan Waktunya Dan Berkenan Dengan Penuh
Keikhlasan Waktu, Pikiran Dan Tenaganya Untuk Membimbing Peneliti
Selama Proses Penyelesaian Skripsi Ini.
6. SULISTIYANTO, S.T, M.T, Selaku dosen pembimbing II skripsi yang
senantiasa meluangkan waktunya dan berkenan dengan penuh keikhlasan
waktu, pikiran, Dan untuk membimbing peneliti selama proses
penyelesaian naskah skripsi ini.
7. Kepada kedua Orang Tua Yang Telah Berjuang Segalanya Untuk
Memberikan Yang terbaik. Terimaksih Bapak, Ibu.

xi
Sebagai Manusia Biasa Kurang dari Kata Sempurna, Mohon Pengertiaanya
Kepada Pembaca Jika Ada Kata Yang Sulit Dimengerti Dan Kesalahan Dalam
Pengetikan. Oleh Karena Itu, Saya Mohon Kepada Pembaca Untuk Memberikan
Kritik, Saran Dan Masukan Untuk Perbaikan. Demikian Naskah Skripsi Yang
Saya Buat Ini, Semoga Bermanfaat.
Demikian Naskah Skripsi Yang Saya Buat Ini, Semoga Kiranya Makalah
Dapat Bermanfaat Bagi Para Pembaca.

Probolinggo, 24 juli 2020


Penulis.

Husein Fikri ridho

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i


PENGESAHAN STATUS SKRIPSI ........................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................... vi
MOTTO .................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii
ABSTRAK................................................................................................. ix
ABSTRACT................................................................................................ x
KATA PENGANTAR ............................................................................... xii
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii
BAB I ........................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................ 1
1.2 RUMUSUN MASALAH ............................................................. 1
1.3 TUJUAN PENELITIAN .............................................................. 2
1.4 MANFAAT PENELITIAN .......................................................... 2
1.5 BATASAN MASALAH .............................................................. 2

BAB II ....................................................................................................... 3
KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 3
2.1 PENELITIAN RELEVAN ........................................................... 3
2.2 DASAE TEORI ........................................................................... 7
2.2.1 Kopi ................................................................................ 7
2.2.2 Proses Pengeringan ......................................................... 7
2.2.3 Metode Pengeringan Menggunakan Alat Pengering ........ 8
2.2.4 Uji kadar air kopi............................................................. 9
2.3 Arduino mega ............................................................................. 10

xiii
2.3.1 spesifikasi arduino mega 2560 ............................................ 11
2.3.2 catu daya ............................................................................ 11
2.3.3 Memory ............................................................................. 12
2.4 Sensor Suhu LM35 ...................................................................... 12
2.4.1 Struktur LM35 ................................................................... 13
2.4.2 karakteristik sensor LM35 .................................................. 14
2.5 sistem control loop tertutup .......................................................... 16
2.5.1 Error Steady State Pada Sistem Kontrol ........................ 17
2.5.2 Spesifikasi Respons Transien ........................................ 17
2.6 Fuzzy Logic ................................................................................. 19
2.6.1 Sistem Logika Fuzzy ............................................................ 19
2.6.2 Struktur Dasar Logika Fuzzy ............................................. 19
2.6.3 Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy ............................. 20
2.7 Display ........................................................................................ 25
2.8 Motor servo ................................................................................. 25

BAB III ................................................................................................... 26


METODE PENELITIAN ............................................................................ 26
3.1 Metode Penelitian ....................................................................... 26
3.1.1 Studi Literatur .................................................................... 27
3.1.2 Perancangan Design Alat Pengering Kopi .......................... 27
3.1.3 Rangkaian Keseluruhan Kontrol Mesin pengering Kopi .... 27
3.1.4 Perancangan Blok sistem kontrol Mesin Pengering Kopi .... 28
3.2 Perancangan Metode Control Fuzzy Logic ................................... 29
3.2.1 Fuzzyfikasi ......................................................................... 29
3.2.2 Pembuatan Aturan .............................................................. 30
3.2.3. FIS (Fuzzy inference system) ............................................. 31
3.2.4. Defuzzyfikasi ..................................................................... 31
3.3.Prosedur Pengujian ...................................................................... 31
3.4.Pembuatan Laporan ..................................................................... 31
3.5 Alat dan bahan ................................................................................. 31
3.5.1 alat dan bahan .......................................................................... 32
3.5.2 bahan yang digunakan dalam perancangan ............................... 32

xiv
BAB IV ................................................................................................... 33
ANALISA DAN PEMBAHASAN .............................................................. 33
4.1 Pengujian Sensor LM35 ........................................................................ 33
4.2 Pengujian Sensor DHT11 ...................................................................... 33
4.3 Pengujian Motor Servo ......................................................................... 34
4.3.1 Pengujian Bukaan Motor Servo Gas 70° ....................................... 34
4.3.2 Pengujian Bukaan Motor Servo Gas 60° ....................................... 35
4.3.3 Pengujian Bukaan Motor Servo Gas 50° ....................................... 36
4.3.4 Pengujian Bukaan Motor Servo Gas 40° ....................................... 37
4.3.5Pengujian Bukaan Motor Servo Gas 30° ........................................ 38
4.3.6 Pengujian Bukaan Motor Servo Gas 20° ....................................... 39
4.3.7 Pengujian Bukaan Motor Servo Gas 10° ....................................... 39
4.3.8 Pengujian Bukaan Motor Servo Gas 0° ......................................... 40
4.4 Pengujian Kontrol Fuzzy ................................................................ 41
BAB V........................................................................................................ 43
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 43
5.2 Saran .............................................................................................. 43
DAFTARPUSTAKA ................................................................................. 44
LAMPIRAN .............................................................................................. 45
DATA PENGUJIAN ................................................................................. 45
LAMPIRAN .............................................................................................. 52
DATA GAMBAR ...................................................................................... 52
LAMPIRAN .............................................................................................. 56
PROGRAM KONTROL .......................................................................... 56

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kopi ...................................................................................... 7


Gambar 2.2 Pengering Surya Tipe Bak ...................................................... 9
Gambar 2.3 Solar Drayer ........................................................................... 9
Gambar 2.4 Arduino Mega ........................................................................ 11
Gambar 2.5 Struktur sensor LM35 ............................................................. 13
Gambar 2.6 Skematik rangkaian dasar sensor suhu .................................... 14
Gambar 2.7 Gambar Kaki kaki Sensor LM35 ............................................ 15
Gambar 2.8 Grafik Akurasi LM35 terhadap Suhu ...................................... 16
Gambar 2.9 Rangkaian Sensor LM35 ........................................................ 16
Gambar 2.10 Diagram blok sistem control loop tertutup ............................ 17
Gambar 2.11 Diagram blok stuktur dasar logika fuzzy ............................... 21
Gambar 2. 12 Grafik fungsi representasi naik ............................................ 22
Gambar 2.13 Grafik fungsi representasi turun ............................................ 22
Gambar 2.14 Grafik fungsi keanggotaan segitiga ....................................... 23
Gambar 2.15 Lnput fuzzy dengan 3 fungsi keanggotaan ............................ 24
Gambar 2.16 Lcd display 2X16 ................................................................. 26
Gambar 2.17 Motor Servo ......................................................................... 26
Gambar 3.1 Flow Chard Alur Penelitian .................................................... 30
Gambar 3.2 Mesin Pengering Kopi ............................................................ 31
Gambar 3.3 Rangkaian Keseluruhan Kontrol ............................................. 31
Gambar 3.4 Blok Diagram Sistem Kontrol Themperatur............................ 32
Gambar 3.5 Diagram blok Logika Fuzzy ................................................... 32
Gambar 3.6 Fungsi Keanggotaan Bukaan Valve Gas ................................. 33
Gambar 3.7 Fungsi Keanggotaan Bukaan Valve Fan ................................. 33
Gambar 3.8 Gambar Kurva Fuzzyfikasi Input Error................................... 33
Grafik 4.1 Pengujian Sensor LM35 ............................................................ 36
Grafik 4.2 Pengujian Sensor DHT11 .......................................................... 37
Grafik 4.3 Bukaan Motor Servo Gas .......................................................... 38
Grafik 4.4 Bukaan Motor Servo Gas .......................................................... 39
Grafik 4.5 Bukaan Motor Servo Gas .......................................................... 40
Grafik 4.6 Bukaan Motor Servo Gas .......................................................... 41

xvi
Grafik 4.7 Bukaan Motor Servo Gas .......................................................... 42
Grafik 4.8 Bukaan Motor Servo Gas .......................................................... 43
Grafik 4.9 Bukaan Motor Servo Gas .......................................................... 44
Grafik 4.10 Bukaan Motor Servo Gas ........................................................ 45

xvii
DAFTAR TABEL

Tablel 2.1 Syarat Mutu Menurut SNI 01-2907-2008 ............................... 10


Tablel 2.2 Spesifikasi Arduino Mega 2560 .............................................. 11
Tablel 3.1 Jadwal kegiatan ...................................................................... 27
Tablel 3.2 tabel alat ................................................................................ 27
Tablel 3.3 Tabel Bahan ........................................................................... 28
Tablel 4.1 pengujia sensor lm35 .............................................................. 36
Tablel 4.2 Pengujian DHT11 ................................................................... 37
Tablel 4.3 Tabel Bukaan Motor servo ...................................................... 38
Tablel 4.4 Tabel bukaan Motor servo ...................................................... 39
Tablel 4.5 Tabel bukaan Motor servo ..................................................... 40
Tablel 4.6 Tabel bukaan Motor servo ..................................................... 41
Tablel 4.7 Tabel bukaan Motor servo ..................................................... 42
Tablel 4.8 Tabel bukaan Motor servo ..................................................... 43
Tablel 4.9 Tabel bukaan Motor servo ..................................................... 43
Tablel 4.10 Tabel bukaan Motor servo ................................................... 44
Tablel 4.11 Tabel Setpoint Suhu Oven ................................................... 45

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi adalah salah satu komoditas unggulan perkebunan Indonesia, area
perkebunan besar merupakan potensi pengembangan kopi, berbagai jenis kopi
yang diolah di Indonesia telah menjadi unggulan di beberapa negara
pengimpor kopi. Industri kopi semakin banyak dibeli dengan permintaan kopi
baik di dalam negeri maupun luar negeri. Karena kopi merupakan potensi
strategis yang memiliki nilai ekonomi yang dapat menghasilkan nilai tambah
bagi masyarakat dan produsen negara (Muhammad Arifil Firdaus, 2015).
Dalam proses pengeringan, kadar air terbaik di bawah 12%. Jika di atas
12% itu akan memiliki peluang besar pertumbuhan jamur. Jamur akan tumbuh
jika kadar air kopi lebih dari 12%. Dari Hasil Pengamatan sebagian besar kopi
yang diperoleh di Indonesia memiliki kadar air di atas 12%. Di tingkat petani
dan pengumpul, ketinggian air umumnya di atas 16%. Bahkan di beberapa
lokasi, kadar airnya di atas 20% (Susila, Wayan R. 2015).
Penelitian dengan judul Perancangan Sistem Control Fuzzy Logic pada
mesin pengerin kopi tenaga hybrid. Dengan menggunakan system control
fuzzy kita bisa membuat aturan yang bisa kita setpointkan, dengan mengatur 2
(dua) servo gas dan pembuangan udara. Dengan terciptanya Pengering Kopi,
diharapkan menjadi solusi bagi petani untuk mengeringkan kopi di musim
hujan atau kemarau. dan dapat membantu petani kopi untuk menghemat biaya
dan waktu dalam proses pengeringan. Dalam Sistem Kontrol ini, objek yang
dikendalikan adalah Pemanas Gas, dengan mengacu pada standar Nasional
12% dari pemasangan awal, awal pengeringan dimulai dengan menggunakan
kopi yang siap dikeringkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan pada mesin
pengering kopi tenaga hybrid ialah bagaimana merancang sistem kontrol pada
alat Pengering kopi dengan Menggunakan fuzzy Logic, serta bagaiman cara
kerja system control pada alat pengering kopi.

1
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana merancang Sistem kontrol
pada alat Pengering Kopi dengan Fuzzy Logic, serta bagaimana mengetahui
cara kerja system control pada alat pengering kopi.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai mana
Berikut :
1. Digunakan untuk mempercepat proses pengeringan biji kopi.
2. Memberikan solusi kepada para petani untuk menghemat waktu dan biaya
dalam proses pengeringan kopi.
3. Dapat dikembangkan unuk penelitian lebih lanjut.

1.5 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini ruang lingkup pembahasan mengacu pada batasan
permasalahan sebagai mana berikut :
1. Alat ini hanya berupa prototipe untuk mengetahui sistem yang dibuat
berjalan sesuai yang diharapkan. Prototipe dilakukan dalam sebuah kotak
persegi.
2. Hanya membahas pengering pada biji kopi.
3. Tidak membahas jenis biji kopi.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Relevan


Hasil penelitian terdahulu, dalam penelitian ini digunakan untukmembantu
mendapatkan dalam menyusun kerangka pikir mengenai penelitian ini, untuk
mengetahui persamaan dan perbedaan dari beberapa penelitian sebagaikajian
yang dapat mengembangkan wawasan berpikir peneliti.
Rahmat Maulana, Jamaluddin, Aidi Firmawan (2018) Tema :
“Rancang Bangun Pengendalian Proses Pada Sistem Pengering Biji Kopi
Berbasis Mikrokontroler”, Kopi merupakan salah satu komoditas
perkebunan andalan di Aceh. Namun mutu kopi di Aceh masih sangat
tergantung pada keadaan cuaca. Hal ini disebabkan karena petani masih
mengandalkan matahari dalam proses pengeringan. Jika cuaca mendung atau
hujan, pengeringan tidak dapat dilakukan sehingga akan mempengaruhi
kualitas kopi, dan pendapatan petani. Untuk mengurangi ketergantungan
terhadap cuaca, maka pada penelitian ini dibuat sebuah alat pengering mekanis
berupa rotary dryer, yaitu sebuah alat pengering yang memanfaatkan suhu
panas yang mengalir keseluruh permukaan tabung pengering dibantu dengan
sirkulasi udara oleh blower serta sistem pengadukan yang benar membuat biji
kopi cepat kering . Dengan adanya alat ini, pengeringan tetap dapat dilakukan
walaupun cuaca mendung atau hujan.Pengujian dilakukan pada suhu 50-60 %
dengan sistem pengadukan secara kontinyu. Metode pengeringan yang
dihasilkan oleh rotary dryer lebih cepat kering dibandingkan dengan
pengeringan yang dilakukan secara tradisional yang membutuhkan waktu
pengeringan 2 sampai 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk
mencapai kadar air 12,5 % membutuhkan waktu pengeringan selama 90 menit
dengan kapasitas biji kopi 1 Kg.(Rahmat Maulana, 2018)
Dzikrullah Akbar, Purwanto, Rahmadwati (2015) Tema : “Sistem
Pengendalian Suhu Pada Alat Pengering Cengkeh Menggunakan Kontroler
PID”, Cengkeh adalah salah satu komuditas unggulan di indonesia. Hal ini
cukup beralasan karena Indonesia adalah Negara agraris. Namun cengkeh
memiliki hambatan yaitu mudah busuk apabila masih dalam keadaan fresh

3
atau belum mengalami proses pengeringan. Pada saat ini pengeringan yang
dilakukan ada dua cara, yaitu pengeringan secara alami menggunakan sinar
matahari langsung dan pengeringan menggunakan mesin (artificial dryer).
Sehubungan dengan tidak menentunya proses pengeringan pada musim hujan,
saya ingin memberikan inovasi dengan merancang suatu alat pengering
cengkeh berbahan bakar gas yang dapat dikendalikan secara otomatis.
Penelitian ini difokuskan pada pengendalian suhu untuk pengeringan cengkeh,
dengan menggunakan kontroler proporsional integral derivatif, sehingga
diperoleh suatu desain pengendalian suhu yang tepat untuk proses pengeringan
cengkeh Perancangan dan pembuatan sistem pengendalian suhu pada alat
pengering cengkeh pada penelitian ini berhasil dilakukan dengan
menggunakan metode satu Ziegler-Nichols, didapatkan nilai parameter yang
sesuai untuk sistem yaitu Kp=9,2,. Ki=0,19, dan nilai Kd= 110,4. Sistem alat
pengering cengkeh dapat mencapai set point 77° C dan settling time 205 detik.
Didasari dengan nilai tersebut perancangan perangkat lunak untuk sistem
pengendalian suhu menggunakan software pada Arduino uno dapat bekerja
dengan baik karena dapat menjaga suhu pada kisaran 77° C selama 3 jam
sesuai dengan standar pengeringan cengkeh menggunakan mesin untuk
mendapatkan hasil kadar air yang baik.(Dzikrullah Akbar, 2015)
Anak Agung Gede ekayana (2016) Tema : “Rancang Bangun Alat
Pengering Rumput Laut Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno”, Rumput
laut merupakan bahan baku dari berbagai jenis produk olahan yang bernilai
ekonomi tinggi. Rumput laut banyak dijual dalam keadaan kering. Proses
pengeringan rumput laut dilakukan secara alami dengan menggunakan sinar
matahari yang membutuhkan waktu pengeringan selama 3 sampai dengan 4
hari, ini yang menjadi masalah bagi petani rumput laut. Penelitian ini
bertujuan membuat suatu rancangan alat yang dapat mengeringkan rumput
laut, yang dapat digunakan oleh petani rumput laut dapat mengeringkan
rumput laut. Rancang bangun alat pengering rumput laut menggunakan
elemen pemanas sebagai pengganti sinar matahari untuk proses mengeringkan
rumput laut. Sensor DHT11 digunakan untuk mengukur suhu dan
kelembaban, yang kemudian ditampilkan pada LCD. Mikrokontroler Arduino

4
Uno digunakan sebagai kendali alat pengeringan rumput laut. Hasil pengujian
keseluruhan menunjukkan bahwa alat pengering rumput laut ini mampu
mengeringkan rumput laut selama ± 7 jam. Sensor DHT11 mampu merespon
perubahan nilai suhu dan kelembaban dari proses pengeringan . pada tampilan
LCD dapat diperhatikan monitoring suhu dan kelembaban, jika suhu udara
meningkat, maka kelembaban udara akan menurun. Hasil pengujian
memberikan data bahwa rumputlaut kering dengan tingkat kelembaban >
60%.( Anak Agung Gede ekayana, 2016)
Setiyo Wahyono Dan Ulfah Mediaty Arief (2015) Tema:
“Pengendalian Suhu Dan Humidity Pada Alat Pengering Seledri
Menggunakan Kontrol Fuzzy Logic”,Tujuan penelitian ini adalah untuk
merancang sebuah sistem aplikasi dengan menggunakan mikrokontroler yang
dapat mengendalikan suhu dan humidity pada alat pengering seledri,
menerapkan fuzzy logic dalam operasi sistem pengendali suhu dan humidity
pada alat pengering seledri dan menerapkan fuzzy logic tipe mamdani pada
alat pengering seledri untuk mengendalikan suhu agar sesuai dengan setpoint
yang diinginkan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
pengukuran dan dokumentasi. Fuzzy Logic Controler (FLC) merupakan
sistem fuzzy yang diaplikasikan secara khusus dalam bidang kendali. Variabel
input pada fuzzy controller umumnya berupa nilai selisih antara nilai referensi
output dengan nilai output actual yang disebut nilai error. Sedangkan output
fuzzy controller adalah perintah kendali yang diberikan ke heater dan kipas.
Pada sistem pengendalian suhu dan kelembaban pada alat pengering seledri ini
menggunakan metode Mamdani. Sistem kendali dirancang memiliki 2 buah
masukan yang berupa Error suhu (E) yang merupakan selisih antara setpoint
dengan pengukuran suhu sensor SHT 11 dan kelembaban yang merupakan
hasil pengukuran kelembaban ruang sensor SHT 11. Kedua input error suhu
dan kelembaban akan diproses oleh fuzzy logic control (FLC) untuk
mendapatkan nilai output berupa sinyal PWM untuk mengontrol heater dan
kipas. Suhu dan kelembaban yang terbaca oleh sensor yang berfungsi sebagai
feedback. Simpulan dari penelitian ini yaitu untuk merancang sebuah sistem
aplikasi dengan menggunakan mikrokontroler yang dapat mengendalikan suhu

5
dan humidity pada alat pengering seledri digunakan sensor suhu SHT11, glass
heater, kipas DC dan mikrokontroler Atmega 328, kontrol fuzzy logic sangat
cocok diaplikasikan pada operasi sistem pengendali suhu dan humidity pada
alat pengering seledri dan Penerapan logika fuzzy logic tipe mamdani pada
alat pengering seledri dapat menghasilkan hasil pengedalian suhu yang
konstan terhadap setpoint yang diinginkan. Saran yang dapat diberikan dalam
penelitian ini adalah Alat pengering seledri ini sebaiknya dapat dikembangkan
untuk pengeringan hasil pertanian selain seledri, seperti torakur dan alat yang
dibuat diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh mahasiswa
Universitas Negeri Semarang untuk bahan penelitian lebih lanjut. (Setiyo
Wahyono, 2015)
Syifaul Fuada (2017) Tema: “Perancangan Sistem Kontrol Pada
Prototipe Pengering Kerupuk Berbasis IC Digital Menggunakan Software
Proteus 7.0”, Simulasi umumnya dipergunakan sebagai pendekatan awal
sebelum mengimplementasikan suatu sistem, baik yang sederhana maupun
kompleks. Dalam rangkaian elektronika, simulasi dapat dilakukan untuk
mengetahui cara kerja rangkaian tersebut. Tujuan penulisan makalah ini
adalah merancang rangkaian kendali pada prototip pengering kerupuk
otomatis berbasis IC digital. Perangkat lunak simulator menggunakan
PROTEUS 7.0 student version. PROTEUS® terdiri atas dua perangkat lunak
yang masing-masing memiliki tujuan tersendiri, yakni: ISIS® yang
didalamnya memuat SPICE® sehingga dapat mensimulasikan rangkaian
elektronika secara interaktif dan ARES® untuk layout PCB. Kelebihan
PROTEUS® antara lain: mudah dioperasikan; interaktifitas kepada user yang
baik; memuat banyak pilihan komponen aktif (seperti transistor BJT, transistor
MOSFET, Integrated Circuit, IGBT, diode, dsb.), komponen pasif seperti
resistor, kapasitor dan induktor, komponen input dan output, serta perangkat
sensor dari berbagai vendor. Rangkaian kendali yang dirancang terdiri atas
empat bagian utama yang mana akan dirinci satu persatu, yakni: i) rangkaian
counter sebagai pewaktu (timer) yang dalam hal ini diwakili dua digit yang
merepresentasikan variabel waktu yakni 12 sampai 00; ii) Rangkaian kendali
motor DC dari pewaktu; iii) Rangkaian sensor hujan; dan iv) Rangkaian

6
sensor cahaya yang dalam hal ini digunakan Light Dependent Resistor (LDR).
Makalah ini berfokus pada rangkaian kendali. (Syifaul Fuada, 2017)

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Kopi
Kopi adalah salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan dan memiliki
nilai ekonomi yang cukup baik. Kopi berasal dari Afrika, yang merupakan
negara lintas di Eropa. Namun, kopi itu sendiri hanya dikenali oleh
komunitas dunia setelah tanaman dikembangkan di luar wilayah asalnya,
yaitu Yaman di Saudi selatan (Rahardjo, 2012).

