KORELASI ANTARA CFIT, TES PEMAHAMAN, DAN TES BERHITUNG PADA SISWA
KELAS XII DI KEPULAUAN MENTAWAI
Firmanto Adi Nurcahyo, Maria Helena Suprapto, Jophita Hosea Boeditjahjono, Gabriela
Erika Putriadi
Universitas Pelita Harapan Surabaya
Jl. A. Yani 288 Surabaya
firmanto.adi@uphsurabaya.ac.id, helena.suprapto@uphsurabaya.ac.id
Abstrak. Tes intelegensi merupakan suatu tes yang mengungkap kecerdasan individu. Culture
Fair Intelligence Test (CFIT) yang dikembangkan oleh Raymond B. Cattel dirancang untuk
mengukur fluid ability atau kemampuan kognitif seseorang yang bersifat herediter. Fluid
ability ini didukung crystallized ability yang berkembang saat individu berinteraksi dengan
lingkungan, seperti misalnya sekolah, dimana individu belajar untuk memahami hal-hal yang
disampaikan melalui kata-kata maupun angka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi
antara skor hasil CFIT dengan hasil tes pemahaman dan tes berhitung. Subjek sebanyak 521
siswa kelas XII siswa SMA kelas XII di Kepulauan Mentawai. Instrumen yang digunakan
adalah CFIT, tes pemahaman (A1), dan tes berhitung (A5). Hasil uji korelasi menunjukkan
adanya hubungan yang sangat signifikan antara hasil CFIT dengan tes pemahaman (r=0.262,
p=0.000) maupun CFIT dengan tes berhitung (r=0.387, p=0.000). Tes pemahaman juga
memiliki korelasi yang sangat signifikan dengan tes berhitung (r=0.279, p=0.000). Hasil
tersebut mengindikasi bahwa seseorang dengan skor CFIT yang tinggi, memiliki skor yang
tinggi pula pada tes pemahaman dan tes berhitung, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian,
hasil CFIT seseorang dapat menjadi indikator dari kemampuan individu dalam memahami hal-
hal yang disampaikan melalui kata-kata atau isyarat secara logis dan tepat, serta dalam
memahami data angka atau numerik dan menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan angka
secara cepat dan cermat.
224
PROCEEDING
Seminar Nasional Psikometri
225
PROCEEDING
Seminar Nasional Psikometri
226
PROCEEDING
Seminar Nasional Psikometri
mengukur intelegensi fluid yang terdiri dari Sebagai diagnosis, dengan mengetahui bakat
empat bagian yang dibagi perwaktu pengerjaan seseorang, potensi yang ada dalam diri
yakni series, classification, matrices, dan individu dapat diketahui. Sebagai prediksi,
topology. Keempat bagian tersebut terdiri atas pengetahuan akan bakat dapat digunakan untuk
problem pilihan ganda dengan taraf kesukaran memprediksi kesuksesan seseorang pada
yang semakin meningkat, serta termasuk di bidang tertentu pada masa yang akan datang
dalamnya aspek-aspek dari pemahaman (Nur’aeni, 2012).
