Anda di halaman 1dari 12

·,

l
JURNALPELANGI IIMUVOLUME 2 NO.5, MEl 2009

Penilaian Sikap llmiah Dalam Pembelajaran Sains

Oleh: Herson Anwar, S.Pd

Abstrak .I
Assessment of scientific attitude in science study, important is executed along of in
study of science relates to ability, causing becomes solvent student reference or
inability at study. Attitude contains three dimensions namely cognate trust, feeling
of akfektif or evaluatif and behavior of someone to attitude object.
Assessment result of learning Sains is assumed complete if including cognate
aspect, affective, and psikomotor. Attitude is behaviour having the character of
public disseminating is thin is of all thing done by student. But attitude also is one
other having an in with result of student learning.
Distinguishable scientific attitude from simply attitude to Sains, because attitude to
Sains only be focused at does student like or doesn't like to study Sains. Of course
positive attitude to study of Sains will give high contribution in forming of
scientific attitude of student.
Kata Kunci: Penilaian, Sikap 1/miah dan Pembelajaran Sains

A. Pengertian dan Dimensi Sikap stabil dan berlangsung terns menerus


untuk bertingkah laku atau untuk
Dalam Dictionary of Psy-
mereaksi dengan cara tertentu.
chology, Reber (1985) menyatakan
Mueller ( 1986) menganggap
bahwa istilah sikap (attitude) berasal
bahwa Thurstone adalah yang
dari bahasa Latin, "aptitude" yang
pertama mempopulerkan metodologi
berarti kemampuan, sehingga sikap
pengukuran sikap. Thurstone dalam
dijadikan acuan apakah seseorang
Kartawijaya (1992) mendefi.niskan
mampu atau tidak mampu pada
sikap sebagai seluruh kecenderungan
pekerjaan tertentu. Chaplin (1975)
dan perasaan, kecurigaan dan
menyatakan bahwa sikap atau
prasangka, prapemahaman yang
pendirian adalah satu predisposisi
mendetail, ide-ide, rasa takut,
atau kecenderungan yang relative
ancaman dan keyakinari · tentang
-'

JURNAL PELANGI 1/MU VOLUME 2 NO. 5, ME/ 2009

suatu hal. Ada empat dimensi sikap menghindari apa yang tidak
dari Thurstone, yaitu: ( 1) pengaruh diinginkan.
atau penolakan, (2) penilaian, (3) 3. Sikap relatif lebih menetap.
suka atau tidak suka, dan (4) Ketika satu sikap telah
kepositifan atau kenegatifan terbentuk pada diri seseorang
terhadap obyek psikologis. maka hal itu akan menetap
Secara Iebih terperinci, dalam waktu relative lama
Rahmat {1998) menyimpulkan karena hal itu didasari pilihan
beberapa pendapat ahli dan yang menguntungkan dirinya
menetapkan lima ciri yang menjadi 4. Sikap mengandung aspek
karakteristik sikap seseorang: evaluatif Sikap akan bertahan
1. Sikap adalah kecenderungan selama obyek sikap masih
bertindak, berpresepsi, berpikir. menyenangkan seseorang, tetapi
dan merasa dalam menghadapi kapan obyek sikap dinilainya
obyek, ide, situasi. atau nilai. negatif maka sikap akan
Sikap bukan perilaku tetapi berubah. ·'
merupakan kecenderungan 5. Sikap timbul melalui penga-
berperilaku dengan cara tertentu laman, tidak dibawa sejak tahir,
terhadap obyek sikap. Obyek sehingga sikap dapat diperteguh
sikap dapat berupa benda, atau diubah melalui proses
orang, tempat, gagasan, situasi, belajar.
atau kelompok. Cassio ( 1991) dan Gibson
2. Sikap mempunyai daya (1996) justru mendukung pendapat
pendorong. Sikap bukan hanya Ruch dengan menggmbarkan
rekaman masa lalu tetapi juga hubungan antara sikap dan perilaku
pilihan seseorang untuk menen- sebagai berikut:
tukan apa yang disukai dan

EJ
JURNAL PELANGJIIMU VOLUME 2 NO. 5, ME/2009

~ J
Lingkungan ~
Sikap Perilaku

Proses kognitif, Tambahan


integrasi dan factor personal
konsistensi dan lingkungan

Sikap berkembang dari inter- b. Sikap memiliki intensitas,


aksi antara individu dengan artinya, kedalaman sikap
lingkungan masa lalu dan masa kini. terhadap obyek tertentu belum
Melaui proses kognisi dari integrasi tentu sama meskipun arahnya
dan konsistensi sikap dibentuk sama.
,.) ' menjadi komponen kognisi, emosi, c. Sikap memiliki keluasan artinya
dan kecendrungan bertindak. Setelah ketidak setujuan terhadap obyek
sikap terbentuk akan mempengaruhi sikap dapat spesifi.k hanya pada
perilaku secara langsung. Perilaku aspek tertentu, tetapi sebaliknya
akan memmpengaruhi perubahan dapat pula mencakup banyak
lingkungan yang ada, dan aspek.
perubahan-perubahan yang terjadi d. Sikap memiliki konsistensi yaitu
akan menuntun pada perubahan kesesuaian antara peryataan
sikap yang dimiliki. sikap yang dikemukakan dengan
Sikap dapat diidentiftk.asi tanggapan terhadap obyek sikap.
dalam lima dimensi sikap yaitu arab, Sikap yang bertahan lama
intensitas, keluasan, konsistensi, dan (stabil) disebut sikap yang
spontanitas. konsisten, sebaliknya sikap yang
a Sikap memiliki arah, artinya cepat berubah (labil) disebut
sikap terbagi pada dua arah, sikap inkonsisten.
setuju atau tidak setuju, e. Sikap memiliki spontanitas,
mendukung atau tidak mendu- artinya sejauh mana kesiapan
kung, positif atau negatif. seseorang menyatakan sikapnya
secara spontan. Spontanitas akan
JURNAL PELANGI IIMU VOLUME 2 NO. 5, ME/ 2009

nampak dari pengamatan memberikan kontribusi yang cukup


indikator sikap pada seseorang berarti.
mengemukakan sikapnya. Menurut Harlen (1996) paling
kurang ada empat jenis sikap yang
B. Sikap Sains (Sikap Dmiah)
perlu mendapat perhatian dalam
Sikap ihniah dalam pembe- pengembangan sikap ilmiah siswa '
lajaran Sains senng dikaitkan sekolah dasar: (1) sikap terhadap
dengan sikap terhadap Sains. pekerjaan di sekolah, (2) sikap
Keduanya saling berbubungan dan terhadap diri mereka sebagai siswa,
keduanya mernpengaruhi perbuatan. (3) sikap terhadap ilmu pengetalman,
Pada tingkat sekolah dasar sikap khususnya Sains, dan (4) sikap
ihniah difokuskan pada ketekunan, terhadap obyek dan kejadian di
keterbukaan, kesediaan memper- lingkungan sekitar. Keempat sikap
timbangkan bukti, dan kesediaan ini akan membentuk sikap ihniah
membedakan fakta dengan pendapat yang mempengaruhi keinginan
(Kartiasa, 1980). Penilaian hasil seseorang untuk ikut serta dalam
belajar Sains dianggap lengkap jika kegiatan tertentu, dan cara seseorang
mencakup aspek kognitif, afektif, merespon tkepada orang lain, obyek,
dan psikomotor. Sikap merupakan atau peristiwa.
tingkah laku yang bersifat umum Pengelompokan sikap ihniah
yang menyebar tipis diseluruh hal oleh para ahli cukup bervariasi,
yang dilakukan siswa. Tetapi sikap meskipun kalau ditelaah lebih jauh
juga merupakan salah satu yang hampir tidak ada perbedaan yang
berpengaruh pada basil belajar berarti. Variasi muncul hanya dalam
SlSWa. penempatan dan penamaan sikap
Sikap ihniah dibedakan dari ilmiah yang ditonjolkan. Misalnya,
sekedar sikap terhadap Sains, karena Gega (1977) memasukkan inven-
sikap terhadap Sains hanya terfokus tiveness (sikap penemuan) sebagai
pada apakah siswa suka atau tidak salah satu sikap ilmiah utama,
suka terhadap pembelajaran Sains. sedangkan AAAS ( 1993) tidak
Tentu saja sikap positif terhadap
pembelajaran Sains akan
menyebut inventiveness
memasukkan open minded (sikap
.
tetagi

memberikan kontribusi tinggi dalam terbuka) sebagai salah satu sikap


pembentukan sikap ihniah siswa ilmiah utama.
tetapi masih ada faktor lain yang Gega ( 1977) mengemukakan
empat sikap pokok yang harus
JURNAL PELANGI IIMU VOLIJME 2 NO. 5, ME/ 2009

dikembangkan dalam Sains yaitu, Science (AAAS : 1993) memberikan


"(a) curiosity, (b) inventiveness, (c) penekanan pada empat sikap yang
critical thinking, and (d) perlu untuk tingkat sekolah dasar
rt persistence ". Keempat sikap llli
sebenamya tidak dapat dipisahkan
yakni honesty {kejujuran), curiosity
{keingintahuan), open minded
antara satu dengan yang lainnya (keterbukaan), dan skepticism
karena sating melengkapi. Sikap (ketidakpercayaan).
ingin tahu (curiosity) mendorong Harten (1996) membuat
akan penemuan sesuatu yang barn pengelompokkan yang lebih lengkap
(inventiveness) yang dengan berpikir dan hampir mencakup kedua
kritis (critical thinking) akan pengelompokkkan yang telah
meneguhkan pendirian (persistence) dikemukakan. Secara singkat
dan berani untuk berbeda pendapat. pengelompokkan tersebut dapat
Sedangkan, oleh American dilihat pada table berikut:
Association for Advancement of

Tabell
Penge ompokk.an s·k
t ap n mta
· h s·tswa
..

Gegga ( 1977) Harlen (1996) AAAS (1993)
Curiosity, (sikap ingin tahu) Curiosity (sikap ingin tahu) Honesty (sikap
jujur)
Inventiveness (sikap penemuan) Respect for evidence (sikap respek Curiosity (sikap
terhadllJ> data) ingin tahu)
Critical thinking (sikap berpikir kritis) Critial reflection (sikap refleksi Open minded
kritis) (sikap
berpikiran
terbuka)
Persistence (sikap teguh pendirian) Perseverance (sikap ketekunan) Skepticism
(sikap keragu-
raguan)
Cretivity and inventiveness (sikap
kreatif dan penemuan)
Open mindedness (sikap berpikiran
terbuka)
Cretivity and inventiveness (sikap
kreatif dan penemuan)
Open mindedness (sikappikiran
terbuka)
Co-operation with others (sikap
bekerjasama dengan orang lain)
JURNAL PELANGI 1/MU VOLUME 2 NO. 5, ME/ 2009 ,

Willingness to tolerate uncertainty


(sikap keinginan menerima
ketidakpastian)
Sensitivity to environment (sikap
sensitive terhada lin kun an

Pengukuran sikap iJmiah siswa butir instrumen sikap iJmiah. Untuk


sekolah dasar dapat didasarkan pada lebih memudahkan dapat digunakan
pengelom-pokkan sikap sebagai dimensi pengelompokkan/dimensi sikap
sikap selanjutnya dikembangkan yang dikembangkan oleh Harlen
indicator-indikator sikap untuk setiap {1996) sebagai berikut:
dimensi sehingga memudahkan menyusun

Tabel2
. dan lndlkator Slkap IInu.ah
Demens1
Dimensi lndikator
Sikap ingin tabu Antusias mencarijawaban.
Perhatian pada obyek yang diamati.
Antusias pada proses Sains.
Menanyakan setiap langkah kegiatan.
Obyektif/jujur.
"
I Sikap respek.
terhadap data/faL."ta Tidak memanipulasi data.
Tidak purbasangka.
Mengambil keputusan sesuai faL.-ta.
Tidak mencampur fakta dengan pendapat.
Sikap berpikir Meragukan temuan ternan.
kritis Menanyakan setiap perubahan/hal baru.
Mengulangi kegiatan yang dilakukan.
Tidak mengabaikan data meskipun kecil.
Sikap penemuan Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi.
dan kreativitas Menunjukkan laporan berbeda dengan ternan kelas.
Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta.
Menggunakan alat tidak seperti biasanya
Menyarankan pereobaan-percobaan baru.
Menguraikan konklusi baru basil pengamatan.
Sikap berpikiran Menghargai pendapat/temuan orang lain. f
terbukadan Mau merubah pendapat jika data kurang.
kerjasama Menerirna saran dari ternan.
Tidak merasa selalu benar.
Menganggap setiap kesirnpulan adalah tentatif.
Berpartisipasi aktif dalam kelompok.
Sikap ketekunan Melanjuttkan meneliti sesudah "kebaruannya" hilang.

l3
JURNAL PELANGI IIMU VOLUME 2 NO. 5, ME! 2009

Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan.


Melengkapi satu kegiatan meskipun ternan.
Kelasnya selesai lebih awal.
Sikap peka Perhatian terhadap peristiwa sekitar.
terhadap Partisipasi pada kegiatan sosial.
lingkungan sekitar Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Catalan: lndrkator-mdllcator tersebut d1 alas hanya contoh dan mas1h dapat . '
dikembangkan agar lebih /engkap dan tepat mendukung dimensi sikap yang
akan diu/cur.

C. Menyusun Instrumen digunakan dalam menilai


Penilaian Sikap Dmiah keterampilan siswa melakukan
praktikum/percobaan sederhana.
Sikap ilm.iah diukur dengan
Pengarnatan dapat dilakukan
bentuk penilaian non tes. Teknik
secara partispatif dan non-partisipatif
penilaian non-tes yang sering digu-
Pengamatan partisipatif artinya
nakan adalah pengamatan (obser-
dalam melakukan pengamatan atau
vasi), melakukan wawancara (inter-
penilaian, guru (pengarnat) ikut
view), menyebarkan angket (kuesio-
melibatkan diri di tengah-tengah
ner), dan dokumen (dokumentasi).
siswa/peserta didik yang sedang
1. Pengamatan (Observasi)
diamati. Pengamatan non-partisipatif
Pengarnatan adalah cara yakni pengamat berada di luar
mengumpulkan data dengan kelompok yang diamati. Instrumen
mengadakan pencatatan terhadap apa pengarnatan paling banyak
yang menjadi sasaran pengamatan. digunakan dalam bentuk "skala
Pada waktu siswa mencatat ciri-ciri rating"' dan "daftar cek". lnstrumen
tanaman jagung (rnisalnya keadaan ini sangat memudahkan peengamat
akar, batang, dan daun), sebenamya dengan hanya memberi tanda cek (...J)
siswa tersebut sedang mengadakan pada sikap/prilaku yang diamati.
pengarnatan. Guru dapat melakukan Berikut ini contoh instrumen
penilaian sikap ihniah siswa pada dengan teknik observasi/ penga-
waktu siswa melakukan pengamatan. matan. Contoh pertama (tabel 3)
Pengarnatan sebagai alat evaluasi menggunakan skala rating, sedang-
disamping digunakan untuk menilai kan contah kedua ( tabel 4)
sikap dan tingkah laku siswa juga menggunakan daftar cek (check list).
JURNAL PELANGI 1/MU VOLUME 2 NO. 5, ME/ 2009

Tabel3
Skala Rating Sikap Berpikir Kritis Siswa

Dimensi Indikator NomorButir


Sikap berpikir kritis Meragukan temuan ternan. 5,7
Menanyakan setiap perubahanlhal baru. 1,2
Mengulangi kegiatan yang dilakukan. 4
Tidak mengabaikan data meskipun kecil. 3,6

No Rentangan
Aspek-aspek sikap yang dinilai
1 2 3 4
1. Menanyakan tujuan percobaan yang.dilakukan
2. Menanyakan pengg alat dn bahan yg digunakan
3. Mencatat hasil pengamatan yang dilakukan
4. Mencoba mengulangi percobaan yg dilakukan
5. Mempertanyakan hasil pengamatan orang lain
6. Melaporkan hasil pengamatan yang dilakukan
7. Menguji kembali hasil temuan yang berbeda
8. Dan seyterusnya ... ... ... ... ... .. ... .... .. .... ..... ..

Teknik pemberian skor perlu a. jika ridak bertanya


diperjelas untuk menentukan b. jika bertanya satu kali
kriterian rentang skor. Seriap butir c. jika bertanya dua atau riga
perlu ditetapkan indikatomya kali
sehingga dapat dilakukan peniiaian d. jika bertanya lebih tiga kali
dengan baik dan benar. Misalnya,
dalam keadaan bagaimana pengamat No. 2. Menanyakan penggunaan alat
memberi skor 4 dan dalam keadaan dan bahan yang digunakan
bagaimana pengamat memberi skor a. jika ridak bertanya
b. jika bertanya satu kali
1. Pada contoh di atas, teknik c. jika bertanya dua atau riga
pemberian skor dapat dilakukan kali
sebagai berikut: d. jika bertanya lebih riga kali f

No. 1. Menanyakan tujuan


percobaan yang dilakukan.
JURNAL PELANGJIIMU VOLrJME 2 NO. 5, ME! 2009

No. 3. Mencatat hasil pengamatan d. membuat laporan lengkap,


yang dilakukan jelas, beraturan
a. tidak mencatat data hasil No.7. Menguji kembali hasil temuan
pengamatan yang berbeda
b. mencatat hasil pengamatan a. membiarkan saja hasil • I
tetapi tidak lengkap temuan yang berbeda
c. mencatat hasil pengamatan b. menguji kembali tidak
lengkap lengkap
d. mencatat hasil pengarnatan c. menguji kembali dengan
lengkap, jelas, bemturan lengkap
No. 4. Mencoba mengulangi d. menguji kembali, lengkap,
percobaan yang dilakukan jelas beraturan
a. tidak mengulangi Catalan: Skor mentah total
percobaan diperoleh dengan menjumlahkan
b. mengulangi karena skor dari setiap aspek yang
terpaksa menunjang komponen yang
c. mengulangi secara bersangkutan. Skor baku diperoleh
sukarela, tidak lengkap (jika diperlukan) untuk setiap
d. mengulangi secara komponen berdasarkan ekuvalensi
sukarela, lengkap skor mentah masing-masing
No.5 . Mempertanyakan hasil komponen.
penemuan orang lain.
a. tidak menghiraukan
Penutup
temuan ternan
b. membaca sepintas temuan Sikap ilmiah merupakan sikap
ternan yang harus ada pada diri seorang
c. membaca semua temuan ilmuwan atau akademisi ketika
ternan menghadapi persoalan-persoalan
d. membaca semua, member ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu
komentar dibiasakan dalam berbagai forum
No. 6. Melaporkan hasil pengamatan ilmiah, misalnya dalam diskusi,
r . • yang dilakukan seminar, loka karya, dan penulisan
a. tidak membuat laporan karya ilmiah
b. membuat laporan kurang Sikap-sikap ilmiah yang
lengkap dimaksud adalah sebagai berikut.
c. membuat laporan lengkap

£5I! 2£_ aa;:a --


JURNALPELANGI 1/MU VOLUME 2 NO.5, ME/ 2009

• Sikap ingin tahu. Sikap ingin disampaikan memang berasal


tahu ini terlihat pada kebiasaan dari pemyataan atau pendapat
bertanya tentang berbagai hal orang lain.
yang berkaitan dengan bidang • Sikap berani mempertahankan
kajiannya. Mengapa demikian? kebenaran. Sikap ini menampak
Bagairnana caranya? Apa saja pada ketegaran membela fakta
unsur-unsurnya? Dan seterus- dan hasil temuan lapangan atau
nya. pengembangan walapun berten-
• Sikap kritis. Sikap kritis ini tangan atau tidak sesuai derigan
terlihat pada kebiasaan mencari teori atau dalil yang ada
informasi sebanyak mungkin • Sikap menjangkau ke depan.
berkaitan dengan bidang Sikap ini dibuktikan dengan
kajiannya untuk dibanding- selalu ingin membuktikan
banding kelebihan-keku- hipotesis yang disusunnya derni
rangannya, kecocokan-tidaknya, pengembangan bidang ilmunya.
kebenaran-tidaknya, dan seba-
gamya.
• Sikap terbuka. Sikap terbuka ini
terlihat pada kebiasaan mau
mendengarkan pendapat, argu-
pmentasi, kritik, dan keterangan
orang lain, walaupun pada
akhirnya pendapat, argumentasi,
kritik, dan keterangan orang lain
tersebut tidak diterima karena
tidak sepaham atau tidak sesuai.
• Sikap objektif. Sikap objektif ini
terlihat pada kebiasaan
menyatakan apa adanya, tanpa
diikuti perasaan pribadi.
• Sikap rela menghargai karya ,t
orang lain. Sikap menghargai
karya orang lain ini terlihat pada
kebiasaan menyebutkan sumber
secara jelas sekiranya
pemyataan atau pendapat yang
.,
·. - - - · - --

JURNAL PELANGI 1/MU VOLUME 2 NO. 5, MEl 2009

Daftar Pustaka

Anni, Catharina Tri. 2005.Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT MKK UNNES.

Anom, 1989. Psikologi be/ajar. Semarang: IKIP Semarang Press.


.,
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: RINEKA CIPTA

--------------.2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati, Mudjiono. 1994. Be/ajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mudzakar, Ahmad dan Joko Sutrisno. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pustaka
Setia.

Natawidjaja, Rochman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta: AriefJaya.

Riyanto, Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC

Santoso, Singgih. 2002. SPSS Versi 10. Jakarta: Gramedia.

Sembiring,RK. 1989. Ana/isis Regresi. Bandung: ITB.

Singarimbun, Masri dan Sofien Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Soejati, Zanzawi. 1996. Metode Statistika. Jakarta: UT.

Subagyo, Pangestu. 1986. Forecasting Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: TARSITO.

------. 2003. Teknik Ana/isis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: ,(

r. TARSITO.
lI

JURNAL PELANGI 1/MU VOLUME 2 NO. 5, MEl 2009

Supranto, J.l997. Metode Riset. Jakarta:·Rineka Cipta

Suyitno, Amin. 1997. Pengukuran Skala Sikap Seseorang Terhadap Mata Pelajaran
Matematika. Semarang: FMIPA IK1P Semarang.

Tampomas, Husein. Matematika SMP kelas 3 . Jakarta: Yudistira

----------.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Triton, PB. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta

Yul, Iskandar. 2004. Tes, Bakat, Minai, Sikap dan Personality MMPI-DG, Jakarta:
Yayasan Darma Graha.

www.kompas.com

www.depdiknas.go.id/jurna/127!Sikap_ilmiah_sebagai wahana_peng.htm

www.depdiknas.go.id/jurna/132/pemberdayaan_mata_pembelajaran_ipa.htm

(_

El

Anda mungkin juga menyukai