ABSRAK
Sumber data : Adm. Operasional PT TRENI Bandung (2016) yang telah diolah oleh
penulis
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pencapaian peringkat karir pada
Perusahaan TRENI masih rendah dari total Mitra TRENI sebanyak 575.168 orang, dengan
masih kosongnya peringkat Gold Leader sampai dengan peringkat Crown Ambassador, 5
orang yang mencapai Silver Leader, 10 orang yang mencapai Junior Silver Leader, 119
orang yang mencapai Bronze Leader, 603 orang yang mencapai Star Leader.
MetodologiPenelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis.
Dimana dalam metode ini akan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh Jiwa
Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Pengembangan Karir pada PT TRENI bandung.
Serta juga akan mendapatkan gambaran pengaruh langsung atau tidak langsung dari
variabel – variabel penelitian yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan berfungsi sebagai variable bebas (Independen variabel)
kemudian diberi catatan X1.
b. Motivasi berfungsi sebagai variable bebas (Independen variabel) kemudian diberi
catatan X2.
c. Pengembangan Karir berfungsi sebagai variable terikat (Dependen variabel) kemudian
diberi catatan Y.
Populasi Penelitian
No Subyek Jumlah Keterangan
n =
n = = 72
Keterangan :
n = ukuran sampel
N= ukuran populasi
e = tingkat kesalahan yang masih bisa ditolerir (10%)
pada penelitian ini, penulis mengambil sampel pada distributor aktif PT TRENI yang
tersebar di bandung dengan responden yang diambil sebanyak 72 (tujuh puluh dua)
responden yang mewakili, dengan koefisien tingkat kesalahan sebesar 10 % (sepuluh
persen).
Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan proses menyederhanakan data konsep menjadi
data yang lebih mudah dibaca. Dalam rangka memudahkan proses analisa data, maka
semua variabel penelitian dioperasionalisasikan ke dalam indikator – indikator agar mampu
mendeskripsikan kejadian yang dapat diuji kebenarannya sesuai data dilapangan.
Operasionalisasi variabel yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi sebagai mana
terlihat pada tabel di bawah ini:
n
n n
n xi yi xi yi
i 1 i 1 i 1
r
n n 2 n
2 2
2
n
n xi xi n yi yi
i 1 i 1 i 1 i 1
r11 =
t =
a. Teknik analisis korelasi yakni untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antar variabel
penelitian dengan rumus:
n
n n
n xi yi xi yi
i 1 i 1 i 1
r
n n 2 n
2 2
2
n
n xi xi n yi yi
i 1 i 1 i 1 i 1
PYX1
X1
Y
rx1x2
PYX2
X2
Keterangan :
X1 = Jiwa Kewirausahaan (variabel bebas)
X2 = Motivasi (variabel bebas)
Y = Pengembangan Karir ( variabel terikat )
PYX1 = Koefisien Jalur X1 terhadap Y
PYX2 = Koefisien Jalur X2 terhadap Y
rx1x2= Korelasi X1 dan X2
PY€ = Variabel yang tidak diukur, tetapi mempengaruhi.
Pengujian Hipotesis
Y: ρYX 1 . X 1 + ρYX 2. X2+ Ɛ
Hipotesis secara keseluruhan
Ho : ρYX 1 = ρYX 2 = 0 Tidak terdapat pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi
terhadap Pengembangan Karir Pada PT TRENI
Bandung.
Ho : ρYX 1 ρYX 2 0 Terdapat pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi
terhadap Pengembangan Karir pada PT TRENI
Bandung.
h ρyxK Kriteria persamaan jika F hitung > F tabel
bila ada koefisien jalur yang tidak signifikan, akan dilakukan perbaikan model dengan
melakukan Trimming yakni dengan jalan mendrop variabel eksogen yang koefisien
jalurnya tidak signifikan (Sitepu, 1994 : 12).
Hipotesis secara parsial
Ho : ρYX 1 = 0 Y tidak dipengaruhi oleh X1
Hi : ρYX 1 0 Y dipengaruhi oleh X1
Dan
Ho : ρYX 2 = 0 Y tidak dipengaruhi oleh X2
Hi : ρYX 2 0 Y dipengaruhi oleh X2
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis Ho
Tolak Ho jika t hitung > t tabel.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data serta pembahasan mengenai pengaruh Jiwa
Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Pengembangan Karir, penulis memperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Jiwa Kewirausahaan di PT TRENI Bandung memiliki rata-rata skor yang paling
tinggi yaitu sebesar 4,23 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik.
2. Gambaran Motivasi di PT TRENI Bandung yang meliputi dimensi kebutuhan
berprestasi, kebutuhan Kekuasaan, dan kebutuhan Berafiliasi termasuk dalam
kategori baik.
3. Gambaran Pengembangan karir di PT TRENI Bandung yang meliputi dimensi
Prestasi, Exposure, kesetiaan organisasional, mentor dan sponsor, kesempatan-
kesempatan untuk tumbuh, dan dukungan manajemen memiliki rata-rata skor paling
rendah yaitu sebesar 4,03 tetapi termasuk kategori baik.
4. Jiwa Kewirausahaan tidak berpengaruh positifterhadap Pengembangan Karir pada
Distributor MLM di PT TRENI Bandung.
5. Motivasi berpengaruh positifterhadap Pengembangan Karir pada Distributor MLM di
PT TRENI Bandung.
6. Jiwa kewirausahaan dan Motivasi secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
positifterhadap Pengembangan Karir pada Distributor MLM di PT TRENI Bandung.
5.2 Saran-Saran
Sesuai dengan pembahasan serta kesimpulan yang diperoleh dalam hasil penelitian
ini, penulis memberi saran sebagai berikut :
1. Guna menjaga dan meningkatkan Jiwa Kewirausahaan di PT TRENI Bandung
diperlukan adanya langkah-langkah dari perusahaan untuk membina dan
menanamkan kepada seluruh mitra/ distributornya untuk selalu memiliki sikap, sebagai
berikut:
a. Tekad yang kuat untuk memulai : Ibarat sebuah bangunan gedung yang menjulang
tinggi, tekad kuat untuk memulai usaha menjadi pondasi dasar yang perlu
ditanamkan agar bangunan bisa berdiri dengan kokoh. Salah besar jika
menganggap modal utama memulai usaha adalah kucuran dana yang berlimpah.
Sebab, dengan tekad dan keyakinan yang kuat dalam diri masing-masing,
permasalahan modal dana yang terbatas pun akan terpecahkan dengan berbagai
solusi yang bisa di dapatkan. Jadi, singkirkan pikiran-pikiran negatif dan
manfaatkan sumber daya yang ada dan telah disediakan oleh Perusahaan.
b. Mulailah dari bakat dan minat yang dimiliki : Meskipun mengawali bisnis dari
sesuatu yang kecil, namun jika ditekuni dengan sepenuh hati maka tidak menutup
kemungkinan bila hobi atau bakat tersebut bisa menghasilkan untung jutaan setiap
bulannya.
3. Level/jenjang karir mayoritas distributor MLM Paytren di PT TRENI masih berada pada
posisi yang terbilang rendah, tetapi dari hasil kuesioner menunjukkan mereka memiliki
jiwa kewirausahaan yang sangat tinggi. Sebaiknya PT TRENI lebih meningkatkan lagi
intensitas dalam hal pelatihan di bidang penjualan dan program pengembangan
kepemimpinan. Supaya semangat jiwa kewirausahaan dan motivasi para distributor
selalu tinggi.
Selain itu guna meningkatkan Pengembangan Karir pada bisnis MLM di PT TRENI
diperlukan langkah-langkah lain dari perusahaan itu sendiri dengan membina dan
menanamkan pentingnya terhadap para mitra/distributor untuk menjalankan Support
Systemdengan baik dan benar.Adapun Support System / kiat-kiat sukses dalam
meraih karir di bisnis MLM sebagai berikut :
a. Impian dan sikap : Impian adalah ibarat sebuah peta dan tanpa sebuah peta tidak
pernah akan sampai pada tujuan. Kendati pun akan sampai, maka entah berapa
lama akan sampai pada tujuan dan apalagi mengenai waktu bukan? Dalam kata
lain, apakah tujuan dalam membangun bisnis ini? Apakah yang ingin di raih, dan
untuk siapa?
b. Pelajari : Tahap ini adalah tahap dimana mempelajari segala yang terkait dengan
MLM , entah itu jenis, tipe produk sampai sistem yang ada di dalamnya. Para
distributor harus mampu Belajar mempelajari seolah dirinya adalah pemilik (Owner)
Perusahaan dengan begitu mereka akan dengan serius dan konsisten dalam
menerapkan dan mempelajari MLM.
c. Membuat janji : Buatlah daftar janji dengan atau minimal dengan orang terdekat
terlebih dahulu, dan sesuaikanlah tempat dengan karakter prospek.
4. Guna meningkatkan pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap Pengembangan karir
pada PT TRENI adalah perlu ditingkatkan lagi perhatian khusus dari pihak perusahaan
kepada para mitra/distributor terutama dalam hal pencapaian karir dibisnis MLM.
Dalam penelitian ini jiwa kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap pengembangan
karir, karena pada bisnis MLM tidak hanya faktor jiwa kewirausahaan saja yang
dituntut untuk dimiliki tetapi ada faktor lain juga yang menentukan salah satunya
adalah menjalankan Support System bisnis MLM dengan baik dan Benar akan
membantu mempercepat kesuksesan dalam pengembangan karir di bisnis MLM.
5. Guna meningkatkan Pengaruh Motivasi terhadap Pengembangan karir adalah perlu
ditingkatkan lagi adanya kegiatan-kegiatan yang akan menunjang keahlian dan
peningkatan motivasi para mitra/ distributor MLM apabila sudah ada. Seperti
peningkatan volume pelatihan, ini akan menambah wawasan dan tatacara pola pikir
distributor akan semakin lebih baik. Sehingga aura pikiran positif selalu akan ada.
Untuk meningkatkan pengaruh Jiwa kewirausahaan dan Motivasi terhadap Pengembangan
Karir perlu adanya kesinerjian antara faktor-faktor tersebut diatas, jadi untuk meningkatkan
pengaruh terhadap pengembangan karir maka jiwa kewirausahaan, motivasi harus
diperhatikan dan ditingkatkan secara bersamaan. Tidak bisa membenahi yang satu dulu
baru kemudian membenahi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dalil, Soendoro. (2002), Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
Amara Book.
Ekaningrum Indri F. (2002), The Boundaryless Career Pada Abad ke –21, Jurnal Visi
(Kajian Ekonomi manajemen dan Akuntansi),Vol.IX. No.1 Februari 2002, Semarang:
FE Unika Soegijapranata.
Fathoni, Abdurrahman. (2009), Organisasi Dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Gomes, Faustino Cardoso. (2003),Perencanaan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV.
Andi Ofset.
Hani, Handoko T. (2008),Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, S.P. Malayu (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Indrawan, Rully. Poppy Yaniawati, (2014), Metodologi Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif,
dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, Dan Pendidikan. Bandung: Refika
Aditama.
Kisata, Pindi. (2010), Why Not MLM, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. Alih Bahasa Benyamin Molan. (2007), Manajemen
Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jilid 1, Jakarta: PT. Indeks.
Leader, MLM. (2007),The Secret Books Of MLM, Jakarta: Mic Publishing.
Luthan, Fred, (2006), Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Alih Bahasa oleh Vivin Andhika
Yuwono, Shekar Purwadi, Th. Arie P. Dan Winong Rosari, Yogyakarta: Adi.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Evaluasi Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Manullang. (2013),Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Indeks.
Mathis Robert L, John H. Jackson, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat.
Propbiyang. 2008. Perbedaan MLM dengan Pemasaran Konvensional.
http://propbiyang.files.wordpress.com/2008/02/jalur_produk.png
Rachbini, (2001). Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Rivai, Veitzhal. (2003). Performance Appraisal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veitzal. (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Cetakan
Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riduwan, (2014). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Santoso, Benny. (2008), All About MLM. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Sardiman, (2004),Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers.
Siagian, Sondang P. (2006). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Simamora, Henry. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.
Simamora, Henry. (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: STIE YKPN.
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Suryana. (2001) Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. (2003) Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. (2006) Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Suyaman, Dede Jajang. (2015) Kewirausahaan Dan Industri Kreatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. (2007),Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi.
Turyandi Itto, (2014), Metode penelitian, suatu pendekatan penyusunan karya ilmiah,
Bandung: Alfabeta.
Turyandi Itto, Heri Gunawan, (2015), Kewirausahaan, Pedoman Praktis Menuju Sukses
Usaha, Bandung: Alfabeta.
Wahjono, Sentot Imam. (2013).Bisnis Modern, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahyudi, bambang. (2002)Manajemen Sumber Daya Manusia,Cetakan Ketiga. Bandung:
Sulita.
Web
Warta Ekonomi/Waspada, 23 Desember 2015, waspada.co.id
Depkop 2015, www.depkop.go.id