Anda di halaman 1dari 2

Boyolali - Sabtu, 8 Mei 2021.

 Kejadian luar biasa (KLB) atau Wabah penyakit menular


dan keracunan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat
menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang banyak. Selain itu, kasus
KLB maupun wabah juga menyerap anggaran yang besar dalam upaya
penanggulangannya. Dampak yang dihasilkan pun berimbas pada semua sector, mulai
sector ekonomi, pariwisata bahkan berpotensi menyebarluas lintas kabupaten/ kota,
provinsi bahkan antar Negara. Besarnya dampak yang disebabkan kasus KLB maupun
wabah,maka dalam penanganannya perlu mendapat perhatian serius dari setiap
pemangku kepentingan di pusat dan daerah.

Mencermati perkembangan pola dan frekuensi KLB penyakit menular dan kejadian
keracunan di tengah masyarakat, khususnya pandemic Covid-19, maka diperlukan
system kewaspadaan/ deteksi dini dan investigasi KLB secara cepat dan tepat. Adapun
manfaat dari adanya kewaspadaan/ deteksi dini dan investigasi KLB tersebut adalah
mampu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya KLB, mampu
meningkatkan respon dalam pencegahan serta penanggulangan KLB. Oleh sebab itu
diperlukan adanya pembentukan Tim Gerak Cepat di lingkungan Puskesmas/ Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota.

Tim Gerak Cepat Penanggulangan Kasus KLB dan Wabah terdiri dari tenaga
Puskesmas/ Dinas Kesehatan, yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
terutama saat terjadinya KLB atau wabah, seperti halnya kasus penyakit menular,
keracunan maupun Covid-19 untuk saat ini. Sedikitnya, anggota dari tim ini terdiri atas
tenaga Surveilans, Laboratorium Kesehatan, Promosi Kesehatan, Sanitarian, Perawat/
Dokter. Tim Gerak Cepat ini bertindak secara cepat dan tepat dalam melaksanakan
kewaspadaan/ deteksi dini KLB dan investigasi KLB, dapat memberikan informasi untuk
bertindak secara cepat dan tepat dalam melakukan penanggulangan seefisien mungkin.

Dalam upaya meningkatkan koordinasi Tim Gerak Cepat maka perlu adanya sebuah
pelatihan penanggulangan KLB/ wabah. Di mana dalam pelatihan penanggulangan ini
menjadi bekal bagi para Tim Gerak Cepat lebih kompeten menangani kasus KLB/ Wabah
yang terjadi di daerahnya, sehingga mampu meminimalisir angka kesakitan dan kematian
maupun menekan dampak yang berimbas pada semua sektor.

Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh Puskesmas Selo, Puskesmas Musuk dan Dinas
Kesehatan, di mana Seksi Promosi Kesehatan dan Seksi Surveilans yang mewakili Dinas
Kesehatan Boyolali. Pelatihan ini dilaksanakan dalam sesi yang berbeda yaitu secara
virtual dan klasikal. Sesi Virtual adalah pelaksanaan kegiatan melalui via zoom meeting.
Sesi ini berlangsung pada hari Kamis, 29 April 2021 dan Jumat, 30 April 2021.
Sedangkan sesi klasikal berlangsung selama tiga hari yakni Kamis-Sabtu, 6-8 Mei 2021
di Balai Pelatihan Kesehatan Kampus Gombong. Kegiatan pelatihan ini diberikan secara
Sinkronous maya (pemaparan materi baik melalui daring atau klasikal) dan Asinkronous
maya (penugasan yang dikumpulkan pada website sist.bapelkesjateng.id)

Anda mungkin juga menyukai