ABSTRAK
ABSTRACT
Utilization of acrylic waste can be a variety of raw materials that have a selling
value and proper function, acrylic waste itself can be used to make good
handicrafts and in various ways. The process of recycling acrylic waste by
melting and then printing and many other processes that can be done for the
process of recycling acrylic waste. In order for acrylic waste to be recycled, there
is a process that is carried out, namely by equalizing the dimensions of the
acrylic required, then the acrylic process is carried out and followed by the
recycling process by melting to facilitate the acrylic waste recycling process. In
this study, an acrylic waste recycling device was made using the heating method
with a bottom mold size of 85mm with a depth of 35mm and 90 grams of acrylic
filling. For acrylic fuser construction, the frame includes the upper arm, lower
Diseminasi FTI-1
Dimas Prakoso
leg, table top, and table bottom. The mold consists of a top mold and a bottom
mold with a print size of 150x150mm. from the results of testing the acrylic
waste recycling tool, after adding components it was able to print in 50 minutes
and a temperature of 288ºC good results but had to be finished, while before
adding the components the printing time was 180 minutes at a temperature of
412ºC with uneven melting.
1. PENDAHULUAN
Dengan melimpahnya limbah akrilik hasil produksi yang belum termanfaatkan untuk
dijadikan bahan produk kerajinan sehingga banyak industry skala kecil tertarik untuk
mendaur ulang limbah akrilik Manfaat daur ulang limbah akrilik ini untuk mengurangi limbah
akrilik yang belum termanfaatkan untuk dijadikan inovasi baru yang berawal dari limbah
yang memiliki manfaat yang lebih tinggi serta menjadi nilai guna serta banyak peluang
wirausaha yang baik. Pada tugas akhir ini akan membuat alat daur ulang limbah akrilik yang
memanfaatkan panas dan tempah perbedaan pada alat daur ulang yang dibuat ini adalah
alat yang dibuat tidak terlalu besar sehingga tidak banyak memakan tempat dan biaya untuk
pembuatan alat murah, alat daur ulang limbah akrilik sudah ada dibeberapa pabrik akrilik
untuk perbedaan dengan alat yang kita buat adalah alat yang ada dipabrik sudah
menggunakan sistem control penekanan dan pemanas menggunakan hidrolik dan sumber
panas dari listrik serta alat yang besar banyak memakan tempat, sedangkan alat yang kita
buat dimensi tidak terlalu besar dengan sistem penenekan dan pemanas masih manual
menggunakan mekanisme poros ulir dan kompor gas sehingga pada saat proses pemanasan
tidak banyak memakan energi listrik.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Spesifikasi rangka:
Diseminasi FTI-3
Dimas Prakoso
Gambar 3. Cetakan
3. ANALISA
Setelah dilakukan pengujian fungsi pada alat pelebur akrilik dan cetakan ada beberapa hal
yang perlu di analisa.
1. Akibat panas yang merambat ke bagian rangka dengan temperature 72ºc dan lasan
yang lepas sehingga rangka terjadi defleksi pada bagian tiang utama setelah pengujian
fungsi alat pelebur limbah akrilik dan cetakan yang berpengaruh pada saat penekanan
cetakan atas. Terlihat pada Gambar 7.
2. Sebelum penambahan komponen pada alat pencetak akrilik proses pemanasan yang
terjadi cukup lama diakibatkan cetakan bawah terlalu tebal sehingga panas yang masuk
kedalam cetakan cukup lama.
3. Sebelum penambahan komponen terjadi deflesi pada poros ulir diakibatkan karena
tidak ada poros mekanisme yang berfungsi untuk menjaga kestabilan penekanan sehingga
plat penekan turun dengan merata dan poros ulir tidak defleksi.
Pembuatan Alat Daur Ulang Limbah Akrilik Skala Industri Kecil Dengan Metode Pemanas
1. Pada hasil pengujian daur ulang limbah akrilik terdapat perbedaan dengan hasil sebelum
alat dimodifikasi dan setelah alat dimodifikasih, pada sebelum dimodifikasi penekanan
kurang merata, setelah alat dimodifikasi penekanan jadi merata dan cetakan turun dengan
sejajar. Terlihat pada Gambar 8.
4. Pada alat daur ulang limbah akrilik yang telah dimodifikasi hanya memerlukan waktu
50menit untuk proses pemanasan sedangkan pada saat alat daur uang limbah akrilik
belum di modifikasi memerlukan waktu 240menit, perbedaan waktu yang cukup jauh
dikarenakan pada alat daur ulang limbah akrilik dimodifikasi dengan menambahkan dua
buah pemanas pada sisi kiri dan kanan cetakan.
5. Setelah produk telah melakukan pengujian terdapat perbandingan sebelum alat ditambah
komponen dan sesudah ditambah komponen yaitu:
6. Setelah penambahan komponen pembuatan kubus penutup terlalu kecil sehingga API
yang dibuat pada sisi kanan dan kiri kubus terlalu dekat dengan cetakan sehingga
menyebabkan akrilik yang dileburkan terbakar dan hasil kurang sempurna.
4. KESIMPULAN
Diseminasi FTI-7
Dimas Prakoso
1. Dari hasil pembuatan alat daur ulang limbah akrilik dilakukan penambahan komponen
karena penekanan tidak merata dan memakan waktu yang cukup lama sehingga
berpengaruh pada hasil produksi yang kurang merata.
2. Setelah ditambahkan dua kompor di sisi kanan dan kiri kubus waktu pemanasan jadi lebih
cepat dan pelelehan jadi merata.
3. Dari hasil produksi akrilik yang dicetak harus difinising ulang karena pada bagian atas
aklirik tidak rata dan ada sedikit alumunium foil.
4. Untuk proses pelelehan akrilik lebih baik dipilih sesuai dengan wana agar mendapatkan
hasil yang bagus.
5. Metode pemanasan menggunakan API atau bahan bakar Gas kurang baik dirakeranakan
ada beberapa bagian yang terbakar dan menghitam.
6. Alat pelebur akrilik sebaiknya menggunakan media pemanas listrik untuk mendapatkan
hasil yang bagus.
7. Untuk cetakan akrilik lebih baik menggunakan cetakan yang sesuai dengan kriteria bahan
akrilik agar tidak lengket dan proses pemanasan yang cepat.
DAFTAR PUSTAKA