PENDAHULUAN
1
dan secara bertahap dikirimkan ke Onshore Receiving Facilities (ORF) di darat
melalui pipa bawah laut.
Letak FSRU yang berada di lepas pantai membuat FSRU terkena beban
lingkungan laut yaitu gelombang, arus, dan angin. Beban-beban tersebut
menyebabkan gerakan pada FSRU sehingga akan mempengaruhi sistem operasi
dan aktifitas di FSRU. Di mana saat kondisi operasi, FSRU dapat melakukan
aktifitas regasifikasi dan tranportasi gas, namun saat kondisi badai segala
kegiatan harus dihentikan. Gerakan kapal yang terjadi akibat beban-beban
tersebut juga dapat mempengaruhi posisi FSRU sehingga saat beroperasi FSRU
membutuhkan sistem tambat untuk memposisikan FSRU tersebut tetap pada
posisinya karena FSRU merupakan kapal yang tidak bergerak yang digunakan
sebagai terminal regasifikasi di lepas pantai. Konfigurasi sistem tambatnya dapat
berupa jenis tambat menyebar (spread mooring type) atau sistem tambat titik
tunggal (single point mooring system). Jenis single point mooring adalah tipe
sistem tambat yang bersifat dapat mengikuti kondisi lingkungan (weather vane)
yang artinya dapat FSRU atau struktur terapung lainnya dapat bergerak
mengikuti arah gelombang namun tetap tertambat pada mooring. Banyak macam
sistem tambat titik tunggal seperti turret (internal/eksternal), single buoy
2
mooring, catenary anchor leg mooring, dan sebagainya. Umumnya yang banyak
digunakan adalah berbentuk sebuah turret.
(a) (b)
Gambar 1.3 Tipe-tipe mooring (a) single point mooring (turret) (b) spread
mooring
Salah satu jenis external turret yang akan diangkat dalam penulisan ini adalah
Soft Yoke Mooring System (SYM) dengan mooring tower sebagai sistem
tambatnya yang dihubungkan dengan yoke dan terdapat turntable yang berguna
sebagai kunci agar kapal dapat bergerak sesuai dengan gerakan gelombang tanpa
membuat FSRU itu sendiri terlepas. Jenis mooring ini sangat cocok untuk
shallow draft dan lebih ekonomis untuk perairan dangkal.
Gambar 1.4 Soft Yoke Tower Mooring System (Wijngaarden, et.al. 2006)
Akibat beban lingkungan yang bekerja pada FSRU akan mempengaruhi kekuatan
dan kelelahan dari sistem tambat. Dibutuhkan suatu perhitungan dan analisis
3
untuk pemilihan jenis sistem tambat dan penentuan konfigurasi mooring.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka pada tugas akhir ini akan dilakukan
Analisis Kekuatan Kelelahan Soft Yoke Mooring System Akibat Beban Siklis
Gelombang pada FSRU.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada tugas akhir ini adalah :
1. Mengetahui perilaku gerak yang dialami FSRU akibat beban gelombang pada
single condition.
2. Mengetahui besar displacement, kecepatan dan percepatan gerak beberapa
lokasi peralatan dari FSRU yang sensitif.
3. Mengetahui umur kelelahan konektor yoke pada Soft Yoke Mooring System.
1.4 Manfaat
Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
membutuhkan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh antara lain :
1. Peneliti dapat mengetahui cara menganalisa dan menghitung kekuatan suatu
struktur seperti yoke mooring baik itu tegangan lokal yang terjadi pada
konektor yoke dan menganalisa kelelahan untuk mendapatkan umur
kelelahan.
2. Penelitian ini dimungkinkan untuk memberikan contoh bagaimana prosedur
menghitung kekuatan suatu struktur lokal seperti konektor yoke bagi
penelitian tingkat institut ataupun perusahaan.
4
1.5 Batasan Masalah
Batasan Masalah dalam tugas akhir ini sebagai berikut :
1. Pada tugas akhir ini tidak membahas tentang proses dan sistem regasifikasi
LNG.
2. Sistem tambat yang digunakan adalah mooring tower dengan yoke sebagai
konektornya tanpa ada penambahan sistem tambat lain.
3. Beban lingkungan yang yang diperhitungkan yaitu beban gelombang, beban
arus, dan beban angin.
4. Titik-titik lokasi peralatan yang sensitif pada FSRU yang diperhitungkan ada
empat titik yaitu air compressor, gas cooler, maintain building, dan control
process.
5. Perhitungan RAO motion, wave drift, dan added mass FSRU menggunakan
Software Moses.
6. Perhitungan displacement, kecepatan dan percepatan hanya dihitung untuk
arah datang gelombang 900, 1350, dan 1800.
7. Analisis kekuatan lokal struktur konektor yoke pada software Ansys
Workbench 12.
8. Analisis kelelahan menggunakan metode deterministik dan berdasar DNV RP
C 203.
9. Pemodelan plat dek kapal sebagai tumpuan konektor yoke berupa rigid.
10. Gaya-gaya yang ditinjau untuk analisa kelelahan adalah pitching (rotasi
sumbu y) dan surging (translasi sumbu x).
11. Riser tidak dimodelkan.
5
1.6 Sistematika Laporan/Buku Tugas Akhir
Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bab pendahuluan, berisi tentang berbagai hal yang melatarbelakangi
penelitian yang akan dilakukan, perumusan masalah yang akan dibahas dan
dijawab, tujuan dari penelitian untuk menjawab permasalahan yang diangkat,
manfaat yang dapat diambil dari penelitian tugas akhir ini dan batasan
masalah dari penelitian tugas akhir ini.
2. Bab tinjauan pustaka dan dasar teori, berisi tentang tinjauan pustaka yang
menjadi acuan dari penelitian tugas akhir ini dan dasar-dasar teori yang
digunakan sebagai uraian dari tinjauan pustaka yang membantu pengerjaan
tugas akhir ini.
3. Bab metodologi penelitian berisi tentang metodologi yang digunakan dan
bagan alir untuk menjelaskan sistematika proses penelitian tugas akhir serta
prosedur penelitian yang berupa langkah-langkah dalam melakukan penelitian
tugas akhir ini.
4. Bab analisis dan pembahasan berisi tentang data yang digunakan dalam tugas
akhir, penjelasan pemodelan yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir,
pengolahan data, dan pembahasan data hasil dari penelitian yang telah
dilakukan.
5. Bab kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan dari tugas akhir, hasil
dari analisis yang dirumuskan dalam perumusan masalah, pembahasan yang
dilakukan dan saran yang perlu diberikan untuk penelitian lebih lanjut.