Anda di halaman 1dari 2

BAB III

ANALISIS ARTIKEL

Capaian imunisasi rutin mengalami penurunan sejak tahun 2020. Plt Dirjen Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu mendorong
terus pemerintah daerah khususnya dinas kesehatan untuk mengejar target cakupan imunisasi
79,1%.

Berdasarkan laporan data imunisasi rutin bulan Oktober 2021, cakupan imunisasi dasar
lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79,1%. Banten baru mendekati target cakupan
imunisasi dasar lengkap yakni 78,8%.

Sementara itu ada sejumlah daerah lain yang cakupan imunisasi dasar lengkapnya di
atas 60% antara lain Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sumatera Utara, Bali, Gorontalo, Lampung,
Bangka Belitung, Jawa Timur, Jambi. “Ini mestinya jadi pembelajaran bagi provinsi lain.
Cakupan imunisasi yang rendah dan tidak merata dapat menyebabkan timbulnya akumulasi
populasi rentan yang tidak kebal terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I),” kata Dirjen Maxi pada temu media Imunisasi Dasar Lengkap secara virtual, Selasa
(30/11) di gedung Kemenkes, Jakarta.

Jenis PD3I yang ada di Indonesia berupa BCG, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis,
campak, dan rubela. Dirjen Maxi mengungkapkan saat ini sudah terjadi peningkatan kasus
PD3I di beberapa daerah dan berpotensi menimbulkan KLB, yakni difteri di Kalimantan Barat,
dan Konawe Sulawesi Tenggara.

Kasus difteri sampai minggu ke-45 ada 130 kasus yang terdeteksi secara klinis.
Sementara difteri yang terdeteksi positif secara Lab ada 23 kasus. Kasus paling banyak ada di
Kalimantan Barat terutama Sintang dan Singkawang. Kemudian untuk campak dan rubella
sudah ada di beberapa daerah seperti Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Papua. “Kasus positif campak sebenarnya sudah tersebar di
34 kabupaten/kota di 17 provinsi, kemudian rubella ada di 44 kabupaten/kota di 17 provinsi,”
ucap Dirjen Maxi.

Untuk daerah yang cakupan imunisasi dasar lengkapnya masih belum mencapai target,
lanjutnya, diminta untuk melakukan strategi guna menutup kesenjangan imunitas melalui upaya
Imunisasi Kejar,

Kegiatan Imunisasi Kejar merupakan kegiatan memberikan imunisasi kepada bayi dan
Baduta yang belum menerima dosis vaksin sesuai usia yang ditentukan pada jadwal imunisasi
nasional. Imunisasi kejar dapat diberikan pada anak sampai usia 36 bulan. Upaya yang
dilakukan dapat berupa memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak terkait termasuk pihak
swasta. Selain itu meningkatkan komunikasi dan edukasi tentang pentingnya imunisasi kepada
seluruh masyarakat, sehingga masyarakat tidak ada keraguan lagi dalam mengikuti program
imunisasi yang sudah disiapkan oleh pemerintah bersama seluruh pihak terkait.

Imunisasi dasar lengkap yang dilaksanakan ditujukan untuk mencapai kekebalan


kelompok (herd immunity) yaitu adalah suatu kondisi dimana sebagian besar masyarakatnya
telah terlindungi dari suatu penyakit. Cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata akan
membentuk kekebalan kelompok sehingga dapat mencegah penularan suatu penyakit yang
sebenarnya dapat kita cegah dengan imunisasi.

Untuk mencapai kekebalan kelompok, maka cakupan imunisasi rutin harus mencapai
minimal 95% secara merata di seluruh wilayah, sampai unit terkecil yaitu tingkat desa/kelurahan

Anda mungkin juga menyukai