Anda di halaman 1dari 8

Pembuatan Alat Daur Ulang Limbah Akrilik Skala Industri Kecil Dengan Metode Pemanas

PEMBUATAN ALAT DAUR ULANG LIMBAH


AKRILIK SKALA INDUSTRI KECIL DENGAN
METODE PEMANAS
PRAKOSO. D1
1
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional
Bandung
Email: dimasprakoso077@gmail.com

Received DD MM YYYY | Revised DD MM YYYY | Accepted DD MM YYYY

ABSTRAK

Pemanfaatan limbah akrilik dapat menjadi barbagai bahan Baku yang


mempunyai nilai jual dan fungsi yang semestinya, limbah akrilik sendiri dapat
dimanfaatkan menjadi kerajianan tangan yang baik dan beragam cara. Proses
mendaur ulang limbah akrilik dengan cara dilelehkan lalu dicetak dan banyak lagi
proses yang bisa dilakukan untuk proses mendaur ulang limbah akrilik. Agar
limbah akrilik dapat didaur ulang maka ada suatu proses yang dilakukan yaitu
penyamaan bentuk dimensi pada akrilik yang dibutuhkan maka dilakukan proses
pencacahan akrilik dan dilanjut dengan proses mendaur ulang dengan cara
pelelehan agar memudahkan proses daur ulang limbah akrilik. Pada penelitian ini
dibuat alat daur ulang limbah akrilik dengan metode pemanas dengan ukuran
cetakan bawah Ø85mm dengan kedalaman 35mm dan di isi akrilik sebesar 90
gram. Untuk kontruksi alat pelebur akrilik, rangka termasuk lengan atas, kaki
bawah, meja atas, dan meja bawah. Cetakan terdiri dari cetakan atas dan
cetakan bawah dengan ukuran cetakan 150x150mm. dari hasil pengujian alat
daur ulang limbah akrilik pada saat setelah penambahan komponen mampu
mencetak dengan waktu 50 menit dan temperatur 288ºC hasil yang bagus tetapi
harus di finising, sedang kan sebelum penambahan komponen waktu mencetek
selama 180 menit dengan temperatur 412ºC dengan pelelehan tidak merata.

Kata kunci: petunjuk penulisan, template dokumen, format, style, abstrak

ABSTRACT

Utilization of acrylic waste can be a variety of raw materials that have a selling
value and proper function, acrylic waste itself can be used to make good
handicrafts and in various ways. The process of recycling acrylic waste by
melting and then printing and many other processes that can be done for the
process of recycling acrylic waste. In order for acrylic waste to be recycled, there
is a process that is carried out, namely by equalizing the dimensions of the
acrylic required, then the acrylic process is carried out and followed by the
recycling process by melting to facilitate the acrylic waste recycling process. In
this study, an acrylic waste recycling device was made using the heating method
with a bottom mold size of 85mm with a depth of 35mm and 90 grams of acrylic
filling. For acrylic fuser construction, the frame includes the upper arm, lower

Diseminasi FTI-1
Dimas Prakoso

leg, table top, and table bottom. The mold consists of a top mold and a bottom
mold with a print size of 150x150mm. from the results of testing the acrylic
waste recycling tool, after adding components it was able to print in 50 minutes
and a temperature of 288ºC good results but had to be finished, while before
adding the components the printing time was 180 minutes at a temperature of
412ºC with uneven melting.

Keywords: Utilization, acrylic waste, recycling tools.

1. PENDAHULUAN

Dengan melimpahnya limbah akrilik hasil produksi yang belum termanfaatkan untuk
dijadikan bahan produk kerajinan sehingga banyak industry skala kecil tertarik untuk
mendaur ulang limbah akrilik Manfaat daur ulang limbah akrilik ini untuk mengurangi limbah
akrilik yang belum termanfaatkan untuk dijadikan inovasi baru yang berawal dari limbah
yang memiliki manfaat yang lebih tinggi serta menjadi nilai guna serta banyak peluang
wirausaha yang baik. Pada tugas akhir ini akan membuat alat daur ulang limbah akrilik yang
memanfaatkan panas dan tempah perbedaan pada alat daur ulang yang dibuat ini adalah
alat yang dibuat tidak terlalu besar sehingga tidak banyak memakan tempat dan biaya untuk
pembuatan alat murah, alat daur ulang limbah akrilik sudah ada dibeberapa pabrik akrilik
untuk perbedaan dengan alat yang kita buat adalah alat yang ada dipabrik sudah
menggunakan sistem control penekanan dan pemanas menggunakan hidrolik dan sumber
panas dari listrik serta alat yang besar banyak memakan tempat, sedangkan alat yang kita
buat dimensi tidak terlalu besar dengan sistem penenekan dan pemanas masih manual
menggunakan mekanisme poros ulir dan kompor gas sehingga pada saat proses pemanasan
tidak banyak memakan energi listrik.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Diagram alir


Pembuatan Alat Daur Ulang Limbah Akrilik Skala Industri Kecil Dengan Metode Pemanas

2.1. Spesifikasi alat hasil perancangan


Berdasarkan perancangan akan dibuat alat yang dapat digunakan untuk mendaur ulang
limbah akrilik. Berdasarkan hasil perancangan diperoleh spesifikasi alat sebagai berikut:

Gambar 2. Rangka Yang Terpilih


Keterangan:
A. Tinggi rangka : 780mm
B. Panjang x Lebar rangka :350 x 350mm
C. Tinggi kaki : 270mm
D. Panjang x Lebar meja : 350 x 350mm
E. Tebal meja :8mm
F. Panjang ulir poros :450mm Ø22mm

2.2. Proses Pembuatan Rangka Utama


Pada komponen ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu kaki, tiang, dan lengan. Kaki berfungsi
sebagai tumpuan alat, tiang berfungsi sebagai penghubung antara komponen alat
sedangkan lengan berfungsi sebagai dudukan dari mekanisme penekan cetakan. Terlihat
pada gambar 3.

Spesifikasi rangka:

1.Dimensi rangka panjang x lebar x tinggi 350x350x780 mm


2.Pembuatan rangka utama menggunakan baja hollow dan baja UNP yang dibentuk sesuai
dengan desain yang telah dirancang
3.Untun assembly rangka dilakukan dengan metode pengelasan
4.Untuk bagian rangka menggunakan material rangka baja hollow dan UNP karena dibagian
rangka gaya yang cukup besar dan panas dibagian meja ketika proses peleburan
berlangsung, oleh karena itu membutuhkan material yang kuat dan titik lebur yang tinggi.

Diseminasi FTI-3
Dimas Prakoso

2.3. Cetakan Atas


Pada proses pembuatan cetakan atas menggunakan mesin bubut manual Material awal pada
cetakan berbentuk balok dengan dimensi 150x150x55mm proses pembubutan dilakukan
untuk membuat silindris pada cetakan atas. Berikut adalah proses pembuatan cetakan atas:

2.5 Cetakan Bawah


Material awal pada cetakan berbentuk balok dengan dimensi 150x150x50 proses
pembentukan cetakan bawah menggunakan mesin CNC 3 Axis, berikut langkah-langkah
pengerjaan mesin CNC:

Gambar 3. Cetakan

2.6 Komponen-komponen Alat Daur Ulang Limbah Akrilik


A. Regulator: berfungsi untuk mengatur tekanan gas agar stabil.
B. Gas LPJ 3kg :berfungsi untuk menampung bahan bakar gas yang akan digunakan
C. Selang gas :berfungsi untuk mengalirkan gas menuju ke kompor
D. Katup dan kompor: bagian bawah berfungsi untuk memanaskan cetakan dari bagian
bawah.
E. Katup dan kompor: bagian atas berfungsi untuk memanaskan bagian kiri dan kanan
cetakan.
A. Tutup kubus: berfungsi untuk memudahkan penekan masuk sehingga menekan ke
cetakan.
F. Kubus: berfungsi untuk menutup cetakan agar pada saat proses pemanasan panas yang
dimasuk tidak banyak keluar atau meminimalisir panas yang keluar dan pada kubus ini
terdapat dua pemanas yang terletak di dalam bagian sisi kiri dan sisi kanan kubus.
G. Cetakan: berfungsi untuk pelelehan akrilik dan mencetak akrilik hingga jadi.
H. Plat penekan :berfungsi untuk memperluas area penekanan yang sesuai dengan ukuran
cetakan agar pada saat penekanan cetakan turun dengan merata
I. Poros mekanisme dan pegas :berfungsi untuk menjaga kestabilan penekanan agar plat
penekan turun dengan merata, poros mekanisme ini akan di las pada plat, sedangkan
pegas berfungsi untuk mengembalikan atau mengangkat poros mekanisme penekan
beserta plat penekan yang menempel pada poros mekanisme
J. Poros ulir :berfungsi untuk mengatur turun dan naik plat penekan
Pembuatan Alat Daur Ulang Limbah Akrilik Skala Industri Kecil Dengan Metode Pemanas

Gambar 4. Alat Pelebur Akrilik


2.7 Diagram Blok Sistem
Diagram Blok sistem dibawah menunjukan proses-proses akrilik dari limbah sampai dengan
menjadi hasil produksi daur ulang limbah akrilik.

2.7 Hasil Pengujian


Pada hasil pengujian mendapat hasil temperatur dan waktu proses pengujian pada sebelum
dan sesudah penambahan komponen.
Tabel 1. Sebelum Penambahan Komponen
Pengujian sebelum penambahan komponen
NO pengujian Temperature Waktu Hasil
(ºc) (menit)
1 Pengujian 1 269 60 Tidak meleleh, tidak membentuk,
lengket kecetakan karena tidak
menggunakan almunium foil
2 Pengujian 2 344 120 Meleleh hanya dibagian bawah
Diseminasi FTI-5dan bagian atas lepas dan tidak
membentuk
3 Pengujian 3 412 180 Pelelehan tidak melarata tetapi
membentuk dan mencetak
Dimas Prakoso

Tabel 1. Sebelum Penambahan Komponen


Pengujian sesudah penambahan komponen
NO pengujian Temperature Waktu Hasil
(ºc) (menit)
1 Pengujian 1 320 62,6 Akrilik lentur dan tidak bisa
dicetak.
2 Pengujian 2 245 30 Dapat dicetak tetapi bagian atas
hancur karena belum leleh
merata.
3 Pengujian 3 288 50 Produk mencetak dan pelelehan
merata tetapi harus di finishing.

3. ANALISA

Setelah dilakukan pengujian fungsi pada alat pelebur akrilik dan cetakan ada beberapa hal
yang perlu di analisa.

1. Akibat panas yang merambat ke bagian rangka dengan temperature 72ºc dan lasan
yang lepas sehingga rangka terjadi defleksi pada bagian tiang utama setelah pengujian
fungsi alat pelebur limbah akrilik dan cetakan yang berpengaruh pada saat penekanan
cetakan atas. Terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7. defelksi pada tiang

2. Sebelum penambahan komponen pada alat pencetak akrilik proses pemanasan yang
terjadi cukup lama diakibatkan cetakan bawah terlalu tebal sehingga panas yang masuk
kedalam cetakan cukup lama.

3. Sebelum penambahan komponen terjadi deflesi pada poros ulir diakibatkan karena
tidak ada poros mekanisme yang berfungsi untuk menjaga kestabilan penekanan sehingga
plat penekan turun dengan merata dan poros ulir tidak defleksi.
Pembuatan Alat Daur Ulang Limbah Akrilik Skala Industri Kecil Dengan Metode Pemanas

4.2. Analisa sesudah penambahan komponen

1. Pada hasil pengujian daur ulang limbah akrilik terdapat perbedaan dengan hasil sebelum
alat dimodifikasi dan setelah alat dimodifikasih, pada sebelum dimodifikasi penekanan
kurang merata, setelah alat dimodifikasi penekanan jadi merata dan cetakan turun dengan
sejajar. Terlihat pada Gambar 8.

