Anda di halaman 1dari 8

24/06/2021

PERAN APOTEKER
DALAM MENDUKUNG
PENGGUNAAN OBAT ANESTESI
YANG AMAN DAN EFEKTIF

Apt. Dinda M N Ratri, S. Farm., M. Farm. Klin


Rumah Sakit Universitas Airlangga
Departemen Farmasi Praktis – Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Garis Besar Presentasi

01 03
OBAT ANESTHESIA AKTIVITAS FARMASI KLINIK
DALAM PEL. OBAT ANESTESI
Definisi; High Alert Medicine; Karakter Obat Anestesi;
Strategi Pengelolaan Monitoring dan Edukasi

02 04
APOTEKER DALAM MANAJEMEN RINGKASAN
OBAT ANESTESI
Tahap & Peran; Standarisasi Trolley Ringkasan dan Kesimpulan
Emergency; Akuntabilitas Sediaan

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 2

1
24/06/2021

Obat Anestesi
Obat Anestesi
Obat yang dapat menghilangkan sensasi
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran

High Alert Medicine


Obat-obatan resiko tinggi yang menyebabkan
kerugian signifikan pada pasien ketika obat tersebut
digunakan secara tidak tepat.

Controlled Substances
Obat atau senyawa obat yang penggunaannya di awasi oleh pemerintah
karena rawan terhadap penyalahgunaan dan menyebabkan
ketergantungan. 1 dari 5 kelas senyawa yang diawasi

(ISMP, 2018)
24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 3

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 4

2
24/06/2021

Strategi Pengelolaan Obat Anestesi


Strategi pengelolaan yang dapat digunakan, antara lain:
• Melakukan standarisasi pemesanan, penyimpanan, penyiapan, dan pemberian obat,
dengan desain anti kesalahan; mis: forcing function dan fail-safes
• Memberikan informasi lebih terkait obat
• Membatasi akses obat
• Memberikan label High Alert pada setiap kemasan terkecil
• Menyederhanakan pihak yang terkait pada alur pemberian obat ke pasien
• Melakukan sentralisasi aktivitas yang rawan akan kesalahan
• FMEA dan Self-assessment

(Grissinger M, 2016; ISMP, 2018; WHO, 2019)

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 5

Peran Farmasi Dalam


Pengelolaan Obat Anestesi
Menerima permintaan tertulis dan
Permintaan verbal, dan melakukan telaah terkait
penggunaan obat.

Dokter / apoteker / nakes lain akan


Pendistribusian
menyiapkan sediaan anestesi
Mendistribusikan secara langsung
Penyiapan / Peracikan
atau tidak langsung

Administrasi Obat
Diberikan ke pasien
oleh dokter anestesi Monitoring eso yang
Pemantauan terjadi pada pasien

Dokumentasi
Jenis, dosis, volume obat yang digunakan pasien, (Nanji KC, 2016; ASHP 2019)
sisa vial, dan botol buangan tercatat
24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 6

3
24/06/2021

Standarisasi Trolley Obat Anestesi

Penyusunan berdasarkan Menyediakan Penggantian


kelas farmakologi label nama pasien setiap akhir ronde

Satu jenis obat Label pasien


dalam satu nampan ditempel pada setiap
bersekat unit sediaan
(Sadlou S and Sippel C, 2012)

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 7

Pencatatan Akuntabilitas Jumlah Obat

Pencatatan Apoteker Mesin Dispensing


Manual Farmasi Klinik Otomatis
ü Farmasi memberikan tanda ü Terjun langsung untuk ü Setiap kali tahapan
di kemasan menulis kuantitas, setiap permintaan, penghentian,
ü Dokter menuliskan kuantitas akhir ronde dicatat dan pengembalian di
setiap kali digunakan per ü Mencocokkan dengan entrykan dalam mesin.
pasien form permintaan ü Pemberian password pada
ü Wadah sisa di tunjukkan ü Pengujian konsentrasi yang berwenang (forcing
kepada farmasi anestesi secara acak function)

(Sadlou S and Sippel C, 2012)

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 8

4
24/06/2021

Pelayanan Farmasi Klinik

PENGETAHUAN
ü Obat-obatan untuk anestesi general dan regional
ü Obat penghambat neuromuscular AKTIVITAS
ü Obat analgesic
✓ Review sebelum pemberian anestesi
ü Manajemen perioperatif ✓ Monitoring efek samping obat
ü Kontrol hemodinamik
✓ Evaluasi penggunaan obat
ü Macam-macam diagnosa dan tindakan yang ✓ Pelayanan Informasi Obat
mungkin terlibat
✓ Edukasi terkait penggunaan Obat
ü Pencegahan infeksi
✓ Manajemen Obat dan Formularium
ü Terapi pada keadaan emergensi
✓ Partisipasi dalam manajemen nyeri,
ü Pengendalian pendarahan
manajemen terapi secara farmakokinetik,
ü Mual – muntah postoperasi kepatuhan terhadap standar akreditasi rumah
sakit (ASHP,1999)

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 9

Karakteristik Anestesi General Intravena


HKSA ✖ , Kelarutan pada Lemak ✔
Struktur Beragam à Sedikit Perbedaan
Meyer-Overton Theory Sedikit Perubahan à Meniadakan Efek

OOA Cepat, DOA pendek


Sifat dan Parameter
Koefisien Partisi ⬆ à larut air ⬇
Farmakokinetik
DOA Binding Partition
OOA (s) (min) T ½ (h) Protein Log P pKa ADR Serious ADR
(%) Coefficient
(Maher TJ, 2013;
Baca QJ, 2017)
Propofol 30 - 60 5 – 10 0,81 98 3,79 11,1 6200 Nyeri area suntik BP HR ⬇
Gerakan tdk sadar

Fospropofol 240–480 5 - 18 1,13 98 3,6 8,2 - Pruritus, Paresthesia Hypotermia, apnea,


hypotension

Ketamine 30 (IV) 10-25 2-3 47 2,88 7,5 - Emergence deliriu m Dissosiasi


BP, HR ⬆

Etomidate 60 <3 5-6 76 3,05 4,5 2000 Nyeri area suntik


Mual – muntah Myoclonus

Thiopental 30 -40 5-10 3-8 80 2,63 7,5 390 Reaksi area suntik Disfungsi miokard

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 10

5
24/06/2021

Karakteristik Anestesi General Inhalasi


Potensi ⬆ Kecepatan Induksi ⬇ & pemulihan ⬆ MAC
MAC ⬇ l(blood/gas) ⬇ 1,3 ± 0,27 l(oil/gas)
l(oil/gas) ⬆ Concentration
Solven / Gas Partition Coefficient in Oil at 1 MAC
MAC
ADR
(atm)
l(oil/gas) l(blood/gas) l(oil/gas) X MAC
(Lgas Ltissue-1 atm -1) (Lgas Ltissue-1 atm -1) (Lgas Ltissue-1)

Nitrous Oxide 1,01 1,4 0,47 1,4 Pneumothorax

Depresi nafas, Spasme


Desflurane 0,06 19 0,42 1,1 laring
Depresi nafas, Kejang,
Sevoflurane 0,02 53 0,65 1,0 hipertermi malignant
Depresi nafas, Kejang,
Diethylether 0,019 65 12 1,2 hipertermi malignant
Depresi nafas, Kejang,
Enflurane 0,0168 99 1,9 1,6 Toksisitas renal
Depresi nafas,
Isoflurane 0,0114 97 1,4 1,1 hipertermi malignant
Depresi nafas,
(Maher TJ, 2013;
Halothane 0,0077 224 2,3 1,7 hepatitis, nekrosis Baca QJ, 2017)
hepatis

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 11

Karakteristik Anestesi Lokal


Onset Duration pKa ADR Serious ADR
(Min) (Hr)
Sifat Anestesi Lokal Ideal
Benzocaine 0,5 £ 1 2,8 Dermatitis
kontak
Methemoglobi
n
Bekerja reversible
Bupivacaine 5 2-4 2,1 Mual, pening,
peubahan indra
Inversi
gelombang T, Bekerja selektif pada syaraf sensorik
perasa PAH
OOA cepat, DOA pendek
Lidocaine <2 0,5-1 7,8 Erythema, iritasi Anafilaksis,
reaksi alergi
ADR dan toksisitas sitemik ✖
Mepivacaine 3-5 0,75 -1,5 7,6 Hipotensi, Apnea

Prilocaine <2 ³ 1 7,9 Pening, , tremor Anafilaksis


HKSA
Procaine 2-5 0,25-1 8,8 Dermatitis Cardiac arrest
kontak Penambahan gugus ester / procaine analogue,
Ropivacaine 11-26 1,7-3,2 8,2 Hipotensi,
bradikardi, mual Cardiac arrest dan penambahan gugus amida/ lidocaine
muntah
analogue dapat meningkatkan lipofilitas à
Hipersensistivit
Tetracaine £ 15 2-3 8,4 Mual, muntah
as, cardiac
arrest, afinitas ikatan kanal protein ⬆
ventricular
aritmia

(Maher TJ, 2013; Baca QJ, 2017)

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 12

6
24/06/2021

RINGKASAN
1. Obat anestesi adalah High Alert Medicine dan Controlled Substances yang
membutuhkan pengelolaan khusus, dengan prinsip meminimalisir
kesalahan dan meniadakan penyalahgunaan.
2. Apoteker berperan penting dalam permintaan, pendistribusian, penyiapan/
peracikan, dokumentasi, review, monitoring, evaluasi dan aktivitas lain
dalam penggunaan obat anestesi.
3. Faktor yang berpengaruh pada potensi general anestesi, adalah parameter:
log P, koefisien partisi, dan MAC. Sedangkan pada local anestesi parameter:
penambahan gugus fungsi, afinitas dengan kanal protein.
4. Kolaborasi antar profesi dibutuhkan untuk mencapai penggunaan obat
anestesi aman dan efektif.

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 13

DAFTAR PUSTAKA

1. American Society of Health-System Pharmacists. ASHP guidelines on surgery and anesthesiology pharmaceutical services. Am J Health-Syst Pharm.
1999; 56:887–95.
2. American Society of Health-System Pharmacists. ASHP guidelines on perioperative pharmacy services. Am J Health-Syst Pharm. 2019; 76:903-920.
3. Baca QJ et al, Local Anesthetic Pharmacology in Golan DE et al. Principles of Pharmacology The Pathophysiologic Basis of Drug Therapy Fourth Edition.
2017. Philadephia: Wolter Kluwer
4. ISMP. High-Alert Medications in Acute Care Settings. 2018. https://www.ismp.org/recommendations/high-alert-medications-acute-list
5. Maher TJ. Anesthesia Agents: General and Local Anesthetics in Lemke TL et al. Foye’s Principle of Medicinal Chemistry. 2013 Philadephia: Lippinccott
Williams & Wilkins
6. Nanji KC et al., Evalua&on of Periopera&ve Medica&on Errors and Adverse Drug Events . Anesthesiology January 2016, Vol. 124, 25–34.
7. Sadlous S and Sipple C, in Woodworth G et al. The Anesthesua Technician & Technologist’s Manual: All You Need to Know for Study and References.
2012. Philadelphia : Lippincot William& Wilkins.
8. Grissinger M. Your high-alert medication list: relatively useless without associated risk-reduction strategies. P T. 2016;41(10):598–600.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5046995/
9. WHO. Medication Safety in High-risk Situations. Geneva: World Health Organization; 2019 (WHO/UHC/SDS/2019.10). Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.

24/06/21 Webinar Hisfarsi Jatim 14

7
24/06/2021

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai