Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH JIWA KEWIR AUSAHAAN DAN MOTIVASI TERHADAP

PENGEMBANGAN K ARIR P ADA DISTRIBUTOR MULT I LEVEL MARKETING DI


PT TRENI BANDUNG

Dede Jajang1, Siti S2

STIE Sebelas April Sumedang


Jl. Angkrek Situ No. 19 Sumedang 45323
Telp. 081220642779 Email: jsuyaman@gmail.com

ABSRAK

Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Pengembangan Karir pada


Distributor Multi Level Marketing di PT TRENI Bandung,Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi terhadap
Pengembangan Karir pada Distributor Multi Level Marketing di PT TRENI Bandung.Metoda
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis untuk mengetahui nilai variabel
Jiwa kewirausahaan dan Motivasi terhadap Pengembangan Karir.Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap distributor MLM PT
TRENI Bandung dapat diketahui bahwa : Jiwa kewirausahaan mencapai Skor rata-rata 4,23.
Rata-rata skor tersebut sesuai dengan tabel kriteria penafsiran termasuk kategori sangat
baik. Motivasi mencapai skor rata-rata 4,18. Rata-rata skor tersebut sesuai dengan tabel
kriteria penafsiran termasuk kategori baik. Pengembangan Karir mencapai Skor 4,03. Rata-
rata skor tersebut sesuai dengan tabel kriteria Penafsiran termasuk kategori baik.Jiwa
Kewirausahaan (X1) mempunyai pengaruh langsung terhadap Pengembangan karir sebesar
0,36%, dan pengaruh tidak langsung melalui motivasi sebesar 1,5% sehingga total
pengaruhnya sebesar 1,86%. Variabel Motivasi (X2) mempunyai pengaruh langsung
terhadap Pengembangan karir sebesar 58,98%, dan pengaruh tidak langsung melalui
hubungannya dengan Jiwa Kewirausahaansebesar 1,5% sehingga total pengaruhnya
sebesar 60,48%.Secara simultan pengaruh Jiwa Kewirausahaan (X1) dan Motivasi (X2)
terhadap pengembangan karir (Y) sebesar 62,4 %. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 37,6
% merupakan faktor lain yang mempengaruhi variabel Pengembangan Karir.Dari penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi secara simultan (bersama-
sama) berpengaruh terhadap Pengembangan Karir pada Distributor MLM di PT TRENI
Bandung.

Kata kunci : Jiwa Kewirausahaan, Motivasi, Pengembangan Karir.