visuospasial. Skor mentah kemudian Bakat dapat diukur dengan
dijumlahkan untuk memperoleh skor komposit menggunakan tes bakat yang dirancang untuk
yang kemudian dikonversikan dalam IQ yang mengukur kemampuan potensial seseorang
terstandarisasi (Naderi & Abdullah, 2010). dalam suatu aktivitas tertentu. Nur’aeni (2012)
CFIT terdiri dari tiga bentuk yakni Skala 1 menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
untuk anak usia 4-8 tahun, skala 2 untuk anak diungkap dengan tes bakat yaitu:
usia 8-13 tahun, dan skala 3 untuk siswa SLTA 1. kemampuan verbal, yakni kemampuan
ke atas (Nur’aeni, 2012) memahami dan menggunakan bahasa baik
CFIT didesain untuk mengukur secara lisan maupun tulisan
unidimensi dari intelegensi fluid yang menurut 2. kemampuan numerical, yakni kemampuan
teori Cattell tidak bergantung pada pengalaman ketepatan dan ketelitian memecahkan
kultural (Nenty, H.J & Dinero, T.E., 1981). problem aritmatik/konsep dasar berhitung
Berbagai penelitian telah dilakukan terkait 3. kemampuan spatial, yakni kemampuan
dengan CFIT. Hasil penelitian Smith, A.L, merancang suatu benda secara tepat
Hays, J.R, dan Solway, K.S (1977) juga 4. kemampuan perceptual, yakni
menunjukkan bahwa tes CFIT memiliki bias kemampuan mengamati dan memahami
yang rendah terhadap budaya dibandingkan gambar dua dimensi menjadi bentuk tiga
dengan tes WISC-R. Colom, Botella, & dimensi
Santacreau (2002) melaporkan bahwa CFIT 5. kemampuan reasoning, yakni kemampuan
merupakan tes yang terkemuka dalam memecahkan suatu masalah
mengungkap intelegensi fluid/Gf (Naderi, H, 6. kemampuan mekanik, yakni kemampuan
Abdullah, R, Hamid, T A, Sharir, J, Kumar, V., menamai konsep mekanik dan fisika
2009). Penelitian Cattell tentang struktur faktor 7. kemampuan memory, yakni kemampuan
intelegensi dengan menggunakan CFIT dan mengingat
Thurstone Primary Ability Test menunjukkan 8. kemampuan clerical, yakni kemampuan
bahwa sebagian besar subtes CFIT yakni bekerja di bidang administrasi
classification, matrices, dan topology memiliki 9. kreativitas, yakni kemampuan
sumbangan yang besar pada faktor fluid ability, menghasilkan sesuatu yang baru dan
sementara verbal, reasoning dan number menunjukkan hal yang istimewa
ability pada tes Thurstone menyumbang pada 10. kecepatan kerja, yakni kemampuan
kemampuan crystallized (Postlethwaite, B. E., bekerja secara cepat terutama untuk
2011). pekerjaan rutin
11. ketelitian kerja, yakni kemampuan bekerja
2. Bakat secara teliti
Bakat adalah konsistensi karakteristik 12. ketahanan kerja, yakni kemampuan
yang menunjukkan kapasitas seseorang untuk bekerja secara konsisten
mengetahui dan menguasai pengetahuan Nur’aeni (2012) juga
khusus dengan latihan (Nur’aeni, 2012). mengklasifikasikan tes bakat menjadi dua
Potensi kecakapan individu pada bidang yakni kelompok battery test dan kelompok
tertentu terlihat melalui bakatnya. Tujuan tes single test. Kelompok battery tes merupakan
bakat adalah untuk diagnosis dan prediksi. tes bakat yang terdiri dari beberapa macam sub
227
PROCEEDING
Seminar Nasional Psikometri
tes. Tes bakat yang termasuk kelompok ini NR dapat digabungkan untuk menjadi sebuah
adalah Differential Aptitude Test (DAT), skor komposit, yang disebut skor Scholastic
General Aptitude Test Battery (GATB), Aptitude (Bennett, Seashore, & Wesman,
Flanagan Aptitude Classification Test (FACT), 1990).
Armed Services Vocational Aptitude Battery Tes Berhitung (A5) merupakan
(ASVAB), dan Scholastic Aptitude Test (SAT). adaptasi dari Numerical Ability (NA) dari DAT
Pada kelompok single test, tes bakat hanya (Sugianto, dkk., 1984). Tes ini terdiri dari 2
terdiri dari satu jenis tes. Contoh dari tes ini contoh soal, 40 soal, dan berbentuk pilihan
adalah tes sensory, tes artistic, tes klerikal, tes ganda. Waktu pengerjaan tes adalah 30 menit.
kreativitas, tes Kraepelin/Pauli, dan motor Setiap jawaban benar diberi skor satu. Skor tes
dexterity. ini adalah jumlah seluruh jawaban yang benar.
DAT adalah sebuah baterai tes bakat Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan
yang dibuat oleh Bennett, Seashore, dan memahami hubungan numerik dan
Wesman. Tes ini dipublikasikan untuk pertama memecahkan masalah yang berhubungan
kalinya pada tahun 1947 oleh Psychological dengan konsep numerik. Tes ini penting untuk
Corporation. Tes ini kemudian direvisi pada prediksi dalam bidang matematika, fisika, kima
tahun 1962, 1972, 1980, dan 1990. Pada DAT dan bidang-bidang lain yang membutuhkan
edisi kelima (1990), merupakan tes yang telah kemampuan kemampuan berpikir kuantitatif
direvisi secara menyeluruh dan memiliki (Nur’aeni, 2012)
aitem-aitem yang sama sekali baru (Bennett, Norma Tes Berhitung didapatkan dari
Seashore, & Wesman, 1990). Perubahan yang 1.334 subjek, yang memiliki latar belakang
dilakukan antara lain: pengurangan waktu pendidikan: SD, SMP, SMA, sarjana muda,
administrasi (sekitar 3 jam), dan adanya dua dan sarjana. Sampel yang digunakan untuk
macam tingkat tes (tingkat 1 untuk kelas 7-9, membuat norma terdiri dari: 1) Siswa SMA
dan tingkat 2 untuk kelas 10-12), masing- yang berkonsultasi di Biro Konsultasi Fakultas
masing tes memiliki dua bentuk tes alternatif Psikologi UGM, 2) Karyawan dan calon
yang setara (C dan D). Instruksi tes ini bisa karyawan yang datang pada Biro Testing
dipahami oleh siswa minimal kelas 5. Fakultas Psikologi UGM, 3) Calon karyawan
DAT didesain untuk mengukur CV. Karya Baru Yogyakarta, 4) Siswa SMAN
kemampuan belajar pada siswa kelas 7-12 dan III kelas I Yogyakarta, 4) Siswa SMAN II
kemampuan orang dewasa untuk berhasil pada kelas I, Klaten, 5) Siswa SMA Muhammadiyah
bidang-bidang tertentu. Tes ini cocok untuk II, kelas I, Yogyakarta, 6) Siswa beberapa
diadministrasikan secara kelompok, dan SMA Negeri dan Swasta kelas I di Yogyakarta
umumnya digunakan untuk konseling (Sugianto, dkk., 1984).
pendidikan dan kejuruan, serta seleksi Flanagan Aptitude Classification Test
karyawan. DAT terdiri dari 8 skala yaitu: 1) (FACT) disusun oleh J.F. Flanagan. Tes ini
Verbal Reasoning (VR), 2) Numerical dikembangkan dalam usaha mendapatkan suatu
Reasoning (NR), 3) Abstract Reasoning (AR), sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat
4) Perceptual Speed and Accuracy (PSA), 5) dan kemampuan dasar seseorang pada tugas-
Mechanical Reasoning (MR), 6) Space tugas tertentu. Tes ini bertujuan untuk
Relations (SR), 7) Spelling (Sp), dan Language memperoleh sistem klasifikasi bakat &
Usage (LU). Semua skala berbentuk pilihan kemampuan dasar dalam tugas tertentu,
ganda, kecuali PSA. Pada PSA, soal disajikan merencanakan program latihan dalam rangka
dalam bentuk gambar. Pemberian skor dapat bimbingan karier, serta membantu perencanaan
dilakukan dengan menggunakan tangan, pendidikan berdasarkan pengembangan bakat
dengan scanner, atau dengan bantuan (Nur’aeni, 2012).
Psychological Corporation. Masing-masing FACT didesain untuk mengukur 16
skala akan menghasilkan skor. Skor VR dan elemen bakat yang dimiliki oleh individu.
228
PROCEEDING
Seminar Nasional Psikometri
Hasil pengukuran bakat ini digunakan untuk Tes Pemahaman (A1) merupakan
menentukan pekerjaan yang sesuai bagi adaptasi dari Judgment and Comprehension
individu tersebut. Bakat yang sesuai dari FACT. Aspek yang diukur pada tes
merupakan faktor penting yang menentukan pemahaman (A1) adalah kemampuan membaca
kinerja individu dalam mengerjakan tugas- dan memahami untuk melihat alasan logis serta
tugas pekerjaan tertentu. Sejumlah 16 elemen mengambil keputusan dengan menangkap
bakat yang diukur oleh FACT battery adalah: makna dari situasi yang praktis (Nur’aeni,
1) Inspection: kemampuan untuk menemukan 2012). Tes Pemahaman ini memiliki 2 contoh
kecacatan atau ketidaksempurnaan dalam satu soal dengan sebuah naskah bacaan, dan 26
seri item secara cepat dan akurat, 2) Coding: soal. Soal dalam tes ini berbentuk pilihan
kecepatan dan akurasi dalam menyandi ganda. Waktu pengerjaan tes ini adalah 30
informasi, 3) Memory: kemampuan untuk menit. Setiap jawaban benar diberi skor satu.
mengingat kode-kode yang telah dipelajari Skor tes ini adalah jumlah seluruh jawaban
dalam tes koding (coding test), 4) Precision: yang benar. Norma Tes Pemahaman (A1)
kecepatan atau keakuratan membuat gerakan didapatkan dari 1.487 subjek, yang memiliki
melingkar yang kecil, dengan jari, yang latar belakang pendidikan: SD, SMP, SMA,
dilakukan dengan satu tangan, lalu dengan Sarjana Muda, dan Sarjana (Sugianto, dkk,
kedua tangan, 5) Assembly: kemampuan untuk 1984).
memvisualisasikan penampilan sebuah objek
dari sejumlah bagian yang terpisah, 6) Scales: C. Metode Penelitian
kecepatan atau akurasi dalam membaca skala- Subjek penelitian ini adalah sebanyak
skala, grafik-grafik, dan diagram dalam bidang 521 siswa kelas XII yang bersekolah di
teknik dan pekerjaan teknik yang serupa, 7) Kepulauan Mentawai. Subjek terdiri atas
Coordination: Kemampuan untuk beberapa sekolah yakni 121 subjek dari SMA
mengkoordinasi gerakan tangan dan lengan, 8) Negeri 1 Pagai, 74 subjek dari SMA Negeri 1
Judgment and Comprehension: Kemampuan Sipora, 102 subjek dari SMA Negeri 2 Sipora,
untuk membaca dengan didasari oleh 85 subjek dari SMA Negeri 1 Siberut Utara, 31
pemahaman, penalaran logis, dan penggunaan subjek dari SMA Negeri 1 Siberut Tengah, dan
penilaian yang baik, 9) Arithmetic: 108 dari SMA Negeri 1 Siberut Selatan. Setiap
keterampilan dalam bekerja dengan angka- subjek mengerjakan tiga buah tes yakni CFIT,
angka, menambah, mengurangi, mengali, dan tes berhitung, dan tes pemahaman.
membagi bilangan, 10) Patterns: kemampuan Instrumen penelitian yang dipakai
untuk mereproduksi pola sederhana dengan dalam penelitian ini adalah CFIT, tes
cepat dan akurat, 11) Components: kemampuan berhitung, dan tes pemahaman. Seperti tertulis
untuk mengidentifikasi figur sederhana yang dalam manual, CFIT skala 3 form A/B
merupakan bagian dari gambar yang kompleks, biasanya digunakan untuk tes massal (klasikal)
12) Tables: kemampuan untuk membaca tabel bagi subjek berusia antara 13 tahun sampai
numeric dan alfanumerik, 13) Mechanics: dengan dewasa di dalam memasuki jenjang
pemahaman tentang prinsip-prinsip mekanik pendidikan yang lebih tinggi maupun di dalam
dan kemampuan menganalisis pergerakan ketenagakerjaan.Tes ini terdiri dari 4 subtes
mekanik, 14) Expression: perasaan dan yaitu:
pengetahuan tata bahasa Inggris dan kalimat 1. Series, terdiri atas 12 soal dengan batas
struktur yang benar, 15) Reasoning: waktu 3 menit.
kemampuan untuk memahami konsep-konsep 2. Classification, terdiri atas 14 soal
dasar dan hubungan, 16) Ingenuity: dengan batas waktu 4 menit.
kemampuan untuk menemukan atau 3. Matrices, terdiri atas 12 soal dengan
menciptakan sebuah solusi untuk suatu batas waktu 3 menit.
masalah (Smart, 2014).
229
PROCEEDING
Seminar Nasional Psikometri
4. Topology, terdiri atas 8 soal dengan yang diperoleh dari CFIT, tes berhitung, dan
batas waktu 2,5 menit. tes pemahaman untuk setiap individu.
Untuk penskoran hasil, setiap nomor
soal dari masing-masing sub tes yang D. Hasil dan Pembahasan
dikerjakan betul oleh subjek dinilai 1. Jumlah Hasil uji korelasi menunjukkan adanya
jawaban yang dikerjakan betul dari masing- hubungan yang sangat signifikan antara hasil
masing sub tes kemudian dijumlahkan CFIT dengan tes pemahaman (r=0.262,
seluruhnya sebagai raw score. Raw score p=0.000) maupun CFIT dengan tes berhitung
tersebut lalu diubah menjadi standard score (r=0.387, p=0.000). Tes pemahaman juga
sperti yang telah tersedia pada manual CFIT memiliki korelasi yang sangat signifikan
dengan memperhatikan usia subjek. dengan tes berhitung (r=0.279, p=0.000). Hasil
Penormaan dilakukan berdasarkan tersebut mengindikasi bahwa seseorang dengan
penggolongan intelegensi berikut (tabel 1). skor CFIT yang tinggi, memiliki skor yang
tinggi pula pada tes pemahaman dan tes
Tabel 1. Klasifikasi Intelegensi berhitung, begitu juga sebaliknya. Dengan
DEVIASI IQ KLASIFIKASI demikian, hasil CFIT seseorang dapat menjadi
indikator dari kemampuan individu dalam
170 ke atas Genius
memahami hal-hal yang disampaikan melalui
140 - 169 Very Superior
kata-kata atau isyarat secara logis dan tepat,
120 - 139 Superior
serta dalam memahami data angka atau
110 - 119 High Average numerik dan menyelesaikan tugas yang
90 - 109 Average berhubungan dengan angka secara cepat dan
80 - 89 Low Average cermat.
70 - 79 Borderline Hasil penelitian ini merujuk pada hasil
30 - 69 Mentally Defective penelitian sebelumnya. Aiken (1972) telah
merangkum berbagai macam penelitian yang
Tes Berhitung (A5) terdiri dari 2 mengkorelasikan kemampuan berhitung,
contoh soal, 40 soal, dan berbentuk pilihan kemampuan membaca, dan inteligensi umum.
ganda yang terdiri atas empat pilihan jawaban Aiken menyatakan bahwa korelasi antara
(A, B, C, D). Waktu pengerjaan tes adalah 30 kemampuan membaca dan kemampuan
menit. Setiap jawaban benar diberi skor satu. berhitung berkisar antara 0,40 dan 0,86. Aiken
Skor tes ini adalah jumlah seluruh jawaban juga menemukan bahwa reading vocabulary,
yang benar. Penormaan didasarkan atas reading comprehension, mechanic of English
persentil. dan spelling memiliki korelasi yang lebih
Tes Pemahaman (A1) memiliki 2 tinggi dengan arithmetic reasoning daripada
contoh soal dengan sebuah naskah bacaan, dan dengan arithmetic fundamentals pada semua
26 soal. Soal dalam tes ini berbentuk pilihan siswa sekolah dasar. Di sisi lain, Wrigley
ganda dengan lima pilihan jawaban (A, B, C, (1958) menyimpulkan bahwa general
D, E). Waktu pengerjaan tes ini adalah 30 intelligence yang tinggi merupakan suatu
menit. Setiap jawaban benar diberi skor satu. persyaratan pertama untuk dapat berhasil
Skor tes ini adalah jumlah seluruh jawaban dalam matematika, dan korelasi positif antara
yang benar. Penormaan didasarkan pada pengukuran verbal dan numerikal dapat
persentil. dijelaskan oleh hubungan bersama dua
Pengolahan data dilakukan melalui kemampuan ini dengan kecerdasan umum.
SPSS. Uji korelasi Pearson dilakukan untuk Cottrell (1968) menafsirkan korelasi positif
mengetahui apakah terdapat hubungan antara yang diamati antara membaca,
CFIT, tes berhitung, dan tes pemahaman. psycholinguistic, kemampuan mental umum,
Korelasi dilakukan berdasarkan raw score dan faktor aritmatika sebagai kemampuan yang
230
PROCEEDING
Seminar Nasional Psikometri
berasal dari kemampuan linguistik umum mengkonfirmasi sejauh mana hasil tes
(general linguistic ability). intelegensi maupun tes bakat mencerminkan
Flanagan (1996) menyebutkan bahwa individu yang sebenarnya.
beberapa subtes dari FACT serupa dengan
intelegensi crystallized seperti judgment & Referensi
comprehension (tes pemahaman), mathematics Aiken, L. R. (1972). Language factors in
& reasoning, dan vocabulary. Hal ini semakin learning mathematics. Review of
memperkuat bahwa tes bakat lebih mengukur Educational Research, Vol. 42, No. 3, pp.
intelegensi crystallized. Crystallized ability 359-385.
berkembang saat individu berinteraksi dengan Azwar, S. (2005). Tes Prestasi. Yogyakarta:
lingkungan, seperti misalnya sekolah, dimana Pustaka Pelajar Offset.
individu belajar untuk memahami hal-hal yang Azwar, S. (2011). Pengantar Psikologi
disampaikan melalui kata-kata maupun angka. Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Offset.
untuk bisa mengerjakan tes bakat dengan baik, Bennett, G. K., Seashore, H. G., & Wesman,
diperlukan intelegensi yang baik pula. Dengan A. G. (1990). Differential Aptitude Tests,
demikian, kemampuan fluid dan crystallized Levels 1 and 2, Forms C and D (5th ed.).
akan saling berkontribusi dalam menghasilkan San Antonio, TX: The Psychological
performansi maksimal dari individu. Dengan Corporation.
kata lain, seseorang dengan intelegensi fluid Colom, R & Lopez, O.G. (2003). Secular gains
yang tinggi perlu terus distimulasi sehingga in fluid intelligence: evidence from the
intelegensi crystallized juga dapat berkembang Culture Fair Intelligence Test. Journal
dengan baik melalui pengalaman belajar. Biosocial Science, Vol. 35, pp. 33-39.
Cottrell, R. S. (1968). A study of selected
E. Simpulan, Saran, dan Keterbatasan language factors associated with arithmetic
Penelitian achievement of third grade students.
Hasil penelitian ini menunjukkan (Doctoral dissertation, Syracuse
adanya korelasi antara CFIT dan tes University). Ann Arbor, Mich.: University
pemahaman dan tes berhitung. Kedua tes ini Microfilms, No. 68-5505 (DA 28B: 4193-4;
bersifat saling melengkapi, CFIT untuk Apr. 1968).
mengukur intelegensi fluid, tes bakat untuk Dapo, N & Dapo, J.K. (2012). Sex differences
mengukur intelegensi crystallized. Dengan kata in fluid intelligence: some findings from
lain, secara umum tes intelegensi akan Boznia and Herzegovina. Personality and
membantu mengetahui tingkat kecerdasan yang Individual Differences, Vol. 53, pp. 811-
merupakan potensi dasar keberhasilan 815.
individu, sedangkan tes bakat membantu Flanagan, J.F. (1996). The Flanagan Industrial
menyesuaikan individu dengan jurusan Tests. Journal of Educational
pendidikan yang sesuai dengan potensi yang Measurement, Vol. 3, No. 2, pp. 191-196.
dapat diaktualkan secara optimal Mushquash, C.J & Bova, D.L. (2007). Cross-
Penelitian ini hanya menggunakan tes cultural assessment and measurement
berhitung dan tes pemahaman yang menjadi issues. Journal on developmental
bagian bagian dari tes bakat. Hal itu menjadi disabilities, vol 13 no 1, pp 53-64.
keterbatasan dari penelitian ini mengingat tes Naderi, H, Abdullah, R, Hamid, T A, Sharir, J,
bakat yang berupa baterry test akan lebih baik Kumar, V. (2009). Intelligence, creativity,
jika diberikan secara bersamaan dengan sub tes and gender as predictors of academic
yang lain. Selain itu, akan lebih baik lagi jika achievement among undergraduates
informasi nilai prestasi akademik seperti students. Journal of American Science, Vol.
misalnya rapor juga diketahui untuk 5 No. 3, pp. 8-19.
231
PROCEEDING
Seminar Nasional Psikometri
232