OLEH KELOMPOK 1 :
DOSEN PENGAMPU :
JURUSAN MATEMATIKA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah S. W. T Yang Maha Esa sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.Penyusunan ini berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber yang
berhubungan dengan mata kuliah Metode Numerik tentang Tiga Metode Pencarian Akar
(Metode Bagi Dua, Metode Iterasi Titik Tetap, dan Metode Posisi Palsu).Makalah ini disusun
untuk memenuhui tugas kelompok.
Penulis berharap makalah ini dapat diterima dan berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai metode pencarian akar.Penulis menyadari bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan.Oleh sebab itu, penulis berharap adanya saran dan kritik dalam
makalah ini agar penulis dapat memperbaiki makalah menjadi lebih baik.Kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat.
Akhirnya kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan
terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Perumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. Metode Bagi Dua.................................................................................................................3
Algorima Metode Biseksi...........................................................................................................3
Contoh Metode Biseksi untuk menyelesaikan sebuah persamaan....................................3
Source Code Metode Biseksi dengan PHP...........................................................................4
B. Metode Iterasi Titik Tetap.................................................................................................9
C. METODE POSISI PALSU.................................................................................................15
BAB III.........................................................................................................................................19
PENUTUP.................................................................................................................................19
A. Kesimpulan....................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian dari metode bagi dua, metode iterasi tetap, dan metode posisi palsu?
2. Bagaimana algoritma pada metode bagi dua, metode iterasi tetap, dan metode posisi
palsu?
3. Bagaimana contoh dan penyelesaian dengan menggunakan metode bagi dua, metode
iterasi tetap, dan metode posisi palsu?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode bagi dua, metode iterasi tetap, dan metode
posisi palsu.
2. Untuk mengetahui algoritma pada metode bagi dua, metode iterasi tetap, dan metode
posisi palsu.
3. Mengetahui contoh danpenyelesaian dengan menggunakan metode bagi dua, metode
iterasi tetap, dan metode posisi palsu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Bagi Dua
Metode bagi dua (biseksi) merupakan salah satu metode tertutup untuk mentukan solusi akar
dari persamaan non linear.Ide awal dari metode bagi dua adalah metode tabel dimana areanya
dibagi menjadi N bagian. Sementara dalam motode biseksi membagi range menjadi 2 (dua)
bagian saja. Akar-akar persamaan nonlinear dicari melalui proses iterasi, dengan prinsip utama
sebagai berikut: memilih bagain yang mengandung akar dan membuang yang tidak mengandung
akar hingga diperoleh akar persamaan.
Hal yang terlebih dahulu harus ditentukan dalam metode biseksi adalah menentukan batas bawah
a+b
(a) dan batas atas (b). Kemudian dicari nilai tengah : x= . Secara matematis, akan terdapat
2
akar persamaan bila f (a) dan f (b) dalam suatu range berlawanan tanda atau f (a) x ¿
3
Untuk menghentikan iterasi metode biseksi dapat dilakukan dengan menggunakanan toleransi
error atau iterasi maksimum.
Meotde biseksi dengan toleransi error 0,001 dibutuhkan 10 iterasi, semakin teliti (kecil toleransi
error-nya) maka semakian besar jumlah iterasi yang dibutuhkan.
2 <head>
4 <title>Metode Biseksi</title>
5 <link href="style.css"rel="stylesheet"type="text/css"/>
6 <script type="text/javascript"src="js/jquery.min.js"></script>
7 <script src="js/highcharts.js"></script>
8 </head>
4
9
10 <body>
11 <div id="container">
12 <h2>Metode Biseksi</h2>
13 <div class="solusi">
14 <p>
16 <?php
18 functionpersamaan($x)
19 {
20 return$x*pow(M_E,-$x)+1;
21 }
23 $a=isset($_GET['a'])?$_GET['a']*1:0;
24 $b=isset($_GET['b'])?$_GET['b']*1:0;
25 $n=isset($_GET['n'])?$_GET['n']*1:0;
26 ?>
28 <table class="f_isian">
29 <tr>
31 <td>:</td>
33 (s)</td>
5
34 </tr>
35 <tr>
37 <td>:</td>
39 (s)</td>
40 </tr>
41 <tr>
42 <td>Jumlah Iterasi</td>
43 <td>:</td>
45 </tr>
46 <tr>
47 <td> </td>
48 <td> </td>
49 <td><input class="beda"type="submit"name="button"id="button"value="Proses"/></td>
50 </tr>
51 </table>
52 </form>
53 <?php
54 $data_r="";
55 if($n>0)
56 {
57 $fa=persamaan($a);
58 $fb=persamaan($b);
6
59 if($fa*$fb>=0)
60 {
62 }
63 else
64 {
65 ?>
66 <table cellspacing="1"bgcolor="#666666"cellpadding="4"width="100%"class="f_isian">
67 <tr bgcolor="#e8e8e8">
68 <td align="center"><strong>Iterasi</strong></td>
69 <td align="center"><strong>a</strong></td>
70 <td align="center"><strong>b</strong></td>
71 <td align="center"><strong>x</strong></td>
72 <td align="center"><strong>f(x)</strong></td>
73 <td align="center"><strong>f(a)</strong></td>
74 <td align="center"><strong>Keterangan</strong></td>
75 </tr>
76 <?php
77
78 for($k=1;$k<=$n;$k++)
79 {
80 $x=($a+$b)/2;
81 $fx=persamaan($x);
82 $ket="";
83 if($fa*$fx<0)
7
84 {
85 $ket="Berlawanan tanda";
86 }
87 ?>
88 <tr bgcolor="#FFFFFF">
96 </tr>
97 <?php
98 if($fa*$fx<0)
99 {
100 $b=$x;
101 $fb=$fx;
102 }
103 else
104 {
105 $a=$x;
106 $fa=$fx;
107 }
108 }
8
109 ?>
110 </table>
111 <?php
112 }
113 }
114 ?>
115 </div>
116 </div>
117 </body>
118 </html>
9
Algoritma Metode Iterasi Titik Tetap
Iterasi ini akan berhenti jika x = g(x) dan f(x) = 0 atau sudah mencapai nilai error yang cukup
kecil (|xn – xn-1| < ε).
Contoh:
Carilah akar persamaan f (x)= xe−x +1 menggunakan metode iterasi titik tetap?
Untuk menyelesaikan persamaan non-linier tersebut kita perlu mentransformasi persamaan non-
linier tersebut terlebih dahulu.
x 1=−1e1=−2,718282
10
Nilai x
x 2=−1e2,718282=−0,06598802
Berdasarkan hasil iterasi diperoleh nilai x=−0,5671433 dengan jumlah iterasi yang diperlukan
sebanyak 29 kali. Jumlah iterasi akan bergantung dengan nilai tebakan awal yang kita berikan.
Semakin dekat nilai tersebut dengan akar, semakin cepat nilai akar diperoleh (dengan
menggunakan sintak)
Contoh 2:
Proses iterasi.
Susun suatu proses iterasi untuk persamaan f ( x )=x 2−3 x +1=0 . Karena kita tahu selesaikan
adalah x=1,5 ± √1,25 atau 2,618034 dan 0,381966, kita dapat mengamati kelakukan galat seraya
berjalan iterasi.
Penyelesaian:
x 2 +1 x n2 +1
x=g1 ( x )= sehinggax n+1
3 3
x 1=0,667
x 2=0,481
x 3=0,411
x 4 =0,390 dst.nya
1 1
x=g2 ( x )=3− sehingga x n+1=3−
x xn
11
x 1=2,000
x 2=2,500
x 3=2,600
x 4 =2,625 dst.nya
Yang Nampak menuju ke penyelesaian yang lebih besar. Begitu pula jika kita pilih x 0=3 , kita
peroleh barisan
x 1=2,667
x 2=2,625
x 3=2,619
x 4 =2,618 dst.nya
12
Gambar diatas merupakan iterasi tidak tetap.
Suatu proses iterasi yang didefinisikan oleh x n+1=g ( x n ) dikatakan konvergen untuk suatu x 0 jika
barisan x 0 , x 1 , … . Yang berpadanan konvergen.
Syarat cukup untuk kekonvergenan diberikan dalam teorema berikut, yang mempunyai beraneka
terapan praktis.
TEOREMA 1 (kekonvergenan)
Andaikan x = s adalah suatu selesaian dari x = g(x) dan andaikan g mempunyai turunan
kontiniu dalam selang j yang memuat s. maka jika |g^' (x)|x ≤ k <1dalam j,proses iterasi yang
didefinisikan oleh (2) untuk sembarang x0 dalam j.
Bukti. Menurut teorema nilai rata-rata dari kalkulus diferensial, terdapat suatu t antara x dan s
sedemikian sehingga
≤ K 2|x n−2−s|
≤………………
≤|K n| x 0−s|
Perlu kita kemukakan bahwa g disebut kontraksi karena gmemenuhi |g ( x )−g ( v )|≤ K|x −v|,
dengan K <1. Selanjutnya K memberikan informasi pada laju kekonvergenan. Misalnya, jika
K=0.5 , maka kecermatan bertambah besar paling sedikit dua angka hanya dalam 7 langkah
karena 0,57 < 0,01.
13
Cari penyelesaian dari f ( x )=x 3 + x−1=0 dengan iterasi.
Penyelesaian, sketsa kasar memperlihatkan bahwa suatu selesaian real terletak dakat x=1. Kita
dapat menuliskan persamaan itu dalam bentuk
1 1
x=g1 ( x )= x =
2 sehingga n−1
1+ x 1+ x 2n
2
Maka |g'1 ( x )|=2|x|/ ( 1+ x 2 ) < 1 untuk sebarang x , sehingga kita mempunyai
kekonvergenan untuk sebarang x 0. Dengan demikian x 0=1 , kita dapatkan
x 1=0,500
x 2=0,800
x 3=0,610
x 4 =0,729
x 5=0,653
Nilai akar eksa sampai 6D adalah x=0,682328. Persamaan itu dapat juga dituliskan sebagai
2
x=g2 ( x )=1−x 3maka|g2 , ( x )|=3 x
Dan ini bernilai lebih besar 1 dekat akar, sehingga kita dapat mengharapkan kekonvergenan.
Pembaca boleh mencoba x n=1 , x0 =0,5 x0 =2 dan dapat melihat apa yang terjadi
14
2. Tentukan x 3dengan menggunakan rumus:
f ( x2)
x 3=x 2− ( x −x )
f ( x 2 )−f ( x1 ) 2 1
3. Untuk pergantian x 1 dan x 2 berikutnya ditentukan oleh f ( x 1 ) × f ( x3 )
Nilai tersebut digunakan untuk menghitung nilai f ( x 3 ) , yang kemudian digunakan lagi untuk
interpolasi linear dengan nilai f ( x 1 ) atau f ( x 2 ) dengan demikian sehingga kedua fungsi
mempunyai tanda berbeda.Prosedur ini diulang lagi sampai didapat nilai f ( x 3 ) mendekati nol.
15
Atau
16
Kelebihan dari metode palsu ini adalah mempercepat kekonvergenan dibandingkan dengan
metode bagi dua, sedangkan kelemahannya adalah bahwa salah satu ujungnya tidak mengalami
perpindahan atau stagnan.Dengan demikian pendekatan ke harga akar sebenarnya hanya dari
salah satu ujungnya saja.
Contoh Soal :
Hitung salah satu akar dari persamaan f ( x )=x 3 + x 2−3 x−3=0 dengan menggunakan metode
posisi palsu!
Penyelesaian
Langkah pertama adalah menghitung nilai f (x) pada interval antara dua titik sedemikian
sehingga nilai f (x) pada kedua titik tersebut berlawanan tanda.
f ( x2)
x 3=x 2− ( x −x )
f ( x 2 )−f ( x1 ) 2 1
3
¿ 2− ( 2−1 )=1,5714286
[ 3− (−4 ) ]
f ( x 3 ) =( 1,5714286 )3 + ( 1,5714286 )2+ 3 (1,5714286 )−3=−1,3644315
3
x 3=2− ( 2−1,5714286 )=1,7054108
3−(−1,3644315 )
f ( x 3 ) =( 1,7054108 )3+ ( 1,7054108 )2−3 ( 1,7054108 )−3=−0,2477451
Dan seterusnya….
Prosedur diatas dilanjutkan dengan menggunakan computer (Microsoft excel) agar lebih cepat
dalam proses perhitungan. Dan hasilnya diberikan dalam table berikut ini :
17
Iterasi x1 x2 x3 f (x 1) f (x 2) f (x 3)
-
10 1,7320508 2,0000000 1,7320508 0,0000005 3,0000000 -0,0000001
Terlihat bahwa hasil hitungan diperoleh pada iterasi ke- 10 yaitu x 3=1,7320508 dengan f ( x 3 )
mendekati nol, yalni f ( x 3 ) =−0,0000001
D. Contoh
1. Carilah akar dari persamaan
1−x−e−2 x =0
Dengan 3 metode yaitu:
a. Metode bagi dua
Dengan menggunakan cara grafik ganda untuk menentukan lokasi akar, diperoleh
bahwa f(x) mempunyai dua akar yaitu pada selang (0,6;0,8)
Iterasi 1
a = 0,6 , f(a) = 0,0988> 0
b = 0,8 , f(b) = -0,0019 < 0
a+b 0,6+0,8
T=
2
= 2
18
= 0,7
Iterasi 2
a = 0,7, f(a) = 0,053 > 0
b = 0,8 , f(b) = -0,0019< 0
a+b
T=
2
= 0,7+0,8
2
= 0,75
f(T) = 0,0268> 0
Sehingga f(a), f(T) > 0
Jadi ujung kiri selang digeser, a := 0,75
Iterasi 3
a = 0,075
f ( a )=0,0268> 0
b = 0,8
f ( b )=−0,0019< 0
a+b 0,075+0,8
T=
2
= 2
= 0,775
19
Iter A b f (a) f (b) T f (T) Galat
asi toleransi
Jika ditetapkan epsilon atau galat toleransi sebesar 0,00001 maka metode berhenti
pada iterasi ke 16, karena
b−a ≤ epsilon
0.79681396−0.796807861≤ 0.00001
0,000006099 ≤ 0,00001
Jadi diperoleh akar:=T=0.796810913 dan f(T)= 7.22401E-07
20
−2 x n
x=g1 x=1−e−2 xsehinggax n+1=1−e
Prosedur iterasi :
x 1=1−e−2 ( 1)=0,864664717
−2 x
x 1+1=1−e 1
x 2=1−e−2 x =0,822596669
1
−2 x
x 2+1=1−e 2
x 3=1−e−2 x =0,80702475
2
−2 x
x 3+1=1−e 3
x 4 =1−e−2 x =0,8009220194
3
−2 x
x 4 +1=1−e 4
x 5=1−e−2 x =0,798474708
4
−2 x
x 5+1=1−e 5
x 6=1−e−2 x =0,797486639
5
Dst.
Sehingga diperoleh nilai akar eksak sampai iterasi ke-6 adalah x=0,797486639
Iterasi 1.
a=1
f ( a )=1−1−0.1353=−0,1353<0
b=0,7
f ( b )=1−0,7−2,466=0,0534 >0
f ( a ) ∙ f ( b )< 0 terpenuhi.
a ∙ f ( b )−b ∙ f (a)
c=
f ( b )−f (a)
21
Sehingga:
0,0534+ 0,0947
c=
0,0534 +0,1353
0,1481
c=
0,1887
c=0,7848
f ( c ) =1−0,7848−0,2081=0,0071>0
Iterasi 2
a=1
f ( a )=1−1−0.1353=−0,1353<0
b=0,7848
f ( b )=1−0,7848−0.2081=0,0071> 0
a ∙ f ( b )−b ∙ f (a)
c=
f ( b )−f (a)
Sehingga:
22
1 ∙ ( 0,0071 ) −0,7848∙(−0,1353)
c=
0,0071−(−0,1353)
0,0071+0,1061
c=
0,0071+0,1353
0,1132
c=
0,1424
c=0,7949
f ( c ) =1−0,7949−0,2039=0,0012> 0
Iterasi 3
a=1
f ( a )=1−1−0.1353=−0,1353<0
b=0,7949
f ( b )=1−0,7949−0,2039=0,0012>0
a ∙ f ( b )−b ∙ f (a)
c=
f ( b )−f (a)
Sehingga:
1 ∙ ( 0,0012 ) −0,7949∙(−0,1353)
c=
0,0012−(−0,1353)
23
0,0012+0,1075
c=
0,0012+0,1353
0,1087
c=
0,1365
c=0,7963
f ( c ) =1−0,7963−0,2033=0,0004 >0
Iterasi 4
a=1
f ( a )=1−1−0.1353=−0,1353<0
b=0,7963
f ( b )=1−0,7963−0,2033=0,0004> 0
Sehingga:
0,0004+ 0,1077
c=
0,0004 +0,1353
0,1081
c=
0,1357
c=0,7966
24
f ( c ) =1−0,7966−0,2032=0,0002> 0
Iterasi 5
a=1
f ( a )=1−1−0.1353=−0,1353<0
b=0,7966
f ( b )=1−0,7966−0,2032=0,0002>0
Sehingga:
0,0002+0,1077
c=
0,0002+0,1353
0,1081
c=
0,1355
c=0,7977
f ( c ) =1−0,7977−0,2028=−0,0005<0
Jika ditetapkan epsilon = 0,00001 maka metode ini akan berhenti pada iterasi ke-5
25
Kesimpulan:
Metode posisi palsu ini lebih cepat konvergen dan lebih efisien di bandingkan metode
bagi dua dan iterasi titik tetap.
Grafik f ( x )=1−x−e−2 x
26
BAB III
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
https://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Stmik/2012-2013/Makalah2012/Makalah-IF3051-2012-
050.pdf
https://www.academia.edu/35562673/METODE_BISECTION_pdf
https://www.academia.edu/9341280/Materi_Metode_Numerik_Akar_Akar_Persamaan_Metode_
grafis
28