Latar Belakang Penelitian


Kondisi turunnya ekonomi dunia yang berdampak langsung pada melambatnya
pertumbuhan ekonomi indonesia pada triwulan I tahun 2015, telah memberi kontribusi besar
pada tingginya pengangguran di negara ini, pengangguran kini telah merata dihampir
seluruh wilayah indonesia. Sumatera, jawa, kalimantan, sulawesi hingga papua mengalami
peningkatan pengangguran terutama sektor pertanian, perikanan, kelautan dan transportasi.
Data (Badan Pusat Statistik) BPS menunjukkan hingga Februari 2015, jumlah angka
pengangguran meningkat 2 juta orang sehingga total angka pengangguran mencapai 7,45
juta orang, keadaan ini sudah mulai membahayakan pada tatanan kehidupan masyarakat.
(Warta Ekonomi/Waspada, 23 Desember 2015).
Berwirausaha merupakan satu alternatif jalan keluar terbaik untuk mengatasi
pengangguran, jumlah wirausaha merupakan cerminan dari kemajuan perekonomian suatu
negara. Lazimnya, semakin besar jumlah wirausaha di suatu negara, semakin maju dan
stabil perekonomian negara tersebut. Pertambahan jumlah wirausaha juga berkorelasi
positif dengan bertambahnya lapangan pekerjaan dan peningkatan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh Suryana (2006:4) yang menyatakan bahwa peran
wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja
yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.Saat ini jumlah
wirausaha Indonesia masih sekitar 1,65% dari total jumlah penduduk. Masih kalah jauh jika
dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN misalnya Singapura, Malaysia, dan
Thailand. Persentase wirausaha di Singapura itu sudah 7%, Malaysia 5%, dan Thailand 4%,
sedangkan United America State persentasenya kira-kira 12%. (depkop 2015).
Ajang lomba kewirausahaanbanyak dilakukan dari pihak pemerintah maupun swasta,
namun tidak semua orang mempunyai kesempatan untuk dapat mengembangkan
wirausaha. Kendala financial, softskill, dan minimnya pengetahuan tentang
kewirausahaanmenyebabkan susahnya usaha mandiri dapat bertumbuh dengan cepat.
Hanya beberapa saja yang berkompetensi dan memiliki mental kuat dapat eksis dalam
dunia kewirausahaan. Di tengah masalah tersebut, datanglah sebuah sistem bisnis yang
dapat menjanjikan keberhasilan financial dengan sistem pemasaran berjenjang yang dinilai
dapat mendorong kemampuan seseorang di bidang marketing yang merupakan salah satu
hal yang mendasari kewirausahaan yaitu,(Multi Level Marketing) atau disingkatMLM.
MLM bukan bisnis yang baru, menurut Santoso (2003) sudah sejak abad 19 bisnis ini
muncul, tapi masih belum berdampak dan berkembang di Indonesia karena kondisi
Indonesia yang belum memadai dan masih belum berkembangnya isu tentang
entrepreneurship. Seiring berjalannya waktu, perjalanan bisnis MLM pun terus berkembang
di Indonesia dengan memanfaatkan trend kewirausahaan yang ada. Pada dasarnya MLM
atau Multi Level Marketing adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai
tenaga penyalur secara langsung (distributor). Harga barang yang ditawarkan pada
konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena
secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi. Sistem bisnis ini akhirnya mulai
banyak dipilih oleh beberapa kalangan sebagai alternatif kegiatan bisnis termasuk
mahasiswa/pelajar. Mahasiswa banyak memulai bisnis MLM sebagai pilihan untuk
meningkatkan pendapatan mereka tanpa harus selalu meminta kepada orang tua dan tidak
mengganggu aktivitas perkuliahan karena tidak ada jam kerja pada sistem bisnis MLM.
Bisnis MLM juga diyakini dapat menumbuhkan jiwa entrepreneurship kepada mahasiswa
secara tidak langsung.Menurut Suryana (2006: 56) watak, sifat, jiwa dan nilai
kewirausahaan muncul dalam bentuk perilaku kewirausahaan dengan ciri-ciri: 1) percaya
diri, 2) berorientasi pada tugas dan hasil, 3)berani menghadapi resiko, 4) berjiwa pemimpin,
5) keorisinilan, dan 6) berorientasi kemasa depan.
PT Veritra Sentosa Internasional disingkat TRENI merupakan salah satu bisnis
dengan perpaduan Direct Selling dan Multi Level Marketing. Perusahaan yang didirikan oleh
Ustad Yusuf Mansyur ini bergerak dalam bidang pemasaran alat pembayaran kebutuhan
masyarakat yang bernama PayTren. TRENI merupakan salah satu perusahaan MLM yang
berkembang saat ini ditengah-tengah paradigma masyarakat yang masih awam terhadap
MLM di Indonesia. Salah satu daerah yang menjadi perkembangan perusahaan MLM
TRENI adalah Kota Bandung. Hal tersebut ditunjukkan oleh tingginya apresiasi masyarakat
terhadap usaha yang menggunakan sistem MLM khususnya TRENI baik yang bersifat pasif
maupun aktif. Dalam TRENI semua orang dapat menjadi Mitra/Distributor. Income sebagai
distributordiperoleh bila dapat memasarkan atau mengajak orang lain untuk ikut bergabung
menjadi distributor/mitra (downline). Dalam MLM terdapat jenjang karir dan semakin tinggi
kedudukannya, semakin besar pula income yang diperoleh.Dalam hal ini distributor/Mitra
TRENI dituntut untuk memiliki kejelian berimprovisasi untuk mempengaruhi orang lain agar
mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM tersebut. Dalam TRENI
penghasilan didapat dari mengajak orang lain bergabung dan menjadi MITRA. Ini
dinamakan mensponsori. Jadi apabila distributor benar-benar bekerja keras, maka bonus
yang diperoleh bisa sampai puluhan bahkan ratusan juta per bulan. Dalam rangking 10
profesitermahal di Indonesia, distributorMLM menempati posisi pertama dengan pendapatan
tertinggi yang diperoleh pengusaha (distributor) MLM sebesar Rp 100 sampai dengan Rp
200 Jt,- per bulan. (Artikel 7 januari 2014).
Sukses di TRENI berarti sukses di jenjang karir, sukses dalam pengembangan
pribadi, sukses menjadi upline dan leader yang mampu mesukseskan downline dan
jaringannya. Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan
kepribadiannya. Setiap distributor dalam pengembangan karirnya memiliki perwatakan atau
ciri kepribadian tersendiri yang kemudian lebih dikenal dengan jiwa wirausaha. Tanpa
adanya jiwa wirausaha yang tertanam dalam individu masing-masing, maka seorang
wirausaha jauh dari kesuksesan. Kapabilitas wirausahawan sangat ditentukan oleh
pengetahuan dan keterampilan atau kecakapan yang dilengkapi dengan sikap dan motivasi
untuk selalu berprestasi membentuk kepribadian wirausaha (Suryana, 2003: 5).
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena
adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhandana dalam
(Suryana, 2006:52) mengatakan Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi.
Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kepuasan pribadi yang
ingin dicapai diantaranya adalah mencapai jenjang karir yang diinginkan.
Pengembangan karir yang ada di Bisnis MLM berbeda dengan sistem
pengembangan karir yang ada dalam instansi pemerintahan yang menganut sistem
tradisional atau senioritas yaitu hanya pegawai yang telah lama bekerja yang dapat naik
jabatan, dalam bisnis MLM seorang distributor mempunyai kesempatan untuk mendapatkan
penghasilan yang tidak kecil bahkan melebihi pendapatan seorang PNS serta mencapai
posisi puncak dalam karir tanpa melihat senioritas melainkan prestasi kerjanya. Adakalanya
seorang junior bisa menyalip seniornya dan mencapai posisi puncak. Semakin besar jiwa
kewirausahaan dan motivasi untuk berprestasi yang dimiliki seorang distributor/Mitra maka
semakin tinggi pula kesempatan para distributor/Mitra untuk mencapaisetiap posisi puncak
jenjang karir dalam bisnis MLM.
Berdasarkan hasil pemantauan sementara dari penulis, masih ada kesan bahwa
untuk mengembangkan karir di MLM tidaklah mudah. masyarakat Indonesia masih awam
terhadap bisnis MLM padahal MLM hanyalah salah satu metode untuk memasarkan produk.
Banyak orang yang menyatakan bahwa MLM merupakan suatu terobosan baru yang hebat
sehingga bisa menghasilkan kekayaan dengan sangat cepat. Namun di sisi lain, banyak
orang yang menyatakan bahwa semua MLM bisa dikategorikan dalam skema penipuan
keuangan, menguntungkan orang yang berada diatas atau orang yang lebih dahulu
bergabungnya, bisnis yang mirip dengan money game (permainan uang), terlalu banyak
orang yang gagal, serta bisnis yang akan jenuh sehingga mereka menolak mutlak
keberadaan bisnis MLM. Hal tersebut dikarenakan karena adanya mitos - mitos negatif
tentang MLM dan kurangnya informasi yang berkembang di masyarakat yang membuat
masyarakat menjadi trauma terhadap sebuah bisnis yang menggunakan sistem MLM
(Benny Santoso:2008).
Hingga kini banyak perusahaan MLM yang ada di Indonesia. Sampai tahun2014
terdapat 104 perusahaan MLM yangterdaftar dalam APLI (Asosiasi Penjualan Langsung
Indonesia) termasuk diantaranya adalah TRENI. Hal tersebut paling tidak bisa menunjukkan
bahwaperkembangan MLM di Indonesia terjadidengan cukup pesat di tengah-
tengahparadigma negatif masyarakat terhadapbisnis MLM.
Jumlah pencapaian karir
PERINGKAT KARIR TAHUN TAHUN TAHUN
2014 2015 2016
STAR LEADER 50 200 603
BRONZE LEADER 20 50 119
JUNIOR SILVER 1 3 10
LEADER
SILVER LEADER 0 2 5
GOLD LEADER 0 0 0
EMERALD LEADER 0 0 0
DIAMOND LEADER 0 0 0
AMBASSADOR 0 0 0
CROWN AMBASSADOR 0 0 0

Sumber data : Adm. Operasional PT TRENI Bandung (2016) yang telah diolah oleh
penulis
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pencapaian peringkat karir pada
Perusahaan TRENI masih rendah dari total Mitra TRENI sebanyak 575.168 orang, dengan
masih kosongnya peringkat Gold Leader sampai dengan peringkat Crown Ambassador, 5
orang yang mencapai Silver Leader, 10 orang yang mencapai Junior Silver Leader, 119
orang yang mencapai Bronze Leader, 603 orang yang mencapai Star Leader.

MetodologiPenelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis.
Dimana dalam metode ini akan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh Jiwa
Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Pengembangan Karir pada PT TRENI bandung.
Serta juga akan mendapatkan gambaran pengaruh langsung atau tidak langsung dari
variabel – variabel penelitian yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan berfungsi sebagai variable bebas (Independen variabel)
kemudian diberi catatan X1.
b. Motivasi berfungsi sebagai variable bebas (Independen variabel) kemudian diberi
catatan X2.
c. Pengembangan Karir berfungsi sebagai variable terikat (Dependen variabel) kemudian
diberi catatan Y.

Populasi dan Sample


Penelitian yang dilakukan dalam tesis ini adalah penelitian survey, dimana penelitian
dilakukan pada populasi, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh distributor aktif PT Veritra Sentosa
Internasional / TRENI yang tersebar di kota Bandung baik yang sudah mencapai peringkat
Leader maupun yang belum mencapai peringkat Leader.

Populasi Penelitian
No Subyek Jumlah Keterangan

Distributor Aktif Perusahaan TRENI


1 256
Yang Tersebar di Bandung
Jumlah seluruhnya 256

Sumber : Data Primer yang telah diolah peneliti, 2016


Dalam penelitian kuantitatif selalu terdapat populasi yang akan diteliti, berkenaan
dengan hal tersebut, terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi berdasarkan hal diatas yang menjadi populasi adalah keseluruhan atau sejumlah
individu yang menjadi subjek penelitian.
Dengan diketahuinya populasi, menurut Iqbal Hasan (2002 : 61), penentuan
banyaknya sampel dari populasi yang berdistribusi normal menggunakan rumus SLOVIN:

n =

n = = 72

Keterangan :
n = ukuran sampel
N= ukuran populasi
e = tingkat kesalahan yang masih bisa ditolerir (10%)

pada penelitian ini, penulis mengambil sampel pada distributor aktif PT TRENI yang
tersebar di bandung dengan responden yang diambil sebanyak 72 (tujuh puluh dua)
responden yang mewakili, dengan koefisien tingkat kesalahan sebesar 10 % (sepuluh
persen).

Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan proses menyederhanakan data konsep menjadi
data yang lebih mudah dibaca. Dalam rangka memudahkan proses analisa data, maka
semua variabel penelitian dioperasionalisasikan ke dalam indikator – indikator agar mampu
mendeskripsikan kejadian yang dapat diuji kebenarannya sesuai data dilapangan.
Operasionalisasi variabel yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi sebagai mana
terlihat pada tabel di bawah ini:

Operasionalisasi Variabel Penelitian

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR


1 2 3
Jiwa 1. Percaya diri a. Keyakinan
kewirausahaan b. Kemandirian
(X1) c. Optimisme
2. Berorientasi d. Kebutuhan berprestasi
pada tugas dan e. Ketekunan & ketabahan
hasil f. Berorientasi pada laba
g. Tekad kerja keras
h. Memiliki dorongan kuat
i. Energik & inisiatif
3. Pengambilan j. Memiliki kemampuan mengambil resiko
resiko k. Suka tantangan
4. Kepemimpinan l. Bertingkah laku sebagai pemimpin
m. Dapat bergaul dengan orang lain
n. Menanggapi saran dan kritik
5. K o. Kreatif
eorisinalan p. Inovatif
q. Fleksibel
6. Berorientasi r. Memiliki visi dan perspektif terhadap masa
ke masa depan
depan s. Selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya
t. Selalu mencari peluang
Motivasi (X2) 1. Kebutuhan a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan yang timbul
berprestasi pada dirinya
b. Memerlukan umpan balik yang segera untuk
melihat keberhasilan dan kegagalan
c. Tanggung jawab personal yang tinggi

2. Kebutuhan d. Senang bersaing


kekuasaan e. Berorientasi pada status
f. Ingin mempengaruhi orang lain

3. Kebutuhan g. Menyukai persahabatan


berafiliasi h. Menyukai kerja sama
i. Saling pengertian
Pengembanga 1. Prestasi kerja a. Peningkatan kesejahteraan
n karir (Y) b. Pencapaian kualifikasi

2. Exposure c. Kesempatan menjadi terkenal


3. Kesetiaan d. Kesetiaan dan keteguhan dalam menjalankan
organisasional bisnis
4. Mentor dan e. Adanya kerja sama tim
sponsor
5. Kesempatan - f. Peningkatan pertumbuhan jaringan
kesempatan
untuk tumbuh
6. Dukungan g. peningkatan pelatihan dan pengembangan
manajemen bagi para mitra

Sumber : ilustrasi peneliti, 2016


Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, yaitu sumber data yang
langsung memberikan data dan sumber sekunder yang merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data, data dapat dilakukan melalui interview (wawancara), kuesioner
(angket), observasi (pengamatan) serta gabungan ketiganya (Sugiono,2005:156).
Data yang diperoleh dari penelitian terhadap responden ini akan diukur dengan skala
Ordinal (Ridwan, 2004:82) dan skala Likert (Sugiono, 2005:107) selanjutnya hasil angket
dihitung untuk pengkategorian data digunakan tabulasi data (Redi Panuju, 2000:45).
Pertanyaan yang diberikan kepada Responden akan dibagi pilihan jawaban yang
akan disusun secara bertingkat dengan bobot jawaban dan skor yang berbeda, yang dapat
dilihat dalam uraian berikut:
1. Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
2. Untuk jawaban Setuju (S) diberi skor 4
3. Untuk jawaban Kurang Setuju ( KS) diberi skor 3
4. Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
5. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber data yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu yang langsung diambil dari sumber penelitian, sedangkan data
sekunder adalah data yang diambil dari dokumentasi atau kepustakaan.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan sudah sesuai dengan apa
yang diinginkan maka perlu terlebih dahulu diadakan uji validitas terhadap alat ukur tersebut,
oleh karena itu uji validitas dilakukan pada setiap item dalam kuesioner.

n
 n  n 
n xi yi    xi    yi 
i 1  i 1   i 1 
r
 n   n 2  n  
2 2
2 
n
n xi   xi   n yi   yi  
 i 1  i 1    i 1  i 1  

Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus alpha;

r11 =

dan uji signifikansi dengan menggunakan uji t, sebagai berikut :

t =

asumsi untuk t adalah menyebar mendekati sebaran t student dengan derajat


kebebasan (n-2). Kaidah pengujiannya adalah :
jika t< t;/2 ; (n-2), terima Ho
jika t> t;/2 ; (n-2), tolak Ho

Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan teknik analisis
inferensial. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendeskriptisikan variabel Jiwa
kewirausahaan (X1), Motivasi (X2), Pengembangan Karir (Y), dengan cara menghitung
mean (rata rata) dari masing-masing variabel penelitian.

Kriteria Penafsiran kondisi variabel penelitian

Rata Rata Skor Penafsiran


4,21 – 5,00 Sangat Baik
3,41 – 4,20 Baik
2,61 – 3,40 Cukup Baik
1,81 – 2,60 Tidak Baik
1,00 – 1,80 Sangat Tidak Baik

Sumber : referensi penulis, 2016


Teknikanalisis inferensial digunakan untuk analisis sebagai berikut:

a. Teknik analisis korelasi yakni untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antar variabel
penelitian dengan rumus:
n
 n  n 
n xi yi    xi    yi 
i 1  i 1   i 1 
r
 n   n 2  n  
2 2
2 
n
n xi   xi   n yi   yi  
 i 1  i 1    i 1  i 1  

Dimana : r hitung = Koefisien korelasi


x = Variabel Bebas
y = Variabel Terikat
n = Jumlah Responden

b. Teknik Analisis Jalur


Untuk menguji atas hipotesis yang diajukan, rancangan uji hipotesisnya melalui
analisis jalur ( path analysis) yang dikembangkan oleh Sewal Wright dalam Priadana (2006 :
1).

PYX1
X1

Y
rx1x2

PYX2
X2

Keterangan :
X1 = Jiwa Kewirausahaan (variabel bebas)
X2 = Motivasi (variabel bebas)
Y = Pengembangan Karir ( variabel terikat )
PYX1 = Koefisien Jalur X1 terhadap Y
PYX2 = Koefisien Jalur X2 terhadap Y
rx1x2= Korelasi X1 dan X2
PY€ = Variabel yang tidak diukur, tetapi mempengaruhi.
Pengujian Hipotesis
Y: ρYX 1 . X 1 + ρYX 2. X2+ Ɛ
Hipotesis secara keseluruhan
Ho : ρYX 1 = ρYX 2 = 0 Tidak terdapat pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi
terhadap Pengembangan Karir Pada PT TRENI
Bandung.
Ho : ρYX 1 ρYX 2 0 Terdapat pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi
terhadap Pengembangan Karir pada PT TRENI
Bandung.
h ρyxK Kriteria persamaan jika F hitung > F tabel
bila ada koefisien jalur yang tidak signifikan, akan dilakukan perbaikan model dengan
melakukan Trimming yakni dengan jalan mendrop variabel eksogen yang koefisien
jalurnya tidak signifikan (Sitepu, 1994 : 12).
Hipotesis secara parsial
Ho : ρYX 1 = 0 Y tidak dipengaruhi oleh X1
Hi : ρYX 1 0 Y dipengaruhi oleh X1
Dan
Ho : ρYX 2 = 0 Y tidak dipengaruhi oleh X2
Hi : ρYX 2 0 Y dipengaruhi oleh X2
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis Ho
Tolak Ho jika t hitung > t tabel.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data serta pembahasan mengenai pengaruh Jiwa
Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Pengembangan Karir, penulis memperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Jiwa Kewirausahaan di PT TRENI Bandung memiliki rata-rata skor yang paling
tinggi yaitu sebesar 4,23 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik.
2. Gambaran Motivasi di PT TRENI Bandung yang meliputi dimensi kebutuhan
berprestasi, kebutuhan Kekuasaan, dan kebutuhan Berafiliasi termasuk dalam
kategori baik.
3. Gambaran Pengembangan karir di PT TRENI Bandung yang meliputi dimensi
Prestasi, Exposure, kesetiaan organisasional, mentor dan sponsor, kesempatan-
kesempatan untuk tumbuh, dan dukungan manajemen memiliki rata-rata skor paling
rendah yaitu sebesar 4,03 tetapi termasuk kategori baik.
4. Jiwa Kewirausahaan tidak berpengaruh positifterhadap Pengembangan Karir pada
Distributor MLM di PT TRENI Bandung.
5. Motivasi berpengaruh positifterhadap Pengembangan Karir pada Distributor MLM di
PT TRENI Bandung.
6. Jiwa kewirausahaan dan Motivasi secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
positifterhadap Pengembangan Karir pada Distributor MLM di PT TRENI Bandung.

5.2 Saran-Saran
Sesuai dengan pembahasan serta kesimpulan yang diperoleh dalam hasil penelitian
ini, penulis memberi saran sebagai berikut :
1. Guna menjaga dan meningkatkan Jiwa Kewirausahaan di PT TRENI Bandung
diperlukan adanya langkah-langkah dari perusahaan untuk membina dan
menanamkan kepada seluruh mitra/ distributornya untuk selalu memiliki sikap, sebagai
berikut:
a. Tekad yang kuat untuk memulai : Ibarat sebuah bangunan gedung yang menjulang
tinggi, tekad kuat untuk memulai usaha menjadi pondasi dasar yang perlu
ditanamkan agar bangunan bisa berdiri dengan kokoh. Salah besar jika
menganggap modal utama memulai usaha adalah kucuran dana yang berlimpah.
Sebab, dengan tekad dan keyakinan yang kuat dalam diri masing-masing,
permasalahan modal dana yang terbatas pun akan terpecahkan dengan berbagai
solusi yang bisa di dapatkan. Jadi, singkirkan pikiran-pikiran negatif dan
manfaatkan sumber daya yang ada dan telah disediakan oleh Perusahaan.
b. Mulailah dari bakat dan minat yang dimiliki : Meskipun mengawali bisnis dari
sesuatu yang kecil, namun jika ditekuni dengan sepenuh hati maka tidak menutup
kemungkinan bila hobi atau bakat tersebut bisa menghasilkan untung jutaan setiap
bulannya.

2. Guna meningkatkan Motivasi para distributor, diperlukan langkah-langkah sebagai


berikut :
a. Melawan rasa takut dan ragu : Rasa takut dan ragu yang berlebihan merupakan
penghalang terbesar dalam mewujudkan cita-cita seseorang. Jika hal ini terjadi
maka akan mungkin bisa mengikis motivasi yang mungkin sudah dimiliki
sebelumnya.Cara yang bisa dilakukan untuk melawan rasa takut tersebut adalah
dengan cara melawan rasa takut itu sendiri. Satu misal, jika takut naik kuda maka
lawanlah rasa takut tersebut dengan menunggang kuda.
b. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki motivasi tinggi : kita harus percaya
bahwa orang-orang yang ada di sekitar kita akan memberikan atmosfer yang bisa
berpengaruh terhadap diri kita sendiri.
c. Selalu berfikir positif : Jangan pernah takut untuk mengambil tindakan jika menurut
kita tindakan tersebut sudah tepat. Setiap keputusan memang memiliki resiko,
meskipun demikian dengan selalu berfikir positif maka kita akan lebih percaya diri
dalam mengambil keputusan. Dengan selalu berfikir positif, maka akan memberikan
motivasi yang besar untuk perjalanan hidup dalam mencapai kesuksesan.
d. Ingat kembali tujuan utama : Ketika sudah mulai down, mengingat kembali tujuan
utama yang akan menjadi motivasi yang sangat luar biasa. Poin ini merupakan kiat
meningkatkan motivasi diri ketika semangat mulai turun. Dengan mengingat
kembali banyak hal yang telah dicita-citakan maka sangat diharapkan bisa
mengembalikan semangat dalam berusaha.

3. Level/jenjang karir mayoritas distributor MLM Paytren di PT TRENI masih berada pada
posisi yang terbilang rendah, tetapi dari hasil kuesioner menunjukkan mereka memiliki
jiwa kewirausahaan yang sangat tinggi. Sebaiknya PT TRENI lebih meningkatkan lagi
intensitas dalam hal pelatihan di bidang penjualan dan program pengembangan
kepemimpinan. Supaya semangat jiwa kewirausahaan dan motivasi para distributor
selalu tinggi.
Selain itu guna meningkatkan Pengembangan Karir pada bisnis MLM di PT TRENI
diperlukan langkah-langkah lain dari perusahaan itu sendiri dengan membina dan
menanamkan pentingnya terhadap para mitra/distributor untuk menjalankan Support
Systemdengan baik dan benar.Adapun Support System / kiat-kiat sukses dalam
meraih karir di bisnis MLM sebagai berikut :
a. Impian dan sikap : Impian adalah ibarat sebuah peta dan tanpa sebuah peta tidak
pernah akan sampai pada tujuan. Kendati pun akan sampai, maka entah berapa
lama akan sampai pada tujuan dan apalagi mengenai waktu bukan? Dalam kata
lain, apakah tujuan dalam membangun bisnis ini? Apakah yang ingin di raih, dan
untuk siapa?
b. Pelajari : Tahap ini adalah tahap dimana mempelajari segala yang terkait dengan
MLM , entah itu jenis, tipe produk sampai sistem yang ada di dalamnya. Para
distributor harus mampu Belajar mempelajari seolah dirinya adalah pemilik (Owner)
Perusahaan dengan begitu mereka akan dengan serius dan konsisten dalam
menerapkan dan mempelajari MLM.
c. Membuat janji : Buatlah daftar janji dengan atau minimal dengan orang terdekat
terlebih dahulu, dan sesuaikanlah tempat dengan karakter prospek.
4. Guna meningkatkan pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap Pengembangan karir
pada PT TRENI adalah perlu ditingkatkan lagi perhatian khusus dari pihak perusahaan
kepada para mitra/distributor terutama dalam hal pencapaian karir dibisnis MLM.
Dalam penelitian ini jiwa kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap pengembangan
karir, karena pada bisnis MLM tidak hanya faktor jiwa kewirausahaan saja yang
dituntut untuk dimiliki tetapi ada faktor lain juga yang menentukan salah satunya
adalah menjalankan Support System bisnis MLM dengan baik dan Benar akan
membantu mempercepat kesuksesan dalam pengembangan karir di bisnis MLM.
5. Guna meningkatkan Pengaruh Motivasi terhadap Pengembangan karir adalah perlu
ditingkatkan lagi adanya kegiatan-kegiatan yang akan menunjang keahlian dan
peningkatan motivasi para mitra/ distributor MLM apabila sudah ada. Seperti
peningkatan volume pelatihan, ini akan menambah wawasan dan tatacara pola pikir
distributor akan semakin lebih baik. Sehingga aura pikiran positif selalu akan ada.
Untuk meningkatkan pengaruh Jiwa kewirausahaan dan Motivasi terhadap Pengembangan
Karir perlu adanya kesinerjian antara faktor-faktor tersebut diatas, jadi untuk meningkatkan
pengaruh terhadap pengembangan karir maka jiwa kewirausahaan, motivasi harus
diperhatikan dan ditingkatkan secara bersamaan. Tidak bisa membenahi yang satu dulu
baru kemudian membenahi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dalil, Soendoro. (2002), Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
Amara Book.
Ekaningrum Indri F. (2002), The Boundaryless Career Pada Abad ke –21, Jurnal Visi
(Kajian Ekonomi manajemen dan Akuntansi),Vol.IX. No.1 Februari 2002, Semarang:
FE Unika Soegijapranata.
Fathoni, Abdurrahman. (2009), Organisasi Dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Gomes, Faustino Cardoso. (2003),Perencanaan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV.
Andi Ofset.
Hani, Handoko T. (2008),Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, S.P. Malayu (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Indrawan, Rully. Poppy Yaniawati, (2014), Metodologi Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif,
dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, Dan Pendidikan. Bandung: Refika
Aditama.
Kisata, Pindi. (2010), Why Not MLM, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. Alih Bahasa Benyamin Molan. (2007), Manajemen
Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jilid 1, Jakarta: PT. Indeks.
Leader, MLM. (2007),The Secret Books Of MLM, Jakarta: Mic Publishing.
Luthan, Fred, (2006), Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Alih Bahasa oleh Vivin Andhika
Yuwono, Shekar Purwadi, Th. Arie P. Dan Winong Rosari, Yogyakarta: Adi.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Evaluasi Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Manullang. (2013),Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Indeks.
Mathis Robert L, John H. Jackson, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat.
Propbiyang. 2008. Perbedaan MLM dengan Pemasaran Konvensional.
http://propbiyang.files.wordpress.com/2008/02/jalur_produk.png
Rachbini, (2001). Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Rivai, Veitzhal. (2003). Performance Appraisal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veitzal. (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Cetakan
Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riduwan, (2014). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Santoso, Benny. (2008), All About MLM. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Sardiman, (2004),Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers.
Siagian, Sondang P. (2006). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Simamora, Henry. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.
Simamora, Henry. (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: STIE YKPN.
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Suryana. (2001) Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. (2003) Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. (2006) Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Suyaman, Dede Jajang. (2015) Kewirausahaan Dan Industri Kreatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. (2007),Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi.
Turyandi Itto, (2014), Metode penelitian, suatu pendekatan penyusunan karya ilmiah,
Bandung: Alfabeta.
Turyandi Itto, Heri Gunawan, (2015), Kewirausahaan, Pedoman Praktis Menuju Sukses
Usaha, Bandung: Alfabeta.
Wahjono, Sentot Imam. (2013).Bisnis Modern, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahyudi, bambang. (2002)Manajemen Sumber Daya Manusia,Cetakan Ketiga. Bandung:
Sulita.
Web
Warta Ekonomi/Waspada, 23 Desember 2015, waspada.co.id
Depkop 2015, www.depkop.go.id

Anda mungkin juga menyukai