Anda di halaman 1dari 3

NAMA : HIRZUL MUTTAQIN

NIM : 1703511079
KELAS : B
FAKULTAS : PETERNAKAN
TARI SINGO ULUNG
Tari Singo Ulung adalah kesenian tradisional dimana para penarinya menggunakan
kostum menyerupai singa dan menari layaknya singa. Kesenian satu ini sekilas hampir mirip
dengan kesenian barongsai, namun yang membedakan adalah kostum yang digunakan lebih
sederhana dan tema yang dibawakan berbeda. Tari Singo Ulung ini merupakan salah satu
kesenian tradisional yang sangat terkenal dan menjadi kebanggaan masyarakat Bondowoso,
Jawa Timur.

Menurut sumber sejarah yang ada, Tari Singo Ulung diciptakan oleh Kiai Singo Wulu,
yaitu seorang tokoh masyarakat dan pendiri desa Blimbing, daerah Bondowoso. Tari Singo
Ulung ini terinspirasi dari sejarah berdirinya desa Blimbing. Menurut cerita sejarah yang
berkembang di masyarakat, awalnya Kiai Singo Wulu merupakan seorang pendatang
dan pendakwah dari daerah lain. Dalam perjalanannya dia berhenti di sebuah hutan dan
berteduh di bawah pohon belimbing. Kedatangan Kiai Singo Wulu tersebut ternyata
membuat murka penguasa hutan disana yang bernama Jasiman, dan terjadilah perkelahian
antara keduanya. 
Dalam perkelahian itu mereka sama sama menggunakan kayu rotan yang ada di hutan
tersebut sebagai senjata mereka. Dengan kesaktiannya, Kiai Singo Wulu kemudian berubah
wujud menjadi harimau putih. Hingga akhirnya Jasiman tidak mampu melawan dan
menyerah. Dalam percakapan setelah pertarungan tersebut, kemudian Jasiman menyadari
bahwa ternyata mereka berasal dari perguruan yang sama. Setelah mengenal Kiai Singo Wulu
lebih jauh, kemudian Jasiman pun merasa kagum dengan kehebatan dan sifatnya yang
sederhana. Hal tersebut kemudian membuat Jasiman sadar dan masuk Agama Islam. Karena
kekaguman itu juga yang membuat Jasiman ingin menikahkannya dengan adiknya.
Tidak hanya sampai disitu, mereka bertiga kemudian memutuskan untuk membangun
sebuah desa di daerah hutan tersebut dan beri nama desa Blimbing, yang menjadi tempat awal
pertemuan mereka. bersama dengan masyarakat yang ada, mereka membangun sebuah desa
yang makmur dan sejahtera. Atas jasanya tersebut, kemudian masyarakat disana mengangkat
Kiai Singo Wulu sebagai kepala desa pertama di desa Blimbing. Untuk mengenang awal
berdirinya desa itu kemudian dibuatlah suatu kesenian yang menggambarkan awal berdirinya
desa tersebut, dan jadilah Tari Singo Ulung yang masih secara rutin dipertunjukan setiap
tahunnya hingga sekarang di Bondowoso.
Dalam pertunjukan Tari Singo Ulung ini dikemas menjadi seperti sebuah cerita yang
menceritakan dari pertemuan kiai singo ulung dan Jasiman hingga dibangunnya desa. Dalam
pertunjukan tersebut terdapat penari singa, panji (menggambarkan Jasiman), dua orang yang
menggunakan rotan (menggambarkan pertarungan Jasiman dan Kiai Singo Wulu), penari
perempuan ( menggambarkan istri Kiai Singo Wulu) dan kiai (menggambarkan Kiai Singo
Wulu). Penari tersebut sambil menari, mereka juga berdialog layaknya sebuah drama. Selain
itu dalam pertunjukan Tari Singo Ulung ini juga terdapat beberapa atraksi dari penari singa
sehingga membuat pertunjukannya menarik. Dalam pertunjukan Tari Singo Ulung ini juga
terdapat beberapa music pengiring gamelan sederhana seperti kendang, terompet  dan lain –
lain.
Kostum yang digunakan oleh para penari Tari Singo Ulung ini berbeda – beda setiap
peran yang dibawakan. Untuk penari singo menggunakan kostum seperti singa yang terbuat
dari tali raffia berwarna putih. Tali tersebut diurai sehingga terlihat seperti bulu. Kepala singa
yang digunakan bentuknya hampir sama kepala singa pada Singo Barong, Reog Ponorogo.
Untuk kostum panji atau Jasiman menggunakan kostum seperti Tari Topeng. Kemudian
untuk penari wanita menggunakan busana tradisional seperti kebaya dan sampur sebagai
attribute menarinya. Dan penari warok dengan menggukan pakaian serba hitam dengan kaos
merah – putih khas Madura dan membawa rotan atau cemethi sebagai attribute menarinya.
Dalam perkembangannya, Tari Singo Ulung ini  menjadi suatu tradisi yang secara
rutin dipentaskan di desa Blimbing setiap tahunnya pada bulan syaban untuk acara bersih
desa. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di acara peringatan hari jadi Bondowoso.
Tari Singo Ulung ini masih terus dilestarikan dan di pelajari oleh beberapa sanggar seni
disana. Selain ditampilkan pada acara besar, tarian ini juga di tampilkan di acara lain seperti
penyambutan tamu dan festival budaya. Hal ini dilakukan sebagai upaya melestarikan dan
memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang kesenian Tari Singo Ulung ini.

Anda mungkin juga menyukai