Anda di halaman 1dari 4

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Imunisasi

Puskesmas Sukamukti Tahun Anggaran 2016


Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
SKPD : Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Program : Upaya Kesehatan Mayarakat
Kegiaatan : Imunisasi
Capaian Program : Menurunnya Angka Kematian Dan Kecacatan Pada Bayi
Input (Masukan) : Data Balita
Output : Terlasananya Kegiatan Imunisasi
Outcome (Hasil) :Meningkatnya Pelayanan Imunisasi

A. Pendahuluan
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah
dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child
Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam
komitmen internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO),
eliminasi tetanus neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai
pada tahun 2000. Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara
(intermediate goal) berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak
dan hepatitis B, harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi,
kabupaten bahkan di setiap desa (Ismael, 2001).
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini
terbukti dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi.
Angka kesakitan bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan
angka kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7
juta kematian setiap tahunnya di Indonesia (Depkes RI/2009).

Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang


seharusnya tetapi belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis
DPT (1-3 berselang 1-2 bulan dan yang ke-4 diberikan enam bulan
kemudian). Apabila umur anak sudah menginjak lebih dari 8 tahun,
dapat diberikan Td (ADT=adult),

vaksin difteri untuk dewasa), sebagai pengganti DT yang diberikan


3 dosis intrval 1-2 bulan dengan booster TD maupun TT sepuluh tahun
kemudian (Ranuh, 2001).
Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye imunisasi
campak dan polio selama tahun 2009-2011. Kampanye polio dan
campak tahap pertama dilaksanakan tanggal 6-24 Oktober di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Maluku Utara. "Untuk
tahap pertama di tiga provinsi, nanti semua akan dapat. Penetapan
prioritas ini dilakukan berdasar cakupan imunisasi dan hasil surveilans.
Tahun 2010, kampanye serupa tahap kedua akan dilakukan di Maluku,
Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa
Tenggara Timur dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di
semua provinsi yang ada di pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia
di bawah lima tahun diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos
pelayanan imunisasi yang ada di puskesmas, posyandu dan sarana
kesehatan lain untuk mendapatkan vaksinasi polio oral dan suntikan
vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat mencegah munculnya
kasus baru penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi hingga saat
ini kejadian penyakit tersebut masih ditemui dan bahkan menimbulkan
kejadian luar biasa di beberapa daerah (http://m.antaranews.com).
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan
untung rugi. Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan
bukan kerugian. Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk

materi.Mungkin pula secara langsung dirasakan. Anak yang tidak


mendapat imunisasi mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit infeksi
dan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat seumur hidup,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir
dengan kematian.
B. Latar Belakang
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang
palingmendekati kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap
peningkatan kesehatan
masyarakat. Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam
bidang kesehatan adalah upaya kesehatan untuk bayi yaitu imunisasi.
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan
dikembangkan semenjak tahun 1977 dengan tujuan memberikan
perlindungan
terhadap 7 macam penyakit: TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak,
Polio dan
Hepatitis B melalui antigen BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B dan TT.
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh
Kementerian
Kesehatan
Republik Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran
jumlah
penerima imunisasi, kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin
pada
sasaran. Pelaksaan program imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan
kesehatan
pemerintah dan swasta. Institusi swasta dapat memberikan pelayanan
imunisasi
sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang telah
ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan Umum:
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit
yang dapat di cegah dengan iunisasi PD3I.
Tujuan Khusus:

1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu


cakupan
munisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100%
desa/
kelurahan pada tahun 2010.
2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di
bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun
2005.
3. ERAPO (Eradikasi polio) diharapkan untuk tidak ada lagi virus polio
di Indonesi pada tahun 2014.
4. Tercapainya reduksi campak (RECAM) dimana angka kesakitan
campak turun sampai 95% disbanding sebelum ada program
imunisasi.
5. Mutu pelayanan sesuai standar WHO
6. Pemeratan pelayanan sampai kedesa-desa
7. Tercapainya komitmen global.
D. SASARAN
Seluruh bayi dari usia 0 11 bulan.
E. Biaya
Biaya dibebankan pada dana bantuan BOK Puskesmas sukamukti, DIPA
tahun anggaran 2016 satker dinas kesehatan kabupaten garut.
F. Out Put
100 % bayi harus di imunisasi rutin.
G. PENUTUP
Kerangka acuan ini dibuat sebagai bahan untuk mengevaluasi kegiatan
yang sudah dikerjakan terhadap capaian program puskesmas dan
sebagai perencanaan ke depan untuk mengejar target program pokok
puskesmas, program pengembangan, capaian SPM dan capaian
penilaian kerja puskesmas (PKP).

Anda mungkin juga menyukai