Gambar 4.2 penekanan merata

4. Pada alat daur ulang limbah akrilik yang telah dimodifikasi hanya memerlukan waktu
50menit untuk proses pemanasan sedangkan pada saat alat daur uang limbah akrilik
belum di modifikasi memerlukan waktu 240menit, perbedaan waktu yang cukup jauh
dikarenakan pada alat daur ulang limbah akrilik dimodifikasi dengan menambahkan dua
buah pemanas pada sisi kiri dan kanan cetakan.

5. Setelah produk telah melakukan pengujian terdapat perbandingan sebelum alat ditambah
komponen dan sesudah ditambah komponen yaitu:

- Sebelum ditambah komponen waktu pemanasan selama 180menit dengan temperatur


cetakan 412ºc dengan hasil pelelehan tidak melarata tetapi membentuk dan mencetak.

- Sesudah ditambah komponen waktu pemanasan menjadi 50 menit dengan temperatur


cetakan 288ºc dengan hasil Produk mencetak dan pelelehan merata tetapi harus
difinising.

6. Setelah penambahan komponen pembuatan kubus penutup terlalu kecil sehingga API
yang dibuat pada sisi kanan dan kiri kubus terlalu dekat dengan cetakan sehingga
menyebabkan akrilik yang dileburkan terbakar dan hasil kurang sempurna.

4. KESIMPULAN

Diseminasi FTI-7
Dimas Prakoso

1. Dari hasil pembuatan alat daur ulang limbah akrilik dilakukan penambahan komponen
karena penekanan tidak merata dan memakan waktu yang cukup lama sehingga
berpengaruh pada hasil produksi yang kurang merata.

2. Setelah ditambahkan dua kompor di sisi kanan dan kiri kubus waktu pemanasan jadi lebih
cepat dan pelelehan jadi merata.

3. Dari hasil produksi akrilik yang dicetak harus difinising ulang karena pada bagian atas
aklirik tidak rata dan ada sedikit alumunium foil.

4. Untuk proses pelelehan akrilik lebih baik dipilih sesuai dengan wana agar mendapatkan
hasil yang bagus.

5. Metode pemanasan menggunakan API atau bahan bakar Gas kurang baik dirakeranakan
ada beberapa bagian yang terbakar dan menghitam.

6. Alat pelebur akrilik sebaiknya menggunakan media pemanas listrik untuk mendapatkan
hasil yang bagus.

7. Untuk cetakan akrilik lebih baik menggunakan cetakan yang sesuai dengan kriteria bahan
akrilik agar tidak lengket dan proses pemanasan yang cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Christian septiawan, (2007). Pembuatan Bending Machine Akrilik Berbasiskan Kontroler


Arduino.
Dwi Rahdiyanta. 2010. “Buku 2 Proses Bubut (Turning)”. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta. Dr.
Dwi Rahdiyanta. 2010. “Buku 3 ProsesFrais (Milling)”. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta. Dr.
Groover P.Mikell, (2010). “Fundamentals Of Modern Manufacturing”. Fourth edition. United
States: John Wiley & Sons, Inc.
Irwan Yusril, (2012), Diktat Proses pengelasan logam. Jurusan Teknik Mesin, ITENAS
Bandung.
Modul Panduan Praktikum Proses Produksi, (2020). Laboratorium Teknik Produksi Jurusan
Teknik Mesin Itenas Bandung
Paryanto, 2011. “Proses Gurdi (Drilling)”. Yogyakarta. Jur. PT. Mesin FT UNY
Swarto, (2013). Desain Produk Kerajinan Dan Orname Bangunan Bergaya Etnik Dayak Dari
Hasil Pengolahan Injeksi Limbah Plastik.

Anda mungkin juga menyukai