Anda di halaman 1dari 43

[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN

LOMBOK BARAT]
II - 1
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

BAB II
PENDEKATAN DAN
METODELOGI

MATERI :

2.1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK


2.2 URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA
2.3 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.4 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
2.5 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 2
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

2.1. TANGGAPAN DAN SARAN


TERHADAP KAK
2.1.1. TANGGAPAN DAN SARAN
A. TANGGAPAN LATAR BELAKANG
Dokumen Kerangka Acuan Kerja yang konsultan terima cukup
jelas dan telah kami pelajari dengan seksama dan tanggapan
konsultan terhadap latar belakang adalah sebagai berikut:
Perlunya pembangunan infrastruktur kawasan perdesaan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga diperlukan
prasarana yang memadai untuk mendukung perkembangan
ekonomi di perdesaan.
Lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, tertata serta aman
dan nyaman adalah menjadi dambaan setiap orang. Namun
kenyataan yang ada tidak mudah untuk mewujudkan
kebutuhan/keinginan ini. Hal ini ada banyak sebab yang
mempengaruhi, diantaranya pendapatan per kapita yang rendah,
ketergantungan anggota keluarga terhadap keluarga yang bekerja
sangat tinggi. Dengan demikian baik waktu, tenaga apalagi dana
yang yang diharapkan untuk menata lingkungannya menjadi
baik, tertata dan memenuhi standart kesehatan semakin jauh
dari kenyataan. Bahkan lingkungan akan semakin kumuh.
Disamping faktor/sebab kenyataan kehidupan diatas, ada
beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi terciptanya
kekumuhan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
1) Tingkat pendidikan yang rendah.
2) Berpenghasilan rendah.
3) Kelengkapan fakta untuk berusaha
4) Sarana dan prasarana yang tidak memadai
5) Jumlah penduduk yang terlalu padat
6) Lahan / kawasan / aareal yang tersedia terlalu sempit
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 3
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Berdasarkan Pasal 97 UU Nomor 1 Tahun 2011 disebutkan ruang


lingkup upaya penanganan permukiman kumuh, yaitu:
1) Pencegahan, yang meliputi:
- Pengawasan dan Pengendalian.
- Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan
pemerikasaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
- Pemberdayaan Masyarakat, yaitu pelaksanaan melalui
pendampingan dan pelayanan informasi.
2) Peningkatan Kualitas, yang meliputi:
- Pemugaran, yaitu perbaikan/pembangunan kembali menjadi
permukiman layak huni.
- Peremajaan, yaitu mewujudkan permukiman yang lebih baik
guna melindungi keselamatan dan keamanan masyarakat
sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal
bagi masyarakat.
- Pemukiman kembali, yaitu pemindahan masyarakat dari
lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan/atau rawan bencana serta
menimbulkan bahaya bagi barang atau manusia.

Melalui penanganan peningkatan kualitas lingkungan diharapkan


kawasan kumuh perkotaan berkurang. Untuk mengurangi
kawasan kumuh perkotaan diperlukan beberapa pendekatan
program penanganan seperti :

1) Program dan kegiatan ketersediaan sarana dan prasarana


dalam peningkatan kualitas lingkungan perbaikan dan
peningkatan infrastruktur di lingkungan permukiman kumuh
perkotaan. Misalnya: pembuatan/rehabilitasi jalan lingkungan
dengan mempergunakan keberadaan material lokal di
lingkungan perumahan / permukiman, pembangunan air
bersih, pembangunan/rehabilitasi saluran drainase
lingkungan, pembuatan sarana persampahan komunal.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 4
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

2) Pendekatan penanganan kumuh perkotaan dalam cakupan


wilayah administratif perkotaan dengan cakupan kegiatan
skala kawasan dan skala lingkungan.
3) Pendetilan dari kebijakan dan strategi penanganan kumuh
perkotaan yang tercantum pada RP2KP/ SPPIP atau RKP
(Rencana Kawasan Permukiman) kumuh perkotaan atau
dokumen teknis penanganan kumuh lainnya.
4) Strategi Penanganan kumuh perkotaan untuk jangka waktu
menengah 3 – 5 tahun yang dilaksanakan dalam program dan
kegiatan tahunan.
5) Penanganan yang bersifat partisipatif dengan berbasis
pemberdayaan masyarakat di kawasan kumuh perkotaan.

Kementeriaan PU melalui Ditjen Cipta Karya melakukan fasilitasi


pemerintah daerah dalam upaya Penanganan kawasan
permukiman kumuh perkotaan dengan menitikberatkan kepada
konsep tribina (aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek
lingkungan). Hal tersebut menjadi landasan sinergitas antar level
pemerintah dengan masyarakat dan seluruh pemangku
kepentingan kota untuk merumuskan bentuk kegiatan fisik atau
kegiatan non fisik dalam konsep penanganan kumuh secara
komprehensif.
Terkait pola pendekatan penanganan fisik dalam hal peningkatan
kualitas permukiman di kawasan kumuh, strategi penanganan
mencakup beberapa kompenen infrastruktur utama yang diatur
sebagai indikator pelayanan infrastruktur permukiman seperti:
1. Keteraturan bangunan
2. Aksesibilitas/ jaringan jalan
3. Drainase
4. Air Minum
5. Air Limbah
6. Persampahan
7. Pengamanan kebakaran
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 5
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Melalui tahap perencanaan yang tepat dan hasil output yang


terukur diharapkan proses penanganan kawasan permukiman di
kawasan kumuh dapat berjalan secara terpadu dan terintegrasi
sehingga masyarakat pemukim dapat merasakan kehidupan yang
sehat dan tinggal di lingkungan yang layak.

B. TANGGAPAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


Pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan untuk menghasilkan
suatu dokumen perencanaan teknis rinci sebagai bagian dari
peningkatan kualitas lingkungan permukiman perdesaan.

C. TANGGAPAN TERHADAP SASARAN KEGIATAN


Sasaran dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
Tersedianya Dokumen DED Kawasan Perdesaan sebagai acuan
pelaksanaan.

D. TANGGAPAN TERHADAP LOKASI KEGIATAN


Lokasi kegiatan yang disebutkan pada KAK sudah cukup jelas
yakni di Kawasan Permukiman Perdesaan Kws. Agropolitan Aik
Meneng Kec. Kopang Kab. Lombok Tengah.

E. TANGGAPAN TERHADAP NAMA PENGGUNA JASA


Nama pengguna jasa pada kegiatan ini adalah Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan
Provinsi NTB, Direktorat Pengembangan Permukiman, Ditjen
Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Provinsi NTB.

F. TANGGAPAN TERHADAP SUMBER PENDANAAN DAN


ANGGARAN BIAYA KEGIATAN
Sudah jelas

G. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PELAKSANAAN KEGIATAN


Lingkup kegiatan Pekerjaan Review DED Kawasan Kumuh
Perkotaan Kawasan Kediri kabupaten Lombok Barat
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 6
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

menurut PT. MAZA PRADITA SARANA selaku konsultan cukup


jelas. Ruang lingkup kegiatan Pekerjaan Review DED Kawasan
Kumuh Perkotaan Kawasan Kediri kabupaten Lombok Barat
ini meliputi :
a. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan yang ditetapkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
1. Pengembangan kerangka pendekatan pelaksanaan
pekerjaan. Kerangka pendekatan merupakan konsep
dasar pelaksanaan peerjaan, mancakup :
- Konsep pemikiran proses kegiatan seluruhnya dari awal
sampai akhir.
- Lingkup data yang diperlukan.
- Jadwal kerja dan alokasi tugas tenaga ahli.
- Penajaman materi acuan kerja yang bersifat paenting.
- Kendala – kendala yang ditemui.
2. Kegiatan survey
Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini adalah data
sekunder di wilayah studi, termasuk identifikasi lokasi
dan geografi kawasan (termasuk pengukuran dan
penyelidikan tanah), termasuk sejauh mana pemerintah
daerah peduli terhadap penanganan lingkungan
permukiman kumuh.
3. Metode yang digunakan
4. Pengkajian data
- Merupakan analisa dari data yang diperoleh, diawali
dari review kebijakan yang ada, kajian data mungkin
belum dapat dilakukan sebagaimana tertulis dalam
kerangka kebijakan penanganan kumuh.
- Data sekunder harus lengkap, sedangkan data primer
difokuskan pada sasaran sasaran yang dibutuhkan
untuk proses lanjut.
- Peta – peta harus lengkap dan informatif (site plan dan
masterplan kawasan)
- pengolahan hasil pengukuran dan perhitungan analisa
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 7
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

