Anda di halaman 1dari 2

PROLOG

KESIAPAN ORANGTUA DAN ANAK USIA DINI MASUK SEKOLAH

Risanita Fardian Farid, M.Psi., Psikolog

Pendidikan dasar, khususnya sekolah dasar (SD), adalah hak dasar anak. Hal ini berarti semua
anak dalam rentang usia tertentu harus melaksanakan kewajiban belajar. Orangtua bertanggung jawab
untuk mengirim anaknya bersekolah. [ CITATION Pri16 \l 1057 ] Transisi dari rumah ke sekolah
merupakan satu perubahan besar dalam hidup anak karena anak mulai terlibat dengan institusi sosial
yang lebih luas. Anak akan memasuki lingkungan sosial baru dan harus beradaptasi dengan aturan dan
peran perdananya sebagai murid sekolah.
Untuk masuk SD, tentunya anak perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Lantas apa saja hal yang
perlu orangtua siapkan untuk anak yang akan masuk SD? Jawaban atas pertanyaan tersebut pastinya
beragam, dari membiasakan bangun pagi, menyiapkan pakaian, membelikan alat tulis, buku, seragam
dan sebagainya. Namun jawaban yang paling banyak biasanya adalah “menyiapkan anak supaya bisa
membaca, menulis, dan berhitung (calistung)”. Hal ini karena kebanyakan orangtua beranggapan
bahwa, kemampuan calistung merupakan persyaratan anak bisa masuk SD. Mungkin karena ada
orangtua yang berpandangan, di SD itu hanya mau menerima murid yang sudah bisa calistung. Maka
tidak heran, ketika anak TK sudah mendekati usia sekolah, ada banyak netizen berkomentar “(anaknya)
harus mahir baca tulis hitung!”.
Kemampuan calistung memang dibutuhkan anak di SD, tetapi mempersiapkan ananda untuk
menekuni pendidikan di SD bukan sekadar urusan lancar membaca, menulis, dan berhitung saja.
Banyak kemampuan lain yang perlu dipersiapkan sebelum anak masuk SD. Misalnya, sejauh mana
kemandirian anak dengan tidak lagi bergantung pada ibu, nenek, atau pengasuhnya; mau berbagi
kepada teman; mau bersosialisasi alias bergaul dengan teman lain, tidak malu, dll. Kemampuan ini
justru lebih diperlukan anak yang akan masuk SD. Dengan kata lain, kesiapan anak masuk sekolah
dasar haruslah menggabungkan kemampuan dari aspek perkembangannya, meliputi fisik, kecerdasan,
sosial-emosional, hingga bahasa.
Sementara itu, kesiapan sekolah bukan melulu dititikberatkan kepada kompetensi dan aspek
perkembangan si anak saja lho! Pertimbangan terhadap kesiapan dari keluarga dan kesiapan sekolah
juga penting dalam menentukan kesiapan anak masuk SD. Pengalaman sekolah, apalagi bagi anak
pertama, akan membawa warna baru bagi kehidupan keluarga. Seberapa siap ibu dan ayah menjalani
peran sebagai orangtua dengan anak SD? Misalnya, mengantar jemput anak sekolah, mendampingi
belajar, belum lagi jika kedua orangtua bekerja, banyak sekali hal-hal yang perlu keluarga siapkan
bukan? Begitu juga dengan pihak sekolah. Sejatinya orangtua perlu paham betul program pembelajaran
yang dimiliki sekolah untuk menunjang pengembangan potensi diri anak selama di SD.
Lantas apa yang perlu dilakukan ibu dan ayah untuk mempersiapkan ananda tercinta yang akan
masuk SD? Bagaimana mengetahui anak yang telah siap sekolah? Adakah hal yang harus dihindari
oleh ibu dan ayah selama mempersiapkan anak siap sekolah? Apa saja hal yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih sekolah?

Sumber Referensi
[1] P. L. Prianto, “Sahabat Keluarga Kemendikbud,” 24 Juni 2016. [Online]. Available:
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/uploads/Dokumen/4009_2016-08-24/32%20KESIAPAN
%20ANAK%20BERSEKOLAH.pdf. [Diakses 15 Juni 2021].

[2] D. Smart, A. Sanson, J. Baxter, B. Edwards dan A. Hayes, “Home-to-School Transitions for Financially
Disadvatage Children: Final Report,” Australian Institute of Family Studies, Sydney, 2008.

[3] T. Ionescu dan O. Benga, “Reconceptualizing Early Education on Scientific Grounds: School Readiness in
Focus,” Cognitive, Brain, & Behavior, vol. 11 , no. 1, pp. 49-65, 2007.

Anda mungkin juga menyukai