Gambar 2.1 kopi


Dalam sejarah penemuan kopi sebagai energi Ini pertama kali ditemukan
oleh Ethiopia di Benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu.
Kopi terus tumbuh hingga sekarang. Kopi merupakan minuman paling
populer di dunia yang dibeli oleh berbagai kelompok. Indonesia sendiri
mampu menghasilkan lebih dari 400 ribu ton kopi per tahun. Dalam hal
rasa dan aroma yang menarik, kopi juga dapat mengurangi risiko kanker,
diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (Danarti dan
Najayati, 2004).
2.2.2Proses Pengeringan Kopi
Ketika proses Pengeringan kopi dilakukan, yaitu:
 Prinsip Pengeringan
Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan uap air secara
simultan, yang membutuhkan energi panas untuk menguapkan
cadangan udara yang ditransfer dari permukaan material yang
dikeringkan dengan media pengeringan yang biasanya mengandung

7
panas. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sejauh
pengembangan mikroorganisme dan aktivitas enzim yang dapat
menyebabkan pembusukan dihambat atau dihentikan. Dengan demikian
bahan yang dikeringkan dapat memiliki umur simpan yang panjang.
Ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi pengeringan, yaitu
faktor yang berhubungan dengan udara pengeringan dan faktor yang
berkaitan dengan sifat bahan yang akan dikeringkan. Faktor-faktor yang
termasuk dalam kelas pertama adalah suhu, kecepatan volumetrik aliran
udara pengeringan dan kelembaban. Faktor-faktor yang termasuk dalam
kelompok kedua adalah ukuran material, kadar air awal dan tekanan
parsial dalam material (Taufiq, 2004).
 Jenis Pengeringan
Jenis pengering yang cocok untuk produk makanan ditentukan oleh
kualitas produk yang diinginkan, sifat bahan yang akan dikeringkan,
dan biaya produksi atau pertimbangan ekonomis dan oleh karena itu
pemilihan jenis pengering harus benar. Berbagai jenis dan cara dapat
dilakukan untuk menghasilkan produk kering, produk kering memiliki
umur simpan yang lama.
Tujuan pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air yang
terkandung dalam bahan, jenis pengeringan dapat dibagi menjadi dua
yaitu pengering buatan dan pengering alami. Pengeringan buatan adalah
pengeringan dimana metode dan proses implementasinya mudah untuk
mengontrol dan meminimalkan kontaminasi produk makanan,
sedangkan pengeringan alami adalah pengeringan yang menggunakan
energi alami yang tersedia dan mudah terkontaminasi oleh bakteri dan
mudah terkontaminasi dengan bahan-bahan (Made, 2018)
2.2.2 Metode Pengeringan Menggunakan Alat Pengering
Dalam aplikasi di dunia pertanian, metode pengeringan kopi
menggunakan pengering kopi telah banyak diterapkan. Berikut ini adalah
contoh dari pengering biji kopi yang ada
A. Jenis pengering surya ini adalah piramida segi empat (tetragonal),
tempat kerucut teratas. Dinding pengering ini terbuat dari bahan

8
akrilik yang jelas, pilihan bahan ini karena sifat optiknya adalah
memiliki transmisivitas tinggi sehingga dapat difasilitasi oleh
radiasi matahari. Di tengah, pengering ini disediakan bak (ruang
pengeringan), sedangkan bagian ini untuk perbaikan, pembuat
kopi, kopi. Kopi suya

Gambar 2.2. Jenis Solar Dryer Tub


B. Pengering matahari, terdiri dari kolektor yang dirancang untuk
mengumpulkan panas matahari untuk dialirkan ke ruang
pengering. Dinding Ruang Pengeringan terbuat dari akrilik untuk
menghasilkan efek rumah kaca. Di bagian atas ruang pengering
dipasang kipas yang menghisap udara dari ruang pengering untuk
dikeluarkan. Kecepatan aliran udara bervariasi menggunakan fan

Gambar 2.3 Solar drayer


2.2.3 Uji Kadar Kopi
Kopi adalah kacang dari tanaman Kopi spp yang telanjang dan belum
dipanggang. Untuk menjamin kualitas kopi, Pemerintah telah menetapkan
standar tertentu melalui SNI No. 01-2907-2008. Satu poin penting dalam
peraturan pemerintah ini adalah tentang kadar air maksimum yang diizinkan
dalam biji kopi yaitu 12,5%. Kopi dengan kadar air tinggi akan

9
menghasilkan kopi dengan kualitas buruk seperti pecah, busuk, berjamur
dan berubah warna (Badan Standardisasi Nasional BSN.2008. (SNI 01-
2907-2008 Biji Kopi).
Tabel 2.1 Syarat Mutu Menurut SNI 01-2907-2008
No Kriteria Satuan Persyaratan

1 SeranggaHidup - -

2 BijiBebauBusukatauberbaukapang - -

3 Kadar air %Fraksimassa Maks 12.5

4 Kadar Kotoran %Fraksimassa Maks 0.5

.
2.3 Arduino Mega
Arduino adalah papan berbasis mikrokontroler atau papan sirkuit
elektronik open source yang menyediakan komponen utama, yaitu chip
mikrokontroler dengan tipe AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroler
adalah IC (sirkuit terpadu) yang dapat diprogram menggunakan komputer.
menanamkan program dalam mikrokontroler, menerima input yang dapat
dibaca, memproses input ini dan menghasilkan output yang diinginkan. Tugas
mikrokontroler sebagai otak yang mengontrol proses input dan output untuk
sirkuit elektronik.
Pada Gambar 2.4 adalah Arduino Mega tipe 2560, Arduino Mega 2560
adalah papan pengembangan mikrokontroler berbasis Arduino menggunakan
chip ATmega2560. Papan ini memiliki banyak pin I / O, terdiri dari 54 pin I /
O digital (15 pin kontribusi adalah PWM), input analog 16 pin, UART 4 pin
(perangkat keras port serial). Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan osilator
16 Mhz, port USB, colokan listrik DC, header ICSP, dan tombol reset. Papan
ini sangat lengkap, sudah memiliki semua yang dibutuhkan untuk
mikrokontroler

10
Gambar 2.4 arduino Mega 2560
2.3.1 Spesifikasi Arduino Mega 2560
Tabel 2.2 Spesifikasi Arduino Mega 2560
No Komponen Spesifikasi

1 Chip mikrokontroler ATmega 2560

2 Tegangan operasi 5V

3 Tegangan input 7V-12V

4 Tegangan Input (limit, Via Jack 6V-20V


DC)

5 Digital I/O 54 buah, 6 diantaranya


menyediakan PWM Out put

6 Analog input pin 16 buah

7 Arus DC Per pin I/O 20 mA

8 Arus DC Per 3.3V 50mA

9 Memori Flash 256KB, 8 KB telah


digunakan untuk bootloader

10 SRAM 8Kb

11 EEPROM 4KB

12 Clock Speed 16Mhz

13 Dimensi 101.5mmx53.4 mm

14 Berat 37 g

11
2.3.2 Catu daya
Untuk mengaktifkan Arduino mega melalui koneksi USB atau dengan catu
daya eksternal. Sumber daya dapat dipilih secara otomatis. Daya eksternal
(nonUSB) dapat berasal dari adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor ini dapat
dilepas dengan menghubungkannya dengan steker pusat positif 2,1 mm ke
papan konektor listrik. Kabel baterai dapat dimasukkan ke pin header GND
dan Vin pada konektor Power.
Batas 6 sampai 6 volt. Jika disediakan dengan kurang dari 7V, pin 5V
dapat memasok kurang dari 5 Volt dan papan mungkin tidak stabil. Jika
Anda menggunakan lebih dari 12 volt, pengatur tegangan bias dan
merusapapan panas. Kisaran yang direkomendasikan adalah 7-12 Volt. Pin
catu daya adalah sebagai berikut:
1. VIN. Tegangan input ke papan Arduino menggunakan catu daya
eksternal (berbeda dengan 5 volt dari koneksi USB atau sumber daya
pengaturan lainnya). Anda dapat memasok tegangan melalui pin ini,
atau, jika memasok tegangan melalui stopkontak, diakses melalui pin
ini.
2. 5V. Catu daya yang diatur digunakan untuk menyalakan
mikrokontroler dan komponen lainnya di papan tulis. Ini dapat
berasal dari VIN melalui regulator terpasang, atau disediakan oleh
USB atau pasokan 5V yang diatur lainnya.
3. Pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator terpasang. arus draw
maksimum adalah 50 mA.
4. GND. Pin tanah
2.3.3 Memory
ATmega2560 memiliki 256 KB dari memori flash untuk menyimpan
kode (8 KB digunakan untuk bootloader), 8 KB dari SRAM dan 4 KB
EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM)
.
2.4 Sensor Suhu LM35
LM35 adalah sensor suhu seperti transistor (TO-92), komponen yang
mudah digunakan mampu mengukur suhu hingga 100 derajat celcius. Fungsi

12
sensor LM35 adalah mengubah suhu menjadi listrik dalam bentuk tegangan.
Sensor Suhu LM35 dalam penelitian ini terdiri dari komponen elektronik
National Semiconductor. LM35 berdesain tinggi yang disetujui dan dapat
dibandingkan dengan sensor suhu lainnya, LM35 juga memiliki output yang
lebih rendah dan linearitas yang lebih tinggi dengan mudah digunakan dengan
pengaturan yang disediakan sehingga tidak perlu membelinya lagi. Dengan
tegangan awal yang dinyalakan secara linier dengan suhu terukur, yaitu 10
milivolt per 1 derajat Celcius.
Tegangan sensor bisa mencapai 30 volt, sensor 5 volt, sehingga bisa
digunakandaya dengan ketentuan 60 μA. Sensor LM35 Membutuhkan
energi panas (pemanasan sendiri) dari sensor yang dapat menyebabkan
kesalahan pembacaan lebih rendah dari 0,5 ºC pada 25 ºC..
2.4.1 Struktur Sensor LM35

Gambar 2.5 Struktir sensor LM35


Dari gambar di atas dapat diperoleh 2.5 LM35 IC sensor suhu pada
dasarnya memiliki 3 pin, yaitu pin 1 bekerja sebagai sumber tegangan
kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan output
atau Vout dengan kerja diperbesar dari 0 Volts hingga 1,5 Sensor,
tegangan operasi LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt hingga 30
Volt. Output dari sensor ini akan meningkat 10 mV per derajat celcius
sehingga persamaan berikut diperoleh: VLM35 = Suhu * 10mV

13
Gambar 2.6 Skema sirkuit dasar sensor suhu
Gambar 2.6 adalah diagram skematik dari rangkaian basis sensor suhu
LM35-DZ. Seri ini sangat sederhana dan praktis. Tegangan output sensor
linear terhadap suhu yang diukur, yaitu 10 milivolt per 1 derajat celcius.
Jadi jika Vout = 530mV, suhu yang diukur adalah 53 derajat Celcius. Dan
jika Vout = 320mV, suhu yang diukur adalah 32 derajat Celcius. Tegangan
output ini dapat langsung dimasukkan sebagai input ke sirkuit
pengkondisian sinyal seperti sirkuit penguat operasional dan sirkuit filter,
atau sirkuit lain seperti sirkuit komparator tegangan dan sirkuit Analog-to-
Digital Converter.
Rangkaian dasar ini cukup untuk mencoba bereksperimen atau untuk
aplikasi yang tidak perlu diselesaikan. Tetapi tidak untuk aplikasi yang
sebenarnya. Terbukti dengan percobaan yang telah saya lakukan, tegangan
output sensor belum stabil. Pada suhu yang relatif sama, jika tegangan
suplai saya berubah (kemudian naik atau turun), maka Vout juga berubah.
Memang hal logis ini sepertinya benar, tetapi untuk hal-hal yang
disepakati harus dilakukan. Dibandingkan dengan tingkat presisi,
keakuratan alat ukur lebih tinggi karena alat ukur harus digunakan untuk
penggunanya. Jika nilai berubah untuk kondisi yang relatif tidak berubah,
maka alat ukur seperti itu tidak dapat digunakan.
2.4.2 Karakteristik Sensor LM35

Gambar 2.7 Gambar Kaki kaki Sensor LM35

14
1. sensitivitas suhu, skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt / ºC,
sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam Celcius.
2. Memiliki akurasi kalibrasi atau akurasi 0,5ºC pada 25ºC seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.6
3. Memiliki kisaran suhu operasi maksimum -55 ºC hingga +150 ºC
4. Kerjakan voltase dari 4 hingga 30 volt.
5. Memiliki arus rendah kurang dari 60 μA.
6. Memiliki pemanasan yang rendah kurang dari 0,1 ºC di udara diam.
7. Ini memiliki impedansi output yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1
mA.
8. Memiliki nonlinier hanya sekitar ± ¼ºC.
Sensor suhu IC LM35 memiliki akurasi tinggi dan desain yang mudah bila
dibandingkan dengan sensor suhu lainnya, sensor suhu LM35 juga memiliki
impedansi output yang rendah dan linearitas yang lebih tinggi dapat dengan
mudah diakses dengan pengaturan yang mudah disesuaikan dengan
menyesuaikan tab karena output dari suhu LM35 sensor memiliki karakter
linier dengan perubahan 10mV / ° C. Sensor suhu LM35 memiliki resolusi
pengukuran -55 ° C hingga + 150 ° C dengan akurasi ± 0,5 ° C. Tegangan
output sensor suhu IC LM35 dapat dirumuskan Vout LM35 = suhu ° x 10mV.
Sensor suhu LM35 Ada beberapa variasi sebagai berikut:
 LM35, LM35A memiliki rentang pengukuran suhu -55 ° C hingga +
150 ° C.
 LM35C, LM35CA memiliki rentang pengukuran suhu -40 ℃ hingga +
110 ℃.
 LM35D memiliki rentang pengukuran suhu 0 ° C hingga

Gambar 2.8 Grafik Akurasi LM35 terhadap Suhu

15
Sensor LM35 bekerja dengan mengubah jumlahnya. Tegangan ideal yang
keluar dari LM35 adalah 100% C setara dengan 1 volt. Sensor ini memiliki
pemanasan sendiri (self-heating) kurang dari 0,1 ° C, dapat dioperasikan
menggunakan catu daya tunggal dan dapat digunakan dalam antarmuka
kontrol yang sangat mudah. IC LM 35 dikendalikan dalam bentuk Integrated
Circuits (IC), di mana output tegangan output sangat linier terhadap
perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai transformator dari suhu fisik ke
tegangan yang memiliki koefisien 10 mV / ° C yang berarti peningkatan suhu
1 ° C akan meningkatkan tegangan sebesar 10 mV.

Gambar 2.9 Sirkuit Sensor LM35


IC LM35 tidak perlu kalibrasi atau penyesuaian dari luar karena
akurasinya sekitar seperempat derajat Celcius pada suhu kamar. Sensor
berkisar dari -55 ° C hingga 150 ° C, LM35 IC sangat mudah digunakan,
berfungsi sebagai kontrol indikator tampilan catu daya terpisah. LM 35 IC
dapat mengalirkan arus 60 μA dari supplay sehingga panas yang
dihasilkan dengan sendirinya sangat rendah dari 0 ° C di dalam suhu luar.
Untuk membantu Mendeteksi suhu digunakan sensor suhu LM35 yang
dapat dikalibrasi langsung dalam C (celcius), fungsi LM35 sebagai sensor
suhu dasar. Fitur dari LM 35 IC adalah:
 Kalibrasi dalam satuan derajat Celcius.
 Lineritas +10 mV / º C.
 Akurasi 0,5ºC pada suhu kamar.
 Rentang + 2ºC - 150ºC.
 Dioperasikan dengan catu daya 4 V - 30 V.
 Arus mengalir kurang dari 60 μA

16
2.5 Sistem Kontrol loop tertutup
Sistem kontrol umpan balik disebut sistem kontrol loop tertutup, sinyal
umpan balik dapat dibuat sinyal output sendiri atau fungsi sinyal output dan
turunannya disediakan untuk kontrol perbaikan untuk menyelesaikan
masalah dan membawa sistem transfer ke nilai yang diinginkan.

Gambar 2.10 Blok diagram sistem kontrol loop tertutup


Diagram blok di atas menjelaskan mengapa dalam suatu proses sistem
kontrol pasti membutuhkan input, karena proses kontrol untuk keluar
menggantikan input nilai tambah. Jika masih keluar, maka hasilkan lagi
sebagai input lagi, kemudian sampaikan sampai Anda menerima hasil yang
diinginkan. Untuk mengetahui output yang belum disetujui, maka dalam hal
ini untuk umpan balik elemen pengukuran output diperlukan (Yudhi, 2011).
2.5.1 Error Steady State Pada Sistem Kontrol
Kesalahan dalam sistem kontrol dapat menjadi tantangan dengan
banyak faktor. Perubahan pada input referensi akan menyebabkan kesalahan
yang tidak dapat dihindari selama periode sementara dan juga dapat
menyebabkan kesalahan untuk menstabilkan kondisi. Ketidaksempurnaan
dalam komponen sistem, seperti gesekan statistik, serangan balik, dan
amplifikasi amplifier, serta penuaan atau hilangnya kualitas, akan
menyebabkan kesalahan dalam kondisi mapan. Namun, di bagian ini, kami
tidak akan membahas kesalahan karena ketidaksempurnaan dalam
komponen sistem. Sebagai gantinya, kami akan menggunakan beberapa
jenis sistem input (Ogata, 2010).
Sistem kontrol fisik apa pun yang secara inheren menyebabkan
kesalahan status permanen sebagai respons terhadap jenis input tertentu.
Ketika suatu sistem mungkin tidak memiliki kesalahan dalam kondisi input
dalam langkah-langkah, tetapi sistem yang sama dapat menyebabkan
kesalahan dalam kondisi tetap non-nol di jalur input. (Satu-satunya cara kita

17
dapat menghilangkan kesalahan ini adalah dengan mengubah struktur
sistem.)
Klasifikasi Sistem Kontrol. Sistem kontrol dapat disetujui sesuai dengan
kebutuhan mereka mengikuti langkah-langkah input, input ramp, input
parabola, dan sebagainya. Ini adalah input yang direvisi yang masuk akal,
karena input yang sebenarnya dapat dikembalikan. Karena kesalahan input
adalah kondisi kesalahan input sistem (Ogata, 2010).
2.5.2 Spesifikasi Respons Transien
Seringkali, fitur-fitur khusus dari sistem kontrol ditentukan dalam hal
tanggapan sementara terhadap input unit-step, karena mereka mudah
diproduksi dan cukup drastis. (Jika respons terhadap langkah input
diketahui, secara matematis diharapkan untuk menghitung respons terhadap
input apa pun.) Respons sementara suatu sistem terhadap input unit-langkah
tergantung pada kondisi awal. (N. Rifa'I P. S. G. Asa, 2014)
Untuk kenyamanan dalam membandingkan respons sistem, adalah
praktik umum untuk menggunakan standar sistem awal dan semua turunan
waktu dari nol. Maka karakteristik respons banyak sistem dapat dengan
mudah dibandingkan. Respons transien dari sistem kontrol praktis
menampilkan osilasi teredam sebelum mencapai kondisi mantap. Dalam
menentukan karakteristik respons transien sistem kontrol terhadap input
unit-step, adalah umum untuk menentukan yang berikut:
1. Konstanta waktu (t)
2. Waktu Berkendara (tr)
3. Waktu Tunda (td)
4. Sesuaikan Waktu (ts)
Perumusan hubungan tolok ukur praktis dengan tolok ukur demokratis:
 t = konstanta waktu, ukuran waktu yang disepakati dari kecepatan
respons, diterima dari t = 0 untuk mencapai 63,2% dari kondisi mapan.
 Tr = waktu naik, ukuran waktu yang disepakati oleh reson dianggap
telah muncul penuh. Diukur melalui tanggapan yang mencapai 5%
hingga 95% atau 10% 90% dari kondisi tunak (R. Riezk B, 2015)
tr (5% -s / d95% = t1919.....................................................(2.1)

18
Dengan yang sama
tr (10% -s / d95% = tIn19 ...................................................(2.2)
 Td = waktu tunda, ukuran waktu yang dinyatakan sebagai respons
keluaran, dibandingkan dengan input, dari t = 0 hingga d, responsnya
mencapai 50% dari kondisi mapan.
100
𝑡𝑑 𝑡10% = 𝜏In
100 − 50
𝑡𝑑 = 𝜏I𝑛2

 ts = pengaturan waktu, ukuran waktu yang ditentukan sebagai respons


yang dianggap dalam kondisi mapan, dipahami dari t = 0 hingga
respons berada pada 5%, 2%, atau 0,5% di sekitar kondisi mapan.
(Larasati, 2018)
100
𝑡𝑑 (𝑡10%) = 𝜏In
100 − 95
𝑡𝑑 = 𝜏I𝑛20

2.6 Fuzzy Logic


2.6.1 Sistem Logika Fuzzy
Fuzzy berarti kabur, kabur atau tidak jelas. Fuzzy adalah istilah yang
digunakan oleh Lotfi A Zadeh pada bulan Juli 1964 untuk disetujui oleh
kelompok / set yang dapat dibedakan dari set lainnya berdasarkan derajat
yang didukung oleh mereka yang tidak terlihat (samar-samar), tidak seperti
set klasik yang dapat dipanggil menjadi dua Asosiasi anggota atau bukan
anggota (Kusuma Dewi, 2002)
Dalam set klasik hanya dua pertanyaan yang diketahui dalam fungsi
lingkup, yang dimaksudkan untuk memasukkan set perjanjian (logika 1)
atau mungkin melibatkan di luar keanggotaannya (logika 0). Fungsi
penilaian ini dikembangkan dalam teori himpunan Fuzzy, di mana nilainya
berada pada interval [0, 1]. Himpunan fuzzy di alam semesta U dapat
didefinisikan sebagai peristiwa kelas 6 (kejadian kelas) dengan tingkat
negosiasi yang terkait dengan fungsi pertemuan μf (u) dalam interval [0,1],
yang menghubungkan setiap u sebagai anggota himpunan di U pembicaraan
semesta. μf (u) menyatakan tingkat partisipasi dalam set Fuzzy F, atau

19
dengan katalis yang disetujui oleh anggota F untuk F. μf (u) = 1 yang
menunjukkan hubungan kuat antara Anda dan set F, jika μf (u) = 0 berarti
itu bukan anggota himpunan F atau u di luar keanggotaan F (Fajar Solikin,
2017).
2.6.2 Struktur Dasar Logika Fuzzy
Pada dasarnya struktur logika fuzzy dapat digambarkan seperti
berikut : Basis Pengetahuan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi, Logika
pengambilan keputusan fuzzy, Fuzzy input output. (Widodo S
Thomas,2005)

Gambar 2.11 Diagram blok stuktur dasar logika fuzzy


Fungsi dari bagian-bagian di atas adalah sebagai berikut:
 Fuzzifikasi
Berfungsi untuk mentransformasikan sinyal masukan yang bersifat
crisp( bukan fuzzy ) ke himpunan fuzzy dengan menggunakan
operator fuzzifikasi.
 Basis Pengetahuan
Berisi basis data dan aturan dasar yang mendefinisikan himpunan
fuzzy atas daerah daerah masukan dan keluaran dan menyusunnya
dalam perangkat aturan kontrol.
 Logika Pengambil Keputusan
merupakan inti dari Logika Fuzzy yang mempunyai kemampuan
seperti manusi dalam mengambil keputusan. Aksi atur fuzzy
disimpulkan dengan menggunakan implikasi fuzzy dan
mekanisme inferensi fuzzy.

20
 Defuzzifikasi
berfungsi untuk mentransformasikan kesimpulan tentang aksi atur
yang bersifat fuzzy menjadi sinyal sebenarnya yang bersifat crisp
dengan menggunakan operator defuzzifikasi (Widodo S Thomas,
2005)
2.6.3 Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy
A. Fungsi representasi linier.
Dalam representasi linier, pemetaan input ke tingkat penilaian diambil
sebagai garis lurus. Formulir ini adalah yang paling sederhana dan
merupakan pilihan yang baik untuk mendiskusikan beberapa konsep yang
tidak jelas. Keadaan linier 8 fuzzy set terdiri dari dua naik linear dan naik
linear. Dalam naik linier, set naik dimulai pada nilai domain yang
memiliki derajat kenaikan nol [0] bergerak langsung ke nilai domain yang
memiliki tingkat koleksi lebih tinggi dengan fungsi asosiasi, seperti rumus
di bawah in

0;
𝑥≤𝑎
i:𝜇 [𝑥] = {(𝑥 − 𝑎)/(𝑏 − 𝑎) 𝑎 ≤𝑥≤
𝑥≥𝑏
1;

Gambar 2.12 Grafik fungsi representasi naik


Sedangkan secara linear menurun, garis lurus dimulai dari nilai domain
dengan nilai derajat tertinggi di sisi kiri, kemudian naik ke nilai domain
yang memiliki tingkat akuisisi lebih tinggi dengan fungsi keanggotaan
(Fajar Solikin, 2011) .
µ[𝑥 ] =
(𝑏 − 𝑥 );
{ 𝑎≤𝑥≤𝑏
0;
𝑥≤

21
Gambar 2.13 Grafik fungsi representasi turun
B. Fungsi keanggotaan segitiga
Parameter 3 (tiga) parameter {a, b, c} yang akan menentukan
koordinat x dari tiga sudut. Kurva ini

µ[𝑥 ] =

0; 𝑥 ≤ 𝑎𝑎𝑡𝑎𝑢𝑥 ≥ 𝑐
{ − 𝑎)/(𝑏 − 𝑎) 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏
(𝑥
(𝑐 − 𝑥)/(𝑐 − 𝑎) 𝑏≤𝑥≤𝑐

Gambar 2.14 Grafik fungsi keanggotaan segitiga


Pada dasarnya itu adalah kombinasi dari dua garis (linier). Untuk
persamaan bentuk ini:
C. Variabel Linguistik.
Vareabel lenguistik dalam terjemahannya diekspresikan dalam bahasa
alami yang dapat diikuti oleh pola pikir manusia di mana nilainya
didefinisikan oleh istilah linguistik. Variabel umum umum yang
sering digunakan adalah besar negatif (BG), media negatif (NM), Nol
(Z), positif kecil (PS), media positif (PM), positif besar (PB) dan
sebagainya.
D. Fuzzyfication.
Fuzzyfication adalah proses mengubah variabel non-fuzzy (crisp)
menjadi variabel fuzzy, vareabel imput (crisp) dipetakan ke dalam
seperangkat fuzzy sesuai dengan variasi yang terkait dengan imput.

22
Memetakan titik numerik (titik garing) x = (x, x, ……, x) є U ke
himpunan fuzzy A dalam semesta percakapan U. Data yang dipetakan
kemudian dikonversi ke bentuk linguistik yang cocok dengan label set
fuzzy telah ditetapkan untuk sistem input variabel. Dalam Pemantauan
ini, ada dua yang berisi pemetaan:
1. Rapat mengatur fungsi fuzzy.
Fungsi representasi yang menggambarkan kurva yang
menggambarkan input dari input ke tingkat keanggotaan antara 0
dan Melalui fungsi keanggotaan yang telah dikompilasi 11 maka
nilai input menjadi informasi fuzzy yang berguna untuk
pemrosesan yang dibuat dengan kabur juga. Banyak hitungan
dalam himpunan fuzzy menentukan jumlah aturan yang harus
dibuat.
2. Label.
Dalam Fuzzy harus memiliki sejumlah pertemuan, jumlah
keanggotaan ini disesuaikan dengan jumlah kebutuhan. Setiap
fungsi dapat ditentukan dengan label atau nama. Dapat dinyatakan
dengan "besar", "sedang", "kecil" atau sesuai dengan keinginan
fungsi keanggotaan kelas F (μ)

Gambar 2.15 input fuzzy dengan 3 fungsi keanggotaan


E. Pengetahuan dasar
Basis pengetahuan terdiri dari fakta (database), dan aturan
(RuleBase). Fakta adalah bagian dari pengetahuan yang mengandung
informasi tentang objek, peristiwa, atau interaksi. Fakta Umum 12
menyatakan kondisi suatu objek. Sedangkan aturan (aturan dasar) berisi
informasi tentang cara menemukan fakta atau hipotesis baru yang sudah
ada.

23
F. Logika pengambilan keputusan
Sering juga disebut sebagai Fuzzy Inference System (FIS) yang
merupakan bagian terpenting dari logika fuzzy. Langkah-langkah yang
diambil dalam makalah ini adalah aturan perjanjian, yang terkait dengan
ketentuan yang berkaitan dengan pemrosesan logika fuzzy dan proses
yang terdiri dari JIKA ... KEMUDIAN aturan, setiap aturan
menghasilkan satu output. Pada dasarnya satu aturan akan secara aktif
membahas persyaratan input untuk memenuhi aturan IF. JIKA aturan
aktif menghasilkan kontrol output yang cocok dengan aturan THEN.
Dalam sistem fuzzy lebih banyak aturan digunakan yang menyatakan
satu atau lebih pernyataan IF. Suatu aturan juga dapat menerima
beberapa kondisi input, yang disepakati dengan AND atau OR untuk
mendapatkan output aturan.
G. Defuzzyfikasi.
Defuzzifikasi adalah proses mengubah output fuzzy dari FIS (fuzzy
inference system) ke output crips. Bentuk umum dari proses
defuzzyfikasi diumumkan oleh:
Z = defuzzier (z) ....................................................... (2.3)
Jika z adalah tindakan kontrol fuzzy, Z adalah tindakan kontrol yang
tajam, dan defuzzifier adalah defuzzifikasi operator. Ada dua jenis
metode defuzzifikasi, yaitu:
Z=defuzzier (z)..........................................................(2.3)
dimana z adalah aksi pengendalian fuzzy, Z adalah aksi
pengendali crisp, dandefuzzifier adalah operator defuzzifikasi.
Terdapat dua macam metode defuzzifikasi, yaitu :
1. Metode Midpoint (Area Tengah, COA) Metode ini
membagi dua saat pengumpulan pertama, dan harga V
yang mengumpulkan garis pembagi adalah harga V
defuzzified (Fajar Solikin, 2011)
∫ 𝑣𝜇𝑣 (𝑣)𝑑𝑣
⋁0
∫ 𝜇 𝑣 (𝑣)𝑑𝑣

24
2. Metode Titik Tengah Maksimum (Mean Of Maximum,
MOM) Merupakan metode defuzzifikas iyang
merepresentasikan nilai titik tengah darikeluaran yang
fungsi anggotanya maximum

∑m ⋁k μv(⋁k )
.⋁ 0 𝐾=1
∑m
𝐾=1 μv(⋁k )

2.7 display 2X16


LCD digunakan sebagai tampilan atau layar yang lebih hemat energi. adalah
kristal cair yang akan aktif jika mengandung tegangan. Input untuk
mengontrol modul ini terdiri dari bus data dari mikrokontroler. LCD adalah
komponen yang biasa digunakan untuk menampilkan simbol, angka atau
huruf. LCD terdiri dari beberapa pin yang digunakan untuk mengontrol
penggunaannya. LCD yang digunakan dalam alat ini adalah M1632 atau enam
belas karakter dengan dua garis. LCD yang digunakan dalam alat ini adalah
LCD dot matrix dengan jumlahnya..

Gambar 2.16 lcd display 2X16


2.8 Motor Servo
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem umpan balik tertutup
dimana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol
yang ada di dalam motorservo. Motor servo terdiri dari sebuah motor DC,
beberapa gear, sebuah potensiometer,output shaft, dan sebuah rangkaian
kontrol eletronik (Putra, 2016).

Gambar 2.17 motor Servo

25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Adapun dibagian bab ini akan dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan dalam
penelitian. Ringkasan ditampilkan dalam flow chart pada Gambar :
3.1 Metode Penelitian

Gambar 3.1 Flow Chard Alur Penelitian


3.1.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk menentukan teori dan konsep serta
acuan standar kinerja yang relevan untuk digunakan menyelesaikan
permasalahan dalam penelitian. Studi literatur ini juga dilakukan untuk
memperoleh gambaran tentang problematika masyarakat mengenai
pengeringan yang selalu tertunda akibat cuaca disekitar yang merupakan
daerah tropis.

26
3.1.2 Perancangan Design Alat Pengering Kopi
Sistem ini dikontrol atas dasar kebutuhan yang ada pada titik yang
sudah di tentukan, Sesuai dengan alur pengambilan data yang dibutuhkan
ada beberapa tahap yang harus dilakukan diantaranya sebagai berikut.

Gambar 3.2 Mesin Pengering Kopi


1. Sensor LM35
2. Kolektor
3. Rak Kopi
4. Pangkon Atas dudukan sensor Load Cell
5. Pangkon bawah dudukan sensor lod cell
6. Box panel control
7. Motor servo
8. Exchaust
9. Plat alumunium
10. Sensor Load cell
11. Tungku pemanas
3.1.3 Rangkaian Keseluruhan Kontrol Mesin pengering Kopi
Rancangan perangkat keras atau rangkaian control pada mesin
pengereing kopi ini dapat dilihat pada Gambar 3.3

27
Gambar 3.3 Rangkaian Keseluruhan Kontrol
3.1.4 Perancangan Blok sistem kontrol Mesin Pengering Kopi
Adapun Cara Kerja Dari Perancangan Sistem Control Mesin Pengering
Kopi Ini Yaitu Dengan Mengontrol Suhu Didalam Oven Yang Sesuai
Dengan Set Point Yang Di Inginkan Dan Nilai Set Pointnya Didapat Dari
Nilai Kadar Air Kopi 12%. Dengan Cara Memanipulas Motor Servo Gas
Dan Motor Servo Keluaran Udara(Exchaust). Keseluruhan Sistem Kontrol
Pada Mesin Pengering Kopi Dijelaskan Dalam Diagram Blok Fuzzy
Controler.

Gambar 3.4 Diagram Blok Sistem Kontrol Themperatur

Gambar 3.5 Diagram blok Logika Fuzzy

28
3.2 perancangan metode control Fuzzy logic
Pada perancangan metode kontrol fuzzy terdapat 3 macam tahapan yaitu
seperti pada gambar 3.3 yaitu : fuzzyfikasi, FIS (fuzzy inference sistem),
defuzzyfikasi 1 dan defuzzyfikasi 2.
3.2.1 Fuzzyfikasi
Variabel fuzzy yang akan digunakan adalah variable input yaitu
variabel eror dan variabel output fuzzy yaitu variable posisi 1 dan variable
posisi 2. Yang masing-masing memiliki 5 himpunan fuzzy yaitu : tutup,
buka ¼, buka ½, buka ¾, buka total. Himpunan output fuzzy tersebut
direpresentasikan dalam bentuk kurva segitiga dan kurva bahu. Kurva
output dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.6 Fungsi Keanggotaan Bukaan Valve Gas

Gambar 3.7 Fungsi Keanggotaan Bukaan Valve Fan

29
Variable error didapat dari hasil set poin Suhu Oven– Suhu actual
yang terbaca oleh sensor LM35 . Variable eror fuzzy terbagi menjadi 5
himpunan fuzzy yaitu : NB (negative big), NS (negative small), Z (zero), PS
(positif small), PB (positif big). Himpunan fuzzy tersebut direpresentasikan
dengan fungsi keanggotaan representasi kurva segitiga dan kurva bahu.
Yang dapat di lihat pada gambar dibawah ini .

Gambar 3.8 Gambar Kurva Fuzzyfikasi Input Eror


Moses fuzzyfikasi dari variable input eror menggunakan fungsi segitiga dan
bahu yang dapat di hitung dengan flow chart segitiga.
3.2.2 Pembuatan Aturan
Pembuatan aturan untuk kontrol Mesin Pengering Kopi menggunakan
fuzzy logic. Aturan-aturan yang digunakan adalah sebagai berikut :
 [R1] Jika error PB Maka Servo Gas Buka Full Dan Servo Fan Nutup
Full
 [R2] Jika Error PS Maka Servo Gas Buka ¾ Dan Servo Fan buka
1/4 , fan hidup.
 [R3] Jika Error Z Maka Servo Gas Buka ½ Dan Servo Fan Buka ½ ,
Fan Hidup.
 [R4] Jika Error NS Maka Servo Gas Buka ½ Dan Servo Fan Buka ¾
Fan Hidup.
 [R5] Jika Error NB Maka Servo Gas Nutup Full Dan Sevo Fan Buka
Full, Fan hidup.

30
3.2.3 FIS (Fuzzy inference system)
Metode yang digunakan pada FIS sistem kontrol Mesin pengering kopi
ini menggunakan metode Fuzyy Mamdani dimana aturan Min-Max
Berlaku Pada metode Fuzzy ini. Maka dari aturan-aturan yang telah
dibuat langkah selanjutnya adalah menghitung nilai output dari posisi 1
servo gas dan 2 servo Fan
3.2.4 Defuzzyfikasi
Defuzzifikasi merupakan Pemrosesan terakhir dalam suatu logika
fuzzydengan mengkonvrensi setiap hasil dari Fuzzy Inference system
yang dioutputkan dalam bentuk fuzzy set kesuatu bilangan real atau
himpunan crips(himpunan tegas). Hasil konvrensi merupakan aksi yang
diambil oleh sistem kendali logika fuzzy.
3.3 Prosedur Pengujian
Pada tahap pengujian alat ini dilakukan beberapa percobaan. Adapun
teknik pengujian, sebagai berikut :
1. Pengujian Sensor LM35
2. Pengujian Sensor DHT11
3. Pengujian Motor Servo
3.4 Pembuatan Laporan
Setelah dilakukan pengujian alat serta pengambilan data kemudian
dilakukan pembuatan laporan, disini data akan diolah menjadi hasil dari
penelitian

3.5 Alat dan Bahan


3.5.1 Alat yang digunakan dalam perancangan
Tabel 3.2 tabel alat
No Alat Keterangan
1 Gerindra DigunkanUntukMemotong
2 Bor DigunkanUntukMembuatLobangPaku
3 Soldir DigunakanUntukMenyambun Kabel
4 Gergaji DigunkanUntukMemotong
5 Tang Pakuripet DigunkanUntukMemasangPakuripet

31
6 Mesin Las DigunkanUntukMenyambungBesi

7 Obeng DigunakanUntukMemasangBaut
8 Kunci Pas DigunakanUntukMemasangBauy
9 Alat ukur DigunakanUntukMengukurBahan
10 Gunting DigunakanUntukMemotong

3.5.2 Bahan yang digunakan dalam perancangan


Tabel 3.3 Tabel Bahan
No Bahan Keterangan
1 Seng Alumunium BahanDinding Oven
2 Galfalum BahanRangka
3 Kaca BahanKacaKolektor
4 Stainlis BahanKolektor
5 Pakuripet BahanPaku
6 Box panel BahanLetakKomponenelektrik

7 Besi BahanPangkon Box. Dan Rak


8 Arduino mega2560 BahanKontrol
9 Arduino uno BahanKontrol
10 Fans Bahan Exhaust
11 TungkuKompor BahanPembakaran
12 Regulator gas BahanPembakaran
13 LPG 3kg BahanPembakaran
14 Sensor Load cell BahanPenghitungBerat
15 Sensor LM35 Bahan Sensor Suhu
16 Sensor DHT11 Bahan Sensor Kelembapan
17 DC TO DC Converter BahanElektrik
19 Terminal Bahan Terminal Untuk Kabel
20 Kabel male female Bahan Kabel Jumper Kearduino
21 Motor Servo BahanPenggerak
22 Kabel Bahan Jumper

32
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Sensor LM35
Hasiil Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dari sensor LM35
(sensor suhu). Pengujian dilakukan dari 1 menit pertama dengan suhu 41.40
°𝐶 sampai menit ke 10 dengan Suhu 61,99°𝐶.
Tabel 4.1 pengujia sensor lm35
NO MENIT LM35(°𝐶)

1 1 41.40

2 2 55.08

3 3 48.61

4 4 53.79

5 5 59.17

6 6 64.24

7 7 65.77

8 8 70.44

9 9 61.53

10 10 61.99

80

60
MENIT
40
RATA-RATA
20 LM53

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Grafik 4.1 Pengujian Sensor LM35

33
Pada grafik 4.1 menunjukan Nilai dari pengujian Suhu Sensor LM35
pada grafik diatas menujukan bahawa dari menit pertama dengan suhu
41.40 °𝐶 sampai mencapai suhu 61.99°𝐶dengan waktu 10 menit.
4.2 Pengujian Sensor DHT11
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sensor DHT11 (sensor
kelembapan). Pengujian juga bertujuan untuk melihat kondisi DHT1,
Pengujian dilakukan dari 1menitpertamasampaimenitke 10.

Tabel 4.2 Pengujian DHT11


NO MENIT DHT11(%)

1 1 42.55

2 2 49.74

3 3 46

4 4 42.75

5 5 40.5

6 6 39.75

7 7 39.25

8 8 39

9 9 38.5

10 10 38.75

60
50
40
30 MENIT

20 RATA-RATA

10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Grafik 4.2 Pengujian Sensor DHT11

34
Pada Grafik 4.2 menunjukan Nilai dari pengujian dari sensor
DHT11(sensor Kelembapan). Pada grafik diatas menunjukan kelembapan
pada menit pertama 42.55% sampai menit 10 mencapai 38.75%
4.3 Pengujian Motor Servo
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dari Motor Servo.
Pengujian juga bertujuan untuk melihat kondisi Motor Servo berjalan dengan
baik atau tidak.
4.3.1 Pengujian Bukaan Motor Servo Gas 70 (°)
Pengujian Motor Servo Valve gas Ini dilakukan Untuk Melihat nilai
Suhu Oven 70 (°𝐶) dengan cara membuka Valve gas Dengan Nilai 70°.
Mulai Dari 1 Menit Pertama sampai menit 8 menit.
Table 4. 3 Tabel Bukaan Motor servo
Menit Suhu Oven (°𝐶) Bukaan Servo
Gas (°)
1 58,22 70

2 60,37 70

3 61,34 70

4 64,24 70

5 65,85 70

6 68 70

7 69,29 70

8 70,36 70

80
70
60 MENIT
50
40 SUHU OVEN
30
20 BUKAAN
10 SERVO
0
1 2 3 4 5 6 7 8

35
Grafik 4.3 Bukaan Motor Servo Gas
Pada Grafik 4.3 menunjukkan Pengujian Motor Servo Valve gas, ini
dilakukan Untuk Melihat nilai Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka
Valve gas 70°. Cara Untuk Mencapai suhu oven 70°𝐶mulai dari 1 menit
pertama dengang suhu 58,22 °𝐶 dengan bukaan motor servo 70°𝐶.
4.3.2 Pengujian Bukaan Motor servo 60 (°)
Pengujian Motor Servo Valve gas Ini dilakukan Untuk Melihat nilai
Suhu Oven 70 (°𝐶) dengan cara membuka Valve gas Dengan Nilai 60 °.
Mulai dari 1 menit pertama sampai 10 menit.
Tabel 4.4 Tabel bukaan Motor servo
Menit Suhu Bukaan Servo
Oven(°𝐶) Gas (°)
1 31,8 60

2 32,23 60

3 37,28 60

4 42.97 60

5 47,48 60

6 54,79 60

7 58,87 60

8 62,73 60

9 66,71 60

10 70,68 60

36
80

60 MENIT

40 SUHU OVEN

20 BUKAAN
SERVO GAS
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Grafik 4.4 Bukaan Motor Servo Gas

Pada Grafik 4.4 menunjukkan Pengujian Motor Servo Valve gas, ini
dilakukan Untuk Melihat nilai Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka
Valve gas 60°. Cara Untuk Mencapai suhu oven 70°𝐶mulai dari 1 menit
pertama dengang suhu 31,8 °𝐶 dengan bukaan motor servo 60°𝐶.
4.3.3 Pengujian Bukaan Motor Servo 50 (°)
Pengujian Motor Servo Valve gas Ini dilakukan Untuk Melihat nilai
Suhu Oven 70(°𝐶) dengan cara membuka Valve gas Dengan Nilai 50 °.
Mulai dari 1 menit pertama sampai 7 menit.
Tabel 4.5 Tabel Bukaan Motor Servo
Menit Suhu Bukaan Servo
Oven(°𝐶) Gas (°)
1 32,98 50

2 34,7 50

3 38,24 50

4 42,43 50

5 49,95 50

6 57,9 50

7 70,9 50

37
80
70
60 MENIT
50
40 SUHU OVEN
30
20 BUKAAN
10 SERVO GAS
0
1 2 3 4 5 6 7

Grafik 4.5 Bukaan Motor Servo Gas


Pada Grafik 4.5 menunjukkan Pengujian Motor Servo Valve gas, ini
dilakukan Untuk Melihat nilai Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka
Valve gas 50°. Cara Untuk Mencapai suhu oven 70°𝐶mulai dari 1 menit
pertama dengang suhu 32,98 °𝐶 dengan bukaan motor servo 50°𝐶.
4.3.4 Pengujujian Bukaan Motor sevo 40 (°)
Pengujian Motor Servo Valve gas Ini dilakukan Untuk Melihat nilai
Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka Valve gas Dengan Nilai 40°.
Mulai dari 1 menit pertama sampai 7 menit.
Tabel 4.6 Tabel Bukaan Motor Servo
Menit Suhu Bukaan Servo
Oven(°𝐶) Gas (°)
1 29,65 40

2 37,6 40

3 49,31 40

4 57,47 40

5 63,27 40

6 67,03 40

7 72,94 40

38
80

60 MENIT

40
SUHU
20
OVEN
0
1 2 3 4 5 6 7

Grafik 4.6 Bukaan Motor Servo Gas

Pada Grafik 4.6 menunjukkan Pengujian Motor Servo Valve gas, ini
dilakukan Untuk Melihat nilai Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka
Valve gas 40°. Cara Untuk Mencapai suhu oven 70°𝐶mulai dari 1 menit
pertama dengang suhu 29,65 °𝐶 dengan bukaan motor servo 70°𝐶.
4.3.5 Pengujian Bukaan Motor servo 30 °
Pengujian Motor Servo Valve gas Ini dilakukan Untuk Melihat nilai
Suhu Oven 70°𝐶 dengan cara membuka Valve gas Dengan Nilai 30°.
Mulai dari 1 menit pertama sampai 7 menit.
Tabel 4.7 Tabel bukaan motor servo
Menit Suhu Bukaan Servo
Oven(°𝐶) Gas(°)
1 31,37 30

2 35,34 30

3 42,22 30

4 47,27 30

5 57,79 30

6 63,38 30

7 70,79 30

39
80
MENIT
60

40 SUHU OVEN
20
BUKAAN
0 SERVO
1 2 3 4 5 6 7

Grafik 4.7 Bukaan Motor Servo Gas


Pada Grafik 4.7 menunjukkan Pengujian Motor Servo Valve gas, ini
dilakukan Untuk Melihat nilai Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka
Valve gas 30°. Cara Untuk Mencapai suhu oven 70°𝐶mulai dari 1 menit
pertama dengang suhu 31,37 °𝐶 dengan bukaan motor servo 70°𝐶.
4.3.6 Pengujian Bukaan Bukaan Motor servo 20 °
Pengujian Motor Servo Valve gas Ini dilakukan Untuk Melihat nilai
Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka Valve gas Dengan Nilai 20°.
Mulai dari 1 menit pertama sampai 5 menit.
Tabel 4.8 Tabel Bukaan motor Servo
Menit Suhu Bukaan Servo
Oven(°𝐶) Gas (°)
1 33,52 20

2 40,18 20

3 48,02 20

4 56,07 20

5 72,94 20

80
MENIT
60

40 SUHU OVEN

20
BUKAAN
0 SERVO
1 2 3 4 5

Grafik 4.8 Bukaan Motor Servo Gas

40
Pada Grafik 4.8 menunjukkan Pengujian Motor Servo Valve gas, ini
dilakukan Untuk Melihat nilai Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka
Valve gas 20°. Cara Untuk Mencapai suhu oven 70°𝐶mulai dari 1 menit
pertama dengang suhu 33,52 °𝐶 dengan bukaan motor servo 70°𝐶.
4.3.7 pengujian Bukaan motor servo 10 °
Pengujian Motor Servo Valve gas Ini dilakukan Untuk Melihat nilai
Suhu Oven 70 °𝐶dengan cara membuka Valve gas Dengan Nilai 10°.
Mulai dari 1 menit pertama sampai 5 menit.
Tabel 4.9 Tabel Bukaan motor Servo
Menit Suhu Bukaan Servo
Oven(°𝐶) Gas(°)
1 30,94 10

2 37,49 10

3 46,08 10

4 54,46 10

5 70,9 10

80
70
60 MENIT
50
40 SUHU OVEN
30
20 BUKAAN
10 SERVO
0
1 2 3 4 5

Grafik 4.9 Bukaan Motor Servo Gas


Pada Grafik 4.9 menunjukkan Pengujian Motor Servo Valve gas, ini
dilakukan Untuk Melihat nilai Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka
Valve gas 10°. Cara Untuk Mencapai suhu oven 70°𝐶mulai dari 1 menit
pertama dengang suhu 30,94 °𝐶 dengan bukaan motor servo 70°𝐶.

41
4.3.8 Pengujian Bukaan Motor Motor servo 0 (°)
Pengujian Motor Servo Valve gas Ini dilakukan Untuk Melihat nilai
Suhu Oven 70°𝐶dengan cara membuka Valve gas Dengan Nilai 0°. Mulai
dari 1 menit pertama sampai 5 menit.
Tabel 4.10 Tabel Bukaan motor Servo
Menit Suhu Bukaan Servo
Oven(°𝐶) Gas(°)
1 33,95 0

2 40,71 0

3 52,1 0

4 61,98 0

5 71,87 0

80
70
60 MENIT
50
40 SUHU OVEN
30
20 BUKAAN
10 SERVO
0
1 2 3 4 5

Grafik 4.10 Bukaan Motor Servo Gas


Pada Grafik 4.10 menunjukkan Pengujian Motor Servo Valve gas, ini
dilakukan Untuk Melihat nilai Suhu Oven 70 °𝐶 dengan cara membuka
Valve gas 0°. Cara Untuk Mencapai suhu oven 70°𝐶mulai dari 1 menit
pertama dengang suhu 33,95 °𝐶 dengan bukaan motor servo Buka Full 0°.

42
4.4 Pengujian Kontrol Fuzzy
Hasil Pengujian Setpoint Suhu Oven Pada Mesin Pengering Kopi Terdapat
Pada Tabel 4.11 Sebagai Berikut:
Tabel 4.11 Tabel Setpoint.
Set Suhu Statu Status
Menit Point Aktual Servo Fan Servo Gas
1 70 38,56 10 31

2 70 40,82 10 31

3 70 50,49 10 31

4 70 67,46 43,58 64,58

5 70 70,58 58,89 79,89

100
80 menit
60
set point
40
20 suhu aktual
0
1 2 3 4 5

Grafik 4.11 Pengujian Kontrol Fuzzy


80

60
set point
thempertur
40
actual
themperatur
20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Grafik 4.11 Grafik Kontro Fuzzy


Grafik di atas enunjukkan respon step kontrol tanpa beban, respon ini
muncul dengan melakukan pengujian sistem kontrol pada pengering kopi
dengan set point 70. Dengan ini didapat nilai rata-rata MAE (Mean
Absolute Error) rata-rata 0,11% dan rata-rata RMSE (Root Mean Square
Error) 1.01%, time constan t = 5.67 Menit, rise time r = 2,94 Menit dan
setting time s = 9,55 menit

43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah Melakukan Perancangan Dan Pembuatan Alat Serta Pengujian,


Maka Dapat Ditarik Kesimpulan Dan Saran Dari Kegiatan Yang Telah Dilakukan
Untuk Pengembangan Tugas Akhir Ini.
5.1 Kesimpulan
Dari Tahapan Secara Keseluruhan Yang Sudah Dilaksanakan Pada
Penyusunan Tugas Akhir Ini Mulai Dari Studi Literatur, Perancangan Dan
Pembuatan Sampai Dengan Pengujian Alat, Maka Dapat Diperoleh
Kesimpulan Bahwa :
1. Respon Themperatur Oven Berjalan Dengan Baik, Suhu Ruangan
Oven Yang Didapat Oleh Sensor LM35 Adalah 70°𝐶 Dalam Waktu
10 Menit.
2. Jika Diatur Setpoint Suhu 70°𝐶, Motor Servo Yg Menggerakkan
Valve Gas, Bisa Bekerja Sesuai Setpoin Yg Sudah Di Atur Dalam
Program Yaitu: Jika Setpoin 70 Maka Motor Servo Akan Bergerak
31° Dan Perlahan Menutup Jika Suhu Stabil Di 80°
3. Motor Servo Fan Yang Digunakan Exchust Bisa Bekerja Dengan
Baik. Motor Servo Fan Ditugaskan Jika Suhu Oven Dibawah 70°𝐶
Maka Motor Servo Fan Tutup 10°, Jika Suhu Oven Stabil 70°𝐶 Maka
Motor Servo Fan Buka 60 °𝐶.
5.2 Saran
Untuk Perkembanagan Dan Menyempurnakan Kinerja Dari Alat Ini, ada
beberapa saran n:
1. Perlu Tambahan Keypad Untuk pengaturan Setpoin Suhu.
2. Perlu Tambahan Fan Untuk Pengeluaran Udara sehingga Sirkulasi
Pembuangan Lebih cepat.

44
DAFTAR PUSTAKA

Danarti dan Najayati, S. 2004. Kopi : Budidaya dan Penanganan Pasca Panen.
Penebar Swadaya: Jakarta.

Fajar Solikin, "Aplikasi Logika Fuzzy Dalam Optimasi Produksi Barang


Menggunakan Metode Mamdani
F. Syarisda, Perancangan Pengendali Model Reference Adaptive Control
(MRAC) Kombinasi PID Untuk Mengendalikan Kecepatan Pada Brushless Direct
Current (BLDC) Motor, Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau, 2018
Kusuma Dewi, S.,"Analisis dan desain sistem fuzzy", GRAHA ILMU
Yogyakarta,2002

Larasati, “Rancang Bangun Sistem Kendali Suhu Pada Penetas Telur Ayam
Berbasis Java Menggunakan Fuzzy Logic Control,” Skripsi Sarjana Thesis,
Universitas Muria Kudus, 2018
Made,A.P.(2018).UJI KINERJA ALAT PENGERING SILINDER
VERTIKAL PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG.In Skripsi. Universitas
Lampung.
N. Rifai, P. S. G. Asa, “Penerapan Algoritma Kendali Proportional Integral
Derivative Pada Sistem Real Time Untuk Mempelajari Tanggapan Transien,”
Prosiding SENTIA, vol. 6, no. 2, pp. A37-A41, 2014
Putra,E.D. (2016). APLIKASI PENGENALAN ANGKA MENGGUNAKAN
WEBCAM UNTUK LENGAN ROBOT PENULIS ANGKA. yoyakarta:
UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Robusta. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Rizeki, B. Setiyono, and M. Riyadi, “Perancangan Sistem Kontrol Motor
Berbasis Kontrol PID Dengan Menggunakan Mikrokontroller Atmega8535 Pada
Sizing Process Sistem Weaving I Greige di PT. APAC INTI CORPORA,” Jurnal
Ilmiah Teknik Elektro, vol. 4, no. 3, pp. 771-779, Nov. 2015

Taufiq, M. (2004). PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU


PENGERINGAN PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU
PENGERINGAN . In Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Widodo S Thomas, “System Neuro Fuzzy”. Penerbit Graha Ilmi, Yogyakarta,
2005.
Yudhi, S. (2011). KENDALI KELEMBABAN OTOMATIS DENGAN
SENSOR KELEMBABAN SHT11 BERBASIS MIKROKONTROLER. In
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

45
LAMPIRAN
PENGUJIAN

1. data Kalibrasi sensor LM35

Menit Lm35 (1) Lm35 (2) Lm35 (3) Lm35 (4)


1 38.35 42.43 42.65 42.54

2 37.06 42.86 49.63 45.76

3 37.60 45.55 59.40 51.89

4 37.38 48.98 70.04 58.76

5 37.92 52.85 80.24 65.64

6 38.89 56.50 89.91 71.65

7 40.50 59.73 88.19 74.66

8 42.43 59.19 109.89 70.25

9 43.51 58.55 74.77 69.29

10 43.83 57.79 77.77 68.54

1 38.35 42.43 42.65 42.54

2. Data kalibrasi Sensor DHT11

Menit DHT11 (1) DHT11 (1) DHT11 (2) DHT11 (2)


1 62.00 39.00 46.00 34.00

2 74.00 44.00 47.00 34.00

3 52.00 51.00 46.00 35.00

4 31.00 59.00 45.00 36.00

5 25.00 59.00 39.00 39.00

6 25.00 59.00 33.00 42.00

7 25.00 59.00 30.00 43.00

46
8 25.00 59.00 27.00 45.00

9 25.00 59.00 24.00 46.00

10 25.00 59.00 25.00 46.00

1 62.00 39.00 46.00 34.00

3. Data Kalibrasi Motor Servo 70


Menit Suhu actualBukaan servo
1 58.22 70

2 58.33 70

3 59.73 70

4 60.37 70

5 62.09 70

6 61.34 70

7 62.95 70

8 63.49 70

9 64.24 70

10 64.78 70

11 65.53 70

12 65.85 70

13 66.71 70

14 68.00 70

15 67.57 70

16 68.64 70

17 69.29 70

18 69.93 70

47
19 70.15 70

20 70.36 70

4. Data kalibrasi servo Bukaan 60

Menit Suhu actualBukaan servo


1 31.47 60

2 32.01 60

3 32.23 60

4 31.80 60

5 31.47 60

6 31.90 60

7 32.23 60

8 32.55 60

9 33.95 60

10 34.81 60

11 35.13 60

12 36.42 60

13 37.28 60

14 38.46 60

15 39.10 60

16 40.82 60

17 42.11 60

18 42.97 60

19 43.61 60

20 44.69 60

48
21 46.41 60

22 47.48 60

23 48.88 60

24 50.49 60

25 52.31 60

26 53.17 60

27 54.79 60

28 55.97 60

29 57.36 60

30 58.87 60

31 60.37 60

32 61.77 60

33 62.73 60

34 64.24 60

35 64.88 60

36 66.71 60

37 68.64 60

38 69.07 60

39 70.68 60

5. Data kalibrasi servo Bukaan 50


Menit Suhu actualBukaan servo
1 32.55 50

2 32.98 50

3 32.98 50

4 33.30 50

49
5 33.73 50

6 34.05 50

7 34.70 50

8 35.88 50

9 37.17 50

10 38.24 50

11 39.42 50

12 40.71 50

13 42.43 50

14 44.37 50

15 45.33 50

16 46.84 50

17 48.45 50

18 49.95 50

19 52.21 50

20 54.03 50

21 55.86 50

22 57.90 50

23 62.84 50

24 65.96 50

25 68.54 50

26 70.90 50

6. Data kalibrasi servo Bukaan 40


Menit Suhu actualBukaan servo

50
1 29.11 90

2 29.54 50

3 29.65 40

4 29.65 40

5 30.19 40

6 31.47 40

7 32.33 40

8 32.76 40

9 34.70 40

10 37.60 40

11 39.75 40

12 42.00 40

13 43.83 40

14 45.33 40

15 46.84 40

16 49.31 40

17 49.31 40

18 51.89 40

19 55.11 40

20 55.86 40

21 57.47 40

22 59.19 40

23 61.45 40

24 62.31 40

25 63.27 40

51
26 64.13 40

27 65.64 40

28 67.03 40

29 69.50 40

30 69.72 40

31 68.75 40

32 69.61 40

33 72.94 40

7. Data kalibrasi servo Bukaan 30


Menit Suhu actualBukaan servo
1 31.69 90

2 31.90 50

3 31.37 30

4 32.33 30

5 32.76 30

6 32.33 30

7 33.19 30

8 35.34 30

9 36.31 30

10 38.24 30

11 39.42 30

12 42.22 30

13 44.15 30

14 45.33 30

15 47.27 30

52
16 49.63 30

17 53.28 30

18 54.68 30

19 57.79 30

20 60.69 30

21 63.38 30

22 67.03 30

23 69.07 30

24 70.79 30

8. Data kalibrasi servo Bukaan 20


Menit Suhu actualBukaan servo
1 33.41 20

2 33.73 20

3 34.05 20

4 33.95 20

5 33.52 20

6 34.91 20

7 35.56 20

8 36.31 20

9 38.67 20

10 40.18 20

11 41.89 20

12 44.80 20

13 46.51 20

14 48.02 20

53
15 51.35 20

16 54.14 20

17 56.07 20

18 59.19 20

19 61.66 20

20 66.49 20

21 68.75 20

22 72.94 20

9. Data kalibrasi servo Bukaan 10

Menit Suhu actualBukaan servo


1 30.40 10

2 29.97 10

3 30.40 10

4 30.94 10

5 30.83 10

6 31.80 10

7 33.09 10

8 34.16 10

9 36.09 10

10 37.49 10

11 39.42 10

12 42.00 10

13 43.08 10

14 46.08 10

54
15 47.91 10

16 52.31 10

17 54.46 10

18 57.15 10

19 61.23 10

20 63.81 10

21 67.03 10

22 70.90 10

10. Data kalibrasi servo Bukaan 0


Menit Suhu actualBukaan servo
1 32.98 0

2 33.09 0

3 32.87 0

4 33.09 0

5 33.95 0

6 34.70 0

7 34.81 0

8 36.09 0

9 40.71 0

10 42.11 0

11 45.44 0

12 48.77 0

13 52.10 0

14 52.96 0

15 56.18 0

55
16 58.98 0

17 61.98 0

18 64.13 0

19 66.28 0

20 67.35 0

21 71.01 0

22 71.87 0

56
LAMPIRAN
DATA GAMBAR

1. Gambar Motor Servo Gas

2. Gambar Motor Servo Exchaust

57
3. Gambar Mesin Pengering Kopi

58
59
60
LAMPIRAN
PROGRAM KONTROL

1. Program Kontrol Fuzzy


#include <Wire.h>
#include <Servo.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <dht11.h>
#include <Servo.h>
#include "max6675.h"
#define DHT11PIN1 7
//#define DHT11PIN2 8
dht11 DHT11_1;
const int thermoDO = 4;
const int thermoCS = 5;
const int thermoCLK = 6;
Servo servoFan;
Servo servoGas;

// Set the LCD address to 0x27 for a 16 chars and 2 line display
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F,16,2);

int reading = 0;
int sensorPin = A0;
int thermo = 0;

//dht11 DHT11_2;

const int relayF = 22; //Fan pin


const int relayP = 23; //pematik pin
const int srG = 9; //servo gas pin
const int srF = 10; // servo Fan pin

const int ledPin = 13;

const int pLM0 = A0;//A0 Kaca


const int pLM1 = A1;//A1 Colector
const int pLM2 = A5;//A2 Seng Atas
const int pLM3 = A3;//A3 Seng Bawah
const int pLM4 = A6;//A4 Suhu Ruangan

unsigned long waktusebelumnya = 0;


unsigned int periode = 1000;

float setpoint = 40.0;


int count = 0;

61
int mntcount = 0;
float data0,data1,data2,data3,data4,suhu0,suhu1,suhu2,suhu3,suhu4;
Servo ServoFan;
Servo ServoGas;
int posGas = 90;
int posFan = 30;

float buff,temp;
float buf[10];

float rule[5];
float rule01,rule02,rule03,rule04,rule05;
float miuer[5];
float e = 0;
float et = 0;

int outFan,outGas;
bool relaystate = false;

void printdata(float SETPOINT,float SUHU4,float ERR,float OUTTPOS,float


OUTFAN,float OUTGAS)
{
unsigned long waktusekarang = millis();

if ((unsigned long)(waktusekarang-waktusebelumnya) >= periode)


{
if(count == 60)
{
mntcount++;
Serial.print(mntcount);
Serial.print(" ; ");
Serial.print(SETPOINT);
Serial.print(" ; ");
Serial.print(SUHU4);
Serial.print(" ; ");
Serial.print(ERR);
Serial.print(" ; ");
Serial.print(OUTTPOS);
Serial.print(" ; ");
Serial.print(OUTFAN);
Serial.print(" ; ");
Serial.print(OUTGAS);
Serial.print(" ; ");
Serial.print("\n");
waktusebelumnya = millis();count = 0;
}
}
count++;

62
}

rule01=miuer[0];
rule02=miuer[1];
rule03=miuer[2];
rule04=miuer[3];
rule05=miuer[4];

float bufmiu=rule01+rule02+rule03+rule04+rule05;
float out=(rule01*0)+(rule02*18)+(rule03*45)+(rule04*63)+(rule05*90);
//float out=(rule01*30)+(rule02*45)+(rule03*60)+(rule04*75)+(rule05*90);
float outt=(out/bufmiu);
return outt;
}
void allocationcontrol(float OUTPOS,float *OUTFAN,float *OUTGAS)
{
float refFan = 100;
float refGas = 121;

*OUTFAN= refFan - OUTPOS;


*OUTGAS= refGas - OUTPOS;
if(OUTPOS >= 0 & OUTPOS <= 32)
{
*OUTFAN = 90;
*OUTGAS = 90;
digitalWrite(ledPin,LOW);
}
else
{
*OUTFAN= refFan - OUTPOS;
*OUTGAS= refGas - OUTPOS;
if(OUTPOS < 90)
{
digitalWrite(ledPin,LOW);
}
else
{
digitalWrite(ledPin,HIGH);
}
}
// if(OUTPOS > ref1 | OUTPOS < ref2)
// {
// outstate = digitalWrite(relay2,HIGH);
// *OUT2=(ref2-OUTPOS)*outstate;
// }
}

void setup() {

63
// set up the LCD's number of columns and rows:
Serial.begin(9600);
pinMode(ledPin,OUTPUT);
digitalWrite(ledPin,true);
analogReference(INTERNAL1V1);
pinMode(pLM0,INPUT);
pinMode(pLM1,INPUT);
pinMode(pLM2,INPUT);
pinMode(pLM3,INPUT);
pinMode(pLM4,INPUT);
ServoGas.attach(9);
ServoGas.write(90);
ServoFan.attach(10);
ServoFan.write(0);
lcd.begin();
lcd.backlight();
// Print a message to the LCD.
// lcd.begin();
// lcd.backlight();
// lcd.setCursor(0,0);
// lcd.print("Temperature:");
}

void loop() {
// set the cursor to column 0, line 1
data0 = analogRead(pLM0);
data1 = analogRead(pLM1);
data2 = analogRead(pLM2);
data3 = analogRead(pLM3);
data4 = analogRead(pLM4);

int chk1 = DHT11_1.read(DHT11PIN1);

suhu0 = data0 / 9.309; //Data Temperature Kaca


suhu1 = data1 / 9.309; //Data Temperature Colector
suhu2 = data2 / 9.309; //Data Temperature Seng Atas
suhu3 = data3 / 9.309; //Data Temperature Seng Bawah (Berada di Oven)
suhu4 = data4 / 9.309; //Data Temperature Oven

e = setpoint - suhu4;
fuzzyfikasi_err(e);
float tempmiu1=miuer[0];
float tempmiu2=miuer[1];
float tempmiu3=miuer[2];
float tempmiu4=miuer[3];
float tempmiu5=miuer[4];
float outpos=defusout();
float outFan,outGas;

64
allocationcontrol(outpos,&outFan,&outGas);//,&relaystate);
ServoFan.write(outFan);
ServoGas.write(outGas);
//digitalWrite(ledPin,&relaystate);

printdata(setpoint,suhu4,e,outpos,outFan,outGas);
}

65
66

Anda mungkin juga menyukai