Anda di halaman 1dari 9

Judul:

Mungkin aku yang se arang adalah aku yang sebenarnya. Tidak lagi cupu, kucel seperti sewaktu SMP.
Aku yang kini berontak karena aku sudah bosan dengan hidup yang kaku. Kini aku telah menemukan
cermin yang tepat ,yang mencerminkan diriku sebenarnya.

Dari dulu aku orangnya memang pemalu, sulit bagiku untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Aku hanya bisa berdiam diri melakukan segala sesuatu sendirian. Bahkan aku tidak begitu banyak
teman, mungkin bisa di hitung pakai jari. Kadang sesekali temanku mengajak main di luar sekolah,
tetapi aku menolaknya. Karena aku terlalu takut dengan dunia luar, sehingga aku pun hanya bisa
terdiam di rumah bermain gadget.

Sewaktu aku SD, aku merasa serba salah dengan hidup, semacam ingin pergi tapi tak tahu harus
kemana, ingin mati tapi takut, hehe. Ibuku sibuk bekerja di Jakarta begitupun dengan ayahku. Aku
mempunyai seorang kakak perempuan dan itu pun tidak begitu dekat denganku. Di rumah aku
hanya di temani oleh bibi asisten rumah tangga dan si Uno anjingku.

Setiap harinya aku hanya fokus dengan gadget ku, aku mengabaikan semua urusannku termasuk
urusan sekolahku. Aku mengabaikan tugas-tugas, bahkan kalau tidak ada bibi mungkin aku tidak
akan makan, pokoknya berantakan deh....

Hingga suatu hari saat ibuku pulang dari ibu kota, ibu geram melihat kelakuan ku yang hanya fokus
pada game ,ibu mengecek semua tugasku dan kertas-kertas ulanganku. Ibu marah padaku karena
nilai ku begitu jelek menurutnya, padahal kan nilai 60 itu masih bagus menurutku. Sebenarnya,
Tuhan memberiku otak yang encer, bisa saja aku mendapat nilai 100 setiap ulangan, hanya saja aku
pemalas dan lebih suka bermain game.

Tetapi sekarang aku menyadari betapa bodohnya aku dahulu. Hanya karena aku malas dan tidak
mempunyai begitu banyak teman, aku hanya terdiam di kamar sendirian. Dan pada saat aku lulus
SD, akhirnya ibuku memutuskan untuk memasukkanku ke sebuah SMP yang begitu luar biasa. Dan
dari sini aku tumbuh menjadi gadis kecil yang pintar.

***

Seperti biasa aku masih tidak bisa bersosialisasi dengan teman-teman di sekolahku. Pertama masuk
kelas, perasaanku begitu gugup dan jantungku berdetak tidak seperti biasanya. Aku memutuskan
duduk sendiri. Tiba-tiba seorang siswa menghampiriku dan meminta berkenalan denganku. Disitu
aku merasa punya seseorang yang akan menjadi teman dekatku. Dengan perasaan aku malu aku pun
memperkenalkan diriku. Hingga tak lama kita berkenalan, ia mengajakku untuk duduk besamanya.
Di sekolah itu aku mengambil kelas eksklusif, yaaa.... semacam kelas untuk orang-orang pintar
gitulah hehe sombong. Dengan gaya bahasa menggunakan bahasa inggris kesukaanku,walaupun aku
pemalu gini, sebenarnya aku sudah fasih berbahasa inggris sedari SD. Aku suka dengan kelas ini, suka
dengan guru-guru nya yang ramah dan menyenangkan, anak-anak nya pun seru dan mengasyikan.

Kehidupan sekolah ku yang baru kini lebih berwarna dibandingka masa SD. Aku lebih menunjukan
diriku yang sebenarnya. Diriku yang rajin, cerdas bahkan sekarang aku selalu mendapat nilai tinggi
setiap ulangan. Semakin hari aku semakin memiliki banyak teman, aku akrab hapir dengan semua
teman di kelas ku. Aku mulai fokus dengan semua pelajaran, aku suka dengan semua hal yang
berkaitan dengan sekolah. Sering kali aku pun masih melakukan kebiasaanku dahulu yaitu diam
menyendiri di kamar, tetapi bedanya dulu diam di kamar hanya bermain game dan sekrang aku lebih
suka mengerjakan hal-hal berbau pelajaran. Terkadang untuk meluapkan rasa bosan ku, sesekali aku
menulis puisi. Ya... memang aku gemar menulis puisi, aku bisa dengan bebas menulis semua yang
aku rasakan melalui untaian kata yang indah.

Di kelas memang aku terkenal sebagai seseorang yang pendiam, diam namun berbahaya, HAHAHA
kek belut listrik saja. Aku pun terkenal dengan sebutan si ambis, padahal banyak sekali teman-
teman ku yang lebih ambisius.

Hingga suatu hari, OSIS di sekolahku mengadakan pengkaderan untuk merekrut anggota-anggota
baru yang ingin menjadi OSIS. Aku di ajak oleh seorang temanku untuk ikut bergabung menjadi
anggota OSIS di sekolah. Tetapi aku menolaknya, karena aku merasa tidak sepenuhnya bisa
bersosialisasi dengan banyak orang. Sebuah organisasi memerlukan kerjasama yang kompak dan
keberanian agar program kerjanya bisa berjalan sesuai yang diharapkan. Aku tidak yakin kalau aku
bisa bekerjasama dengan orang-orang seorganisasiku. Terkadang aku seperti merasa sendiri
meskipun dalam keadaan ramai. Aku kurang menyukai lingkungan yang ramai, dan lebih memilih
diam menyendiri. Karena bagiku, kenyamanan adalah kedamaaian, dan kedamaian hanya bisa di
buat oleh diri sendiri.

Aku pun heran kapan aku bisa dengan mudahnya bersosialisasi seperti teman-temanku. Tapi, ya
sudahlah aku lebih memilih fokus saja pada sekolahku,lagian ikut OSIS akan menyita waktu belajar
dan kegiatanku.

Sejak saat itu, teman ku mengikuti OSIS, dan benar saja kalau ikut organisasi itu banyak kegiatan.
Aku pun tidak lagi dekat dengannya. Aku kembali lagi dengan diriku, suka menyendiri , tidak banyak
bergaul dengan orang-orang. Dan sekarang aku jadi lebih berani untuk mengenal dunia luar.
Aku ingat sekali saat pertama aku bermain ke luar. Saat itu aku diajak oleh temanku untuk
mengerjakan tugas bersama di sebuah cafe. Selama ini aku hanya tau tempat-tempat di luar ketika
aku diajak main oleh ibuku,dan tempatnya pun itu-itu saja. Dan hari ini aku sedang tidak suka
dengan keadaan rumhaku. Aku ingin mencoba pergi ke sebuah tempat yang bisa membuatku
merasakan kedamaian yang sesungguhnya. Aku mencoba memberanikan diri untuk pergi sendiri ke
cafe tempat aku dan temanku belajar bersama dulu.

Esoknya......

Bel sekolah berbunyi, menandakan semua kegiatan sekolah telah berakhir. Kebetelan sekali hari ini
aku tidak di jemput. Kegiatan di sekolah hari ini cukup menguras tenagaku, banyak sekali tugas yang
di berikan oleh guru kapadaku. Dan aku pun berniat untuk pergi ke cafe itu. Awalnya aku ragu untuk
meminta izin kepada ibu, karena takut tidak di bolehkan untuk pergi ke cafe tu. Lalu aku mnecoba
menghubungi ibu dan meminnta izin. Tuhan memang baik, aku berdoa agar aku diberi izin,dan
akhirnya aku pun diberi izin. Thank you mum..., aku senang sekali. Ini kali pertama aku pergi sendiri
untuk mengenal dunia luar. Awalnya agak sedikit takut, tapi akhirnya rasa takutku kalah dengan rasa
bahagiaku.

Aku memesan ojek online untuk pergi ke cafe itu. Tidak lama akupun tiba.....

Saat pertama aku memasuki cafe itu, aroma kedamaian sudah menyambutku. Suasana yang hening,
udara yang dingin seakan langsung merasuk ke tubuhku dan bersatu. Aku memilih duduk di lantai
dua karena lebih terasa nyaman tidak banyak orang berlalu lalang. Seperti biasa aku memilih tempat
duduk yang berada di pojok dekat dengan sebuah pot bunga. Sungguh suasana seperti inlah yang
aku inginkan. Aku merasa bersatu dengan duniaku, inilah dunia yang sebenarnya....

Beberapa saat kemudian,seorang waiter datang menghampiriku. Ia memberiku sebuah buku menu
seperti sudah tahu kalau aku butuh asupan tenaga hehe.. Aku pun memesan segelas minuman
yogurt dan makanan khas di cafe ini yaitu mie *tidak sebut merek*. Denga sigapnya pelayan itu
segera membuatkannya untuku. Tak lama makanan pun tiba. Aku mulai meneguk minuman
favoritku dan menghabiskan dulu mie karena takut dingin dan tidak enak, tapi yang sebenarnya aku
lapar. Lalu setalah itu melanjutkan mengerjakan tugasku.

Saat semua tugasku selesai, aku terdiam dan melihat ke arah jalanan. Jalan raya yang padat dan
begitu ramai dipenuhi kendaraan. Ternyata dunia luar tidak seburuk apa yang aku pikirkan. Kedaan
ini aku abadikan dalam sebuah puisi.
Waktu berlalu seperti sebuah kilat. Aku yang larut dalam kedamianku tersadarkan oleh suara HP ku.
Sebuah panggilan masuk dari ibuku, dan ternyata ia sudah mengirimiku puluhan pesan. Tapi heran
aku tidak mendengar bunyi pesan masuk dari Hpku. Ini sungguh luar biasa, suasana ini telah
menghipnotis diriku hingga aku lupa segalanya.

Ibu menelpon karena khawatir, sebab aku belum pulang. Lalu aku ibu menanyakan keberadaanku,
untuk di jemputnya pulang. Setelah itu, aku keluar dari cafe. Ya Tuhan...mengapa langkahku terasa
berat sekali untuk meninggalkan tempat ini. Kalau boleh aku hanya ingin diam disini menghabiskan
waktu untuk menikmati dunia ku. Setelah menunggu beberapa menit,tibalah ibuku dengan mobil
hitamnya. Aku pun bergegas memasuki mobil karena matahari akan segera tidur dan bulan akan
menggantikannya.

Urghhhh sial!!! Sesampainya di rumah aku kena marah oleh ibuku. Baru saja aku menikmati
kebahagiaan kini sudah mendapat sesuatu yang tidak mengenakan. Salahku juga sih, aku lupa waktu,
pulang pun akhirnya terlambat. Setelah selesai memarahiku, aku pun meminta maaf atas
kesalahanku tadi dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ibuku memang baik, ia pun langsung
memaafkanku dan menyuruhku tidur. Dengan langsung aku pun pergi ke kamarku ntuk
mengistirahatkan jiwaku yang lelah. Aku merasa tidak begitu sedih saat ibu memarahiku, dan segera
melupakannya. Karena rasa bahagia yang ku dapat tadi lebih mendominasi pikiranku.

Hari ini rabu, aku sangat bersemangat pergi ke sekolah. Tak peduli dengan apa yang akan terjadi di
sekolah. Seperti biasa aku hanya diam, melamunkan sesuatu yang aku pun tidak tahu aku sedang
memikkirkan apa. Tatapan pun kosong, tidak terdengar satu suara pun. Dan lagi-lagi aku tersadarkan
oleh suara bel masuk. Kegiatan belajar mengajar oun berlangsung.

Pagi ini pelajaran di buka dengan pelajaran kesukaanku yaitu fisika. Guru pun menyuruh kami untuk
membuat kelompok, karena hari ini akan di adakan praktek yang di laksanakan di lab. Anak-anak
berebut ingin satu kelompok denganku, karena mereka tahu kalau aku pandai fisika.

Ternyata tugas nya cukup berat. Kami harus membuat rangakaian listrik paralel. Segera aku pun
membagi tugas dengan teman-teman sekelompok. Kelompok kami terdiri dari 5 orang. Aku
menyuruh teman-teman ku mengumpulkan bahan-bahan unutuk membuat rankaian listrik paralel.
Karena waktunya tidak cukup, guru pun menyuruh menyelesaikan tugas ini di rumah. Dan memberi
waktu 2 minggu.

Sepulang sekolah kami pun berkumpul untuk merencanakan kerja kelompok. Berhubung orang tua
kami sudah datang menjemput, kami pun pulang dan melanjutkan diskusi didalam chat group.
Setelah sepakat kami pun memutuskan untuk kerja kelompok hari jumat sepulang sekolah di rumah
ku, karena ibuku tak megizinkan ku untuk pergi.

Hari jumat pun tiba, ibu dan aku menyiapkan makanan ringan sebagai teman untuk nanti kerja
kelompok. Satu per satu temanku berdatangan. Kami pun langsung bekerja sama mnegerjakan
tugas ini. Tema-teman ku memang orang yang ceria. Sesekali mereka bercanda di sela waktu
menhgerjakan tugasnya. Aku pun merasa terhibur oleh mereka. Hari mulai sore, kami pun
memutuskan untuk menyudahi kerja kelompok ini dan menyelesaikannya esok. Progres tugas paralel
kami sudah 80%, jadi tinggal menyelesaikannya.

Hari rabu pun tiba. Pelajaran pertama yaitu fisika. Guru fisika pun menyuruh kami untuk
mengumpulkan tugas minggu lalu. Saat kami mengumpulkan tugas kami, guru pun memuji hasil
karya kami yang bagus ini. Kami pun sangat senang mendengar ucapan guru fisika tadi. Itulah hasil
kerja kami, dengan kompak kami menjawab. Memang apabila sesuatu yang di kerjakan bersama-
sama dengan benar akan memeberikan hasil yang memuaskan.

***

Tak terasa, sekarang aku sudah kelas 9. Masa-masa SMP ku di penuhi dengan kegembiraan.
Melewati kelas 7 dan kelas 8 seperti dua hari, dan kini aku tengah menjalani hari-hariku yang sibuk.
Aku membatasi kegiatan bermain ku karena aku harus fokus pada ujian ku. Aku tidak mengikuti les
di luar sekolah. Dan lebih memilih belajar sendiri di rumah. Sekolahku memang the best, pihak
sekolah selalu mengadakan simulasi untuk mengasah kemampuan kami. Aku pun senang, karena ini
membantu memperkuat pemahamanku. Selain itu, pihak sekolah juga mengadakan psikotest yang
mempermudah kami dalam memilih jurusan nanti di SMA. Aku sudah menyiapkan planning ku untuk
SMA nanti.

Hingga saatnya waktu ujian nasional pun tiba. Hari pertama ujian, aku sangat merasa takut, takut
kalau nanti hasilnya jelek. Aku di tempatkan di ruang 2. Sebelum memasuki ruangan akupun berdoa
agar Tuhan memberiku kemudahan dan kelancaran saat mengisi soal ujian. Hari pertama ujian yaitu
mata pelajaran IPA, aku sangat bersemangat.

Kali ini aku pulang cepat, aku selesai mengerjakan soal lebih cepat dari yang lain. Soal ujian pun tidak
begitu sulit menurutku. Tapi ada beberapa soal yang aku jawab dengan ragu, semoga jawabanku
benar.

Malam ini aku fokus belajar dan berlatih, karena hari kedua ujian yaitu mata pelajaran matematika.
Sedari SD aku sangat menyukai mata pelajaran ini. Tetapi tidak sedikit anak yang kurang suka dengan
mata pelajaran yang satu ini. Menurut mereka pelajaran ini sangat sulit, dan susah di pahami. Tapi
bagiku mata pelajaran ini tidak begitu sulit asalkan kita rajin berlatih.

Setelah melewati berbagai simulasi di sekolah, aku yakin kalau aku bisa mengerjakan soal
matematika ini dengan mudah. Dan ternyata benar saja, soalnya sangat mudah tidak jauh seperti
saat simulasi. Empat kali aku megikuti simulasi matematika dan hasilnya selalu mendapat nilai 100,
maka ujian ini pun harus mendapat nilai 100.

Semua ujian telah selesai dilaksanakan. Aku hanya tinggal menunggu hasil dari apa yang aku
usahakan. Setelah selesai ujian nasional, hari libur pun tiba. Aku bersama keluarga pergi berlibur ke
Bali untuk merefreshingkan otak ku yang baru saja selesai mengikuti ujian.

Oh iya.... setelah lulus nanti aku berniat untuk melanjutkan ke SMA yang aku harapkan selama ini.
Ayah dan ibu pun setuju kalau aku masuk SMA iti, asalkan Nem ku bagus wkwk, tak sabar rasanya
ingin cepat lulus dan segera masuk SMA itu.

Hari bahagia ku tiba, hari ini aku resmi menjadi alumni SMP ku yang tercinta ini. Tempat ini adalah
tempat yang sangat berharga bagiku, tempat dimana aku mulai bisa bersosialisasi dengan orang lain
walau tak banyak. Tempat dimana aku berubah yang awalnya pemalas dan hanya suka bermain
game, kini menjadi orang yang sangat ambisius dan pandai. Tempat dimana aku bisa berkenalan
dengan teman dekatku, guru-guru ku yang hebat. Dan disini aku bisa lebih menikmati masa
remajaku. Aku telah lulus dari sekolah ini dengan hasil yang cukup sempurna. Nilai ujian nasional ku
keluar dengan hasil yang mengejutkan. Aku menjadi salah satu siswa yang mendapat nilai ujian yang
sangat tinggi tingkat kota. Dan benar nilai matematika ku keluar dengan hasil yang memuaskan. Aku
mendapat nilai rata-rata 38,5 dan nilai terbesarku yaitu di mata pelajaran matematika dengan nilai
100, Wowwwww fantastic.....

Cita-cita ku untuk masuk SMA itu akan segera tercapai. Aku sudah membayangkan hal itu. Tetapi
takdir berkata lain. Tiba-tiba ibuku berubah pikiran dan berniat memasukkanku ke SMA lain, katanya
sama bagusnya dengan SMA yang aku inginkan, dan berstatus negeri. Tetapi aku tidak mau
walaupun setara tapi tetap berbeda menurutku. Dari kejadian itu pun aku merasa sangat kecewa
pada ibuku. Aku tidak lagi semangat, dan aku tidak bisa membantah perkataan orang tua ku.

Lalu pada saat waktu pendaftaran tiba, ibu ku segera menyiapkan berkas-berkas penting untuk
memasukkanku ke sekolah itu. Alasan ibu memasukkan ku ke sekolah itu ialah agar aku dekat
dengan kakakku. Tapi aku tidak mau. Aku pun ingin berontak tapi tak bisa. Aku hanya bisa berdoa
semoga aku tidak masuk sekolah negeri itu. Hakikatnya aku lebih senang sekolah di swasta, sedari SD
aku sudah bersekolah di sekolah swasta. Dan tahun ini aku harus masuk sekolah negeri. Jelas itu aku
tidak mau, karena itu akan berbeda. Tetapi , Tuhan berkata lain aku keterima di sekolah negeri itu.

Ini adalah awal yang buruk menurutku. Tetapi apalah daya aku pun harus tetap menjalankan
kewajiban ku. Pada awal masa pengenalan lingkungan sekolah saja aku sudah tidak merasakan
kenyamanan. Hari itu sangat tidak jelas bagiku, kegiatannya yang menurutku monoton. Sepulangnya
dari sekolah aku memutuskan untuk pergi ke cafe favoritku. Aku sangat berterimakasih pada
temanku karena telah mengenalkan ku pada tempat itu. Tempat dimana aku bisa pergi meluangkan
rasa senang dan sedih ku di tempat itu. Tempat pelarian ku saat aku ada masalah. Tempat dimana
aku pergi dan diam di tempat ini pada saat keadaan rumah ku tidak bersahabat. Kali ini aku pergi
tanpa pamit kepada ibu ku. Aku hanya bilang kalau hari ini pulang akan sedikit telat karena di
sekolah sedang ada kegiatan.

Aku pun pergi ke tempat itu, disitu aku kurang bersemangat tidak seperti biasanya. Sebesar apapun
masalahnya bisa hilang di tempat itu, tetapi ini tidak. Mungkin terlalu berat bagikut untuk menerima
semuanya. Aku akan menghabiskan waktu ku di sekolah itu selama tiga tahun. Akun tidak tahu apa
yang akan terjadi selama tiga tahun kedepan. Aku berharap Tuhan berpihak kepadaku.

Seperti biasa aku memesan segelas yogurt dan semangkuk mie, siapa tahu bisa sedikit mengurangi
beban di kepalaku. Akupun menuangkan semua kesedihan dan takdir ini dalam sebuah diary. Semua
telah terjadi, semua tidak akan berubah dan akan tetap seperti ini. Aku hanya perlu bangkit dan
meneruskan jalanku mengikuti semua rencana Tuhan.

Awal masuk sekolah ini aku mengambil jurusan mipa. Nilai ujian ku yang membawa ku kelas mipa ini.
Tetapi lama kelamaan aku merasa sangat tidak nyaman berada di kelas ini. Di kelas ini orang-
orangnya sangat ekstrovert tidak seperti ku yang hanya duduk diam. Dan suasana yang sangat ramai,
jelas aku tidak menyukainya. Aku pun memberi tahu ibu kalalu aku ingin pindah ke kelas IPS.
Mungkin disana akan sedikit nyaman karena ada banyak teman satu gugusku. Akhirnya, sekolah ku
mengurus perpindahan ku ke kelas IPS.

Saat datang di kelas IPS, aku disambut ceria oleh teman-teman baru ku, termasuk oleh teman
pertamaku saat di SMA ini. Walau terpaksa harus ada yang pindah ke mipa bertukar dengan ku. Dan
disini aku mulai memperdulikan semuanya. Aku berontak, sekarang aku tidak lagi menjadi orang
yang pendiam. Aku menunjukkan jati diriku yang sebenarnya. Aku pun menjadi lebih ambis dari
sebelumnya. Mungkin ini aku yang asli, aku tidak menjadi orang yang pemalu lagi. Aku telah
menghilangkan pikiran ku tentang sekolah ini. Aku hanya fokus ke depan mengejar cita-cita ku.
Aku mengikuti sebuah organisasi di sekolah yaitu OSIS. Yaa aku ikut OSIS. Disini aku menunjukkan
kalau aku bisa bersosialisasi sepenuhnyan dengan lingkungan sekitarku. Tidak hanya itu, aku pun
sekarang lebih mengutamakan penampilanku. Aku mulai merawat wajahku agar aura cantiknya
keluar. Aku mengikuti setiap tahap agar aku menjadi anggota OSIS. Dan akhirnya aku pun menjadi
anggota OSIS. Acara demi acara aku lewati ,ternyata ikut berkecimpung di dunia organisasi sangat
menyenangkan. Banyak sekali yang aku dapat dari organisasi ini. Aku lebih percaya diri dan sekarang
aku berani berbicara di depan umum, selain itu aku pun di ajarkan bagaimana cara memanage
waktu dengan baik. Aku tidak menyangka aku bisa bekerja sama dan bersosialisasi dengan banyak
orang. Mengenal hal-hal baru yang mungkin aku tidak tahu.

***

Masa SMA, memang sangat indah. Banyak orang yang mengatakan bahwa SMA adalah masa yang
paling indah, dan aku merasakannya. Awal pertama masuk memang memberiku kesan yang tidak
mengenakkan, tetapi makin kesini aku mulai merasakan rasa nyaman berada di sekolah ini. Sahabat-
sahabatku menjadi pelengkap dalam masa SMA ku. Dari sini akupun mulai mengenal cinta.

Cinta? Mungkin tak asing bagi kalian mendengar kata ini, begitu pun aku. Waktu itu aku sedang
mengikuti perkumpulan suatu organisasi. Entah kenapa aku merasa diawasi oleh seseorang. Tapi aku
mencoba mengabaikannya. Hingga saatnya aku pulang.

Aku masih memikirkan hal itu, tak henti-henti aku bertanya pada diriku tentang dia yang
mengawasiku, aku pun coba melupakannya. Tetapi, tetap tidak bisa.

Hingga suatu hari, aku mendapat kiriman bungan dari seseorang tanpa identitas. Aku pun heran,
siapa yang mengirim bunga ini padaku. Bunganya begitu cantik, warnanya merah merona. Tak lama
kemudian, notif line ku berbunyi, pertanda ada pesan masuk. Lalu tiba-tiba lelaki itu mengirimiku
pesan isi pesan itu adalah “kau sudah terima bungannya?”, lantas disitu aku kaget, ternyata dia yang
mengirimiku bunga, dia yang selalu mengawasiku setiap kali kami mengadakan perkumpulan. Aku
menyangka kalau dia akan mengirim ku bunga. Aku masih tak mengerti apa maksdunya itu. Lalu aku
pun menanyakan hal itu padanya.

Setiap harinya kami terlibat dalam percakapan via line. Aku merasa nyaman dengan dia, terkadang
kami pun selalu membuat rencana untuk melakukan pertemuan berdua. Dia unik, badannya yang
kurus dan cara ia berjalan akan menjadi ciri khasnya. Hari demi hari pun kami lalui bersama. Aku pun
merasakan arti masa SMA yang sebenarnya.
Sungguh masa SMA ku sangat bersahabat, bisa bersosialisasi dengan banyak orang tidak membuatku
menjadi seorang yang pendiam. Kini aku pun aktif mengikuti setiap lomba dam olimpiade khusunya
di mata pelajaran ekonomi. Teman ku semakin bertambah, aku pun mulai dikenal banyak a orang.

Sekarang aku tidak takut lagi dengan dunia luar, bagiku semua hal yang telah aku alami sebelumnya
adalah hal yang paling berharga. Aku bisa merubah diriku dan duniaku. Aku yang dulu pemalu kini
menjadi orang yang percaya diri. Aku yang pendiam kini menjadi orang yang aktif bahkan tidak
hanya satu bidang. Aku yang sekarang akan menjadi aku yang selamanya dengan aura yang ceria
serta bisa lebih menikmati hidup. Thank you SMA!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai