Anda di halaman 1dari 3

INTERAKTIF DEMOKRASI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU
A. Subhan Amir, S.Sos., M.Si

OLEH

Muhammad Ayub

C031211031

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
PEMBAHASAN

Demokrasi adalah pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang paling penting dalam
pelaksanaan system pemertinahan suatu negara atau biasa disebut dengan system pemerintahan dari
rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Sebagai negara demokrasi atau negara yang berkedaulatan rakyat,
Indonesia memegang paham demokrasi Pancasila karena, Pancasila merupakan dasar dari negara
indonesia itu sendiri, Pancasila juga merupakan ciri khas/ identitas dari indonesia sendiri sehingga
seluruh warga negara indonesia menggunakan Pancasila sebagai pandangan hidup mereka. Mengenai
demokrasi, banyak ahli yang mempunyai pandangan berbeda tentang pengertian, aspek-apek, bentuk-
bentuk, serta tradisi dari demokrasi ini sendiri. Salah satu ahli, Carlos Alberto Torres (1998) memandang
demokrasi dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu “formal democracy”, dan “substantive democracy”.
Substantive democracy adalah demokrasi yang menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu
dilakukan. Empat bentuk proses demokrasi tersebut diantaranya; protective democracy, developmental
democracy, equilibrium democracy/ pluralist democracy, dan participatory democracy.

Proses Demokrasi dapat diidentifikasikan dalam empat bentuk demokrasi;

a. Protective Democracy Konsep/ bentuk protective democracy ini merujuk pada perumusan
Jeremy Bentham dan James Mill ditandai oleh kekuasaan ekonomi pasar, di mana proses pemilihan
umumnya dilakukan secara regular sebagai upaya dari kekuasaan ekonomi pasar tersebut untuk
memajukan kepentingan pasar dan melindunginya dari tirani negara.

b. Developmental Democracy Konsep/ bentuk developmental democracy ini ditandai oleh


konsepsi model manusia sebagai individu yang posesif, yakni manusia sebagai yang dikompromikan
dengan konsepsi manusia sebagai atau mahluk yang mampu mengembangkan kekuasaan atau
kemampuannya. Di samping itu, juga menempatkan democratic participation (partisipan demokrasi)
sebagai central route to self development.

c. Equilibrium Democracy atau Pluralist Democracy Konsep/ bentuk equilibrium democracy atau
pluralist democracy ini merupakan konsep yang dikembangkan oleh Joseph Schumpeter, yang
berpandangan perlunya penyeimbangan nilai partisipasi dan pentingnya apatisme, dengan alasannya
bahwa apatisme(sikap acuh tak acuh/ sikap cuek) di kalangan mayoritas warga negara menjadi
fungsional bagi demokrasi karena partisipasi yang intensif sesungguhnya dipandang tidak efisien bagi
individu yang rasional. Selain itu ditambahkan bahwa partisipasi membangkitkan otoritarianisme yang
laten dalam massa dan memberikan beban yang berat dengan tuntutan yang tak bisa dipenuhi.

d. Participatory Democracy Konsep/ bentuk participatory democracy ini merupakan konsep yang
diteorikan oleh C.B. Machperson yang dibangun dari pemikiran paradoks dari J.J.Rousseau yang
menyatakan bahwa kita tidak dapat mencapai partisipasi yang demokratis tanpa perubahan lebih dulu
dalam ketakseimbangan sosial dan kesadaran sosial, tetapi juga kita tidak dapat mencapai perubahan
dalam ketakseimbangan sosial dan kesadaran sosial tanpa peningkatan partisipasi lebih dulu. Dengan
kata lain, perubahan sosial dan partisipasi demokratis perlu dikembangkan secara bersamaan karena
satu sama lain saling memiliki ketergantungan. Fungsi utama dari partisipasi dalam konsep ini adalah
sebagai sifat edukatif dalam arti yang sangat luas. Hal ini penting karena partisipasi demokrasi mampu
mengembangkan dan memantapkan kepribadian yang demokratis. Sehingga peranan negara bisa dilihat
dari dua sisi yaitu, “method dan content”. Untuk sisi method, mencangkup gambaran politik seperti
pemilihan umum. Sedangkan untuk sisi content ini berkenan dengan partisipasi politik rakyat dalam
urusan publik. Baik dari sisi method maupun content, demokrasi telah dan akan terus berkembang
secara dinamis sejalan dengan perkembangan pemikiran manusisa mengenai kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat global.

KESIMPULAN

Indonesia sebagai negara demokrasi atau negara yang berkedaulatan rakyat. Perlu mengetahui
apa saja proses yang berjalan dari demokrasi tersebut. Dari salah satu aspek yang dijelaskan oleh Carlos
Alberto Torres (1998) yaitu asepk substantive democracy. Substantive democracy merupakan demokrasi
yang merujuk dalam proses demokrasi tersebut. Empat aspek/ bentuk yang dapat diidentifikasi proses
demokrasinya antara lain; protective democracy (konsepnya bertujuan untuk memajukan kepentingan
pasar dan melindunginya dari tirani negara), developmental democracy (konsep model manusia sebagai
individu yang posesif), equilibrium democracy atau pluralist democracy (konsep penyeimbangan nilai
partisipasi dan pentingnya apatisme), dan participatory democracy (konsep perubahan sosial dan
partisipasi demokratis perlu dikembangkan secara bersamaan karena satu sama lain saling memiliki
ketergantungan)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia (2016). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk Perguruan Tinggi. Jakarta;
Ristekdikti.

Anda mungkin juga menyukai