Anda di halaman 1dari 3

TRADISI PEMIKIRAN POLITIK DAN ASPEK

DEMOKRAS MENURUT CARLOS ALBERTO


TORRES (1998)

Oleh:

Fatmawati
(K011201205)

Program Studi (S1)


Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
A. Demokrasi
Istilah demokrasi sudah merupakan kata yang merakyat dan
membumi, sehinga cakupannya menjadi luas dan digunakan bukan saja
menunjuk pada politik praktis melainkan seluruh aspek kehidupan
manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat.
Misalnya Demokrasi Ekonomi, Demokrasi Sosial. Pada awalnya, istilah
demokrasi ini merupakan kata yang berasal dari Latin yaitu, “demos” dan
“cratein atau cratos” ; dimana demos berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat dan cratein berarti kekuasaan atau kedaulatan. Intinya rakyat yang
berkuasa, atau pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
B. Tradisi pemukiran politik demokrasi
Demokrasi dapat dikaji dari 3 tradisi pemikiran politik. Menurut
Torres, 3 tradisi pemikiran politik itu, antara lain : (a) Classical
Aristotelian Theory; (b) Medieval Theory; (c) Contemporaray Doctrine.
a) Classical Aristotelian Theory, demokrasi diartikan sebagai
pemerintahan seluruh warganegara yang memenuhi syarat
kewarganegaraan.
b) Medieval Theory menekankan penerapan Roman Law dan popular
sovereignity, sehingga demokrasi diartikan sebagai suatu landasan
kekuasaan tertinggi di tangan rakyat
c) Contemporary Doctrine yang menekankan konsep Republican maka
demokrasi disini diartikan sebagai bentuk pemerintahan yang murni.
C. Carlos Alberto Torres (1998) Demokrasi dapat ditunjau dari 2 aspek
Lebih jelas lagi, Torres memandang demokrasi dari 2 aspek, yakni sebagai
formal democracy dan substantive democracy. Berikut penjelasannya:
a) Formal democracy yang dilihat adalah demokrasi sebagai suatu sistem
pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dari dalam berbagai
pelaksanaan demokrasi di berbagai negara. Dalam suatu negara
demokrasi, misalnya demokrasi dapat dijalankan dengan
menerapkan sistem presidensial atau sistem parlementer.
b) Substantive democracy yang dilihat adalah bagaimana proses
demokrasi itu dilakukan. Proses demokrasi itu dapat diidentifikasi
dalam empat bentuk demokrasi. Antara lain:
1. Protective democracy menitik beratkan kepada kekuasaan ekonomi
pasar, sehingga proses pemilu dilakukan reguler untuk memajukan
kegiatan pasar dan melindunginya dari tirani negara;
2. Developmental democracy memandang manusia sebagai makhluk
yang dapat mengembangkan kemampuan dan kekuasaan dirinya,
serta menempatkan partisipasi demokratis sebagai jalur utama bagi
pengembangan diri
3. Equilibrium democracy atau pluralist democracy menekankan
penyeimbangan nilai partisipasi dan pentingnya apatisme, sebab
apatisme di kalangan mayoritas warganegara menjadi fungsional
bagi demokrasi. Partisipasi yang intensif dipandang tidak efisien
bagi individu yang rasional
4. Participatory democracy menekankan bahwa perubahan sosial dan
partisipasi demokratis perlu dikembangkan secara bersamaan
karena satu sama lain saling memiliki ketergantungan.
Oleh sebab itu perlu diadakan pendidikan tentang demokrasi dengan
wahananya yaitu pendidikan kewarganegaraan, sebab ethos demokrasi bukan suatu
warisan tetapi sebagai suatu konsep yang harus dipelajari dan dialami atau
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar pustaka:
Yust. 2012 "Demokrasi dan HAM"
http://yustinusmf.blogspot.com/2012/04/demokrasi-dan-ham.html?m=1 diakses
pada 11 Oktober 2020
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=4781

Anda mungkin juga menyukai