12
Daftar Isi
313
lmunologi Dasar Edisi ke-10
314
Bab 12.Autoimunitas
A
utoimunitas adalah respons imun wanita 10 kali lebih sering dibanding pria
terhad~p antigen jaringan sendiri (Gambar 12.1).
yang d1sebabkan oleh mekanisme
normal yang gagal berperan untuk mem-
pertahankan self-tolerance sel B, sel
I. KRITERIAAUTOIMUN
T atau keduanya. Penyakit autoimun Untuk membuktikan bahwa autoimunitas
adalah kerusakanjaringan atau gangguan merupakan sebab penyakit tertentu, di-
fungsi fisiologis yang ditimbulkan oleh perlukan sejumlah kriteria yang harus
respons autoimun. Perbedaaan tersebut
dipenuhi, seperti halnya postulat Koch
adalah penting, oleh karena respons imun
untuk penyakit infeksi mikroorgansime.
dapat terjadi tanpa disertai penyakit atau
Ada 6 butir yang diperlukan untuk menen-
penyakit yang ditimbulkan mekanisme
tukan kriteria autoimunitas (Tabel 12.1).
lain (seperti infeksi).
Bukti terbaik adanya autoimunitas
Dalam populasi, sekitar 3,5% orang
menderita penyakit autoimun, 94% dari pada manusia adalah transfer pasif IgG
jumlah tersebut berupa penyakit Grave melalui plasenta yang terjadi pada ke-
(hipertiroidism), diabetes melitus tipe hamilan trimester ketiga. Hal ini dapat
I, anemia pemisiosa, artritis reumatoid, menerangkan terjadinya penyakit auto-
tiroiditis, vitiligo, sklerosis multipel dan imun sementara pada janin dan neonatus
LES. Penyakit ditemukan lebih banyak (Tabel 12.2). Contoh beberapa penyakit
pada wanita (2,7 x dibanding pria), di- autoimun dan autoantigennya terlihat
duga karena peran hormon. LES mengenai pada Tabel 12.3.
LES I
Skleroderma I
Polimiositis
RA
Sindroma Sjogren I
Trombositopenia autoimun I
Miastenia gravis
Tirotoksikosis Grave I
Gambar 12.1 lnsidens penyakit autoimun yang meningkat pada wanita
315
lmunologi Dasar Edisi ke-10
Tabel 12.2 Penyakit yang dapat diinduksi lgG dan dapat ditransfer melalui
plasenta
Antibodi maternal yang berperan Penyakit yang diinduksi pada neonatus
Horman yang merangsang tiroid Penyakit Grave neonatus
Molekul adhesi membran basal Pemfigoid neonatus
epidermal
Sel darah merah Anemia hemolitik
Trombosit Trombositopenia
Reseptor asetilkolin Miastenia gravis neonatus
Rodan La Lupus kulit neonatus dan heart block kongenital
komplit
316
Bab 12.Autoimunitas
317
lmunologi Dasar Edisi ke-10
III. PERAN GENETIK PADA gen tunggal dapat juga menimbulkan auto-
AUTOIMUNITAS imunitas. Studi keluarga atau kembar me-
nunjukkan kontribusi genetik dalam semua
Seperti halnya dengan penyakit kronis
penyakit autoimun dan autoimunitas sub-
yang kompleks, terjadi interaksi antara
faktor genetik dan lingkungan yang kritis klinis yang lebih sering ditemukan pada
dan penting dalam terjadinya penyakit anggota keluarga (Tabel 12.5).
autoimun. Kontribusi genetik pada penyakit Ciri kuat peran faktor genetik terlihat
autoimun hampir selalu melibatkan gen pada hubungan antara berbagai penyakit
multipel. Namun demikian defek sejumlah autoimun dan varian MHC (Tabel 12.6).
Tabel 12.5 Peran genetik pada autoimunitas-risiko meningkat pada saudara dengan penyakit
autoimun
Frekuensi Frekuensi Risiko Frekuensi Risiko Risiko
pen yak it penyakit meningkat pen ya kit meningkat meningkat
dalam pad a pad a pada subyek pada saudara pada subyek
populasi subyek kembar sakit kembar kembar
saudara
(%) dengan kembar yang (%) identik di- dibanding
saudara sakit* banding denga n
sakit (%) dengan populasi
saudara umumnya
bukan kembar
RA 8 Bx 30 3,5x 30x
IDDM 0,4 6 15x 34 5,7x 85,5x
Spondilosis
0,13 7 54x 52 7,1x 383x
ankilosis
Sklerosis
0, 1 2 20x 26 13x 260x
multipel
LES 0, 1 2 20x 24 12x 140x
* peningkatan ri siko pada saudara menunjukkan baik faktor genetik maupun lingkungan
318
Bab I2. Autoimunitas
Tabet 12.6 Mekanisme hubungan antara beberapa penyakit autoimun yang sering
ditemukan dengan MHC
Penya kit Hubungan MHC Spesifisitas molekul Hubungan dengan
patogenesis
RA DR4 + DR1 Sekuens 5 asam Tidakjelas
amino dalam ikatan
?Pengaruh ikatan
peptida di lekuk HLA-
peptida antigen
DR
dengan MHC
IDDM DR3 + DR4 Asam amino tunggal Seperti di atas
di posisi 57 dalam
rantai ~ dari HLA-DQ
Penyakit autoimun DR1*03 (dalam Tidak diketahui, Tidak jelas,
organ spesifik: OM hubungan dengan tetapi haplotip ini tetapi haplotip ini
tipe I, penyakit haplotip A 1 B8 DR3 berhubungan dengan berhubungan dengan
Addison , anemia Dq2) promotor polimorfisme TNF kadar tinggi dan
pernisiosa dalam gen TNF-a respons antibodi kuat
IV. FAKTOR IMUN YANG antigen. MBP yang dilepas oleh infeksi dan
BERPERAN PADA meningkat (oleh kerusakan sawar darah-
AUTOIMUNITAS otak/inflarnasi virus) akan mengaktifkan
sel B dan T yang irnunokompeten dan me-
A. Sequestered antigen n irnbulkan ensefalomielitis pasca infeksi.
In:flamasi jaringan dapat pula menirnbulkan
Sequestered antigen adalah antigen
perubahan struktur pada self antigen dan
sendiri yang karena letak anatominya,
tidak terpajan dengan sel B atau sel T pembentukan determinan baru yang dapat
dari sistem imun. Pada keadaan normal, memacu reaksi autoimun (Gambar 12.3).
sequestered antigen dilindungi dan tidak
ditemukan untuk dikenal sistem imun. B. Gangguan presentasi
Perubahan anatomik dalam jaringan
seperti inflamasi (sekunder oleh infeksi, Gangguan dapat terjadi pada presentasi
kerusakan iskemia atau trauma), dapat antigen, infeksi yang meningkatkan respons
memajankan sequestered antigen dengan MHC, kadar sitokin yang rendah (misalnya
TGF-~) dan gangguan respons terhadap
sistern imun yang tidak terjadi pada ke-
adaan normal (Gambar 12.2). Contohnya lL-2. Pengawasan beberapa sel autoreaktif
protein lensa intraokular, sperma dan diduga bergantung pada sel Ts atau Tr.
MBP. Uveitis pasca trauma dan orchitis Bila te1jadi kegagalan sel Ts atau Tr,
pasca vasektomi diduga disebabkan maka sel Th dapat dirangsang sehingga
respons autoimun terhadap sequestered menimbulkan autoimunitas. Respons imun
319
lmunologi Dasar Edisi ke- I0
Proses Autoimunitas
antigen / sel ular
friii>-+-If.*-+ @ ~( ~/)-!;.
~ Presentas1 '
Sinyal
@ ~I~I p
Sel pejamu
*
~(
ke sel T
Sekuestrasi Ag normal
Autoantibodi terhadap Ag tersebut
..... ~p ~(
II I
~-· {@ ~
Makrofag
aktif lnflamas1 dan DTH lokal
Sel plasma
~~
~ poliklonal
Seleksi timus normal nampaknya menghasilkan beberapa sel Th self reaktif. Kelainan dalam
proses ini dapat memproduksi sel Th self rea ktif lebih banyak. Aktivasi sel T reaktif ini terj adi
melalui berbagai cara, baik sebagai aktivasi poliklonal sel B yang menginduksi respons
autoimun yang menghasilkan kerusakan jaringan . Kemungkinan besar berbagai mekanisme
terlibat pada setiap penyakit autoimun .
320
Bab I2.Autoimunitas
Ag reaksi silang
dengan auto Ag
/ pada jaringan jantung
Reaksi silang
Ag/ko~pleks Ag - -
Peptida dari
Ag spesifik
D "-
m1kroba ~I Ag mikroba
~ ~ Thspesifik
~ -~ untuk Ag mikroba
I ~ selT
~Selplasma
~ ~ thdautoAg 1
f j~ }I., ,,,t;,~
321
lmunologi Dasar Edisi ke-10
Tabel 12.7 Defek produksi sitokin atau sinyal yang dapat menimbulkan
autoimunitas
Sitokin atau protein Defek Dampak
TNF-a Ekspresi berlebihan IBD, artritis, vaskulitis
TNF-a Ekspresi yang kurang LES
Antagonis IL-1 R Ekspresi yang kurang Artritis
IL-2 Ekspresi berlebihan IBD
IL-7 Ekspresi berlebihan IBD
IL-10 Ekspresi berlebihan IBD
IL-2R Ekspresi berlebihan IBD
IL-10R Ekspresi berlebihan IBD
IL-3 Ekspresi berlebihan Sindrom demielinisasi
IFN-y Ekspresi berlebihan di kulit LES
TGF-p Ekspresi yang kurang Systemic wasting syndrome
dan IBD
TGF-pR pada sel T Ekspresi berlebihan LES
322
Bab 12. Autoimunitas
Tabel 12.8 Kemiripan molekular: antigen mikrobial dan auto antigen yang terlibat
Self antigen dengan Penyakit yang terjadi oleh kemiripan
Antigen mikroba
struktur mirip molekular*
M protein Antigen ditemukan pada Demam reuma
Streptokok grup A otot polos
Heat Shock Protein Protein self-heat shock Diduga berhubungan dengan beberapa
Bakteri penyakit autoimun namun belum terbukti
Protein nuklear B4 Dekarboksilasi glutamat IDDM
koksaksi sel pulau-pulau pankreas
Glikobakter Ganglioside dan glikolipid Sindrom Guillan-Barre
Kampilobakter berhubungan dengan
ieiuni mielin
* Pada umumnya, lebih mudah untuk membuktikan adanya kesamaan molekula r antara
mikroba dan self-antigen dibanding membuktikan kesamaan dalam patogenesis penyakit
323
lmunologi Dasar Edisi ke- 10
D Streptokok grup A
DQ
D
1 lnfeksi
I Antibodi I
~ // l\ ~ Reaksi silang
. ~\\I/~ I/ An dengan Ag
A) : ,te/ \ } . sel otot jantung
324
Bab 12.Autoimunitas
kerusakan dan penyakit demam reuma. tahun. Infeksi streptokok ditemukan pada
Penyakit menghilang bila bakteri dielimi- 28%, klamidia pada 1,5% dan pada satu
nasi dan tidak terjadi produksi antibodi. kasus masing-masing ditemukan infeksi
spesies mikoplasma, yersinia, HBV dan
b. Sindrom Reiter dan artritis reaktif tuberkulosis. Klinis berupa nodul terutama
Infeksi saluran cema oleh salmonela, pada ekstremitas bawah di permukaan
sigela atau kampilobakter dan saluran ekstensor, namun lesi dapat pula ditemu-
kencing oleh Klamidia trakomatis atau kan di kaki atau lengan bawah. Dapat
Ureaplasma urealitikum dapat memacu pula ditemukan sindrom Lofgren yang
sindrom Reiter yang berupa triad uretritis, terdiri atas eritema nodosum, limfadeno-
artritis dan uveitis. In:flamasi insersi tendon pati hilus bilateral dan poliartritis terutama
dan ligamen pada tulang merupakan ciri di pergelangan kaki seperti halnya juga
sindrom Reiter dan artritis reaktif. Pende- terlihat pada sarkoidosis. Berbagai infeksi
rita dengan artritis perifer asimetris, sakit yang berhubungan dengan eritema nodo-
tumit dan tendon akiles dapat merupakan sum terlihat pada Tabel 12.10.
ciri utama. Sel-sel infiamasi ditemukan
dalam cairan sinovia. d. Bakteri lain
Dua protein envelop Yersinia enterokolitis
c. Eritema nodosum
memiliki epitop yang sama dengan domen
Eritema nodosum biasanya terjadi pada ekstraselular reseptor TSH. Pada sindrom
orang dewasa usia antara 18 tahun - 33 Guillain-Barre, antibodi terhadap gang-
325
lmunologi Dasar Edisi ke-10
liosid manusia bereaksi silang dengan dan relaps sering terjadi setelah melahirkan.
endotoksin C. jejuni. Antibodi kolon Pengangkatan ovarium mencegah awitan
yang ditemukan pada kolitis ulseratif autoimunitas spontan pada hewan (ter-
bereaksi silang dengan E.coli. Antigen utama LES) dan pemberian estrogen mem-
dalam T.cruzi juga dapat bereaksi silang percepat awitan penyakit. Hormon hipofisa,
dengan antigen otot jantung dan susunan prolaktin menunjukkan efek stimulator
saraf perifer dan memacu beberapa lesi terutama terhadap sel T. Kadar prolaktin
imunopatologik seperti terlihat pada yang timbul tiba-tiba setelah kehamilan
penyakit Chagas (Tabel 12.11). berhubungan dengan kecenderungan ter-
jadinya penyakit autoimun seperti AR.
B. Hormon
Studi epidemiologi menemukan bahwa C. Obat
wanita lebih cenderung menderita penyakit Banyak obat berhubungan dengan efek
autoimun dibanding pria. Wanita pada samping berupa idiosinkrasi dan patoge-
umumnya juga memproduksi lebih ban yak nesisnya te1jadi melalui komponen auto-
antibodi dibanding pria yang biasanya imun (Gambar 12.6). Konsep autoimun
merupakan respons proinfalamasi Thl. melibatkan 2 komponen yaitu respons
Kehamilan sering disertai dengan mem- imun tubuh berupa respons autoagresif
buruknya penyakit terutama artritis reumatik dan antigen. Hal yang akhir sul it untuk di-
Virus
Koksaki B Miokard
Koksaki 8 Dekarboksilase asam glutamat
E8V gp 110 RA dengan epitop sel T Dw4
(DNAJ hsp E.koli)
Oktamer H8V Protein dasar mielin
Glikoprotein HSV Reseptor asetilkolin
Hemaglutinin campak SubsetselT
Gag p32 retrovirus! RNA U-1
326
Bab 12. Autoimunitas
~r'~(
,.
Self antigen
' TT
..1_
..1_T ..1_
'"
Autoantibodi '
Diproses ,
presentasi
~
keselT/
+
lmunokompeten
"" terhadap self antigen
Hapten obat atau •
bakteri atau virus
Gambar 12.6 Pembentukan atau mutasi genetik
autoantibodi
327
lmunologi Dasar Edisi ke-10
struktur radikal bebas self antigen yang duga dapat menimbulkan efek terhadap
meningkatkan imunogenesitas. sistem imun, baik in vitro maupun in
vivo dan kadang serupa autoimunitas
E. Oksigen radikal bebas
Tabel 12.13). Salah satu bentuk yang
Bentuk lain dari kerusakan fisis dapat sudah banyak diteliti antara lain adalah
mengubah irnunogenesitas self antigen reaksi terhadap silikon. Silikon adalah
terutama kerusakan self molekul oleh kristal nomnetal, elemen ringan dan
radikal bebas oksigen yang menimbulkan bentuk dioksidnya disebut silika. Pajanan
sebagian proses in:flamasi. Pernicu lainnya inhalasi debu silikon yang berhubungan
adalah stres psikologi dan faktor makanan. dengan pekerjaan dapat menimbulkan
penyakit yang disebut silikosis. Respons
F. Logam imun yang terjadi dapat berupa produksi
Berbagai logam seperti Zn, Cu, Cr, Pb, ANA, RF dan beberapa karyawan menun-
Cd, Pt, perak dan metaloid (silikon) di- jukkan gejala serupa LES atau sindrom
Tabel 12.13 Berbagai logam yang berhubungan dengan autoimunitas pada manusia
Jenis logam Jenis respons autoimun Penyakit
Kadmium Auto-Ab terhadap laminin1 Tidak dilaporkan
Krom Antibodi antinuklear Sindrom serupa LES, pemfigus
Tern bag a Autoimun terhadap SOM Tidak dilaporkan
Em as Auto-Ab anti-Ro, auto-Ab terhadap Penyakit ginjal autoimun .
trombosit, ANA trombositopenia autoimun , sindrom
serupa LES , pemfigus
Tim ah Autoantibodi lgM terhadap NF160 Tidak dilaporkan
dan MBP
Autoantibodi lgG terhadap NF-68
dan GFAP
Litium Autoantibodi terhadap tiroglobulin/ Penyakit autoimun tiroid , sindrom
peroksidase tiroid/sel parietal serupa LES
gaster/, ANA
Merkuri Autoantibodi terhadap fibrilarin/ Penyakit ginjal autoimun ,
laminin 1/ DNA/ tiroglobulin liken planus, penyakit serupa
skleroderma
Platinum ANA Tidak dilaporkan
Silikon ANA Penyakit serupa skleroderma
Perak Autoantibodi terhadap fibrilarin Tidak dilaporkan
Seng Sampai sekarang tidak dilaporkan Gerombol sklerosis multipel
328
Bab 12.Autoimunitas
kerusakan sel (llA) atau stimulasi reseptor atau blokade (llB) pada
beberapa penyakit ditemukan kedua mekanisme
329
lmunologi Dasar Edisi ke-10
untuk self protein yang menimbulkan (sirosis), kulit (sklerosis sistemik) dan
gangguan fungsi tanpa terjadinya ginjal (fibrosis interstisial dan glomerular).
inflamasi atau kerusakan jaringan. Feno- Untuk fibrosis tidak ada pengobatan yang
mena ini jelas terlihat pada autoimunitas efektif.
endokrin dengan autoantibodi yang me-
nyerupai atau menghambat efek hormon VII. DIAGNOSIS AUTOIMUNITAS
seperti TSH, yang menimbulkan aktifitas
berlebihan atau kurang dari tiroid . A. Antibodi dalam serum
Banyak akibat yang berat dan irever- Menemukan auto-antibodi dalam serum
sibel penyakit autoimun disebabkan oleh pada umumnya dilakukan dengan 4 cara
endapan matriks protein ekstraselular di yaitu RIA (Tabel 12.15), EUSA (Tabel
organ yang terkena. Proses fibrosis ini 12.16), imunofluoresensi , elektroforesis
dapat menimbulkan gangguan fungsi countercurrent. Imunofluoresensi merupa-
misalnya di paru (fibrosis paru), hati kan cara yang paling kurang sensitif. RIA
330
Bab I 2. Autoimunitas
memerlukan reagens mahal. ELISA meng- Jaringan hewan dapat digunakan bila
hindari penggunaan radioisotop, tetapi mengandung antigen sama dengan manusia,
memerlukan peralatan khusus. Elek- tetapi beberapa autoantigen terbatas
troforesis countercurrent mudah dikerja- pada jaringan manusia atau cell line
kan, murah, tetapi relatif insensitif.
manusia. Jaringan dibuat dengan kriostat
dan segera dibekukan (-20°C). Gambaran
B. l munofluoresensi
nuklear untukANAS berguna tetapi tidak
IFT digunakan untuk menemukan banyak diagnostik(Tabel 12.19).
autoantibodi dalam serum (Tabel 12.17
dan 12.18). Spesimen biopsi dapat diperiksa
dengan cara imunohistikimia. Endapan C. Pemeriksaan komplemen
imunoglobulin yang terjadi karena reaksi
Meskipun kadar kornplemen normal, namun
dengan organ atau antigen spesifik untuk
konsumsinya dapat diketahui dengan meng-
jaringan. Cara ini terutarna penting untuk
diagnosis penyakit antibodi basal mernbran ukur pecahan atau produk aktivasinya
glomerulus dan penyakit bulosa kulit. (Tabel 12.20).
Tabel 12.17 IFT indirek untuk antibodi nonorgan spesifik yang jarang
Autoantibodi Substrat khas Gamba ran Relevansi klinis
pewarnaan utama
ANA Human cell line (HEp2 Semua nukleus Tes skrining untuk
atau hati tikus) penyakit reumatik
Sentromer Hep2 Sentromer kromosom Sklerosis sistemik
manusia terbatas (sindrom
CREST)
SMA Lambung , hati, ginjal Otot polos mis. Hepatitis kronis aktif
tikus Membran mukosa,
Kerusakan hati
otot kelenjar
nonspesifik (lemah)
intergastrik dan tunika
media arteri
AMA Ginjal, hati, lambung Semua mitokondria Sirosis bilier primer
tikus terutama tubulus
distal ginjal
Antibodi endomisial Esofagus kera Sarkolemna fibril otot Penyakit coeliac,
polos) dermatitis
herpetiformis
ANCA Neutrofil manusia Sitoplasmik Granulomatosis
Wegener; poliarteritis
(cANCA)
mikroskopik
Perinuklear (pANCA) Banyak bentuk
vaskulitis
331
lmunologi Dasar Edisi ke- 10
Tabel 12.18 IFT indirek untuk antibodi organ spesifik yang sering
Autoantibodi Substrat khas Gamba ran Ditemukan klinis
pewarnaan utama (referensi
kasus)
Antibodi sel parital Lambung tikus Hanya sel parital Anemia pernisiosa
gaster
Antibodi adrenal Adrenal manusia Sel kortikal adrenal Penyakit Addison
idiopatik
Antibodi sel pulau Pankreas manusia Pulau sel- ~ pankreas IDDM
pankreas
Antibodi kul it Kulit manusia atau Semen interselular Pemfigus vulgaris
bibir kelinci intra-epidermal
Membran basal Pemfigoid bulosa
epidermal
332
Bab 12.Autoimunitas
Reinduksi anergi
(mis. beberapa Menghilangkan
terapi peptida) kostimulasi
,' (mis. antibodi
,,'
,, anti CD28)
333
lmunologi Dasar Edisi ke-10
Butir-butir penting
334