Anda di halaman 1dari 2

Mako, Moka, dan Cici

Rumah ungu di ujung Jalan, pemiliknya senang sekali pelihara hewan. Mako dan
Moka si kucing sangat gembira tinggal di rumah itu, ia senang sekali setiap pagi, siang, dan
malam bisa memakan makanan gratis yang enak dan bisa bermain bersama Hikam
pemiliknya. Mako dan Moka selalu disayang Hikam.

Suatu sore, Mako dan Moka sedang bermain. Hikam baru saja pulang dan datang
membawa seekor kelinci. Kelinci itu Hikam temukan di tempat pembuangan sampah.

“Mako, asik kita akan punya teman baru.” Kata Moka si kucing warna cokelat.

“Iya Moka, pasti akan lebih seru.” Jawab Mako si kucing warna hitam putih.

“Nanti kita main bersama yuk!” Usul Moka.

“Asiiikkkkk, ayo. Nanti kita ajak dia main petak umpet ya.” Jawab Mako kegirangan.

Tak terasa hari sudah malam, waktu Hikam membagikan makan malam untuk hewan-
hewan peliharaannya. Hikam memberi makan kelinci barunya terlebih dahulu, barulah
memberi makan untuk Mako dan Moka. Sepintas terbesit rasa cemburu yang Moka rasakan.
Moka mulai berprasangka Hikam sudah tidak sayang lagi dengan Mako dan dirinya karena
Hikam memberikan makan kelinci pendatang baru itu. Semalaman Moka tidak bisa tidur dan
terus saja mikirkan sikap Hikam orang paling ia sayangi.

Esok paginya, saat sekolah Hikam bermain bersama kelinci itu. Mako dan Moka
datang mendekati Hikam dan kelinci itu. Mako dan Moka ingin berkenalan dan ingin
berrmain bersama kelinci itu. Hikam pun menyambut penuh manja dengan memberikan
Mako dan Moka makanan.

“Halo kelinci, aku Moka. Siapa namamu?” Tanya Moka.

“Hai kelinci, kalau aku Mako” Kata Mako.

“Aku Cici, kelinci kesayangan Hikam.” Jawab Cici.

“Kita semua hewan kesayangan Hikam kok. Aku dan Moka ditemukan Hikam dan
disayangnya. Begitu juga kamu Cici.” Kata Mako.

“Bagaimana kalau kita bermain petak umpat bersama?” Ajak Moka.


“Ayo Cici, kita main!” Ajak Mako menyusul.

“Yasudah ayo.” Jawab Cici.

Mereka pun bermain bersama hingga siang hari. Saat pembagian makanan, Hikam
kembali memberi Cici terlebih dahulu. Moka semakin cemburu melihat Hikam lebih sayang
Cici. Sore harinya Moka mengeluhkan kepada Mako.

“Mako, aku cemburu kenapa sekarang Hikam selalu beri Cici makan duluan daripada kita.”
Keluh Moka.

“Tenang Moka. Itu wajar karena Cici peliharaan baru Hikam, pasti Hikam sekarang ini juga
sayang ke Cici tapi yang aku percaya Hikam juga tidak mungkin melupakan kita.” Kata
Mako.

“Tapi sampai kapan Hikam bisa perhatian lagi ke kita?” Tanya Moka.

“Nanti juga perhatian lagi kok.” Kata Mako menenangkan Moka.

Saat malam tiba, Hikam menghampiri Mako dan Moka. Hikam memberi makan
Mako dan Moka lebih dulu dibandingkan Cici. Mako dan Moka senang sekali mengetahui
Hikam masih perhatian kepada mereka.

“Tuh kan benar Moka, Hikam masih sayang dan perhatian kepada kita.” Kata Mako.

“Iya Mako, aku senang sekali. Hikam masih sama seperti dulu saat menemukan kita di
tempat pembuangan sampah, dia sayang kita, dia rawat kita, dan dia perhatian kepada kita.”
Jawab Moka

“Iya Moka, kita harus bersyukur dalam keadaan apapun. Kalau saja Hikam tidak menemukan
kita pasti kita tidak akan disayang seperti ini.” Kata Mako

Mako dan Moka akhirnya bersyukur atas apapun yang sudah terjadi pada mereka.
Mereka pun menerima kehadiran Cici dengan baik dan gembira. Begitu pun dengan Cici
yang akhirnya mendekatkan diri ke Mako dan Moka. Mako, Moka, dan Cici sangat bersyukur
karena telah dipelihara dan disayang oleh Hikam yang baik hati.

Anda mungkin juga menyukai