Anda di halaman 1dari 17

Table of Contents

BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2. Permasalahan di Objek Pengabdian Kepada Masyarakat................................6
1.3. Manfaat Yang Diharapkan..................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................8
2.1. Kewirausahaan................................................................................................8
2.2. Permasalahan Lingkungan di Indonesia.......................................................8
2.3. Kewirausahaan Lingkungan..........................................................................9
2.4. Kewirausahaan Lingkungan di Indonesia....................................................9
BAB III..................................................................................................................10
METODE PELAKSANAAN................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................11
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...................................................................11
4.1. Anggaran Biaya...................................................................................................11
4.2. Jadwal Kegiatan..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persaingan yang semakin ketat dalam mendapatkan pekerjaan
menyebabkan banyak sekali pengangguran di tengah masyarakat. Intensitas
persaingan yang ketat tersebut menuntut para masyarakat untuk tidak hanya
berdiam diri menunggu datangnya lowongan pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi. Bahkan ketika seseorang telah memiliki pekerjaan tetap pun,
sangat disarankan untuk dapat membuka usaha sendiri dengan tujuan untuk
peningkatan stabilitas ekonomi dan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat
sekitar. Masyarakat secara natural terdesak untuk mencari alternatif lain, salah
satunya adalah berwirausaha. Dewasa ini, pertumbuhan wirausahawan di tengah
masyarakat juga semakin meningkat, dimana persaingan antar usaha ini juga
semakin meningkat. Metode pemasaran yang unik dan baik menjadi salah satu
penentu apakah usaha kita dapat bersaing dan bertahan di tengah masyarakat.
Wirausahawan adalah seseorang yang mampu mengembangkan produk
atau ide baru, kemudian membangun bisnis dengan konsep baru. Dalam hal ini,
kita dituntut untuk memiliki sejumlah kreativitas dan sebuah kemampuan untuk
melihat pola-pola dan trend-trend yang berlaku untuk menjadi seorang
wirausahawan (Aprilianty, 2012). Seorang pengusaha tidak cukup hanya
mengandalkan pengalaman dan intuisi saja dalam memulai usahanya. Seorang
pengusaha dituntut untuk melakukan studi kelayakan terhadap ide bisnis yang
akan dijalankan agar tidak terjadi ketelanjuran investasi di kemudian hari. Selain
itu, sebelum sebuah ide bisnis dijalankan, beberapa pihak selain pelaku bisnis juga
membutuhkan studi kelayakan dengan berbagai kepentingannya.
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk
memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak.
Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat
mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder)
dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan. Subagyo (2005) menyatakan
bahwa studi kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis

1
tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. Setelah melakukan
studi kelayakan, para pengusaha akan menemukan hal-hal yang merupakan
keunggulan dari produk-produk mereka yang dapat disampaikan dalam proses
promosi. Keunggulan-keunggulan tersebut dapat menjadi senjata bagi para
pengusaha agar dapat bersaing di pasar.
Promosi merupakan kegiatan Marketing Mix yang terakhir. Dalam
kegiatan inisiatif bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa
yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Promosi adalah kegiatan
menawar. Terdapat beberapa definisi promosi menurut beberapa ahli, yaitu;
 Menurut Stanton (1993): Promosi adalah kegiatan memberikan informasi
kepada konsumen, memengaruhi, dan menghimbau khalayak ramai. Promosi juga
merupakan unsur dari bauran pemasaran suatu organisasi yang bertujuan
memberitahukan, membujuk dan mengingatkan pasar dari organisasi/produk).
Bauran Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif dari
bauran pemasaran. Untuk memasarkan suatu produk seorang pemasar harus
mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada
konsumen untuk mengkomunikasikan informasi yang ada dan dirancang untuk
menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan
perusahaan. Menurut Stanton bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan
perseorangan, periklanan, promosi penjualan, publisitas dan hubungan
masyarakat.
 Menurut Saladin (2003): Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran
pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan,
mengingatkan, dan membujuk konsumen tentang produk perusahaan.
 Menurut Swastha (1991): Promosi adalah arus informasi atau persuasi
satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
 Menurut Zimmerer (2002): Promosi adalah segala macam bentuk
komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan
tentang produk atau jasa dan untuk memengaruhi mereka agar membeli
barang atau jasa tersebut yang mencakup publisitas, penjualan perorangan
dan periklanan.

1
Dari beberapa pengertian promosi di oleh para ahli, dapat disimpulkan
bahwa promosi merupakan kegiatan pemasaran dan penjualan dalam rangka
menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa, dan ide dari
perusahaan dengan cara memengaruhi para konsumen agar mau membeli produk
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. 
Usaha kecil merupakan salah satu bentuk strategi alternatif untuk
mendukung pengembangan perekonomian dalam Pembangunan Jangka Panjang
Tahap ke-ll (PJPT-1) di Indonesia. Perannya terhadap pemerataan dan kesempatan
kerja bagi masyarakat serta sumbangsihnya terhadap penerimaan devisa telah
membuktikan bahwa usaha kecil tidak hanya aktif, namun produktif. Oleh karena
itu, kami tim dari perguruan tinggi STIE Indonesia Banjarmasin dalam program
pengabdian masyarakat mengadakan “Sosialisasi Proses Pemasaran Kepada
Masyarakat Desa Jelapat Baru, Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala,
Provinsi Kalimantan Selatan”.

1
1.2. Permasalahan di Objek Pengabdian Kepada Masyarakat
Dari latar belakang objek pengabdian kepada masyarakat, para masyarakat
di Desa Jelapat Baru memerlukan motivasi usaha dan perlu mengenali apa saja
potensi di desa mereka yang dapat dijadikan produk usaha. Di samping itu, para
masyarakat juga harus mengetahui tata cara pemasaran demi kelancaran penjualan
mereka.

1.3. Manfaat Yang Diharapkan


Dalam pengabdian masyarakat ini diharapkan tim dari STIE Indonesia
Banjarmasin mampu menuai manfaat seperti;
1. Untuk GAPOKTAN Kopi Meratus, Kecamatan Hantakan, Kabupaten
Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan
a. Masyarakat paham akan konsep kewirausahaan.
b. Masyarakat paham akan konsep pemasaran.
c. Masyarakat paham akan tata cara promosi produk usaha mereka.
d. Meningkatkan kemampuan segmentasi pasar dan promosi.
e. Peningkatan pendapatan para petani kopi Meratus.

2. Untuk Pemerintah
a. Membantu program peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama untuk
para petani kopi di Meratus.
b. Membantu program pengembangan Kopi Meratus.

3. Untuk Tim Pengabdian Kepada Masyarakat


a. Menjadi sarana berbagi ilmu.
b. Kontribusi nyata kepada masyarakat sekitar.
c. Pemenuhan kewajiban salah satu Tri Dharma (Pengabdian Kepada
Masyarakat).

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah sikap dari mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif,
berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam upaya untuk meningkatkan
pendapatan di kegiatan usaha dan kiprahnya. Seseorang yang memiliki jiwa dan
sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.

2.1.1. Kewirausahaan di Indonesia

Indonesia memerlukan setidaknya 4 juta wirausaha baru agar dapat


mendorong penguatan struktur ekonomi negara. Saat ini rasio wirausaha di dalam
negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk. Jumlah wirausaha di
Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan jumlah wirausaha di
negara lain. Jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 0,24 persen dari jumlah
penduduk di Indonesia yang sekitar 238 juta jiwa. Jumlah itu lebih rendah

4
dibandingkan dengan jumlah wirausaha di beberapa negara luar yang tingkat
pertumbuhan ekonominya tinggi. Jumlah wirausaha di Amerika Serikat sekitar 11
persen, di Singapura mencapai 7 persen, dan di Malaysia mencapai 5 persen.
Kalau Indonesia ingin menjadi negara yang maju harus mengembangkan sektor
wirausaha, minimal mempunyai wirausahawan sebesar 2 persen dari jumlah
penduduk (Munawaroh, M., & Rimiyati, H. (2016).

2.2. Permasalahan Lingkungan di Indonesia

Indonesia memiliki berbagai macam permasalahan lingkungan yang perlu


diselesaikan, dikarenakan permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut
kualitas kehidupan para masyarakat di masa yang akan datang. Terdapat paling
tidak 10 permasalahan lingkungan di Indonesia seperti sampah, banjir,
pencemaran sungai, rusaknya ekosistem laut, pemanasan global, pencemaran
udara, sulitnya air bersih, kerusakan hutan, abrasi dan pencemaran tanah.
Permasalahan ini disebabkan oleh ulah tangan manusia sendiri.

2.2.1. Kewirausahaan Lingkungan

Tjumano (2018) dalam Khamidah, K., & Murniawati, I. (2019)


menjelaskan bahwa menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Indonesia memproduksi sampah hingga 65 juta ton pada 2016, dan
meningkat menjadi 67 juta ton pada 2017. Permasalahan yang menyangkut
kerusakan lingkungan ini sangat serius dan memerlukan pencegahan. Dengan
demikian, perlu adanya solusi untuk masalah kerusakan lingkungan salah satunya
melalui kewirausahaan lingkungan. Pemanfaatan limbah rumah tangga dan
sampah plastik sebagai bahan baku produk seperti kerajinan tangan adalah
merupakan salah satu Gerakan kewirausahaan lingkungan.

2.2.2. Kewirausahaan Lingkungan di Indonesia

Terdapat berbagai macam pihak pemerintah dan swasta dalam


menumbuhkan kewirausahaan yang ramah lingkungan, salah satunya dengan
gerakan yang dilakukan oleh Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) dan
Prestasi Junior Indonesia (PJI). Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) dan

5
Prestasi Junior Indonesia (PJI) menggagas Youth Ecopreneurship Initiative (YEI)
yang memberikan manfaat kepada 8.269 pelajar SMA/SMK di lima kota besar.
Program ini berhasil melahirkan 25 bisnis baru yang ramah lingkungan dengan
omzet total lebih dari Rp 214 Juta selama lima hingga tujuh bulan beroperasi.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Penyuluhan dan pelatihan terhadap kewirausahaan lingkungan,


pemanfaatan sampah plastik, dan pembuatan kompos diberikan kepada para ibu-
ibu pelaku UMKM di RT 1, Kelurahan Kampung Gedang, Kecamatan
Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, sebagai objek untuk pengabdian kepada
masyarakat periode ini. Adapun susunan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
ini sebagai berikut;
1. Minggu pertama, mengadakan survey lokasi di RT 1 sampai dengan RT 10,
Kelurahan Kampung Gedang, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin
sebagai objek pengabdian kepada masyarakat. Survey ini dilaksanakan untuk
memilih satu RT yang layak dan cocok untuk dijadikan objek pengabdian kepada
masyarakat. Tim pengabdian kepada masyarakat ini sepakat untuk mengambil RT
1 sebagai objek.
2. Minggu kedua, mengadakan wawancara dengan ibu-ibu pelaku UMKM di RT
1, Kelurahan Kampung Gedang, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota
Banjarmasin sebagai peserta program pengabdian kepada masyarakat.

6
3. Minggu ketiga, memberikan penyuluhan tentang:
a. Sampah plastik dan limbah rumah tangga
b. Kewirausahaan lingkungan

4. Minggu keempat, memberikan pelatihan tentang:


a. Pembuatan produk bernilai jual dengan bahan baku sampah plastik
b. Pembuatan kompos dari sampah organik dari limbah rumah tangga
5. Minggu kelima, melakukan evaluasi terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan
selama pengabdian kepada masyarakat.

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini biaya


keseluruhan yang diusulkan ke STIE Indonesia Banjarmasin adalah Rp 3.000.000
dengan rincian sebagai berikut:

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)

1. Bahan habis pakai 1.000.000

2. Peralatan penunjang 1.000.000

3. Perjalanan 500.000

7
4. Lain-lain 500.000

8
4.2. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Minggu Ke-


1 2 3 4 5
.

1. Minggu pertama, mengadakan survei


lokasi di di RT 1, Kelurahan Kampung
Gedang, Kecamatan Banjarmasin
Tengah, Kota Banjarmasin sebagai objek
pengabdian kepada masyarakat.

2. Minggu kedua, mengadakan wawancara


dengan ibu-ibu pelaku UMKM di RT 1,
Kelurahan Kampung Gedang,
Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota
Banjarmasin

Minggu ketiga, memberikan penyuluhan


3. tentang:

a. Sampah plastik dan limbah rumah


tangga
b. Kewirausahaan lingkungan

9
Minggu keempat, memberikan pelatihan
4. tentang:

a. Pembuatan produk bernilai jual dengan


bahan baku sampah plastik
b. Pembuatan kompos dari sampah
organik dari limbah rumah tangga

Minggu kelima, melakukan evaluasi


5. terhadap aktivitas-aktivitas yang
dilakukan selama pengabdian kepada
masyarakat.

10
BAB V
LAPORAN HASIL

Tim pengabdian kepada masyarakat melakukan survey lokasi di Kelurahan


Kampung Gedang, Kota Banjarmasin. Selama survey ini, tim melakukan
wawancara dan diskusi dengan para ketua RT di 10 RT hingga akhirnya
memutuskan bahwa RT 1 sesuai dengan kriteria tim pengabdian kepada
masyarakat untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Kemudian di minggu ke-2,
tim melakukan wawancara dengan ibu-ibu dasawisma RT 1 yang juga memiliki
usaha-usaha kecil menengah. Ibu-ibu ini juga tergabung di UP2K Kelurahan
Kampung Gedang tersebut. Ketika wawancara tersebut, dapat diketahui
bagaimana minimnya pengetahuan mereka tentang kompos dan kewirausahaan
lingkungan, terutama tentang pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan baku
pembuatan produk. Hal ini mungkin saja terjadi karena RT 1 yang menjadi objek
pengabdian kepada masyarakat tersebut merupakan wilayah semi-pra sejahtera,
dimana tidak semua orang memiliki akses kepada informasi-informasi penting
mengenai kewirausahaan lingkungan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang
dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat di minggu ke-3 adalah
memberikan penyuluhan tentang kewirausahaan lingkungan, pemanfaatan sampah
plastik, dan kompos.
Di minggu ke-4, tim pengabdian kepada masyarakat mengunjungi RT 1
yang digunakan sebagai objek pengabdian kepada masyarakat ini sebanyak 4 kali
dalam seminggu. Dalam kunjungan tersebut, para peserta pelatihan dan
pembimbingan diberikan pelatihan-pelatihan pembuatan kerajinan tangan
berbahan dasar sampah plastik, seperti bungkus bekas kopi sachet. Produk-produk
kerajinan tangan yang dibuat antara lain adalah tas dan vas bunga. Pelatihan di RT
1 ini diberikan bekerjasama dengan LK3 Banjarmasin, dimana ibu-ibu pengrajin
yang tergabung di komunitas UMKM yang dinaungi oleh LK3 Banjarmasin
menjadi pelatih bagi peserta pelatihan pada pengabdian kepada masyarakat ini.
Produk-produk yang dibuat oleh peserta pelatihan di ketiga RT ini kemudian
ditaruh di showroom UMKM milik LK3 Banjarmasin di Jl. Sultan Adam, Kota
Banjarmasin.

11
Disamping pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar sampah plastik, para
peserta pelatihan dan pembimbingan ini juga diberikan penyuluhan tentang
sampah organik dan kompos. Penyuluhan ini bekerjasama dengan Direktur Bank
Sampah Kota Banjarmasin, dimana beliau bertindak sebagai narasumber. Setelah
penyuluhan tentang kompos ini, para peserta terlihat sudah mulai memahami
bagaimana pentingnya memanfaatkan sampah organik dari limbah rumah tangga,
terutama untuk membuat kompos. Beberapa warga memanfaatkan kompos buatan
mereka untuk menanam sayuran dan buah-buahan di halaman mereka. Tim
pengabdian kepada masyarakat juga membuat perencanaan penjualan kompos
tersebut bersama dengan peserta pelatihan dan pembimbingan ini. Penjualan
kompos ini juga bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Banjarmasin, dimana Dinas Kebersihan dan Pertamanan ini menjadi salah satu
yang terlibat dalam pelatihan pembuatan kompos sekaligus sebagai pembeli utama
kompos tersebut.

Tabel 1. Jumlah Peserta Pengabdian


No Nama Peserta Usaha Alamat
1. Sri Wahyuni Produksi kerupuk RT 1, Kel.
Kampung Gedang
2. Ida Hammy Produksi kue RT 1, Kel.
basah Kampung Gedang
3. Hj. Neng Diana Produksi kue RT 1, Kel.
basah Kampung Gedang
4. Suratmi Penjahit RT 1, Kel.
Kampung Gedang
5. Jamiah Warung jajanan RT 1, Kel.
SD Kampung Gedang
6. Tumiati Nasi Kuning / kue RT 1, Kel.
kering Kampung Gedang
7. Maslah Produksi kue RT 1, Kel.
kering Kampung Gedang
8. Padlan Katering RT 1, Kel.
Kampung Gedang
9. Y. Nani M. Warung kopi RT 1, Kel.
Kampung Gedang
10. Suhaimi Warung kopi RT 1, Kel.
Kampung Gedang
11. Fatimah Pengrajin produk RT 1, Kel.
dari kain perca Kampung Gedang
Sumber: Daftar Hadir Peserta, 2021.

12
Para peserta pelatihan dan pembimbingan di RT 1, RT 12, RT 16
Kelurahan Kampung Gedang, Kota Banjarmasin ini sangat antusias dalam
mengikuti setiap kegiatan walaupun mereka dikelilingi oleh keterbatasan tempat
dan waktu. Pengabdian kepada masyarakat ini dimulai dengan para peserta
pelatihan dan pembimbingan yang minim pengetahuan dan keterampilan tentang
kewirausahaan lingkungan dan pembuatan produk berbahan dasar sampah plastik.
Namun di akhir dari pelatihan dan pembimbingan ini, para peserta mulai mengerti
apa yang dimaksud kewirausahaan lingkungan dan bagaimana cara memanfaatkan
sampah plastik dan limbah rumah tangga sebagai bahan baku produk usaha.
Disarankan agar kegiatan pengabdian kepada masyarakat selanjutnya dapat
dilakukan di lebih banyak RT di Kelurahan Kampung Gedang, agar jangkauan
perubahan yang berhubungan dengan kewirausahaan lingkungan dan pemanfaatan
sampah plastik ini bisa menjadi lebih luas.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, karena keterbatasan waktu dan kondisi
lingkungan dari objek pengabdian kepada masyarakat ini, kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan di pelatihan dan pembimbingan ini pun juga menjadi terbatas.
Kegiatan-kegiatan dapat dilakukan hanyalah penyuluhan tentang Masih banyak
kegiatan-kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk memberikan pelatihan dan
pembimbingan terkait pemanfaatan sampah plastik dan limbah rumah tangga
lainnya sebagai bahan baku produk usaha dan kompos seperti;
1. Pelatihan pembuatan produk-produk berbahan baku sampah plastik lainnya
selain tas, seperti hiasan rumah dari bekas botol dan gelas air mineral dalam
kemasan.
2. Memberikan pelatihan tentang tata cara promosi kreatif seperti promosi di
sosial media.
3. Pelatihan pengelolaan keuangan di UMKM.
Diharapkan kegiatan-kegiatan di atas dapat menjadi kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan di pengabdian kepada masyarakat lanjutan di objek penelitian
yang sama agar dapat memaksimalkan perubahan positif di bidang kewirausahaan
lingkungan dan pengelolalaan sampah di Kelurahan Kampung Gedang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aprilianty, E. (2013). Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan


kewirausahaan, dan lingkungan terhadap minat berwirausaha siswa
SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(3). doi: 10.21831/jpv.v2i3.1039
Ecopreneurship Dorong Wirausaha Muda Berorientasi Lingkungan. (2020).
Retrieved 20 May 2021, from
https://mediaindonesia.com/humaniora/369759/ecopreneurship-dorong-
wirausaha-muda-berorientasi-lingkungan
Indarti, N. and Rostiani, R., 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi
Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika
dan Bisnis Indonesia, [online] 23(4). Available at:
<http://modul.repo.mercubuana-yogya.ac.id/modul/files/openjournal/
Journall/physicology/indarti-rostiani-jebi-2008.pdf> [Accessed 9 March
2020].
Khamidah, K., & Murniawati, I. (2019). Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis
Lingkungan (Studi Kasus di SMA Negeri 14 Semarang). Retrieved 10 May
2021, from
http://103.98.176.9/index.php/equilibriapendidikan/article/view/4884/pdf.
Munawaroh, M., & Rimiyati, H. (2016). KEWIRAUSAHAAN: Untuk Program
Strata 1. Yogyakarta: Percetakan Muhammadiyah "Gramasurya."
Putra, H., & Yuriandala, Y. (2010). Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi
Produk dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 2(1), 21-31.
doi: 10.20885/jstl.vol2.iss1.art3
UP2K Upaya Penanggulangan Kemiskinan | Pemerintah Kabupaten Kuningan.
(2021). Retrieved 12 May 2021, from
https://www.kuningankab.go.id/berita/up2k-upaya-penanggulangan-
kemiskinan

14
Kho, B. (2019). Pengertian Motivasi dan Teori-teori Motivasi - Ilmu Manajemen
Industri. Retrieved 10 March 2020, from
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-motivasi-dan-teori-teori-
motivasi/

15

Anda mungkin juga menyukai