Anda di halaman 1dari 41

Asuhan Keperawatan pada An.

A dengan Prioritas Masalah


Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi

di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia

DOSEN MATA KULIAH :


Riny Apriani, S.Kep, Ners, M.Kep

DISUSUSUN OLEH :
Ana Rosa Theresia Sihite [19001832]

STIKes BINALITA SUDAMA MEDAN

ILMU KEPERAWATAN

SUMATERA UTARA

2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat, nikmat dan karunia yang tak pernah putus
sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada An. A dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi di
Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”.

Semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi pembaca. Saya juga

mengharapkan kritik dan saran supaya tugas selanjutnya dapat menjadi lebih baik dari

sebelumnya.

Medan, 25 juni 2021

Ana Rosa Theresia Sihite

2
BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama pada usis
dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yang kurang gizi akan
tumbuh kecil, kurus, dan pendek. Gizi kurang pada anak, serta berpengaruh
terhadap menurunnya produktivitas anak(Depkes RI,2014)
Masalah gizi di indonesia dan di negara berkembang pada umummnya
masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia
Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium(GAKY), masalah Kurang
Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas di kota-kota besar.
Gizi seimbang bagi anak usia 0-2 tahun dimulai sejak konsepsi sampai dua
tahun pertama lahir, masa ini adalah masa kritis, periode ini sel-sel otaknya sudah
mencapai lebih dari 80%. Kekurangan gizi pada masa kehidupan ini perlu
perhatian serius. Pola makan dengan gizi seimbang, bayi akan tumbuh dan
berkembang secara optimal, termasuk kecerdasannya. Kurang perhatian orang tua
khususnya ibu pada periode kritis ini, kegagalan tumbuh kembang optimal akan
terbawa terus sampai dewasa secara permanen. Bila pola pemberian ASI tidak
benar atau Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) tidak mencukupi kebutuhan zat
gizi yang diperlukan tubuh, bayi akan mengalami gangguan pertumbuhan (WHO,
2010).
Riskesdas menghasilkan peta masalah kesehatan dan kecenderungannya
pada bayi lahir sampai dewasa. Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), diperoleh
prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD), memberikan gambaran yang
fluktuatif dari 18,4% (2007) menurun menjadi 17,9% (2010) kemudian meningkat
lagi menjadi 19,6% (tahun 2013) terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi
kurang. Dari data di atas prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9% dari 2007
sampai 2013. Prevalensi gizi buruk juga mengalami perubahan yaitu dari 5,4%
tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010, dan 5,7% pada tahun 2013. Bappenas dalam
laporan hasil Riskesdas (2013), menyatakan bahwa untuk mencapai sasaran

3
MDG’s tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara
nasional harus diturunkan sebesar 4,1% dalam periode 2013 sampai 2015.
Dari hasil pemantauaan status gizi (PGS) yang dilakukan dinas kesehatan
bahwa status gizi penduduk sumatera utara tahun 2013 khususnya di kota medan
diperkirakan jumlah kasus balita yang menderita gizi buruk sebanyak 110 orang,
sedangkan balita yang menderita gizi kurang berjumlah 1.417 orang (Depkes,
2011).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman
kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein,
dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan tertindak sebagai penghancur
zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk
proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan Perry, 2005).
Nutrisi adalah za-zat dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan prose dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan tersebut untuk aktivitas rpenting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisnya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-
zat dan zat lain yang terkadang. Aksi, dan keseimbangan yang dengan kesehatan
dan penyakit (Tarwono & Wartonah, 2006).
Menurut Carpenito (2006) ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh
adalah sewaktu keadaan ketika individu yang tidsk puasa mengalami atau resiko
mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang tidak
adekuat atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi tubuh adalah prasangka, kebiasaan,
kesukaaan, dan ekonomi. Dan dari hasil pengajian yang dilakukan di
masyarakat di Kelurahan Sari rejo Medan Polonia, ada juga beberapa factor
penyebab terjadinya nutrisi kurang dari tubuh pada anak diantaranya Faktro orang
tua, keluarga,pengetahuan dan,lingkungan,
Untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik pada anak perawat dapat
melakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga dan melakuan
cara pencegahan bertujuan untuk tidak terjadinya keparahan penyskit terhadap
anak usia 18 bulan di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun yang menjadi tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada anak usia 18 bulan dengan prioritas
masalah gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian pada pasien An.A dengan periorita masalah
gangguan Nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
b. Mengidentifikasi perumusan diagnosa keperawatan pada pasien An.A
dengan prioritas masalah gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.
c. Mengidentifikasi penyusunan rencana asuhan keperawatan pada pasien
An. A dengan perioritas masalah gangguan nutrisi di kelurahan sari rejo
medan polonia.
d. Mengidentifikasi implementasi yang dilakukan pada pasien An.A dengan
perioritas msalah gangguan nutrisi di kelurahan sari rejo medan polonia.
e. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pasien An.A dengan masalah
perioritas gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
asuhan keperawatan khususnya bagi pasien dengan perioritas masalah.
Gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
2. Bagi Perawat
Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada pasien
dengan perioritas masala Gangguan Nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan
Polonia.
Melatih berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan, khususnya pada
pasien dengan perioritas masalah Gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.
3. Bagi Institusi Akademik
Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan
dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara
mengatasi Gangguan Nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
5. Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit dan cara perawatan
pasien dengan Gangguan Nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas


Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi
I. Defenisi
Nutrisi adalah kebutuhan kalori dan protein, kebutuhan nutrisi erat
kaitannya dengan peningkatan massa tubuh. Kebutuhan nutrisi sulit ditentukan
karena tidak lengkapnya informasi menganai nutrisi dari anggota kelompok.
Pengaruh emosional dan faktor-foktor stess lainnya yang mempengaruhi nutrisi
dan foktor-faktor psikologis yang mempengaruhi kebiasaan makan, asupan
protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, kecuali yang membatasi asupan
makananaya akibat masalah ekonomi. Peningkatan kebutuhan yang penting untuk
memenuhi kebutuhan mineral kalsium, besi, dan seng selama periode
pertumbuhan yang cepat, kalsium untuk pertumbuhan tulang, zat besi untuk
perluasan masa otot dan volume darah seng untuk pertumbuhan jaringan tulang
dan rangka (wong, 2009).
Nutrisi merupakan proses yang dilakukan makhluk hidup dalam
mengingesti, mencerna, menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan
mengekskresikan zat gizi (makanan dan bahan-bahan mengandung gizi lainnya).
Nutrisi klinis terutama berhubungan dengan sifat-sifat makanan yang membangun
tubuh dan meningkatkan kesehatan (Williams & Wilkins, 2011).
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurangterpenuhi, maka
proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, A. Aziz Alimu,
2008).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman
kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein,
dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan tertindak sebagai penghancur
zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk
proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan Perry, 2005).

II. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Nutrisi


1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan nergizi dapat
mempengaruhi pola akonsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabakan oleh
kekurangan informasi sehingga dapat terjadi kealahan memahami kebutuhan
gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberap daerah, tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa
mengkonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat
larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan
tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan
makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan
cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein sangat baik bagi anak-
anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperbolehkan zat-zat
yang dibutuhkan secara cukup. Kebiasaan dapat mengakibatkan merosotnya
gizi pada remaja bila nilai gizi tidak sesuai dengan yang di harapkan. Saat ini
para remaja di kota-kota besar di Negara kita memiliki kecenderungan
menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makan cepat saji,
(junkfood), bakso dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu seiring dan
berlebih karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.
5. Ekonomi
Status ekonomi mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena
itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarga dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.

III. Masalah Kebutuhan Nutrisi


1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Aziz, 2012).
Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal.
b. Tinggi badan di bawah ideal.
c. Lingkar kuit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan Penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori Dan resulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit cronh atau intoleransi laktosa.
d. Nafsu makan menurun.
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
tidak mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolism secara berlebih.
Tanda Klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 m pada pria 25 mm pada wanita.
d. Adanya jumlah asupan yang berlebebih.
e. Aktivitas menurun atau mononton.
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan.
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat
badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energy, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
5. Diabetes meletus
Diabetes meletus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya pemenuhan kebutuhan nutris seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan koesterol darah dan merokok. Saat ini gangguan ini
ssangat sering dialami karena adaaya perilaku atau gaya hidup yang tidak
sehat, obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh tubuh
pengonsumsi lemak secara berlebih.
9. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandi dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan, letegi, dan kelebihan energi.

IV. Status Nutrisi


Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index

(BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).

1. Body Mass Index (BMI)


Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight ) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :
BB (Kg) BB (pon) x 704, 5
𝑎𝑡𝑎𝑢
TB (M) TB (inci)2
2. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi tubuh sentimeter dikurangi dengan
100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

V. Penilaian status Gizi


Penilain status gizi seseorang dinilai dengan memeriksa informasi
mengenai pasien dari beberapa sumber. Skrining nutrisi, bersama dengan riwayat
kesehatan pasien, temuan pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium, dapat
digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan
(Williams & Wilkins, 2011).
1. Skrining nutrisi
Memeriksa nilai-nilai
a. Riwayat tinggi badan dan berat badan.
b. Penurunan berat badan yang tidak disengaja (lebih dari 5% dalam 30 hari
atau 10% dalam 180 hari).
c. Nilai laboratorium.
d. Integritas kulit.
e. Nafsu makan.
f. Makanan.
g. Penyakit atau diagnosa sekarang.
h. Riwayat medis.
i. Status fungsional.
j. Usia lanjut (usia 80 atau lebih).
2. Skrining Kesehatan
Memeriksa nilai- nilai
a. Indeks massa tubuh (IMT).
b. Tinggi menurut berat badan.
c. Kebiasaan makan.
d. Lingkungan tempat tinggal.
e. Status fungsional.

Penilaian Gizi Komprehensif


Penilai gizi yang komprehensif umunnya dilaksanakan pada pasien
berisiko sedang sampai tinggi yang menderita sedikit malnutrisi kalori-protein
(Williams & Wilkins, 2011).
Memeriksa nilai-nilai
1. Riyawat medis.
2. Temuan pemeriksaan fisik.
3. Hasil uji laboratorium.
VI. Komponen Zat Gizi
Zat gizi utama dalam makanan sehari- hari, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral menurut (sayogo, 2008).
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama terdiri dari karbohidrat
sederhana (monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat kompleks (poli
sakarida). Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian
(beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang) dan
bahan makanan lainnya seperti tepung, sagu dan pisang. Sedangkan gula pasir
misalnya merupakan sumber karbohidrat sederhana. Proses perencanaan
maupun penyerapan karbohidrat/KH kompleks didalam tubuh berlangsung
lebih lama dari pada korbohidrat sederhana karena konsumsi karbohidrat
kompleks tidak tepat menimbulkan rasa lapar dibandingkan dengan
mengkonsumsi/makanan sederhana.
2. Lemak / lipid
Lemak dapat, dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat
kejenuhanasam lemaknya yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh
tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda.
Lemak hewani secara “khas” mengandung tinggi saturated fatty acid (SFA)/
asam lemak jenuh, sedangkan minyak tumbuh-tumbuhan juga mengandung
SFA contoh bahan makanan yang tinggi kadar SFA nya adalah lemak
mentega, lemak daging, minyak kelapa sawit, dan minyak kelapa. Asam
lemak tak jenuh/ mono unsaturated fatty acid (MUFA) terdapat dalam jenis
makanan utamanya minyak kacang, olive oil, alfukat, dan minyak zaitun, dan
asam lemak tak jenuh ganda /poly unsaturated fatty acid (PUFA) terdapat
beberapa jenis minyak tumbuhan seperti minyak jagung, minyak kacang,
wijen, dan struktur kiminya PUFA terdiri atas asam amino omega-3, linolenat
dan omega-6.
3. Protein
Protein terdiri dari berbagai asam amino yang terdiri dari elemen karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Asam amino terdiri atas asam amino
non-esensial yang dapat disintesis tubuh dan asam amino esensial yang harus
ada dalam makanan sehari- hari karena tidak dapat disintesis dalam tubuh
atau tidak dapat disintesis dalam jumlah yang adekuat (cukup).
4. Vitamin
Vitamin merupakan nutrien yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan
harus di dapatkan dari makanan sehari-hari. Namun, ada zat yang dapat
dibuat di dalam tubuh menjadi vitamin yang dikenal sebagai provitamin atau
prekursor vitamin. Contoh betakarotan merupakan vitamin A. Vitamin
merupakan senyawa organik yang berperan sebagai fungsi fisiologis normal
(tumbuh kembang, reproduksi) dan regulasi/ mengatur berbagai proses
metabolisme dalam tubuh manusia. Berdasarkan kelarutannya; vitamin dibagi
2 kelompok yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Tergolong
vitamin larut lemak adalah vitamin (A< D< E dan K) dan yang mengandung
vitamin larut air adalah vitamin B dan vitamin C.
5. Mineral
Mineral merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting
dalam tubuh. Unsur-unsur mineral adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O) dan nitrogen (N). Selain itu mineral juga mempunyai unsur kimia
lainnya, yaitu kalsium (Ca), klorida (CO), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor
(P), kalium (K), natrium (Na), dan sulfir (S). Sumber mineral dapat
ditemukan di beberapa jenis bahan makanan yang jenis-jejis mineral
dibutuhkan oleh tubuh berserta sumber-sumbernya, yaitu:
a. Asam folat, sumbernya: sayuran hijau, roti.
b. Kalsium, sumberny: susu, keju.
c. Zat bes, sumbernya: susu, kuning telur, hati ampela.
d. Yodium, sumbernya: garam beryodium.
e. Zink, sumbernya: makanan laut.

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tarap awal dari proses keperawatan. Semua data
data dikumpul secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini,
pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, social, dan spiritual klien. Tujuan dari pengkajian menetapkan data
dasar dan mengumpulkan informasi terkait dengan kebutuhan, dan masalah
kesehatan. Dalam pengumpulan data motode yang digunakan adalah
wawancara,observasi, pemeriksaan fisik (Tarnoto & Wartonah, 2006).
Untuk mengidentifikasikan masalh gangguan nutrisi serta mengumpulkan
data guna penyusunan rencana keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian
keperawatan. Menurut Aziz (2012).
1. Riwayat Makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan,
tipe makanan yang dihindari atauun diabaikan, makanan yang lebih diskai,
yang dapat digunakan membantu merencanakan jenis makanan, untuk
sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
2. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain
kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendriri tanpa bantuan orang
lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan
tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4. Nafsu makan, jumlah asupan.
5. Tingkat aktivitas.
6. Pengonsumsian obat.
7. Pemampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap, aspek-
aspek berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan
tidak mengalami kebotakan bukan karena factor usia; daerah di atas kedua
pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada
rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-
pecah, ataupun pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna
merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak,
tidak udah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi haruscrapat serta erat
tidak tertarik kebawah sampai bawah perukaan gigi; gigi tidak perlubang dan
tidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak
kemerahan, atau tidak terjadi perdarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan
berwarna merah muda.
8. Pengukuran Antropometrik
Pengukursn ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar
lengan.
Tinggi dan berat badan orang dewasa sering dibandingkan dengan bermacam-
macam peta untuk dirinya, pada umumnya, berat badan pria lebih darri berat
badan seorang wanita walaupun tingginy sama. Ini disebabkan pria
mempunyai presentase jaringan dan struktur tulang yang berbeda.
Seseorang dengan presentase bagian tubuh yang besar dan jaringan otot yang
banyak akan terlihat gemuk (over weight). Metode khusus yang sering
digunakan untuk mengukur besar tubuh seseorang adalah area kulit yang
berada diatas otot trisep. Pada umumnya, wanita mempunysi lipatan kulit
yang lebih tebal di daerah ini. Ini disebabkan banyaknya jaringan subkutan
pada wanita, sehingga membuat wanita terlihat lebih gemuk.
9. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubuungan dengan pemenushan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit
dan lain-lain.

2. Analisa Data
Analisa data mencakup mengenai pola atau kecenderungan,
membandingkan pola ini dengan kesehatan yang normal dan menarik konklusi
tentang respon klien. Perawat memperhatikan pola kecenderungan sambil
memeriksa kelompok data terdiri atas batas karakteristik. Fungsi analisa data
adalah perawat yag mengumpulkan data diperoleh dari pasien atau dari sumber
lain, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan pengambilan keputusan untuk
menentukan masalah keperawatan dan kebutuhan pasien.
Tipe data :
a. Data Subjektif
Data yang di dapat dari klien sebagai suatu pendapat klien tentang masalah
kesehatan atau kejadian informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat.
Mencakup persepsi, perasaan, dan status kesehatannya. Misalnya
ketidaknyamanan fisik, kecemasan dan sters mental (Potter & Perry, 2005).
b. Data Objektif
Data yang di dapat dari observasi dan pengukuran data dapat di peroleh dari
menggunakan panca indra (dilihat,didengar, diraba dan di cium) selama
melakukan pemeriksaan fisik. Misalnya pernafasan, frekuensi nadi, tekanan
darah, berat badan dan tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).

3. Rumusan Masalah
Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat
mengidentifikasikan kesehatan umum klien, tetapi sebelum memberikan masalah
keperawatan perawat harus terlebih dahulu menentukan apa masalah kesehatan
klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).
Adapun masalah yang saya ambil pada gangguan nutrisi adalah :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Kekurangan volume cairan.

4. Perencanaan
Perencanaan adalah untuk menguraikan berbagai diagnosa keperawatan
diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dalam menentukan tujuan dan
hasil yang akan dicapai (Potter & Perry, 2005).
Tahap dalam perencanaan melibatkan perawat, klien, keluarga, dan orang
terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan dalam mengatasi
masalah yang sedang di alami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk
tertulis untuk menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakkuan kepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkkan diagnose
keperawatan.
No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
1. Tujuan dan Kriteria Hasil :
Tujuan Jangka Panjang :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang akan teratasi dibuktikan dengan
adanya keseimbangan nutris dan makan yang adekuat dan status
nutrisi yang baik.
Tujuan Jangka Pendek :
b. Jumlah asupan makanan dan nutrisi yang masu kedalam tubuh
terpenuhi selama 24 jam.
Kriteria Hasil :
1. Meningatkan nafsu makan.
2. Mempertahankan berat badan.
Rencana Tindakan Rasional
Kaji :
1. Kaji tanda dan gejala nafsu 1. Mengetahui penyebab
makan menurun (makan bubur ketidakseimbangan nutrisi
tim1kali/hari dengan porsi kecil kurang.
tidak habis, hanya ingin
mengkonsumsi susu formula dan
berat badan menurun).
2. Kaji riwayat nutrisi, termasuk 2. Mengidentifikasi kebutuhan
makanan yang disukai dan yang pertimbangan keinginan
tidak disukai. individu dapat memperbaiki
Observasi : masukan diet.
3. Observasi masukan makanan 3. Untuk mengetahui kebutuhan
Dan timbang berat badan nutrisi.
Tindakan mandiri :
4. Monitor tanda-tanda vital. 4. Untuk mengetahui tanda-
tanda vital.
5. Anjurkan selingi makan dengan 5. Memdahkan makanan
minum. masuk.
Kolaborasi :
6. Kolaborasi dengan tim gizi. 6. Menentukan diet yang tepat
untuk pasien.
7. Kolaborasi dengan tim medis 7. Mempercepat proses
dalam pemberian terapi obat penyumbu buhan.
suplemen.
Pendidikan kesehatan :
8. Memberitahukan informasi 8. Meningkatkan pengetahuan
kepada keluarga tentang pasien untuk dapat menjaga
pentingnya kebutuhan nutrisi dan keseimbangan nutrisi.
makan dalam tumbuh kembang
anak yang berhubungan
penyakitnya.
No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
2. Tujuan dan Kriteria Hasil :
1. Memiliki asupan makanan dan minum yang adekuat.
2. Tidak mengalami harus yang berlebih.
3. Memiliki hemoglobin dan hematoroit dalam batas normal.
4. Memiliki konsentrasi urin yang normal (berat jenis urin)
Rencana Tindakan Rasional
Kaji :
1. Kaji tanda membran mukosa 1. Untuk mengetahui mudahan
kering kulit kering, BAK 4- dalam megatasi rasa haus dan
5kali/hari adanya rasa haus. untuk mengindentifikasi
pennyebab membrane
mukosa dan kulit kering.
Mengetahui masukan dan
Observasi : pengeluarran cairan.
2. Observasi masukan dan keluaran 2. Untuk mengetahui tanda-
cairan urin (frekuensi, warna dan tanda vital pasien.
berat jenis).
Tindakan mandiri :
3. Monitor tanda-tanda vital. 3. Untuk memenuhi kebutuhan
makan dan minum.
4. Anjurkan untuk makan dan 4. Mempercepat proses
minum sedikit tapi sering. penyembuhan.

Kolaborasi :
5. Kolaborasikan dengan tim medis 5. Meningkatkan pengetahuan
dalam pemberian terapi seperti pasien untuk menjaga
pemberian susu formula dan keseimbangan cairan.
obat.
Pendidikan Kesehatan :
6. Memberitahukan informasi
tentang kebutuhan cairan
berhubungan dengan
penyakitnya.
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian Keperawatan
1. BIODATA/ IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 25 Desember 2015
Usia : 18 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah/Ibu : Tn. A/ Ny. M
Pekerjaan Ayah : Dinas Perhubungan
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Jl.Cinta Rakyat Gg Sadar Sari Rejo Medan
Polonia
Tangal Operasi : Tidak ada rencana operasi
Tanggal pengkajian : 31 Mei 2017

II. KELUHAN UTAMA


Ibu pasien mengatakan An. A tidak nafsu makan, kesulitan dalam menelan
makanan berat badan menurun,tubuh kurus, dan makan bubur tim hanya 1
kali/ hari dalam porsi kecil(tidak habis) hanya ingin minum susu formula
(Nutricia Nutrinidrink) 120ml/sesuai keinginan anak (kurang dari 120ml/jam)
dan suhu tubuh meningkat dan dialami pasien sudah 3 hari (dialami sejak
tanggal 28 Mei 2017).

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


1. Penyakit waktu kecil
Ibu klien mengatakan anaknya hanya sakit seperti diare, deman, batuk
dan pilek.
2. Pernah dirawat di rumah sakit
Ibu klien mengatakan klien pernah dirawat di RS Adam Malik pada
tanggal 11 Maret 2017 karena demam dan pada tanggal 2 Juni 2017 klien
rawat jalan di RS USU.
3. Obat-obatan yang digunakan
Riwayat mengkonsumsi obat dari RS. USU pada tanggal 29 Mei 2017
yaitu :
a. Calnic 3x5ml(1 sendok makan).
b. Cifixime 3x2,5 ml(1 sendok teh).
c. Depakene 2x5ml(1 sendok makan).
d. Paracetamol 3x 500g/1 tablet.
e. Susu Nutricia Nutrinidrink diberikan 120ml(dalam setiap pemberian
susu.
4. Hasil lab di Rumah sakit USU (Rawat Jalan)
Tanggal 2 Juni 2017 :
JENIS PEMERIKSAAN Hasil Normal URINALISA
Urine lengkap
Makroskopik
Warna : kuning Kekuningan
Kejernihan : Jernih Jernih
Kimia
pH : 5.5 5.0-6.0 (Urine Pagi)
Berat jenis : 1.020g 1.003-1.030 g
Protein : Negatif Negatif (uji semi
kuantitatif, 0.03
0.15mg/24jam)
Glugosa : Negatif Negatif warna biru
Bilirubin : Negatif Max 0.34 µmol/L
Urobilinogen : Negatif 0.1-1.0 Ehrlich U/dL
Keton : Negatif Negatif
Nitrit : Negatif Negatif (kurang dari
0.1 mg/dL
Sediment (mikroskopik)
Leukosit : 0-2 LPB 2-4 sel per lapangan
Padang besar
Eritrosit : 1-2 LPB 0-3 sel per lapangan
Padang Besar
Kristal : Ca Oxalat (+) LKP Tidak ada Kristal
Bakteri : Negatif LPB Negatif
HEMEMATOLOGI
Darah lengkap (CBC)

Hemoglobin : 10.3 g/dL 9-15 g/dL


Hematokrit : 32.10% 35-44%
Leukosit : 8.58103/µL 5-10.000 per µL
Eritrosit : 3.95 106/µL 3.0-5.20 106 µL
Trombosit : 121103/µL 150-400 ribu/µL
MCV : 81.30 fL 80-96 fL
MCH : 26.10 pg 27-33 pg
MCHC : 32.10 g% 33-36 g/dl
RDW-CV : 12.0% 4-15%
PDW : 18.5 fL 10.0-18.0 fL
MPV : 12.8 fL 6.5-11.0 fL
Hitung jenis
Neutrofil Segmen : 38.0%
Limfosit : 47.2% 20-30%
Monosit : 14.0% 2-8%
Basofil : 0.6% 4.0-1%
4. Tindakan (Operasi)
Tidak ada tindakan operasi.
5. Alergi
Ibu mengatakan anakknya tidak memiliki riwayat alergi baik itu obat-
obatan maupun makanan.
6. Imunisasi
Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi dari posyandu di Jl.
Cinta Rakya di Kelurahan Sari Rejo yang dekat dengan rumahnya.
a. Hepatitis B : 3 kali
b. Polio : 4 kali
c. BCG : 1 kali
d. PCV : 4 kali
e. DPT : 4 kali

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Orang tua
Orang tua tidak ada memilik riwayat penyakit serius.
2. Saudara Kandung
Klien tidak memiliki saudara kandung, klien anak tunggal.
3. Penyakit Keturunan Yang Ada
Keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan.

V. GENOGRAM

Keterangan :

: Laki-laki

: Wanita

: Klien/Pasien
: Satu Rumah
VI. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang Mengasuh
Anak diasuh oleh orang tua (ibu) dari Tn.A.
2. Hubungan dengan Anggota Keluarga
Hubungan dengan keluarga harmonis.
3. Pembawaan Secara Umum
Pembawaan anak secara umum baik atau normal seperti ceria.
4. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah pasien bersih tidak ada bau yang menyengat, sampah
tidak ada yang berserakan.

VII. KEBUTUHAN DASAR


1. Makanan
 Makanan yang disukai /tidak disukai
Ibu klien mengatakan anaknya makan bubur tim dan biskuit
pormina.
 Selera
Ibu klien mengatakan klien tidak nafsu makan, sulit menelan
makan makan hanya 1kali/hari posi kecil tidak habis (+ 3 shari) di
karenakan sakit.
2. Pola tidur
 Kebiasaan sebelum tidur
Klien sebelum tidur biasanya meminum suusu formula sambil
menonton tv (menonton kartun).
 Tidur malam
Ibu klien mengatakan tidak ada masalah dengan tidur sebelum atau
setelah sakit pukul 20:30 WIB.
 Tidur Siang
Klien setiap hari tidur siang tetapi lamanya tidur biasanya 2-3 jam
baik sebelum atau sejak sakit.
3. Mandi
Klien mandi 2 kali sehari yaitu di pagi hari ( pukul : 08:00 WIB) dan
sore hari (pukul 16:30 WIB).
4. Aktifitas bermain
Aktifitas bermain untuk anak di usianya 18 bulan biasanya biasanya
bermain sambil dengn ditemani orang tua atau teman sebaya seperti
bermain boneka.
5. Eliminasi
BAB
a. Pola BAB
Tidak ada masalah dengan BAB pasien sebelum dan setelah sakit 1
kali/hari.
b. Karekter feses
Karekter feses pasien lunak dan feses kuning pasien tidak ada
mengalami diare.
c. Riwayat Perdarahan
Tidak ada riwayat perdarahan pada BAB pasien.
d. BAB terakhir
Klien terakhir BAB pada pagi hari pukul 10:00 Wib saat
pengkajian.
e. Diare
Pasien tidak ada mengalami diare.
BAK
a. Pola BAK
Pasien BAK 4-5 kali/ hari.
b. Karakter Urine
Urine pasien berwarna kuning jernih berat jenis 1.020 g.
c. Riwayat Ginjal/ Kandung Kemih
Pasien tidak ada riwayat ginjl atau kandung kemih.

IX. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum
Keadaan pasien lemah, konjungtiva pucat, bibir pucat, mukosa bibir dan
kulit kering tidak mau makan, sulit menelan makan, suhu tubuh meningat
37,80C setelah sakit dan hanya ingin minum susu formula saja.
2. Tanda-tanda vital
a. Suhu tubuh : 37,80 C
b. Tekanan darah : 70/50mmHg
c. Nadi : 120kali/ menit
d. Pernafasan : 30kali/menit
e. TB : 80 cm
f. BB : 3.5 kg (berat badan baru lahir)
: 6,8 kg (setelah sakit)
: 7,8 kg (sebelum sakit)
3. Pemeriksaan head to toe
Kepala
a. Bentuk
Bentuk kepala pasien simetris dan tidak ada ditemukan benjolan.
b. Kulit kepala bersih
Rambut
a. Penyeran dan keadaan rambut
Rambut pasien meyebaran merata tipis,berwarna hitam kering.
b. Bau
Kepala pasien berbau minyak telon bayi.
Wajah
a. Warna kulit
Kulit wajah pasien putih.
b. Struktur Wajah
Struktur wajah simetris tidak ditemukan kelainan ssperti adanya
benjolan, memar atau kemerahan.
Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan
Pasien memiliki mata yang lengkap tetapi tidak simetris mata kiri
dan kanan strabismus (juling).
b. Konjungtiva dan sklara
Konjungtiva pasien pucat, kering dan sklara putih.
c. Pupil
Pupil pasien isokor.
d. Cornea
Cornea pasien pasien jernih putih.
e. Air mata
Sedikit air mata ketika menangis.
Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi
Tulang hidung dan posisi septum nasi klien simetris tidak ada
kelainaan yang ditemukan.
b. Lubang hidung
Lubang hidung pasien bersih dan adanya ditemukan secret.
c. Cuping hidung
Tidak adanya pernafasan cuping hidung.
Telinga
a. Bentuk telinga
Pasien memiliki dua telinga kanan dan kiri dengan bentuk normal
dan simetris kiri dan kanan telinga.
b. Ukuran Telinga
Ukuran telinga pasien kiri dan kanan simetris.
c. Lubang Telinga
Lubang telinga pasien kiri dan dan kanan tampak bersih dan terdapat
serumen (seperti liln) lubang telinga pasien dalam batas normal.
d. Ketajaman Pendengaran
Normal pasien mampu mendengar suara dengan baik sperti ketika
kita menggil namanya pasien menoleh kearah sumber suara/ bunyi.
Mulut Dan Faring
a. Keadaan bibir
Bibir pasien atas dan bawah simetris dan bibir terlihat kering dan
pucat.
b. Keadaan gusi dan gigi
Gigi pasien jumlah 10.
c. Keadaan lidah
Keadaan lidah pasien adanya edema.
Pemeriksaan Integumen
a. Kebersihan
Kulit pasien terlihat bersih dan tidak terdapat kotoran dikulit pasien.
b. Kehangatan
Kulit pasien terasa hangat.
c. Warna
Kulit pasien berwarna putih.
d. Turgor
Turgor kulit <2 detik.
e. Kelembaban
Kulit pasien kering pada daerah mukosa mulut dan kulit tangan.
f. Kelaianan pada kulit
Tidak ditemukan kelainan pada kulit pasien seperti kemerahan atau
bercak-bercak merah.
Pemeriksaan Thoraks/ dada
a. Inspeksi thoraks
Bentuk thoraks pasien normal/ simetris (besar antara kanan dan kiri
sama dan tidak ada benjolan atau pembengkatan) dan pernafasan
teratur.
b. Pernafasan
Frekuensi pernafasan 30kali/menit dengan irama teratur.
c. Tanda Kesulitan bernafas
Tidak ada kesulitan bernafasan seperti sesak.
Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
Bentuk datar dan simetris (besar antara kiri dan kanan sama) tidak
ada pembengkakan.
b. Auskultasi
Saat di auskultasi pada abdomen pasien bunyi usus 8kali/hari.
c. Perkusi
Suara abdomen pasien tymphani (kembung seperti banyak gas).
Pengukuran Antropometri
Pengukuran lila =10 cm
Pengukuran lingkar kepala = 45 cm
TB : 80 cm.

BB : 6,8 kg (setelah sakit) dan 7,8 kg (sebelum sakit)


BBI= (Umur/thn)x2)+8 BBI= 2(18 bulan) + 8= 3,6+ 8 = 11,6 kg.
Berat Badan Normal
BBN= BBI-(10%.BB)= 11,6 kg-(10%. 6,8 kg)= 10.92 kg.

2. Analisa Data
Masalah
No Data Etilogi
Keperawatan
1. Ds : Asupan makan Ketidakseimb
Ibu pasien mengatakan An. A : sedikit angan nutrisi
 Tidak nafsu makan, kesulitan kurang dari
dalam menelan makanan kebuthan
Tidak nafsu makan
dalam sehari hanya 1 kali tubuh
makan bubur tim dalam porsi
kecil (tidak habis) selama sakit Intake tidak adekuat
(+ 3 hari ).
 Suhu tubuh 37.8 0 c
Berat badan menurun
 Mengkonsumsi obat dari RS
USU tanggal 29 Mei 2017
yaitu : Calnik 2x5ml(1sendok Ketidakseimbangan

makan), Cifixime 3x2,5ml(1 nutrisi

sendok the), Depakene 2x5ml


(1 sendok makan), paracetamol
3x500g(1 tablet), susu Nutricia
Nutrinidrink diberikan 120ml
(sesuai keinginan pasien).
Do :
 Keadaan umum pasien lemah,
konjungtiva pucat kering, dan
keinginan untuk minum susu
saja.
 Konjungtiva pucat, kering
kondisi mata juling
(strabismus).
 Mukosa bibir, pucat dan kulit
kering (turgor kulit < 2 detik).
 Penurunan berat badan.
 Badan terlihat kurus.
 Pengukuran Antropometri
Pengukuran lila =10 cm
Pengukuran lingkar kepala =
45 cm
 TB : 80 cm.
 BB : 3.5 kg (berat badan baru
lahir) 6,8 kg (setelah sakit) dan
7,8 kg (sebelum sakit).
 BBI = (umur/tahun)x 2+8 BBI
= 2(18 bulan)+8= 3.6 kg + 8 =
11.6 kg
 BBN = BBI – (10%.BB)= 11.6
kg – (10%..8 kg)= 11.6 kg -
0.86 = 10.92 kg
 Hematokrit : 32,10%
 TTV :
Suhu tubuh : 37,80 C
TD : 70/50mmHg
RR : 30 kali/menit
HR : 120 kali/menit
2. Ds : Masukan makanan/ Kekurangan
 Ibu Klien mengatakan Pasien minuman volume cairan
hanya ingin meminum susu Kurang kurang dari
formula saat haus. kebutuhan
 BAK 4-5 kali/hari. tubuh
Terjadi respon pada
DO :
tubuh
 Keadaan klien lemah dan
masih berbaring di atas tempat
tidur. Tekanan osmotic
 Mukosa bibir pucat, dan kering pada rongga usus

 Kulit kering turgor kulit < 2 meninggi


detik.
 Peristaltik usus 8kali/menit. Peningkatan suhu
 Suara abdomen tymphani tubuh
(kembung seperti banyak gas).
 Klien tidak ada bertenaga
untuk memegang botol Penurunan urine

susunya sendiri mudah terjatuh


atau terlepas tiba-tiba dari
genggaman tagannya. Kekurangan volume
 Urine berwarna kuning cairan

3. Rumusah Masalah
a. Ketidakseibagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Kekurangan volume cairan kurang dari tubuh.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mengabsorsi nutrien ditandai dengan klien
tidak nafsu makan dan berat badan menurun.
b. Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan BAK ditandai dengan warna urin kuning (BAK sedikit
4-5 kali/hari).
5. Perencanaan
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Kamis, 1. Tujuan dan Kriteria Hasil :
01 Juni Tujuan Jangka Panjang :
2017 a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang akan teratasi
dibuktikan dengan adanya keseimbangan nutris dan
makan yang adekuat dan status nutrisi yang baik.
Tujuan Jangka Pendek :
b. Jumlah asupan makanan dan nutrisi yang masu kedalam
tubuh terpenuhi selama 24 jam.
Kriteria Hasil :
1. Meningatkan nafsu makan.
2. Mempertahankan berat badan.
3. Mengkonsusi diet yang seibang (lebih baik
mengkonsumsi makanan non-olahan).
Rencana Tindakan Rasional
Kaji :
1. Kaji tanda dan gejala nafsu 1. Mengetahui penyebab
makan menurun (makan ketidakseimbangan
bubur tim 1 kali/hari dengen nutrisi kurang.
porsi kecil tidak habis, hanya
ingin mengkonsumsi susu
formula dan berat badan
menurun).
2. Kaji riwayat nutrisi, 2. Mengidentifikasi
termasuk makanan yang kebutuhan pertimbangan
disukai dan yang tidak keinganan individu
disukai. dapat memperbaiki
masukan diet.
Observasi :
3. Observasi masukan makanan 3. Untuk mengetahui
dan timbang berat badan. kebutuhan nutrisi.
Tindakan mandiri :
4. Monitor tanda-tanda vital. 4. Untuk mengetahui
tanda-tanda vital.
5. Anjurkan selingi makan 5. Memudahkan makanan
dengan minum. masuk.
Kolaborasi :
6. Kolaborasi dengan anggota 6. Mempercepat
keluarga memberian makan proses penyumbahan.
sedikit tapi sering.
Pendidikan kesehatan :
7. Memberitahukan informasi 7. Meningkatkan
kepada keluarga pengetahuan keluarga
tentang pentingnya pasien untuk dapat
kebutuhan nutrisi dan makan menjaga keseimbangan
dalam tumbuh kembang nutrisi.
anak berhubungan
penyakitnya.
Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Jumat, 2. Tujuan dan Kriteria Hasil :
02 juni 1. Memiliki asupan makanan dan cairan yang adekuat.
2017 2. Tidak mengalami harus yang berlebih.
3. Memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal.
Rencana Tindakan Rasional
Kaji :
1. Kaji tanda membran mukosa 1. Untuk mengetahui
bibir kering dan pucat, kulit bagaimana megatasi
kering BAK 4-5kali/hari rasa haus dan
adanya rasa haus. untuk mengindentifikasi
pennyebab membrane
mukosa dan kulit
Observasi : kering.
2. Observasi masukan dan 2. Mengetahui masukan
keluar dan pengeluarran cairan.
aran cairan urin (frekuensi,
warna dan berat jenis).
Tindakan mandiri :
3. Monitor tanda-tanda vital. 3. Untuk mengetahui
tanda-tanda vital pasien.
4. Anjurkan untuk makan dan 4. Untuk memenuhi
minum. kebutuhan makan dan
Kolaborasi: minum.
5. Kolaborasi dengan keluarga 5. Mempercepat proses
untuk pemberian cairan penyembuhan.
yang adekuat.
Pendidikan Kesehatan:
6. Memberitahukan informasi 6. Meningkatkan
tentang kebutuhan cairan pengetahuan keluarga
cairan yang berhubungan pasien untuk menjaga
dengan penyakitnya. keseimbangan cairan.
6. Implementasi dan Evaluasi
Jumat, 02 Juni 2017
No. Waktu Implementasi Waktu
Evaluasi (SOAP)
Dx (WIB) Keperawatan (WIB)
1. 10.00 1. Mengkaji tanda dan 15:00 S:
gejala tidak nafus Ibu pasien mengatakan An.
makan (Berat badan A:
menurun) Tidak nafsu makan,
 Makan bubur tim kesulitan dalam menelan
hanya 1x 1hari makanan dalam sehari
dalam porsi kecil hanya 1 kali makan bubur
tidak habis dan tim dalam porsi kecil
hanya ingin (tidak habis) selama sakit
mengkonsumsi susu (+ 3 hari).
formula (Nitricia 15:20 O:
Nutrinidrink). Keadaan umum pasien
10.10 2. Memonitor tanda-tanda lemah
vital Tanda-tada Vital
T : 37,80 C Suhu tubuh : 37,80 C
TD : 70/50 mmHg TD : 70/50mmHg
HR :120kali/ menit RR : 30 kali/menit
RR : 30kali/menit HR : 120 kali/menit
TB : 80 cm TB : 80 cm
BB : 3.5 kg (berat BB : 6,8 Kg (Setelah
badan baru lahir) sakit), 7,8 g (Sebelum
6,8 kg (setelah sakit) sakit)
dan 7,8 kg (sebelum HB : 10,3 g/dL
sakit) 15: 40 A :
10.30 3. Menganjurkan selingi Masalah ketidak
makan dengan minum seimbangan nutrisi kurang
sedikit tapi sering. dari kebutuhan tubuh
 Saat diberikan bubur belum teratasi.
tim berikan anak 16:00 P:
untuk minum air Intervensi dilanjutkan
putih atau sesuai 1. Mengkaji tanda dan
keinginan anak gejala nafsu makan
menyukai minum menurun(makan bubur
susu formula tim1kali/hari dengen
(Nitricia porsi kecil tidak habis,
Nutrinidrink). hanya ingin
4. Mengetahui mengkonsumsi susu
makan/minum yang formula dan berat badan
disukai aau yang tidak menurun).
disukainya. 2. Menganjurkan selingi
 Anak menyukai makan dengan minum.
minum susu formula  Saat diberikan bubur
(Nitricia Nutrini tim berikan anak
drink). untuk minum air
putih atau sesuai
keinginan anak
menyukai minum
susu formula
(Nitricia
Nutrinidrink).
No. Waktu Implementasi Waktu
Evaluasi (SOAP)
Dx (WIB) Keperawatan (WIB)
2. 11:00 1. Mengkaji tanda 15.00 S:
membran mukosa Ibu pasien mengatakan
kering kulit kering, Pasien hanya ingin
BAK 4-5kali/hari meminum susu formula
adanya rasa haus. saat haus.
11:15 2. Memonitor tanda-tanda BAK 4-5 kali/hari
vital 15.20 O:
T : 37,80 C Keadaan pasien lemah dan
TD : 70/50mmHg masih berbaring di atas
RR : 30kali/menit tempat tidur.
HR : 120 kali/menit Tanda-tada Vital
TB : 80 cm Suhu tubuh : 37,50
BB : 6,8 Kg C T: 70/50mmHg
11.25 3. Kolaborasi dengan RR : 30 kali/menit
keluarga untuk HR : 120 kali/menit
pemberian cairan yang TB : 80 cm
adekuat. BB : 6,8 Kg (Setelah
 Untuk memenuhi sakit), 7,8 g (Sebelum
kebutuhan intake sakit)
dan output 15:50 A : Masalah cairan kurang
(pemasukan dan dari kebutuhan tubuh
pengeluaran yang belum teratasi
seimbang). 16:00 P:
Intervensi dilanjutkan
1. Mengkaajitanda
membran mukosa
kering kulil, kering,
BAK 4-5 kali/hari
adanya rasa haus.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrisi merupakan kebutuhan mineral seperti zat besi, kalsiPum dan
fosfor masih tetap tinggi, terutama jika kita mempertimbangkan buruknya
kebiasaan makan anak usia periode 12 sampai 18 bulan dan meningkatnya
minerasi di dalam tulang. Kebutuhan nutrisi ini dengan berkurangnya selera
makan di kenal dengan anoreksia fisiologis (Wong, 2009).
Nutrisi merupakan sumber-sumber kalori untuk meningkatkan kebutuhan
pertumbuhan pada remaja. Sangat penting untuk menekankan anak dan orang
tuanya tentang nilai diet yang seimbang untuk meningkatkan pertumbuhan.
Karena anak-anak biasanya mekakan makananyang di makan oleh keluarganya,
kualitas mereka tergantung pola makan keluarga(Wong, 2009).
1. Dari hasil pengkajian dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada An. A dengan keadaan An. A tidak nafsu makan, sulit
menelan, mukosa bibir kering, kulit kering, berat badan turun dan badan
kurus.
2. Diagnosis yang yang ditemukan pada saat dilakukan pengkajian adalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh dan kekurangan volume kurang
dari kebutuhan tubuh.
3. Rencana asuhan keperawatan dengan kebutuhan dasar nutrisi pada An. A
yaitu, kaji tanda-tanda vital ,kaji tingkat selera makan klien, kaji penyebab
tidak nafsu makan klien, berat badan pasien turun 1 kg selama sakit dan
keadaan tubuh klien kurus, menganjukan kepada keluarga terutama orangtua
(ibu An. A) untuk memberikan makan sedikit tetapi sering dan selangi dengan
minum air putih atau susu formula (Nutricia Nutrinidrink) yang disukai klien,
kolaborasi dengan anggota keluarga terutama kepada ibu klien tentang
pentingnya nutrsi dan cairan bagi klien.
4. Implementasi asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar nutrisi pada An. A
yaitu mengkaji tanda dan gejala klien tidak nafsu makan dengan berat badan
menurun makan hanya 1kali/hari dengan jumlah porsi kecil tidak habis,
mengetahui makan/minuman kesukaan klien, mengkaji tanda-tanda vital,
menganjurkan makan sedikit tetapi sering dengan selingi makan dengan
mimun untuk mempermudah masuknya makanan
5. Evaluasi dengan kebutuhan dasar nutrisi pada An. A yaitu mengatakan mulai
mau makan sedikit tapi sering dengan makan diselangi nimun air putih atau
susu formula (Nutricia Nutrinidrink) sesuai keinginan klien dan cairan urin
frekuensi masih tetap 4-5 kali/hari dengan warna urin kuning dan jernih.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Agar meningkatan pelayanan, penerapan, dan pengajaran, asuhan
keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah gangguan nutrisi.
2. Bagi Keluarga
Kepada keluarga pasien diharapkan untuk lebih memperhatikan pola makan
dan nimun klien agar nutrisi yang di dapatkan terpenuhi oleh klien, karena
kualitas pola makan dan nimum anak tergantung dengan orang tua klien
tentang pengetahan keluarga akan pentingnya nutrisi untuk kebutuhan dasar
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10 Jakarta: EGC. Hidayat.

(2012)..Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep & Proses

Keperawatan Cetakan 5. Jakarta: Salemba Medika.

Morris, Jacqueline C. (2014). Pedoman Gizi Pengkajian & Dokumentasi. Jakarta:


EGC.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Saryoga, Savitri. (2008). Menuju Perempuan Sehat &Aktif Melalui Gizi


Seimbang. Jakarta: Salemba Medika.

Tarnoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan

Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis


NANDA,Intervensi, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC.

Wong. (2009). Buku Ajar Pediatrik. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai