I Gede Wahyu Wiranata - R2
I Gede Wahyu Wiranata - R2
COVER
Oleh :
Oleh :
Skripsi ini telah melalui Bimbingan dan Pengujian Hasil, disetujui untuk
diujikan pada Ujian Skripsi
di
Program Studi D4 Teknik Otomasi
Jurusan Teknik Elektro - Politeknik Negeri Bali
Disetujui Oleh :
Ida Bagus Irawan Purnama, ST., M.Sc., Ph.D. I Made Sumerta Yasa, ST., MT.
NIP. 197602142002121001 NIP. 196112271988111001
i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Oleh :
Diketahui Oleh:
Ketua Program Studi Teknik Otomasi
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi dengan
judul:
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah Skripsi ini tidak terdapat
karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar di suatu perguruan
tinggi, dan atau sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah Skripsi ini, dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, dengan ini saya menyatakan
menarik Skripsi yang saya ajukan sebagai hasil karya saya.
Materai
10 ribu
iii
ABSTRAK
Salah satu inovasi teknologi untuk bercocok tanam di lahan pertanian adalah
pemanfaatan Internet of Things (IoT). Penerapan teknologi smart farming berbasis IoT
ini perlu dikolaborasikan dengan teknologi LoRa untuk dapat menjangkau wilayah yang
lebih luas dalam hal pengiriman data parameter yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Namun pada penerapannya, perubahan parameter LoRa sangat berpengaruh
dalam hal pengiriman data. Penelitian ini melakukan pengujian pengaruh perubahan
perameter jarak terhadap nilai Received Signal Strength Indication (RSSI), daya sinyal,
dan daya yang dikonsumsi oleh perangkat LoRa pada lingkungan outdoor. Perangkat
LoRa yang diuji dan dibandingkan yaitu TTGO ESP32 LoRa dan Heltec Cube Cell.
Pengujian dilakukan pada perkebunan jeruk menggunakan 2 skenario yaitu Line of
Sight (LOS) dan Non Line of Sight (NLOS) dengan perubahan parameter jarak antara
transmitter dan receiver yang bervariasi, serta mencari karakteristik lingkungan dengan
menghitung nilai Path Loss Exponent (PLE). Perubahan parameter jarak sangat
berpengaruh terhadap nilai RSSI, daya sinyal, dan daya yang dikonsumsi oleh sistem.
Semakin jauh jarak antara transmitter dan receiver maka semakin kecil nilai RSSI dan
daya sinyal. Sebaliknya, semakin jauh jarak antara transmitter dan receiver maka
semakin besar daya yang dikonsumsi oleh perangkat LoRa. Sementara itu dari hasil
perbandingan 2 jenis perangkat LoRa, TTGO ESP32 LoRa memiliki nilai RSSI yang
lebih baik daripada Heltec Cube Cell, sedangkan dalam hal konsumsi daya Heltec Cube
Cell lebih sedikit menghabiskan daya daripada TTGO ESP32 LoRa.
iv
ABSTRACT
One of the technological innovations for farming is the application of the
Internet of Things (IoT). The application of IoT-based smart farming technology needs
to be collaborated with LoRa technology to be able to reach larger area in terms of
sending data parameters which is affect the growth of crops. However on its
implementation, the change of LoRa parameters are very influential in terms of data
transmission. This study performed the testing of distance changes on the value of
Received Signal Strength Indication (RSSI), signal power, and power consumption in
an outdoor. The LoRa devices that were tested and compared namely TTGO ESP32
LoRa and Heltec Cube Cell. The tests implemented on citrus farm using 2 scenarios
namely Line of Sight (LOS) and Non Line of Sight (NLOS) with the variation of
distances between transmitter and receiver, and determined for environmental
characteristics by calculating the value of Path Loss Exponent (PLE). The distance
changes were affect the RSSI value, signal power, and power consumption. The RSSI
value and signal power were decreased as the distance gets further. Otherwise, the
power consumption were increased as the distance gets further. Meanwhile from result
of a comparison 2 types of LoRa devices, TTGO ESP32 LoRa has better RSSI value
than Heltec Cube Cell, but Heltec Cube Cell is more efficient because it consumes less
power than TTGO ESP32 LoRa.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul
“ANALISIS KINERJA LORA PADA WIRELESS SENSOR NETWORK UNTUK
MONITORING KELEMBABAN TANAH DAN UDARA PADA PERKEBUNAN
JERUK BERBASIS IOT” dengan tepat pada waktunya.
Penyusunan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
kelulusan program pendidikan Sarjana Terapan Pada Program Studi Teknik Otomasi
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan,
dukungan, dan masukan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom. selaku Direktur Politeknik Negeri Bali.
2. Bapak Ir. I Wayan Raka Ardana, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Bali.
3. Bapak Ida Bagus Irawan Purnama, ST., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Program
Studi DIV Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bali
sekaligus Dosen Pembimbing I dalam penyusunan Skripsi ini.
4. Bapak I Made Sumerta Yasa, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing II dalam
penyusunan Skripsi ini.
5. Bapak Dr. Anak Agung Ngurah Gde Sapteka, CIRR sebagai peneliti P3M PNB
yang telah menyertakan penulis dalam Penelitian Unggulan Strategis 2021 dan
membiayai penelitian ini.
6. Bapak I Ketut Mantel, selaku Pemilik Kebun Jeruk Siam yang telah membantu
dan mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di kebun pemilik dalam
penyusunan Skripsi ini.
7. Bapak / Ibu Dosen, dan Instruktur Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Bali yang telah memberikan pengarahan dan dukungan dalam penyusunan
Skripsi ini.
8. Seluruh keluarga yang penulis cintai yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan kepada penulis selama proses penyusunan Skripsi ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Negeri Bali dan semua pihak yang telah
membantu serta memberikan motivasi kepada penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
Skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,
mahasiswa Politeknik Negeri Bali khusunya dan pembaca pada umumnya.
Bukit Jimbaran,……………………
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER................................................................................................................................
ABSTRAK.......................................................................................................................iv
ABSTRACT........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR......................................................................................................vi
DAFTAR ISI..................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
2.2.2. LoRaWAN......................................................................................................7
viii
2.2.4. TTGO ESP32 LoRa V2.1.6............................................................................8
3.3.1. Pengujian Jarak Maksimum dan Daya Sinyal dari 2 Jenis Modul LoRa......37
ix
4.2.3. Hasil Pengujian..........................................................................................54
BAB V PENUTUP..........................................................................................................72
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................72
5.2. Saran.................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................1
LAMPIRAN......................................................................................................................3
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Nilai parameter (n) pada kondisi lingkungan yang berbeda...........................13
Tabel 4.1. Nilai Rata-Rata RSSI dan Daya Sinyal LOS dari Sensor Node ke Data
Gateway...........................................................................................................................56
Tabel 4.2. Hasil rata-rata RSSI percobaan LOS Sensor Node 1 pada jarak 10m............58
Tabel 4.4. Nilai RSSI dan Daya Sinyal NLOS dari Sensor Node ke Data Gateway......62
Tabel 4.5. Hasil rata-rata RSSI percobaan NLOS Sensor Node 2 pada jarak 10 m........64
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.2. (a) Diagram Blok Sensor Node, (b) Diagram Blok Data Gateway, (c)
Diagram Blok Sistem Keseluruhan.................................................................................12
Gambar 3.5. Rangkaian sensor SHT31 dengan TTGO ESP32 LoRa pada software
Fritzing............................................................................................................................16
Gambar 3.6. Rangkaian sensor kelembaban tanah dengan TTGO ESp32 LoRa pada
software Fritzing..............................................................................................................16
Gambar 3.7. Rangkaian sensor INA219 dengan baterai dan TTGO ESP32 LoRA pada
software Fritzing..............................................................................................................17
Gambar 3.7. Rangkaian sensor INA219 dengan panel surya dan TTGO ESP32 LoRA
pada software Fritzing.....................................................................................................18
Gambar 3.9. Rangkaian sensor SHT31 dengan Heltec Cube Cell pada software Fritzing
.........................................................................................................................................19
xii
Gambar 3.10. Rangkaian sensor kelembaban tanah dengan Heltec Cube Cell pada
software Fritzing..............................................................................................................20
Gambar 3.11. Rangkaian sensor INA219 dengan baterai dan Heltec Cube Cell pada
software Fritzing..............................................................................................................20
Gambar 3.12. Rangkaian sensor INA219 dengan baterai dan Heltec Cube Cell pada
software Fritzing..............................................................................................................21
Gambar 4.2. Tampilan halaman login pada sistem monitoring melalui PC....................51
Gambar 4.3 (a) Tampilan utama web monitoring, (b) Tampilan tabel data sensor node 1,
(c) Tampilan tabel data sensor node 2.............................................................................52
Gambar 4.5 (a) Tampilan halaman login pada web monitoring melalui smartphone, (b)
Tampilan utama web monitoring pada smartphone, (c) Tampilan utama grafik pada web
monitoring melalui smartphone.......................................................................................53
Gambar 4.9. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai RSSI (dBm)
kondisi LOS.....................................................................................................................56
xiii
Gambar 4.10. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai daya sinyal (mW)
kondisi LOS pada Node 1................................................................................................57
Gambar 4.11. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai daya sinyal
(mW) kondisi LOS pada Node 2.....................................................................................57
Gambar 4.12. Grafik perubahan PLE kondisi LOS pada Node 1..................................59
Gambar 4.13. Grafik perubahan PLE kondisi LOS pada Node 2..................................59
Gambar 4.17. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai RSSI (dBm)
kondisi NLOS..................................................................................................................63
Gambar 4.18. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai daya sinyal (mW)
kondisi NLOS pada Node 1.............................................................................................64
Gambar 4.19. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai daya sinyal (mW)
kondisi NLOS pada Node 2.............................................................................................64
Gambar 4.20. Grafik perubahan PLE kondisi NLOS pada Node 1................................66
Gambar 4.21. Grafik perubahan PLE kondisi NLOS pada Node 2................................66
Gambar 4.23. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap daya beban (mW)
kondisi LOS pada Node 1................................................................................................68
Gambar 4.24 Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap daya beban (mW)
kondisi LOS pada Node 2................................................................................................69
Gambar 4.25. Grafik regresi linier nilai konsumsi daya terhadap jarak pada sensor node
1.......................................................................................................................................70
Gambar 4.26. Grafik regresi linier nilai konsumsi daya terhadap jarak pada sensor node
2.......................................................................................................................................70
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 10 m
Lampiran 2. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 20 m
Lampiran 3. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 30 m
Lampiran 4. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 40 m
Lampiran 5. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 50 m
Lampiran 6. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 60 m
Lampiran 7. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 70 m
Lampiran 8. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 80 m
Lampiran 9. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 90 m
Lampiran 10. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 100 m
Lampiran 11. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 110 m
Lampiran 12. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 120 m
Lampiran 13. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 130 m
Lampiran 14. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 140 m
xv
Lampiran 15. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 10 m
Lampiran 16. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 20 m
Lampiran 17. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 30 m
Lampiran 18. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 40 m
Lampiran 19. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 50 m
Lampiran 20. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 60 m
Lampiran 21. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 70 m
Lampiran 22. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 80 m
Lampiran 23. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 90 m
Lampiran 24. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 100 m
Lampiran 25. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 110 m
Lampiran 26. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 120 m
Lampiran 27. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 130 m
xvi
Lampiran 32. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 50 m
Lampiran 37. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 100 m
Lampiran 38. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 110 m
Lampiran 39. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 120 m
Lampiran 40. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 130 m
Lampiran 41. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 140 m
Lampiran 51. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 100 m
Lampiran 52. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 110 m
Lampiran 53. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 120 m
Lampiran 54. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 130 m
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 1
Dapat dilihat pada Tabel 1.1 bahwa media transmisi nirkabel yang bisa
menjangkau jarak yang paling jauh yaitu Long Range Radio (LoRa), dimana LoRa
sanggup mengirimkan informasi dengan jarak mencapai 2 – 15 km. Tidak hanya itu,
LoRa mempunyai kelebihan dalam hal konsumsi energi yang hemat dan anggaran yang
lumayan terjangkau dibandingkan dengan media transmisi nirkabel yang lain, misalnya
Bluetooth dan WiFi.
