BLOK RESPIRASI
Disusun Oleh:
Grup Tutor A4
Diketahui Oleh:
Fasilitator
FAKULTAS KEDOKTERAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil
laporan tutorial blok Respirasi ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyusunan laporan tutorial blok Respirasi ini, penulis menyadari sepenuhnya
banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bimbingan dan bantuan dari semua pihak tidaklah mungkin hasil laporan tutorial blok
Respirasi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatanini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.
2. dr. Wilson Arthur Zein, M. Biomed, selaku dosen atas segala masukkan, bimbingan
dan kesabaran dalam menghadapi segala keterbatasan penulis.
Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari Tuhan, serta laporan tutorial blok Respirasi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
PEMICU
Seorang laki-laki umur 30 tahun dating ke Poliklinik Paru dengan keluhan batuk sudah 3
minggu disertai demam, malaise, anoreksia, keringat malam tanpa aktifitas, berat badan
menurun.
Pada pemeriksaan fisik, Inspeksi : bentuk dada simetris fusiformis. Palpasi : Stem
fremitusbparu kiri dan kanan sama, kesan normal. Perkusi : Sonor memendek di lapangan
atas paru kanan. Auskultasi : Suara pernafasan Bronkial di lapangan atas paru kanan dan
suara tambahan ronki basah.
More info:
Foto toraks PA : tampak gambaran infiltrate di apex paru kanan dan kafitas kecil.
Laboratorium : darah rutine : dalam batas normal, fungsi hati dan ginjal : dalam batas normal.
Sputum BTA SPS : +2/+2/+2, TCM Sputum/ Genexpert MTB : MTB Positif Rif Sen.
I. Klarifikasi Istilah
3
4. Ronki basah terjadi karena bakteri yang menyerang paru menyebabkan
penebalan pleura dan juga adanya cairan alveoli pada bronkiolus.
5. Karena bakteri berkembang baik di apeks paru yang dimana tekanan oksigen
di apeks paru lebih tinggi sehingga mendukung perkembangan bakteri.
4
IV. Kerangka Konsep
Pria 30 tahun
DD :
1. TB Paru
2. PPOK
3. Bronkhitis
5
V. Learning Objective
1. Definisi dan gejala klinis TB Paru
2. ISTC (international Standard Tuberculosis Care) dan DOTS
3. Kategori TB Paru menurut WHO
4. Pengobatan TB Paru sesuai Kategori WHO
5. Komplikasi TB Paru
6. Definisi TB MDR ( Multi Drug Resisten),Pre-XDR dan XDR
7. Paduan dan lama Pengobatan TB RO tanpa suntikan jangka pendek
8. Paduan dan lama Pengobatan TB RO tanpa suntukan jangka panjang
6
VI. Pembahasan
7
d. Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila
infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
8
DOTS
DOTS(Directly Observed Treatment Short Course): strategi nasional untuk
menanggulangi penyakit TB dengan cepat, biaya untuk pengobatan lebih
ekonomis, dan dapat menghasilkan angka kesembuhan sebesar 95%. DOTS
merupakan pengawasan langsung menelan obat jangka pendek setiap hari oleh
pengawas menelan obat (PMO).
9
kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat
kelamin, dan lain-lain.
B. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB
Paru:
1. Tuberkulosis paru BTA positif.
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif.
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis.
2. Tuberkulosis paru BTA negatif Kasus yang tidak memenuhi definisi pada
TB paru BTA positif. Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus
meliputi:
Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.
Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
10
TB paru (kasus baru), BTA negatif atau pada foto toraks terdapat lesi
minimal.
Paduan obat yang diberikan adalah 2RHZE / 4 R3H3.
5. Komplikasi TB Paru
Komplikasi yang sering terjadi pada penderita stadium lanjut:
a. Hemoptisis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas.
b. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial
c. Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau retraktif) pada paru.
d. Pneumotorak (adanya udara didalam rongga pleura) spontan:
kolapsspontan karena kerusakan jaringan paru.
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian,ginjal
dan sebagainya.
f. Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).
Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap
dirumah sakit. Penderita TBC paru dengan kerusakan jaringan luas
yang telah sembuh (BTA negatif) masih bisa mengalami batuk darah.
PRE XDR
Pre-XDR-TB merupakan tuberkulosis yang disertai resistensi terhadap
isoniazid dan rifampisin serta resistensi terhadap salah satu obat golongan
fluorokuinolon atau salah satu dari OAT injeksi lini kedua (kapreomisin,
kanamisin dan amikasin)
11
XDR
XDR-TB adalah resistensi terhadap isoniazid dan rifampisin yang disertai
resistensi salah satu obat golongan fluorokuinolon dan salah satu dari OAT
injeksi lini kedua
12
VII. KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2005; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005 Tentang
Kesehatan; Jakarta; Hal 1. Fisioterapi Indonesia; Jakarta; Hal.5.
Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Alihbahasa oleh Andry
Hartono. Jakarta: EGC.
14