DISUSUSUN OLEH :
Ana Rosa Theresia Sihite [19001832]
ILMU KEPERAWATAN
SUMATERA UTARA
2021
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat, nikmat dan karunia yang tak pernah putus
sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada An. A dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi di
Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”.
Semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi pembaca. Saya juga
mengharapkan kritik dan saran supaya tugas selanjutnya dapat menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
2
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama pada usis
dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yang kurang gizi akan
tumbuh kecil, kurus, dan pendek. Gizi kurang pada anak, serta berpengaruh
terhadap menurunnya produktivitas anak(Depkes RI,2014)
Masalah gizi di indonesia dan di negara berkembang pada umummnya
masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia
Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium(GAKY), masalah Kurang
Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas di kota-kota besar.
Gizi seimbang bagi anak usia 0-2 tahun dimulai sejak konsepsi sampai dua
tahun pertama lahir, masa ini adalah masa kritis, periode ini sel-sel otaknya sudah
mencapai lebih dari 80%. Kekurangan gizi pada masa kehidupan ini perlu
perhatian serius. Pola makan dengan gizi seimbang, bayi akan tumbuh dan
berkembang secara optimal, termasuk kecerdasannya. Kurang perhatian orang tua
khususnya ibu pada periode kritis ini, kegagalan tumbuh kembang optimal akan
terbawa terus sampai dewasa secara permanen. Bila pola pemberian ASI tidak
benar atau Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) tidak mencukupi kebutuhan zat
gizi yang diperlukan tubuh, bayi akan mengalami gangguan pertumbuhan (WHO,
2010).
Riskesdas menghasilkan peta masalah kesehatan dan kecenderungannya
pada bayi lahir sampai dewasa. Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), diperoleh
prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD), memberikan gambaran yang
fluktuatif dari 18,4% (2007) menurun menjadi 17,9% (2010) kemudian meningkat
lagi menjadi 19,6% (tahun 2013) terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi
kurang. Dari data di atas prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9% dari 2007
sampai 2013. Prevalensi gizi buruk juga mengalami perubahan yaitu dari 5,4%
tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010, dan 5,7% pada tahun 2013. Bappenas dalam
laporan hasil Riskesdas (2013), menyatakan bahwa untuk mencapai sasaran
3
MDG’s tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara
nasional harus diturunkan sebesar 4,1% dalam periode 2013 sampai 2015.
Dari hasil pemantauaan status gizi (PGS) yang dilakukan dinas kesehatan
bahwa status gizi penduduk sumatera utara tahun 2013 khususnya di kota medan
diperkirakan jumlah kasus balita yang menderita gizi buruk sebanyak 110 orang,
sedangkan balita yang menderita gizi kurang berjumlah 1.417 orang (Depkes,
2011).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman
kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein,
dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan tertindak sebagai penghancur
zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk
proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan Perry, 2005).
Nutrisi adalah za-zat dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan prose dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan tersebut untuk aktivitas rpenting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisnya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-
zat dan zat lain yang terkadang. Aksi, dan keseimbangan yang dengan kesehatan
dan penyakit (Tarwono & Wartonah, 2006).
Menurut Carpenito (2006) ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh
adalah sewaktu keadaan ketika individu yang tidsk puasa mengalami atau resiko
mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang tidak
adekuat atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi tubuh adalah prasangka, kebiasaan,
kesukaaan, dan ekonomi. Dan dari hasil pengajian yang dilakukan di
masyarakat di Kelurahan Sari rejo Medan Polonia, ada juga beberapa factor
penyebab terjadinya nutrisi kurang dari tubuh pada anak diantaranya Faktro orang
tua, keluarga,pengetahuan dan,lingkungan,
Untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik pada anak perawat dapat
melakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga dan melakuan
cara pencegahan bertujuan untuk tidak terjadinya keparahan penyskit terhadap
anak usia 18 bulan di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun yang menjadi tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada anak usia 18 bulan dengan prioritas
masalah gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian pada pasien An.A dengan periorita masalah
gangguan Nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
b. Mengidentifikasi perumusan diagnosa keperawatan pada pasien An.A
dengan prioritas masalah gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.
c. Mengidentifikasi penyusunan rencana asuhan keperawatan pada pasien
An. A dengan perioritas masalah gangguan nutrisi di kelurahan sari rejo
medan polonia.
d. Mengidentifikasi implementasi yang dilakukan pada pasien An.A dengan
perioritas msalah gangguan nutrisi di kelurahan sari rejo medan polonia.
e. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pasien An.A dengan masalah
perioritas gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
asuhan keperawatan khususnya bagi pasien dengan perioritas masalah.
Gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
2. Bagi Perawat
Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada pasien
dengan perioritas masala Gangguan Nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan
Polonia.
Melatih berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan, khususnya pada
pasien dengan perioritas masalah Gangguan nutrisi di Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.
3. Bagi Institusi Akademik
Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan
dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara
mengatasi Gangguan Nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
5. Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit dan cara perawatan
pasien dengan Gangguan Nutrisi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tarap awal dari proses keperawatan. Semua data
data dikumpul secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini,
pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, social, dan spiritual klien. Tujuan dari pengkajian menetapkan data
dasar dan mengumpulkan informasi terkait dengan kebutuhan, dan masalah
kesehatan. Dalam pengumpulan data motode yang digunakan adalah
wawancara,observasi, pemeriksaan fisik (Tarnoto & Wartonah, 2006).
Untuk mengidentifikasikan masalh gangguan nutrisi serta mengumpulkan
data guna penyusunan rencana keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian
keperawatan. Menurut Aziz (2012).
1. Riwayat Makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan,
tipe makanan yang dihindari atauun diabaikan, makanan yang lebih diskai,
yang dapat digunakan membantu merencanakan jenis makanan, untuk
sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
2. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain
kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendriri tanpa bantuan orang
lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan
tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4. Nafsu makan, jumlah asupan.
5. Tingkat aktivitas.
6. Pengonsumsian obat.
7. Pemampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap, aspek-
aspek berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan
tidak mengalami kebotakan bukan karena factor usia; daerah di atas kedua
pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada
rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-
pecah, ataupun pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna
merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak,
tidak udah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi haruscrapat serta erat
tidak tertarik kebawah sampai bawah perukaan gigi; gigi tidak perlubang dan
tidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak
kemerahan, atau tidak terjadi perdarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan
berwarna merah muda.
8. Pengukuran Antropometrik
Pengukursn ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar
lengan.
Tinggi dan berat badan orang dewasa sering dibandingkan dengan bermacam-
macam peta untuk dirinya, pada umumnya, berat badan pria lebih darri berat
badan seorang wanita walaupun tingginy sama. Ini disebabkan pria
mempunyai presentase jaringan dan struktur tulang yang berbeda.
Seseorang dengan presentase bagian tubuh yang besar dan jaringan otot yang
banyak akan terlihat gemuk (over weight). Metode khusus yang sering
digunakan untuk mengukur besar tubuh seseorang adalah area kulit yang
berada diatas otot trisep. Pada umumnya, wanita mempunysi lipatan kulit
yang lebih tebal di daerah ini. Ini disebabkan banyaknya jaringan subkutan
pada wanita, sehingga membuat wanita terlihat lebih gemuk.
9. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubuungan dengan pemenushan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit
dan lain-lain.
2. Analisa Data
Analisa data mencakup mengenai pola atau kecenderungan,
membandingkan pola ini dengan kesehatan yang normal dan menarik konklusi
tentang respon klien. Perawat memperhatikan pola kecenderungan sambil
memeriksa kelompok data terdiri atas batas karakteristik. Fungsi analisa data
adalah perawat yag mengumpulkan data diperoleh dari pasien atau dari sumber
lain, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan pengambilan keputusan untuk
menentukan masalah keperawatan dan kebutuhan pasien.
Tipe data :
a. Data Subjektif
Data yang di dapat dari klien sebagai suatu pendapat klien tentang masalah
kesehatan atau kejadian informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat.
Mencakup persepsi, perasaan, dan status kesehatannya. Misalnya
ketidaknyamanan fisik, kecemasan dan sters mental (Potter & Perry, 2005).
b. Data Objektif
Data yang di dapat dari observasi dan pengukuran data dapat di peroleh dari
menggunakan panca indra (dilihat,didengar, diraba dan di cium) selama
melakukan pemeriksaan fisik. Misalnya pernafasan, frekuensi nadi, tekanan
darah, berat badan dan tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).
3. Rumusan Masalah
Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat
mengidentifikasikan kesehatan umum klien, tetapi sebelum memberikan masalah
keperawatan perawat harus terlebih dahulu menentukan apa masalah kesehatan
klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).
Adapun masalah yang saya ambil pada gangguan nutrisi adalah :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Kekurangan volume cairan.
4. Perencanaan
Perencanaan adalah untuk menguraikan berbagai diagnosa keperawatan
diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dalam menentukan tujuan dan
hasil yang akan dicapai (Potter & Perry, 2005).
Tahap dalam perencanaan melibatkan perawat, klien, keluarga, dan orang
terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan dalam mengatasi
masalah yang sedang di alami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk
tertulis untuk menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakkuan kepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkkan diagnose
keperawatan.
No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
1. Tujuan dan Kriteria Hasil :
Tujuan Jangka Panjang :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang akan teratasi dibuktikan dengan
adanya keseimbangan nutris dan makan yang adekuat dan status
nutrisi yang baik.
Tujuan Jangka Pendek :
b. Jumlah asupan makanan dan nutrisi yang masu kedalam tubuh
terpenuhi selama 24 jam.
Kriteria Hasil :
1. Meningatkan nafsu makan.
2. Mempertahankan berat badan.
Rencana Tindakan Rasional
Kaji :
1. Kaji tanda dan gejala nafsu 1. Mengetahui penyebab
makan menurun (makan bubur ketidakseimbangan nutrisi
tim1kali/hari dengan porsi kecil kurang.
tidak habis, hanya ingin
mengkonsumsi susu formula dan
berat badan menurun).
2. Kaji riwayat nutrisi, termasuk 2. Mengidentifikasi kebutuhan
makanan yang disukai dan yang pertimbangan keinginan
tidak disukai. individu dapat memperbaiki
Observasi : masukan diet.
3. Observasi masukan makanan 3. Untuk mengetahui kebutuhan
Dan timbang berat badan nutrisi.
Tindakan mandiri :
4. Monitor tanda-tanda vital. 4. Untuk mengetahui tanda-
tanda vital.
5. Anjurkan selingi makan dengan 5. Memdahkan makanan
minum. masuk.
Kolaborasi :
6. Kolaborasi dengan tim gizi. 6. Menentukan diet yang tepat
untuk pasien.
7. Kolaborasi dengan tim medis 7. Mempercepat proses
dalam pemberian terapi obat penyumbu buhan.
suplemen.
Pendidikan kesehatan :
8. Memberitahukan informasi 8. Meningkatkan pengetahuan
kepada keluarga tentang pasien untuk dapat menjaga
pentingnya kebutuhan nutrisi dan keseimbangan nutrisi.
makan dalam tumbuh kembang
anak yang berhubungan
penyakitnya.
No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
2. Tujuan dan Kriteria Hasil :
1. Memiliki asupan makanan dan minum yang adekuat.
2. Tidak mengalami harus yang berlebih.
3. Memiliki hemoglobin dan hematoroit dalam batas normal.
4. Memiliki konsentrasi urin yang normal (berat jenis urin)
Rencana Tindakan Rasional
Kaji :
1. Kaji tanda membran mukosa 1. Untuk mengetahui mudahan
kering kulit kering, BAK 4- dalam megatasi rasa haus dan
5kali/hari adanya rasa haus. untuk mengindentifikasi
pennyebab membrane
mukosa dan kulit kering.
Mengetahui masukan dan
Observasi : pengeluarran cairan.
2. Observasi masukan dan keluaran 2. Untuk mengetahui tanda-
cairan urin (frekuensi, warna dan tanda vital pasien.
berat jenis).
Tindakan mandiri :
3. Monitor tanda-tanda vital. 3. Untuk memenuhi kebutuhan
makan dan minum.
4. Anjurkan untuk makan dan 4. Mempercepat proses
minum sedikit tapi sering. penyembuhan.
Kolaborasi :
5. Kolaborasikan dengan tim medis 5. Meningkatkan pengetahuan
dalam pemberian terapi seperti pasien untuk menjaga
pemberian susu formula dan keseimbangan cairan.
obat.
Pendidikan Kesehatan :
6. Memberitahukan informasi
tentang kebutuhan cairan
berhubungan dengan
penyakitnya.
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian Keperawatan
1. BIODATA/ IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 25 Desember 2015
Usia : 18 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah/Ibu : Tn. A/ Ny. M
Pekerjaan Ayah : Dinas Perhubungan
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Jl.Cinta Rakyat Gg Sadar Sari Rejo Medan
Polonia
Tangal Operasi : Tidak ada rencana operasi
Tanggal pengkajian : 31 Mei 2017
V. GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki
: Wanita
: Klien/Pasien
: Satu Rumah
VI. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang Mengasuh
Anak diasuh oleh orang tua (ibu) dari Tn.A.
2. Hubungan dengan Anggota Keluarga
Hubungan dengan keluarga harmonis.
3. Pembawaan Secara Umum
Pembawaan anak secara umum baik atau normal seperti ceria.
4. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah pasien bersih tidak ada bau yang menyengat, sampah
tidak ada yang berserakan.
2. Analisa Data
Masalah
No Data Etilogi
Keperawatan
1. Ds : Asupan makan Ketidakseimb
Ibu pasien mengatakan An. A : sedikit angan nutrisi
Tidak nafsu makan, kesulitan kurang dari
dalam menelan makanan kebuthan
Tidak nafsu makan
dalam sehari hanya 1 kali tubuh
makan bubur tim dalam porsi
kecil (tidak habis) selama sakit Intake tidak adekuat
(+ 3 hari ).
Suhu tubuh 37.8 0 c
Berat badan menurun
Mengkonsumsi obat dari RS
USU tanggal 29 Mei 2017
yaitu : Calnik 2x5ml(1sendok Ketidakseimbangan
3. Rumusah Masalah
a. Ketidakseibagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Kekurangan volume cairan kurang dari tubuh.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mengabsorsi nutrien ditandai dengan klien
tidak nafsu makan dan berat badan menurun.
b. Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan BAK ditandai dengan warna urin kuning (BAK sedikit
4-5 kali/hari).
5. Perencanaan
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Kamis, 1. Tujuan dan Kriteria Hasil :
01 Juni Tujuan Jangka Panjang :
2017 a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang akan teratasi
dibuktikan dengan adanya keseimbangan nutris dan
makan yang adekuat dan status nutrisi yang baik.
Tujuan Jangka Pendek :
b. Jumlah asupan makanan dan nutrisi yang masu kedalam
tubuh terpenuhi selama 24 jam.
Kriteria Hasil :
1. Meningatkan nafsu makan.
2. Mempertahankan berat badan.
3. Mengkonsusi diet yang seibang (lebih baik
mengkonsumsi makanan non-olahan).
Rencana Tindakan Rasional
Kaji :
1. Kaji tanda dan gejala nafsu 1. Mengetahui penyebab
makan menurun (makan ketidakseimbangan
bubur tim 1 kali/hari dengen nutrisi kurang.
porsi kecil tidak habis, hanya
ingin mengkonsumsi susu
formula dan berat badan
menurun).
2. Kaji riwayat nutrisi, 2. Mengidentifikasi
termasuk makanan yang kebutuhan pertimbangan
disukai dan yang tidak keinganan individu
disukai. dapat memperbaiki
masukan diet.
Observasi :
3. Observasi masukan makanan 3. Untuk mengetahui
dan timbang berat badan. kebutuhan nutrisi.
Tindakan mandiri :
4. Monitor tanda-tanda vital. 4. Untuk mengetahui
tanda-tanda vital.
5. Anjurkan selingi makan 5. Memudahkan makanan
dengan minum. masuk.
Kolaborasi :
6. Kolaborasi dengan anggota 6. Mempercepat
keluarga memberian makan proses penyumbahan.
sedikit tapi sering.
Pendidikan kesehatan :
7. Memberitahukan informasi 7. Meningkatkan
kepada keluarga pengetahuan keluarga
tentang pentingnya pasien untuk dapat
kebutuhan nutrisi dan makan menjaga keseimbangan
dalam tumbuh kembang nutrisi.
anak berhubungan
penyakitnya.
Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Jumat, 2. Tujuan dan Kriteria Hasil :
02 juni 1. Memiliki asupan makanan dan cairan yang adekuat.
2017 2. Tidak mengalami harus yang berlebih.
3. Memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal.
Rencana Tindakan Rasional
Kaji :
1. Kaji tanda membran mukosa 1. Untuk mengetahui
bibir kering dan pucat, kulit bagaimana megatasi
kering BAK 4-5kali/hari rasa haus dan
adanya rasa haus. untuk mengindentifikasi
pennyebab membrane
mukosa dan kulit
Observasi : kering.
2. Observasi masukan dan 2. Mengetahui masukan
keluar dan pengeluarran cairan.
aran cairan urin (frekuensi,
warna dan berat jenis).
Tindakan mandiri :
3. Monitor tanda-tanda vital. 3. Untuk mengetahui
tanda-tanda vital pasien.
4. Anjurkan untuk makan dan 4. Untuk memenuhi
minum. kebutuhan makan dan
Kolaborasi: minum.
5. Kolaborasi dengan keluarga 5. Mempercepat proses
untuk pemberian cairan penyembuhan.
yang adekuat.
Pendidikan Kesehatan:
6. Memberitahukan informasi 6. Meningkatkan
tentang kebutuhan cairan pengetahuan keluarga
cairan yang berhubungan pasien untuk menjaga
dengan penyakitnya. keseimbangan cairan.
6. Implementasi dan Evaluasi
Jumat, 02 Juni 2017
No. Waktu Implementasi Waktu
Evaluasi (SOAP)
Dx (WIB) Keperawatan (WIB)
1. 10.00 1. Mengkaji tanda dan 15:00 S:
gejala tidak nafus Ibu pasien mengatakan An.
makan (Berat badan A:
menurun) Tidak nafsu makan,
Makan bubur tim kesulitan dalam menelan
hanya 1x 1hari makanan dalam sehari
dalam porsi kecil hanya 1 kali makan bubur
tidak habis dan tim dalam porsi kecil
hanya ingin (tidak habis) selama sakit
mengkonsumsi susu (+ 3 hari).
formula (Nitricia 15:20 O:
Nutrinidrink). Keadaan umum pasien
10.10 2. Memonitor tanda-tanda lemah
vital Tanda-tada Vital
T : 37,80 C Suhu tubuh : 37,80 C
TD : 70/50 mmHg TD : 70/50mmHg
HR :120kali/ menit RR : 30 kali/menit
RR : 30kali/menit HR : 120 kali/menit
TB : 80 cm TB : 80 cm
BB : 3.5 kg (berat BB : 6,8 Kg (Setelah
badan baru lahir) sakit), 7,8 g (Sebelum
6,8 kg (setelah sakit) sakit)
dan 7,8 kg (sebelum HB : 10,3 g/dL
sakit) 15: 40 A :
10.30 3. Menganjurkan selingi Masalah ketidak
makan dengan minum seimbangan nutrisi kurang
sedikit tapi sering. dari kebutuhan tubuh
Saat diberikan bubur belum teratasi.
tim berikan anak 16:00 P:
untuk minum air Intervensi dilanjutkan
putih atau sesuai 1. Mengkaji tanda dan
keinginan anak gejala nafsu makan
menyukai minum menurun(makan bubur
susu formula tim1kali/hari dengen
(Nitricia porsi kecil tidak habis,
Nutrinidrink). hanya ingin
4. Mengetahui mengkonsumsi susu
makan/minum yang formula dan berat badan
disukai aau yang tidak menurun).
disukainya. 2. Menganjurkan selingi
Anak menyukai makan dengan minum.
minum susu formula Saat diberikan bubur
(Nitricia Nutrini tim berikan anak
drink). untuk minum air
putih atau sesuai
keinginan anak
menyukai minum
susu formula
(Nitricia
Nutrinidrink).
No. Waktu Implementasi Waktu
Evaluasi (SOAP)
Dx (WIB) Keperawatan (WIB)
2. 11:00 1. Mengkaji tanda 15.00 S:
membran mukosa Ibu pasien mengatakan
kering kulit kering, Pasien hanya ingin
BAK 4-5kali/hari meminum susu formula
adanya rasa haus. saat haus.
11:15 2. Memonitor tanda-tanda BAK 4-5 kali/hari
vital 15.20 O:
T : 37,80 C Keadaan pasien lemah dan
TD : 70/50mmHg masih berbaring di atas
RR : 30kali/menit tempat tidur.
HR : 120 kali/menit Tanda-tada Vital
TB : 80 cm Suhu tubuh : 37,50
BB : 6,8 Kg C T: 70/50mmHg
11.25 3. Kolaborasi dengan RR : 30 kali/menit
keluarga untuk HR : 120 kali/menit
pemberian cairan yang TB : 80 cm
adekuat. BB : 6,8 Kg (Setelah
Untuk memenuhi sakit), 7,8 g (Sebelum
kebutuhan intake sakit)
dan output 15:50 A : Masalah cairan kurang
(pemasukan dan dari kebutuhan tubuh
pengeluaran yang belum teratasi
seimbang). 16:00 P:
Intervensi dilanjutkan
1. Mengkaajitanda
membran mukosa
kering kulil, kering,
BAK 4-5 kali/hari
adanya rasa haus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi merupakan kebutuhan mineral seperti zat besi, kalsiPum dan
fosfor masih tetap tinggi, terutama jika kita mempertimbangkan buruknya
kebiasaan makan anak usia periode 12 sampai 18 bulan dan meningkatnya
minerasi di dalam tulang. Kebutuhan nutrisi ini dengan berkurangnya selera
makan di kenal dengan anoreksia fisiologis (Wong, 2009).
Nutrisi merupakan sumber-sumber kalori untuk meningkatkan kebutuhan
pertumbuhan pada remaja. Sangat penting untuk menekankan anak dan orang
tuanya tentang nilai diet yang seimbang untuk meningkatkan pertumbuhan.
Karena anak-anak biasanya mekakan makananyang di makan oleh keluarganya,
kualitas mereka tergantung pola makan keluarga(Wong, 2009).
1. Dari hasil pengkajian dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada An. A dengan keadaan An. A tidak nafsu makan, sulit
menelan, mukosa bibir kering, kulit kering, berat badan turun dan badan
kurus.
2. Diagnosis yang yang ditemukan pada saat dilakukan pengkajian adalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh dan kekurangan volume kurang
dari kebutuhan tubuh.
3. Rencana asuhan keperawatan dengan kebutuhan dasar nutrisi pada An. A
yaitu, kaji tanda-tanda vital ,kaji tingkat selera makan klien, kaji penyebab
tidak nafsu makan klien, berat badan pasien turun 1 kg selama sakit dan
keadaan tubuh klien kurus, menganjukan kepada keluarga terutama orangtua
(ibu An. A) untuk memberikan makan sedikit tetapi sering dan selangi dengan
minum air putih atau susu formula (Nutricia Nutrinidrink) yang disukai klien,
kolaborasi dengan anggota keluarga terutama kepada ibu klien tentang
pentingnya nutrsi dan cairan bagi klien.
4. Implementasi asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar nutrisi pada An. A
yaitu mengkaji tanda dan gejala klien tidak nafsu makan dengan berat badan
menurun makan hanya 1kali/hari dengan jumlah porsi kecil tidak habis,
mengetahui makan/minuman kesukaan klien, mengkaji tanda-tanda vital,
menganjurkan makan sedikit tetapi sering dengan selingi makan dengan
mimun untuk mempermudah masuknya makanan
5. Evaluasi dengan kebutuhan dasar nutrisi pada An. A yaitu mengatakan mulai
mau makan sedikit tapi sering dengan makan diselangi nimun air putih atau
susu formula (Nutricia Nutrinidrink) sesuai keinginan klien dan cairan urin
frekuensi masih tetap 4-5 kali/hari dengan warna urin kuning dan jernih.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Agar meningkatan pelayanan, penerapan, dan pengajaran, asuhan
keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah gangguan nutrisi.
2. Bagi Keluarga
Kepada keluarga pasien diharapkan untuk lebih memperhatikan pola makan
dan nimun klien agar nutrisi yang di dapatkan terpenuhi oleh klien, karena
kualitas pola makan dan nimum anak tergantung dengan orang tua klien
tentang pengetahan keluarga akan pentingnya nutrisi untuk kebutuhan dasar
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10 Jakarta: EGC. Hidayat.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tarnoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan