ANALISIS DOKUMEN
2016
ANALISIS DOKUMEN
ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN
PEMBANGUNAN APARTEMEN “ BINTARA RESIDENCE “
DI KELURAHAN BINTARA KECAMATAN BEKASI BARAT
PROPINSI JAWA BARAT
TAHUN 2016
2. Dalam Berita Acara Rapat Komisi Penilai Amdal Kota Bekasi untuk Pembahasan Analisa
Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL – RPL) Rencana Kegiatan Pembangunan
Apartemen Bintara Residence oleh PT. JAKARTA CIPTA UTAMA terdapat Anggota
Komisi yang dihadiri oleh :
a. Anggota Komisi Amdal Kota Bekasi tidak terlampir daftar hadirnya
b. Tim Teknis Komisi Amdal Kota Bekasi tidak terlampir daftar hadirnya
c. Wakil dari Kelurahan Bintara tidak terlampir daftar hadirnya
d. Wakil dari Kecamatan Bekasi Barat tidak terlampir daftar hadirnya
e. Wakil dari Bappeda Kota Bekasi tidak terlampir daftar hadirnya
f. Wakil dari Dinas Tata Kota Bekasi tidak terlampir daftar hadornya
g. Wakil dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bekasi tidak terlampir daftar
hadirnya
h. Wakil dari Dinas Perhubungan Kota Bekasi tidak terlampir daftar hadirnya
i. Wakil dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi tidak terlampir daftar hadirnya
j. Tim Penyusun Andal, RKL – RPL PT. WIDYA CIPTA BUANA tidak terlampir
daftar hadirnya
Tanggapan:
Sebaiknya dilampirkan dalam dokumen Andal, RKL – RPL agar diketahui siapa – siapa
yang hadir apakah sudah benar dilaksanakan.
Apakah dokumen ini sudah dibahas oleh Tim Teknis Amdal Kota Bekasi untuk lebih baik
dan benar sistematika penyusunan dokumen Andal tersebut, yang dilengkapi dengan
Berita Acara yang dibuat oleh Tim Teknis. Tidak terlihat Tim Ahli Konsultan Penyusun
terlibat dalam sosialisasi rencana kegiatan pada masyarakat dilengkapi dengan daftar
hadirnya sebagai legalitasnya.
Kesepakatan yang dicapai dalam pembahasan dokumen Andal, RKL – RPL sebagai
berikut :
Memperbaiki kata pengantar dan melengkapi penandatanagan kata pengantar
sebaiknya penanggung jawab perusahaan yaitu Direktur Utama.
Memperjelas deskripsi rencana kegiatan terlihat belum rinci dan jelas
Mekanisme perolehan lahan yang digunakan disini belum ada uraiannya.
Sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat sekitarnya masyarakat yang
terkena dampak yang hadir sangat minim, banyak yang tidak terwakili terlihat dari
daftar hadir belum mencukupi mewakili populasi. Tidak hadirnya pemuka
masyarakat, termasuk aparat daerah baik Lurah dan Camat.
Kesesuaian lahan dengan pola ruang sesuai RTRW Kota Bekasi terlihat belum
jelas peruntukannya dalam peta.
Penjelasan secara detail tentang jenis apartemen untuk lapisan masyarakat mana
juga belum ada, Jumlah tipe Unit tidak dijelaskan dengan rinci. Luas satuan tiap
unit hunian tidak jelas dirinci seolah dibuat samar – samar.
Kegiatan pengerukan atau penggalian lahan dan penimbunan lahan tidak
dijelaskan secara rinci serta pengangkutan material tanah untuk penimbunan lahan
tidak jelas berapa volumenya dan dari mana sumbernya, apakah sumber material
tahah sudah memperoleh ijin galian C dan mempunyai dokumen lingkungan untuk
hal tersebut belum dijelaskan.
Penyediaan air bersih melalui PDAM untuk kebutuhan Apartemen belum jelas
apakah terpenuhi atau tidak terpenuhi. Dengan memperhatikan antara kapasitas
PDAM dengan kebutuhan masyarakat sekitar yang membutuhkan ditambah
kebutuhan penghuni Apartemen dengan assumsi yang realistis. Perlu
diperhitungkan juga apabila musim kemarau supply air tidak cukup untuk
Apartemen apa yang akan dilakukan Apartemen.
Pembuatan kolam retensi, biopori dan saluran drainase belum dihitung dengan
baik dan benar. Belum lagi mengingat tempat dan dimensi kurang memadai.
Pembuatan lay bay belum detail, sarana ruang parkir belum cukup, jalan akses
keluar masuk Apartemen menggunakan Jalan Igusti Ngurah Rai belum dihitung
pada kondisi normal berapa LHR berdasarkan data primer, LHR jalan pada saat
peak hour berdasarkan data primer belum dilakukan ditambah beban yang
ditimbulkan apabila Apartemen terbangun dengan asumsi yang logis dan realistis,
apakah jalan Igusti Ngurah Rai masih mampu menerimanya harus dibuktikan
dengan baik dan benar.
Penyediaan tenaga listrik dari PLN harus dihitung dengan baik dan benar dengan
mempperhitungkan kapasitas PLN di Bekasi ditambah dengan kebutuhan
Apartemen tidak hanya untuk hunian tapi juga untuk Areal Komersial yang
membutuhkan lebih banyak tenaga listrik. Selain itu perlu memperhitungkan
apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN apakah tersedia Generator yang
memadai untuk pemukiman dan areal komersial.
Kegiatan pemeliharaan bangunan dan fasilitas pendukung harus dihitung jumlah
tenaga kerja dan keterampilannya.
Pembuatan jalur evakuasi dan titik kumpul belum terencana dengan
komperhensip, melalui tangga darurat dan jalur seluncur yang cepat dan aman.
Dasar penyusunan dokumen Andal RKL RPL adalah Undang undang No. 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan
Pemerintah no. 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan, Peraturan Menteri
Lingkungan No. 05 tahun 2012 tentang Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang
Wajib memiliki AMDAL. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2013
tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup.
Rencana kegiatan yang berlokasi dalam satu Kabupaten / Kota maka kewenangan
penilaian dokumen Andal berada pada Komisi Penilai Amdal Kabuapten / Kota. Dalam
hal ini adalah Walikota Bekasi.
TIM PENYUSUN
Ketua Tim : Drs Azis Rahman
Wakil Ketua : Joko Edi Santoso, SE
Ahli Kimia Fisik
Teknik Lingkungan dan Kualitas Air : Arie Fitria Indrayana, ST
Lokasi rencana kegiatan : Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, Propinsi Jawa
Barat
Lokasi pada koordinat : Longitude 106o 57’ 28,3” BT Latitude 06o 13’ 13” LS
Batas Proyek
Sebelah Utara : Jalan Igusti Ngurah Rai
Sebelah Selatan : Bintara Pertokoan
Sebelah Barat : Perdagangan dan Jasa
Sebelah Timur : Gerbang masuk Komplek Bintara dan PT. Indo Grosir
Tipologi Lingkungan
Lokasi rencana kegiatan berbatasan langsung dengan Kompleks Perumahan Griya
Bintara Indah di bagian Selatan. Sebelah Barat merupakan Pertokoan. Sebelah
Utara oleh jalan Igusti Ngurah Rai
Lokasi proyek dibatasi oleh saluran air drainase di sebelah Utara, Barat dan Timur
Lokasi proyek dibatasi pagar setinggi 2 meter
Lalulintas di Jalan Igusti Ngurah Rai sudah macet pada jam sibuk pagi dan sore
hari
Radius 25 meter terdapat rel perlintasan kereta Api
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi berdasarkan Perda No. 18 Tahun 2011
peruntukan lokasi proyek merupakan perumahan kepadatan tinggi,
perdagangan dan jasa.
Tanggapan:
Latar belakang tidak menyebutkan rencana kegiatan diwajibkan menyusun AMDAL
oleh Instansi mana dan sebutkan besaran yang menyebtkan wajib membuat dokumen
AMDAL hal ini yang menjadi dasar perlunya dibuat dokumen AMDAL.
Identitas Pemrakarsa selayaknya adalah Direktur Utama kecuali ada kuasa dari
Direktur Utama dan lampirkan Struktur Organisasi Kantor.
Pemrakarsa tidak melampirkan TDP
Konsultan Penyusun AMDAL tidak menampilkan Ijin Usaha yang dimiliki walaupun
menampilkan Registrasi kompetensi INTAKINDO.
Penyusunan Tim Penyusun AMDAL tidak tersusun sistematis
Anggota Tim berdasarkan penyusun Komponen Lingkungan Hidup terdiri : Tim
Kimia Fisik, Tim Hayati , Tim Sosekbud
Susunan Tim tidak memiliki Ahli Tanah padahal ini penting terkait lapisan tanah yang
akan dibangun.
CV Ketua Tim, sertifikat AMDAL A tertulis 1992 seharusnya 1991 dan AMDAL B
tertulis 1991 seharusnya 1992 tahun tidak sesuai, KTPA tertulis 2009 foto copynya
2012
CV Tim Sosekbud tidak melampirkan Sertifikat 000670/SKPA/LSK-
INTAKINDO/VIII/2012 Agustus 2012
CV Tim Kualitas Udara dan Kebisingan tidak melampirkan sertifikat Kursus
AMDAL DASAR
CV Tim Geologi tidak memiliki sertifikat AMDAL sama sekali, belum layak
menjadi anggota Tim AMDAL
CV Tim Planologi dan Transpoortasi tidak sesuai nama dan ijasahnya. Digantikan
oleh Andi Setiawan berlarlatar belakang pendidikan Teknik Sipil, ijasah belum
dilegalisir dari Kopertis karena Perguruan Tinggi Swasta tidak ada spesialisasi
Planologi dan Transportasi belum memiliki Sertifikat AMDAL. Belum layak
jadi anggota Tim AMDAL.
CV tim Kesehatan Masyarakat belum memiliki sertifikat AMDAL sehingga belum
layak menjadi anggota Tim.
Penyajian lokasi rencana kegiatan seharusnya memiliki titik koordinat sesuai dengan
bentuk sudut lahan yang dikuasai bukan satu titik.
Dalam tipologi lingkungan sudah disebutkan terjadinya kemacetan pada jam jam
sibuk terutama pagi dan sore hari, mustinya sudah pasti menjadi dampak penting.
Apalagi rencana kegiatan sudah masuk wajib AMDAL dan ANDAL lalulintas
sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. 75 Tahun 21015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalulintas pada Lampiran I yang
menyatakan Apartemen dengan 50 Unit sudah wajib Andal Lalin selayaknya
dikaji bersamaan AMDAL agar komprehensif.
Dalam RTRW Kota Bekasi sudah disebutkan perumahan padat mustinya
memperhatikan koefisien – koefisien tata ruang yang ada. Sampai kepadatan
pemukiman seberapa besar (jumlah jiwa / km2) ini terkait ketinggian bangunan dan
beban jalan yang akan diterima Jalan Igusti Ngurah Rai yang sudah macet
ditambah dampak pencahayaan sinar matahari yang ada persis dibelakang
lokasi Apartemen hal ini untuk menghindari kemarahan masyarakat. Hal ini
penting tujuannya memperhatikan daya dukung lingkungan.
Tabel 1. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang Bagian Wilayah Pusat Kota
Pada rencana kegiatan terdapat 43 unit Ruko (Rumah dan Toko) berlantai 3 (tiga) hal
ini akan menambah bangkitan dan tarikan lalulintas yang akan terjadi yang
akan jadi beban Jalan Igusti Ngurah Rai. Yang akan berdatangan dari berbagai
penjuru daerah.
Fasilitas parkir yang tidak memadai akan menambah kemarahan penduduk
sekitar apabila kendaraan sampai menggunakan badan jalan Igusti Ngurah Rai. Jalan
yang sudah macet akan bertambah macet yang menunjukkan daya dukung lingkungan
tidak mampu. Asumsi yang digunakan 5 unit hanya akan butuh sebuah lapangan
parkir kendaraan perhari itu salah, apalagi untuk penduduk ekonomi menengah. Yang
layak adalah 1 unit sama dengan 1 unit kendaraan satuan mobil penumpang (smp).
Unit SRP Rasio Resiko
Tower A : 748 unit Parkir Mobil : 512 SRP 1:5 Dampak Sosial internal pengguna
Tower B : 920 unit Apartemen, yang bisa berdampak
Tower C : 882 unit eksternal
Total : 2550 unit Dampak Eksternal kekurangan
lahan parkir menyebabkan
terjadinya hambatan samping yang
bisa berakibat semakin macet
jalanan dan mengganggu
keamanan lingkungan, salah
satunya muncul Tukang Parkir
Liar, atau ormas yang menguasai
lahan.
Ruko : 43 unit Parkir Mobil : 90 SRP 2:1 Belum terhitung area bongkar muat
barang. Sehingga dapat mengganggu
aliran kendaraan di area parkir, dan
berdampak antrean kendaraan diluar
area apartemen dan ruko.
Asumsi kebutuhan air yang dibutuhkan pada Apartemen perlu ditinjau lagi.
Terutama satu keluarga Indonesia tidak hanya Bapak, Ibu dan Anak 2 orang (4 orang)
bisa lebih apalagi pembantu, jadi 1 unit disi 3 orang asumsinya salah. Asumsi untuk 1
ruko berisi 2 orang itu salah tidak memperhitungkan pengunjung pada tokonya
apalagi kalau berdagang makanan, maka pengunjungnya sangat banyak, seiring
dengan kebutuhan air semakin banyak. Ini perlu diperhatikan jangan sampai
menimbulkan kecemburuan pelayanan air. Yang mengakibatkan kebutuhan air
kecepatan arus untuk menentukan sebaran dampak penyakit menular yang melalui media
air permukaan. Diperlukan data penduduk berdasarkan usia untuk memprediksi angakatan
kerja. Tidak terdapat data penduduk berdasarkan pekerjaan dan lapangan usaha untuk
memprediksi dampak Peluang berusaha. Tidak terdapatnya data lapisan sosial masyarakat
untuk memprediksi dampak Keresahan Masyarakat ini menunjuk tidak terdapatnya
Ahli Sosiolog dalam Tim Ahli.
5. Dalam Bab III Prakiraan Dampak Penting berdasarkan 7 kriteria dampak penting antara
lain :
a. Jumlah penduduk yang akan terkena dampak
b. Sebaran Dampak
c. Luasnya wilayah yang terkena dampak
d. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
e. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
f. Sifat berbalik atau tidak berbaliknya dampak
g. Komulatip dampak dengan komponen lingkungan lainnya
Tanggapan:
Jumlah penduduk yang terkena dampak tidak berdasarkan data terbaru pada Rona
Lingkungan Awal
Sebaran dampak tidak berdasarkan media yang membawanya
Luas wilayah terkena dampak tidak berdasarkan media yang membawanya
Intensitas dan lamanya dampak tidak berdasarkan jangka waktu rencana kegiatan
yang rinci
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak tidak memperhitungkan turunan
dampak
Sifat berbalik atau tidak berbaliknya dampak tidak memperhatikan karakteristik
dampak
Komulatip atau tidak komulatip dampak tidak melihat berkelanjutan atau tidak
Sehingga Prakiraan Dampak Penting analisa tidak ada logisnya. Penyusun AMDAL
tidak terlihat kompetensinya.
6. Bab IV Evaluasi Dampak Penting berdasarkan Daya dukung lingkungan (DDL) dan Baku
Mutu Lingkungan (BML). Dampak Lingkungan mana yang perlu di kelola dan Dampak
Lingkungan mana yang perlu di Pantau. Sehingga akan menghasilkan RKL dan RPL.
Tanggapan:
Evaluasi Dampak Lingkungan tidak memperhatikan kemampuan lingkungan berupa Daya
Dukung Lingkungan yang ada dilokasi disekitar Rencana Kegiatan. Tidak memperhatikan
Baku Mutu Lingkungan yang masing – masing di keluarkan Pemerintah Daerah. Hal ini
meragukan kompetensi Penyusun Amdal.
Demikian disampaikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan kepada BPLHD Kota
Bekasi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Abdullah Wahid.
Lampiran: