Anda di halaman 1dari 1

Sepatu Orang Lain

wrismawan:

Disalin dari status facebook teman.

Kita hanya mampu membeli tas tangan seharga 500ribu rupiah. Ketika kawan kita membeli
tas tangan seharga 5juta rupiah, kita bilang kawan kita berlebihan. Padahal ia belanja tak
pakai uang kita. Ternyata ia sudah berhemat untuk tidak membeli tas seharga 40juta rupiah
yang sanggup ia beli. 

Kita hanya mampu hidup selalu di dekat suami. Ketika kawan kita berpisah jarak dan waktu
dengan suaminya, kita bilang kawan kita gegabah. Kita bilang ia menggadaikan rumah
tangga demi materi. Ternyata ia tetap hidup rukun dan bahagia dalam perjuangan rumah
tangganya. 

Kita hanya mampu menjadi ibu rumah tangga. Ketika kawan kita memilih bekerja sebagai
pegawai, kita bilang ia menggadaikan masa depan anak. Ternyata ia bangun lebih pagi dari
kita, belajar lebih banyak dari kita, berbicara lebih lembut pada anaknya, dan berdoa lebih
khusyuk memohon pada Tuhan untuk penjagaan anak-anaknya. 

Kita hanya mampu memiliki post uang belanja 1juta rupiah sebulan. Ketika kawan kita
bercerita pengeluaran belanja bulanannya sampai 6juta rupiah, kita bilang ia boros. Padahal ia
tak pernah berhutang pada kita. Pinjam uang pun tidak. Ternyata ia sedekah lebih banyak dari
uang belanjanya. Ternyata ia tak pernah lupa membayar zakat. 

Siapa yang rugi? Kita. Belum-belum sudah mudah menilai. Bisa jadi malah buruk sangka.
Padahal kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya orang lain hadapi, orang lain lakukan, di
luar sepengetahuan kita. Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita. Jangan pernah
mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. 

Yuk, jangan mudah menghakimi. Selamat menikmati indah nya Mentari :)

Yep :)

(via wrismawan

Anda mungkin juga menyukai