Anda di halaman 1dari 27

Jurnal Civic Hukum

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jch
Volume
18 3, Nomor 1, Mei 2018
P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN GADGET (SMARTPHONE)


TERHADAP KEPRIBADIAN DAN KARAKTER (KEKAR)
PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 9 MALANG

Fahdian Rahmandani, Agus Tinus, M. Mansur Ibrahim


FKIP Universitas Muhammadiyah Malang
Email : fahdianrahmandani@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan gadget (smartphone) yang terlalu berlebihan dan tidak sewajarnya akan
menimbulkan pengaruh terhadap kepribadian dan karakter peserta didik. Kepribadian
peserta didik seharusnya menjadi perhatian khusus dalam menanamkan karakter kepada
mereka. Karena antara kepribadian dan karakter tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
tumbuh-kembang peserta didik. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk: (a) Mengetahui
penggunaan gadget (smartphone) oleh peserta didik di SMA Negeri 9 Malang, (b)
Mendeskripsikan kepribadian dan karakter peserta didik yang menggunakan gadget
(smartphone) di SMA Negeri 9 Malang, dan (c) Mendeskripsikan solusi penggunaan
gadget (smartphone) yang ideal oleh peserta didik di SMA Negeri 9 Malang. Penelitian ini
menggunakan teknik penelitian deskriptif kualitatif. Dimana peneliti berusaha memberikan
gambaran secara sistematis dan cermat berdasarkan fakta – fakta aktual dan sifat – sifat
populasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah – masalah aktual dan
mengumpulkan data. Pengumpulan data diperoleh dengan teknik wawancara, angket,
observasi dan dokumentasi. Adapun informan yang digali informasinya yakni Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan, Guru PPKn, Guru Agama Islam, Guru BK, Guru IPS, Guru IPA
dan Siswa - siswi Kelas XI SMA Negeri 9 Malang. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: (a) Hampir semua peserta didik di SMAN 9
Malang memiliki dan menggunakan gadget, khususnya smartphone. Rata-rata waktu
peserta didik menggunakan gadgetnya selama 3 sampai lebih dari 7 jam untuk membuka
media sosial. (b) Kepribadian peserta didik yang menggunakan gadget (smartphone)
cenderung lebih pasif seperti individualis, tertutup, kurang peduli dengan sekitarnya dan
rasa sosial dari anak kurang. Sedangkan karakternya memiliki kecenderungan lebih apatis,
pola pikirnya cenderung irasional, mencari mudahnya saja dan kurang mempunyai simpati.
(c) Penggunaan gadget (smartphone) yang ideal yaitu dengan memberikan banyak
pemahaman kepada peserta didik dan menerapkan program yang memiliki hubungan
dengan penggunaan gadget (smartphone). Hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan
sebagai berikut: (a) Semua peserta didik di SMAN 9 Malang menggunakan gadget
(smartphone). (b) Terjadi penyimpangan kepribadian dan demoralisasi karakter peserta
didik yang aktif menggunakan gadget (smartphone). (c) Solusi ideal yaitu dengan memberikan
banyak pemahaman, dan sekolah sudah menerapkan program berbasis gadget (smartphone).

Kata Kunci : Analisis, Penggunaan Gadget (Smartphone), Kepribadian Karakter.

ABSTRACT
The use of gadgets (smartphone) which is too excessive and not reasonable will be
impacting on the personality and character of students. Personality of students should be
particular concern on instilling character for them. Because between the personality and
the character will greatly affect the growth and development of students. Thus this
research aims to: (a) Knowing the use of gadgets (smartphone) by students at State High
School 9 Malang, (b) Describe the personality and character of students who use gadgets
(smartphone) in State Senior High School 9 Malang, and (c) Explaining solutions use
gadgets (smartphone) which is ideal by students at State Senior High School 9 Malang.

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


18
19

This research uses techniques of research descriptive qualitative. Where researchers tried
to give an idea systematically and meticulously based on actual facts and the characteristic
of certain populations. This research aiming to solve the actual problems and collect the
documents. collection of documents were obtained by interview, questionnaire,
observation and documentation. As for informant who unearthed the information that is
Vice Principal of Student, Teacher of PPKn, Teacher of Islamic Religious, Teacher of BK,
Teacher IPS, Teacher of Science and Student Class XI of State Senior High School 9
Malang. Based on research that has been done, the results are as follows: (a) Almost all
the students at State Senior High School 9 Malang have and use gadgets, particularly
smartphones. The average time students use the gadget for 3 to more than 7 hours to
playing social media. (b) The personality of students who use gadgets (smartphone) tend
to be more passive as individualistic and less concerned with the surroundings and the
childs less has the social sense. While the characters have a tendency to be apathetic,
the mindset is tends irrational, seeking ease and have less sympathy. (c) The use of
gadgets (smartphone) ideal that is to give a lot of understanding to of students and
implement programs that have a relationship with the use of gadgets (smartphone). The
result of research obtained can be summed as follows: (a) All of students at State Senior
High School 9 Malang using gadgets (smartphone). (b) There is a personality disorder and
demoralization of character for students active using gadgets (smartphone). (c) The ideal
solution is to give a lot of understanding, and school has implemented a program the based
of gadgets (smartphone).

Keywords: Analysis, Using Gadget (Smartphone), Character.

PENDAHULUAN lebih dari 100 juta pengguna smartphone


Perkembangan teknologi dan informasi aktif. Hal tersebut membuat Indonesia akan
saat ini mengalami kemajuan yang sangat berada di peringkat 4 dunia sebagai negara
pesat, ditandai dengan kemajuan pada dengan pengguna smartphone terbanyak
bidang informasi dan teknologi. Salah satu (Wahyudi, 2015:34).
teknologi yang banyak digemari saat ini Orang yang memiliki smartphone
yaitu gadget (smartphone). Hal ini akan lebih rajin untuk mencari informasi.
diungkap oleh penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil survey, para pengguna
oleh Strategy Analytics. Terbukti, smartphone rata-rata menggunakan
pengguna ponsel pintar (gadget) hingga perangkatnya lebih dari dua jam per hari.
akhir tahun 2014 lalu telah mencapai dua Selama waktu tersebut, mereka cenderung
miliar orang. Dengan capaian itu, setidaknya menggunakan perangkatnya sehari-hari
satu dari tiga orang di dunia telah menjadi untuk internet (24 menit 49 detik), sosial
pengguna smartphone. Pengguna ponsel media (17 menit 29 detik), musik (15
pintar dunia tumbuh 37% dari tahun 2013 menit 38 detik) dan bermain games (14
menjadi 2,1 miliar orang di tahun 2014. menit 26 detik) (Setiamanah, 2013:7).
Dapat diprediksi pengguna ponsel pintar Sebuah studi di Inggris tentang
global akan tumbuh 22% pada tahun 2015. penggunaan alat-alat elektronik saat ini
Artinya, 35% dari 7,2 miliar populasi dunia mempublikasikan, sekitar 22 juta orang
di tahun 2015 akan menggunakan ponsel atau sekitar 45 persen mengakui mereka
pintar (Salam, 2015:19). menggunakan ponsel untuk menelepon,
Berdasarkan data dari emarketer, mengirim SMS, menggunakan sosial
pada tahun 2018 Indonesia akan memiliki media dan email lebih sering dari pada

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
19
20

harus pergi ke ruang sebelah untuk diungkap dalam laporan itu. Salah satu
mengobrol dengan anggota keluarga temuan menariknya adalah dari sisi
lainnya. Seperlima atau sekitar 22 persen karakteristik pengguna, ada yang
dari survei itu lebih memilih untuk berbicara penggemar game, bintang sinetron hingga
lewat telepon atau sosial media seperti penggila data.
Facebook dan Twitter berdasarkan Sekitar 20% pengguna smartphone
(Darmansyah, 2013:11). di Indonesia disebutkan mengonsumsi data
Gadget (smartphone) adalah media dengan kuota besar, sekitar 249 MB/hari,
yang dipakai sebagai alat komunikasi yang dikategorikan sebagai penggila atau
modern. Gadget semakin mempermudah rakus data. Mereka banyak menginstal
kegiatan komunikasi manusia. Kini kegiatan aplikasi dan permainan di smartphone.
komunikasi telah berkembang semakin Tak hanya itu, 19% dari pengguna
lebih maju dengan munculnya gadget. smartphone dikategorikan sebagai
Menurut Sanjaya dan Wibhowo dalam penggemar game. Mereka memakai ponsel
Manumpil, Ismanto, dan Onibala (2015:2), pintarnya untuk bermain game lebih dari
meningkatnya penggunaan gadget atau 1,5 jam sehari.
alat-alat yang dapat dengan mudah Menariknya lagi, 14% pengguna
terkoneksi dengan internet ini, mengalami smartphone yang didominasi oleh
peningkatan dari waktu ke waktu. Saat ini perempuan menghabiskan hampir satu jam
kurang lebih 45 juta menggunakan internet, setiap hari di jejaring sosial, chatting dan
dimana Sembilan juta diantaranya aplikasi VoIP, yang dikategorikan sebagai
menggunakan ponsel untuk mengakses bintang Sosial. Berdasarkan penelitian,
internet. secara rata-rata, penguna smartphone
Gadget sudah sangat menyatu dengan menghabiskan waktu 129 menit per hari
kehidupan sosial masyarakat seakan untuk menggunakan ponsel pintar, dengan
orang tidak bisa lepas dari gadget. Sekitar rata-rata total penggunaan data 197 MB/
80 persen dari masyarakat perkotaan di hari.
Indonesia memiliki perangkat ponsel Berdasarkan laporan tersebut juga
khususnya smartphone atau ponsel pintar terungkap jumlah pengguna smartphone
(Rezkisari, 2014:27). di Indonesia terus bertambah, dengan laju
Semakin beragamnya jenis gadget pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR)
yang diproduksi oleh berbagai perusahaan mencapai 33% dari 2013-2017.
besar dengan suguhan aplikasi-aplikasi yang Pertumbuhan pesat itu didorong oleh
canggih dalam menyajikan berbagai media pengguna usia muda di bawah 30 tahun,
berita, jejaring sosial, informasi gaya hidup, tepatnya usia 18-24 tahun, dengan porsi
hobi, hingga hiburan yang disajikan secara 61% dari seluruh pengguna gadget
online maupun offline kini sukses menarik (Ningrum, 2015:14).
banyak perhatian masyarakat. Sementara pasar telah rajin
Platform smart data untuk mobile mempelajari karakteristik demografi
marketing and commerce, Vserv, bekerja pengguna smartphone, mereka telah
sama dengan Nielsen Mobile Insight mengabaikan dampak kepribadian
merilis laporan khusus atau hasil survei kepemilikan smartphone dan penggunanya
mengenai perilaku pengguna smartphone (Lane dan Maner, 2011:22). Penggunaan
di Indonesia. Sejumlah temuan menarik gadget (smartphone) yang terlalu

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


21

berlebihan dan tidak sewajarnya akan cukup signifkan antara siswa yang
menimbulkan pengaruh terhadap menggunakan cellulerphone dengan yang
kepribadian dan karakter peserta didik di tidak menggunakannya. Begitu juga dengan
banyak sekolah. karakter siswa yang memiliki perbedaan
Kepribadian peserta didik seharusnya cukup kelihatan, bahwa siswa yang
menjadi perhatian khusus dalam menggunakan cellulerphone memiliki
menanamkan karakter kepada mereka. karakter yang lebih rendah dari pada siswa
Karena antara kepribadian dan karakter yang tidak menggunakan cellulerphone.
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap Hasil penelitian tersebut dapat ditarik
tumbuh-kembang peserta didik. Baik kesimpulan bahwasanya penggunaan
perkembangan dalam aspek kognitif, afektif teknologi informasi semacam
maupun psimokotoriknya. cellulerphone/gadget (smartphone) yang
Id, ego dan superego merupakan sistem tidak sesuai kebutuhan atau terlalu
yang membentuk kepribadian dengan berlebihan memberikan dampak yang
berisikan nilai-nilai dan aturan yang sifatnya cukup signifikan terhadap personality
evaluatif atau dianggap sebagai (kepribadian) dan karakter peserta didik.
aspek filtering. Jadi pengaruh penggunaan Hal ini merupakan salah satu penghambat
gadget (smartphone) yang berlebihan dalam menciptakan generasi yang baik
perlahan bisa membentuk suatu pola (being good) dan cerdas (being smart).
kebiasaan yang individualistik dan oportunis. Berdasarkan latar belakang diatas,
Ketika kepribadian peserta didik adapun pokok permasalahan yang akan
banyak dipengaruhi oleh sumber informasi ditelaah sebagai berikut: (1) Bagaimana
yang memiliki nilai negatif, maka penggunaan gadget (smartphone) oleh
perkembangan mindset peserta didik peserta didik di SMA Negeri 9 Malang?
kemungkinan besar juga akan mengarah (2) Bagaimana kepribadian dan karakter
kepada nilai yang negatif, begitu juga peserta didik yang menggunakan gadget
sebaliknya. Pola pikir manusia pada (smartphone) di SMA Negeri 9 Malang?
dasarnya dipengaruhi oleh karakternya. (3) Bagaimana solusi penggunaan gadget
Selanjutnya pola pikir manusia akan (smartphone) yang ideal oleh peserta didik
bermetamorfosa menjadi tindakan, lalu di SMA Negeri 9 Malang?
dengan adanya tindakan akan menjadi
sebuah kebiasaan, dengan kebiasaan inilah METODE
kepribadian akan terbentuk. Berdasarkan pendekatan, secara garis
Penelitian sebelumnya yang berfokus besar dibedakan dua macam penelitian,
pada Pengaruh Penggunaan Teknologi yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Cellulerphone Terhadap Moral dan Keduanya memiliki asumsi, karakteristik
Karakter Siswa oleh Sri Utami (2014) dan prosedur penelitian yang berbeda
menyatakan bahwa ada pengaruh negatif (Sukmadinata, 2013:12).
dari penggunaan cellulerphone terhadap Penelitian yang berjudul “Analisis
moral dan karakter Siswa Madrasah Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone)
Ibtidaiyah Ma’arif Bulurejo, Madrasah Terhadap Kepribdian dan Karakter
Ibtidaiyah Bondowoso I, dan Madrasah (KEKAR) Peserta Didik Di SMA Negeri 9
Ibtidaiyah Bondowoso II Mertoyudan Malang” ini mengguakan penelitian secara
Magelang. Terdapat pengaruh negatif yang kualitatif. Alasan peneliti menggunakan

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
21
22

penelitian kualitatif karena dalam penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan


ini peneliti ingin menggali informasi secara deskriptif. Pendekatan deskriftif yang
mendalam kepada informan yang memiliki digunakan pada penelitian ini dimaksudkan
kualitas terhadap problematika untuk memperoleh informasi mengenai
permasalahan yang diteliti. analisis dampak penggunaan gadget
Penelitian kualitatif menurut Moleong (smartphone) terhadap kepribadian dan
(2012:6) adalah penelitian yang bermaksud karakter peserta didik di SMAN 9 Malang
untuk memahami fenomena tentang apa secara mendalam dan konfrehensif. Selain
yang dialami oleh subyek penelitian, itu, dengan jenis penelian kualitatif
misalnya: (1) Perilaku; (2) Persepsi; (3) diharapkan dapat diungkapkan secara
Motivasi. Menurut Flick dalam Gunawan sitematis situasi dan permasalahan yang
(2014:81) penelitian kualitatif adalah dihadapi tentang penggunaan gadget
keterkaitan spesifik pada studi hubungan (smartphone) oleh peserta didik,
sosial yang berhubungan dengan fakta dari kepribadian dan karakter peserta didik
pluralisasi dunia kehidupan. Metode ini yang menggunakan gadget (smartphone),
diterapkan untuk melihat dan memahami dan solusi ideal penggunaan gadget
subyek dan obyek penelitian yang melputi (smartphone).
orang, lembaga berdasarkan fakta yang
tampil secara apa adanya. Melalui HASIL DAN PEMBAHASAN
pendekatan ini akan terungkap gambaran Bab ini membahas tentang hasil
mengenai aktualisasi, realits sosial, dan penelitian dan pembahasan berdasarkan
persepsi sasaran sosial. hasil observasi, wawancara, angket dan
Penelitian deskriptif (deskriptive dokumentasi yang telah dilakukan peneliti.
research) ditujuakn untuk mendiskripsikan Kemudian hasil data yang telah terkumpul
suatu keadaan atau fenomena-fenomena dianalisis menggunakan pendekatan
apa adanya. Dalam studi ini apa peneliti deskriptif kualitatif. Judul penelitian ini yaitu
tidak melakukan manipulasi atau tentang analisis dampak penggunaan
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu gadget (smartphone) terhadap
terhadap obyek penelitian, semua kegiatan kepribadian dan karakter (kekar) peserta
atau peristiwa berjalan seperti apa adanya didik di SMA Negeri 9 Malang.
(Sukmadinata, (2012:18).
Penggunaan Gadget (Smartphone)
Menurut Zuriah (2009:14) menjelskan.
Oleh Peserta Didik Di SMAN 9
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
Malang
berusaha memberikan gambaran secara
Berdasarkan penelitian yang telah
sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan
dilakukan di SMA Negeri 9 Malang
sifat-sifat populasi tertentu. Secara spesifik,
bertujuan untuk mengetahui tentang dampak
penelitian deskriptif memiliki ciri-ciri sebagai
pengggunaan gadget (smartphone)
berikut: (1) Bertujuan untuk memecahkan
terhadap kepribadian dan karakter peserta
masalah-masalah aktual yang dihadapi
didik. Peneliti dalam hal ini memilih SMA
sekarang; (2) Bertujuan untuk mengumpulkan
Negeri 9 Malang sebagai lokasi untuk
data atau informasi untuk disusun, dijelaskan,
melakukan penelitian karena SMA Negeri
dan dianalisis; dan (3) Penelitian ini biasanya
9 Malang merupakan basis dari peserta
tanpa hipotesis, jika ada biasanya tidak diuji
didik yang banyak yang menggunakan
menurut analisis statistik.

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


23

gadget (smartphone). Sesuai dari hasil Sesuai dengan uraian di atas, bahwa
angket menunjukkan bahwa dari 84 peserta gadget memang dapat mempermudah
didik yang terdiri dari 3 kelas XI (kelas XI pekerjaan manusia. Hal ini sesuai dengan
MIPA 3,4, dan 6) memiliki dan yang disampaikan oleh AD selaku peserta
menggunakan gadget (smartphone). didik SMAN 9 Malang kelas XI MIPA 6
Kaula muda yang dalam penelitian ini yang berpendapat: Gadget merupakan alat
adalah peserta didik biasanya menggunakan yang bisa memudahkan pekerjaan
gadget (smartphone)nya dalam waktu manusia (W/AD/27/04/2016).
yang lama dalam sehari. Hal ini ditunjukkan Mayasari (2012:97-98) menjelaskan
dari hasil angket yaitu sebanyak 49 peserta smartphone merupakan pengembangan dari
didik dari 84 peserta didik menggunakan telepon seluler yang kemudian ditambahkan
gadget (smartphone)nya lebih dari 7 jam fiitur dan fasilitas lainnya sehingga menjadi
dalam sehari. Selaras dengan yang telepon yang cerdas. Hal ini tentunya akan
disampaikan oleh Ibu LF selaku mempermudah kinerja dari manusia dengan
Koordinator Guru BK yang menyebutkan: dihadirkannya fitur-fitur atau aplikasi yang
Hampir semua peserta didik memiliki HP/ dapat menunjang kinerja dari pekerjaan
gadget, tapi ada beberapa yang tidak penggunanya. Dalam hal ini AD peserta
menggunakannya. Gadget saat ini memang didik SMAN 9 Malang kelas XI MIPA 6
sudah menjadi kebutuhan yang primer ya mengatakan tentang perkembangan gadget
bagi mereka. Saya lihat, banyak peserta (smartphone) bahwa: Sangat baik, banyak
didik dimana-mana menggunakan gadget aplikasi yang sering update (W/AD/27/04/
(W/LF/25/04/2016). 2016).
1. Gadget (smartphone) Bersamaan dengan itu FP selaku
Sebuah teknologi pada hakikatnya Ketua OSIS SMAN 9 Malang kelas XI
diciptakan untuk membuat hidup manusia MIPA 3 memiliki jawaban yang sama,
menjadi semakin mudah dan nyaman. yang mengatakan bahwasanya
Kemajuan teknologi yang semakin pesat perkembangan gadget (smartphone)
saat ini membuat hampir tidak ada bidang sebagai berikut: Perkembangan gadget
kehidupan manusia yang bebas dari saat ini sangat pesat, fitur-fitur yang
penggunaannya, baik secara langsung ditawarkan serta aplikasinya sangat
maupun tidak langsung. menarik”. (W/FP/18/04/2016)
Gadget adalah piranti yang berkaitan Semakin banyaknya fitur dan aplikasi
dengan perkembangan teknologi masa kini. yang disuguhkan dalam teknologi gadget
Yang termasuk gadget misalnya tablet, (smartphone) ini akan dapat membantu
smartphone, netbook, dsb (Widiawati, penggunanya dalam belajar, seperti yang
Sugiman, dan Edy, 2015:110). Gadget telah disampaikan oleh LR selaku peserta
(smatrphone) merupakan teknologi yang didik SMAN 9 Malang kelas XI MIPA 6:
banyak digemari remaja bahkan seluruh Gadget menurut saya itu membantu
kalangan di Indonesia maupun dunia. saya dalam hal komunikasi dan mencari
Gadget semakin mempermudah kegiatan informasi atau pengetahuan (W/LR/27/04/
komunikasi manusia. Kini kegiatan 2016).
komunikasi telah berkembang semakin Hal ini sesuai dengan pendapat Jati
lebih maju dengan munculnya gadget dan Herawati (2014:2) yang menyebutkan
(Castelluccio, Michael, 2007). bahwa gadget adalah media yang dipakai

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
23
24

sebagai alat komunikasi modern. Gadget perkotaan di Indonesia memiliki perangkat


semakin mempermudah kegiatan ponsel khususnya smartphone atau
komunikasi manusia. ponsel pintar (Rezkisari, 2014).
Adanya teknologi semacam gadget Senada dengan uraian tersebut, melalui
(smartphone) membawa perubahan zaman hasil dari observasi yang telah dilakukan
yang segala aktivitasnya identik dengan oleh peneliti menunjukkan bahwa hampir
menggunakan teknologi yang luar biasa ini. semua peserta didik di SMAN 9 Malang
Seperti yang disampaikan oleh Ibu LF menggunakan gadget (smartphone). Ini
selaku Koordinator Guru BK: Gadget dibuktikan dari 84 peserta didik dari 3
begitu dibutuhkan, karena sekarang ini yang kelas yang menjadi obyek observasi,
eranya serba teknologi, adanya gadget semuanya memiliki dan menggunkan
begitu diperlukan untuk berkomunikasi. gadget (smartphone). Ibu LF selaku
Perkembangan gadget saat ini sangat Koordinator Guru BK SMAN 9 Malang
pesat. Pada zaman saya dulu jarang orang juga memiliki pendapat yang sama, yang
memiliki HP, tetapi sekarang sudah luar mengungkapkan tentang penggunaan
biasa perkembangan dari teknologi ini (W/ gadget (smartphone) oleh peserta didik
LF/25/04/2016). di SMAN 9 Malang bahwa: Hampir semua
Gadget (smartphone) merupakan alat peserta didik memiliki HP/gadget, tapi
yang berfungsi sebagai media untuk ada beberapa yang tidak menggunakannya.
meningkatkan taraf kemampuan Gadget saat ini memang sudah menjadi
seseorang dan sebagai alat untuk kebutuhan yang primer ya bagi mereka.
mempermudah pekerjaannya. Sedangkan Saya lihat, banyak peserta didik dimana-
analisa hasil wawancara menyebutkan jika mana menggunakan gadget (W/LF/25/04/
gadget merupakan alat yang 2016).
mempermudah pekerjaan manusia baik Tersedianya banyak fitur dan aplikasi
untuk komunikasi dan mencari informasi. yang menarik membuat peserta didik di
Berdasarkan hasil analisis wawancara SMAN 9 Malang tidak bisa lepas dari
dan observasi dapat ditarik kesimpulan gadget (smartphone) yang dimilikinya.
bahwa gadget merupakan teknologi yang Seperti yang telah disampaikan oleh Ibu
berfungsi untuk mempermudah WP selaku Waka Kesiswaan SMAN 9
pekerjaannya dan bertujuan sebagai Malang bahwa: Gadget tidak bisa terlepas
media untuk meningkatkan taraf dari tangan siswa entah untuk mencari
kemampuan seseorang. informasi di gadget/internet, transleat
2. Penggunaan gadget (smartphone) bahasa dan bisa saja yang lainnya. Dalam
oleh peserta didik di SMA Negeri 9 usia remaja ini, mereka masih belum
Malang bisa menggunakan gadget sesuai
Gadget merupakan teknologi yang kebutuhannya. Masih banyak yang
berfungsi untuk mempermudah menggunakan gadget hanya untuk
pekerjaannya dan bertujuan sebagai hiburan saja (W/WP/28/04/2016).
media untuk meningkatkan taraf Peserta didik yang menggunakan
kemampuan seseorang. Gadget sudah gadget (smartphone) memang memiliki
sangat menyatu dengan kehidupan sosial kecenderungan lebih pasif terhadap
masyarakat, seakan orang tidak bisa lepas lingkungannya. Hal ini ditunjukkan dari
darinya. Sekitar 80 persen dari masyarakat pendapat Ibu IY selaku Guru Bahasa

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


25

Inggris di SMAN 9 Malang yang sama bahwa gadget saat ini menjadi
menyebutkan bahwa: Anak-anak yang kebutuhan primer bagi peserta didik.
menggunakan gadget lebih pasif ya Hampir semua peserta didik di SMAN 9
terhadap lingkungannya (W/IY/28/04/ Malang menggunakan gadget yang
2016). khususnya smartphone.
Penggunaan gadget (smartphone) 3. Penggunaan gadget (smartphone)
saat ini khususnya di Negara Indonesia oleh peserta didik ketika KBM
memang salah satu yang terbanyak. Hal ini Meskipun teknologi merupakan
sesuai dari penelitian yang telah dilakukan integral dari pendidikan jarak jauh, namun
oleh emarker yang menyebutkan jika pada program pendidikan harus fokus pada
tahun 2018 Indonesia akan memiliki lebih kebutuhan instruksional pembaca, dari
dari 100 juta pengguna smartphone aktif. pada teknologinya sendiri. Perlu juga untuk
Hal tersebut membuat Indonesia akan dipertimbangkan: umur, kultur, latar
berada di peringkat 4 dunia sebagai negara belakang sosial-ekonomi, interes,
dengan pengguna smartphone terbanyak pengalaman, level pendidikan, dan terbisa
(Wahyudi, 2015). dengan metoda pendidikan jarak jauh
Perlu adanya penekanan terhadap (Noegroho, 2010:53).
penguna gadget (smartphone) agar Kurangnya pemahaman oleh peserta
menggunakan gadgetnya sesuai dengan didik terhadap penggunaan gadget
kebutuhannya. Terlebih pada pengguna (smartphone) secara ideal, berdampak
gadget dikalangan peserta didik, adanya pengaruh terhadap mereka. Seperti
khususnya peserta didik di SMAN 9 yang disebutkan oleh Bapak SU Guru
Malang. Hal ini senada dengan pendapat PAI SMAN 9 Malang, yang menyebutkan
Bapak SU Guru PAI SMAN 9 Malang bahwa: Kurangnya pemahaman oleh anak-
yang menyebutkan bahwa: Penggunaan anak tentang penggunaan gadget yang ideal
gadget di SMAN 9 Malang terutama oleh saat ini memang memiliki pengaruh. Terlebih
peserta didik memang secara massif. Tetapi ketika dalam Kegiatan Belajar Mengajar
saya menekankan kepada mereka untuk (KBM) dikelas, peserta didik cenderung
menggunakan gadget sesuai kebutuhan tidak konsentrasi karena disibukan ingin
dan menggunakannya dengan efektif, membuka gadgetnya itu (W/SU/25/04/
misalkan untuk shared informasi kepada 2016).
teman-temannya, dan mencari informasi Hasil observasi dan angket yang telah
(W/SU/25/04/2016). dilakukan juga menunjukkan hasil yang
Dapat ditarik kesimpulan dari hasil sama. Yaitu sebanyak 51 peserta didik
wawancara tentang penggunaan gadget dari 84 peserta didik menjawab “iya”
(smartphone) oleh peserta didik di SMAN menggunakan gadget (smartphone)nya
9 Malang bahwa gadget saat ini menjadi ketika dalam pelajaran atau (KBM).
kebutuhan primer bagi peserta didik. Adanya gadget (smartphone), peserta
Peserta didik yang menggunakan gadget didik menjadi kurang berkonsentrasi dalam
secara massif meggunakan gadgetnya untuk mengikuti (KBM). Hal ini senada dengan
hiburan, mencari informasi, dan berbagi yang disampaikan oleh Bapak PP Guru
informasi. IPS (Sosiologi) di SMAN 9 Malang bahwa:
Berdasarkan hasil observasi dan Dengan adanya gadget, konsentrasi anak-
wawancara juga memiliki kesimpulan yang anak ketika (KBM) di kelas terpecah,

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
25
26

ada beberapa anak yang menggunakan dikarenakan anak-anak tersebut sudah


gadgetnya ketika ada temannya sedang terbiasa hidup dalam dunia digital
presentasi dan guru sedang menerangkan (Widiawati, Sugiman, dan Edy, 2015:108-
(W/PP/26/04/2016). 109).
Penyebab konsentrasi yang menurun Penggunaan gadget (smartphone)
ketika sedang mengikuti KBM, di ketika sedang (KBM) memang menjadi
karenakan peserta didik ketika sedang kendala yang dihadapi oleh Bapak/Ibu
(KBM) menggunakan gadget guru. Tidak hanya di SMAN 9 Malang,
(smartphone)nya. Peserta didik tentunya juga dibanyak sekolah. Hampir
kebanyakan menggunakan gadget secara keseluruhan seperti itu. Sama
smartphone-nya untuk bermain game dan dengan yang disampaikan oleh Ibu WP
membuka akun media sosial. Hal ini sama selaku wakil kepada sekolah bagian
seperti yang disampaikan oleh Ibu ES kesiswaan bahwa: Beberapa ada yang
Guru IPA (Kimia) dan Bapak CI Guru menggunakannya ketika sedang kegiatan
PPKn di SMAN 9 Malang bahwa: Ada belajar mengajar, masih ditemukan anak-
beberapa anak-anak yang menggunakan anak yang menggunakan gadgetnya saat
gadgetnya ketika KBM, ada yang KBM. Memang ini salah satu yang menjadi
menggunakan gadget-nya untuk nggame, kendala dalam KBM yang bapak/ibu
lihat facebook dst, (W/ES/27/04/2016). lakukan (W/WP/28/04/2016).
Anak-anak masih ada yang menggunakan Berdasar analisa hasil wawancara
gadgetnya ketika KBM, entah untuk tentang penggunaan gadget (smartphone)
mencari informasi, atau bermain game, oleh peserta didik ketika (KBM) dapat
dan untuk membuka yang lainnya (W/CI/ disimpulkan bahwa penggunaan gadget
29/04/2016). oleh peserta didik saat (KBM) memang
Penggunaan gadget akan membawa menjadi kendala bagi Bapak/Ibu guru.
dampak negatif yang cukup besar bagi Kurangnya pemahaman tentang
perkembangan anak. Adanya kemudahan penggunaan gadget yang ideal, membuat
dalam mengakses berbagai media informasi peserta didik kurang bisa menyesuaikan
dan teknologi, menyebabkan anak-anak waktu dan tempat menggunakan gadget
menjadi malas bergerak dan beraktivitas. ketika KBM. Masih banyak peserta didik
Anak lebih memilih duduk diam di depan yang menggunakan gadgetnya ketika
gadget dan menikmati dunia yang ada di KBM untuk bermain game, bermain
dalam gadget tersebut. Hal ini tentunya media sosial dll.
berdampak buruk bagi kesehatan dan Analisa hasil observasi dan wawancara
perkembangan tubuh anak, terutama otak juga memiliki kesimpulan yang sama
dan psikologis anak. Selain itu, terlalu lama bahwa masih banyak peserta didik yang
menghabiskan waktu di depan gadget juga menggunakan gadgetnya ketika (KBM),
dapat membawa pengaruh buruk bagi baik digunakan untuk nggame, bermain
kemampuan sosialisasi anak. Anak menjadi media sosial dll.
tidak tertarik bermain bersama teman a. Waktu (lamanya) menggunakan
sebayanya karena lebih tertarik bermain gadget (smartphone) oleh peserta
dengan permainan digitalnya. Selain itu, didik dalam sehari
anak-anak juga dapat menjadi lebih sulit Berdasarkan hasil angket, para
berkonsentrasi dalam dunia nyata. Hal ini pengguna smartphone rata-rata

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


27

menggunakan perangkatnya lebih dari dua merupakan suatu benda yang bisa dikatakan
jam per hari. Selama waktu tersebut, seperti jimat yang tidak bisa lepas dari
mereka cenderung menggunakan genggaman mereka. Peserta didik mayoritas
perangkatnya sehari-hari untuk internet (24 menghabiskan 1/3 lebih paruh waktunya
menit 49 detik), sosial media (17 menit 29 dengan menggunkan gadget.
detik), musik (15 menit 38 detik) dan Kesimpulnnya adalah Peserta didik
bermain games (14 menit 26 detik) yang menggunakan gadget rata-rata selama
(Setiamanah, 2013). 3 sampai dengan lebih dari 7 jam dalam
Peserta didik merupakan kaula muda seharinya. Selanjutnya berdasarkan hasil
yang begitu candu dengan gadget analisis observasi dan wawancara
(smartphone) yang dimilikinya. Kondisi mendapatkan hasil yang sama yaitu rata-rata
demokrasi saat ini, teknologi semacam ini waktu peserta didik menggunakan gadgetnya
dibutuhkan oleh mereka sebagai alat selama 3 sampai dengan lebih 7 jam.
penunjang sensasinya dari pada prestasinya. b. Aplikasi yang sering dibuka ketika
Angket yang dilakukan Manumpil, Ismanto menggunakan gadget (smartphone)
dan Onimbala melalui wawancara dengan Nikmah (2012:2) menjelaskan
10 siswa, didapatkan bahwa 8 siswa penggunaan HP (smartphone) dalam
menggunakan gadget lebih dari 3 jam dunia pendidikan merupakan sebuah
dalam sehari, dan berdasarkan observasi permasalahan yang perlu dikaji secara
yang dilakukan oleh penulis di SMA Negeri mendalam karena dalam pikiran kita
9 Manado dari jam 10.00-14.00, terlihat sepertinya HP (smartphone) hanya
siswa sering menggunakan gadget secara berguna untuk menyampaikan Short
diam-diam pada saat jam pelajaran Message Service (SMS), mendengarkan
berlangsung (Manumpil, Ismanto dan musik, menonton tayangan audiovisual, dan
Onimbala, 2015:2). game.Tak ada manfaat yang berarti
Berdasarkan hasil observasi melalui sehingga harus dilarang untuk dibawa dan
angket sebanyak 49 peserta didik dipergunakan siswa di lingkungan
menggunakan gadget (smartphone)nya sekolah.Sebenarnya, HP (smartphone)
selama lebih dari 7 jam. Hal ini senada juga dapat bermanfaat bagi kalangan
dari yang disampaikan oleh beberapa pelajar jika digunakan untuk kepentingan
peserta didik yaitu FP kelas XI MIPA 3, belajar. HP (smartphone) yang dapat
FS kelas XI MIPA 4, dan AD, LR, dan terhubung dengan layanan internet akan
RR kelas XI MIPA 6 yang menggunakan membantu siswa menemukan informasi
gadget (smartphone) bahwa mereka yang dapat menopang pengetahuannya di
menggunakan gadget (smartphone)nya sekolah. Namun, pada kenyataannya sangat
selama: sedikit pelajar yang memanfaatkan pada
Lebih dari 3 jam (W/AD/27/04/2016). sisi ini, HP (smartphone) yang mereka
± 5 Jam (W/FP/26/04/2016). miliki umumnya digunakan untuk sms-an,
5-8 jam (W/RR/27/04/2016) main game, dengar musik, nonton tayangan
Biasanya lebih dari 7 jam (W/LR/27/ audiovisual, serta facebook-an.
04/2016). Lebih dari 7 jam (W/FS/27/04/ Memfungsikan HP (smartphone) bukan
2016). untuk fungsinya, dll. Sama seperti yang
Hal ini menunjukkan bahwa di kalangan disampaikan oleh Ibu ES selaku Guru IPA
peserta didik gadget (smatrphone) (Kimia) yang menyebutkan jika:

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
27
28

Ada beberapa anak-anak yang dll (W/RR/27/04/2016). Google, Whats


menggunakan gadgetnya ketika KBM, App, Line (W/FP/26/04/2016).
ada yang menggunakan gadgetnya untuk Sosmed, Google, dan Youtobe (W/LR/
nggame, lihat facebook dst (W/ES/27/ 27/04/2016).
04/2016). Kesimpulan yang bisa diperoleh yaitu
Bersamaan dengan hal tersebut peserta didik di SMAN 9 Malang sering
Widiantari dan Herdianto (2013:107) menggunakan gadgetnya untuk membuka
menyebutkan bahwa kemajuan teknologi media sosial, seperti Line, Whats App,
komunikasi dapat membantu manusia untuk Instagram, BBM, dst. Berdasar analisis
berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi observasi dan wawancara memiliki
oleh jarak dan waktu. Salah satu contoh kesimpulan yang sama yaitu peserta didik
perkembangan teknologi komunikasi yang sering menggunakan gadgetnya untuk
ada di masyarakat adalah munculnya membuka media sosial. Seperti Line,
berbagai media jejaring sosial seperti Whats App, Instagram, BBM, dst.
twitter, facebook, myspace dan friendster b. Kepribadian dan Karakter Peserta
dll. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi Didik SMA Negeri 9 Malang yang
melalui jejaring sosial sebagai kebutuhan Menggunakan Gadget (smartphone)
dan gaya hidup yang didukung dengan Teknologi pada hakikatnya diciptakan
tersedianya berbagai jenis handphone dan untuk membuat hidup manusia semakin
perangkat elektronik yang menyediakan mudah. Tuntutan kebutuhan pertukaran
berbagai fitur khusus sehingga dapat informasi yang cepat, peranan teknologi
langsung tersambung di jejaring sosial. komunikasi menjadi sangat penting,
Berdasarkan hasil angket melalui teknologi sangat bermanfaat dalam
angket menunjukan jika situs/aplikasi yang memudahkan manusia untuk mencapai
sering dibuka peserta didik ketika sesuatu yang diinginkan secara efisisen
mengggunakan gadgetnya adalah sosial dalam waktu yang singkat (Widiantari dan
media sebanyak 70%, 23% google, dan Herdianto, 2013:107-108).
lainnya 2 % (dari 84 peserta didik). Dan Penggunaan Gadget di kalangan
sebesar 60 peserta didik/ 71% memiliki pelajar masa kini merupakan sebuah
banyak aplikasi media sosial di gadgetnya. keharusan untuk memilikinya, misalnya
Dan sebanyak 77 peserta didik (92%) seperti smartphone, tablet, laptop, dan
dari 84 peserta didik banyak yang memiliki berbagai macam gadget lainnya. Gadget
akun media sosial. Senada dari yang dapat merubah makna dari “kesendirian”.
disampikan beberapa peserta didik Kesendirian itu dapat menjadi suatu
diantaranya FP kelas XI MIPA 3, FS suasana yang lebih ramai dan hidup. Satu
kelas XI MIPA 4, AD, LR, dan RR kelas gadget yang canggih saja bisa
MIPA 6 menyampaikan hal yang senada mendengarkan musik, bermain games,
bahwa aplikasi yang sering mereka buka internet, foto-foto, menonton video, dan
adalah: Path, Line, Whats App, dan lain-lain meskipun berada dalam satu
Instagram (W/AD/27/04/2016). Whats ruangan sendirian tanpa ada apapun.
App, Snapchat, Pinterest, Instagram, Kehadiran gadget (smartphone)
Facebook, Twitter, Google, dan UB menjadikan perubahan perilaku siswa,
Reader (W/FS/27/2016). Instagram, dimana ketika siswa sedang bergerombol
Path, BBM, Line, Whats App, Google, atau berkerumun untuk sekedar

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


29

membicarakan suatu hal, tidak jarang dan tahu banyak tentang kepribadian.
mereka akan lebih asik dengan gadgetnya Kepribadian adalah organisasi dinamis dari
daripada dengan orang yang ada sistem psiko fisiologis yang menciptakan
didekatnya. Ketika sedang berjalan pun pola karakteristik seseorang dari perilaku,
asik sambil memainkan gadgetnya. Siswa pikiran, dan perasaan (Getty, 2012:13).
hanya menunduk menatap gadget tanpa Senada dengan istilah “kepribadian”
menghiraukan lingkungan sekitar. Sehingga yang disampaikan oleh Allport, Bapak CI
aksi tegur sapa, saling bercanda dengan selaku guru PPKn SMAN 9 Malang
teman menjadi berkurang (Harfiyanto, menyebutkan bahwa: Kepribadian adalah
Utomo, Budi, 2015:2-3). sikap, perilaku, dan tindakan seseorang
Sesuai dengan hasil observasi yang (W/CI/29/04/2016).
telah dilakukan, bahwa 65 peserta didik Allport juga menjelaskan bahwa
dari 84 peserta didik sering asyik bermain kepribadian yang merupakan suatu organ
gadget saat temannya sedang berbicara. yang berjalan secara sistematis mampu
Dan sebanyak 77 peserta didik kurang menciptakan karakteristik tersendiri pada
memperhatikan lingkungan sekitar ketika setiap individual. Hal ini sama seperti yang
sudah menggunakan gadgetnya. disampaikan oleh Ibu WP selaku Wakil
Tidak hanya itu, 49 peserta didik dari Kepala Sekoah bagian Kesiswaan dan
84 peserta didik memiliki kecenderungan Bapak SU selaku Guru Agama: Tindakan
malas belajar ketika sedang menggunakan seseorang yang tercermin melalui sikap
gadgetnya. Sebanyak 63 peserta didik dan perilakunya (W/WP/28/04/2016). Sifat
mengaku pernah meninggalkan waktu hakiki seseorang yang tercermin pada sikap
ibadah karena keasyikan bermain gadget. dan perilakunya yang membedakan dirinya
Dan sebanyak 52 peserta didik mengaku dengan orang lain (W/WP/25/04/2016).
pernah mencaci melalui media sosial. Karakteristik yang tercermin melalui
Hal ini menunjukkan terjadinya sikap dan perilaku setiap individual
degradasi kepribadian dan karakter dari menunjukkan bahwa kepribadian
peserta didik yang aktif menggunakan seseorang memiliki perbedaan. Perbedaan
gadget (smartphone)nya. Banyak fitur/ ini yang menjadi keunikan dalam diri
aplikasi yang bermacam-macam, seseorang sebagai makhluk sosial.
menyebabkan banyak informasi dengan Perbedaan pada setiap diri manusia tidak
mudah mereka di terima dan memberikan lepas dari pengaruh lingkungannya.
hiburan yang tak mengenal waktu untuk Sejatinya lingkungan memiliki pengaruh
mereka. Penting untuk diteliti sudah sejauh yang luar biasa sehingga terbentuknya
mana kepribadian dan karakter peserta kepribadian dalam diri manusia.
didik yang aktif menggunakan gadget Eysenck dalam Suryabrata (2003:293)
(smartphone)nya, khususnya peserta didik mengatakan bahwa kepribadian adalah
di SMAN 9 Malang. jumlah keseluruhan pola perilaku, baik yang
1. Kepribadian (Personality) aktual maupun potensial dari organis yang
Allport dianggap sebagai pendiri ditentukan oleh faktor lingkungan. Atkinson
kepribadian psikologi. Allport dkk. (1999:44) mendefinisikan kepribadian
menggambarkan kepribadian sebagai sebagai pola perilaku dan cara berfikir
“orang yang nyata”. Allport juga yang khas, yang menentukan penyesuaian
memberikan definisi yang lebih spesifik diri seseorang terhadap lingkungan. Sama

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
29
30

dengan yang disampaikan oleh Ibu IY lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan
selaku Guru Bahasa Inggris dan Ibu LF negara. Individu yang berkarakter baik
sebagai Koordinator Guru BK di SMAN adalah individu yang dapat membuat
9 Malang tentang faktor lingkungan keputusan dan siap mempertanggung-
terhadap kerpibadian: Kepribadian adalah jawabkan setiap akibat dari keputusannya.
kebiasaan atau sifat yang sering kita Karakter dapat dianggap sebagai nilai-
lakukan secara berulag-ulang (W/IY/28/ nilai perilaku manusia yang berhubungan
04/2016). Respon seseoarang yang dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama
ditunjukkan melalui perilaku kepada manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
lingkungannya (W/LF/25/04/2016). terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
Analisis hasil wawancara tentang perkataan, perbuatan, dan perbuatan
kerpibadian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan norma-norma agama, hukum,
kepribadian adalah sikap, tindakan, dan tata krama, budaya, adat istiadat, dan
atau perilaku seseorang yang sering estetika. Karakter adalah perilaku yang
dilakukan berulang-ulang sebagai respon tampak dalam kehidupan sehari-hari baik
terhadap lingkungannya. dalam bersikap maupun dalam bertindak
Selanjutnya analisis hasil observasi dan (Samani dan Hariyanto, 2012:41-42).
wawancara memiliki kesimpulan bahwa Terwujudnya karakter dalam pikiran, sikap,
kepribadian adalah ciri watak yang perasaan, perkataan, dan perbuatan,
diperlihatkan seseorang secara lahir, memiliki kesamaan dengan yang
konsisten, dan, konsekuen. Yang disampaikan oleh Ibu WP selaku Waka
ditunjukkan melalui sikap, tindakan, dan bagian Kesiswaan dan Bapak CI selaku
atau perilaku seseorang yang sering Guru PPKn yang memiliki kesamaan dalam
dilakukan berulang-ulang sebagai respon berpendapat tentang karakter: Kalau
terhadap lingkungannya. menurut saya karakter itu watak, watak
2. Karakter yang mengendalikan sikap kita sehari-hari,
Menurut Puskur dalam Niron, dan perilaku kita dilingkungan sekitar juga
Budiningsih, Pujiriyanto (2013:20) dipengaruhi oleh watak kita bagaimana
menjelaskan bahwa karakter adalah watak, (W/WP/28/04/2016).
tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang Karakter merupakan sifat yang dimiliki
yang terbentuk dari hasil internalisasi seseorang, yang mempengaruhi bagaimana
berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini sikap dan perilaku seseorang tersebebut
dan digunakan sebagai landasan cara (W/CI/29/04/2016).
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Dapat disimpukan bahwa karakter
Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, adalah watak, sfat, dan atau tabiat yang
dan norma, seperti jujur, berani bertindak, ada pada diri seseorang sebagai bentuk
dapat dipercaya, dan hormat kepada orang yang mengendalikan sikap dan perilakunya.
lain. Menurut Bapak SU selaku Guru PAI Membentuk karakter sama halnya seperti
SMAN 9 Malang berpendapat jika karakter kita mengukir di atas batu permata atau
itu adalah: Tabiat, atau sifat yang ada pada permukaan besi yang keras. Karakter
diri seseorang (W/SU/25/04/2016). adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga
Karakter dimaknai sebagai cara kepribadian seseorang yang terbentuk dari
berfikir dan perilaku yang khas tiap individu hasil internalisasi berbagai kebajikan yang
untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam diyakini dan mendasari cara pandang,

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


31

berpikir, sikap, dan cara bertindak orang perubahan perilaku individu (pengetahuan,
tersebut (Kementrian Pendidikan Nasional sikap, tindakan) yang disebabkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat tranmisi pesan komunikasi, dan dampak
Kurikulum, 2010:3). komunikasi lebih mengarah pada perubahan
Pembentukan karakter merupakan individu atau sistem sosial sebagai akibat
salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal dari penerimaan atau penolakan sebuah
3 UU Sisdiknas Tahun 2003 menyatakan inovasi (Noegroho, 2010:39). Efek
bahwa di antara tujuan pendidikan nasional komunikasi yang hadir melalui gadget
adalah mengembangkan potensi peserta (smartphone) akan memiliki pengaruh,
didik untuk memiliki kecerdasan, baik pengaruh secara positif maupun negatif.
kepribadian, dan akhlak mulia (UU No. Seperti yang disampaikan oleh Bapak PP
20 2003:3). Pesan dari Undang-undang selaku Guru IPS (Sosiologi) SMAN 9
Sidiknas tahun 2003 tersebut bermaksud Malang, bahwa: Sedikit banyak iya, karena
agar pendidikan tidak hanya membentuk banyak ya informasi yang tersebar melalui
insan Indonesia yang pandai, tetapi juga gadget tersebut, entah itu positif maupun
memiliki keperibadian atau berkarakter, negatif. Sedangkan filterasinya kurang.
sehingga nantinya lahir generasi bangsa Maka bisa saja ada pengaruh terhadap
yang tidak hanya memiliki kemampuan pola pikir, sikap, dan tindakan anak-anak
aspek pengetahuan yang baik, namun (W/PP/26/04/2016).
memiliki generasi yang berkembang dengan Dampak perubahan yang ditimbulkan
karakter yang bernafaskan moral yang baik, juga karena adanya pengaruh informasi
nilai-nilai luhur bangsa serta beragama yang kurang terkontrol. Informasi-informasi
(Rifki, 2011:92). Hal ini senada dengan yang diterima secara massif telah mampu
yang disampaikan oleh Ibu LF selaku menggerogoti pola pikir, sikap, dan
Koordinator Guru BK SMAN 9 Malang tindakan para remaja termasuk pelajar
bahwa: Karakter itu perwujudan dari Indonesia. Banyaknya informasi yang
watak, jadi karakter ini sebenarnya yang dihadirkan melalui gadget (smartphone)
harus memiliki perhatian khusus. Kenapa memberikan pengaruh terhadap para
sekarang gencar-gencarnya tentang penggunanya. Senada dengan yang
pendidikan karakter, salah satunya ingin disampikan oleh Bapak CI Guru PPKn,
membentuk karakter peserta didik yang Ibu IY Guru Bahasa Inggris, dan Ibu WP
baik (W/LF/25/04/2016). selaku Waka bagian Kesiswaan yang
Berdasarkan analisa hasil observasi meyebutkan bahwa gadget telah
dan wawancara dapat disimpulkan jika memberikan pengaruh, seperti pendapatnya
karakter adalah tata nilai yang menuju sebagai berikut: Lumayan mempengaruhi,
pada suatu sistem yang meliputi watak, karena anak-anak sekarang cenderung
sfat, dan atau tabiat yang ada pada diri lebih sering bermain dengan gadgetnya (W/
seseorang sebagai bentuk yang CI/29/04/2016). Saya rasa lumayan
mengendalikan sikap dan perilakunya. mempengaruhi, karena banyak hal yang
3. Penggunaan gadget saat ini telah anak-anak dapatkan, dan banyak informasi
menggiring pola pikir, sikap, dan yang dapat mereka cari dengan mudah
tindakan peserta didik (W/IY/28/04/2016). Mempengaruhi mas,
Efek komunikasi lebih mengarah pada sebenarnya banyak informasi yang mereka

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
31
32

terima tidak valid. Misalkan blog-blog itu bukunya. Maka mereka akan mencarinya
kan banyak yang tidak bagus untuk melalui browsing di gadget yang mereka
mereka, jadi informasi-informasi yang miliki tersebut. Saya kira seperti itu. Atau
mereka terima dari blog melalui gadgetnya mereka akan terarah pada pola pikir yang
itu mempengaruhi sikap dan pola pikirnya pragmatis ya (W/LF/25/04/2016).
(W/WP/28/04/2016). Hal ini sesuai dengan kesimpulan
Sesungguhnya informasi yang dibawa analisa hasil wawancara tentang
oleh internet tergolong informasi super- penggunaan gadget yang telah menggiring
highway. Informasi superhighway sendiri, pola pikir, sikap, dan tindakan peserta
seperti ditulis John V. Pavlik adalah jaringan didik yang dapat disimpulkan bahwa
data elektronik yang dihasilkan oleh banyak informasi yang mereka terima tidak
teknologi komunikasi yang canggih, yang valid. Karena banyaknya blog-blog, atau
menghasilkan berbagai bentuk informasi informasi yang banyak di shared melalui
dari seluruh pelosok dunia, dan bisa media sosial dan kurang adanya filter
diakses menggunakan teknologi. Karena dengan tepat maka akan mampu
itu informasi superhighway terbebas dari menggiring pola pikir, sikap, dan tindakan
sensor (Abrar, 2008:117). anak-anak yang aktif memainkan
Manfaat yang dihadirkan dari gadget gadgetnya.
(smartphone) pun beragam, lebih Analisis hasil observasi dan wawancara
banyak memberikan kemudahan yang memiliki kesimpulan jika penggunaan
sesungguhnya akan mengurangi nilai gadget yang secara intens, memudahkan
transaksional dari kehidupan (hidup peserta didik untuk menerima informasi-
bersosial). Antara lain manfaatnya: 1) informasi yang sangat luas. Banyak
sebagai alat untuk berkomunikasi, 2) informasi yang mereka terima tidak valid.
mencari informasi atau ilmu, 3) hiburan, 4) Maka informasi-informasi tersebut akan
aplikasi, 5) penyimpanan data, 6) gaya mampu menggiring pola pikir, sikap, dan
(life style), 7) penunjuk arah (Godam, tindakan anak-anak yang aktif memainkan
.......). gadgetnya.
Nilai transaksional dari hidup bersosial 4. Kepribadian peserta didik yang
sejatinya akan semakin menurun, hal ini menggunakan gadget (smartphone)
disebabkan karena adanya informasi yang Sementara pasar telah rajin
bebas dan tanpa sensor. Sehingga informasi mempelajari karakteristik demografi
yang terbebas dari sensor tersebut akan pengguna smartphone, mereka telah
membentuk pola kehidupan yang mengarah mengabaikan dampak kepribadian
pada pragmatisme. Karena pemanfaatan kepemilikan smartphone dan penggunanya
gadget hanya sebatas untuk mengejar (Lane dan Maner, 2011:22). Penggunaan
sesnsai saja. Seperti yang disampaikan gadget (smartphone) yang terlalu
oleh Ibu LF salah satu guru BK di SMAN berlebihan dan tidak sewajarnya akan
9 Malang: Menurut saya lumayan banyak menimbulkan pengaruh terhadap
mempengaruhi pola pikirnya Mas. Kalau kepribadian dan karakter peserta didik.
menunjang aktivitas kearah positif saya Kepribadian adalah ciri watak yang
kira iya, contoh ketika anak-anak disuruh diperlihatkan seseorang secara lahir,
mengerjakan tugas, dan jawaban dari tugas konsisten, dan, konsekuen. Yang
tersebut tidak dapat mereka temui di ditunjukkan melalui sikap, tindakan, dan

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


33

atau perilaku seseorang yang sering ketika menggunakan gadgetnya. Sebanyak


dilakukan berulang-ulang sebagai respon 65 peserta didik (77%) dari 84 peserta
terhadap lingkungannya. didik sering asyik bemain gadget ketika
Penggunaan Gadget di kalangan temannya sedang berbicara.
pelajar masa kini merupakan sebuah Penggunaan gadget secara berlebihan
keharusan untuk memilikinya, misalnya memang akan mengurangi rasa kepedulian
seperti smartphone, tablet, laptop, dan oleh penggunanya. Dimana waktu yang
berbagai macam gadget lainnya. Gadget dimilikinya kebanyakan habis digunakan untuk
dapat merubah makna dari “kesendirian”. bermain dengan gadgetnya. Rasa sosial pada
Kesendirian itu dapat menjadi suatu diri manusia sejatinya menjadi identitas yang
suasana yang lebih ramai dan hidup. melekat pada diri manusia. Terlebih
Dengan satu gadget yang canggih saja masyarakat Indonesia yang terkenal dengan
bisa mendengarkan musik, bermain games, budaya ketimurannya, saat ini semakin redup
internet, foto-foto, menonton video, dan dan tidak terlihat lagi. Dengan semakin
lain-lain meskipun berada dalam satu majunya teknologi, maka semakain majunya
ruangan sendirian tanpa ada apapun gadget sekarang ini, padahal masyarakat
(Harfiyanto, Utomo, dan Budi, 2015:2). Indonesia masih belum siap untuk
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu menggunakan alat secanggih itu. Hal ini
ES selaku Guru IPA (Kimia) yang mengakibatkan beberapa nilai yang menjadi
berpendapat tentang kerpibadian peserta ciri khas masyarakat Indonesia mulai pudar.
didik yang aktif menggunakan gadget Jiwa sosial dan rasa peduli akhirnya telah
(smartphone) semakin acuh terhadap tergerogoti. Serupa dengan yang disampikan
sekitarnya, kurang memperhatikan keadaan oleh Bapak SU selaku Guru PAI SMAN 9
disekitarnya. Senada dengan Ibu ES, Malang yang menyebutkan bahwa: Mereka
Bapak PP selaku Guru IPS (Sosiologi) yang menggunakan gadget dari sudut
juga berpendapat jika kepribadian anak- pandang saya kurang peduli dengan keadaan
anak yang menggunakan gadget yang saya sekitarnya, terlalu asyik dengan gadgetnya,
lihat sekarang ini mereka cenderung sehingga rasa sosialnya kurang (W/SU/25/
individualistis, acuh dengan sekitarnya, 04/2016).
kurang bisa mengimplementasikan rasa Kehadiran gadget (smartphone)
sopan santun. Kutipannya sebagai berikut: menjadikan perubahan perilaku siswa,
Acuh terhadap sekitarnya, kurang dimana ketika siswa sedang bergerombol
memperhatikan keadaan disekitarnya (W/ atau berkerumun untuk sekedar
ES/27/04/2016) Kepribadian anak-anak membicarakan suatu hal, tidak jarang
yang menggunakan gadget yang saya mereka akan lebih asik dengan gadgetnya
lihat sekarang ini mereka cenderung daripada dengan orang yang ada
individualistis, acuh dengan sekitarnya, didekatnya. Ketika sedang berjalan pun
kurang bisa mengimplementasikan rasa asik sambil memainkan gadgetnya. Siswa
sopan santun (W/PP/26/04/2016).\ hanya menunduk menatap gadget tanpa
Hasil wawancara dari Ibu ES Bapak menghiraukan lingkungan sekitar. Sehingga
PP sesuai dengan hasil angket yang telah aksi tegur sapa, saling bercanda dengan
dilakukan. Yaitu sebanyak 77 (92%) teman menjadi berkurang (Harfiyanto,
peserta didik dari 84 peserta didik mengaku Utomo, Budi, 2015:3)
kurang memperhatikan lingkungan sekitar

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
33
34

Peserta didik yang aktif menggunakan Hal serupa juga disampaikan oleh
gadget (smartphone)nya memiiki Bapak CI sebagai Guru PPKn dan Ibu
kecenderungan lebih individualistis. Hal ini LF sebagai Koordinator Guru BK yang
senada dengan yang disampaikan oleh Ibu menyatakan bahwa kepribadian peserta
WP selaku Wakil Kepala Sekolah bagian didik yang aktif menggunakan gadget lebih
Kesiswaan: Anak-anak yang aktif tertutup, dan memiliki kecenderungan
menggunakan gadget (smartphone) bersikap individualistis. Hal ini kenapa
memang cenderung individualis, saya banyak peserta didik yang menginginkan
sering melihat banyak anak-anak yang sesuatu dengan cara yang eksklusif.
ketika sudah menggunakan gadget Sehingga ciri-ciri yang melekat kepada
(smartphone)nya seakan lupa dengan mereka saat ini yaitu pola pikir yang
sekitarnya (W/WP/28/04/2016). pendek. Kutipan wawancaranya sebagai
Berkenaan dalam teori ilmu psikologi, berikut: Kepribadian peserta didik yang
kejadian semacam ini merupakan gejala menggunakan gadget jelas terpengaruhi,
awal dari kepribadian introvert. Dimana bisa dilihat dari sikap anak-anak sekarang
karakteristik kepribadian introvert yaitu ini yang cenderung acuh, dan kurang
identik dengan penurunan rasa sosial dan bersosial. Terlebih sekarang ini banyak
kurang memperhatikan lingkungan sekitar. kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak,
Kecenderungan kepribadian introver saya kira salah satunya juga pengaruh dari
yaitu kecenderungan seorang anak untuk penggunaan gadget yang kurang terkontrol
menarik diri dari lingkungan sosialnya. (W/CI/29/04/2016). Mereka cenderung
Sikap dan keputusan yang ia ambil untuk individualistis, tertutup, dan kurang peduli
melakukan sesuatu biasanya didasrkan dengan sekitarnya. Hal ini lah yang menjadi
pada perasaan, pemikiran, dan akar dari permasalahan moral oleh anak
pengalamannya sendiri. Mereka biasanya muda sekarang ini yang kurang merasakan
pendiam dan suka menyendiri, merasa tidak pengalaman karena kepribadiannya yang
butuh orang lain karena merasa tertutup dan menginginkan segala
kebutuhannya bisa dipenuhi sendiri sesuatunya secara eksklusif (W/LF/25/04/
(Mussen, 1994:54). 2016).
Berdasarkan situasi psikologis ini or- Selain itu, akibat lain yang ditimbulkan
ang introver dapat menggunakan tindakan adalah banyak peserta didik yang masih
pembelaan diri. Sementara itu, ia membuat berada diusia remaja memanfaatkan
usaha yang sia-sia untuk memaksa dirinya, gadget (smartphone)nya sebagai
memaksa kehendaknya pada objek. Pada instrument of thrill the moment (alat
dasarnya, hal ini menguras banyak tenaga. pemenuhan kesenangan saja), dan juga
Suatu perjuangan luar biasa dari dalam diri penyampaian rasa kekecewaannya kepada
sendiri sangat dibutuhkan untuk kelanjutan orang lain. Pertama, hal ini ditunjukkan
proses itu. Kasus yang kurang ekstrem, dari hasil data yang diperoleh menunjukkan
orang introver lebih konservatif, memiliki yaitu dari 84 peserta didik sebesar 55%
kebiasaan yang cenderung subjektif, (46 peserta didik) menggunakan gadget
egosenteris berlebihan disisi yang satu dan (smartphone)nya untuk bermain game.
suatu dorongan kuat unconscious di sisi Sebesar 70% (59 peserta didik) sering
yang lain (Naisaban, 2005:20). menggunakan gadget (smartphone)nya
untuk mengakses internet dan mengunjungi

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


35

media sosial. Selain itu, sebesar 62% (52 terkontrol, juga memunculkan rasa
peserta didik) sering menyampaikan keinginan yang dapat diraih secara
kekecewaannya melalaui media sosial, dan eksklusif. Hal ini salah satu penyebab
sebesar 59% (50 peserta didik) sering kenapa kejahatan banyak dilakukan oleh
mencaci orang lewat media sosial yang anak-anak pada saat ini.
ada di gadget (smartphone)nya. Berdasarkan analisa hasil observasi,
Adapun yang kedua, penggunaan angket, dan wawancara tersebut memiliki
gadget (smartphone) oleh peserta didik kepaduan. Bahwa kepribadian peserta
ketika bersama teman-temannya sebagai didik yang menggunakan gadget
berikut: sebesar 83% (70 peserta didik) (smartphone) cenderung lebih pasif seperti
lebih suka bermain gadget individualis, tertutup, kurang peduli dengan
(smartphone)nya dari pada berkumpul sekitarnya dan rasa sosial dari anak kurang.
dengan teman-teman. Sebesar 77% (65 5. Karakter peserta didik yang
peserta didik) sering keasyikan memainkan menggunakan gadget (smartphone)
gadget (smartphoen)nya saat teman- Sesuai hasil observasi karakter peserta
temannya sedang berbicara. Dan sebesar didik yang menggunakan gadget memiliki
86% (72 peserta didik) memilih kecenderunga semakin irasional,
menyelesaikan masalah menggunakan inkonsistensi, dan semakin meninggikan
gadget (smartphone)nya sebagai alat mental inlander mereka. Karakter adalah
komunikasinya dari pada repot-repot tata nilai yang menuju pada suatu sistem
bertemu langsung untuk berdiskusi yang meliputi watak, sfat, dan atau tabiat
menyelesaikan masalahnya. yang ada pada diri seseorang sebagai
Hal tersebut menunjukkan jika peserta bentuk yang mengendalikan sikap dan
didik lebih terbuka dengan gadget perilakunya.
(smarrtphone)nya dari pada lingkungan Karakter peserta didik seharusnya
sekitarnya. Seperti yang disampaikan oleh menjadi perhatian khusus dalam
Ibu IY selaku Guru Bahasa Inggris yang menanamkan karakter kepada mereka,
menyebutkan jika: Anak-anak yang karena hal tersebut akan sangat
menggunakan gadget lebih terbuka dengan berpengaruh terhadap tumbuh-kembang
gadget yang dimilikinya (W/IY/28/04/ peserta didik. Baik perkembangan dalam
2016). aspek kognitif, afektif maupun
Analisa hasil wawancara juga psimokotoriknya.
menunjukkan hal yang sama bahwa Karakter sebagai sifat pribadi yang
kepribadian peserta didik yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi
menggunakan gadget (smartphone) landasan penampilan perilaku dalam standar
cenderung lebih individualis, tertutup, acuh nilai dan norma yang tinggi. Karakter
tak acuh, kurang peduli dengan sekitarnya merupakan sikap dan kepribadian
dan rasa sosial dari anak kurang. Hal ini seseorang yang diyakininya baik dan
yang menjadi akar penyebab permasalahan berwujud dalam tingkah lakunya sebagai
adanya degradasi moral pada anak. Selain pribadi yang menjadikannya mempunyai
kurangnya merasakan pengalaman karena reputasi sebagai orang baik (Masaong,
semakin terminimalisisrnya kegiatan yang 2012:1). Bersamaan dengan pendapat dari
dilakukan secara langsung (bertatap muka). Bapak CI selaku Guru PPKn yang
Penggunaan gadget yang kurang menyebutkan bahwa karakter memiliki

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
35
36

pengaruh terhadap sikap dan perilaku b. Dampak Gadget (Smartphone)


seseorang. Kutipannya sebagai berikut: terhadap Karakter Religius Peserta
Karakter merupakan sifat yang dimiliki Didik SMAN 9 Malang
seseorang, yang mempengaruhi bagaimana Meskipun teknologi merupakan
sikap dan perilaku seseorang tersebut (W/ integral dari pendidikan jarak jauh, namun
CI/29/04/2016). program pendidikan harus fokus pada
a. Dampak Gadget (Smartphone) kebutuhan instruksional pembaca, dari
terhadap Karakter Disiplin Peserta pada teknologinya sendiri. Perlu juga untuk
Didik SMAN 9 Malang dipertimbangkan: umur, kultur, latar
Menurut T. Jacob, hingga tahun 1991 belakang sosial-ekonomi, interes,
Indonesia belum memiliki tradisi ilmu pengalaman, level pendidikan, dan terbisa
pengetahuan. Kalau pun sekarang dengan metoda pendidikan jarak jauh
Indonesia sudah memilikinya, itu (Noegroho, 2010:53).
sebenarnya merupakan pinjaman dari Menurut T. Jacob, hingga tahun 1991
Negara-negara maju (Abrar, 2008:120). Indonesia belum memiliki tradisi ilmu
Banyaknya hiburan yang tersedia di pengetahuan. Kalau pun sekarang
media-media yang berbasis IT membuat Indonesia sudah memilikinya, itu
anak muda saat ini begitu cepat memiliki sebenarnya merupakan pinjaman dari
gaya hidup yang baru. Adapun karakter Negara-negara maju (Abrar, 2008:120).
peserta didik yang aktif menggunakan Lebihnya dampak yang dihasilkan juga
gadget (smartphone) mengalami mempengaruhi tingkat religiusitas oleh para
penurunan dan degradasi terhadap nilai- penggunnya. Hal ini bisa dilihat berdasarkan
nilai karakternya. Anak-anak memiliki angket yng telah disebar kepada peserta
kecenderungan lebih apatis, mencari didik kelas IX SMA Negeri 9 Malang
mudahnya saja, kurang mempunyai simpati yang menyebutkan pernah meningalkan
dan bisa saja menjadikan anak memiliki waktu ibadah karena keasyikan bermain
sifat keras kepala. gadget, sebanyak 63 peserta didik.
Berdasar analisa hasil observasi, Penggunaan gadget (smartphone) sendiri
angket, dan wawancara juga menyebutkan oleh pesert didik tidak semata juga untuk
jika karakter peserta didik yang aktif mempermudah belajar tentang agama.
menggunakan gadget (smartphone) Karena dari hasil angket yang telah disebar
mengalami penurunan dan degradasi menyebutkan sebanyak 51 peserta didik
terhadap nilai-nilai karakternya. Anak-anak tidak merasa mudah belajar agama melalui
memiliki kecenderungan lebih apatis, pola gadgetnya. Sebanyak 47 peserta didik
pikirnya cenderung irasional, mencari tidak mengisi gadgetnya dengan vitur/
mudahnya saja, kurang memiliki simpati. aplikasi tentang agama.
Disiplin merupakan pengaruh yang Kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu
dirancang untuk membantu anak mampu penggunaan gadget saat ini juga mampu
menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari mempengaruhi tingkat religiusitas
kebutuhan menjaga keseimbangan antara penggunannya. Dengan terlalu asyik
kecenderungan dan keinginan individu untuk menggunakan gadgetnya sehingga
berbuat agar memperoleh sesuatu, dengan meninggalkan waktu ibadahnya.
pembatasan atau peraturan yang diperlukan Agama dalam kehidupan pemeluknya
oleh lingkungan terhadap dirinya. merupakan ajaran yang mendasar yang

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


37

menjadi pandangan atau pedoman hidup. menggunakan gadget memiliki


Pandangan hidup ialah “konsep nilai yang kecenderungan untuk mencari
dimiliki seseorang atau sekelompok orang kemudahannya saja. Seperti yang dikutip
mengenai kehidupan”. Apa yang dimaksut dibawah ini: Karakter mereka lebih ingin
nilai-nilai adalah sesuatu yang dipandang mencari mudahnya saja, dengan adanya
berharga dalam kehidupan manusia, yang gadget malah mengurangi tingkat untuk
mempengaruhi sikap hidupnya. Pandangan berusaha (W/SU/25/04/2016).
hidup (way of life, worldview) merupakan Memang wawasan dari pengguna
hal yang penting dan hakiki bagi manusia, gadget akan semakin luas. Informasi yang
karena dengan pandangan hidupnya dihadirkan tidak hanya secara nasional,
memiliki kompas atau pedoman hidup yang melainkan juga global. Banyak culture,
jelas di dunia ini. Manusia antara satu life stye, dan berita dari luar dengan mudah
dengan yang lain sering memiliki pandangan terakses oleh para penggunanya. Dengan
hidup yang berbeda-beda seperti cepatnya kehiudpan luar masuk dan
pandangan hidup yang berdasarkan agama mendikte gaya hidup generasi muda
misalnya, sehingga agama yang dianut satu Indonesia. Karakter bangsa Indonesia yang
orang berbeda dengan yang dianut yang sejatinya terkenal dengan ketimurannya,
lain (Nanisanti, 2014:18). kini mulai luntur dengan masuknya budaya
c. Dampak Gadget (Smartphone) barat (menjadi kiblat gaya hidup banyak
terhadap Karakter Peduli Sosial pemuda) yang identik dengan individualis,
Peserta Didik SMAN 9 Malang acuh tak acuh, dan keras kepala.
Jussawalla dalam analisisnya mengenai Sama dengan gambaran Ibu LF yang
aspek ekonomis dari perkembangan sebagai Koordinator Guru BK yang
teknologi komunikasi disaat ini, menilai menyebutkan jika sikap peserta didik yang
bahwa masyarakat modern saat ini sedang menggunakan gadget cenderung lebih
menempuh periode yang paling apatis dan individualistis. Kutipannya
mengasyikan (exciting) dalam sejarah sebagai berikut:
kehidupannya, karena mengalami Dari segi karakternya, anak-anak yang
perubahan teknologi yang besar dan cepat, menggunakan gadget, memang anak-anak
yang memberikan komunikasi secara mengalami degradasi terhadap nilai-nilai
seketika (instant) (Noegroho, 2010: 8). karakternya. Menurut saya, banyaknya
Gadget (smartphone) memang hiburan yang tersedia di media-media yang
banyak menyajikan kemudahan bagi para berbasis IT ini membuat anak-anak begitu
penggunannya. Harusnya pada tingkat cepat memiliki gaya hidup yang baru, yang
pelajar ada pembelajaran tentang lebih mengarah ke sikap apatis dan
penggunaan gadget (smartphone). Agar individualistis (W/LF/25/04/2016).
mereka bisa menggunakan gadget Senada dengan hasil angket yaitu
(smartphone)nya secara tepat dan sesuai sebanyak 46 (55%) dari 84 peserta didik
dengan kebutuhannya. Akhirnya budaya mengggunakan gadgetinya hanya untuk
instan tidak menggerogoti, para pelajar bermain game. Penggunaan gadget yang
mampu menggunakan gadgetnya secara tidak sesuai akan berakibat pada
efektif dan efisien. Serupa dengan pendapat penurunan karakter penggunanya. Sehingga
Bapak SU Guru PAI yang menyebutkan kecenderungan untuk lebih acuh tak acuh
jika karakter peserta didik yang aktif dan keras kepala tidak bisa terbendung

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
37
38

lagi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak oleh teknologi komunikasi yang canggih,
PP Guru IPS (Sosiologi) dan Ibu IY Guru yang menghasilkan berbagai bentuk
Bahasa Inggris, yang menyebutkan jika: informasi dari seluruh pelosok dunia, dan
Anak-anak yang menggunakan gadget bisa diakses menggunakan teknologi.
cenderung acuh tak cuh, tidak mau tahu, Karena itu informasi superhighway
kurang memiliki kepedulian (W/PP/26/04/ terbebas dari sensor (Abrar, 2008:117).
2016). Karakter peserta didik yang c. Solusi Ideal Penggunaan Gadget
menggunakan gadget cenderung lebih (smartphone)
keras kepala, dan kurang mempunyai Ketika diperumpamakan gadget
simpati terhadap lingkungan sekitarnya (W/ seperti dua sisi uang logam, gadget ini
IY/28/04/2016). memiliki dampak positif dan juga dampak
Memang dari segi wawasannya, negatif untuk perkembangan anak. Penting
pengguna gadget akan semakin luas dan adanya instruksi, pemahaman, dan kontrol
meningkat. Karena mudahnya untuk terhadap penggunaan gadget
mengakses informasi yang diinginkan, dan (smartphone) sesuai dengan manfaatnya..
segala informasi yang dengan mudah Beberapa manfaat gadget
didapatkan hanya melalui internet. Sekarang (smartphone) antara lain: 1) sebagai alat
ini kenapa banyak pemuda atau peserta untuk berkomunikasi, 2) mencari informasi
didik yang memiliki kecerdasan yang lebih atau ilmu, 3) hiburan, 4) aplikasi, 5)
dari pada para pemuda dulu. Namun penyimpanan data, 6) gaya (life style), 7)
sayang, hal ini dibarengi dengan penunjuk arah.
kepribadian dan karakter para pemuda Teknologi merupakan integral dari
Indonesia yang mengalami penurunan. pendidikan jarak jauh, namun program
Sebenarnya kerpibadian dan karakter ini pendidikan harus fokus pada kebutuhan
menjadi tonggak kehidupan yang instruksional pembaca, dari pada
diharapkan mampu menjadi topangan teknologinya sendiri. Perlu juga untuk
wawasan yang dimilikinya. Seperti yang dipertimbangkan: umur, kultur, latar
disampaikan oleh Ibu WP Waka Kesiswaan belakang sosial-ekonomi, interes,
SMAN 9 Malang: pengalaman, level pendidikan, dan terbisa
Karakternya untuk anak-anak yang dengan metoda pendidikan jarak jauh
menggunakan gadget saat ini telah (Noegroho, 2010:53).
mengalami penurunan. Saya melihat antara Agar para pengguna gadget khususnya
anak dulu dengan anak sekarang memang pelajar (peserta didik) tidak sampai
berbeda, karena anak sekarang ini kurang terjerebak dalam hegemoni hiburannya
mengerti tentang sopan santun dan tata saja. Controling penting untuk diberikan
karma, meskipun mereka lebih pinter-pinter kepada mereka. Kontrol tersebut yang
dari pada generasi yang dulu (W/WP/28/ pertama harus menekankan pada solusi
04/2016). yang ideal dalam penggunaan gadget
Sesungguhnya informasi yang dibawa (smartphone), dan yang kedua yaitu
oleh internet tergolong informasi penerapan program yang memiliki
superhighway. Informasi superhighway keterkaitan dengan penggunaan gadget
sendiri, seperti ditulis John V. Pavlik adalah (smartphone).
jaringan data elektronik yang dihasilkan

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44


39

1. Solusi penggunaan gadget dengan memberikan pengarahan tentang


(smartphone) yang ideal bagaimana menggunakan gadget yang baik
Solusi ideal terhadap penggunaan dan efektif. Hal ini juga dilakukan Bapak/
gadget (smartphone) seharusnya termasuk Ibu Guru pada beberapa KBM di kelas,
pokok kebijakan dari pada pendidikan agar penggunakan gadget tersebut lebih
karakter. Dengan mengikuti zaman mengenal keadaan dan waktu, Bapak/Ibu
sekarang ini yang serba menggunakan guru yang mengintruksikan agar tidak
teknologi khususnya gadget. Penting untuk menggunakan gadget ketika sedang KBM.
mengelurkan kebijakan semacam itu. Sama dengan yang disampaikan oleh Bapak
Penggunaan secara ideal yaitu dengan SU Guru PAI dan Bapak CI Guru PPKn:
mempertimbangkan usia, waktu, Kalau menurut saya ini sudah tidak bisa
kebutuhan, dan tempat. Pemanfaatan alat dibendung Mas ya. Penggunaanya itu
semacam itu baik secara ideal akan tinggal kita arakan. Jadi ini serbuan
berdampak pada revolusi pembangunan teknologi yang luar biasa, menyerbu siapa
manusia dari segi mental. pun, kalau pun tidak disekolah ya pasti
Senada dengan yang disampaikan oleh dirumah. Maka kita mengambalikan kepada
Ibu LF selaku Koordinator Guru Bimbingan anak-anak, mengarahkan jangan sampai
Konseling (BK), jika menggunakan diperbudak oleh alat teknologi. Maka dari
gadget (smartphone) lebih baik sesuai itu saya tekankan kepada anak-anak harus
dengan kebutuhannya. Seperti kutipan hati-hati dalam penggunaan gadget yang
wawancara dibawah ini: Penggunaan gad- sesuai tersebut (W/SU/25/04/2016). Jadi
get yang ideal sebaiknya ya digunakan saya kira kalau anak usia remaja, tetep
sesuai kebutuhan, dan penggunaannya kalau dirumah berarti tanggung jawab
tidak disalah gunakan ke hal-hal yang orang tua, tetap memberikan arahan kapan
negatif (W/LF/25/04/2016). Selain itu boleh menggunakan gadget, dan kapan
penggunaan gadget harus menyesuaikan tidak boleh menggunakan. Hal-hal apa
proporsi penggunanya. Contohnya jika yang boleh dilihat. Dan orang tua harus
menjadi siswa SMA, gadgetnya lebih baik tahu password anaknya, dalam arti jika hp
dipergunakan untuk mencari materi (gadget) itu dikunci anaknya dan orang tua
pelajaran. Seperti yang disampaikan oleh tidak tahu passwordnya, jelas itu kesalahan
Ibu ES Guru IPA (Kimia), penggunaan dalam mendidik. Maka antara orang tua
gadget yang ideal adalah: Sesuai dengan dan anak harus ada kesepakatan, bahwa
proporsi kita. Misalkan menjadi siswa saya sebagai orang tua harus tahu tentang
SMA, gunakan gadget untuk mencari apa saja yang ada di hpnya (gadget).
informasi sesuai kebutuhannya, misalkan Kalau guru, dia harus membuat aturan
materi fisika, kimia, biologi dst (W/ES/27/ pada saat pelajaran, boleh menggunakan
04/2016). atau tidak. Dan itu dijelaskan pada awal
Di usia remaja ini khususnya peserta pembelajaran, dalam proses pembelajaran
didik, sudah tidak bisa dipaksakan untuk tidak ada lagi protes karena dari awal
membatasi penggunaan gadget atau sudah ada pemberitahuan bahwa boleh
dipaksa untuk tidak menggunakannya. Cara menggunkan gadget atau tidak (W/CI/
lain yang bisa digunakan yaitu dengan 29/04/2016).
memberikan pengarahan dan kontrol. Perlu dipertimbangkan: umur, kultur,
Seperti Bapak/Ibu Guru sering lakukan latar belakang sosial-ekonomi, interes,

Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap


Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
39
40

pengalaman, dan level pendidikan peserta didik melalui gadgetnya. Serupa


(Noegroho, 2010:53). Sejatinya dari upaya dengan yang disampaikan oleh Bapak PP
yang bisa dilakukan tersebut bertujuan selaku Guru IPS (Sosiiologi): Sekolah
untuk menekan dampak negatif yang akan memiliki web khusus yang bisa untuk
terjadi. Serupa dengan yang disampaikan mengekspos informasi-informasi yang di
oleh Ibu IY dibawah ini: Penggunaan posting di web tersebut, jadi anak-anak
gadget yang ideal seharusnya bisa langsung mengaksesnya lewat situ (W/
menyesuaikan waktu, tempat, dan usia. PP/26/04/2016).
Ketika hal tersebut diperhatikan maka Sekolah juga memiliki group-group
dampak negatif dari mengggunakan media sosial yang menjadi wadah untuk
gadget tersebut akan kecil (W/IY/28/04/ saling berinteraksi antara siswa dengan
2016). siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan
Penggunaan gadget (smartphone) guru. Seperti yang disampaikan oleh Ibu
yang ideal perlu adanya pemahaman LF Koordinator Guru BK SMAN 9
terhadap kesesuaian kebutuhan, proporsi Malang jika sekolah sudah memanfaatkan
pengggunaannya, atau dengan teknologi semacam ini dengan
mempertimbangkan waktu, tempat, dan pembentukan group-group di media sosial.
usia. Hal ini agar gadget tidak salah Kutipannya seperti yang dibawah ini: Sudah
gunakan. Tujuannya agar jangan sampai Mas, sekolah sudah membuat beberapa
kejadian perbudakan oleh teknologi. Perlu group di media sosial, dan itu tidak hanya
adanya kontrol dari orang tua dengan anak-anak saja, tetapi Bapak-Ibu guru
sering-sering memberikan monitor terhadap juga bergabung di group itu (W/LF/25/
penggunaan gadget yang dimiliki anaknya. 04/2016).
Seperti apa saja isi yang ada digadgetnya, Group ini nanti akan dikelola oleh
dan mengetahui rekam jejak media sosial seluruh Bapak/Ibu Guru melalui pemberian
yang dimilikinya. tauziah, motivasi, dan saling berbagi
Hasil dari analisis observasi dan informasi. Salah satu contohnya yaitu group
wawancara tentang solusi ideal pengguaan mandajadda wajadda. Tidak lebih tujuan
gadget (smartphone) yaitu dengan dari group ini untuk meningkatkan belajar
memberikan banyak pemahaman kepada peserta didik. Seperti yang disampaikan
peserta didik tentang efektivitas penggunaan oleh Bapak SU Guru PAI SMAN 9
gadget, serta menggiring peserta didik untuk Malang: Sudah, jadi anak-anak ada yang
menggunakan gadgetnya sesuai proporsinya. masuk pada program sekolah yaitu group
2. Penerapan program yang memiliki WA sekolah yang dinamai Manjadda
hubungan dengan gadget Wajadda itu. Artinya apa, Manjadda itu
(smartphone) adalah anak-anak yang diharapkan mampu
Ada beberapa guru yang sudah memunculkan prestasi positif dari SMAN
menggunakan gadget untuk menunjang 9 Malang, ya istilahnya sebagai pilot
aktivitas KBMnya. Selain itu Bapak/Ibu project-nya lah. Nah, itu dari kepala
Guru juga menggunakan gadgetnya untuk sekolah dibuatkan group, disetiap pagi
memberikan arahan kepada peserta didik dibangunkan oleh Bapak kepala sekolah.
melalui shared informasi di group media Ya itu salah satu upaya memanfaatkan
sosial. Server sekolah (web) juga gadget untuk meningkatkan belajar mereka
termanfaatkan sebagai shared informasi (W/SU/25/04/2016).
yang dapat dengan mudah diakses oleh
Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44
41

Tujuan lain pembentukan group belum digunakan untuk menunjang


semacam ini yaitu untuk mendorong peserta kegiatan belajar peserta didik. Hampir
didik agar bisa memanfaatkan gadgetnya semua peserta didik di SMAN 9
kearah yang lebih positif lagi. Serupa Malang memiliki dan menggunakan
dengan yang disampaikan oleh Ibu WP gadget, khususnya smartphone.
selaku Waka Kesiswaan SMAN 9 Malang: Masih banyak peserta didik yang
Sudah mas, jadi pembentukan group- menggunakan gadgetnya ketika
group sosmed melalui gadget sudah kita KBM, baik digunakan untuk nggame
terapkan, seperti group kelas, mapel, dan bermain media sosial. Rata-rata
OSIS, MPK, ekskul dan guru, hal ini waktu peserta didik menggunakan
diharapkan mampu mendorong gadgetnya selama 3 sampai dengan
pemanfaatan penggunaan gadgetnya lebih 7 jam. Peserta didik sering
menggunakan gadgetnya untuk
kearah yang lebih positif (W/WP/28/04/
membuka media sosial. Seperti Line,
2016).
Whats App, Instagram, BBM, dst.
Sesuai dengan hasil analisa observasi
2. Penggunaan gadget yang secara
dan wawancara bahwa sekolah sudah
intens, memudahkan peserta didik
menerapkan program yang memiliki untuk menerima informasi-informasi
hubungan dengan penggunaan gadget yang sangat luas. Banyak informasi
(smartphone), seperti group-group di yang mereka terima tidak valid.
media sosial. Beberapa group diantaranya Sehingga menggiring pola pikir, sikap,
adalah group kelas, maple, OSIS, MPK, dan tindakan anak-anak yang aktif
ekskul, dan guru. Group ini digunakan memainkan gadgetnya. Kepribadian
untuk sharing, dan memberikan motivasi peserta didik yang menggunakan
kepada anak-anak atau tauziah. Adapun gadget (smartphone) cenderung lebih
group sekolah yang dinamai manjadda pasif seperti individualis, tertutup,
wajadda beranggotakan beberapa peserta kurang peduli dengan sekitarnya dan
didik yang dijadikan sebagai pilot project rasa sosial dari anak kurang. Karakter
yang diharapkan dapat memunculkan dan peserta didik yang aktif menggunakan
mendorong teman-temannya untuk lebih gadget (smartphone) mengalami
berprestasi. penurunan dan degradasi terhadap
nilai-nilai karakternya. Anak-anak
SIMPULAN memiliki kecenderungan kurang
Berdasarkan hasil penelitian dan disiplin, kegiatan religiusitas peserta
pembahasan yaitu tentang “Dampak didik terganggu dan lebih apatis, pola
pikirnya cenderung irasional, mencari
Penggunaan Gadget (Smartphone)
mudahnya saja dan kurang mempunyai
Terhadap Kepribadian dan Karakter
simpati atau tingkat kepedulian
Peserta Didik di SMAN 9 Malang” maka
sosialnya rendah.
hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
3. Penggunaan gadget (smartphone)
berikut: yang ideal yaitu dengan memberikan
1. Gadget merupakan teknologi yang banyak pemahaman kepada peserta
berfungsi untuk mempermudah didik tentang efektivitas penggunaan
pekerjaan dan bertujuan sebagai gadget, serta menggiring peserta didik
media untuk meningkatkan taraf untuk menggunakan gadgetnya sesuai
kemampuan seseorang saat ini masih proporsinya. Sekolah sudah
Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap
Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
41
42

menerapkan program yang memiliki Penelitian dan Pengembangan Pusat


hubungan dengan penggunaan gadget Kurikulum.
(smartphone), seperti pembentukan Kementrian Pendidikan Nasional Badan
group-group di media sosial. Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum. 2010. Bahan Pelatihan
DAFTAR PUSTAKA Penguatan Metodologi Pembelajaran
Abrar, AN. 2008. Kebijakan Komunikasi: Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya
Konsep, Hakekat, dan Praktek. Untuk Membentuk Daya Saing Dan
Yogyakarta: Gava Media. Karakter Bangsa. Pengembangan
Atkinson, dkk. 1999. Pengantar Pendidikan dan Karakter Bangsa.
psikologi. Jilid 2. Edisi 8. Alih bahasa: Jakarta: Kemendiknas.
Nurjanah, T. & Dharma, A. Jakarta: Lane W, Maner C. 2011. The Impact of
Erlangga. Personality Traits on Smartphone
Castelluccio, M. 2007. Gadget An- Ownership and Use. International
Essay. HYPERLINK “http://www. Journal of Business and Social
thefreelibrary.com/%20Gadgets— Science. Vol 2 (17). (online),
an+essay/diakses” http://www. ( HYPERLINK “http://www.ijbssnet.
thefreelibrary.com/ Gadgets— com/journal/index/645:vol-2-no-
an+essay/diakses 27 April 2016 17abstract4&catid=19:hidden” http:/
Gunawan, I. 2014. Metode Penelitian /www.ijbssnet.com/journal/index/
Kualitatif (Teori dan Praktik). Jakarta: 645:vol-2-no-17abstract4&
Bumi Aksara. catid=19:hidden ), diakses 24 April
Harfiyanto, D., Utomo, C. B., dan Budi, 2016.
T. 2015. Pola Interaksi Sosial Siswa Masaong. K.A. 2012. “Pendidikan
Pengguna Gadget DI SMA Negeri 1 Karakter Berbasis Multiple Intelli-
Semarang. JESS, Vol 4 (1), (online), gence”. Konaspi VII. Universitas
(HYPERLINK“http://journal. unnes. Negeri Yogyakarta. (Online),
ac.id/sju/index.%20php/jess” http:// HYPERLINK “http://repository.
journal.unnes.ac.id/sju/index. php/jess), ung.ac.id/get/karyailmiah/186/
didiakses 25 Januari 2016. pendidikan-karakter-berbasis%20-
Jati, L.T.E.P., dan Herawati F.A. 2014. multiple-intelligence.pdf” http://
Segmentasi Mahasiswa Prodi Ilmu repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/
Komunikasi UAJY dalam 186/pendidikan-karakter-berbasis -
Menggunakan Gadget (Studi Deskriptif multiple-intelligence.pdf.), didiakses 29
terhadap Mahasiswa Prodi Ilmu Januari 2009.
Komunikasi UAJY dengan Teknik Mayasari, H. 2012. Analisis Perlikau
Analisis Cluster Berdasarkan Motivasi Pembelian Ponsel Cerdas (Smartphone):
dan Perlikau Penggunaan Gadget). Antara Kebutuhan dan Gaya Hidup
(Online), (http://e-journal.uajy.ac.id/ Konsumen Di Kota Padang.
5741/1/KOM003568.pdf), didiakses Manajemen dan Kewirausahaan, 3
26 Januari 2016. (1): hal. 97-98, (online), (HYPERLINK
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. “http:// repository. widyatama.ac.id/
Pengembangan Pendidikan Budaya xmlui/bitstream/handle/bab2.pdf” http://
dan Karakter Bangsa: Pedoman repository. widyatama.ac.id/xmlui/
Sekolah. Jakarta: Kementerian bitstream/handle/bab2.pdf , diakses 26
Pendidikan Nasional, Badan Januari 2016.
Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44
43

Moleong, L J. 2012. Metodologi Penelitian 2022%20April%202016” http://


Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. tekno.liputan6.com/read/pengguna-
Remaja Rosdakarya Offset. smartphone-di-indonesia-rakus-
Mussen, P.H. 1994. Perkembangan dan konsumsi-data/diakses 22 April 2016
Kepribadian Anak. Jakarta: Arcan. Niron, M.D, Budiningsih C.A, dan
Naisaban, L. 2005. Psikologi Jung: Tipe Pujiriyanto. 2013. Rujukan Integratif
Kepribadian Manusia dan Rahahasia Dalam Pelaksanaan Pendidikan
Sukses dalam Hidup. Jakarta: PT. Karakter Di Sekolah Dasar. JURNAL
Grasindo. KEPENDIDIKAN. Vol 43 (1). 19 –
Nanisanti, N.N.K. 2014. Pengembangan 31, (online), ( HYPERLINK “http://
Karakter Religius Siswa Melalui download.portalgaruda.org” http://
Kegiatan Ekstrakulikuler Muhadhoroh download. portalgaruda.org ),
Di pondok Modern MTs Darul didiakses 21 Desember 2015.
Hikmah Tawangsari Tulungagung. Noegroho, A. 2010. Teknologi
Skripsi tidak Diterbitkan. Tulungagung: Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus
– Intitut Agama Islam Negeri Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Tulungagung, (online), HYPERLINK Pustaka. HYPERLINK “file://
“http://repo.iain-tulungagung.ac.id/114/ D:\\KULIAH\\CIVIC%20HUKUM%20I-
1/sampul%20%20depan%20dll.pdf” A\\Borang%20Akreditasi\\FILE%20
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/114/ SKRIPSI% 2 0ANGKATAN%
1/sampul%20 depan%20dll.pdf , 202012\\New%20folder\\Rezkisari,%
didiakses pada 6 Februari 2016. 20I.% 202014.%20Pengguna%20S
Nikmah, A. 2012. Dampak Penggunaan martphone%20Indonesia%20
Handphone terhadap Prestasi Belajar Peringkat% 20Kelima% 20Dunia.%20
Siswa. E-Jurnal Dinas Pendidikan http: \\www.republika.c o.id\\berita\\
Kota Surabaya Vol. 5: hal. 2, (Online), trendtek\\gadgetneehfh-pengguna-
dalam ProQuest (HYPERLINK“https: smartphone-indonesia-peringkat-
/ / w w w. g o o g l e . c o . i d / u r l ? s a = kelima-dunia\\diakses% 2021%20
t&rct=j&q=&esrc=s&” https://www. April%202016” Rezkisari, I. 2014.
google.co.id/url?sa= t&rct= j&q= Pengguna Smartphone Indonesia
&esrc=s&source= web&cd= 1&cad= Peringkat Kelima Dunia. http://
rja&uact=8&ved =0ahU KEwjri www.republika.co.id/berita/trendtek/
YnHkf7KAhXGBI4KHWPN DXoQ gadgetneehfh-pengguna-smartphone-
FggZMAA&url=http %3A%2 F%2 indonesia-peringkat-kelima-dunia/
Fdispendik.surab aya.go.id%2 diakses 21 April 2016
Fsurabayabelajar%2Fjurnal% Samani, M. dan Hariyanto. 2012. Konsep
2F199%2F5.7.pdf&usg=AFQjC dan Model Pendidikan Karakter.
NFirrlfknnxFd_GENuD2vNzS0f Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
OoQ), didiakses 25 Januari 2016. HYPERLINK “file://D:\\KULIAH\\
Ningrum, D W. 2015. 20% Pengguna CIVIC%20HUKUM%20I-
Smartphone di Indonesia Rakus A\\Borang%20Akreditasi\\FILE
Konsumsi Data. HYPERLINK “http:/ % 2 0 S K R I P S I % 2 0 A N G K ATA
/tekno.liputan6.com/read/pengguna- N%202012\\New%20folder\\Setiamanah,%
smartphone-di-indonesia-rakus- 2 0A.%202013.%20Strategi% 20
konsumsi-data/diakses% Marketing%20Berbasis%2
Fahdian R, dkk. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap
Kepribadian dan Karakter (Kekar) Peserta Didik di Sma Negeri 9 Malang
43
44

0Karakteristik%20Pengguna%20 Widiawati, I, Sugiman, H, dan Edy. 2015.


Smartphone.% 20h ttp:\\www. Pengaruh Penggunaan Gadget
frontier.co.id\\strategi-marketing- terhadap Daya Kembang Anak.
berbasis-karakte%20ristik-pengguna- Makalah disajikan pada Seminar
smartphone.html\\diakses% Nasional Multidisiplin Ilmu di
2021April%202016” Setiamanah, A. Universitas Budi Luhur Jakarta, 10
2013. Strategi Marketing Berbasis Mei 2014. (Online),(http://stmikglobal.
Karakteristik Pengguna Smartphone. ac.id/wp-content/uploads/2014/05/
http://www.frontier. co.id/strategi-mar- ARTIKEL-IIS.pdf), didiakses 25
keting-berbasis-karakte ristik- Januari 2016.\
pengguna-smartphone.html/diakses Zuriah, N. 2009. Metode Penelitian Sosial
21April 2016 dan Pendidikan (Teori-Aplikasi).
Sukmadinata, N. S. 2013. Metode Jakarta: Bumi Aksara.
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, S. 2003. Psikologi
Kepribadian. Jakarta: PT Rajawali
Pers.
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (online),
(HYPERLINK “http://riau.kemenag.
go.id/file/file/produkhukum/
fcpt1328331919.pdf” http://riau.
kemenag.go.id/file/file/produkhukum/
fcpt1328331919.pdf ), didiakses 25
Januari 2016.
Widiantari, K.S, dan Herdianto, Y.K.
2013. Perbedaan Intensitas
Komunikasi Melalui Jejaring Sosial
antara Tipe Kepribadian Ekstrovert
dan Introvert pada Remaja. Psikologi
Udayana, 1 (1): 107, (online), dalam
ProQuest (https://www.google.co.id/
url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=w
eb&cd=&cad=rja&uact=8&
ved=0ahUKEwjp8MnktfvK
AhXCxY4KHU7CB pIQFgg ZMAA
&url=http%3A%2F%2 Fojs. unud.ac.
id% 2Findex.php% 2Fpsikologi%
2Farticle %2Fdownload% 2F8488%
2F6332&usg=AFQjCNE1XRg
Y1mDSm93MAxfqRZIH
XBwfQ&bvm=bv.114195076,d.c2E),
didiakses 25 Januari 2016.

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 18-44

Anda mungkin juga menyukai