LoRa sering diaplikasikan untuk Machine-to-Machine (M2M) serta jaringan
IoT. LoRa bisa dioperasikan di Industrial, Scientific and Medical (ISM) pada pita
frekuensi 433 MHz, 868 MHz, dan 915 MHz. LoRa digunakan untuk piranti portable
yang beroperasi sampai 10 tahun dengan energi baterai saja di penyebaran regional,
nasional, ataupun global [2]. Ini membuatnya sangat cocok untuk penyebaran IoT
karena memakai sangat sedikit energi dan bisa dijalankan tahunan tanpa perawatan.
Beberapa riset taraf internasional mengenai LoRa menyimpulkan bahwa
jangkauan LoRa sangat dipengaruhi oleh kondisi zona. Zona perkotaan, pinggiran kota,
serta pedesaan mempunyai jangkauan LoRa yang berbeda, sehingga hal ini
mempengaruhi Received Signal Strength Indication (RSSI) [3]. Salah satu penelitian
mengenai studi performansi jarak jangkauan LoRa dalam mendukung infrastruktur
konektivitas nirkabel IoT berhasil melakukan pengukuran jangkauan LoRa hingga
radius 400 m. Namun jarak jangkauan ini masih belum sesuai dengan spesifikasi yang
diharapkan, yaitu sampai dengan radius 15 km [4]. Beberapa aspek menjanjikan dari
teknologi LoRa ini mendorong dilakukannya penelitian ini untuk pengujian performansi
jarak jangkauan LoRa di kawasan perkebunan di Bali. Analisis dilakukan untuk
mengetahui pengaruh jarak transmisi terhadap nilai RSSI yang berperan sebagai
indikator kekuatan sinyal terima untuk wilayah pedesaan khususnya daerah perkebunan.
Selain masalah tentang jangkauan performansi LoRa, konsumsi daya pada
perangkat ini juga perlu diperhatikan. Modul LoRa berfungsi untuk melakukan
pengukuran yang dilakukan secara tanpa henti (continuous). Hal ini menyebabkan
diperlukannya manajemen penggunaan daya pada modul LoRa, agar dapat
menghasilkan sebuah sistem yang hemat akan penggunaan energi.
Dalam menciptakan sebuah sistem yang hemat energi dapat diciptakan dengan
cara mengatur mode manajemen daya pada modul LoRa. Agar sistem manajemen daya
efektif, diperlukan pengukuran penggunaan daya yang dikonsumsi oleh modul LoRa
secara akurat [5]. Dalam implementasi baterai sebagai supply pada modul LoRa,
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 2
diperlukan sebuah pengujian penggunaan daya untuk mengetahui konsumsi daya
berdasarkan mode manajemen daya pada modul LoRa. Simulasi ini bertujuan untuk
mengetahui dan memberikan edukasi mengenai penggunaan energi yang dibutuhkan
sistem.
Penelitian ini mengkolaborasikan 2 modul LoRa populer yang tersedia di
pasaran, yaitu TTGO ESP32 LoRa V2.1.6 dan Heltec Cube Cell HTCC-AB01 dengan
pemilihan frekuensi 915 MHz untuk menguji kehandalan dan efisiensinya sebagai
media komunikasi data dalam hal monitoring parameter-parameter yang berpengaruh
pada tanaman jeruk seperti temperatur udara, kelembaban udara, dan kelembaban tanah.
Sistem ini diaplikasikan pada tanaman jeruk karena tanaman jeruk merupakan salah satu
tanaman yang membutuhkan kondisi khusus untuk dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Temperatur optimal yang dibutuhkan antara 25-30 C dengan kelembaban
optimum sekitar 70-80% [6]. Maka dari itu diperlukan beberapa sensor yang dapat
memantau nilai dari parameter tersebut agar para petani jeruk dapat mengetahui kondisi
lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman mereka secara
real-time.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 3
e. Pada pengujian jarak, penelitian hanya berfokus pada pengaruh jarak dan
halangan terhadap nilai RSSI.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 4
d. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Menguraikan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari pengujian sistem.
e. Bab V Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan akhir penelitian serta saran-saran yang
direkomendasikan berdasarkan pengalaman di lapangan guna perbaikan proses
penelitian selanjutnya.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 6
dengan memanfaatkan jaringan internet. Akses perangkat tersebut terjadi karena
keinginan untuk berbagi data, berbagi akses dan juga mempertimbangkan keamanan
dalam aksesnya [9]. Dengan kata lain IoT merupakan sebuah sistem yang
menghubungkan suatau perangkat dengan perangkat lain dengan memanfaatkan
internet.
2.2.2. LoRaWAN
LoRaWAN adalah protokol jaringan area luas berdaya rendah berdasarkan
Teknologi LoRa. Dirancang untuk komunikasi IoT, perangkat LoRa dan protokol
LoRaWAN memungkinkan koneksi antara perangkat penggunaan jarak jauh (LPWAN)
untuk pengiriman ke aplikasi [10].
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 7
tersebar pada suatu tempat. Setiap sensor akan mengumpulkan data dari area yang
dideteksi seperti suhu, suara, getaran, tekanan, gerakan, kelembaban udara, dan deteksi
lainnya tergantung kemampuan sensor tersebut. Data yang diterima ini kemudian akan
diteruskan ke base station untuk diolah sehingga memberikan suatu informasi [11].
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 8
Seri Cube Cell ini sudah terintegrasi dengan mikrokontroler PSoC 4000
(Prosesor ARM Cortex M0 + Core) dan chip LoRa SX1262 dengan frekuensi
868/915MHz. Modul ini sudah dapat terhubung dengan Arduino IDE dan dapat dengan
mudah menghubungkan baterai lithium dan panel surya [13].
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 9
Gambar 2.4. Konfigurasi pin Sensor INA219 [14]
Pin IN+ dan IN– merupakan pin positif dan negatif input dari tegangan shunt
dimana pin positif dihubungkan dengan hambatan shunt, sedangkan pin negatif
dihubungkan dengan ground. Pin SCL dan SDA merupakan pin serial bus clock line
dan serial bus data line, sedangkan pin A0 dan A1 merupakan alamat dari pin analog
input. Spesifikasi Sensor INA219 antara lain :
a. Amplifier input maksimum ±320mV, sehingga dapat mengukur nilai arus
mencapai ±3,2A.
b. Internal data 12 bit ADC, resolusi pada kisaran 3.2A adalah 0,8 mA.
c. Dapat mengidentifikasi tegangan shunt pada bus 0–26V [14].
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 10
Gambar 2.5. Sensor SHT31
(Sumber: )
Sensor ini terdapat dua probe yang digunakan untuk mengalirkan arus ke tanah
kemudian menghitung resistansinya agar mendapatkan nilai kelembaban tanah [16].
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 11
menunjukkan status sedang mengisi ulang dan LED biru menunjukkan status baterai
sudah terisi penuh. Modul ini menggunakan IC TP4056 yang merupakan IC pengisi
ulang linear untuk baterai Li-Ion sel tunggal dengan tegangan dan arus yang konstan
serta dilengkapi dengan thermal regulation.
Tegangan pada saat pengisian adalah konstan di 4,2V (akurasi 1,5%), ideal
untuk pengisian ulang baterai yang bertegangan 3V-3,7V. IC ini juga memiliki fitur
pemantau arus, pengunci tegangan kurang (under-voltage lockout), pengisi ulang
otomatis dan 2 status pin yang terhubung dengan LED indikator. Modul ini juga dapat
mengisi ulang beberapa baterai Li-Ion yang disusun secara paralel [17].
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 12
Gambar 2.8. Panel surya mini
(Sumber: )
Arus dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh sel surya dipengaruhi oleh 2
variabel fisis, yaitu intensitas cahaya matahari dan temperatur lingkungan. Intensitas
cahaya matahari yang diterima oleh sel surya sebanding dengan arus dan tegangan
listrik yang dihasilkan oleh sel surya, sedangkan dengan intensitas radiasi cahaya
matahari yang tetap, namun apabila suhu lingkungan semakin tinggi maka tegangan sel
surya akan berkurang dan arus listrik yang dihasilkan akan bertambah [18].
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 13
MySQL merupakan suatu aplikasi sistem manajemen basis data SQL atau
DBMS (Data Base Management System) yang multi-thread serta multi-user. MySQL
merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL
(Structured Query Language). SQL merupakan suatu konsep pengoperasian database,
terutama untuk pemilihan/seleksi dan input data, yang memungkinkan pengoperasian
data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.
PhpMyAdmin merupakan suatu aplikasi bebas (opensource) yang ditulis dalam
bahasa pemrograman PHP yang digunakan untuk mengatasi administrasi database
MySQL lewat jaringan lokal ataupun internet. phpMyAdmin menunjang berbagai
operasi MySQL, antara lain (mengelola basis data, tabel- tabel, bidang (fields), relasi
(relations), indeks, pengguna (users), perijinan (permissions), dan lain-lain. Perbedaan
phpMyAdmin dengan MySQL terletak pada fungsinya, phpMyAdmin merupakan alat
untuk mempermudah dalam mengoperasikan database MySQL, sedangkan MySQL
merupakan database tempat penyimpanan data. PhpMyAdmin sendiri digunakan
sebagai alat untuk mengolah atau mengatur data pada MySQL [20].
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 14
BAB III METODE PENELITIAN
(a)
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 11
(b)
(c)
Gambar 3.2. (a) Diagram Blok Sensor Node, (b) Diagram Blok Data Gateway, (c) Diagram
Blok Sistem Keseluruhan
Gambar 3.2 (c) menampilkan blok diagram sistem monitoring kelembaban tanah
dan udara yang terhubung secara wireless (Wireless Sensor Network) berbasis LoRa dan
IoT. Pada sistem WSN tersebut terdapat dua bagian penting yaitu sensor node dan juga
data gateway yang terhubung dengan menggunakan topologi star. Kedua sensor node
memiliki 3 sensor yang sama yaitu yaitu sensor kelembaban tanah, sensor SHT31,
sensor INA219.
Sensor kelembaban tanah berfungsi untuk membaca nilai kelembaban tanah
pada tanaman jeruk, sedangkan sensor SHT31 berfungsi untuk membaca nilai
temperatur dan kelembaban udara di wilayah sekitar sensor. Masing-masing sensor
node juga terdapat sensor INA219 untuk mendapatkan nilai konsumsi daya baterai yang
menjadi sumber daya utama dari sensor node tersebut. Kemudian data yang diperoleh
dari masing-masing sensor node tersebut akan dikirim ke data gateway.
Pada data gateway terdapat TTGO ESP32 LoRa yang digunakan untuk
menerima data dari sensor node sekaligus melakukan upload data ke database MySQL.
Data yang disimpan dalam database kemudian ditampilkan pada halaman web berupa
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 12
dashboard. Data yang sudah diupload dapat dilihat oleh user via internet dengan
menggunakan web browser lewat laptop maupun smartphone.
Kedua sensor node terdapat panel surya untuk keperluan pengisian daya baterai.
Baterai yang digunakan adalah jenis Li-ion 18650 dengan kapasitas 9600 mAh,
sedangkan kapasitas panel surya yang digunakan adalah 2 WP. Spesifikasi tersebut
digunakan dengan perkiraan baterai masih dapat memberikan daya meskipun kondisi
tidak ada matahari selama 3 hari.
Jumlah RSSI
Rata−Rata RSSI = (3.1)
Paket Diterima
Dari nilai RSSI yang didapatkan, maka dapat diperoleh nilai daya sinyal. Daya
sinyal merupakan daya pancar pada Tx (transmitter) dan Rx (receiver) yang dapat
dihitung dengan rumus :
RSSI
Pout ( mW )=1000 x 10 10 (3.2)
Free Space 2
Urban Area 2,7 – 3,5
Shadowed urban Area 3–5
In-building LOS 1,6 – 1,8
Obstructed in-building 4-6
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 13
Po− RSSIij
n=10 10 log10
dij
(3.3)
Keterangan:
P0 : Nilai RSSI terkuat
RSSIij : Kekuatan sinyal yang diterima
dij : Jarak pengukuran
Pembuatan sistem dimulai dari pembelian alat dan bahan yang diperlukan untuk
pembuatan sistem. Setelah disiapkan, kemudian komponen dirangkai sesuai dengan
blok diagram pada Gambar 3.2 (a). dan 3.2 (b). masing-masing pada sensor node
maupun data gateway. Selanjutnya yakni melakukan pemograman pada masing-masing
modul untuk mengintegrasikan sensor-sensor yang terhubung sekaligus
menghubungkan antara sensor node maupun data gateway agar dapat berkomunikasi
dengan baik. Saat program sudah dapat berjalan dengan baik, maka dilanjutkan dengan
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 14
pembuatan dashboard web untuk keperluan monitoring dengan menggunakan aplikasi
Visual Studio Code.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 15
Pada Gambar 3.4 merupakan rangkaian sensor node 1 yang berisi sensor
SHT31, sensor kelembaban tanah, dan 2 buah sensor INA219. Sensor SHT31
digunakan untuk membaca nilai temperatur dan kelembaban udara, sedangkan
sensor kelembaban tanah digunakan untuk mambaca nilai kelembaban tanah.
Sensor INA219 digunakan 2 buah untuk membaca nilai arus dan tegangan yang
dihasilkan oleh sistem, serta membaca nilai arus dan tegangan yang dihasilkan
oleh panel surya. Semua data yang dihasilkan oleh sensor dikirim ke data
gateway oleh board TTGO ESP32 LoRa V2.1.6 yang memiliki chip LoRa.
Gambar 3.5. Rangkaian sensor SHT31 dengan TTGO ESP32 LoRa pada software
Fritzing
Gambar 3.6. Rangkaian sensor kelembaban tanah dengan TTGO ESp32 LoRa pada
software Fritzing
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 16
Keterangan port pada Gambar 3.6.:
1. Pin GND pada sensor terhubung dengan pin GND pada TTGO ESP32 LoRa
2. Pin VCC pada sensor terhubung dengan pin 3V3 pada TTGO ESP32 LoRa
3. Pin A0 pada sensor terhubung dengan pin 02 pada TTGO ESP32 LoRa
Gambar 3.7. Rangkaian sensor INA219 dengan baterai dan TTGO ESP32 LoRA pada
software Fritzing
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 17
Gambar 3.7. Rangkaian sensor INA219 dengan panel surya dan TTGO ESP32 LoRA
pada software Fritzing
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 18
b. Rangkaian Skematik pada Sensor Node 2
Pada Gambar 3.8 merupakan rangkaian sensor node 2 yang berisi sensor
SHT31, sensor kelembaban tanah, dan 2 buah sensor INA219. Sensor SHT31
digunakan untuk membaca nilai temperatur dan kelembaban udara, sedangkan
sensor kelembaban tanah digunakan untuk mambaca nilai kelembaban tanah.
Sensor INA219 digunakan 2 buah untuk membaca nilai arus dan tegangan yang
dihasilkan oleh sistem, serta membaca nilai arus dan tegangan yang dihasilkan
oleh panel surya. Semua data yang dihasilkan oleh sensor dikirim ke data
gateway oleh board Heltec Cube Cell HTCC-AB01 yang memiliki chip LoRa.
Gambar 3.9. Rangkaian sensor SHT31 dengan Heltec Cube Cell pada software Fritzing
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 19
3. Pin SDA pada sensor terhubung dengan pin SDA pada Heltec Cube Cell
4. Pin SCL pada sensor terhubung dengan pin SCL pada Heltec Cube Cell
Gambar 3.10. Rangkaian sensor kelembaban tanah dengan Heltec Cube Cell pada
software Fritzing
Gambar 3.11. Rangkaian sensor INA219 dengan baterai dan Heltec Cube Cell pada
software Fritzing
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 20
Keterangan port pada Gambar 3.11:
1. Pin GND pada sensor terhubung dengan pin GND pada Heltec Cube Cell
2. Pin VCC pada sensor terhubung dengan pin 3V3 pada Heltec Cube Cell
3. Pin SDA pada sensor terhubung dengan pin SDA pada Heltec Cube Cell
4. Pin SCL pada sensor terhubung dengan pin SCL pada Heltec Cube Cell
5. Terminal Vin+ pada sensor terhubung dengan pin GND pada Heltec Cube
Cell
6. Terminal Vin- pada sensor terhubung dengan kutub - baterai
Gambar 3.12. Rangkaian sensor INA219 dengan baterai dan Heltec Cube Cell pada software
Fritzing
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 21
c. Rangkaian Skematik pada Data Gateway
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 22
Gambar 3.14. Flowchart keseluruhan sensor node
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 23
tanda terima data dari sensor node serta menampilkan data dan RSSI pada serial
monitor dan OLED display. Data yang diterima selanjutnya akan dikirim ke
database melalui koneksi internet. Data yang sudah tersimpan pada database
akan dipanggil dan ditampilkan pada halaman web sehingga dapat dilihat oleh
pengguna.
SPI.begin(SCK,MISO,MOSI,SS);
LoRa.setPins(SS,RST,DI0);
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 24
if (!LoRa.begin(915E6)) {
Serial.println("Starting LoRa failed!");
while (1);
}
Langkah terakhir yaitu membuat script pada void loop() untuk
menentukan data-data apa saja yang akan dikirim dalam sebuah packet
menggunakan konektivitas LoRa.
// send packet
LoRa.beginPacket();
LoRa.print(t);
LoRa.print("-");
LoRa.print(h);
LoRa.print("-");
LoRa.print(value);
LoRa.print("-");
LoRa.print(loadvoltage);
LoRa.print("-");
LoRa.print(loadvoltage2);
LoRa.print("-");
LoRa.print(current_mA);
LoRa.print("-");
LoRa.print(current_mA2);
LoRa.print("-");
LoRa.print(counter);
LoRa.endPacket();
counter++;
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 25
float h = sht31.readHumidity();
float batteryshuntvoltage = 0;
float batterybusvoltage = 0;
float batterycurrent_mA = 0;
float batteryloadvoltage = 0;
float batterypower_mW = 0;
solarshuntvoltage = ina219.getShuntVoltage_mV();
solarbusvoltage = ina219.getBusVoltage_V();
solarcurrent_mA = ina219.getCurrent_mA();
solarpower_mW = ina219.getPower_mW();
solarloadvoltage = solarbusvoltage + (solarshuntvoltage /
1000);
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 26
batteryshuntvoltage = ina219b.getShuntVoltage_mV();
batterybusvoltage = ina219b.getBusVoltage_V();
batterycurrent_mA = ina219b.getCurrent_mA();
batterypower_mW = ina219b.getPower_mW();
batteryloadvoltage = batterybusvoltage + (batteryshuntvoltage
/ 1000);
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 27
Setelah menentukan frekuensi LoRa, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan frekuensi dan mendeklarasikan parameter dari LoRa yang akan
digunakan.
#define RF_FREQUENCY 915000000 // Hz
#define TX_OUTPUT_POWER 14 // dBm
#define LORA_BANDWIDTH 0 // [0: 125 kHz,
// 1: 250 kHz,
// 2: 500 kHz,
// 3: Reserved]
#define LORA_SPREADING_FACTOR 7 // [SF7..SF12]
#define LORA_CODINGRATE 1 // [1: 4/5,
// 2: 4/6,
// 3: 4/7,
// 4: 4/8]
#define LORA_PREAMBLE_LENGTH 8 // Same for Tx and Rx
#define LORA_SYMBOL_TIMEOUT 0 // Symbols
#define LORA_FIX_LENGTH_PAYLOAD_ON false
#define LORA_IQ_INVERSION_ON false
char txpacket[BUFFER_SIZE];
char rxpacket[BUFFER_SIZE];
static RadioEvents_t RadioEvents;
txNumber = 0;
Langkah selanjutnya yaitu membuat script pada void setup() untuk
mengaktifkan chip LoRa.
boardInitMcu( );
RadioEvents.TxDone = OnTxDone;
RadioEvents.TxTimeout = OnTxTimeout;
RadioEvents.RxDone = OnRxDone;
Radio.Init( &RadioEvents );
Radio.SetChannel( RF_FREQUENCY );
Radio.SetTxConfig( MODEM_LORA, TX_OUTPUT_POWER, 0,
LORA_BANDWIDTH, LORA_SPREADING_FACTOR, LORA_CODINGRATE,
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 28
LORA_PREAMBLE_LENGTH, LORA_FIX_LENGTH_PAYLOAD_ON, true, 0, 0,
LORA_IQ_INVERSION_ON, 3000 );
Radio.SetRxConfig( MODEM_LORA, LORA_BANDWIDTH,
LORA_SPREADING_FACTOR, LORA_CODINGRATE, 0,
LORA_PREAMBLE_LENGTH, LORA_SYMBOL_TIMEOUT,
LORA_FIX_LENGTH_PAYLOAD_ON, 0, true, 0, 0,
LORA_IQ_INVERSION_ON, true );
state=TX;
Langkah terakhir yaitu membuat script pada void loop() untuk
menentukan data-data apa saja yang akan dikirim dalam sebuah packet
menggunakan konektivitas LoRa.
String data = String(t);
sprintf(txpacket, "%s", f2s(t,2));
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", ";");
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", f2s(h, 2));
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", ";");
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", f2s(value, 2));
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", ";");
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s",
f2s(solarloadvoltage, 2));
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", ";");
Sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s",
f2s(batteryloadvoltage, 2));
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", ";");
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", f2s(solarcurrent_mA,
2));
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", ";");
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s",
f2s(batterycurrent_mA, 2));
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%s", ";");
sprintf(txpacket+strlen(txpacket), "%d", txNumber);
txNumber++;
Radio.Send( (uint8_t *)txpacket, strlen(txpacket) );
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 29
Setelah pendeklarasian sensor, maka langkah selanjutnya adalah
membuat script pada void loop() untuk memastikan alamat I2C keberadaan
sensor dan mendeklarasikan parameter temperatur dan kelembaban.
if (!sht31.begin(0x44)) {
Serial.println("Couldn't find SHT31");
delay(1000);
}
float t = sht31.readTemperature();
float h = sht31.readHumidity();
float batteryshuntvoltage = 0;
float batterybusvoltage = 0;
float batterycurrent_mA = 0;
float batteryloadvoltage = 0;
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 30
float batterypower_mW = 0;
solarshuntvoltage = ina219.getShuntVoltage_mV();
solarbusvoltage = ina219.getBusVoltage_V();
solarcurrent_mA = ina219.getCurrent_mA();
solarpower_mW = ina219.getPower_mW();
solarloadvoltage = solarbusvoltage + (solarshuntvoltage /
1000);
batteryshuntvoltage = ina219b.getShuntVoltage_mV();
batterybusvoltage = ina219b.getBusVoltage_V();
batterycurrent_mA = ina219b.getCurrent_mA();
batterypower_mW = ina219b.getPower_mW();
batteryloadvoltage = batterybusvoltage + (batteryshuntvoltage
/ 1000);
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 31
#ifndef LoraWan_RGB
#define LoraWan_RGB 0
#endif
pinMode(Vext, OUTPUT);
digitalWrite(Vext, LOW);
Setelah pendeklarasian pin, maka langkah selanjutnya adalah membuat
script pada void loop() untuk mengatur LED menyala di setiap board Heltec
Cube Cell HTCC-AB01 mengirim packet .
digitalWrite(Vext, LOW);
delay(50);
digitalWrite(Vext, HIGH);
turnOnRGB(0x100000,0);
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 32
Langkah selanjutnya yaitu membuat script pada void setup() untuk
mengaktifkan chip LoRa dan menampilkan status kerjanya pada serial
monitor.
while (!Serial);
Serial.println();
Serial.println("LoRa Receiver Callback");
SPI.begin(SCK,MISO,MOSI,SS);
LoRa.setPins(SS,RST,DI0);
if (!LoRa.begin(915E6)) {
Serial.println("Starting LoRa failed!");
while (1);
}
LoRa.receive();
Serial.println("init ok");
Langkah selanjutnya yaitu membuat script pada void loop() untuk
menjalankan fungsi untuk menerima data dari sensor node menggunakan
konektivitas LoRa dan mengirim data ke database MySQL.
kirim_data();
delay(60000);
Langkah terakhir yaitu membagi paket data yang telah diterima serta
mendeklarasikannya dalam beberapa parameter yang akan dikirim ke
database.
int id = 0;
id++;
int packetSize = LoRa.parsePacket();
if (packetSize) {
cbk(packetSize);
Serial.println(packet);
digitalWrite(25, HIGH);
}
else {digitalWrite(25, LOW);}
float temperature1 = getValue(packet,45,0).toFloat();
float humidity1 = getValue(packet,45,1).toFloat();
float soil1 = getValue(packet, 59,2).toFloat();
float solarvoltage1 = getValue(packet,45,3).toFloat();
float loadvoltage1 = getValue(packet,45,4).toFloat();
float solarcurrent1 = getValue(packet,45,5).toFloat();
float loadcurrent1 = getValue(packet,45,6).toFloat();
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 33
float temperature2 = getValue(packet,59,0).toFloat();
float humidity2 = getValue(packet, 59,1).toFloat();
float soil2 = getValue(packet, 59,2).toFloat();
float solarvoltage2 = getValue(packet, 59,3).toFloat();
float loadvoltage2 = getValue(packet, 59,4).toFloat();
float solarcurrent2 = getValue(packet, 59,5).toFloat();
float loadcurrent2 = getValue(packet, 59,6).toFloat();
2. HTTP Request
Untuk mendeklarasikan library dan konektivitas internet yang akan
digunakan maka digunakan syntax seperti di bawah ini:
#include <HTTPClient.h>
const char *ssid = "BALI SMART ISLAND"; //Nama Wifi
const char *password = ""; // pass wifi
Langkah selanjutnya yaitu membuat script pada void setup() untuk
mengaktifkan fungsi WiFi dan HTTP Client dan menampilkan status
kerjanya pada serial monitor.
WiFi.mode(WIFI_OFF);
delay(1000);
WiFi.mode(WIFI_STA);
WiFi.begin(ssid, password);
Serial.println("");
Serial.print("Connecting");
// Wait for connection
while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {
delay(500);
Serial.print(".");
}
Serial.println("");
Serial.print("Connected to ");
Serial.println(ssid);
Serial.print("IP address: ");
Serial.println(WiFi.localIP());
Langkah selanjutnya yaitu membuat script pada void kirimdata() untuk
dapat mengirim data ke database MySQL menggunakan koneksi WiFi
String postData = (String)"id=" + id + "&temperature1="+
temperature1 + "&humidity1=" + humidity1 + "&soil1=" + soil1
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 34
+ "&solarcurrent1=" + solarcurrent1 + "&solarvoltage1=" +
solarvoltage1 + "&loadcurrent1=" + loadcurrent1 +
"&loadvoltage1=" + loadvoltage1 + "&temperature2=" +
temperature2 + "&humidity2=" + humidity2 + "&soil2=" + soil2
+ "&solarcurrent2=" + solarcurrent2 + "&solarvoltage2=" +
solarvoltage2 + "&loadcurrent2=" + loadcurrent2 +
"&loadvoltage2=" + loadvoltage2 + "&rssi=" + rssi;
HTTPClient http;
http.begin("http://sapteka.net/project02/api.php");
http.addHeader("Content-Type", "application/x-www-form-
urlencoded");
Serial.println(postData);
Serial.println(payload);
http.end();
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 35
Gambar 3.17. Tampak luar desain Data Gateway
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 36
Gambar 3.20. Tampak dalam desain Node 2
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 37
b. Kondisi NLOS (Non Line of Sight)
Pada skenario ini dilakukan pengukuran pada kondisi area yang memiliki
beberapa halangan (obstacle) dengan tinggi antena 1 meter. Diukur pada saat
sensor node terhubung dengan data gateway dengan jarak pengukuran hingga
mencapai batas panjang kebun jeruk (140m). Data yang diambil sejumlah 10
data di masing-masing jarak pengukuran.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis akan dijelaskan pada bab ini.
Tujuan dari bab ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan terhadap perancangan
sistem yang telah diajukan dan dikerjakan. Tahapan pengujian yang dilakukan meliputi
pengujian halaman web untuk monitoring sistem, pengujian jarak dan daya sinyal dari 2
jenis modul LoRa, serta pengujian perbandingan konsumsi daya berdasarkan parameter
jarak.
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa data yang dikirim oleh data gateway
sudah tersimpan di MySQL yaitu di dalam tabel “datagateway” pada database
sapteka_research. Data-data ini terkirim dan disimpan dalam database setiap 1 menit
yang diatur dalam pemrograman Arduino pada board TTGO ESP32 LoRa.
Data-data yang sudah tersimpan pada database kemudian dipanggil
menggunakan bahasa pemrograman PHP dan ditampilkan melalui halaman web dengan
alamat http://sapteka.net/project02/index.php. Halaman web dapat diakses oleh
pengguna melalui PC maupun smartphone. Namun sebelum masuk ke alamat tersebut,
sistem akan otomatis mengarahkan pengguna ke halaman login terlebih dahulu.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 50
Gambar 4.2. Tampilan halaman login pada sistem monitoring melalui PC
(a)
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 51
(b)
(c)
Gambar 4.3 (a) Tampilan utama web monitoring, (b) Tampilan tabel data sensor node 1, (c)
Tampilan tabel data sensor node 2
Data yang ditampilkan pada tabel merupakan 10 data terbaru pada masing-
masing sensor node. Data tersebut akan otomatis diperbarui setiap 1 menit. Pengguna
juga dapat melihat tampilan grafik dari data-data tersebut dengan cara memilih tombol
“LIHAT GRAFIK” pada pojok kiri atas tabel data sensor node 1.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 52
Gambar 4.4. Tampilan utama grafik pada web monitoring
Halaman web tersebut juga dapat diakses oleh pengguna melalui smartphone
dengan prosedur yang sama. Tampilan halaman web pada smartphone dapat dilihat
pada Gambar 4.5 (a), (b), dan (c).
Gambar 4.5 (a) Tampilan halaman login pada web monitoring melalui smartphone, (b)
Tampilan utama web monitoring pada smartphone, (c) Tampilan utama grafik pada web
monitoring melalui smartphone
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 53
Pengguna dapat keluar dari halaman web monitoring dengan cara memilih
tombol “LOGOUT” yang berada pada pojok kiri atas tabel data sensor node 1. Setelah
memilih tombol “LOGOUT”, maka sistem langsung mengarahkan pengguna ke
halaman login kembali.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 54
Gambar 4.7. Posisi Transmitter
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 55
Tabel 4.1. Nilai Rata-Rata RSSI dan Daya Sinyal LOS dari Sensor Node ke Data
Gateway
Rata-rata RSSI (dBm) Daya Sinyal (mW)
Jarak
(m) TTGO ESP32 Heltec Cube TTGO ESP32 Heltec Cube
LoRa Cell LoRa Cell
-6
10 -69,3 -82,7 117.490 x 10 5.370 x 10-6
20 -75,1 -87,1 30.903 x 10-6 1.950 x 10-6
30 -73,5 -93,3 44.668 x 10-6 0.468 x 10-6
40 -69,8 -90,9 104.713 x 10-6 0.813 x 10-6
50 -78,0 -100,7 15.849 x 10-6 0.085 x 10-6
60 -77,5 -98,6 17.783 x 10-6 0.138 x 10-6
70 -84,6 -101,3 3.467 x 10-6 0.074 x 10-6
80 -85,8 -104,1 2.630 x 10-6 0.039 x 10-6
90 -91,2 -108,3 0.759 x 10-6 0.015 x 10-6
100 -91,3 -106,9 0.741 x 10-6 0.020 x 10-6
110 -90,5 -106,9 0.891 x 10-6 0.020 x 10-6
120 -90,4 -110,8 0.912 x 10-6 0.008 x 10-6
130 -89,3 -111,0 1.175 x 10-6 0.008 x 10-6
140 -86,6 -107,9 2.188 x 10-6 0.016 x 10-6
Jarak (m)
Gambar 4.9. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai RSSI (dBm) kondisi LOS
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.9, hasil pengukuran RSSI terhadap
perubahan parameter jarak sangat berpengaruh pada penurunan nilai RSSI. Dimana
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 56
pada sensor node 1 nilai berkisar -69,3 dBm hingga -91,3 dBm, sedangkan pada sensor
node 2 nilai berkisar -82,7 dBm hingga -111 dBm.
104.713
100.700
80.700
60.700
44.668
40.700
30.903
20.700
15.84917.783
Gambar 4.10. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai daya sinyal (mW)
kondisi LOS pada Node 1
4.000
3.000
2.000 1.950
1.000
0.813
0.468
0.000 0.085 0.138 0.074 0.039 0.015 0.020 0.020 0.008 0.008 0.016
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m 90m 100m 110m 120m 130m 140m
Gambar 4.11. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai daya sinyal (mW)
kondisi LOS pada Node 2
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 57
4.2.4. Analisis Data
Tabel 4.2. Hasil rata-rata RSSI percobaan LOS Sensor Node 1 pada jarak 10m
Data 1 -70
Data 2 -69
Data 3 -70
Data 4 -70
Data 5 -68
Data 6 -68
Data 7 -68
Data 8 -68
Data 9 -68 P0
Data 10 -74
Rata-rata -69.3 RSSIij
Pada Tabel 4.2 ditemukan bahwa P 0 = -68 dBm karena nilai maksimal dari RSSI
pada percobaan jarak 10 meter. Kemudian -68 dBm digunakan sebagai P0 dan RSSIij =
-69,3 dBm dengan dij = 10 m. Maka didapatkan:
−68−(−69,3 )
10
10 log10
n=10
1,3
n=10 100
n=1,030
Hasil perhitungan PLE kondisi LOS dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan data
lengkap perhitungan PLE pada kondisi LOS dapat dilihat pada Lampiran 28 sampai
Lampiran 41.
Tabel 4.3. Hasil perhitungan PLE kondisi LOS
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 58
130 1.002 1.002
140 1.001 1.001
1.030
1.030
1.025
1.020 1.022
1.019
1.015
1.010 1.012
1.005 1.005 1.006
1.002 1.003 1.003 1.002 1.001
1.000
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m 90m 100m 110m 120m 130m 140m
Jarak (m)
1.030 1.031
1.025
1.020 1.019
1.015
1.010 1.011 1.011 1.010
1.005 1.006 1.006 1.004 1.003 1.002 1.001
1.000 1.001
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m 90m 100m 110m 120m 130m 140m
Jarak (m)
Hasil pengujian nilai PLE (n) kondisi LOS pada sensor node 1 adalah sebesar
1,019, sedangkan untuk kondisi LOS pada sensor node 2 adalah sebesar 1,015.
Pengujian nilai PLE dilihat dari pengukuran nilai RSSI terhadap perubahan parameter
jarak antara transmitter dengan receiver. Pengujian ini perlu dilakukan berulang kali
untuk mendapatkan nilai linier RSSI terhadap parameter jarak, yaitu semakin jauh jarak
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 59
maka semakin rendah nilai RSSI. Sehingga hasil perhitungan PLE ditentukan oleh hasil
pengukuran RSSI dimana perubahan RSSI yang didapatkan tergantung dari lingkungan
pada saat pengukuran.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 60
Gambar 4.15. Posisi Transmitter
-90 -89.4
-100
-102.3
-103.7 -104.4
-105
-110 -108.8
-109.7
-114
-115 -115.4 -114.7 -116 -116
-117.7 -116.7
Jarak (m)
Gambar 4.17. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai RSSI (dBm) kondisi
NLOS
Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.17, hasil pengukuran RSSI terhadap
perubahan parameter jarak sangat berpengaruh pada penurunan nilai RSSI. Dimana
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 62
pada sensor node 1 nilai berkisar -70,6 dBm hingga -108,8 dBm, sedangkan pada
sensor node 2 nilai berkisar -94,2 dBm hingga -117,7 dBm.
100.000
87.096
80.000 77.625
60.000
40.000
20.000
13.490
0.000 1.148 0.013
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m 90m 100m 110m 120m 130m
Gambar 4.18. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai daya sinyal (mW)
kondisi NLOS pada Node 1
0.380
0.351
0.316
0.301
0.251
0.201
0.151
0.101
0.051 0.059
0.043 0.036
0.001 0.011 0.004 0.003 0.003 0.003 0.003 0.002 0.002
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Gambar 4.19. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap nilai daya sinyal (mW)
kondisi NLOS pada Node 2
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 63
Tabel 4.5. Hasil rata-rata RSSI percobaan NLOS Sensor Node 2 pada jarak 10 m
Data 1 -99 P0
Data 2 -102
Data 3 -104
Data 4 -105
Data 5 -110
Data 6 -112
Data 7 -106
Data 8 -100
Data 9 -100
Data 10 -99
Rata-rata -103.7 RSSIij
Pada Tabel 4.5 ditemukan bahwa P 0 = -99 dBm karena nilai maksimal dari RSSI
pada percobaan jarak 10 meter. Kemudian -99 dBm digunakan sebagai P0 dan RSSIij =
-103,7 dBm dengan dij = 10 m. Maka didapatkan:
−99−(−103,7)
10
10 log 10
n=10
4,7
n=10 100
n=1,114
Hasil perhitungan PLE kondisi NLOS dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan data
lengkap perhitungan PLE pada kondisi NLOS dapat dilihat pada Lampiran 42 sampai
Lampiran 54.
Tabel 4.6. Hasil perhitungan PLE kondisi NLOS
Jarak PLE (n) Sensor Node 1 PLE (n) Sensor Node 2
(m)
10 1.038 1.114
20 1.038 1.047
30 1.016 1.049
40 1.027 1.008
50 1.083 1.011
60 1.113 1.007
70 - 1.010
80 - 1.001
90 - 1.004
100 - 1.002
110 - 1.006
120 - 1.001
130 - 1.001
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 64
PLE kondisi NLOS
Node 1
1.110 1.113
1.100
1.090
1.080 1.083
1.070
1.060
PLE (n)
1.050
1.040
1.038 1.038
1.030 1.027
1.020 1.016
1.010
1.000
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m 90m 100m 110m 120m 130m
Jarak (m)
Hasil perhitungan nilai PLE (n) kondisi NLOS pada sensor node 1 adalah
sebesar 1,052, sedangkan untuk kondisi NLOS pada sensor node 2 adalah sebesar
1,020. Pengujian nilai PLE dilihat dari pengukuran nilai RSSI terhadap perubahan
parameter jarak antara transmitter dengan receiver. Pengujian ini perlu dilakukan
berulang kali untuk mendapatkan nilai linier RSSI terhadap parameter jarak, yaitu
semakin jauh jarak maka semakin rendah nilai RSSI. Sehingga hasil perhitungan PLE
ditentukan oleh hasil pengukuran RSSI dimana perubahan RSSI yang didapatkan
tergantung dari lingkungan pada saat pengukuran.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 65
4.4. Pengujian Perbandingan Konsumsi Daya Berdasarkan Jarak
4.4.1. Peralatan yang Digunakan
1. Dua buah sensor node berisi rangkaian sensor dan modul LoRa.
2. Data gateway berisi rangkaian modul LoRa.
3. Laptop berisi software Tera Term.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 66
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Jarak (m) Arus Tegangan Daya Arus Tegangan Daya
(mA) (V) (mW) (mA) (V) (mW)
10 70.85 3.80 269.23 5.47 3.73 20.40
20 73.20 3.81 278.67 8.42 3.75 31.53
30 74.12 3.80 281.43 8.32 3.74 31.15
40 71.68 3.81 273.10 11.83 3.76 44.50
50 74.04 3.80 281.20 9.10 3.75 34.11
60 74.00 3.83 283.05 13.07 3.77 49.25
70 73.83 3.81 281.44 11.67 3.76 43.88
80 73.51 3.86 283.75 13.19 3.77 49.73
90 73.51 3.83 281.54 11.13 3.76 41.80
100 74.26 3.85 285.53 22.31 3.81 85.07
110 73.74 3.82 281.47 22.65 3.81 86.39
120 74.87 3.83 286.38 24.23 3.82 92.58
130 73.97 3.83 283.23 26.00 3.83 99.58
140 74.68 3.81 284.83 22.08 3.81 84.12
286.00 286.38
285.53
284.83
284.00 283.75
283.05 283.23
282.00 281.54
281.43 281.20 281.44 281.47
280.00
Daya (mW)
278.67
278.00
276.00
274.00
273.10
272.00
270.00
269.23
268.00
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m 90m 100m 110m 120m 130m 140m
Jarak (m)
Gambar 4.23. Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap daya beban (mW) kondisi
LOS pada Node 1
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 67
Daya Beban (mW)
Node 2
100.00 99.58
92.58
90.00
85.07 86.39 84.12
80.00
70.00
Daya (mW)
60.00
20.40
20.00
10m 20m 30m 40m 50m 60m 70m 80m 90m 100m 110m 120m 130m 140m
Jarak (m)
Gambar 4.24 Pengaruh perubahan parameter jarak (m) terhadap daya beban (mW) kondisi
LOS pada Node 2
Berdasarkan Tabel 4.7, Gambar 4.23 ,dan Gambar 4.24 hasil pengukuran
konsumsi daya terhadap perubahan parameter jarak sangat berpengaruh pada kenaikan
nilai konsumsi daya. Dimana pada sensor node 1 nilai berkisar 269,3 mW hingga
286,38 mW, sedangkan pada sensor node 2 nilai berkisar 20,40 mW hingga 99,58 mW.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 68
4.4.4. Analisis Data
280.00
275.00
270.00
265.00
260.00
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Jarak (m)
Gambar 4.25. Grafik regresi linier nilai konsumsi daya terhadap jarak pada sensor node 1
100.00
Nilai Konsumsi Daya (mW)
60.00
40.00
20.00
0.00
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Jarak (m)
Gambar 4.26. Grafik regresi linier nilai konsumsi daya terhadap jarak pada sensor node 2
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 69
Hasil regresi linier antara nilai konsumsi daya (mW) dengan parameter jarak (m)
pada sensor node 1 yaitu y = 0.0825x + 274.87 sedangkan pada sensor node 2 yaitu y =
0.5849x + 12.854. Nilai x merupakan nilai parameter jarak dan y adalah nilai konsumsi
daya, sedangkan angka 274.87 menyatakan nilai konsumsi daya awal node 1 saat nilai
parameter jarak mendekati nol, dan angka 12.854 menyatakan nilai konsumsi daya awal
sensor node 2 saat nilai parameter jarak mendekati nol. Tanda positif (+) menyatakan
bahwa nilai konsumsi daya mengalami kenaikan dengan peningkatan nilai parameter
jarak. Hasil derajat kolerasi linear grafik pada sensor node 1 diperoleh sebesar R² =
0.5376 sedangkan derajat kolerasi linear grafik pada sensor node 1 diperoleh sebesar R²
= 0.8353. Nilai ini sudah menunjukkan bahwa hubungan antara parameter jarak dengan
nilai konsumsi daya pada sistem adalah linier.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang sudah dilakukan, maka hasil dari
penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem kerja pada alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu memanfaatkan
konektivitas LoRa, dimana sensor node 1 dan sensor node 2 mengirim data sensor
ke data gateway secara nirkabel dengan LoRa pada frekuensi 915Mhz. Dari data
gateway, data diproses lalu dikirim ke database MySQL setiap satu menit yang
kemudian ditampilkan ke halaman web sebagai halaman monitoring. Data disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik serta dapat diakses oleh pengguna melalui PC
maupun smartphone.
2. Kekuatan sinyal yang diterima (RSSI) dengan LoRa pada sistem Wireless Sensor
Network ini dipengaruhi oleh parameter jarak komunikasi antara sensor node dan
data gateway. Semakin jauh jarak antara sensor node dengan data gateway maka
semakin kecil nilai RSSI dan daya sinyal yang diterima. Selain itu kondisi
lingkungan juga sangat mempengaruhi performansi LoRa dalam pengiriman data,
dimana pada kondisi LOS nilai RSSI dan daya sinyal yang diterima lebih baik dari
pada kondisi NLOS. Bahkan pada jarak pengukuran 70 m, sensor node 1 sudah
tidak dapat lagi mengirim data kepada data gateway (packet loss). Hal ini
membuktikan bahwa adanya halangan antar node sangat berpengaruh terhadap nilai
kekuatan sinyal yang diterima (RSSI). Pemilihan device LoRa yang digunakan juga
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 70
mempengaruhi performansi LoRa dalam pengiriman data, dimana board TTGO
ESP32 LoRa (sensor node 1) memiliki nilai RSSI yang lebih baik dibandingkan
board Heltec Cube Cell (sensor node 2).
3. Hasil dari penelitian diketahui bahwa perubahan nilai parameter jarak berpengaruh
pada nilai konsumsi daya dari masing-masing sensor node. Semakin jauh jarak
antara sensor node dengan data gateway maka semakin besar daya yang
dikeluarkan oleh sensor node. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan regresi linier
dari masing-masing sensor node yang diuji. Selain itu pemilihan device LoRa yang
digunakan juga mempengaruhi nilai konsumsi daya yang dikeluarkan, dimana
board TTGO ESP32 LoRa (sensor node 1) memiliki nilai konsumsi daya yang jauh
lebih tinggi dibandingkan board Heltec Cube Cell (sensor node 2). Hal ini
membuktikan bahwa board Heltec Cube Cell lebih baik dalam hal penghematan
daya baterai.
5.2. Saran
Dalam pengembangan penelitian selanjutnya, penulis menyampaikan beberapa
saran, antara lain:
1. Sistem monitoring perlu diintegrasikan dengan smartphone dalam bentuk aplikasi
mobile sehingga lebih portable dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
2. Pengujian dapat dilakukan tambahan parameter seperti jenis antena, variasi tinggi
antena, dan jenis device yang bervariasi sehingga dapat dikembangkan agar dapat
diimplementasikan di kebun yang lebih luas lagi.
3. Melakukan maintenance komponen-komponen yang digunakan secara rutin agar
sistem bekerja lebih lama secara optimal.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021 71
DAFTAR PUSTAKA
[1] O. Dieng, B. Diop, O. Thiare, and C. Pham, “A study on IoT solutions for
preventing cattle rustling in African context,” ACM Int. Conf. Proceeding Ser., no.
January 2019, 2017, doi: 10.1145/3018896.3036396.
[2] A. Rahman and M. Suryanegara, "The development of IoT LoRa: A performance
evaluation on LoS and Non-LoS environment at 915 MHz ISM frequency," in 2017
International Conference on Signals and Systems (ICSigSys), 2017, pp. 163-167.
[3] T. Petrić, M. Goessens, L. Nuaymi, L. Toutain, and A. Pelov, “Measurements,
performance and analysis of LoRa FABIAN, a real-world implementation of
LPWAN,” IEEE Int. Symp. Pers. Indoor Mob. Radio Commun. PIMRC, 2016, doi:
10.1109/PIMRC.2016.7794569.Tan, Z. A., M. T. A. Rahman, A. Rahman, A. F. A.
Hamid, N. A. M. Amin, H. A. Munir, and M. M. M. Zabidi. "Analysis on LoRa
RSSI in Urban, Suburban, and Rural Area for Handover Signal Strength-Based
Algorithm." In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, vol.
705, no. 1, p. 012012. IOP Publishing, 2019.
[4] E. Murdyantoro, I. Rosyadi, and H. Septian, “Studi Performansi Jarak Jangkauan
Lora-Dragino Sebagai Infrastruktur Konektifitas Nirkabel Pada WP-LAN,” Din.
Rekayasa, vol. 15, no. 1, p. 47, 2019, doi: 10.20884/1.dr.2019.15.1.239.
[5] D. Hackenberg, “Power measurement techniques on standard compute nodes:A
quantitative comparison”. International Symposium on Performance Analysis of
Systems and Software (ISPASS) (2013).
[6] Ir.Sri Puji Rahayu, MM. 2019. Pengaruh Iklim pada Kualitas Jeruk. Kementerian
Pertanian, Cybetext. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/.[29 Maret 2021].
[7] Ivan Perdana Setiawan, “Analisis Parameter LoRa pada Lingkungan Outdoor,”
Repos. Univ. Din., pp. 1–52, 2020, [Online]. Available: repository.dinamika.ac.id.
[8] S. Daud, T. S. Yang, M. A. Romli, Z. A. Ahmad, N. Mahrom, and R. A. A. Raof,
“Performance Evaluation of Low Cost LoRa Modules in IoT Applications,” IOP
Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 318, no. 1, 2018, doi: 10.1088/1757-
899X/318/1/012053.
[9] Wasista, Sigit, Delima Ayu Saraswati Setiawardhana, and Eko Susanto. "Aplikasi
Internet Of Things (Iot) dengan Arduino dan Android." Penerbit Deepublish.
Diakses Tanggal 12 (2019).
[10] “What is LoRa? | Semtech LoRa Technology | Semtech,” What is LoRa? 2020,
[Online]. Available: https://www.semtech.com/lora/what-is-lora
%0Ahttp://files/112/what-is-lora.html.
[11] Jonathan Alva, “Development of Data Transfer Application in WSN”. Universitas
Katolik Parahyangan. 2019.
[12] LILYGO Factory. TTGO LoRa Series. Available: http://www.lilygo.cn/
[13] Heltec Automation. Cubecell-Dev-Board. Available: https://heltec.org/project/htcc-
ab01/
[14] H. T. Monda, F. Feriyonika, and P. S. Rudati, “Sistem Pengukuran Daya pada
Sensor Node Wireless Sensor Network,” Pros. Ind. Res. Work. Natl. Semin., vol. 9,
pp. 28–31, 2018.
[15] L. . F. A. Caesar Pats Yahwe, Isnawaty, “Rancang Bangun Prototype System
Monitoring Kelembaban Tanah Melalui Sms Berdasarkan Hasil Penyiraman
Tanaman System Monitoring Kelembaban Tanah Melalui Sms Berdasarkan Hasil
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Penyiraman Tanaman,” semanTIK, vol. 2, no. 1, pp. 97–110, 2016, doi: doi:
10.1016/j.ccr.2005.01.030.
[16] R. Pi, M. Dona, A. C. Louk, and J. L. Tanesib, “Otomatisasi Sistem Buka-Tutup
Atap Rumah Teleskop,” J. Fis., vol. 3, no. 3, 2018.
[17] Romadhon, I., “LKP: Rancang Bangun Penambahan Fungsi Indikator Baterai pada
Alat Pengukur Suhu Ruangan Laboratorium di Balai Riset dan Standardisasi
Industri Surabaya,” 2021. (Doctoral dissertation, Universitas Dinamika).
[18] D. Suryana, “Pengaruh Temperatur/Suhu Terhadap Tegangan Yang Dihasilkan
Panel Surya Jenis Monokristalin (Studi Kasus: Baristand Industri Surabaya),” J.
Teknol. Proses dan Inov. Ind., vol. 1, no. 2, pp. 5–8, 2016, doi:
10.36048/jtpii.v1i2.1791.
[19] Irawan, E.S., Aswarni, P. and Amelia, A, “Prototype Sistem Pendeteksi Jalan
Berlubang dan Deselerasi Kecepatan Otomatis Berbasis Arduino Mega,” Jurnal
Ilmiah Tenaga Listrik, vol. 01, no. 1, pp. 18–24, 2020.
[20] R. E. Standsyah and I. S. Restu, “Implementasi Phpmyadmin Pada Rancangan
Sistem Pengadministrasian,” J. UJMC, Vol. 3, Nomor 2, Hal. 38 - 44, vol. 3, pp.
38–44, 2017, [Online]. Available: http://e-
jurnal.unisda.ac.id/index.php/ujmc/article/download/467/251/.
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
LAMPIRAN
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 1. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 10 m
Tabel L.1. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 10 m
Jarak 10 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -70 -81
2 -69 -83
3 -70 -84
4 -70 -83
5 -68 -83
6 -68 -83
7 -68 -83
8 -68 -83
9 -68 -82
10 -74 -82
Jumlah -693 -827
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−693
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−69,3
−827
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−82,7
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−69,3
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 2. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 20 m
Tabel L.2. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 20 m
Jarak 20 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -70 -87
2 -70 -87
3 -77 -87
4 -76 -87
5 -77 -87
6 -75 -87
7 -75 -87
8 -77 -87
9 -78 -87
10 -76 -88
Jumlah -751 -871
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−751
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−75,1
−871
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−87,1
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−75,1
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Pout ( mW ) Node 2=1,950 ×10−6
Lampiran 3. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 30 m
Tabel L.3. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 30 m
Jarak 30 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -77 -87
2 -75 -86
3 -78 -89
4 -76 -90
5 -79 -95
6 -81 -94
7 -66 -96
8 -68 -100
9 -67 -105
10 -68 -91
Jumlah -735 -933
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−735
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−73,5
−933
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−93,3
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−73,5
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10−9,33
Pout ( mW ) Node 2=0,468× 10−6
Lampiran 4. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 40 m
Tabel L.4. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 40 m
Jarak 40 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -69 -89
2 -70 -89
3 -70 -90
4 -70 -90
5 -70 -91
6 -70 -91
7 -70 -89
8 -70 -91
9 -70 -93
10 -69 -96
Jumlah -698 -909
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−698
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−69,8
−909
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−90,9
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−69,8
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
−90,9
b. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Lampiran 5. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 50 m
Tabel L.5. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 50 m
Jarak 50 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -70 -101
2 -70 -104
3 -69 -109
4 -75 -105
5 -86 -104
6 -82 -105
7 -81 -95
8 -83 -95
9 -81 -94
10 -83 -95
Jumlah -780 -1007
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−780
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−78
−1007
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−100,7
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−78
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Pout ( mW ) Node 1=15,849 ×10−6
−100,7
b. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Lampiran 6. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 60 m
Tabel L.6. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 60 m
Jarak 60 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -76 -99
2 -78 -101
3 -77 -99
4 -78 -98
5 -78 -97
6 -79 -97
7 -78 -99
8 -77 -99
9 -77 -99
10 -77 -98
Jumlah -775 -986
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−775
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−77,5
−986
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−98,6
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−77,5
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10−7,75
Pout ( mW ) Node 1=17,783 ×10−6
−98,6
b. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Lampiran 7. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 70 m
Tabel L.7. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 70 m
Jarak 70 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -78 -98
2 -78 -99
3 -84 -99
4 -81 -98
5 -88 -99
6 -85 -98
7 -87 -99
8 -87 -102
9 -89 -108
10 -89 -113
Jumlah -846 -1013
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−846
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−84,6
−1013
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−101,3
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
−84,6
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 8. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 80 m
Tabel L.8. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 80 m
Jarak 80 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -86 -104
2 -87 -104
3 -86 -106
4 -86 -104
5 -86 -105
6 -86 -104
7 -85 -104
8 -85 -105
9 -85 -103
10 -86 -102
Jumlah -858 -1041
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−858
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−85,8
−1041
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−104,1
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−85,8
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 9. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan Daya
Sinyal yang Diterima pada Jarak 90 m
Tabel L.9. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 90 m
Jarak 90 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -95 -105
2 -93 -104
3 -95 -105
4 -93 -101
5 -96 -111
6 -99 -111
7 -84 -110
8 -85 -112
9 -86 -111
10 -86 -113
Jumlah -912 -1083
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−912
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−91,2
−1083
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Rata−Rata RSSI Node 2=−108,3
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−91,2
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 10. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 100 m
Tabel L.10. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 100 m
Jarak 100 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -90 -107
2 -91 -107
3 -92 -107
4 -92 -106
5 -92 -107
6 -91 -107
7 -91 -108
8 -92 -109
9 -91 -106
10 -91 -105
Jumlah -913 -1069
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−913
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−91,3
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
−1069
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−106,9
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−91,3
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 11. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 110 m
Tabel L.11. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 110 m
Jarak 110 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -87 -102
2 -86 -108
3 -87 -106
4 -88 -107
5 -88 -108
6 -85 -109
7 -85 -109
8 -98 -105
9 -101 -107
10 -100 -108
Jumlah -905 -1069
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−905
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Rata−Rata RSSI Node 1=−90,5
−1069
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−106,9
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−90,5
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 12. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 120 m
Tabel L.12. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 120 m
Jarak 120 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -91 -109
2 -92 -114
3 -91 -111
4 -91 -110
5 -92 -111
6 -90 -111
7 -89 -111
8 -89 -110
9 -89 -111
10 -90 -110
Jumlah -904 -1108
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
−904
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−90,4
−1108
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−110,8
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−90,4
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 13. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 130 m
Tabel L.13. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 130 m
Jarak 130 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -91 -111
2 -91 -111
3 -89 -110
4 -89 -110
5 -89 -111
6 -89 -110
7 -88 -110
8 -89 -112
9 -89 -113
10 -89 -112
Jumlah -893 -1110
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−893
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−89,3
−1110
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−111
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−89,3
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 14. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi LOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 140 m
Tabel L.14. Nilai RSSI LOS dari sensor node ke data gateway jarak 140 m
Jarak 140 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -88 -109
2 -87 -107
3 -86 -109
4 -86 -107
5 -86 -107
6 -86 -108
7 -87 -109
8 -87 -109
9 -87 -107
10 -86 -107
Jumlah -866 -1079
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−866
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−86,6
−1079
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−107,9
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−86,6
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 15. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 10 m
Tabel L.15. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 10 m
Jarak 10 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -69 -99
2 -70 -102
3 -71 -104
4 -70 -105
5 -69 -110
6 -72 -112
7 -71 -106
8 -71 -100
9 -72 -100
10 -71 -99
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Jumlah -706 -1037
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−706
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−70,6
−1037
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−103,7
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−70,6
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 16. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 20 m
Tabel L.16. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 20 m
Jarak 20 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -72 -98
2 -71 -99
3 -66 -98
4 -68 -98
5 -69 -96
6 -69 -91
7 -69 -91
8 -71 -93
9 -67 -93
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
10 -70 -93
Jumlah -692 -950
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−692
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−69,2
−950
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−95
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−69,2
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 17. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 30 m
Tabel L.17. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 30 m
Jarak 30 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -71 -92
2 -72 -92
3 -71 -92
4 -72 -92
5 -71 -92
6 -71 -88
7 -69 -89
8 -71 -97
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
9 -72 -104
10 -71 -104
Jumlah -711 -942
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−711
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−71,1
−942
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−94,2
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−71,1
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 18. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 40 m
Tabel L.18. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 40 m
Jarak 40 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -74 -101
2 -74 -101
3 -77 -103
4 -82 -102
5 -84 -103
6 -80 -103
7 -80 -102
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
8 -79 -103
9 -79 -103
10 -78 -102
Jumlah 787 -1023
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−787
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−78,7
−1023
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−102,3
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−78,7
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 19. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 50 m
Tabel L.19. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 50 m
Jarak 50 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -76 -104
2 -72 -104
3 -94 -103
4 -94 -104
5 -93 -107
6 -85 -106
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
7 -93 -107
8 -93 -104
9 -98 -103
10 -96 -102
Jumlah -894 -1044
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−894
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−89,4
−1044
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−104,4
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−89,4
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 20. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 60 m
Tabel L.20. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 60 m
Jarak 60 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 -81 -108
2 -108 -109
3 -107 -109
4 -114 -109
5 -112 -109
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
6 -114 -109
7 -112 -110
8 -112 -112
9 -114 -111
10 -114 -111
Jumlah -1088 -1097
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−1088
a. Rata−Rata RSSI Node 1=
10
Rata−Rata RSSI Node 1=−108,8
−1097
b. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−109,7
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−108,8
a. Pout ( mW ) Node 1=1000 ×10 10
Lampiran 21. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 70 m
Tabel L.21. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 70 m
Jarak 70 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 - -111
2 - -112
3 - -114
4 - -113
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
5 - -111
6 - -116
7 - -118
8 - -117
9 - -117
10 - -111
Jumlah - -1140
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−1140
a. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−114
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−114
a. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 22. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 80 m
Tabel L.22. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 80 m
Jarak 80 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 - -116
2 - -116
3 - -115
4 - -116
5 - -115
6 - -115
7 - -115
8 - -116
9 - -115
10 - -115
Jumlah - -1154
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−1154
a. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−115,4
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−115,4
a. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 23. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 90 m
Tabel L.23. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 90 m
Jarak 90 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 - -114
2 - -115
3 - -115
4 - -113
5 - -116
6 - -116
7 - -114
8 - -114
9 - -115
10 - -115
Jumlah - -1147
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−1147
a. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−114,7
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−114,7
a. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 24. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 100 m
Tabel L.24. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 100 m
Jarak 100 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 - -115
2 - -115
3 - -116
4 - -116
5 - -116
6 - -117
7 - -116
8 - -116
9 - -117
10 - -116
Jumlah - -1160
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−1160
a. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−116
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−116
a. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 25. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 110 m
Tabel L.25. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 110 m
Jarak 110 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 - -116
2 - -116
3 - -116
4 - -116
5 - -113
6 - -117
7 - -119
8 - -115
9 - -115
10 - -117
Jumlah - -1160
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−1160
a. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−116
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−116
a. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 26. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 120 m
Tabel L.26. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 120 m
Jarak 120 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 - -117
2 - -117
3 - -118
4 - -117
5 - -119
6 - -118
7 - -118
8 - -117
9 - -118
10 - -118
Jumlah - -1177
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−1177
a. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−117,7
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−117,7
a. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 27. Data Pengukuran Nilai RSSI Kondisi NLOS beserta Perhitungan
Daya Sinyal yang Diterima pada Jarak 130 m
Tabel L.27. Nilai RSSI NLOS dari sensor node ke data gateway jarak 130 m
Jarak 130 m
Nilai RSSI (dBm)
Data ke-
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
1 - -117
2 - -116
3 - -116
4 - -117
5 - -116
6 - -116
7 - -117
8 - -117
9 - -117
10 - -118
Jumlah - -1167
Dengan menggunakan rumus (3.1) maka dapat dihitung nilai rata-rata RSSI sebagai
berikut :
−1167
a. Rata−Rata RSSI Node 2=
10
Rata−Rata RSSI Node 2=−116,7
Dengan menggunakan rumus (3.2) maka dapat dihitung nilai daya sinyal yang diterima
oleh data gateway sebagai berikut :
−116,7
a. Pout ( mW ) Node 2=1000 ×10 10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 28. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 10 m
Jarak 10 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -70 -81 P0
2 -69 -83
3 -70 -84
4 -70 -83
5 -68 P0 -83
6 -68 -83
7 -68 -83
8 -68 -83
9 -68 -82
10 -74 -82
Rata-rata -69,3 RSSIij -82,7 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−68−(−69,3)
a. n 10 log10
10
node1=10
1,3
100
n node1=10
n node1=1,030
−81−(−82,7 )
b. n 10 log10
10
node2 =10
1,7
n node2 =10 100
n node2 =1,040
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 29. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 20 m
Jarak 20 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -70 P0 -87 P0
2 -70 -87
3 -77 -87
4 -76 -87
5 -77 -87
6 -75 -87
7 -75 -87
8 -77 -87
9 -78 -87
10 -76 -88
Rata-rata -75,1 RSSIij -87,1 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−70−(−75,1)
a. n 10 log 10
20
node1=10
5,1
200
n node1=10
n node1=1,060
−87−(−87,1 )
b. n 10 log10
20
node2 =10
0,1
n node2 =10 200
n node2 =1,001
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 30. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 30 m
Jarak 30 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -77 -87
2 -75 -86 P0
3 -78 -89
4 -76 -90
5 -79 -95
6 -81 -94
7 -66 P0 -96
8 -68 -100
9 -67 -105
10 -68 -91
Rata-rata -73,5 RSSIij -93,3 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−66−(−73,5)
a. n 10 log10
30
node1=10
7,5
300
n node1=10
n node1=1,059
−86−(−93,3)
b. n 10 log10
30
node2 =10
7,3
n node2 =10 300
n node2 =1,058
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 31. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 40 m
Jarak 40 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -69 P0 -89 P0
2 -70 -89
3 -70 -90
4 -70 -90
5 -70 -91
6 -70 -91
7 -70 -89
8 -70 -91
9 -70 -93
10 -69 -96
Rata-rata -69,8 RSSIij -90,9 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−69−(−69,8)
a. n 10log 10
40
node1=10
0,8
400
n node1=10
n node1=1,005
−89−(−90,9 )
b. n 10 log10
40
node2 =10
1,9
n node2 =10 400
n node2 =1,011
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 32. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 50 m
Jarak 50 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -70 -101
2 -70 -104
3 -69 P0 -109
4 -75 -105
5 -86 -104
6 -82 -105
7 -81 -95
8 -83 -95
9 -81 -94 P0
10 -83 -95
Rata-rata -78 RSSIij -100,7 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−69−(−73)
a. n 10 log10
50
node1=10
9
500
n node1=10
n node1=1,042
−94−(−100,7)
b. n 10 log 10
50
node2 =10
6,7
n node2 =10 500
n node2 =1,031
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 33. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 60 m
Jarak 60 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -76 P0 -99
2 -78 -101
3 -77 -99
4 -78 -98
5 -78 -97 P0
6 -79 -97
7 -78 -99
8 -77 -99
9 -77 -99
10 -77 -98
Rata-rata -77,5 RSSIij -98,6 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−76−(−77,5)
a. n 10log 10
60
node1=10
1,5
600
n node1=10
n node1=1,006
−97−(−98,6)
b. n 10 log10
60
node2 =10
1,6
n node2 =10 600
n node2 =1,006
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 34. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 70 m
Jarak 70 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -78 P0 -98 P0
2 -78 -99
3 -84 -99
4 -81 -98
5 -88 -99
6 -85 -98
7 -87 -99
8 -87 -102
9 -89 -108
10 -89 -113
Rata-rata -84,6 RSSIij -101,3 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−78−(−84,6 )
a. n 10 log10
70
node1=10
6,6
700
n node1=10
n node1=1,022
−98−(−101,3)
b. n 10 log10
70
node2 =10
3,3
n node2 =10 700
n node2 =1,011
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 35. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 80 m
Jarak 80 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -86 -104
2 -87 -104
3 -86 -106
4 -86 -104
5 -86 -105
6 -86 -104
7 -85 P0 -104
8 -85 -105
9 -85 -103
10 -86 -102 P0
Rata-rata -85,8 RSSIij -104,1 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−85−(−85,8 )
a. n 10 log10
80
node1=10
0,8
800
n node1=10
n node1=1,002
−102−(−104,1)
b. n 10 log 10
80
node2 =10
2,1
n node2 =10 800
n node2 =1,006
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 36. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 90 m
Jarak 90 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -95 -105
2 -93 -104
3 -95 -105
4 -93 -101 P0
5 -96 -111
6 -99 -111
7 -84 P0 -110
8 -85 -112
9 -86 -111
10 -86 -113
Rata-rata -91,2 RSSIij -108,3 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−84−(−91,2)
a. n 10 log10
90
node1=10
7,2
900
n node1=10
n node1=1,019
−101−(−108,3)
b. n 10 log 10
90
node2 =10
7,3
n node2 =10 900
n node2 =1,019
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 37. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 100 m
Tabel L.37. Hasil rata-rata RSSI kondosi LOS pada jarak 100 m
Jarak 100 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -90 P0 -107
2 -91 -107
3 -92 -107
4 -92 -106
5 -92 -107
6 -91 -107
7 -91 -108
8 -92 -109
9 -91 -106
10 -91 -105 P0
Rata-rata -91,3 RSSIij -106,9 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−90−(−91,3 )
a. n 10 log 10
100
node1=10
1,3
n node1=10 1000
n node1=1,003
−105−(−106,9)
b. n 10 log10
100
node2 =10
1,9
n node2 =10 1000
n node2 =1,004
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 38. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 110 m
Tabel L.38. Hasil rata-rata RSSI kondosi LOS pada jarak 110 m
Jarak 110 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -87 -102 P0
2 -86 -108
3 -87 -106
4 -88 -107
5 -88 -108
6 -85 P0 -109
7 -85 -109
8 -98 -105
9 -101 -107
10 -100 -108
Rata-rata -90,5 RSSIij -106,9 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−85−(−90,5 )
a. n 10 log 10
110
node1=10
5,5
n node1=10 1100
n node1=1,012
−102−(−106,9)
b. n 10 log10
110
node2 =10
4,9
n node2 =10 1100
n node2 =1,010
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 39. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 120 m
Tabel L.39. Hasil rata-rata RSSI kondosi LOS pada jarak 120 m
Jarak 120 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -91 -109 P0
2 -92 -114
3 -91 -111
4 -91 -110
5 -92 -111
6 -90 -111
7 -89 P0 -111
8 -89 -110
9 -89 -111
10 -90 -110
Rata-rata -90,4 RSSIij -110,8 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−89−(−90,4 )
a. n 10 log 10
120
node1=10
1,4
n node1=10 1200
n node1=1,003
−109−(−110,8)
b. n 10 log10
120
node2 =10
1,8
n node2 =10 1200
n node2 =1,003
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 40. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 130 m
Tabel L.40. Hasil rata-rata RSSI kondosi LOS pada jarak 130 m
Jarak 130 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -91 -111
2 -91 -111
3 -89 -110 P0
4 -89 -110
5 -89 -111
6 -89 -110
7 -88 P0 -110
8 -89 -112
9 -89 -113
10 -89 -112
Rata-rata -89,3 RSSIij -111 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−88−(−89,3 )
a. n 10 log 10
130
node1=10
1,3
n node1=10 1300
n node1=1,002
−110−(−111)
b. n 10 log10
130
node2 =10
1
1300
n node2 =10
n node2 =1,002
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 41. Data Perhitungan PLE Kondisi LOS pada Jarak 140 m
Tabel L.41. Hasil rata-rata RSSI kondosi LOS pada jarak 140 m
Jarak 140 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -88 -109
2 -87 -107 P0
3 -86 P0 -109
4 -86 -107
5 -86 -107
6 -86 -108
7 -87 -109
8 -87 -109
9 -87 -107
10 -86 -107
Rata-rata -86,6 RSSIij -107,9 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−86−(−86,6 )
a. n 10 log 10
140
node1=10
0,6
1400
n node1=10
n node1=1,001
−107−(−107,9)
b. n 10 log10
140
node2 =10
0,9
1400
n node2 =10
n node2 =1,001
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 42. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 10 m
Jarak 10 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -69 P0 -99 P0
2 -70 -102
3 -71 -104
4 -70 -105
5 -69 -110
6 -72 -112
7 -71 -106
8 -71 -100
9 -72 -100
10 -71 -99
Rata-rata -70,6 RSSIij -103,7 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−69−(−70,6)
a. n 10 log10
10
node1=10
1,6
100
n node1=10
n node1=1,038
−99−(−103,7)
b. n 10 log10
10
node2 =10
4,7
n node2 =10 100
n node2 =1,114
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 43. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 20 m
Jarak 20 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -72 -98
2 -71 -99
3 -66 P0 -98
4 -68 -98
5 -69 -96
6 -69 -91 P0
7 -69 -91
8 -71 -93
9 -67 -93
10 -70 -93
Rata-rata -69,2 RSSIij -95 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−66−(−69,2)
a. n 10log 10
20
node1=10
3,2
n node1=10 200
n node1=1,038
−91−(−95)
b. n 10 log10
20
node2 =10
4
n node2 =10 200
n node2 =1,047
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 44. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 30 m
Jarak 30 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -71 -92
2 -72 -92
3 -71 -92
4 -72 -92
5 -71 -92
6 -71 -88 P0
7 -69 P0 -89
8 -71 -97
9 -72 -104
10 -71 -104
Rata-rata -71,1 RSSIij -94,2 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−69−(−71,1)
a. n 10 log 10
30
node1=10
2,1
n node1=10 300
n node1=1,016
−88−(−94,2 )
b. n 10 log10
30
node2 =10
6,2
n node2 =10 300
n node2 =1,049
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 45. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 40 m
Jarak 40 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -74 P0 -101 P0
2 -74 -101
3 -77 -103
4 -82 -102
5 -84 -103
6 -80 -103
7 -80 -102
8 -79 -103
9 -79 -103
10 -78 -102
Rata-rata 78,7 RSSIij -102,3 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−74−(−78,7 )
a. n 10 log10
40
node1=10
4,7
n node1=10 400
n node1=1,027
−101−(−102,3)
b. n 10 log 10
40
node2 =10
1,3
400
n node2 =10
n node2 =1,008
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 46. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 50 m
Jarak 50 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -76 -104
2 -72 P0 -104
3 -94 -103
4 -94 -104
5 -93 -107
6 -85 -106
7 -93 -107
8 -93 -104
9 -98 -103
10 -96 -102 P0
Rata-rata -89,4 RSSIij -104,4 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−72−(−89,4 )
a. n 10 log10
50
node1=10
17,4
n node1=10 500
n node1=1,083
−102−(−104,4)
b. n 10 log 10
50
node2 =10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
2,4
n node2 =10 500
n node2 =1,011
Jarak 60 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 -81 P0 -108 P0
2 -108 -109
3 -107 -109
4 -114 -109
5 -112 -109
6 -114 -109
7 -112 -110
8 -112 -112
9 -114 -111
10 -114 -111
Rata-rata -108,8 RSSIij -109,7 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−81−(−108,8)
a. n 10 log10
60
node1=10
27,8
600
n node1=10
n node1=1,113
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
−108−(−109,7)
b. n 10 log 10
60
node2 =10
1,7
n node2 =10 600
n node2 =1,007
Jarak 70 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 - -111 P0
2 - -112
3 - -114
4 - -113
5 - -111
6 - -116
7 - -118
8 - -117
9 - -117
10 - -111
Rata-rata - -114 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−111−(−114 )
a. n 10 log 10
70
node2 =10
3
700
n node2 =10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
n node2 =1,010
Jarak 80 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 - -116
2 - -116
3 - -115 P0
4 - -116
5 - -115
6 - -115
7 - -115
8 - -116
9 - -115
10 - -115
Rata-rata - -115,4 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−115−(−115,4)
a. n 10 log10
80
node2 =10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
0,4
n node2 =10 800
n node2 =1,001
Jarak 90 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 - -114
2 - -115
3 - -115
4 - -113 P0
5 - -116
6 - -116
7 - -114
8 - -114
9 - -115
10 - -115
Rata-rata - -114,7 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
−113−(−114,7)
a. n 10 log10
90
node2 =10
1,7
n node2 =10 900
n node2 =1,004
Lampiran 51. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 100 m
Tabel L.51. Hasil rata-rata RSSI kondosi NLOS pada jarak 100 m
Jarak 100 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 - -115 P0
2 - -115
3 - -116
4 - -116
5 - -116
6 - -117
7 - -116
8 - -116
9 - -117
10 - -116
Rata-rata - -116 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
−115−(−116)
a. n 10 log10
100
node2 =10
1
n node2 =10 1000
n node2 =1,002
Lampiran 52. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 110 m
Tabel L.52. Hasil rata-rata RSSI kondosi NLOS pada jarak 110 m
Jarak 110 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 - -116
2 - -116
3 - -116
4 - -116
5 - -113 P0
6 - -117
7 - -119
8 - -115
9 - -115
10 - -117
Rata-rata - -116 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−113−(−116)
a. n 10 log 10
110
node2 =10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
3
n node2 =10 1100
n node2 =1,006
Lampiran 53. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 120 m
Tabel L.53. Hasil rata-rata RSSI kondosi NLOS pada jarak 120 m
Jarak 120 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 - -117 P0
2 - -117
3 - -118
4 - -117
5 - -119
6 - -118
7 - -118
8 - -117
9 - -118
10 - -118
Rata-rata - -117,7 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−117−(−117,7)
a. n 10 log10
120
node2 =10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
0,7
n node2 =10 1200
n node2 =1,001
Lampiran 54. Data Perhitungan PLE Kondisi NLOS pada Jarak 130 m
Tabel L.54. Hasil rata-rata RSSI kondosi NLOS pada jarak 130 m
Jarak 130 m
TTGO ESP32 LoRa Heltec Cube Cell
Data ke-
Nilai RSSI (dBm) Keterangan Nilai RSSI (dBm) Keterangan
1 - -117
2 - -116 P0
3 - -116
4 - -117
5 - -116
6 - -116
7 - -117
8 - -117
9 - -117
10 - -118
Rata-rata - -116,7 RSSIij
Dengan menggunakan rumus (3.3) maka dapat dihitung nilai PLE sebagai berikut :
−116−(−116,7)
a. n 10 log10
130
node2 =10
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
0,7
n node2 =10 1300
n node2 =1,001
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Lampiran 55. Dokumentasi Penelitian
Gambar L.2. Proses pengambilan data dengan mengubah parameter jarak antara
transmitter dengan receiver
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Gambar L.3. Proses pembuatan video
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021
Gambar L.5. Penulis bersama pemilik kebun beserta tim peneliti Penelitian Unggulan
Strategis P3M PNB 2021
Skripsi dan Naskah Skripsi – PS Teknik Otomasi – Teknik Elektro – PNB – 2021