Term Ok Opel
Term Ok Opel
Berasal dari kata “Thermo” yang berarti panas “Couple” yang bererti pertemuan dari dua buah
benda. Termokopel adalah perangkat yang terdiri dari dua konduktor yang berbeda, biasanya paduan
paduan logam (metal alloy) yang menghasilkan tegangan berbanding lurus dengan perbedaan suhu antara
kedua ujung pasangan konduktor
Pada dunia elektroniaka, termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan suhu dalam bendamenjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana
dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperature dalam
jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas keslahan pengukuran kurang dari 1 C.
Dua termoelemen A dan B dihubungkan dan jika temperature antara junction pertama /cold junction/ dan
kedua /hot junction/ berbeda maka akan timbul arus akibat gaya gerak listrik/EMF/.
Jika cold junction open circuit dan dihubungkan dengan voltmeter dengan impedansi tak
terhingga (besar sekali), seperti yang terlihat dalam gambar 1.2 maka akan terbaca tegangan pada
voltmeter, tegangan tersebut disebut tegangan Seebeck. Jika termokopel digunakan untuk mengukur
temperature hot junction maka tegangan Seebeck pada cold junction, hot junction serta temperature cold
junction harus diketahui terlebih dahulu.
EMF, sebenarnya timbul karena gradient temperature sepanjang kawat yang menghubungkan hot
junction dan cold junction. Dengan mengasumsikan kawat termokopel homogeny maka EMF didapat
akibat perbedaan temperaturhot junction dan cold junction.
Dimana :
Termokopel adalah sebuah alat yang terbuat dari dua jenis kawat dari logam yang berbeda dan
disatukan pada salah satu ujungnya. Ujung ini disebut dengan istilah junction end atau ujung sambungan
dan dapat disebut juga ujung pengukuran (T2). Dua kawat tersebut disebut thermoelemen yang
merupakan kaki-kaki termokopel. Keduanya dibedakan menjadi kaki positif dan kaki negativ. Kemudian,
ujung laun dari masing-masing disebut dengan ‘tail end’ (ujung ekor) atau ‘reference end’ (T1).
Junction end adalah ujung yang digunakan untuk mengukur panas dari media yang hendak
diukur, misalkan ruangan, tungku atau oven dengan suhu 200C sedangkan tail end adalah ujung yang kita
smbungkan dengan rangkaian elektronika dan berada pada suhu ruang. Tail end memiliki dua kutub untuk
pengukuran, yaitu positif dan negatif. T1 dan T2 adalah suhu masing-masing pada posisi tail end dan
junction end.
Perbedaan suhu antara T1 dan T2 dapat diukur padaa kedua kutub positif dan negatif. Oleh
karena itu termokopel termasuk voltage transducer. Termokopel adalah penghasil tegangan yang dapat
diukur pada kedua kutubtail end yang terjadi akibat perbedaan suhu pada T1 dan T2.
Vnet = Vh-Vc
Keterangan :
Vc = tegangan referensi.
Tegangannya terlalu kecil sehingga harus diamplify terlebih dahulu. Selain itu yang terbaca oleh
voltmeter bukan merupakan ekspresi langsung dari temperature dan masih diperlukan konversi. Untuk
mempermudah konversi maka dapat digunakan tabel hubungan teganagan dengan temperature, sebagai
berikut :
Gambar 2 Tabel referensi tegangan ke temperatur
Dalam pengukuran tegangan pada termokopel ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar
tegangan yang didapat tidak nol. Adapun syatnya sebagai berikut :
1. Jika kedua kawat atau thermoelement terbuat dari material yang sam sehingga menyebabkan
tidak adanya perbedaan suhu diantara kedua ujung kawat.
2. Suhu T1 sama dengan T2 sehing mengakibatkan termokopel tidak bias mengukur suhu ruang
karena kedua ujungnya ada pada temperature yang relatif sama, yaitu berada pada suhu
ruang. Oleh karena itu, kita tiba pada kondisi ‘tidak mudahnya’ karena pada dasarnya
temperature pada reference end atau tail end haruslah relatif tetap. Hal ynag mungkin
tentunya sehingga ada istilah cold junction kompensasion untuk mengkompensasi kondisi ini.
Sebuah IC seperti misalnya MAX667 bisa digunkan untuk kompensator.
3. Kontruksi Termokopel
Pada kontruksi kontruksi termokopel ada 2 buah kawat yang terbuat dari material yang berbeda,
salah satu nya digunkan untuk measuring junction /hot reference junction /cold. Pada kawat reference
junction tidak akan mengalami perubahan dan akan tetap pada suhu reference.
1. Eksposed junction (dimana kawat termokopel tidak terproteksi tetapi memiliki waktu tanggap
yang cepat)
2. Ungrounded junction (kawat terproteksi dengan baik tetapi memilik waktu tanggap yang lebih
lambat)
3. Grounded junction (kawt terproteksi dan waktu tanggap cepat)
a. Mudah dibaca, karena memiliki layar yang tidak mudah keruh dan skala yang jelas
b. Respon yang cepat setiap adanya perubahan suhu
c. Akurasi yang tepat dalam pengukuran suhu
d. Baik digunakan untuk pengukuran variasi dengan jarak kurang dari 1cm
e. Termokopel tahan lama
Termokopel cocok untuk mengukur rentang suhu yang besar, sampai 2300◦C. mereka kurang
cocok diplikasikan di mana perbedaan suhu lebih kecil harus diukur dengan akurasi yang tinggi, mislanya
rentang 0-100◦C dengan 0,1◦C akurasi. Contoh penggunaan termokopel yang umum yaitu pada industry
besi dan baja yang dalam pengoperasiannya menggunakan suhu yang tinggi.
Contoh pengaplikasiannya untuk kebutuhan pengukuran suhu pada Teeming Ladle dryer yang
ada di PT Krakatau Posco diambil range pengukuran maksimal suhu ladle 1000◦C. Maka sesuai dengan
range yang akan digunakan pada dryer ini adalah jenis termokopel dengan batas 0◦C - 1000◦C, yaitu
termokopel jenis J memiliki sensitivitas sekitar -52µV/◦C.
Termokopel secara sederhana merupakan perpadduan antara dua logam yang berbeda jenis, yang
persambungan kedua logam diberikan pengkondisian suhu yang berbeda. Setting alat untuk melakukan
kalibrasi yaitu, missal kita sebut saja logam A dan logam B merupakan bahan logam pada termokopel.
Ujung logam A dan B disambungdan ujung yang lainnya dihubungkan kea lat ukur listrik dan
dimasukkan ke dalam kondisi suhu dingin, dan untuk yang dikopel dimasukkan ke suhu panas.
Proses pengkalibrasian termokopel yaitu, setelah setting alat diatas selesai maka langkah awal
adalah mengukur suhu air yang di dalamnya yang di dalamnya diletakkan bagian perssambungan (kopel)
dari termokopel dengan thermometer, setelah thermometer menunjukkan suhu puncak air maka langkah
selanjutnya adalah mengamati besarnya tegangan yang ditimbulkan termokopel pada voltmeter.Langkah
berikutnya adalah membandingkan suhu yang dituinjukkan oleh thermometer dengan tegangan yang
ditimbulkan termokopel, nilai tegangan itulah konbversi suhu yang diukur. Jadi, nilai tegangan itu setara
dengan suhu yang terukur oleh thermometer, sehingga didapatkan nilai tegangan sekian = suhu sekian,
dan proses kalibrasi telah selesai. Dan untuk menentukan suhu berikutnya maka suhu air diturunkan dan
disetarakan dengan nilai tegangan yang timbul., jadi akan didapatkan nilai tegangan dan nilai suhu pada
setiap penurunan suh air. Proses pengkalibrasian dilakukan saperti pada langkah awal yaitu, tegangan
sekian setara dengan suhu sekian.Hasil akhirnya kita mendapatkan alat ukur yaitu termokopel yang telah
sesuai nilainya dengan thermometer yang digunakan untuk mengkalibrasi.
Jawab :
Termokopel Tipe J
Polynomial Coefficients
Ao -0,0488683
A1 19873,145
A2 -218614,54
A3 11569199,8
A4 -264917531
A5 2018441314
T = Ao +a1X+A2x2+A3x3+A4x4+A5x5
= 111,058◦C
2. Udara pada suhu (20±0,5)◦C bertiup di atas cover teeming ladle dryer (50x75±0,1) cm. Suhu
cover dryer dijaga (250±0,5)◦C. Koefisien perpindahan kalor konveksi h = 25 W/m2C. Hitunglah
perpindahan kalor yang terjadi !
Jawab.
Q = h.As.(Tw-T∞)
UQ = Q (p,l,∆t)
UQ = +
+ ∆ ∆
. .∆ . .∆ . .∆
=
+
+ ∆
∆
= 0,17+0,11+0,187
= 0,46 kWatt
Q = h.As.(Tw-T∞)
= 2,156 kWatt