OLEH:
NAMA: NIM:
2. Metode Scoring.
Adalah suatu metode dimana masing-masing kategori diberi peringkat,
misalnya : Sangat Baik = 5, Baik = 4, Sedang = 3, Kurang = 2 dan
Sangat Kurang = 1. Penentuan skor tersebut tergantung dari pada penilai,
misalnay makin kecil peringkat makin besar peluangnya, demikian dengan
sebaliknya.
Tabel 2a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan
Metode Scoring.
NO KATAGORI SCORE BANDUNG JAKARTA SURABAYA MEDAN
Point Score Point Score Point Score Point Score
1 Sangat baik 5 2 10 5 25 0 0 1 5
2 Baik 4 6 24 3 12 2 8 1 4
3 Sedang 3 2 6 2 6 4 12 4 12
4 Kurang 2 1 2 1 2 5 10 2 4
5 Sangat 1 0 0 0 0 0 0 3 3
Kurang
Jml 11 42 11 45 11 40 11 27
3. Index Material
Index material merupakan hasil bagi antara berat bahan mentah
ditambah berat bahan pembantu dibagi dengan berat barang jadi, contoh :
Jika Index Material lebih besar dari satu (IM > 1), berarti tidak
semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi menjadi
barang jadi atau terdapat sisa bahan yang tidak dapat digunakan,
maka dalam hal ini TKP cenderung berada di TBM (Tempat
barang mentah).
Jika Index Material sama dengan satu (IM = 1), berarti semua
bahan baku yang digunakan dalam proses produksi menjadi barang
jadi habis dipergunakan, maka dalam hal ini TKP didirikan dimana
saja. Hanya resiko kerusakan barang dari angkutan maka TKP
ditempatkan pada DK (Daerah Konsumen).
Akta pendirian CV
Surat Keterangan Domisili Perusahaan
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Pengesahan Pengadilan
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Pendiri (Direktur dan Komisaris) minimal terdiri dari 2 orang atau lebih
Nama Perusahaan
Susunan pemegang saham (pendiri wajib mengambil bagian dalam
saham)
Akta pendirian harus disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM
Menetapkan nilai Modal dasar dan modal disetor (nilai modal setor
minimal 25% dari modal dasar)
Klasifikasi perusahaan :
Semua orang pasti ingin mendirikan sebuah perusahaan yang dimiliki secara
pribadi yakni perusahaan perseorangan. Dengan adanya perusahaan ini seorang
pengusaha memiliki wewenang untuk menjalankan sebuah proses ekonomi di
dalamnya. Mereka mendirikan sebuah perusahaan perseorangan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi dan mencarai keuntungan untuk melanjutkan
hidupnya. Untuk itulah mereka berupaya untuk mendirikan sebuah perusahaan
perseorangan. Namun ketika ingin mendirikan sebuah perusahaan perseorangan kita
harus memperhatikan syarat dan prosedur pendirian perusahaan perseorangan.
Dalam pembahasan kali ini kita akan mengupas tuntas menegai syarat yang
diperlukan dalam mendirikan perusahaan perseorangan dan prosedur pendiriannya.
Pertama kita akan membahas mengenai syarat pendirian perusahaan perseorangan,
setidaknya ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Hal pertama yang harus anda miliki sebagai pengusaha yakni harus
menemukan sumber daya manusia dan alam yang sesuai dengan usaha anda,
jumlah total modal harus dikalkulasikan dengan baik dan benar. Modal bisa
diperoleh dari kantong pribadi atau tabungan, pinjaman dari sanak keluarga
atau saudara, pinjaman dari lembaga keuangan Bank dan non Bank.
2. Kedua adalah harus menyusun dan membuat pembukuan yang berisi tentang :
3. Ketepatan dan kepatuhan dalam membayar pajak, ada beberapa jeenis pajak
yang harus dibayarkan, antara lain : pajak penghasilan (PPH), Pajak
pertambahan nilai produk baik barang dan jasa, pajak bumi dan bangunan dan
pajak penjualan atas barang mewah.
Itulah beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh para pengusaha sebelum
mendirikan perusahaan perseorangan. Selanjutnya pemembahasan mengenai
prosedural pendirian perusahaan perseorangan.
Permohonan atau pengajuan surat izin dagang atau SIUP bisa diajukan
kepada pejabat penerbitan SIUP dengan menyertakan surat permohonan yang
ditandatangani oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang bersangkutan
diatas materai, dan surat atau dokumen lainnya yang sesuai dengan
Permendag no 36 tahun 2007 pada lampiran II.
Izin gangguan
Mungkin kita masih bertanya-tanya apa itu izin gangguan, dalam pasal
1 angka 3 Permendagri no 27 tahun 2009 disebutkan bahwasannya izin
gangguan merupakan pemberian izin tempat usaha/aktivitas perekonomian
bagi pribadi maupan kelompok di suatu lokasi tertentu yang tentunya riskan
terjadi gangguan, kerugian, bahaya dan tempat-tempat yang telah ditentukan
oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.