komponen infrastruktur.
- Penyusunan rencana teknis penanganan melalui gambar
teknis penanganan (termasuk rencana tapak, pra
rencana prasarana dan sarana serta utilitas kawasan)
- Perkiraan biaya dan rencana wujud kawasan.
5. Kesimpulan dan perumusan hasil
Hasil dari kajian digunakan untuk menyusun rumusan
sebagai berikut:
- Study dukungan terhadap tata ruang.
- Strategi penanganan kawasan kumuh.
- Indikasi kebijakan pembangunan permukiman kawasan
kumuh.
- DED Infrastruktur Permukiman (rencana arsitektur
kawasan terkait prasarana dan sarana serta utilitas
kawasan, dan konsep perhitungan strukturnya)
- Menyusun petunjuk teknis pola kelembagaan lokal yang
akan terjadi yang mampu mendukung penanganan
masyarakat hingga berkelanjutan prasarana dan
sarananya / pemeliharaan.
6. Konsultasi dan pembahasan Dilakukan dalam upaya
menggali masukan untuk tujuan mencapai kesepakatan
pihak – pihak yang terkait, baik sektor maupun natar
pemerintah daerah.
Beberapa analisis dan indikator yang dapat dipakai dalam
melakukan pengkajian data antara lain :
1. Analisis Sosial Ekonomi, berdasarkan analisis pola
pertumbuhan dan penyebaran penduduk dikaitkan
dengan proyeksi pertumbuhan dan pergeseran
struktur perekonomian. Analisis yang diperlukan
antara lain analisis sumberdaya wilayah,
kependudukan, ekonomi dan kemanfaatan
infrastruktur dalam meningkatkan tingkat ekonomi
pemukim.
2. Analisis Pola Pemanfaatan ruang, berdasarkan pada
asas kesesuaian yang dibedakan menurut kesesuaian
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 8
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

fisik, kesesuaian ekonomi dan teknologi dengan


memfokuskan kepada rencana tata ruang yang ada
(kesesuaian dengan RTRW dan RDTR ).
3. Analisis Struktur Ruang Kota, dengan tujuan untuk
menemukenali pengembangan kawasan agar hasilnya
memberikan gambaran yang menyeluruh tentang
keadaan ( hirarki ) pusat – pusat pelayanan serta
jangkauan atau interaksi antar pusat – pusat
pelayanan yang dimaksud.
4. Analisis Teknis Komprehensif, secara khusus
menjelaskan perhitungan teknis komponen
infrastruktur (analisa biaya upah, alat, material)
berdasarkan basis data lapangan untuk mendapatkan
rencana rinci teknis komponen, volume, dan dimensi
sebagai bagian konsep peningkatan kualitas
permukiman.

H. TANGGAPAN TERHADAP KELUARAN


Sudah jelas.

I. TANGGAPAN TERHADAP JANGKA WAKTU PENYELESAIAN


KEGIATAN
Sudah jelas bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan Review DED
Kawasan Kumuh Perkotaan Kawasan Kediri kabupaten
Lombok Barat dilaksanakan selama 60(Enam Puluh) hari
kalender / 2 Bulan yaitu terhitung sejak penandatanganan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).

J. TANGGAPAN TERHADAP PERSONIL


Jumlah tenaga ahli yang terlibat di dalam Review DED Kawasan
Kumuh Perkotaan Kawasan Kediri kabupaten Lombok Barat
ini telah cukup jelas. Dalam KAK dijelaskan bahwa kebutuhan
tenaga terdiri dari Ketua Tim/ Team Leader, Tenaga Ahli dan
Tenaga Pendukung. Kebutuhan personil pada kegiatan ini lebih
terperinci pada tabel 2.1.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 9
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Tabel 2.1. Kebutuhan personil dalam Pekerjaan Review DED Kawasan


Kumuh Perkotaan Kawasan Kediri kabupaten Lombok Barat
Kualifikasi Jumlah
No Posisi Orang
Pendidikan Keahlian Pengalaman Bulan

A TENAGA AHLI

1. Team Leader S1 Arsitektur/ Urban Design 5 Tahun 2,00 MM


S1 Sipil atau
(Ahli Arsitektur/sipil) perncanaan
teknis
infrastruktur

2 Quantity Engineering S1 Sipil Analisa BOQ 3 tahun 2,00 MM


dan RAB

B TENAGA
PENDUKUNG

1. Surveyor STM/SMK Survey,penguku 4 Tahun 2,00 MM


ran dan
pendataan

2. Estimator STM/SMK Survey,penguku 4 Tahun 2,00 MM


ran dan
pendataan

4. Draftman STM/SMK Autocad 4 Tahun 2,00 MM

5. Juru Ukur STM/SMK Pengukuran 4 Tahun 2,00 MM

6. Administrasi SLTA - 2 tahun 2,00 MM

7 Operator Komputer STM/ SMK - 4 Tahun 2,00 MM

8. Pambantu Juru Ukur SLTA - 2 Tahun 6,00 MM

K. TANGGAPAN TERHADAP PELAPORAN


Sudah jelas.

2.1.2. APRESIASI DAN INOVASI


2.1.2.1 Umum
Lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, tertata serta aman dan
nyaman adalah menjadi dambaan setiap orang. Namun kenyataan
yang ada tidak mudah untuk mewujudkan kebutuhan/keinginan ini.
Hal ini ada banyak sebab yang mempengaruhi, diantaranya
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 10
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

pendapatan per kapita yang rendah, ketergantungan anggota keluarga


terhadap keluarga yang bekerja sangat tinggi. Dengan demikian baik
waktu, tenaga apalagi dana yang yang diharapkan untuk menata
lingkungannya menjadi baik, tertata dan memenuhi standart
kesehatan semakin jauh dari kenyataan.
Disamping faktor/sebab kenyataan kehidupan diatas, ada beberapa
factor lain yang ikut mempengaruhi terciptanya kekumuhan. Faktor
factor tersebut diantaranya adalah:
1) Tingkat pendidikan yang rendah.
2) Berpenghasilan rendah.
3) Kelengkapan fakta untuk berusaha
4) Sarana dan prasarana yang tidak memadai
5) Jumlah penduduk yang terlalu padat
6) Lahan / kawasan / aareal yang tersedia terlalu sempit

Berdasarkan Pasal 97 UU Nomor 1 Tahun 2011 disebutkan ruang


lingkup upaya penanganan permukiman kumuh, yaitu:
1) Pencegahan, yang meliputi:
- Pengawasan dan Pengendalian.
- Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemerikasaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
- Pemberdayaan Masyarakat, yaitu pelaksanaan melalui
pendampingan dan pelayanan informasi.
2) Peningkatan Kualitas, yang meliputi:
- Pemugaran, yaitu perbaikan/pembangunan kembali menjadi
permukiman layak huni.
- Peremajaan, yaitu mewujudkan permukiman yang lebih baik guna
melindungi keselamatan dan keamanan masyarakat sekitar
dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi
masyarakat.
- Pemukiman kembali, yaitu pemindahan masyarakat dari lokasi
yang tidak mungkin dibangun kembali/tidak sesuai dengan
rencana tata ruang dan/atau rawan bencana serta menimbulkan
bahaya bagi barang atau manusia.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 11
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Melalui penanganan peningkatan kualitas lingkungan diharapkan


kawasan kumuh perkotaan berkurang. Untuk mengurangi
kawasan kumuh perkotaan diperlukan beberapa pendekatan
program penanganan seperti :
1) Program dan kegiatan ketersediaan sarana dan prasarana
dalam peningkatan kualitas lingkungan perbaikan dan
peningkatan infrastruktur di lingkungan permukiman kumuh
perkotaan. Misalnya: pembuatan/rehabilitasi jalan lingkungan
dengan mempergunakan keberadaan material lokal di
lingkungan perumahan / permukiman, pembangunan air
bersih, pembangunan/rehabilitasi saluran drainase
lingkungan, pembuatan sarana persampahan komunal.
2) Pendekatan penanganan kumuh perkotaan dalam cakupan
wilayah administratif perkotaan dengan cakupan kegiatan
skala kawasan dan skala lingkungan.
3) Pendetilan dari kebijakan dan strategi penanganan kumuh
perkotaan yang tercantum pada RP2KP/ SPPIP atau RKP
(Rencana Kawasan Permukiman) kumuh perkotaan atau
dokumen teknis penanganan kumuh lainnya.
4) Strategi Penanganan kumuh perkotaan untuk jangka waktu
menengah 3 – 5 tahun yang dilaksanakan dalam program dan
kegiatan tahunan.
5) Penanganan yang bersifat partisipatif dengan berbasis
pemberdayaan masyarakat di kawasan kumuh perkotaan.

Kementeriaan PU melalui Ditjen Cipta Karya melakukan fasilitasi


pemerintah daerah dalam upaya Penanganan kawasan
permukiman kumuh perkotaan dengan menitikberatkan kepada
konsep tribina (aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek
lingkungan). Hal tersebut menjadi landasan sinergitas antar level
pemerintah dengan masyarakat dan seluruh pemangku
kepentingan kota untuk merumuskan bentuk kegiatan fisik atau
kegiatan non fisik dalam konsep penanganan kumuh secara
komprehensif.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 12
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Terkait pola pendekatan penanganan fisik dalam hal peningkatan


kualitas permukiman di kawasan kumuh, strategi penanganan
mencakup beberapa kompenen infrastruktur utama yang diatur
sebagai indikator pelayanan infrastruktur permukiman seperti:
1. Keteraturan bangunan
2. Aksesibilitas/ jaringan jalan
3. Drainase
4. Air Minum
5. Air Limbah
6. Persampahan
7. Pengamanan kebakaran
Melalui tahap perencanaan yang tepat dan hasil output yang
terukur diharapkan proses penanganan kawasan permukiman di
kawasan kumuh dapat berjalan secara terpadu dan terintegrasi
sehingga masyarakat pemukim dapat merasakan kehidupan yang
sehat dan tinggal di lingkungan yang layak.

2.1.2.2 Apresiasi dan Inovasi


 Apresiasi
1. Apresiasi Terhadap Kewajiban Konsultan
Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap pelaksanaan “Pekerjaan Review DED Kawasan
Kumuh Perkotaan Kawasan Kediri kabupaten Lombok Barat”
berdasarkan ketentuan perjanjian kerjasama yang telah
ditetapkan.
Konsultan/ pelaksana pekerjaan yang ditunjuk/ pemenang
berkewajiban menyusun produk laporan ini berdasarkan
ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan.
2. Apresiasi Terhadap Fungsi & Peran Ketua Tim (Team
Leader)
Dalam setiap kegiatan, ketua tim adalah individu yang
bertanggung-jawab sepenuhnya terhadap hasil (output)
maupun kualitas kerja tim kontraktor. Untuk itu, penetapan
fungsi dan peran Ketua Tim akan membantu dalam
mempermudah proses pelaksanaan nantinya.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 13
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

 Inovasi
Dalam hal ini akan diformulasikan suatu model pemugaran
yang dilakukan untuk perbaikan dan / atau pembangunan kembali
rumah atau perumahan dan PSU dalam permukiman kumuh agar
menjadi permukiman yang layak huni dan peremajaan
permukiman sebagaimana yang dilakukan untuk mewujudkan
kondisi rumah atau perumahan dan PSU dalam pemukiman
kumuh agar menjadi lebih baik guna melindungi keselamatan dan
keamanan penghuni dan masyarakat sekitar.
Selain memformulasikan pemugaran dan peremajaan perumahan
dan PSU, dilakukan juga penyebaran kuisioner untuk mengetahui
persepsi dan harapan para stokeholder dengan jalan wawancara
(pengisian kuisioner). Responden diambil secara random dengan
sampel pihak masyarakat, pemerintah maupun perencana dan
pengelola real estate. Analisis persepsi dan peran serta masyarakat
tersebut dilakukan dengan softare SPSS 16. Setelah proses analisis
selesai hasilnya disajikan berupa peta-peta spasial tematik dengan
layout yang informatik yang dapat dijalankan dengan desktop.
Program pendukung berupa piranti lunak yakni ArcView 3.4 dan
ErMapper 6.4. juga diginakan dalam hal ini karena dapat
membantu pekerjaan dengan cepat dan pengoprasiannya pun
relative mudah.
Penjelasan masing-masing softare pendukung sebagai berikut :

1. ArcView 3.4.
ArcView adalah salah satu software GIS yang paling banyak
digunakan unutk analisis data spasial dan nonspasial
dalam aplikasi GIS di berbagai bidang seperti: sumber
daya alam, perencanaan kota dan wilayah, kependudukan
dan demografi,maupun pertanahan, lingkungan dan
paiwisata. Dalam aplikasinya.
ArcView terdiri dari: modul standar, analisis spasial, network,
tiga dimensi, maupun analisis citra.
Dengan ArcView kita dapat melakukan beberapa kegiatan
seperti:
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 14
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

- Menampilkan data ArcInfo


- Menampilkan data tabular
- Mengimpor data tabular dan menggabungkannya dengan
data yang sedang ditampilkan

2. ErMapper 6.4
ErMapper 6.4 merupakan software yang digunakan dalam
melakukan suatuproses analisis image dan nantinya
hasilnya merupakan suatu tampilan yang dapat
diaplikasikan dengan software pendukung lainnya. Dalam
proses citra satelit tersedia berbagai macam jenis
perangkat lunak(software) yang dapat menganalisis data
sesuai karakteristik masing-masing. Adapun beberapa
software yang dapat digunakan adalah sebagai berikut
ErMapper, ErdasImagine, ENVI, Arc View dengan Ext.Image
Analysis, PCI, ILWIS, dan softwareimage processing lainnya

3. SPSS 16
Program SPSS 16 merupakan program software statistik yang
dipakai untuk memproses hasil kuesioner dengan lebih mudah
dan cepat.

2.1.3. GAMBARAN UMUM


2.1.1.1. Umum
Kabupaten Lombok Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi
Nusa Tenggara Barat dengan Ibu Kota ialah Gerung.Kabupaten
Lombok Barat terdiri dari 10 Kecamatan, 115 Desa, dan 813 dusun
dengan total luas keseluruhan mencapai 1.053,92 Km2.

2.1.1.2. Geografis, Topografis, administratif


 Geografis
Kabupaten Lombok Barat ini berada di 115,46° - 116,20°
Bujur Timur, dan 8,25° - 8,55° Lintang Selatan. Dengan
luas wilayah sebesar 1.053,92 Km². Berikut peta batas
wilayah Kabupaten Lombok Barat.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 15
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Utara : Kabupaten Lombok Utara


Selatan : Samudra Hindia
Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram
Timur : Kabupaten Lombok Tengah

Tabel 2.2. Luas Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013


Kecamatan Luas Wilayah Persentase
District Area(Km2) Percentage (%)

(1) (2) (3)


1. SEKOTONG 529,38 50,23
2. LEMBAR 62,66 5,95
3. GERUNG 62,30 5,91
4. LABUAPI 28,33 2,69
5. KEDIRI 21,64 2,05
6. KURIPAN 21,56 2,05
7. NARMADA 107,62 10,21
8. LINGSAR 96,58 9,16
9. GUNUNGSARI 89,58 8,51
10. BATU LAYAR 34,11 3,24

Jumlah/ Total 1.053,92 100,00

Sumber : Kecamatan Lombok Barat Dalam Angka, 2014

Berdasaran tabel diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan di


Kabupaten Lombok barat yang memiliki wilayah paling luas
berturut-turut sebagai berikut : Kecamatan Sekotong seluas
529,38 Km2, Kecamatan Narmada seluas 107,62 Km2, dan
Kecamatan Lingsar seluas 96,58 Km2, sedangkan Wilayah yang
memiliki luas paling sempit di Kabupaten Lombok Barat adalah
Kecamatan Kuripan dengan luas 21,56 Km2.

Ditinjau dari keadaan geografisnya, Kabupaten Lombok Barat


dibagi menjadi :

1. Daerah Pegunungan, yaitu gugusan pegunungan yang


membentang dari Kecamatan Lingsar sampai Kecamatan
Narmada, gugusan pegunungan ini merupakan sumber air
sungai yang mengalir ke wilayah bagian tengah dan bermuara
di pantai barat.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 16
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

2. Daerah berbukit-bukit yang terletak di bagian selatan meliputi


Kecamatan Sekotong dan Kecamatan Lembar di bagian
selatan.
3. Daerah Dataran Rendah, yang terdapat di bagian tengah yang
membentang dari perbatasan ujung Timur dengan ujung
Barat.

 Topografis
Wilayah Kabupaten Lombok Barat sebagian besar berada pada
ketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut, yaitu
sebesar 74,33%, sedangkan yang ketinggian melebihi 1.000
meter sebesar 7,91% dari luas wilayah Kabupaten Lombok
Barat. Kemiringan tanah merupakan suatu factor yang sangat
perlu dipertimbangkan di dalam segala kegiatan pembangunan,
terutama pembangunan yang bersifat fisik. Hal ini mengingat
lereng atau kemiringan tanah sangat berpengaruh terhadap
erosi permukaan tahan. Semakin besar kemiringan tanah, akan
semakin cepat aliran permukaan dan semakin besar daya
angkut dari aliran tersebut.

Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Lombok Barat sangat


bervariasi dan diklasifikasikan dalam 4 (empat) kemiringan.
Tingkat kemiringan yang paling luas 0 – 2% mencapai sekitar
31.841 ha atau 37,33 % dari luas Kabupaten Lombok Barat,
kemiringan 2 – 15 % mencapai luas 10.657 ha atau 12,49 % dari
luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, kemiringan 15 – 40 %
seluas 25.920 ha atau 30,39 % dari luas Kabupaten Lombok
Barat, dan kemiringan lahan > 40 % seluas 16.883 ha atau
19,49 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 17
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Tabel 2.3. Luas Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013


No Ketinggian Luas Wilayah (ha) Persentase
(%)
1 Kemiringan
0–2% 31.841 37,33
2 – 15 % 10.657 12.49
15 – 40 % 25.920 30,39
> 40 % 16.883 19,79
2 Ketinggian
1 0 – 100 m dpl 34.800 40.80
2 100 – 500 m dpl 40.966 48.03
3 500 – 1.000 m dpl 8.650 10.14

4 > 1.000 m dpl 885 1.04


Sumber : Kecamatan Lombok Barat Dalam Angka, 2014

2.1.1.3. RTRW Kabupaten Lombok Barat


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten merupakan bagian
dari Sistem Perencanaan Tata Ruang Nasional, dimana diataur
dalam Undang-Undang No 29 tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Pada tingkat Kabupaten, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Kabupaten Lebih berwawasan Fisik, sedangkan pada tingkat
Nasional, Strategi Nasional Pengembangan Tata Ruang (SNPPTR)
lebih berwawasan social ekonomi.

Penyusunsn Rencana Tata Ruang (RTRW) Kabupaten Lombok Barat


yang dipayungi oleh RTRW Propinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan wahana untuk memberiakan arahan dalam
pemanfaatan ruang Kabupaten Lombok Barat. Selain itu dalam
RTRW Kabupaten Lombok Barat dirumuskan pula arahan lokasi
untuk sektor-sektor kegiatan pembangunan serta kawasan-kawasan
yang diperioritaskan. Pengembangan RTRW Kabupaten Lombok
Barat diarahkan untuk memantapkan serta menentukan bentuk
pola pengembangan penataan ruang wilayah yang efisien, efektif,
optimal dan berkesinambungan, serta disesuaikan dengan
kebutuhan Kabupaten Lombok Barat dan kemampuan daya dukung
lingkungannya, yang dilakukan melalui pendekatan antar dan inter
wilayah.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 18
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Barat


tersebut diatur setelah memperhatikan keberadaan kawasan
lindung, kawasan budidaya, kawasan kota, termasuk
pengembangan kawasan perioritas. Kawasan lindung diarahkan
untuk memelihara dan menjaga kelestarian fungsi kawasan lindung
untuk menjamin ketersediaan dan menjaga fungsi hidrologi tanah,
unsure hara air tanah dan air permukaan. Adapun tujuan
pengembangan Tata Ruang Kabupaten Lombok Barat adalah
Menyeimbangkan pertumbuhan antar dan inter wilayah melalui
pemerataan pembangunan, peningkatan perdagangan antar daerah
serta peningkatan peluang investasi.

Akselerasi pembangunan ekonomi pada era otonomi daerah yang


berorientasi pada peningkatan daya serap investasi daerah di
Kabupaten Lombok Barat, menyebabkan terjadinya ekpansi aktivitas
ekonomi yang cukup signifikan. Hal ini terutama terjadi pada ruang-
ruang wilayah tempat terkonsentrasinya sumberdaya alam dan
alokasi-alokasi sumberdaya ekonomi, kondisi ini sangat
berpengaruh pada pola struktur ruang wilayah dan distribusi
penggunaan lahan daerah.

Distribusi alokasi fasilitasi dan utilitas aerah sebagai upaya


pemenuhan tingkat pelayanan pada daerah-daerah terpencil juga
merupakan tantangan yang sangat berarti bagi penataan ruang di
Kabupaten Lombok Barat. Tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk dari tahun ke tahun sangat berpengaruh pada
melonjaknya kebutuhan akan perumahan dan infrastruktur lainnya.
Secara kualitas hal ini berdampak pada ekpansi penggunaan ruang
untuk kebutuhan konservasi alam dan lahan pertanian yang
dijadikan areal perumahan.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 19
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Tabel 2.4. Luas Tanah di Kabupaten Lombok Barat Menurut Penggunaan


Lahan
Penggunaan Lahan/
Land Usage (Ha)
Kecamatan Jumlah
District Sawah Bukan Lahan Bukan Total
Wetland Sawah Pertanian
Non Wetland Non Wetland

(1) (2) (3) (4) (5)


1. SEKOTONG 3.040 22.590 7.415 33.045
2. LEMBAR 2.090 3.422 1.517 7.029
3. GERUNG 2.632 2.402 1.196 6.230
4. LABUAPI 1.456 461 836 2.753
5. KEDIRI 1.455 246 463 2.164
6. KURIPAN 1.072 610 474 2.156
7. NARMADA 2.242 3.646 4.874 10.762
8. LINGSAR 1.849 3.221 4.588 9.658
9. GUNUNGSARI 905 4.017 4.052 8.974
10. BATU LAYAR 260 2.159 992 3.411

Jumlah/ Total 17.001 42.774 26.407 86.182

Sumber : Kecamatan Lombok Barat Dalam Angka, 2014

Strategi Penataan Ruang Kabupaten Lombok Barat yang tertuang


dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2011 – 2031
adalah sebagai berikut :

1. Strategi pengembangan wilayah yang berbasis tanaman pangan


dan holtikultura.
2. Strategi peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah
dengan konsep agroindustri di kecamatan Narmada, Lingsar,
Gerung, Labuapi, Lembar dan Gunung Sari.
3. Strategi pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis
potensi alam dan budaya
4. Strategi pengembangan kawasan potensi pertambangan dengan
berwawasan ramah lingkungan dan berkelanjutan
5. Strategi penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT]
II - 20
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

ekonomi perkotaan
6. Strategi pengembangan sistim prasarana wilayah yang
mendukung pemasaran hasil pertanian
7. Strategi pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan
peruntukan lahan
8. Strategi pengembagan kawasan budidaya
9. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan
keamanan.
Rencana Struktur Ruang wilayah Kabupaten Lombok Barat dilihat
dari wilayah pusat-pusat kegiatan adalah sebagai berikut :

a. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) yaitu di kota Gerung


b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi Lembar dan Narmada
c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) meliputi Gunungsari,
Kediri dan Sekotong
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Batulayar, Lingsar,
Labuapi, Kuripan dan Pelangan.
e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi Labuahan Poh,
Kedaro, Sekotong Barat, Batu Putih, Buwun Mas, Sekotong
Timur, Mareje, Kebun Ayu, Tempos, Banyumulek,
Karangbongkot, Bengkel, Dasan Tereng, Keru, Lembah Sempage,
Batukumbung, Segerongan, Duman, Penimbung, Mambalan dan
Senggigi.

Berikut peta tata ruang di Kabupaten Lombok Barat


[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 21
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Gambar 2.1. Peta Tata Guna Lahan di Kabupaten Lombok Barat


[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 22
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Berdasarkan peta tata ruang di atas, dapat di lihat bahwa Kecamatan


Kediri merupakan wilayah yangpenggunaan lahannya di dominasi oleh
permukiman penduduk.

2.1.1.4. Demografi (Kependudukan)


Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya
melalui pengendalian kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insane
dan sumber daya manusia. Karakteristik pembangunan sumbaer daya
manusia dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk dan
pengembangan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang
berkualitas.

Jumlah Penduduk Kabupaten Lombok Barat sebesari 620.412 jiwa (2013).


Dengan luas wilayah 1.053,92 Km2. kepadatan penduduk Kabupaten
Lombok Barat mencapai 582 jiwa/Km2, dimana Kecamatan Kediri
merupakan Kecamatan tertinggi kepadatan penduduknya yakni 2.561
jiwa/Km2 disusul Kecamatan Labuapi 2.195 jiwa/Km2 dan terendah
Kecamatan Sekotong sebesar 109 jiwa/Km2, dengan laju rata-rata
pertumbuhan peduduk sebesar 1,49.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 23
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Tabel 2.5. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin di
Kabupaten Lombok Barat
Rasio Jenis
Kecamatan Jumlah
Laki-laki Perempuan Kelamin
District Total
Male Female Sex Ratio

(1) (2) (3) (4) (5)


1. SEKOTONG 28.936 29.218 58.154 99,03
2. LEMBAR 22.491 23.507 45.998 95,68
3. GERUNG 36.450 40.557 77.007 89,87
4. LABUAPI 30.624 32.294 62.918 94,83
5. KEDIRI 27.356 28.714 56.070 95,27
6. KURIPAN 17.328 17.887 35.215 96,87
7. NARMADA 44.266 46.775 91.041 94,64
8. LINGSAR 32.067 33.610 65.677 95,41
9. GUNUNGSARI 40.241 41.117 81.358 97,87
10. BATU LAYAR 23.451 23.523 46.974 99,70

Jumlah/ Total 303.210 317.202 620.412 95,59

2012 300.364 312.797 613.161 96,03

2011 296.680 309.797 606.044 95,90

2010 293.528 306.458 599.986 95,78

2009 299.255 312.449 611.704 95,78

Sumber : Kecamatan Lombok Barat Dalam Angka, 2014

2.1.1.5. Prasaranan Kota


 Persampahan
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Lombok Barat saat ini ditangani
oleh Dinas Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Barat dan
didukung oleh masyarakat. Sampai saat ini Dinas Kebersihan
Kabupaten Lombok Barat baru mengelola cakupan wilayah antara lain:
perumahan, pasar, tempat umum, terminal dan ruas jalan.
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berupa penanganan
sampah di rumah masing-masing, tetapi belum dilakukan pemilahan di
tingkat rumah tangga, belum ada partisipasi secara khusus. Sebagian
besar masyarakat melakukan pemusnahan sendiri dengan cara
ditimbun (10 %) atau dibakar (40%), terutama pada permukiman dengan
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 24
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

tingkat kepadatan penduduk yang rendah. Pengelolaan sampah


melibatkan perempuan terutama di tingkat rumah tangga, sementara di
tingkat kelurahan dan kecamatan umumnya dikelola oleh laki-laki.

 Drainase
Kabupaten Lombok Barat menempati bentang alam dengan topografi
datar, elevasi berkisar antara 2-4 meter di atas permukaan laut (dpl).
Wilayah ini hampir 50% lahannyan berupa rawa dengan air yang
cenderung stagnan (tidak mengalir), sehingga pada musim penghujan
sering terjadi air pasang. Periode air pasang pada umumnya berkisar
antara 1-12 jam. Fenomena alam seperti ini tentunya memerlukan
sistem drainase yang baik agar aliran permukaan (run off) dapat
terkontrol dengan baik pula.

Pada saat ini, sistem drainase yang ada di Kabupaten Lombok Barat
dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tipe, yaitu:

1) Kolam retensi (ponds)


2) Saluran primer (primary channels)
3) Saluran sekunder (secondary channels)
4) Saluran tersier (tertiary channels)

Keberadaan sistem drainase tersebut ternyata belum mampu mencegah


luapan air pada musim penghujan.

Dengan semakin pesatnya pembangunan Kabupaten Lombok Barat


sebagai dampak dari eskalasi pertumbuhan ekonomi wilayah yang cepat,
yang berpengaruh pada perubahan-perubahan tata guna lahan, dan
kondisi topografi Kabupaten Lombok Barat yang relatif datar,
berimplikasi pada sistem drainase perkotaan akibat perubahan sifat
tanah yang sebelumnya lolos air (permeable) menjadi bersifat kedap air
(impermeable). Kondisi ini sering ditunjukkan dengan fenomena luapan
air (overtapping) dari saluran drainase yang memenuhi jalan-jalan,
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 25
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

sehingga terjadi banjir dan/atau aliran air sepanjang jalan, maupun


genangan-genangan yang sangat menggangu aktivitas warga sehari-hari
terutama daerah yang memiliki kemiringan yang landai dengan kisaran
0 – 5 %.

Wilayah Kabupaten Lombok Barat memiliki 4 (empat) buah sungai yang


merupakan drainase utama untuk mengalirkan air hujan yang berasal
dari Daerah Aliran Sungai (DAS) dan air limbah dari masyarakat kota.
Ke empat sungai yang mengalir di dalam Kabupaten Lombok Barat
merupakan muara dari saluran drainase yang ada di Kabupaten Lombok
Barat dengan hirarki saluran drainase sebagai berikut :

 Saluran induk (primer) adalah saluran drainase yang bermuara pada


sungai atau badan air lainnya;
 Saluran sekunder adalah saluran drainase yang bermuara pada
saluran induk atau saluran primer drainase;
 Saluran tersier adalah saluran drainase yang bermuara pada saluran
skunder drainase.

Secara Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat dalam


pelaksanaan rogram penyehatan lingkungan permukiman melakukan
penanganan Drainase untuk pemeliharaan saluran drainase alam,
rehabilitasi saluran dan pembuatan saluran drainase pada beberapa
wilayah di Kabupaten Lombok Barat.

Keterlibatan masyarakat didalam melakukan pemeliharaan saluran


drainase merupakan suatu kewajaran yang semestinya dilakukan,
mengingat pemeliharaan saluran drainase ini tentunya sangat
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dari tempat tinggal
masyarakat setempat, terutama di musim penghujan. Keterlibatan
masyarakat dengan memberikan dukungan dan bantuan tenaga saat
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang cukup baik
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 26
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Tabel 2.6. Lokasi Potensi Genangan di Kabupaten Lombok Barat


Lokasi Lama Frekuensi
Luas Tinggi
No Genangan/ Genangan/
Kecamatan No Desa (km²) cm
Tahun Tahun

1 Pelangan 3 100 1 jam


1 Sekotong Sekotong
2 10 100 1 jam
Tengah
1 Sekotong Timur 2 100 1 jam
2 Lembar 2 Lembar 3 100 1 jam
3 Labuhan Tereng 10,6 100 1 jam
1 Perampuan 1.15 100 1 jam 1
3 Labuapi 2 Karang Bongkot 1,35 100 1 jam 1
3 Telaga Waru 2 100 1 jam 1
4 Kediri 1 Banyumulek 3 100 1
5 Narmada 1 Badrain 1,5 25 0,5 jam
6 Lingsar 1 Duman 2 100 0,5
Gunung 1 Taman Sari 2 50 24 jam 1
7
Sari 2 Gunung Sari 0,3 50 3 jam 1
8 Batu Layar 1 Meninting 1,02 100 1 jam 1
2 Senteluk 2,88 100 1 jam 1
Sumber : SSK kabupaten lombok Barat 2012

 Air Bersih

Pelayanan air bersih untuk kebutuhan di Kabupaten Lombok Barat


terdiri atas sistem perpipaan dan non perpipaan. Data tahun 2015
menunjukkan bahwa pelayanan perpipaan belum dapat melayani
seluruh masyarakat, sebagian masyarakat yang belum terlayani air
bersih PDAM masih memanfaatkan air permukaan (sungai, air tanah,
sumur). Oleh karena masih banyak rumah tangga yang menggunakan
air bersih selain ledeng, maka dikhawatirkan air bersih yang digunakan
tidak memenuhi persyaratan dilihat secara fisik, kimiawi, maupun
bakteriologi ataupun air yang mengalami pencemaran. Berikut data
cakupan layanan air bersih PDAM di Kabupaten Lombok Barat.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 27
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Tabel 2.7. Cakupan Layanan Air Bersih PDAM Kab. Lombok Barat
Sistem SPAM Jumlah Jumlah Penduduk Tingkat
No Menurut Penduduk Sambungan Terlayani Pelayanan
Kecamatan (jiwa) (SR) (jiwa) (%)

Kab. Lombok Barat


1
Bagian Selatan
1.Labuapi 62.183 6.743 39.385 63,34
2.Gerung dan 25,25
110.906 5.565 28.005
Kuripan
3.Kediri 55.414 3.450 17.295 31,21
4.Lembar 45.461 22.667 11.515 25,33
Kab. Lombok Barat
2
Bagian Utara
1.Gunungsari 80.409 6.225 32.205 40,05
2.Batu layar 46.427 3.564 17.910 38,58
Narmada dan 16
3 154.885 4.830 24.780
Lingsar
Sumber : PDAM Menang 2015

2.1.1.6. Kesehatan Masyarakat


Meningkatnya kemajuan tehnologi dan pembangunan diharapkan mampu
meningkatkan kualitas kesehatan penduduk secara signifikan dan mampu
menurunkan angka kematian. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah
berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan sarana kesehatan
secara merata, penyediaan sarana kesehatan meliputi rumah sakit,
puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, polindes
dan pelayanan kesehatan swasta. Banyaknya sarana dan prasarana
kesehatan ini mengalami penurunan karena sarana kesehatan seperti
puskesmas keliling, balai pengobatan dan toko obat mengalami kerusakan
dan tidak dapat beroperasi. Banyaknya sarana dan prasarana kesehatan di
Kabupaten Lombok Barat terlihat pada table berikut.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 28
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Tabel 2.8. Banyaknya Rumah Sakit dan Unit Pelayanan Kesehatan Lainnya Per
Kecamatan
Rumah Sakit
Puskesma Puslin
Kecamatan Jiw Kust Pustu
Umum Bersalin s g
a a
1 Sekotong - - - - 2 3 6
2 Lembar - - - - 1 1 5
3 Gerung 1 - - - 2 2 9
4 Labuapi - - - - 2 2 5
5 Kediri - - - - 1 2 3
6 Kuripan - - - - 1 1 5
7 Narmada - - - - 2 2 8
8 Lingsar - - - - 2 2 6
9 Gunungsari - - - - 2 2 7
1
Batu Layar - - - - 1 1 3
0
Jumlah 1 - - - 16 18 57
2012 1 - - - 16 17 57
2011 1 - - - 16 18 59
2010 1 - - - 15 15 58
2009 1 - - - 15 17 57
Sumber : Lombok Barat Dalam Angka 2014
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 29
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

2.2. URAIAN PENDEKATAN,


METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA
2.2.1. PENEDEKATAN OPERASIONAL
Untuk pelaksanaan pekerjaan “Review DED Kawasan Kumuh Perkotaan
Kawasan Kediri Kabupaten Lombok Barat” ini, agar tercapai hasil kerja
yang baik PT. MAZA PRADITA SARANA, akan menyiapkan rencana
operasional proyek yang seefektif dan seefisien mungkin. Unsur-unsur utama
yang mendukung dan mempengaruhi jalannya operasional proyek meliputi :
a. Personil (Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang)
Tenaga Ahli merupakan unsur utama dalam pelaksanaan pekerjaan
perencanaan. Agar diperoleh hasil yang baik, penyedia jasa akan
menempatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan
pekerjaan, yang sudah berpengalaman dalam menangani proyek-proyek
yang sejenis.
Para tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya akan didukung oleh tenaga
pendukung (Supporting Staff) yang handal dan berpengalaman dalam sub
bidang masing-masing untuk membantu kerja tenaga - tenaga ahli tersebut
di atas sehingga bisa dengan cepat dan akurat mencapai target yang
direncanakan.

b. Organisasi
Demi tercapainya target pekerjaan yang telah ditentukan, diperlukan suatu
organisasi pelaksanaan, yang akan mengatur tugas dan tanggung jawab,
serta jalur-jalur perintah dan koordinasi dari masing-masing tenaga ahli.
Dengan adanya organisasi yang baik diharapkan akan didapatkan suatu
sistem kerja yang efisien sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dikerjakan
secara tepat waktu dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Selain organisasi internal tim Konsultan, demi lancarnya proses koordinasi
harus dibentuk juga Organisasi Proyek yang melibatkan minimal dengan
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 30
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

pihak Pemberi Kerja. Organisasi pelaksana pekerjaan akan dipimpin oleh


seorang Ketua Tim (Team Leader) yang akan membawahi tenaga-tenaga
ahli dan unsur-unsur pelaksana pekerjaan lainnya yang ada.

c. Sistem Kordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini, PT. MAZA PRADITA
SARANA akan selalu berhubungan dengan pihak-pihak maupun berbagai
instansi yang terkait, baik dalam rangka pengumpulan data maupun saat
konfirmasi hasil kegiatan yang berkaitan dengan wewenang dan tanggung
jawab instansi yang terkait.
Koordinasi yang baik dengan pihak-pihak yang terkait akan sangat
diperlukan demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Dan untuk
menghindarkan terjadinya kesalahan persepsi dan demi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan, maka dalam setiap pengambilan keputusan
penting, Konsultan akan selalu berkoordinasi dengan Direksi Pekerjaan.
Diskusi dan pertemuan-pertemuan dengan Direksi akan selalu
ditindaklanjuti dengan Berita Acara Pertemuan/Diskusi.

d. Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja baik fasilitas kegiatan lapangan maupun fasilitas kegiatan
kantor akan disediakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
dalam Kerangka Acuan Kerja.
Dalam hal untuk meningkatkan kualitas hasil dan efisiensi kerja apabila
dimungkinkan Konsultan akan menambah atau meningkatkan
kualitas/spesifikasi peralatan yang digunakan. Secara garis besar fasilitas
kerja yang akan digunakan berupa :
 Peralatan Survey dan Investigasi
 Peralatan kantor
 Perangkat lunak program komputer (software)
 Peralatan Transportasi (mobil, sepeda motor)
 Peralatan telekomunikasi
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 31
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

2.2.2. METODOLOGI
2.2.2. 1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder
dan primer.
 Pengumpulan data sekunder
Pengumpulan data sekunder dapat diperoleh dengan telaah dokumen.
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data-data sekunder yang
berbentuk dokumen. Dokumen yang ditelaah adalah dokumen yang
berkaitan dengan morfologi kawasan dan perkembangan lokasi
kegiatan.
 Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer dilakukan untuk mengetahui informasi
yang tidak diperoleh dalam pengumpulan data sekunder dengan
kegiatan survei dan observasi lapangan. Survei dilakukan dengan
menggunakan wawancara dan Observasi Lapangan.
 Wawancara
Wawancara yang akan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling dimana, responden yang dimaksud hanya terbatas pada
para pelaku pembangunan yakni pemerintah Bappeda (Kepala
Bidang Perencanaan Wilayah)
 Observasi Lapangan
Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat atau
mengamati perubahan fenomena pertumbuhan kawasan
khususnya kawasan perumahan dan permukiman yang kemudian
dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut. Peneliti
berperan sebagai observer dengan melihat objek dan kepekaan
mengungkapkan serta membaca permasalahan yang terjadi.
Teknik pengamatan/observasi ini dipilih karena melalui
pengamatan/observasi diperoleh akan gambaran umum wilayah
penelitian yang dapat dilihat dari bentukan morfologi yang ada seperti
jaringan jalan, fasilitas yang tersedia, pergerakan penduduk yang
mempengaruhi perkembangan kota serta hubungan antar kawasan
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 32
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

yang saling terkait maupun tidak dan penggunaan lahan yang ada
di suatu kawasan.

2.2.2. 2 Proses Penyusunan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan


 Mengenali kondisi kawasan prioritas.
Informasi penting yang perlu diamati dan dicermati pada saat survey,
diantaranya adalah:
 Kegiatan sosial ekonomi masyarakat setempat
 Potensi lahan yang tersedia
 Kondisi ruang terbuka hijau yang tersedia,
 Kondisi jaringan jalan lingkungan dan saluran pada kawasan prioritas
(baik/buruk) dan catat panjang dan lebar setiap ruas jalan berdasarkan
kondisinya.
 Kondisi pelayanan air bersih dan sanitasi pada kawasan prioritas,
seperti: kondisi air, potensi sumberdaya air yang tersedia (air tanah atau
air permukaan)

 Merumuskan hasil akhir kegiatan survei pengamatan lapangan.


Hasil akhir ini perlu disajikan kedalam laporan ringkas yang dilengkapi
peta hasil survey dan berita acara kesepakatan. Perumusan hasil akhir
survei dilakukan oleh TIPP dibawah koordinasi tenaga ahli pendamping
perencanaan partisipatif.

 Melakukan analisis Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (


RTPLP).
Tahapan analisis yang perlu dilakukan, adalah:
 Melakukan penilaian dan selajutnya menyepakati isi kebijakan dan
rencana-rencana pembangunan Kota Tasikmalaya dalam konteks
penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas.
 Mengkaji dan menyepakati upaya penanganan persoalan-persoalan dan
permasalahan pembangunan setiap blok peruntukan lahan dan
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 33
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

bangunan pada kawasan prioritas dalam rangka mewujudkan


lingkungan yang teratur, bersih, sehat dan berjatidiri.
 Mengkaji dan menyepakati pemanfaatan potensi lahan untuk Penataan
Lingkungan blok peruntukan perumahan, industri kerajinan, pelestarian
kawasan bersejarah, pariwisata dll.
 Melakukan analisis kebutuhan dasar dan kebutuhan program
pembangunan setiap blok peruntukan pada kawasan prioritas, seperti
kebutuhan penanganan sampah, peningkatan jalan lingkungan dan
saluran, pemenuhan kebutuhan air bersih, penataan bangunan,
peremajaan kawasan, penanganan dan pemulihan kerusakan
lingkungan, pengamanan area konservasi, dll. Kegiatan analisis ini perlu
mengacu pada standar-standar teknis perencanaan pembangunan
kawasan.
 Melakukan analisis kebutuhan pembentukan kelembagaan baru,
sebagai pengelola pembangunan pada tingkat komunitas.
 Merumuskan laporan hasil kegiatan analisis di atas yang disajikan
kedalam tulisan ringkas yang dilengkapi peta-peta analisis dan berita
acara kesepakatan. Perumusan laporan kegiatan dilakukan oleh TIPP
dibawah koordinasi tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif.

 Menyepakati rencana penataan bangunan dan lingkungan.


Rencana ini, menguraikan aturan-aturan kesepakatan rencana penataan
bangunan dan lingkungan, dalam rangka mewujudkan lingkungan yang
teratur, bersih, sehat, produktif dan berjatidiri. Pada tahap ini diharapkan
masyarakat dapat memahami dan mampu secara mandiri mengelola
pembangunan lingkungan yang berkelanjutan.

2.2.2. 3 Dasar Hukum


Dasar hukum dari RTPLP ini adalah perundang-undangan dan peraturan
sebagai berikut :
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 34
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang


Konservasi Sumberdaya Alam dan Hayati;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang
Sungai;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1996 tentang
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Penataan Ruang;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2002 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan
Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 35
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 tentang


Irigasi;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman nasional,
Taman Hutan Raya, dan Taman wisata Alam;
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 36
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

2.3. JADWAL PELAKSANAAN


PEKERJAAN
JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN
No URAIAN KEGIATAN BULAN KE -1
1 2 3 4
I. TAHAP PERSIAPAN
1 Persiapan dan Mobilisasi
2 Investasi Data Awal
3 Survey lapangan

II. PENGUMPULAN DATA, SURVEY & INVESTIGASI


1 Koordinasi Kerja dengan Instansi Terkait
2 Survey Pendahuluan
3 Survey Analisa dan Data Lapangan (Topografi)

III. KAJIAN DAN ANALISIS


1 Analisis Hasil Survey
2 Desain, BOQ dan Rencana Anggaran Biaya

IV. PELAPORAN
1 Penyusunan Pembuatan Laporan Pemetaan dan Gambar
2 Penyusunan Pembuatan Laporan RAB

V. ASISTENSI
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 37
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

2.4. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


Dalam melaksanakan pekerjaan ”Review DED Kawasan Kumuh Perkotaan Kawasan
Kediri Kabupaten Lombok barat”, kami dari PT. MAZA PRADITA SARANA
menyiapkan tim yang berpengalaman baik secara personal di bidangnya dan secara
tim, personil yang kami ajukan dalam pekerjaan ini terdiri dari berbagai disiplin
keilmuan yang berbeda sesuai yang diminta dalam Rencana Anggaran Biaya. Adapun
komposisi tenaga ahli tersebut antara lain :
1) Tenaga Ahli

Tenaga Ahli terdiri dari Seorang Tenaga Ahli yang memiliki Ijazah dan Sertifikat
Keahlian (SKA) dengan latar belakang keilmuan dan keahlian yang berbeda
sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan ” Review DED Kawasan Kumuh
Perkotaan Kawasan Kediri Kabupaten Lombok barat”, dengan uraian
kebutuhan tenaga ahli sebagai berikut :
a) Team Leader
- Team Leader, Strata 1 (S1) Aristektur lulusan universitas atau perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang
keahlian dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh
LPJK. Berpengalaman profesional minimal 3 (Tiga) tahun sesuai
bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja. Tugas utamanya
adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai. Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan melakukan
kajian aspek arsitektur terhadap penyusunan Perencanaan Teknis RTH.

b) Tenaga Ahli Sipil


- Strata 1 (S1) Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 38
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi.
- Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian
dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK.
- Berpengalaman profesional minimal 2 (dua) tahun sesuai bidang
keahlian dilengkapi dengan referensi kerja.
- Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian aspek teknik
sipil dan infrastruktur terhadap penyusunan Perencanaan Teknis RTH.

2) Tenaga Pendukung
Tenaga ahli dan asisten tenaga ahli tersebut diatas dalam pelaksanaan
tugas dibantu oleh tenaga penunjang yang dibutuhkan, diantaranya sebagai
berikut:
a) Draftman
Draftman, adalah lulusan D3/ STM, dengan pengalaman kerja minimal 2
tahun. Tugas utamanya adalah membantu tenaga ahli dalam menyelesaikan
gambar kerja.
b) Administrasi
Administrasi, adalah lulusan SMA/ Umum, dengan pengalaman kerja
minimal 2 tahun. Tugas utamanya adalah membantu menyelesaikan
administrasi dan keuangan.
c) Operator Komputer
Operator Komputer, adalah lulusan SMA/ Umum, dengan pengalaman
kerja minimal 2 tahun. Tugas utamanya adalah membantu menyelesaikan
Tenaga Ahli dalam pembuatan dokument.
d) Estimator, adalah lulusan SMA/ Umum, dengan pengalaman kerja minimal
2 tahun. Tugas utamanya adalah membantu menyelesaikan Tenaga Ahli
dalam pembuatan document BOQ maupun RAB.
e) Surveyor, adalah lulusan SMA/ Umum, dengan pengalaman kerja minimal
2 tahun. Tugas utamanya adalah membantu menyelesaikan Tenaga Ahli
dalam melakukan observasi langsung ke lapangan.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 39
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

f) Juru Ukur, adalah lulusan SMA/ Umum, dengan pengalaman kerja minimal
2 tahun. Tugas utamanya adalah membantu menyelesaikan Tenaga Ahli
dalam memetakan lokasi topografi.
g) Pembantu Juru Ukur, Tugas utamanya adalah membantu juru ukur dalam
menyelesaikan pembuatan peta topografi.
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 40
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

Tabel 2.9. Komposisi Tim dan penugasan (Daftar Personil)

Jumlah
Tenaga ahli Lingkup Posisi
Nama personil Perusahaan Uraian pekerjaan orang
lokal/asing keahlian diusulkan
bulan
TENAGA AHLI

ARDI YUNIARMAN, ST., PT. MAZA LOKAL Ahli Team Leader  mengkoordinasikan seluruh 1 orang
M.Sc. PRADITA Arsitektur tenaga ahli & tenaga penunjang, (2,00 MM)
SARANA menyangkut tugas, hasil yang
akan dicapai (output), jadwal
penugasan dan jadwal output
pekerjaan,
 Memimpin pembahasan yang
dila-kukan bersama Tim Teknis
dan Pihak lain yang terkait,
 Merumuskan kerangka pikir
secara menyeluruh terhadap
pekerjaan yang akan dihasilkan,
 Berkonsentrasi kepada
pekerjaan yang terkait dengan
metode dan rencana jadwal
survei dan skenario pekerjaan
Review Perencanaan Teknis RTH
Taliwang Kabupaten Sumbawa
Barat.
MOH. SYAHRANI, ST PT. MAZA LOKAL Ahli Sipil Quantity  Membantu menyelesaikan 1 orang
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 41
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

PRADITA Engineering analisa BOQ dan RAB (2,00 MM)


SARANA  Membantu tenaga ahli dalam
menyelesaikan pembuatan
laporan
TENAGA PENDUKUNG
DANU IRWAN PT. MAZA LOKAL - CAD Operator  Menuangkan hasil pengukuran 2 orang
FIRMANSYAH PRADITA ke dalam gambar kerja. (2,00 MM)
YAS’AN HAKKI SARANA  Membantu semua tenaga ahli
dalam menyelesaikan
pembuatan laporan.
VIVIN WIJAYANTI PT. MAZA LOKAL - Administrasi  Membantu menyelesaikan 1 orang
PRADITA administrasi proyek dan (2,00 MM)
SARANA keuangan.
 Membantu tenaga ahli dan
tenaga pendukung dalam
urusan administrasi kantor baik
dengan pihak proyek maupun
pihak luar terkait.
 Membantu tenaga ahli dalam
menyelesaikan pembuatan
laporan
WANDA SISKAMTO PT. MAZA LOKAL - OP Komputer  Membantu semua tenaga ahli 1 orang
PRADITA dalam menyelesaikan (2,00 MM)
SARANA pembuatan laporan.
MULYAWAN PT. MAZA LOKAL - Juru Ukur  Membantu dalam melakukan 2 orang
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 42
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

LUKMAN NULHAKIM PRADITA pengukuran topografi (2,00 MM)


SARANA
AGUS MAYADI PT. MAZA LOKAL - Pemb.juru  Membantu juru ukur dalam 6 orang
JUPRIYADI PRADITA ukur melakukan pengukuran (6,00 MM)
MUZAKIR SARANA topografi
FIRMAN WAHYUDI
LALU SAUKAT
NOORBANI
DATU AFRIAN SUTEJA
SETIAWATI PT. MAZA LOKAL - Estimator  Membantu semua tenaga ahli 2 orang
FATMAWATI PRADITA dalam menyelesaikan (2,00 MM)
SARANA pembuatan BOQ dan RAB.
FERI IRAWAN PT. MAZA LOKAL - Surveyor  Membantu dalam observasi 2 orang
LALU EKA HARAS PUTRA PRADITA langsung dilapangan (2,00 MM)
SARANA
[DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS] [REVIEW DED KWS KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT]
II - 43
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

2.5. Jadwal Penugasan Tenaga


JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN
No JABATAN YANG DIUSULKAN NAMA TENAGA BULAN KE -1 BULAN KE -2
1 2 3 4 1 2 3 4
I. TENAGA AHLI
1 Team Leader Ardi Yuniarman, IAI
2 Quantity Engineering Moh. Syahrani, ST

II. TENAGA PENDUKUNG


1 Juru Ukur Mulyawan
2 Juru ukur Lukman Nulhakim
3 Draftman Danu Irwan Firmansyah
4 Draftman Yas'an Hakki
5 Estimator Setiawati
6 Estimator Fatmawati
7 Administrasi Vivin Wijayanti
8 Operator Komputer Wanda Siskamto
9 Surveyor Feri Irawan
10 Surveyor Lalu Eka Haras Putra
11 Pembantu Juru ukur Agus Mayadi
12 Pembantu Juru Ukur Jupriadi
13 Pembantu Juru Ukur Muzakir
14 Pembantu Juru Ukur Firman Wahyudi
15 Pembantu Juru Ukur Lalu Saukat Noorbani
16 Pembantu Juru Ukur Datu Afrian Suteja

Anda mungkin juga menyukai