Disusun Oleh:
Grup Tutor A4
Diketahui Oleh:
Fasilitator
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil laporan
tutorial Blok Sistem Reproduksi ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyusunan laporan tutorial Blok Sistem Reproduksi ini, penulis menyadari
sepenu ya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bimbingan dan bantuan dari semua pihak tidaklah mungkin hasil laporan tutorial Blok Sistem
Reproduksi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.
2. dr. Budi Darmanta Sembiring, M.Kes (ClinPath), SpPK selaku dosen atas segala masukkan,
bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi segala keterbatasan penulis.
Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari Tuhan, serta laporan Tutorial Blok Sistem Reproduksi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.
Pemicu .....................................................................................................................4
Wanita
28 tahun
DD : 1. Psikosis post
partum
3. Depresi postpartum
V. Learning Objective
1. Definisi dan etiologi dari dd
2. Manifestasi klinis psikosis postpartum
3. Faktor risiko psikosis postpartum
4. Cara menegakkan diagnosa
5. Tatalaksana psikosis postpartum
6. Edukasi pada pasien psikosis postpartum
Terapi electroconvulsive (ECT) diakui sebagai sarana pengobatan dengan manfaat yang
luar biasa pada pasien dengan psikosis yang berhubungan dengan skizofrenia dan
gangguan skizoafektif refrakter terhadap farmakoterapi antipsikotik. ECT juga dianggap
sebagai intervensi yang aman dan efektif pada pasien dengan kekambuhan akut atau
eksaserbasi psikosis pada periode postpartum dengan risiko komplikasi minimal. Pasien
dengan riwayat gangguan bipolar yang stabil pada obat penstabil suasana hati sebelum
kehamilan yang menghentikan pengobatan selama kehamilan memiliki peningkatan
risiko kekambuhan pada periode perinatal atau pascanatal. Hampir semua kelas obat yang
digunakan sebagai terapi pemeliharaan menimbulkan risiko malformasi kongenital dan
komplikasi saraf lainnya pada janin yang sedang berkembang terutama selama dua belas
minggu pertama perkembangan.
Pasien dan keluarga harus membuat keputusan yang tepat, dengan hati-hati
mempertimbangkan risiko dan manfaat manajemen pengobatan selama kehamilan. Dari
pilihan farmakologis utama, lithium memiliki tingkat 2,8% menyebabkan malformasi
kongenital utama, valproat tertinggi pada 5 hingga 8%, dan carbamazepine 2 hingga 6%.
Adapun antipsikotik atipikal dan tipikal, risiko untuk menyebabkan malformasi
kongenital mayor tidak jelas karena tidak ada penelitian yang signifikan selama
kehamilan. Perawatan non-farmakologis seperti psikoterapi adalah pengobatan tambahan
yang baik bersama psikofarmakologi dan ECT memiliki rekam jejak sebagai cara yang
aman dan efektif untuk mengobati episode akut selama kehamilan bersama atau tanpa
obat psikiatri.