Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENELITIAN

SOSIOLOGI

PENYIMPANGAN SOSIAL DALAM LINGKUNGAN


SMA NEGERI 3 BANDUNG

Disusun Oleh :

Adya Sahira Shylani (181910298)

Aliea Yenemia Putri (181910303)

Annisa Fauziah S. A. (181910305)

Chika Aulia F. (181910309)

Nafila Rahmani (181910321)

Novianty Rahmadannigtyas A. (181910322)

Shelma Sintapiani (181910328)

Tsani Ahaddiah (181910333)


KATA PENGANTAR

Puji Tuhan kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa


atas anugerahNya yang tidak pernah putus sampai detik ini. Kami
juga mengucap syukur atas berkatNya pada kami dari awal,
pertengahan hingga akhir acara dan bahkan hingga kami menulis
kata pengantar ini serta atas waktu dan kemampuan untuk
menjalankan kegiatan penelitian sosial serta seluruh persiapan kecil
lainnya.
Kami berterimakasih sedalam-dalamnya kepada seluruh
pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian sosial maupun dalam
pembuatan laporan ini.
Laporan penelitian sosial ini ditulis dengan tujuan
memenuhi tugas Sosiologi sebagai tugas akhir kelas X IPS tahun
ajaran 2018/2019.
Sebelumnya, kami meminta maaf jika ada kesalahan pada
kebahasaan ataupun salah penulisan. Untuk itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan laporan di masa yang akan datang sehingga dapat
dijadikan sebagai pembelajaran nantinya.

Bandung, Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................. 1

BAB 1 ............................................................................................ 2

1.1 LATAR BELAKANG .................................................... 2

BLBLBLABLBL .......................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui,bahwasanya pelajar yang
menginjak usia remaja akan lebih sering melakukan tindakan yang
tidak sesuai aturan. Mereka cenderung melakukan hal-hal di luar
norma dan mengikuti sesuai kemauannya sendiri dan tak jarang
perilaku tersebut bisa berdampak bukan hanya bagi dirinya, namun
bagi orang di sekitarnya.
Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku menyimpang yang
dilakukanoleh pelajar dan telah banyak pula aturan-aturan yang
mengatur tentang penyimpangantersebut. Pada kenyataannya,
hingga saat ini penyimpangan sosial masih terus terjadi meskipun
aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini
mungkindisebabkan oleh kurangnya kesadaran pelajar akan
buruknya perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya
sosialisasi tentang penyimpangan sosial.
Fenomena sosial tersebut tampak sangat nyata, apalagi di
lingkungan kami yaitu SMA Negeri 3 Bandung. Fenomena tersebut
cukup menarik keinginan kami untuk mencari tahu apa, dan
mengapa penyimpangan sosial terjadi. Melihat peluang yang ada,
kami memutuskan untuk mengangkatnya sebagai topik penelitian
sosial kami.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
rumusan masalah yang akan di bahas adalah :
1. Apa saja penyimpangan sosial yang sering dilakukan oleh
para pelajar SMA Negeri 3 Bandung?
2. Apa faktor-faktor yang memicu terjadinya penyimpangan
sosial tersebut ?

1.3 Tujuan Penelitian


Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan
penulis dalam pembuatan makalah tentang penyimpangan sosial ini
adalah agar pembaca dapat :
1. .Mengetahui faktor-faktor penyebab penyimpangan sosial
yang terjadi di lingkungan SMA Negeri 3 Bandung.
2. Mengetahui contoh nyata penyimpangan sosial.
BAB II

METODE PENELITIAN
BAB III

PEMBAHASAN

Pengertian Penyimpangan Sosial

Penyimpangan sosial dapat diartikan sebagai perilaku


warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan,
adat istiadat, tata aturan, atau norma sosial yang berlaku
(Budirahayu, 2013, 98). Penyimpangan sosial tidak terbatas pada
perilaku-perilaku yang terlampau melewati batas, hal-hal kecil pun
bisa termasuk dalam penyimpangan sosial. Seseorang akan dianggap
menyimpang apabila ia melakukan hal-hal di luar perilaku
masyarakat pada umumnya.

Hal-Hal yang Memengaruhi Terjadinya Perilaku


Penyimpangan

Terjadinya perilaku penyimpangan dapat dipengaruhi oleh


hal-hal berikut ini:

a. Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam


memahami dan meresapi tata nilaiatau norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut
sebagai hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik
ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak
pantas, dan sebagainya.
b. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik,
misalnya lingkungan yang seringterjadi tindak
penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, mabuk-
mabukan, dan sebagainya.
c. Proses bersosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan
para pelaku penyimpangan sosial,seperti kelompok preman,
pemabuk, penjudi, dan sebagainya.
d. Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan
melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke
tindakan anarkis.

Bentuk-Bentuk Penyimpangan

Penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu


dilihat berdasarkan kadar penyimpangannya dan dilihat berdasarkan
pelaku penyimpangannya.

a.. Berdasarkan Kadar Penyimpangan

1) Penyimpangan primer

Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan. Para


pelaku penyimpangan iniumumnya tidak menyadari bahwa dirinya
melakukan penyimpangan. Penyimpangan primer dilakukan tidak
secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak
begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-
coret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan. Penyimpangan
jenis ini bersifat sementara(temporer), maka orang yang melakukan
penyimpangan primer, masih dapat diterimaoleh masyarakat.

2) Penyimpangan sekunder

Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat.


Umumnya perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang secara
berulang-ulang dan terus menerusmeskipun pelakunya sudah
dikenai sanksi. Bentuk penyimpangan ini mengarah padatindak
kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan pencurian.
Penyimpangan jenisini sangat merugikan orang lain, sehingga
pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.

B Berdasarkan Pelaku Penyimpangan

1) Penyimpangan individu (individual deviation)

Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa


campur tangan orang lain.Contohnya seorang pejabat yang korupsi,
oknum polisi yang melakukan pemerasanterhadap individu yang
memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak
yang durhaka terhadap orang tua. Dilihat dari kadarnya
penyimpangan perilaku yang bersifat individual, menyebabkan
pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel, pembangkang,
pelanggar, bahkan penjahat.)

2) Penyimpangan kelompok (group deviation)


Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang
yang secara bersama-sama melakukantindakan yang menyimpang.
Contohnya pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu geng,
perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun
pemberontakan. Penyimpangankelompok biasanya sulit untuk
dikendalikan, karena kelompok-kelompok tersebut
umumnyamempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang
berlaku bagi semua anggota kelompoknya. Sikap fanatik yang
dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkanmereka
merasa tidak melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut
menyebabkan penyimpangan kelompok lebih berbahaya daripada
penyimpangan individu.

3) Penyimpangan campuran (mixture of both deviation)


Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan
individu. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, ia (pelaku
penyimpangan) dapat memengaruhi orang lain, sehingga
ikutmelakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya. Contoh
penyimpangan campuranadalah sindikat narkoba, sindikat uang
palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadiamuk massa.

Sifat-Sifat Penyimpangan

Dilihat dari sifatnya, penyimpangan dapat dibedakan


menjadi dua macam, yaitu penyimpangan sosial yang bersifat positif
dan yang bersifat negatif.
a. Penyimpangan yang Bersifat Positif

Penyimpangan yang bersifat positif merupakan suatu


bentuk penyimpangan atau perilakuyang tidak sesuai dengan nilai-
nilai dan norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak
positif terhadap dirinya maupun masyarakat. Penyimpangan ini
memberikan unsur inovatif dankreatif sehingga dapat diterima oleh
masyarakat, meskipun caranya masih belum umum
ataumenyimpang dari norma yang berlaku. Misalnya, pada
masyarakat yang masih tradisional, perempuan yang melakukan
aktivitas atau menjalin profesi yang umum dilakukan oleh laki-
lakiseperti berkarir di bidang politik, menjadi pembalap, sopir taksi,
anggota militer dan lain-lainoleh sebagian orang masih dianggap
tabu. Namun hal tersebut mempunyai dampak positif,
yaituemansipasi wanita.

b.Penyimpangan yang Bersifat Negatif

Penyimpangan yang bersifat negatif merupakan


penyimpangan yang cenderung mengarah padatindakan yang
dipandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku
dan jugamasyarakat. Bobot penyimpangan negatif dapat dilihat dari
norma-norma atau nilai-nilai yangtelah dilanggar. Pelanggaran
terhadap norma-norma kesopanan dinilai lebih ringan dibanding
pelanggaran terhadap norma hukum. Contoh penyimpangan yang
bersifat negatif, membolos, pembunuhan, pencurian, korupsi, dan
sebagainya.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Pertanyaan

1. Apakah Anda pernah melakukan penyimpangan sosial di


lingkungan SMA Negeri 3 Bandung?
2. Jika ya, penyimpangan apa yang Anda lakukan?
3. Mengapa Anda melakukan penyimpangan tersebut?

4.2. Jawaban

No. Pernah/Tidak Penyimpangan Alasan


1. Pernah - Tidak membawa - Lupa.
topi saat - Tidak melihat jadwal
pelaksanaan upacara.
upacara.
2. Pernah - Tidak memakai - Lupa.
pin.
- Memakai kaos
kaki yang tidak
sesuai ketentuan
3. Pernah - Telat datang ke - Macet di perjalanan.
sekolah. - Bangun terlalu siang.
4. Pernah - Tidak - Salah
mengerjakan menangkap/mengartikan
tugas sesuai tugas yang diberikan.
dengan instruksi
5. Pernah - Terlambat - Bangun terlalu siang.
datang ke sekolah
6. Pernah - Terlambat - Bangun terlalu siang
datang ke sekolah
7. Pernah - Memakai sepatu - Lupa membawa sepatu
tidak sesuai aturan yang seharusnya.
yang berlaku.
8. Pernah - Tidak - Tidak mengerti tugas
mengerjakan yang diberikan oleh
tugas gurunya.
9. Pernah - Pulang lebih - Tidak menggunakan
telat, tidak sesuai waktu dengan sebak-
jadwal sekolah. baiknya.
10. Pernah - Terlambat - Bangun terlalu siang.
11. Pernah - Tidak memakai - Lupa menyimpan
sabuk. sabuknya.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Penyimpangan sosial masih sangat sering terjadi di


lingkungan SMA Negeri 3 Bandung. Dari seluruh sampel yang kami
wawancarai, mereka semua mengaku pernah melakukan
penyimpangan sosial di lingkugan SMA Negeri 3 Bandung.

Penyimpangan sosial yang sering terjadi berdasarkan


sampel yang kami dapatkan adalah penyimpangan terkait
kelengkapan PSAS dan keterlambatan.

Berdasarkan kadar penyimpangannya, penyimpangan-


penyimpangan yang terjadi berdasaran hasil wawancara kami
termasuk penyimpangan primer. Sedangkan berdasarkan pelaku
penyimpangan, penyimpangan-penyimpangan tersebut termasuk
dalam penyimpangan individu. Menurut sifat penyimpangannya,
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi tergolong dalam
penyimpangan negatif.

Penyimpangan yang dilakukan cenderung disebabkan oleh


kurangnya kesadaran dari diri masing-masing.seperti lupa.
Penyimpangan sosial yang terjadi juga disebabkan oleh kurangnya
pengendalian dan sosialisasi dari pihak sekolah.
5.2 SARAN

1. Setiap siswa-siswi SMA Negeri 3 Bandung sebaiknya lebih


meningkatkan kesadaran diri dalam mematuhi peraturan
yang ada.
2. Pihak sekolah lebih sering melakukan kontrol sosial
maupun sosialisasi ulang tentang aturan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai