Makroskopik
vs
Mikroskopik
Sistem
Mikroskopik
vs
Makroskopik
• Mikroskopik:
beberapa
par1kel/atom/molekul
– Contoh:
satu
atau
dua
molekul
oksigen,
satu
bual
elektron,
• Makroskopik:
sistem
yang
mengandung
sekumpulan
besar
par1kel/atom/molekul
(ordenya:
bilangan
Avogadro
≈
1023)
– Contoh:
potongan
logam,
segelas
air,
udara
dalam
balok
Mikroskopik
Makroskopik
Sifat
• Mikroskopik:
Sifat
individual
atom/molekul/
– Contoh:
1ngkat
energi
atom,
momentum
sudut
satu
atom,
energi
kine1k
satu
atom,
gaya
yang
bekerja
pada
satu
atom
• Makroskopik:
Sifat
rata-‐rata
par1kel
penyusun
sistem
– Contoh:
energi
dalam,
kapasitas
kalor,
tekanan,
entalpi
Hukum
yang
berlaku
• Untuk
sistem
mikroskopik:
– Klasik:
Hukum
Newton
– Kuantum:
Persamaan
Schrodinger
atau
Dirac
• Untuk
sistem
makroskopik:
– Hukum
Newton
dan
persmaan
Schrodinger/Dirac
berlaku,
tetapi
1dak
akan
mendapatkan
solusi
karena
jumlah
komponen
sangat
banyak
• Hukum
Newton
dp
F=
dt
• Persamaan Schrodinger
• Persamaan
Dirac
Tujuan
Fisika
Termal
• Membangun
formulasi/hukum
yang
dapat
menjelaskan
fenomena
yang
diama1
pada
sistem
makroskopik.
Variabel
ekstensif
+
Sistem
dibagi
dua
sama
besar
Energi
dalam
U
Energi
Energi
dalam
U/2
dalam
U/2
• Keadaan
termodinamika
dinyatakan
oleh
sekumpulah
nilai
variabel
termodinamika
yang
secara
lengkap
mendeskripsikan
sistem
makroskopik.
• Fungsi
keadaan
adalah
fungsi
antar
variabel-‐
varaibel
termodinamika.
– Contoh
P
=
NkT/V
– Fungsi
keadaan
dibangun
dari
pengalaman
empiris
maupun
diturunkan
secara
mikroskopik
(misalnya
melalui
teori
kine1k
gas
atau
mekanika
sta1s1k)
Transformasi
termodinamika
• Perubahan
keadaan:
dari
sa1
perangkat
nilai
ke
perangkat
nilai
lain.
• Masing-‐masing
perangkat
nilai
tetap
memenuhi
fungsi
keadaan
• Contoh:
(P1 ,V1 , T1 ) → (P2 ,V2 , T2 )
di
mana
P1 = NkT1 /V1 P2 = NkT2 /V2
Diagram
P-‐V
• Diagram
kebergantungan
tekan
pada
volume
P
T3
Suhu
bertambah
T2
T1
V
Apa
keuntungan
diagram
P-‐V
W = − PΔV
V2
W = − ∫ PdV
V1
V1 V2
• Transformasi
termodinamika
dalam
diagram
P-‐V
Keadaan 1
Keadaan
2
• Kalor:
apa
yang
diserap/dilepas
sistem
jika
suhunya
bertambah/berkurang
Q = CΔT
T2
Q = ∫ CdT
T1